Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMBERIAN MAKANAN PEMDAMPING ASI (MP-ASI)

DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GISTING
TAHUN 2022

Oleh:
AGHIS RIANDIKA
NIM. 142012018047

Manuskrip

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMBERIAN MAKANAN


PEMDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI PADA
ANAK USIA 6-24 BULAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GISTING TAHUN 2022
Nama Mahasiswa : AGHIS RIANDIKA
NIM : 142012018047
Prodi : S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas : Fakultas Kesehatan

Mengetahui
Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Desi Kurniawati, M.Kep.,Sp.Kep.An Ns. Asri Rahmawati, S.Kep., M.Kes


NIDN. 0211128503 NIDN. 0208057602

Kepala LPPM Ketua Program Studi

Prof. Dr. Juhri Am, M.Pd. Ns. Rita Sari, M.Kep.


NIP 19530703 198501 1 001 NIDN 0220107701
HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMBERIAN MAKANAN PEMDAMPING ASI (MP-ASI)
DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GISTING
TAHUN 2022
Aghis Riandika, Desi Kurniawati, Asri Rahmawati
Prodi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
aghis.142012018047@student.umpri.ac.id
60 Halaman + 3 Gambar + 12 Tabel + 7 Lampiran

ABSTRAK
Baik buruknya status gizi pada anak salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu terhadap
asupan nutrisi pada anak. Pentingnya pengetahuan dalam pemberian makanan pendamping ASI
(MP-ASI) dengan status gizi pada anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Gizi
merupakan faktor yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak berusia
di bawah 5 tahun. Kekurangan gizi pada masa ini dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang
secara fisik, mental, sosial, dan intelektual yang bersifat menetap. Tujuan penilitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status
gizi pada anak usia 6-24 bulan.

Jenis penelitian yang digunakan jenis kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 6-24 bulan yang ada di Wilayah kerja
Puskesmas Gisting Pekon Gisting Permai dengan jumlah sampel penelitian ini menggunakan tehnik
total sampling yaitu sebanyak 57 orang, alat pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dan
analisis menggunakan chisquare.

Hasil uji chi square yang menunjukan terdapat ada hubungan pengetahuan tentang pemberian
makanan pendamping ASI (MP-ASI) di Wilayah Kerja Puskesmas Gisting tahun 2022 diengan p-
value= 0,000. Bagi institusi pelayanan kesehatan hendaknya Dapat bermanfaat untuk mengingatkan
fungsi dan kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan premier dalam tindakan preventif
terjadinya kasus gizi pada anak usia 6-24 bulan. Edukasi pengetahuan pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI) yang dapat diadakan di posyandu yang mencakup Wilayah Puskesmas
Gisting.
Kata Kunci : Pengetahuan, MP-ASI, status gizi

RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE OF SUPPLEMENTARY FOODS (MP-ASI) WITH


NUTRITIONAL STATUS IN CHILDREN AGED 6-24 MONTHS AT THE WORKING AREA
OF THE GISTING HEALTH CENTER IN 2022

Aghis Riandika, Desi Kurniawati, Asri Rahmawati


S1 Nursing Study Program, Muhammadiyah University of Pringsewu Lampung
aghis.142012018047@student.umpri.ac.id
60 Pages + 3 Pictures + 12 Tables + 7 Attachments

ABSTRACT
One of the factors that affect the nutritional status of children is the mother's knowledge of
nutritional intake in children. The importance of knowledge in the provision of complementary
feeding (MP-ASI) with nutritional status in children is very influential on the growth and
development of children. Nutrition is a factor that is closely related to the growth and development
of children under 5 years old. Malnutrition at this time can cause permanent physical, mental,
social and intellectual growth disorders. The purpose of this study was to determine the
relationship between knowledge of complementary feeding (MP-ASI) and nutritional status in
children aged 6-24 months.

The type of research used is a quantitative type with a cross sectional research design. The
population in this study were mothers who have children aged 6-24 months in the working area of
the Gisting Pekon Gisting Permai Health Center with the number of samples in this study using a
total sampling technique of 57 people, data collection tools using questionnaire sheets and analysis
using chi-square.

