Anda di halaman 1dari 13

ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No.

2021

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI


DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 DI PUSKESMAS
BELAKANG PADANG KOTA BATAM TAHUN 2021

Rusdani*, Kasih Purwati**, Ridho Ramadhan***


rusdani@univbatam.ac.id*, kasihpurwati@univbatam.ac.id**,ridhormdn17@gmail.com***
Fakultas Kedokteran Universitas Batam

ABSTRAK

Latar Belakang : Pengetahuan dalam pemberian MP-ASI meliputi kapan saat


anak diberikan MP-ASI dan kemampuan dalam pemberian MP-ASI yang bergizi.
Untuk menanggulangi kekurangan gizi pada bayi dan balita dibutuhkan suatu
pengetahuan dari keluarga. Pengetahuan tersebut dapat di peroleh dari informasi-
informasi yang ada di media massa, selebaran maupun dari petugas kesehatan
sehingga pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI dapat sesuai dengan
perkembangan gizi bayi.
Metode : Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan
studi cross sectional yang dilakukan di Puskesmas Belakang Padang Kota Batam
pada bulan Mei tahun 2021. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 64 responden. Analisis univariat
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji
Spearman Rank.
Hasil : Ibu dengan pengetahuan buruk mengenai MP-ASI adalah 15,6% dan
pengetahuan baik 84,4%.Waktu pemberian MP-ASI tidak tepat adalah 35,9% dan
tepat 64,1%. Jenis pemberian MP-ASI tidak sesuai adalah 21,9% dan jenis yang
sesuai 78,1%. Ibu dengan pendidikan rendah adalah 31,3% dan pendidikan tinggi
68,8%. Anak dengan status gizi buruk adalah 0%, gizi kurang 17,2%, gizi baik
75,0%, dan gizi lebih 7,8%. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dalam
pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi usia 6-24 bulan (p value = 0,003). Ada
hubungan antara waktu pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi usia 6-24
bulan (p value = 0,001) Ada hubungan antara jenis-jenis MP-ASI dengan status
gizi bayi usia 6-24 bulan (p value = 0,000). Ada hubungan antara pendidikan ibu
dengan status gizi bayi usia 6-24 bulan (p value = 0,000).
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dalam pemberian MP-
ASI dengan status gizi bayi usia 6-24 bulan di Puskesmas Belakang Padang Kota
Batam tahun 2021.
Kata Kunci : Pengetahuan, MP-ASI, Status Gizi

Universitas Batam Page 1


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 2021

RELATIONSHIP BETWEEN MATERNAL KNOWLEDGE IN THE


PROVISION OF MP-ASI AND THE NUTRITIONAL STATUS
OF INFANTS AGED 6-24 MONTHS AT PUSKESMAS
BELAKANG PADANG, BATAM CITY IN 2021

Rusdani*, Kasih Purwati**, Ridho Ramadhan***


rusdani@univbatam.ac.id*, kasihpurwati@univbatam.ac.id**,ridhormdn17@gmail.com***
Faculty of Medicine Batam University

ABSTRACT

Background : Knowledge in the provision of MP-ASI includes when children are


given MP-ASI and the ability to provide nutritious MP-ASI. To overcome
malnutrition in infants and toddlers requires a knowledge of the family. This
knowledge can be obtained from information in the mass media, leaflets and from
health workers. Knowledge in the provision of complementary feeding and the
ability to provide nutritious complementary foods.
Method : This research method is an observational analytic with a cross
sectional study approach which was carried out at the BelakangPadang Health
Center, Batam City in May 2021. The sampling technique was purposive
sampling with a total sample of 64 respondents. Univariate analysis is presented
in the frequency distribution table and bivariate analysis using Spearman Rank
test.
Result: The results of the analysis of mothers with poor knowledge about MP-ASI
15.6% and good knowledge 84.4%. The timing of giving MP-ASI was not right
35.9% and right 64.1%. The type of complementary feeding was not appropriate
21.9% and appropriate 78.1%. Mothers with low education 31.3% and higher
education 68.8%. Children with poor nutritional status 0%, poor nutrition 17.2%,
good nutrition 75.0%, and over nutrition 7.8%. There is a relationship between
mother's knowledge in giving complementary feeding with nutritional status of
infants aged 6-24 months (p value = 0.003). There is a relationship between the
timing of complementary feeding and the nutritional status of infants aged 6-24
months (p value = 0.001). There is a relationship between the types of
complementary feeding and the nutritional status of infants aged 6-24 months (p
value = 0.000). There is a relationship between education and nutritional status
of infants aged 6-24 months (p value = 0.000).
Conclusion: There is a relationship between Maternal Knowledge in The
provision MP-ASI with the nutritional status of infants aged 6-24 months at the
BelakangPadang, Batam City in 2021.
Keywords: Knowledge, complementary feeding, nutritional status

