Anda di halaman 1dari 15

Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak serta

Kaitannya dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Sidorejo Lor

Proposal Tugas Akhir

Disusun Oleh:

Ria Harmonis

472017440

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Tugas Akhir ini telah disetujui oleh

Pembimbing

Salatiga, 24 Juli 2020

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Sarah Melati Davidson, S.Gz.,M.Si Gelora Mangalik, S.Gz.,M.Si


Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak serta
Kaitannya dengan Status Gizi Balita Di Puskesmas Sidorejo Lor

Knowledge, Attitudes, and Practices of Infant and Child Feeding and its
Relation to the Nutritional Status of Children Under Five in Puskesmas
Sidorejo Lor
Sarah Melati Davidson1, Gelora Mangalik1, Ria Harmonis
1
Program Studi Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana

Email : sarah.davidson@uksw.edu

Abstrak

Masa balita merupakan usia yang rentan dan kelompok masyarakat yang rawan gizi
dimana prevalensi tertinggi kurang gizi ditemukan pada kelompok tersebut. Masalah gizi
yang terjadi pada balita terjadi karena kesalahan dalam pemberian makanan, oleh karena itu
praktik pemberian makan bayi dan anak harus dilakukan secara tepat dan benar. Praktik
pemberian makan bayi dan anak dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik ibu tentang
pemberian makan bayi dan anak (PMBA) dengan status gizi balita. Desain penelitian ini
adalah cross sectional study dengan subjek dan populasi ibu yang memiliki balita usia 24-59
bulan. Lokasi dan subjek dipilih secara purposive di Puskemas Sidorejo Lor. Status gizi anak
diukur menggunakan indeks BB/U. Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu tentang pemberian
makan bayi dan anak diukur menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap, dan praktik.

Kata kunci: Pengetahuan ibu, sikap ibu, praktik pemberian makan, status gizi

Abstract

Childhood is a vulnerable age and nutrient-prone community groups where the


highest prevalence of malnutrition is found in that group. Nutrition problems that occur in
infants occur due to errors in feeding, therefore the practice of feeding infants and children
must be done appropriately and correctly. The practice of infant and child feeding is
influenced by mother's knowledge and attitude. The objectives of this study was to determine
the relationship of knowledge, attitudes, and practices of mothers regarding infant and child
feeding (PMBA) with the nutritional status of toddlers. The design of this study was cross
sectional study with the subject and population of mothers who have toddlers aged 24-59
months. The location and subject were chosen purposively at the Sidorejo Lor Health Center.
The nutritional status of children is measured using the BB / U index. Mother's knowledge,
attitudes, and practices regarding infant and child feeding are measured using a knowledge,
attitude and practice questionnaire.

Keywords: mother’s knowledge, mother’s attitude, feeding practices, nutritional status


Pendahuluan
Masa balita merupakan usia yang rentan dan kelompok masyarakat yang rawan gizi
dimana prevalensi tertinggi kurang gizi ditemukan pada kelompok tersebut (Darmawan dan
Sinta, 2015). Berdasarkan data WHO (World Health Organization) 2019, sebanyak 28,2%
balita di dunia yang mengalami masalah gizi buruk dan kurang. Asia Tenggara pada tahun
2010-2019 melaporkan bahwa sebanyak 45,7% balita yang mengalami masalah gizi buruk
maupun kurang. Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
menunjukkan sebanyak 17,7 % balita yang mengalami masalah gizi di Indonesia. Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah melaporkan bahwa sebesar 15,3 % balita yang mengalami
masalah gizi buruk maupun gizi kurang (Riskesdas, 2018). Dinas Kesehatan Kota Salatiga
melaporkan sebanyak 11 kasus balita yang mengalami gizi buruk dan kurang (Dinkes Kota
Salatiga, 2018).

Gizi kurang merupakan suatu permasalahan kesehatan yang disebabkan oleh asupan
zat gizi dari makanan yang kurang, terdapat penyakit infeksi. Masalah gizi kurang pada
umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya
kualitas lingkungan atau sanitasi, kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang gizi,
menu seimbang dan kesehatan serta adanya daerah miskin gizi (Liestyawati, L, 2018).
Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu tentang gizi yang cukup akan berdampak terhadap status
gizi balita yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena ibu yang memiliki pengetahuan, sikap,
dan praktik yang baik akan lebih mengetahui informasi terkait pemenuhan gizi anak dan
tentunya akan berpengaruh pula terhadap praktek pemberian dan penyediaan makanan sehat
dan beragam (Yulianti, 2010).