The results of the chi square test showed that there was a relationship between knowledge about
complementary feeding (MP-ASI) in the Gisting Health Center Work Area in 2022 with p-value =
0.000. For health service institutions, it should be useful to remind the function and quality of
health services, especially premier services in preventive actions against nutritional cases in
children aged 6-24 months. Education on knowledge of complementary feeding (MP-ASI) which
can be held at posyandu which covers the Gisting Health Center area.
Keywords : Knowledge, complementary feeding, nutritional status
PENDAHULUAN menyebabkan keterlambatan pertumbuhan
Gizi menjadi bagian yang sangat penting badan, lebih penting lagi keterlambatan
dalam pertumbuhan dan perkembangan perkembangan otak dan dapat pula
bayi, gizi memiliki keterkaitan yang erat terjadinya penurunan atau rendahnya daya
dengan kesehatan dan kecerdasan. Bayi tahan tubuh pada perawatan dan
akan mudah terkena infeksi apabila pengasuhan oleh ibunya (Rahayu, 2019).
terkena defisiensi gizi bahkan
kemungkinan besar sekali dapat United Nations International Children's
menyebabkan kematian pada bayi Emergency Fund (UNICEF)
terutama jika didapatkan pada bayi yang memperkirakan, 45,4 juta anak di bawah
menderita dengan gizi buruk (Maryam, lima tahun secara global mengalami
2016). kekurangan gizi akut (wasting) pada 2020.
Sebagian besar anak yang kekurangan gizi
Seribu hari pertama kehidupan atau biasa ditemukan di wilayah konflik
disebut dengan periode emas merupakan kemanusiaan, miskin, dan memiliki
masa awal kehidupan sejak masih berada layanan kesehatan gizi
dalam kandungan sampai usia anak 2 terbatas.Berdasarkan kawasannya,
tahun. Status gizi dipengaruhi oleh persentase balita penderita kekurangan
beberapa faktor, diantaranya adalah gizi akut paling tinggi di Asia Selatan,
Pemberian Makanan Pendamping Air yakni 14,7%. Posisinya disusul oleh
Susu Ibu (MPASI).Makanan pendamping Afrika Barat dan Tengah dengan
air susu ibu (MP-ASI) adalah makanan persentase sebesar 7,2%.Proporsi balita
atau minuman yang mengandung zat gizi kekurangan gizi akut di Timur Tengah
selain dari ASI. Hal ini dikarenakan ASI dan Afrika Utara mencapai 6,3%.
hanya mampu memenuhi duapertiga Kemudian, ada 5,3% balita yang
kebutuhan bayi pada usia 6-9 bulan, dan kekurangan gizi akut di Afrika Timur dan
pada 9-12 bulan memenuhi setengah dari Selatan.Sebanyak 3,7% balita kekurangan
kebutuhan bayi. Pemberian MP-ASI, yang gizi akut berada di Asia Timur dan
perlu diperhatikan adalah usia pemberian Pasifik. Di Eropa Timur dan Asia Tengah,
MPASI, jenis MP-ASI, frekuensi dalam ada 1,9% balita kekuangan gizi akut.
pemberian MP-ASI, porsi pemberian MP- Sedangkan, 1,3% balita kekurangan gizi
ASI dan cara pemberian MP-ASI pada akut berada di Amerika Latin dan
tahap awal. Usia dibawah dua tahun masa Karibia.UNICEF memperkirakan bahwa