Universitas Batam Page 2


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 2021

LATAR BELAKANG memadai, akibatnya sebagian dari


Pengetahuan merupakan hasil anak-anak balita di Indonesia
dari tahu dan ini terjadi setelah menderita gizi buruk dalam bentuk
melakukan pengindraan terhadap stunting dengan proporsi 37%
suatu objek tertentu. Pengetahuan (UNICEF, 2014).
dalam pemberian MP-ASI di Prevalensi status gizi berdasarkan
antaranya meliputi kapan saat anak data Kementrian Kesehatan Republik
diberikan MP-ASI dan kemampuan Indonesia, status gizi balita di
dalam pemberian MP-ASI yang Indonesia tahun 2017 menurut BB/U
bergizi. gizi buruk 3,80%, gizi kurang
Makanan Pendamping ASI 14,00%, gizi baik 80,40% dan gizi
(MP-ASI) merupakan makanan lebih 1,80%. Menurut TB/U sangat
tambahan yang tumbuh kembangnya. pendek 9,80%, pendek 19,80% dan
Pemberian makanan pendamping normal 70,40%. Menurut BB/TB
ASI (MP-ASI) merupakan transisi sangat kurus 2,80%, kurus 6,70%,
dari pemberian ASI eksklusif normal 85,90% dan gemuk 4,60%.
menjadi makanan keluarga, Sedangkan menurut RISKESDAS
pemberian MP-ASI biasanya tahun 2018 balita dengan status gizi
mencakup periode dari 6 hingga 18- sangat pendek dan pendek mencapai
24 bulan, dan merupakan periode 30,8%. RPJM menargetkan di tahun
yang sangat rentan. Ini adalah waktu 2019 status gizi sangat pendek dan
ketika malnutrisi dimulai pada pendek dapat menurun menjadi 17%
banyak bayi, memberikan kontribusi (Kemenkes, 2018).
signifikan terhadap tingginya Keadaan kurang gizi pada bayi
prevalensi gizi buruk pada anak di dan anak disebabkan kebiasaan
bawah lima tahun di seluruh dunia pemberian MP-ASI yang tidak tepat
(Kemenkes RI, 2014). dan ketidaktahuan ibu tentang
Kurang gizi pada bayi bukan manfaat dan cara pemberian MP-ASI
semata-mata disebabkan oleh yang benar sehingga berpengaruh
kekurangan pangan. Beberapa faktor terhadap perilaku ibu dalam
lain yang menjadi penyebab yaitu pemberian MP-ASI. Gizi kurang dan
pemberian MP-ASI yang tidak gizi buruk dapat menyebabkan
adekuat dan penyapihan yang terlalu keterlambatan pertumbuhan badan,
cepat. Hasil penelitian melaporkan perkembangan otak, mengakibatkan
bahwa keadaan kurang gizi pada bayi penurunan daya tahan tubuh terhadap
dan anak disebabkan karena dapat penyakit infeksi, penurunan
juga terjadi akibat ketidaktahuan ibu kecerdasan Intelligence Quotient
mengenai tata cara memberikan MP- (IQ) hingga 10%, dan dampak yang
ASI yang tepat pada anaknya dan paling buruk adalah kematian pada
kurangnya pengetahuan ibu tentang usia dini (Samsul, 2011).
cara memelihara gizi dan mengatur Data Dinas Kesehatan Kota
makanan anaknya (Devriana, 2015). Batam Tahun 2019 menunjukan
MenurutUnited Nations angka kejadian dengan status gizi
Children’s Fund (UNICEF) sekitar kurang terdapat di Puskesmas
63% anak Indonesia usia 6–24 bulan Belakang Padang sebanyak 125 anak
tidak mengkonsumsi Makanan dengan persentase 10.3%.
Pendamping ASI (MP–ASI) yang

