Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TEORI BELAJAR-OBE-KKNI-PENGEMBANGAN KURIKULUM

CRITICAL JOURNAL REVIEW


STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU MELATI DESA SENDANGADI MLATI
SLEMAN YOGYAKARTA

DOSEN :Dr.Surya Masniari Hutagalung, M.Pd,

Oleh:

Nama : CINDY LINKOLN

Nim: 173311070172

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

MEDAN

2018
I. Pengantar
Kebutuhan gizi yang baik merupakan persyaratan utama dalam mewujudkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis,
karena pada masa sekarang terjadi pertumbuhan dan perkemba ngan yang sangat pesat.
Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan
walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi.
Pada usia balita, kecukupan gizi pada anak sangat tergantung kepada ibu atau
pengasuhnya. Anak balita merupakan kelompok yang menun jukkan pertumbuhan badan
yang pesat, sehingga memerlukan kebutu han zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat
badannya. Pada masa bayi dan balita, orang tua harus selalu memper hatikan kualitas dan
kuantitas maka nan yang dikonsumsi anak dengan membiasakan pola makan yang seim bang
dan teratur setiap hari, sesuai dengan tingkat kecukupannya
Berdasarkan pemantauan status gizi balita tahun 2014 di Kabupaten Sleman, di
dapatkan hasil dari total 3,731 balita, jumlah balita dengan gizi buruk sebanyak 11 balita
(0,30%), gizi kurang sebanyak 134 balita (3,60%), gizi baik sebanyak 3,521 balita (94,40%)
dan gizi lebih sebanyak 65 balita (1,74%).
Berdasarkan pemantauan status gizi pada bulan Februari 2015, di Wilayah Kerja
Puskesmas Mlati I, kejadian gizi buruk terbanyak yaitu Desa Sendangadi dari total 956
balita. Jumlah gizi buruk sebanyak 3 balita (0,10%), gizi kurang sebanyak 69 balita
(7,22%), gizi baik sebanyak 863 balita (90,27%) dan gizi lebih sebanyak 21 balita
(2,20%).

II. Ringkasan Artikel/Hasil Penelitian


Balita di Posyandu Melati terbanyak memiliki status gizi baik (74%), kurang (18%),
lebih (4%) dan buruk (4%). Karakteristik umur terbanyak 20-35 tahun (82%), pendidikan
SMU/sederajatnya 54%, ibu tidak bekerja (54%) dan pengetahuan baik (80%).
III. Keunggulan Penelitian
a. Kegayutan Antar Elemen
Pada kegayutan antar elemen dalam jurnal, penulis mampu menyajikan materi secara
berurutan dan sistematis.
b. Orginalitas Temuan
Pada jurnal terlampir data-data yang akurat sehingga keoriginalitas penelitian bisa
dikatakan baik dan mencukupi standar untuk melakukan penelitian.
c. Kemutahiran Masalah

Pada jurnal telah disajikan tentang informasi publik Mengenai Status Gizi Balita Di
Posyandu Melati Desa Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta

d. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian


Pada jurnal tersebut tidak dijumpai satupun kalimat yang menyimpang dari gagasan
utama ataupun loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan . penulis mampu
menghubungkan antara paragraph utama dan hubungan yang disampaikan pada paragraph
dan juga penulis mampu memadupadankan setiap penggunaan kata-kata dalam setia
paragraph. Dan juga jurnal ini sangat bagus karena disertai contoh-contoh dan hasil data
penelitiannya.