yang amat penting sekaligus masa kritis setidaknya 340 juta anak di bawah 5 tahun
dalam proses tumbuh kembang bayi baik menderita satu atau lebih kekurangan zat
fisik maupun kecerdasan, oleh karena itu gizi mikro.(United Nations International
setiap bayi dan anak usia 6-24 bulan harus Children’s Emergency Fund (UNICEF),
memperoleh asupan gizi sesuai dengan 2021).
kebutuhannya (Pramifta et al., 2021).
Provinsi Lampung terdapat sebanyak
Gizi merupakan faktor yang sangat erat 3,13% proporsi balita gizi buruk dan gizi
kaitannya dengan pertumbuhan dan kurang, 12,81%) Prevalensi gizi baik
perkembangan anak berusia di bawah 5 sebanyak 81,22% dan pravelansi gizi
tahun. Masa anak usia 1-5 tahun (balita) lebih sebanyak 2,83%. Prevalensi status
adalah masa dimana anak masih sangat gizi balita menurut BB/U. Sementara
membutuhkan suplai makanan memadai. Kabupaten Tanggamus yaitu 2,43%
Kekurangan gizi pada masa ini dapat prevalensi gizi buruk, 15,53% gizi kurang,
menimbulkan gangguan tumbuh kembang 80,28% gizi baik, dan 1,77% gizi lebih
secara fisik, mental, sosial, dan intelektual (dinas kesehatan provinsi lampung, 2019).
yang bersifat menetap dan terus dibawa Dari data hasil pra survey balita dari usia
sampai anak menjadi dewasa.Secara lebih 6-24 bulan di pekon gisting permai
spesifik, kekurangan gizi dapat didapatkan hasil 57 populasi, prevalensi
balita dengan gizi kurang mencapai Makanan Pendamping Asi (MP-ASI)
12,28% , prevalensi balita dengan gizi dengan status gizi bayi usia 06-24 bulan di
normal 80,70%, dan prevalensi balita Wilayah Kerja Puskesmas Gisting tahun
dengan gizi lebih 7,01% (UPT Puskesmas 2022.
Gisting, 2022).
METODE
Bedasarkan survey yang di dapat di Desain penelitian merupakan cara agar
Wilayah Kerja Puskesmas Gisting di peneliti dapat dilakukan dengan efektif dan
dapat data 57 ibu dan balita, dari umur 6- efisien. Disain penelitian yang digunakan
24 bulan di dapat balita gizi kurang 7 peneliti dalam penelitian ini adalah studi
balita, dengan gizi normal 46 balita, dan korelasi (correlation study) dengan
dengan gizi lebih 4 balita pada bulan menggunakan pendekatan cross sectional.
maret 2022 yang mana salah satu Populasi merupakan keseluruhan dari objek
masalahnya yaitu pemberian MP-ASI. dan subjek yang diteliti (Notoadmodjo 2018).
Hasil dari wawancara terhadap 10
orangtua yang mempunyai anak usia 6-24 Populasi dalam penelitian ini adalah
bulan, 6 orang diantaranya mengatakan ibu yang memiliki anak usia 6-24 bulan yang
kurang memahami tentang pemberian datang berkunjung di Puskesmas Gisting
MP-ASI seperi waktu yang tepat dalam Pekon Gisting Permai yang berjumlah 57
pemberian MP-ASI, menu makanan untuk orang. jumlah sampel yang di ambil populasi
MP-ASI, serta porsi MP-ASI untuk bayi. 57. tehnik pengambilan sample dalam
Berdasarkan masalah diatas peneliti penelitian ini menggunakan tehnik total
tertarik untuk melakukan penelitian sampling.
dengan judul “ Hubungan Pemberian