Universitas Batam Page 3


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 2021

SUBJEK DAN METODE gizi bayi usia 6-24 bulan (p value =


PENELITIAN 0,003). Ada hubungan antara waktu
Penelitian ini menggunakan pemberian MP-ASI dengan status
desain penelitian survey deskriptif gizi bayi usia 6-24 bulan (p value =
analitik observasional dengan 0,001) Ada hubungan antara jenis-
pendekatan cross sectional. Populasi jenis MP-ASI dengan status gizi bayi
penelitian ini adalah semua Populasi usia 6-24 bulan (p value = 0,000).
adalah keseluruhan objek penelitian Ada hubungan antara pendidikan ibu
atau objek yang diteliti dengan status gizi bayi usia 6-24
(Notoatmodjo, 2012). Adapun bulan (p value = 0,000).
Populasi dalam penelitian ini adalah
ibu yang memliki bayi usia 6-24 1.Distribusi Frekuensi Pengetahuan
bulan yang berkunjung di Puskesmas Berdasarkan dari hasil analisis
Belakang Padang sebanyak 497 univariat distribusi frekuensi
orang dengan jumlah sampel 64 pengetahuan ibu mengenai MP-ASI
responden. Teknik sampel diperoleh hasil sebagai berikut:
menggunakan Purposive Sampling. Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Teknik pengambilan data Pengetahuan Ibu
menggunakan data primer dengan Variabel Frekuensi Presentase
menggunakan kuisioner dan kurva (f) (%)
penimbangan, dan data sekunder Buruk 10 15,6
Baik 54 84,4
dengan pengambilan data dari
Total 64 100
Dinkes kota batam dan data
Dari tabel 1 ini dapat dilihat
Puskesmas Belakang Padang.
bahwa ibu dengan pengetahuan baik
Analisis data menggunakan Sperman
lebih banyak yaitu 54 orang (84,4%).
Rank.
2. Distribusi Frekuensi Waktu
HASIL PENELITIAN
Pemberian MP-ASI
Dari hasil penelitian tentang
Berdasarkan dari hasil analisis
hubungan pengetahuan ibu dalam
univariat distribusi frekuensi waktu
pemberian MP-ASI dengan status
pemberian MP-ASI diperoleh hasil
gizi bayi, berdasarkan analisis
sebagai berikut:
didapatkan Ibu dengan pengetahuan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Waktu
buruk mengenai MP-ASI adalah Pemberian MP-ASI
15,6% dan pengetahuan baik Variabel Frekuensi Presentase
84,4%.Waktu pemberian MP-ASI (f) (%)
tidak tepat adalah 35,9% dan tepat Tidak 23 35,9
64,1%. Jenis pemberian MP-ASI Tepat
tidak sesuai adalah 21,9% dan jenis Tepat 41 64,1
yang sesuai 78,1%. Ibu dengan Total 64 100
pendidikan rendah adalah 31,3% dan Dari tabel 2 ini dapat dilihat
pendidikan tinggi 68,8%. Anak bahwa waktu pemberian MP-ASI
dengan status gizi buruk adalah 0%, yang tepat lebih banyak yaitu 41
gizi kurang 17,2%, gizi baik 75,0%, orang (64,1%).
dan gizi lebih 7,8%. Ada hubungan
antara pengetahuan ibu dalam 3. Distribusi Frekuensi Jenis MP-ASI
pemberian MP-ASI dengan status

Universitas Batam Page 4


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 2021

Berdasarkan dari hasil analisis Dari tabel 4 ini dapat dilihat


univariat distribusi frekuensi jenis bahwa ibu berpendidikan tinggi lebih
MP-ASI diperoleh hasil sebagai banyak yaitu 44 orang (68,8%).
berikut: 5. Distribusi Frekuensi Status Gizi
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jenis bayi usia 6-24 bulan.
MP-ASI Berdasarkan dari hasil analisis
Variabel Frekuensi Presentase univariat distribusi frekuensi status
(f) (%) gizi bayi diperoleh hasil sebagai
Tidak 20 31,3 berikut:
Sesuai Tabel 5. Distribusi Frekuensi Status
Sesuai 44 68,8 Gizi bayi usia 6-24 bulan.
Total 64 100 Variabel Frekuensi Presentase
Dari tabel 3 ini dapat dilihat (f) (%)
bahwa jenis MP-ASI yang sesuai Buruk 0 0
lebih banyak yaitu 44 orang (68,8%). Kurang 11 17,2
Baik 48 75,0
4. Distribusi Frekuensi Pendidikan Lebih 5 7,8
ibu Total 64 100

Berdasarkan dari hasil analisis Dari tabel 5 ini dapat dilihat


univariat distribusi frekuensi bahwa status gizi baik lebih banyak
pendidikan ibu diperoleh hasil yaitu 48 bayi (75,0%).
sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi 6. Hubungan Pengetahuan dengan
Pendidikan Status Gizi
Variabel Frekuensi Presentase Berdasarkan dari hasil analisis
(f) (%) univariat distribusi frekuensi
Rendah 20 31,3
pengetahuan ibu dengan status gizi
Tinggi 44 68,8
diperoleh hasil sebagai berikut:
Total 64 100

Tabel 6. Hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi

Pengetahuan
Jumlah
Status Gizi Buruk Baik p value
F % F % F %
Buruk 0 0 0 0 0 0
Kurang 6 54,5 5 45,5 11 100
0,003
Baik 3 6,3 45 93,8 48 100
Lebih 1 20,0 4 80,0 5 100
Jumlah 10 54 64

Dari table 6 ini dapat dilihat Sedangkan pengetahuan ibu baik


bahwa hasil analisis pengetahuan ibu dengan status gizi buruk 0 orang
buruk dengan status gizi buruk 0 (0%), gizi kurang 5 orang (45,5%),
orang (0%), gizi kurang 6 orang gizi baik 45 orang (93,8%), dan gizi
(54,5%), gizi baik 3 orang (6,3%), lebih yaitu 4 orang (80,0%).
dan gizi lebih 1 orang (20,0%).