WHO (World Health Organization) dan UNICEF (United Nations Children’s Fund)
memberikan rekomendasi tentang 4 standar emas pemberian makan bayi dan anak (PMBA)
yang tercantum dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding yaitu memberikan
air susu ibu (ASI) kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan
ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan
pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan serta
meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Rahmawati dkk.,2019).
Praktik pemberian makanan pada bayi dan anak (PMBA) harus dilakukan secara
benar dan tepat. Kesalahan pemberian makanan dapat mengakibatkan masalah gizi kurang
dan balita pendek. Rendahnya praktik pemberian makan bayi dan anak yang tepat sangat
terkait dengan pengetahuan, sikap dan motivasi yang dimiliki oleh ibu. Salah satu faktor
sulitnya melakukan penanganan gizi kurang di Indonesia adalah pengetahuan ibu atau
pengasuh yang tidak memadai dan praktik pemberian makanan yang tidak tepat (Rahmawati
dkk., 2019). Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh ibu akan berpengaruh terhadap sikap
dan praktik dalam pemberian makanan bayi dan anak. Pemberian makan bayi dan anak yang
salah akan berpengaruh pada keadaan gizi anak, sehingga kesalahan ini akan memberikan
dampak terjadinya gizi kurang dan gizi buruk pada anak. Sikap merupakan perasaan positif
dan negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap objek,
orang, dan keadaan (Liestyawati, L, 2018).

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa masalah gizi yang terjadi pada balita
umumnya disebabkan karena kebiasaan pemberian ASI dan MP-ASI yang tidak tepat dari
segi kualitas dan kuantitas, serta kurangnya pemahaman ibu bahwa bayi sejak berusia 6 bulan
sudah seharusnya mendapatkan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang baik. Pertumbuhan
balita dipengaruhi oleh kualitas makanan yang dikonsumsi sehari-hari, sehingga penting
untuk memperhatikan pola asuh makan anak (Nurhayati dan Tri, 2018). Pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat terjadi pada kelompok anak usia balita, maka dari itu
kebutuhan gizi balita sangat penting dan pemberian gizi seimbang pada periode ini dilakukan
untuk mendukung perkembangan anak secara optimal (Davidson dkk., 2020).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti perlu untuk melakukan penelitian
dengan judul Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak serta
kaitannya dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Sidorejo Lor, Salatiga. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik ibu tentang
pemberian makan bayi dan anak (PMBA) dengan status gizi balita.

Metode

Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional.


Penelitian akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Lor pada Agustus-
Desember 2020. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini yaitu pengetahuan,
sikap, dan praktik ibu tentang PMBA sebagai variabel bebas dan status gizi balita sebagai
variabel terikat. Teknik pengambilan data dilakukan menggunakan angket atau kuesioner
yang telah dilakukan uji validasi. Populasi dan subjek penelitian ini adalah ibu yang memiliki
balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Sidorejo Lor, Salatiga. Responden dipilih dengan teknik
purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria inklusi dari sampel penelitian ini
adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan, balita yang mendapat ASI secara optimal
atau parsial, dapat mendengar dan berbicara dengan jelas, bersedia menjadi responden dan
mengisi informed consent, sedangkan kriteria eksklusi yaitu ibu balita yang memeriksakan
atau menimbang anak di Puskesmas Sidorejo Lor namun tidak bertempat di wilayah kerja
puskesmas tersebut.

Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik subjek (pekerjaan dan pendidikan
ibu, usia balita), data antropometri berupa berat badan dan tinggi badan anak, data
pengetahuan, data sikap, dan data praktik pemberian makan bayi dan anak. Berat badan balita
diukur langsung menggunakan timbangan yang telah dikalibrasi, sedangkan pengukuran
tinggi badan menggunakan microtoice. Status gizi balita dinilai berdasarkan indeks berat
badan menurut umur (BB/U) dengan kategori Z-score berdasarkan Permenkes RI Nomor 2
tahun 2020 yaitu < -3SD (berat badan sangat kurang atau severly underweight), -3SD sd < -
2SD (berat badan kurang atau underweight), -2SD sd +1SD (berat badan normal), dan >
+1SD (risiko berat badan lebih) (Kemenkes RI, 2020). Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu
tentang pemberian makan bayi dan anak diukur menggunakan kuesioner pengetahuan tentang
PMBA, kuesioner sikap tentang PMBA, dan kuesioner praktik PMBA. Pengetahuan, sikap,
dan praktik ibu tentang PMBA diukur dengan menggunakan kuesioner dengan ketentuan nilai
0 bila ibu menjawab salah dan nilai 1 bila ibu menjawab benar. Total nilai tersebut masing-
masing dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kurang (persentase jawaban benar
<60%), sedang (persentase jawaban benar 60-80%), dan baik (persentase jawaban benar
>80%) (Khomsan, 2000).