IV. Kelemahan Penelitian


a. Kegayutan Antar Elemen
Pada kegayutan antar elemen dalam jurnal Penulis sudah mampu menjabaarkan
dengan baik
b. Orginalitas Temuan
Pada jurnal data-data yang terlampir pada jurnal tersebut tidak secara detail pada
objeknya. Sehingga pembaca kurang memahami maksud dari objek yang digambarkan
tersebut. Hanya barupa kata-kata saja tidak disertai table, bagan maupun diagram.

c. Kemutahiran Masalah
Kemutakhiran pada jurnal ini diuraikan tidak memiiki unsure mutakhir, hal ini dapat
dilihat dari data-data yang disajikan penulis yang melampirkan data laporan penelitian.

d. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian


Pada bagian kohesi dan koherensi jurnal tidak dapat ditemukan kelemahannya hal ini
dikarenakan penulis sudah sangat bagus dalam memaparkan materi dan tidak ada satupun
pembahasan yang menyimpang maupun loncat-loncat sehingga para pembaca tidak
dibinggungkan.
II. Implikasi Terhadap
a. Teori

Jurnal ini sangat bermanfaat untuk dijadikan landasan teori ataupun bahan ajar mengetahui
informasi publik mengenai mengenai Mengenai Status Gizi Balita Di Posyandu Melati
Desa Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta

b. Program Pembangunan di Indonesia

Jurnal ini sangat bagus sehingga dengan membaca jurnal ini kita dapat mengetahui
informasi publik mengenai mengenai Mengenai Status Gizi Balita Di Posyandu Melati
Desa Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta

c. Pembahasan dan analisis

Jurnal ini sangat bagus dari segi pembahasan dan analisisnya karena pada jurnal ini sudah
sangat jelas dalam menyajikan materi sehingga dapat membantu pembaca sebagai
mahasiswa dengan jurnal ini pembaca dituntut untuk lebih mengetahui dan mampu
menggunakan Mengenai Status Gizi Balita Di Posyandu Melati Desa Sendangadi Mlati
Sleman Yogyakarta sebagai bahan belajar. Selain itu juga jurnal ini dapat memberikan
informasi mengetahui mengenai Mengenai Status Gizi Balita Di Posyandu Melati Desa
Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta.

III. Kesimpulan dan saran


1 Kesimpulan
Status gizi pada balita sebagian besar gizi baik (74%), gizi kurang (18%), gizi lebih
(4%) dan gizi buruk (4%). Dilihat dari karakteristiknya sebagian besar umur 20-35
tahun, pendidikan SMU/sederajat, ibu tidak bekerja dan memiliki pengetahuan
baik tentang gizi pada balita.

2 SARAN
Orang tua juga harus lebih memantau status gizi anak untuk tumbuh kembang anak
yang optimal, dengan memberikan makanan yang bergizi seimbang. Bagi kader
balita lebih perhatian pada balita yang memiliki masalah gizi (gemuk, kurang
mauoun buruk) dan segera dilaporkan pada bidan desa atau puskesmas agar dapat
segera dicari penyebab masalah gizi dan ditindak lanjuti penanganan nya.

PUSTAKA

1 Depkes, RI. (2007). Kebutuhan Gizi.Yogyakarta: RI.


2 Dinkes, Sleman. (2014). Penilaian Sta tus gizi Berdasarkan Indeks BB/Umur.
Sleman: Yogyakarta
3 Proverawati, Atika &Erna Kusuma, Wati. (2011). Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan
Gizi Keseha tan. Yogyakarta: Nuha Medika.
4 Kristiani, dkk. (2013). Hubungan Antara Karakteristik Peker jaan Ibu dengan
Status Gizi Anak Usia 4-5 Tahun di TK Salamo Pontianak. Pontianak.
5 Paath, E.F dkk. (2005). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Salemba
Medika.
6 Wawan, A & Dewi. (2010). Pengeta huan, Sikap dan Perilaku Manu sia. Yogyakarta:
Nuha Medika.
7 Mubarak, W.I. (2011). Promosi Kese hatan untuk Kebidanan. Jakar ta : Salemba
Medika.
8 Handono, N.P. (2010). Hubungan Ting kat Pengetahuan pada Nut risi, Pola Makan,
dan Energi Tingkat Konsumsi dengan Sta tus Gizi Anak Usia Lima Tahun.
Wonogiri.

Anda mungkin juga menyukai