Universitas Batam Page 5


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 2021

Berdasarkan analisis dari hasil uji 7. Hubungan Waktu Pemberian MP-


statistik dengan Spearman Rank ASI dengan Status Gizi
diperoleh nilai p= 0,003 (p<0,05) Berdasarkan dari hasil analisis
yang artinya adanya hubungan antara univariat distribusi frekuensi waktu
pengetahuan ibu dalam pemberian pemberian dengan status gizi
MP-ASI dengan status gizi bayi usia diperoleh hasil sebagai berikut:
6-24 bulan di Puskesmas Belakang
Padang Kota Batam tahun 2021.
Tabel 7. Hubungan waktu pemberian MP-ASI dengan status gizi

Waktu Pemberian
Jumlah
Status Gizi Tidak Tepat Tepat p value
F % F % F %
Buruk 0 0 0 0 0 0
Kurang 9 81,8 2 18,2 11 100
0,001
Baik 13 27,1 35 72,9 48 100
Lebih 1 20,0 4 80,0 5 100
Jumlah 23 41 64

Dari table 7 ini dapat dilihat diperoleh nilai p= 0,001 (p<0,05)


bahwa hasil analisis waktu yang artinya adanya hubungan antara
pemberian MP-ASI tidak tepat waktu pemberian MP-ASI dengan
dengan status gizi buruk 0 orang status gizi bayi usia 6-24 bulan di
(0%), gizi kurang 9 orang (81,8%), Puskesmas Belakang Padang Kota
gizi baik 13 orang (27,1%), dan gizi Batam tahun 2021.
lebih yaitu 1 bayi (20,0%).
Sedangkan waktu pemberian MP- 8. Hubungan Jenis MP-ASI dengan
ASI tepat dengan status gizi buruk 0 Status Gizi
orang (0%), gizi kurang 2 orang Berdasarkan dari hasil analisis
univariat distribusi frekuensi jenis
(18,2%), gizi baik 35 orang (72,9%),
MP-ASI dengan status gizi diperoleh
dan gizi lebih 4 orang (80,0%). hasil sebagai berikut:
Berdasarkan analisis dari hasil uji
statistik dengan Spearman Rank

Tabel 8. Hubungan jenis MP-ASI dengan status gizi

Jenis MP-ASI
Jumlah
Status Gizi Tidak Sesuai Sesuai p value
F % F % F %
Buruk 0 0 0 0 0 0
Kurang 9 81,8 2 18,2 11 100
0,000
Baik 4 8,3 44 91,7 48 100
Lebih 1 20,0 4 80,0 5 100
Jumlah 14 50 64

Universitas Batam Page 6


ZONA KEDOKTERAN – Vol. 11 No. 2021

Dari table 8 ini dapat dilihat diperoleh nilai p= 0,000 (p<0,05)


bahwa hasil analisis jenis MP-ASI yang artinya adanya hubungan antara
tidak sesuai dengan status gizi buruk jenis MP-ASI dengan status gizi bayi
0 orang (0%), gizi yang kurang 9 usia 6-24 bulan di Puskesmas
orang (81,8%), gizi baik 4 orang Belakang Padang Kota Batam tahun
(8,3%), dan gizi lebih 1 orang 2021.
(20,0%). Sedangkan jenis MP-ASI
sesuai dengan status gizi buruk 0 9. Hubungan Pengetahuan dengan
orang (0%), gizi kurang 2 orang Status Gizi
(18,2%), gizi baik 44 orang (91,7%), Berdasarkan dari hasil analisis
univariat distribusi frekuensi
dan gizi lebih yaitu 4 bayi (80,0%).
pendidikan ibu dengan status gizi
Berdasarkan analisis dari hasil uji diperoleh hasil sebagai berikut:
statistik dengan Spearman Rank

Tabel 9. Hubungan pendidikan ibu dengan status gizi

Pendidikan
Jumlah p value
Status Gizi Rendah Tinggi
F % F % F %
Buruk 0 0 0 0 0 0
Kurang 9 81,8 2 18,2 11 100
0,000
Baik 10 20,8 38 79,2 48 100
Lebih 1 20,0 4 80,0 5 100
Jumlah 20 44 64