Data yang diperoleh kemudian diinput dengan proses editing, coding, processing, dan
cleaning. Analisis data yang akan digunakan yaitu Analisis bivariat dan univariat. Analisis
univariat untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian, baik variabel terikat
maupun variabel bebas. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan, sikap, dan praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak dengan status gizi balita.
Sebelum dilakukan analisis bivariat, data akan diuji normalitasnya terlebih dahulu
menggunakan Kolmogrof Smirnov. Uji statistik yang akan digunakan adalah Uji Korelasi
Spearman atau Pearson yaitu untuk mengetahui hubungan Pengetahuan, sikap, dan praktik
pemberian makan bayi dan anak dengan status gizi balita.

Daftar Pustaka

Darmawan, F.H. & Sinta, E.N.M. (2015). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan
Perilaku Pemberian MP-ASI yang tepat pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa
Sekarwangi Kabupaten Sumedang. Jurnal Bidan, Midwife Journal. 1(2),32-42

Davidson, S.M., Khomsan A., & Riyadi, H. (2020). Status Gizi dan Perkembangan Anak
Usia 3-5 tahun di Kabupaten Bogor. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal
of Nutrition). 8(2),143-148.

Dinas Kesehatan Kota Salatiga. (2018). Profil Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2018.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2018.

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Nasional Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.

Khomsan A. (2000). Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor, Intitusi Pertanian Bogor
Liestyawati, L. (2018). Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Booklet Terhadap Pengetahuan
dan Sikap Ibu Baduta Tentang Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) di Desa
Kemusu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Ilmu Gizi. Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Nurhayati, Sri dan Tri Wibowo Anang S.B., S.KM. M. Gizi (2018) Hubungan Praktik
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Status Gizi Baduta di
Kelurahan Sidorejo Kidul Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Skripsi thesis.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rahmawati, S.M.,Madanijah, S.,Anwar,F., & Kolopaking, R. (2019). Konseling oleh Kader


Posyandu Meningkatkan Praktik Ibu dalam Pemberian Makan Bayi dan Anak Usia 6-
24 Bulan di Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Bogor, Indonesia. Journal of The
Indonesian Nutrition Association : Gizi Indon. 42(1):11-22.
The Global Health Observatory (GHO) is a WHO online portal that provides access data and
analyses for monitoring the global helath situation (available at
https://www.who.int/gho/en)

Yulianti, J. 2010. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dan Praktek Pemberian
Makanan Pendamping ASI dengan Status Gizi Bayi Usia 6 sampai 12 bulan di
Puskesmas Karangmalang, Kabupaten Sragen. Skripsi. Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Lampiran

KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK PEMBERIAN
MAKAN BAYI DAN ANAK SERTA KAITANNYA DENGAN
STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS SIDOREJO LOR

KUESIONER KARAKTERISTIK SUBJEK

Nomor Responden : ...............................................................................


Tanggal Wawancara : ...............................................................................
Nama Pewawancara : ...............................................................................

A. Identitas subjek dan responden


1. Nama anak : ..........................................................................
2. Jenis kelamin anak : Laki-laki / Perempuan* (coret salah satu)
3. Tanggal lahir anak : .........................................................................
4. Umur anak : ................................................................bulan
5. Anak ke :................ dari. .............. bersaudara
6. Nama ibu : ..........................................................................
7. Alamat : ..........................................................................
8. Pekerjaan ibu :........................................ (sebutkan)
9. Pendidikan terakhir ibu :
a) Tidak sekolah/tidak tamat SD d) Tamat SMA
b) Tamat SD e) Perguruan Tinggi/Akademik
c) Tamat SMP

B. Pengukuran antropometri
1. Panjang badan atau tinggi badan anak saat ini ....................... Cm
2. Berat badan anak saat ini ..................................................... Kg
KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA)

1. Apakah Ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif ?


a. Ya
b. Tidak

2. Apakah ibu tahu tentang MP ASI?


a. Ya
b. Tidak

3. Apa pengertian ASI eksklusif menurut Ibu ?


a. Pemberian ASI dan susu kaleng dari umur 0-6 bulan
b. Pemberian ASI saja dari umur 0-6 bulan
c. Pemberian ASI dan madu dari umur 0-6 bulan

4. Yang dimaksud makanan pendamping ASI terlalu dini adalah pemberian MP-ASI pada bayi
usia..
a. <4 bulan
b. 4 bulan
c. 6 bulan
d. >6 bulan

5. Menurut ibu, pada umur berapa sebaiknya diberikan makanan tambahan?


a. > 6 bulan
b. < 6 bulan
c. Tidak tahu

6. Sebutkan jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia > 6 bulan?
a. Makanan lunak
b. Makanan padat
c. Mie
d. Kemiri

