Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman 18-23

Volume 8, Nomor 1, Mei 2017


ISSN 2086-9185

STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU MELATI DESA SENDANGADI MLATI SLEMAN


YOGYAKARTA

Endah Puji Astuti1


1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Latar Belakang : Gizi merupakan faktor determinan utama yang berhubungan


dengan kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak
hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah sosial, ekonomi, budaya, pola asuh,
pendidikan, dan lingkungan. Anak-anak berusia kurang dari lima tahun adalah
kelompok rentan untuk masalah gizi dan kesehatan. Gangguan gizi yang terjadi pada
periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada
masa selanjutnya terpenuhi. Balita di Kabupaten Sleman pada tahun 2014, dari total
3,731 balita mengalami gizi buruk sebanyak (0,30%), kurang (3,60%), baik (94,40%)
dan gizi lebih (1,74%). Tujuan : Mengetahui gambaran status gizi balita di Posyandu
Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa Sendangadi Mlati Sleman
Yogyakarta. Metode :Jenis penelitian deskriptif. Sampel diambil dengan teknik total
sampling sebanyak 50 ibu balita. Instrument penelitian adalah kuesioner dan
timbangan di uji validitas dan reliabilitas. Analisis univariat dengan persentase. Hasil
: Balita di Posyandu Melati terbanyak memiliki status gizi baik (74%), kurang (18%),
lebih (4%) dan buruk (4%). Karakteristik umur terbanyak 20-35 tahun (82%),
pendidikan SMU/sederajatnya 54%, ibu tidak bekerja (54%) dan pengetahuan baik
(80%). Kesimpulan : Status gizi balita sebagian besar baik (74%).

Kata kunci: status gizi, balita


ABSTRACT

Background: Nutrition is a major determinant factors related to the quality of human


resources. Nutritional problems have spacious dimensions, not only a health problem
but also a social, economic, cultural, upbringing, education, and environment.
Children aged less than five years old are vulnerable to nutritional and health
problems. Nutritional disorder that occurs in this period is permanent, although it
can not be restored during the next nutritional needs are met. Toddler in Sleman
district in 2014, of a total of 3.731 children under five suffering from severe
malnutrition as much (0.30%), less (3.60%), good (94.40%) and nutrition (1.74%).
Objective: To determine the nutritional status of children in the picture IHC Melati
Padukuhan Karanggeneng and mulungan Sendangadi Mlati Kulon village in Sleman,
Yogyakarta. Method: A descriptive study. Samples were taken with total sampling of
50 mothers. Research instrument was a questionnaire and the scales validity and
reliability. Univariate analysis with percentages. Results: Toddlers in IHC Melati most
had good nutritional status (74%), less (18%), more (4%) and bad (4%).
Characteristics largest age 20-35 years (82%), high school education / sederajatnya
54%, mothers do not work (54%) and good knowledge (80%). Conclusion:
Nutritional status of children under five mostly good (74%).

Keywords: nutritional status, toddler

18
Endah Puji Astuti | Status Gizi Balita di Posyandu Melati ...

PENDAHULUAN kurang sebanyak 134 balita (3,60%),


Kebutuhan gizi yang baik gizi baik sebanyak 3,521 balita
merupakan persyaratan utama dalam (94,40%) dan gizi lebih sebanyak 65
mewujudkan sumber daya manusia balita (1,74%)3.
yang berkualitas. Periode dua tahun Berdasarkan pemantauan status
pertama kehidupan merupakan masa gizi pada bulan Februari 2015, di
kritis, karena pada masa sekarang Wilayah Kerja Puskesmas Mlati I,
terjadi pertumbuhan dan perkemba kejadian gizi buruk terbanyak yaitu
ngan yang sangat pesat. Gangguan gizi Desa Sendangadi dari total 956 balita.
yang terjadi pada periode ini bersifat Jumlah gizi buruk sebanyak 3 balita
permanen, tidak dapat dipulihkan (0,10%), gizi kurang sebanyak 69
walaupun kebutuhan gizi pada masa balita (7,22%), gizi baik sebanyak 863
selanjutnya terpenuhi1. balita (90,27%) dan gizi lebih
Pada usia balita, kecukupan gizi sebanyak 21 balita (2,20%).
pada anak sangat tergantung kepada
ibu atau pengasuhnya. Anak balita METODE PENELITIAN
merupakan kelompok yang menun Jenis penelitian yang digunakan adalah
jukkan pertumbuhan badan yang deskriptif kuantitatif. Subyek adalah
pesat, sehingga memerlukan kebutu ibu yang mempunyai balita di Pos
han zat gizi yang tinggi setiap kilogram yandu Melati Padukuhan Karangge
berat badannya. Pada masa bayi dan neng dan Mulungan Kulon berjum lah
balita, orang tua harus selalu memper 50 orang. Pengambilan data dilaksana
hatikan kualitas dan kuantitas maka kan pada bulan April 2015. Sampel
nan yang dikonsumsi anak dengan diambil dengan teknik total sampling.
membiasakan pola makan yang seim Data didapatkan dari hasil pengisian
bang dan teratur setiap hari, sesuai angket untuk karakteristik, kuesioner
dengan tingkat kecukupannya2 tentang pengetahuan ibu tentang gizi
Berdasarkan pemantauan status balita dan timbangan untuk menukur
gizi balita tahun 2014 di Kabupaten status gizi. Analisa data menggunakan
Sleman, di dapatkan hasil dari total univariat dengan persentase.
3,731 balita, jumlah balita dengan gizi
buruk sebanyak 11 balita (0,30%), gizi
19
Endah Puji Astuti | Status Gizi Balita di Posyandu Melati ...