Universitas Batam Page 7


NASKAH PUBLIKASI

Dari table 9 ini dapat dilihat (Puspitasari, 2017). MP-ASI adalah


bahwa hasil analisis pendidikan makanan atau minuman yang
rendah dengan status gizi buruk 0 mengandung gizi diberikan kepada
orang (0%), gizi kurang 9 orang bayi berusia 6-24 bulan guna
(81,8%), gizi baik 10 orang (20,8%), memenuhi kebutuhan gizi selain dari
dan gizi lebih 1 orang (20,0%). ASI (Kemenkes RI, 2014).
Sedangkan pendidikan Tinggi 2. Distribusi Frekuensi Waktu
dengan status gizi buruk 0 orang Pemberian MP-ASI
(0%), gizi kurang 2 orang (18,2%), Berdasarkan hasil penelitian yang
gizi baik 38 orang (79,2%), dan gizi dilakukan peneliti waktu pemberian
lebih yaitu 4 bayi (80,0%). MP-ASI tepat sebesar 64,1%. Dan
Berdasarkan analisis dari hasil uji tidak tepat sebesar 35,9%
statistik dengan Spearman Rank Hal ini dikarenakan bahwa
diperoleh nilai p= 0,000(p<0,05) tingkat pengetahuan dan pendidikan
yang artinya adanya hubungan antara disana tinggi, serta keaktifan dari
pendidikan ibu dengan status gizi petugas kesehatan yang sangat
bayi usia 6-24 bulan di Puskesmas perduli dalam pemantauan status gizi
Belakang Padang Kota Batam 2021. anak tersebut sehingga para orang
PEMBAHASAN tua mendapat penyuluhan tentang
1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan waktu pemberian MP-ASI yang tepat
Ibu Tentang MP-ASI untuk anaknya.
Berdasarkan hasil penelitian yang Salah satu syarat pemberian
dilakukan peneliti terdapat sebagian MP-ASI yaitu diberikan pada saat
besar ibu dengan pengetahuan baik yang tepat. Pemberian MP-ASI
tentang MP-ASI sebesar 84,4%. Dan terlalu dini akan mengurangi
pengetahuan buruk 15,6%. konsumsi ASI, selain itu usia
Maka dapat disimpulkan bahwa sebelum 6 bulan, ginjal, sistem
ini terjadi karena ibu-ibu tersebut pencernaan dan neurologis belum
sering mendapat penyuluhan tentang siap, sedangkan pemberian MP-ASI
gizi dan MP-ASI untuk anak. Ibu-ibu yang terlalu lambat akan
juga aktif dalam kegiatan posyandu menyebabkan bayi tidak memperoleh
setiap bulannya, sehingga kebutuhan nutrient yang sudah tidak
pengetahuan mereka mengenai MP- terpenuhi oleh ASI sehingga dapat
ASI menjadi lebih baik. Namun memicu terjadinya gizi kurang dan
begitu, sebagian besar ibu masih gizi lebih (Widya Larasati, 2010).
banyak yang tidak memberikan MP-
ASI secara tepat, ini dikarenakan 3. Distribusi Frekuensi Jenis MP-ASI
faktor pekerjaan dan ekonomi ibu, Berdasarkan hasil penelitian yang
sehingga banyak anak hanya dilakukan peneliti jenis pemberian
diberikan susu formula oleh ibunya MP-ASI sesuai 78,1%. Dan yang
dan jajanan yang kurang bergizi yang tidak sesuai sebesar 21,9%.
mengakibatkan beberapa kasus Hal tersebut karena ibu-ibu
kejadian stanting di daerah tersebut. sering mendapat edukasi tentang
Pengetahuan merupakan dasar MP-ASI serta peran dari petugas
untuk melakukan tindakan, sehingga kesehatan aktif dalam melakukan
setiap orang melakukan suatu simulasi mengenai pembuatan
tindakan berdasarkan pengetahuan makanan pendamping yang baik dan
NASKAH PUBLIKASI