7. Menurut ibu manakah yang merupakan makanan pendamping ASI (MP-ASI)?


a. Gula
b. Makanan yang dilepeh
c. Bubur susu
d. Nasi

8. Menurut Ibu, berapa kalikah makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi yang
berusia 6-8 bulan?
a. 1-3 kali
b. 4-6 kali
c. 7-10 kali
d. Tidak tentu, tergantung bayi menangis

9. Jenis MP-ASI yang sudah bisa diberikan pada bayi usia 7-9 bulan adalah nasi tim yang terdiri
dari beras, tahu, tempe, dan kacang kacangan
a. Benar
b. Salah
10. Pemberian MP ASI sebelum usia enam bulan adalah sangat dianjurkan karena bayi akan
terhindar dari risiko berat badan lebih dan alergi
a. Benar
b. Salah

Sumber : Hajrah (2016). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pemberian Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) dini di RB Mattiro Baji Kabupaten Gowa. Skripsi Thesis. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan. Jurusan Kebidanan, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
KUESIONER SIKAP TENTANG PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA)
Petunjuk: Berilah tanda ceklis √ dalam kotak pada setiap pertanyaan yang tersedia jika pilihan
tersebut menjadi jawaban anda, bila ada yang kurang mengerti langsung tanyakan
pada peneliti yang bersangkutan.
Ket : SS = sangat setuju
S = setuju
N = netral
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju

No Pernyataan SS S N TS STS
1. Setiap bayi berhak menerima Asi
eksklusif dan diberikan sampai berusia 2
tahun
2. Pemberian ASI diperlukan keahlian atau
latihan khusus agar ASI dapat diberikan
seluruhnya dan produksi ASI lancar.
3. Terdapat perbedaan dalam pertumbuhan
dan perkembangan antara bayi yang diberi
ASI eksklusif dan yang tidak
4. Pada bayi berusia >6 bulan baru boleh
diberikan makanan tambahan

5. Pemberian makanan selain ASI kepada


bayi sebelum bayi berusia 6 bulan
6. Menunda pemberian makanan padat dapat
mengurangi resiko alergi makanan pada
bayi
7. Pemberian makanan pada bayi sebelum usia
6 bulan dapat membantu bayi mengatasi
rasa lapar dan tidak akan menangis
8. Memberi makanan lumat seperti bubur susu
sebagai makanan pertama pada bayi berusia
> 6 bulan
9. Pada bayi berusia 7-9 bulan diberikan lebih
dari 6 kali makanan tambahan setiap hari
10. Anak sebaiknya diberi nasi, lauk hewani,
lauk nabati, sayur dan buah-buahan setiap
hari

Sumber : Ahmad, A.,Madanijah S.,Dwiriani C.M.,Kolopaking R. (2019). Pengetahuan, sikap, motivasi


ibu dan praktik pemberian MP ASI pada anak usia 6-23 bulan : studi formatif di Aceh. Jurnal Gizi
Klinik Indonesia, 16(1), 1-13.
KUESIONER PRAKTIK PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK

1. Apakah selama ini ibu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lain kecuali
air putih, vitamin, dan obat-obatan selama 6 bulan setalah kelahiran anak?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayi tidak terjadwal dan sesering mungkin
sesuai kebutuhan bayi?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah ibu memberikan makanan tambahan lain kepada bayi?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah ibu memberikan minuman tambahan lain kepada bayi?
a. Ya
b. Tidak
5. Berapa usia anak diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) pertama kali?
a. < 6 bulan
b. 6 bulan
c. > 6 bulan
6. Berapa jenis bahan dasar dalam MP-ASI yang diberikan kepada anak?
a. 1 jenis bahan dasar
b. 2 jenis bahan dasar
c. 3 jenis bahan dasar
d. 4 jenis bahan dasar
7. Bagaimana tekstur M-PASI yang diberikan kepada anak?
a. makanan semi cair
b. makanan semi padat
c. makanan lunak
d. makanan padat
8. Berapakah frekuensi pemberian MPASI kepada anak dalam sehari?
a. 1-2 kali makanan utama, 1-2 kali makanan camilan
b. 2-3 kali makanan utama, 1-2 kali makanan camilan
c. 3-4 kali makanan utama, 1-2 kali makanan camilan
9. Porsi pemberian MPASI kepada anak dalam setiap kali makan adalah?
a. 2-3 sendok makan dan ditingkatkan bertahap sampai ½ mangkok kecil atau setara dengan
125 ml
b. ½ mangkok kecil atau setara dengan 125ml
c. ¾ sampai 1 mangkok kecil atau setara dengan 175–250 ml
10. Apakah saat ini anak diberikan susu formula?
a. Ya
b. Tidak

Anda mungkin juga menyukai