HASIL
1. Karakteristik ibu 2. Gizi balita
Karakteristik orang tua meliputi: Balita di posyandu melati
umur, pendidikan, pekerjaan, peker terbanyak memiliki status gizi baik
jaan dan pengetahuan ibu tentang gizi sebanyak 74%, disusul gizi kurang
balita. Berdasarkan umur responden 18% dan balita dengan gizi lebih
terbanyak 20- 35 tahun sebesar 82%, ataupun buruk masing-masing 4%.
pendidikan SMU/sederajat sebesar Tabel 2 Distribusi Frekuensi Status
54%, pekerjaan ter banyak tidak Gizi Balita di Posyandu Melati.
bekerja sebesar 50% dan pengetahuan
tentang gizi balita sebagian besar baik Status gizi
80%. (BB/Umur) N %
Lebih 2 4
Tabel 1 Distribusi Frekuensi dan
Baik 37 74
Presentase Karakteristik
respo nden di Posyandu Kurang 9 18
Melati. Buruk 2 4
Total 50 100
Karakteristik F % (Sumber : data sekunder 2015).
Umur :
20-35 41 82
>35 9 18 PEMBAHASAN
Total 50 100 Hasil penelitian di Posyandu
Pendidikan :
SD 1 2 Melati Padukuhan Karanggeneng dan
SMP 14 28 Mulungan Kulon, Desa Sendangadi
SMU/sederajat 27 54
Perguruan 8 16 Mlati Sleman, menunjukkan bahwa
Tinggi 50 100 dari 50 balita yang diambil sebagian
Total
Pekerjaan : besar memiliki status gizi baik. Status
Tidak bekerja 25 50 gizi balita dipengaruhi oleh beberapa
Swasta 24 48
faktor diantaranya ada dua yaitu faktor
Wiraswasta 1 2
Total 50 100 langsung dan tidak langsung. Faktor
Pengetahuan:
langsung yaitu gangguan gizi khus
Baik 40 80
Cukup 7 14 usnya gangguan gizi pada bayi dan
Kurang 3 6
balita adalah tidak sesuai jumlah gizi
Total 50 100
(Sumber: data primer diolah 2015). yang diperoleh dari makanan dengan

20
Endah Puji Astuti | Status Gizi Balita di Posyandu Melati ...

kebutuhan tubuh bayi dan balita. Usia ibu balita sebagian 20-35
Sedangkan faktor tidak langsung tahun, usia tersebut termasuk usia
diantaranya ada pengetahuan, pre dewasa, dimana secara psiko-emosi
sepsi, kebiasaan atau pantangan, onalnya sudah stabil dan sudah
kesukaan atau jenis makanan tertentu, memiliki kesungguhan dalam mera
jarak kelahiran yang terlalu rapat, wat, mengasuh serta membesarkan
sosial ekonomi dan penyakit infeksi5. anaknya. Dilihat dari tingkat pendi
Ibu balita di posyandu Melati dikan terbanyak ibu balita berpen
sebagian besar mempunyai pengeta didikan SMU/sederajat nya, disusul
huan baik. Pengetahuan ibu balita yang lulusan SMP dan pergu ruan tinggi. Ibu
baik tentang gizi antara responden dengan tingkat pendi dikan tinggi
yang paling banyak mengetahui, yaitu cenderung memiliki pengetahuan yang
tentang cara pengolahan bahan luas dan mudahnya menangkap infor
makanan dan makanan sebagai sumber masi baik dari pendidikan formal yang
gizi. Sikap dan pengetahuan tentang mereka tempuh maupun dari media
gizi anak yang baik akan memberikan massa (cetak dan elektronik) untuk
dampak pada pola pem berian menjaga kesehatan anak dalam
makanan yang diberikan kepada anak mencapai status gizi yang baik
balita sehingga berpe ngaruh terhadap sehingga perkembangan anaknya
status gizi anak balita. Pengetahuan menjadi lebih optimal. Sema kin tinggi
seseorang biasa nya diperoleh dari pendidikan orang tua maka pengeta
pengalaman yang berasal dari berbagai huannya akan gizi akan lebih baik5.
macam sumber, misalnya : petugas Ibu balita separuh tidak
kesehatan, media massa, media memiliki pekerjaan dan hanya diru
elektronik, buku petunjuk, media mah sebagai ibu rumah tangga, dimana
poster, kerabat dekat, dan sebagainya. perawatan anak dilakukan sendiri
Sedangkan faktor-faktor yang mulai dari menyiapkan maka nan,
mempengaruhi pengeta huan antara menyuapi, menyiapkan segala kebu
lain: umur, pendidikan, informasi, tuhan anak dan lain sebagainnya,
sosial ekonomi, budaya, dan pekerjaan6 sehingga kebutuhan gizi anak anak
dapat terpenuhi dengan baik. Hal ini
juga terkait dengan ekonomi keluarga,
21
Endah Puji Astuti | Status Gizi Balita di Posyandu Melati ...