benar, sehingga mereka mengetahui gizi baik 75,0%, gizi kurang 17,2%,
jenis-jenis serta pengolahan dan gizi buruk 0%. Dan gizi lebih 7,8%.
pemberian MP-ASI dapat diberikan Hal ini disebabkan karena ibu-ibu
sesuai pertumbuhan dan yang rutin datang setiap bulannya ke
perkembangan anak. posyandu untuk melakukan
Menurut Depkes RI (2007) penimbangan dan pengukuran status
pemberian MP-ASI merupakan gizi bayi setiap bulannya sehingga
proses transisi dari asupan yang memudahkan para petugas kesehatan
berbasis susu menuju ke makanan untuk melakukan pemantaun agar
semi padat. Pada usia 4 bulan tumbuh kembang anak akan sesuai
pencernaan bayi sudah mulai kuat, umurnya.
sehingga berangsur-angsur perlu Status gizi adalah keadaan
diberikan makanan pelengkap atau kesehatan individu-individu atau
pendamping berupa sari buah atau kelompok-kelompok yang ditentukan
buah-buahan segar, makanan lumat oleh derajat kebutuhan fisik akan
dan akhirnya makanan keluarga. energi dan zat energi lain yang belum
diperoleh. Dari pangan dan makanan
4. Distribusi Frekuensi Pendidikan yang dampak fisiknya dapat diukur
Berdasarkan hasil penelitian yang secara antropometri (Marmi, 2013)
dilakukan peneliti sebagian besar ibu
dengan pendidikan tinggi sebesar 6. Hubungan Pengetahuan Ibu
68,8% Dan pendidikan rendah dengan Status Gizi Bayi
sebesar 31,3%. Berdasarkan hasil penelitian yang
Hal ini disebabkan karena tingkat dilakukan oleh peneliti didapatkan p
pendidikan ibu-ibu disana mayoritas value sebesar 0,003 (p<0,05) yang
berpendidikan tinggi sehingga dapat berarti terdapat hubungan antara
memudahkan menerima informasi pengetahuan ibu dalam pemberian
yang disampaikan mengenai MP-ASI MP-ASI dengan status gizi bayi usia
dan para ibu dapat memilih makanan 6-24 bulan di Puskesmas Belakang
yang baik dan sehat untuk anaknya. Padang Kota Batam tahun 2021.
Pendidikan juga sangat erat Berdasarkan hasil analisis
kaitannya dengan pengetahuan dalam didapatkan hubungan pengetahuan
pemberian MP-ASI yang mana dengan status gizi yaitu pengetahuan
mencerminkan kemampuan ibu ibu buruk dengan status gizi buruk 0
untuk menerima informasi dan orang (0%), gizi kurang 6 orang
pengetahuan yang lebih tentang (54,5%), gizi baik 3 orang (6,3%),
pemberian MP-ASI. Akan tetapi dan gizi lebih 1 orang (20,0%).
tidak menutup kemungkinan ibu Sedangkan pengetahuan ibu baik
yang berpendidikan rendah jika dengan status gizi buruk 0 orang
sering mengikuti penyuluhan tentang (0%), gizi kurang 5 orang (45,5%),
pemberian MP-ASI akan gizi baik 45 orang (93,8%), dan gizi
menunjukkan pemberian MP-ASI lebih yaitu 4 orang (80,0%).
yang baik.
Hasil penelitian ini didukung
5. Distribusi Frekuensi Status Gizi oleh teori bahwasanya salah satu
Berdasarkan hasil penelitian yang penyebab gangguan gizi adalah
dilakukan peneliti bayi dengan status kurangnya pengetahuan gizi dan
NASKAH PUBLIKASI

kemampuan seorang menerapkan orang (72,9%), dan gizi lebih 4 orang


informasi tentang gizi dalam (80,0%).
kehidupan sehari-hari. Tingkat Kesenjangan ini haruslah
pengetahuan gizi ibu mempengaruhi dipenuhi melalui pemberian MP-ASI
sikap dan perilaku dalam memilih yang sesuai, adekuat, aman serta cara
bahan makanan, yang lebih lanjut pemberian yang tepat. Pada saat bayi
akan mempengaruhi keadaan gizi Hasil penelitian ini sejalan
keluarganya (Suhardjo 2003). dengan penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian ini sejalan oleh Nuringtyas Tri Astutiningsih
dengan penelitian yang dilakukan (2018) tersebut responden yang
oleh Susi Prehana Wati (2018) berpengetahuan baik dan tepat dalam
tersebut diketahui 47 reponden waktu pemberian MP-ASI berjumlah
bepengetahuan baik dengan status 22 responden (47,8%). Sedangkan
gizi balita baik sebesar 87,5% dan yang tidak tepat berjumlah 1
8,7% dengan status gizi balita responden (2,2%). Responden
kurang. Pada responden yang dengan pengetahuan cukup dan tepat
berpengetahuan kurang dengan status dalam waktu pemberian MP-ASI
gizi balita 52,2% dan sebesar 47,8% berjumlah 9 responden (19,6%)
dengan status gizi balita kurang. sedangkan yang tidak tepat dalam
Pengetahuan gizi yang tidak waktu pemberian MP-ASI 2
memadai kurangnya pengertian responden (4,3%). Responden
tentang kebiasaan makan yang baik, berpengetahuan kurang dan tepat
serta pengertian tentang konstribusi waktu dalam pemberian MP-ASI
gizi dari berbagai jenis makanan berjumlah 3 responden (6,5%)
akan menimbulkan masalah gizi. sedangkan yang tidak tepat
berjumlah 9 responden (19,6%).
7. Hubungan Waktu Pemberian Mp- Dampak dari pemberian makanan
ASI dengan Status Gizi Bayi pendamping ASI dini (sebelum usia
Berdasarkan hasil penelitian yang 6 bulan) diantaranya, gangguan
dilakukan oleh peneliti didapatkan p menyusui dimana bayi yang sudah
value sebesar 0,001 (p<0,05) yang diberi makanan pendamping ASI
berarti terdapat hubungan antara akan mengganggu kelangsungan
waktu pemberian MP-ASI dengan laktasi dan bayi akan sulit menyusu.
status gizi bayi usia 6-24 bulan di Selain itu, beban ginjal akan
Puskesmas Belakang Padang Kota meningkat karena sistem organ
Batam tahun 2021. terutama ginjal belum berfungsi
Berdasarkan hasil analisis secara sempurna (Supartono, 2004).
didapatkan waktu pemberian MP- Makanan yang dimakan bayi terlalu
ASI tidak tepat dengan status gizi banyak mengandung natrium klorida
buruk 0 orang (0%), gizi kurang 9 dan akan meningkatkan beban kerja
orang (81,8%), gizi baik 13 orang ginjal menjadi dua kali lipat.
(27,1%), dan gizi lebih yaitu 1 bayi Pemberian makanan pendamping
(20,0%). Sedangkan waktu ASI dini juga dapat meningkatkan
pemberian MP-ASI tepat dengan resiko menderita diare, bayi mudah
status gizi buruk 0 orang (0%), gizi alergi terhadap zat makanan tertentu,
kurang 2 orang (18,2%), gizi baik 35 dan produksi ASI menurun
(Sitompul, 2014).
NASKAH PUBLIKASI