HASIL
Analisis Univariat
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat.
a. Karakteristik responden berdasarkan umur.
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur Ibu di Wilayah
Kerja Puskesmas Gisting tahun 2022
(n=57 responden)
Frekuensi Persen %

Karakteristik Responden

20-30 tahun 35 61.4


30-40 tahun 22 38.6
Total 57 100
Karakteristik responden berdasarkan umur responden sebagian besar usia lanjut
antara usia 20-30 tahun dengan jumlah frekuensi 35 (61.4%) dan umur 30-40 tahun
jumlah frekuensi 22 (38.6%).

b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan.


Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan Ibu di
Wilayah Kerja Puskesmas Gisting tahun 2022
(n=57 responden)
Karakteristik Responden Frekuensi Persen %

Tidak sekolah 29 50.9


SD 15 26.3
SMP 3 5.3
SMA 7 12.3
Perguruan Tinggi 3 5.3
Total 57 100
Karakteristik responden berdasarkan Tingkat pendidika menunjukan sebagian besar
responden tidak sekolah sebanyak 29 orang (50.9%), SD 15 orang (26.3%), SMP 3
orang (5.3%), SMA 7 orang (12.3%), perguruan tinggi 3 orang (5.3%).

c. karakteristik responden berdasarkan pekerjaan


Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Ibu di
Wilayah Kerja Puskesmas Gisting Tahun 2022
(n=57 responden)
Karakteristik Responden Frekuensi Persen %

Petani 9 15.8
buruh 4 24.6
Pedagang 31 54.4
PNS 3 5.3
Total 57 100
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebagian besar petani 9 orang
(15.8%), buruh 4 orang (24.6%), pedagang 31 orang (54.4%), PNS 3 orang (5.3%).

d. Karakteristik responden berdasarkan usia anak


Distribusi frekuensi berdasarkan usia anak di wilayah kerja Puskesmas Gisting
tahun 2022(n=57 responden)
Usia anak Frekuensi Persen %
6-8 bulan 11 19.3
8-12 bulan 11 19.3
1-2 tahun 35 61.4
Total 57 100
Karakteristik responden berdasarkan usia anak sebagian besar 6-8 bulan 11
anak (19.3%), 8-12 bulan 11 anak (19.3%), 1-2 tahun 35 anak (61.4%).

e. frekuensi berdasarkan jenis kelamin anak


Tabel 4.5
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin anak di wilayah kerja Puskesmas
Gisting tahun 2022
(n=57 responden)
Jenis kelamin anak Frekuensi Persen %
Laki-laki 24 42.1
Perempuan 33 57.9
Total 57 100
Karakteristik responden berdasarkan jesni kelamin anak sebagian besar laki-laki 24
anak (42.1%), perempuan 33 anak (57.9%).

f. frekuensi berdasarkan status gizi


Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi pada anak di wilayah kerja
Puskesmas Gisting tahun 2022
(n= 57 responden)
Status gizi Frekuensi Persen %
Gizi kurang 22 38.6
Baik 29 50.9
Lebih 6 10.5
Total 57 100
Karakteristik responden berdasarkan status gizi pada anak sebagian besar gizi
kurang 22 anak (38.6%), baik 29 anak (50.9%), lebih 6 anak (10.5%).

g. frekuensi berdasarkan pengetahuan MP-ASI


Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan MP-ASI pada anak di wilayah kerja
Puskesmas Gisting tahun 2022
(n= 57 responden)

Mp-asi Frekuensi Persen %


Baik 22 38.6
Cukup 21 36.8
Kurang 14 24.6
Total 57 100

Karakteristik responde berdasarkan MP-ASI pada anak sebagian besar baik 22 anak
(38.6%), cukup 21 anak (36.8%), kurang 14 anak (24.6%).

1. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat chi square untuk mengetahui hubungan pengetahuan pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi pada anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Gisting. Hasil analisis bivariat ditampilkan dalam bentuk tabel silang berikut
ini :
Tabel 4.8
Distribusi frekuensi hubungan minum kopi dengan kejadian berulang pada pasien
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gisting tahun 2022
(n = 57 responden)

Status gizi Mp-ASI P value


Baik cukup kurang Total % CI 95 %
N % N % N %
Kurang 1 1.8 7 12.3 14 24.6 22 100 %
Lebih 15 26.3 14 24.6 0 0.0 29 100 % 0,000
Baik 6 10.5 0 0 0 0.0 6 100 %
Total 22 38.6 21 36,9 14 24.6 57 100 %