walaupun ibu tidak pekerja namun salah konsepsi tentang kebutuhan


pendapatab sari suami sudah mencu makanan dan nilai pangan adalah
kupi semua kebutuhan keluarga. umum dijumpai setiap negara di dunia.
Keluarga dengan pendapat lebih Kemiskinan dan kekurangan
kemungkinan besar akan baik bahkan persediaan makanan ber gizi
berlebihan dalam memenuhi kebu merupakan faktor penting dalam
tuhan makanan5. masalah masalah kurang gizi. Ada
Balita yang mengalami masalah sebab yang lain yang lebih penting dari
status gizi sebanyak 26% dengan gizi gangguan gizi adalah kurangnya
kurang 4%, gizi lebih dan buruk pengetahuan tentang gizi atau kemam
masing-masing 2%. Hal ini dapat puan untuk menerapkan informasi
dipengaruhi oleh pekerjaan, ekonomi, dalam kehidupan sehari-hari(8).
dan pengatahuan ibu. Hasil penelitian
didapatkan separuh ibu balita bekerja KESIMPULAN
swasta dan wiraswasta, dimana ibu Status gizi pada balita sebagian
bekerja diluar rumah sehingga penga besar gizi baik (74%), gizi kurang
suhan anaknya tidak dilakukan sendiri (18%), gizi lebih (4%) dan gizi buruk
melainkan anak dititipkan pada (4%). Dilihat dari karakteristiknya
pengasuh atau penitipan anak dan ibu sebagian besar umur 20-35 tahun,
kurang memperhatikan kebutuhan gizi pendidikan SMU/sederajat, ibu tidak
anaknya. Terbanyak ibu balita tidak bekerja dan memiliki pengetahuan
bekerja, dimana pendapatan dari baik tentang gizi pada balita.
suami yang pas-pasan sehingga
mempengaruhi daya beli dan minim SARAN
nya kesediaan pangan yang bergizi. Orang tua juga harus lebih
Pengetahuan ibu tentang gizi memantau status gizi anak untuk
balita, masih terdapat ibu yang tumbuh kembang anak yang optimal,
memiliki pengetahuan kurang. Pengeta dengan memberikan makanan yang
huan ibu balita yang kurang tentang bergizi seimbang. Bagi kader balita
gizi paling banyak belum mengetahui lebih perhatian pada balita yang
tentang definisi gizi dan kebutuhan gizi memiliki masalah gizi (gemuk, kurang
balita. Kurangnya pengetahuan dan mauoun buruk) dan segera dilaporkan
22
Endah Puji Astuti | Status Gizi Balita di Posyandu Melati ...

pada bidan desa atau puskesmas agar tus Gizi Anak Usia Lima Tahun.
Wonogiri.
dapat segera dicari penyebab masalah
gizi dan ditindak lanjuti penanganan
nya.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. (2007). Kebutuhan Gizi.


Yogyakarta: RI.

Dinkes, Sleman. (2014). Penilaian Sta


tus gizi Berdasarkan Indeks BB/Umur.
Sleman: Yogyakarta

Proverawati, Atika &Erna Kusuma,


Wati. (2011). Ilmu Gizi untuk
Keperawatan dan Gizi Keseha
tan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Kristiani, dkk. (2013). Hubungan


Antara Karakteristik Peker
jaan Ibu dengan Status Gizi
Anak Usia 4-5 Tahun di TK
Salamo Pontianak. Pontianak.

Paath, E.F dkk. (2005). Gizi dalam


Kesehatan Reproduksi. Jakarta :
Salemba Medika.

Wawan, A & Dewi. (2010). Pengeta


huan, Sikap dan Perilaku Manu
sia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Mubarak, W.I. (2011). Promosi Kese


hatan untuk Kebidanan. Jakar
ta : Salemba Medika.

Handono, N.P. (2010). Hubungan Ting


kat Pengetahuan pada Nut risi,
Pola Makan, dan Energi
Tingkat Konsumsi dengan Sta

23
Endah Puji Astuti | Status Gizi Balita di Posyandu Melati ...

24

Anda mungkin juga menyukai