8. Hubungan Jenis MP-ASI dengan pendidian ibu dengan status gizi bayi
Status Gizi Bayi usia 6-24 bulan di Puskesmas
Berdasarkan hasil penelitian yang Belakang Padang Kota Batam tahun
dilakukan oleh peneliti didapatkan p 2021.
value sebesar 0,000 (p<0,05) yang Berdasarkan hasil analisis
berarti terdapat hubungan antara didapatkan pendidikan rendah
jenis MP-ASI dengan status gizi bayi dengan status gizi buruk 0 orang
usia 6-24 bulan di Puskesmas (0%), gizi kurang 9 orang (81,8%),
Belakang Padang Kota Batam tahun gizi baik 10 orang (20,8%), dan gizi
2021. lebih 1 orang (20,0%). Sedangkan
Berdasarkan hasil analisis pendidikan Tinggi dengan status gizi
didapatkan jenis MP-ASI tidak buruk 0 orang (0%), gizi kurang 2
sesuai dengan status gizi buruk 0 orang (18,2%), gizi baik 38 orang
orang (0%), gizi yang kurang 9 orang (79,2%), dan gizi lebih yaitu 4 bayi
(81,8%), gizi baik 4 orang (8,3%), (80,0%).
dan gizi lebih 1 orang (20,0%). Tingkat pendidikan ibu banyak
Sedangkan jenis MP-ASI sesuai menentukan sikap dan tindak
dengan status gizi buruk 0 orang tunduknya dalam menghadapi
(0%), gizi kurang 2 orang (18,2%), berbagai masalah. Hal ini dapat
gizi baik 44 orang (91,7%), dan gizi ditunjukkan oleh kenyataan antara
lebih yaitu 4 bayi (80,0%). lain anak-anak dari ibu yang
Penelitian ini sejalan dengan memiliki latar belakang pendidikan
Adam et. Al tahun 2012 bahwa yang lebih tinggi akan mendapatkan
terdapat hubungan antara MP-ASI kesempatan hidup serta tumbuh lebih
lokal dengan status gizi anak usia 6- baik dan mudah menerima wawasan
24 bulan, sehingga pemberian MP- lebih luas mengenai gizi (Supariasa,
ASI lokal pada anak usia 6-24 bulan 2012).
harus dipertahankan agar anak yang
masih memiliki status gizi kurang
dapat menjadi status gizi baik.
Pemberian MP-ASI lokal lebih
banyak yang berstatus gizi normal
karena MP-ASI lokal mengandung
makro nutrient yang memiliki
kandungan gizi yang lebih kompleks
dibandingkan dengan MP-ASI pabrik
yang telah mengalami proses
pengolahan pabrik sehingga
kandungan protein menjadi kurang
kompleks (Depkes RI, 2006).
9. Hubungan Pendidikan ibu dengan
Status Gizi Bayi
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti didapatkan p
value sebesar 0,000 (p<0,05) yang
berarti terdapat hubungan antara
NASKAH PUBLIKASI