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi square diketahui bahwa didapat nilai p-
value 0,000 yang berarti lebih kecil dari < 0,005 sehingga Ho ditolak. dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan pengetahuan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan
status gizi pada anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Gisting tahun 2022.
PEMBAHASAN diketahui ibu yang paling banyak
1. Univariat berpengetahuan kurang yaitu ibu
a. Distribusi frekuensi karakteristik dengan rentang usia 21 – 35 tahun
responden berdasarkan umur Ibu sebanyak 30,9%.
di Wilayah Kerja Puskesmas
Gisting tahun 2022 Menurut peneliti ibu di usia 20-30
Berdasarkan table 4.1 Karakteristik lebih banyak yang belum mengetahui
responden berdasarkan umur tentang pemberian makanan
sebagian besar usia lanjut antara pendamping ASI (MP-ASI) karena
usia 20-30 tahun dengan jumlah belum mengetahui manfaat
frekuensi 35 (61.4%) dan umur 30- pentingnya pemberian makanan
40 tahun jumlah frekuensi 22 pendamping ASI (MP-ASI).
(38.6%).
b. Distribusi frekuensi karakteristik
Umur merupakan periode terhadap responden berdasarkan
pola-pola kehidupan baru dan pendidikan Ibu di Wilayah Kerja
harapan-harapan baru. Semakin Puskesmas Gisting tahun 2022
bertambahnya umur seseorang maka Berdasarkan table 4.2
semakin banyak pula ilmu menunjukan bahwa Tingkat
pengetahuan yang dimiliki pendidikan responden sebagian
(Notoatmodjo, 2003). Menurut besar responden tidak sekolah
Hurlock (1995), usia dapat sebanyak 29 orang (50.9%), SD 15
mempengaruhi cara berfikir, orang (26.3%), SMP 3 orang
bertindak, dan emosi seseorang. Usia (5.3%), SMA 7 orang (12.3%),
yang lebih dewasa umumnya perguruan tinggi 3 orang (5.3%).
memiliki emosi yang lebih stabil
dibandingkan usia yang lebih muda. Menurut Notoatmodjo (2010),
Usia ibu akan mempengaruhi pendidikan adalah kegiatan atau
kesiapan emosi ibu, misalnya usia proses belajar yang terjadi dimana
ibu yang terlalu muda ketika hamil saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
bisa menyebabkan kondisi fisiologis Seseorang dapat dikatakan belajar
dan psikologisnya belum siap apa bila didalam dirinya terjdi
menjadi ibu. Hal ini dapat perubahan dari tidak tahu menjadi
mempengaruhi kehamilan dan tahu, dari tidak mengerjakan menjadi
pengasuhan anak. dapat mengerjakan sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut
Hasil dari penelitian ini sejalan dapat diartikan bahwa pendidikan
dengan penelitian yang dilakukan tidak hanya didapatkan di bangku
oleh Chairani (2013) dengan metode sekolah sebagai pendidikan formal
penelitian kualitatif juga menyatakan akan tetapi dapat diperoleh kapan
tidak ada hubungan antara faktor usia dan dimana saja. Hai ini dibuktikan
ibu dengan pemberian MP-ASI pada dari hasil penelitian ini, yang
bayi usia kurang dari 6 bulan. menunjukkan bahwa jumlah
Penelitian yang dilakukan Lonita terbanyak pada kelompok yang
(2002), juga menunjukan tidak ada berpendidikan SMA dibandingkan
hubungan usia ibu dengan praktek dengan tingkat pendidikan tinggi.
pemberian MPASI, sama halnya Pendidikan dapat mempengaruhi
dengan hasil penelitian ini bahwa tingkat pengetahuan seseorang,
usia tidak berpengaruh dengan semakin tinggi tingkat pendidikan
pengetahuan ibu dalam pengalaman seseorang makin mudah menerima
pemberian MP-ASI pada bayi usia 0 informasi, sehingga makin baik
– 6 bulan. Dari hasil penelitian, pengetahuannya, akan tetapi
seseorang yang berpendidikan ASI terlalu dini untuk bayinya yang
rendah belum tentu berpengetahuan masih berumur 0 sampai 6 bulan, ada
rendah. Pengetahuan tidak hanya berbagai cara yang dapat dilakukan
diperoleh dari pendidikan formal seorang ibu agar tetap memberikan