Hasil penelitian ini sejalan Belakang Padang Kota Batam


dengan penelitian yang dilakukan tahun 2021 (p value = 0,003).
oleh Susi Prehana Wati (2018) 7. Adanya hubungan antara waktu
tersebut diketahui ibu yang pemberian MP-ASI dengan status
berpendidikan dasar dengan status gizi bayi usia 6-24 bulan di
gizi balita baik sebesar 50% dan ibu Puskesmas Belakang Padang Kota
yang berpendidikan dasar dengan Batam tahun 2021 (p value =
status gizi balita kurang sebesar 50%. 0,001)
Sedangkan ibu yang berpendidikan 8. Adanya hubungan antara jenis-
lanjut dengan status gizi balita baik jenis MP-ASI dengan status gizi
sebesar 82,8%, dan sebesar 17,2% bayi usia 6-24 bulan di Puskesmas
dengan status gizi balita kurang. Belakang Padang Kota Batam
Sesuai dengan Soetijiningsih (2014) tahun 2021 (p value = 0,000).
bahwa pendidikan orang tua Adanya hubungan antara
merupakan salah satu faktor yang pendidikan dengan status gizi bayi
penting dalam status gizi. Karena usia 6-24 bulan di Puskesmas
dengan pendidikan yang baik, maka Belakang Padang Kota Batam
orang tua dapat menerima segala tahun 2021 dengan nilai (p value
informasi dari luar tentang cara = 0,000).
pengasuhan anak yang baik
SARAN
1. Bagi Tempat Penelitian
KESIMPULAN Diharapkan dapat memberikan
Berdasarkan penelitian yang informasi untuk orang tua
dilakukan di Puskesmas Belakang mengenai MP-ASI terutama pada
Padang Kota Batam tahun 2021 : bayi usia 6-24 bulan di Puskesmas
1. Sebagian besar ibu dengan Belakang Padang.
pengetahuan baik tentang MP-ASI 2. Bagi Instansi Pendidikan
sebesar 84,4%. Dan pengetahuan Sebagai sumber refrensi yang
buruk 15,6%. diharapkan dapat memberi saran
2. Waktu pemberian MP-ASI tepat dan masukan yang bermanfaat
sebesar 64,1%. Dan tidak tepat bagi mahasiswa/I Fakultas
sebesar 35,9%. Kedokteran Universitas Batam
3. Jenis pemberian MP-ASI sesuai mengenai hubungan pengetahuan
78,1%. Dan yang tidak sesuai ibu dalam pemberian MP-ASI
sebesar 21,9%. dengan status gizi bayi usia 6-24
4. Sebagian besar ibu dengan bulan.
pendidikan tinggi sebesar 68,8% 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dan pendidikan rendah sebesar Penelitian ini diharapkan dapat
31,3%. melakukan penelitian dengan
5. Anak dengan status gizi baik metode yang lain, dan diharapkan
75,0%, gizi kurang 17,2%. Dan dapat menggunakan tentang
gizi lebih 7,8%. faktor-faktor lain yang
6. Adanya hubungan antara berhubungan dengan hubungan
pengetahuan ibu dalam pemberian pengetahuan ibu dalam pemberian
MP-ASI dengan status gizi bayi MP-ASI dengan status gizi.
usia 6-24 bulan di Puskesmas
NASKAH PUBLIKASI

DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Magetan.


Depkes RI. 2006. Pedoman Umum http://respiratory.stiker-bhmn.a.id
Pemberian (MP-ASI) Makanan Samsul M. 2011. Dampak gizi buruk
Pendamping Air Susu Ibu Lokal. bagi anak-anak penerus bangsa.
Jakarta: Depkes RI Jakarta: EGC Kedokteran
Devriana. 2015. MP-ASI. Masalah Sitompul, EM. 2014. Buku Pintar
Pemberian Makanan Tambahan MP-ASI Bayi 6 Bulan Sampai
untuk Balita. Diakses dari dengan 1 Tahun. Jakarta: Lembar
www.ahligizi.info. Tgl. 11 Langit Indonesia
febuari 2021. Soetjiningsih CH, Gde Ranuh IGN.
Kementrian Kesehatan R.I. 2014. 2015. Tumbuh Kembang Anak.
Pengenalan MP-ASI. Jakarta: Jakarta: EGC Kedokteran.
Direktorat Bina Gizi. Suhardjo, 2003, Perencanaan Pangan
https://depkes.go.id/. dan gizi. Jakarta: Bumi Aksara
Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I.
Kementerian Kesehatan Republik 2012. Penilaian Status Gizi.
Indonesia. 2018. Riset kesehatan Jakarta: EGC Kedokteran
dasar: Riskesdas. Bandar Supartono, W. 2004. Ilmu Budaya
Lampung: Kementerian Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia
Kesehatan Republik Indonesia. UNICEF. 2014. Ringkasan Kajian
Larasati, Widiya, 2011. Hubungan Gizi. Jakarta: Pusat Promosi
antara Praktik Pemberian Kesehatan Kementerian
Makanan Pendamping ASI (MP- kesehatan anak
ASI) dan Penyakit Infeksi Wati, S. P, & Subagyo, A. 2018.
Kaitannya Dengan Status Gizi Hubungan Tingkat Pendidikan,
Pada Bayi Umur 6-12 Bulan. Pengetahuan Ibu dan Pendapatan
Semarang : Universitas Negeri Orangtua dengan Status Gizi
Semarang. Anak Balita Usia 1-5 Tahun di
Marmi S, Raharjo K 2013. Gizi Desa Duwet Kecamatan
Dalam Kesehatan Reproduksi. Wonosari Kabupaten Klaten.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Solo: Universitas
Puspitasari, Ayu Galuh. 2017.
Hubungan pengetahuan ibu
tentang pemenuhan Gizi
Seimbang Anak Dengan Status
Gizi Anak Usia 1-3 Tahun
(Toddler) Di Posyandu Desa
Ngliliran Kecamatan Panekan

Anda mungkin juga menyukai