akan tetapi juga bias diperoleh ASI saja seperti memerah ASI
melalui pendidikan nonformal, kemudian di simpan pada lemari es
seperti pengalaman pribadi, media, dan dukungan lingkungan kerja
lingkungan dan penyuluhan sehingga seorang yang bekerja tetap
kesehatan, sehingga bias juga dapat memberikan ASI saja kepada
seseorang dengan pendidikan tinggi bayi tanpa Makanan tambahan
dapat terpapar denganpenyakit begitu lainnya (Nurjanah & Proborini, n.d.).
pula sebaliknya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Menurut kuamiyati (2014) Hasil penelitian Rika Ermera Yanthi
analisis responden terhadap (2018) bahwa dari 43 orang
pendidikan menunjukkan bahwa responden ibu menyusui yang
responden terbanyak pada kelompok memiliki bayi 6-12 bulan di Desa
berpendidikan SMA, dimana pada Ngampin wilayah Kerja Puskesmas
kelompok ini 57% memberikan MP- Ambarawa sebanyak 26 orang
ASI pada bayi usia > 6 bulan, lebih sebagian besar memberikan MP-ASI
banyak jika dibandingkan dengan ibu dini pada bayinya sejumlah 20 orang
yang berpendidikan PT yakni 26%. (76,9%), ini disebabkan kurangnya
Hasil uji statistik dengan Chi-Square waktu yang dimiliki ibu pekerja
pada tingkat kepercayaan 95% (α = dalam pemberian ASI.
0,05) didapatkan nilai p = 0.444 > α
= 0.05, secara statistik artinya tidak Menurut peneliti Kemampuan
ada hubungan yang signifikan antara seseorang dalam melakukan
pendidikan dengan pemberian pekerjaan berbeda dengan orang lain,
MPASI. kemampuan tersebut dapat
berkembang karena pendidikan dan
Menurut peneliti tingkat pengalaman sehingga lingkungan
pendidikan akan mempengeruhi pekerjaan dapat menjadikan
bagaimana cara berfikir dan seseorang memperoleh pengalaman
mengolah informasi yang di terima serta pengetahuan baik secara
tentang pengetahuan ibu terhadap langsung maupun tidak langsung.
MP-ASI
d. Distribusi frekuensi berdasarkan
c. Distribusi frekuensi karakteristik status gizi pada anak di wilayah
responden berdasarkan pekerjaan kerja Puskesmas Gisting tahun
Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas 2022
Gisting Tahun 2022 Berdasarkan tabel 4.4
Berdasarkan table 4.3 Karakteristik responden berdasarkan
Karakteristik responden status gizi pada anak sebagian besar
berdasarkan pekerjaan sebagian gizi kurang 22 anak (38.6%), baik 29
besar petani 9 orang (15.8%), anak (50.9%), lebih 6 anak (10.5%).
buruh 4 orang (24.6%), pedagang
31 orang (54.4%), PNS 3 orang Masalah gizi yang terjadi pada
(5.3%). anak akan mengganggu proses
tumbuh kembang anak, baik secara
Pekerjaan bukan merupakan mental maupun secara fisik, seperti
halangan bagi ibu untuk memberikan ganguan fisiologis serta metabolisme
ASI saja atau tidak memberikan MP- tubuh yang dapat mengakibatkan
menurunkan kemampuan berfikir dengan status gizi kurang yaitu diatas
(kecerdasan), menurunkan sumber 20%, prevalensi balita pendek diatas
daya manusia, produktivitas belajara 30%, dan konsumsi energi batita
anak dan bahkan dapat menimbulkan dibawah 70% dari angka kecukupan
kematian (apriyanti widyasari, 2018). gizi yang dianjurkan.

Permasalah gizi pada anak balita Menurut peneliti status gizi dapat
merupakan masalah yang sangat mempengaruhi tumbuh kembang
kompleks yang dimana masalah gizi anak. Hal ini menunjukkan bahwa
pada balita dapat disebabkan oleh meskipun pengetahuan bukan
beberapa faktor seperti makanan merupakan faktor langsung yang
yang tidak seimbang dan penyakit mempengaruhi status gizi balita,
infeksi, ketahanan pangan di pengetahuan gizi ibu memiliki peran
keluarga yang tidak memadai seperti yang penting. Kemudian berdasarkan
kemampuan ekonomi keluarga yang observasi langsung yang dilakukan,
kurang untuk memenuhi kebutuhan penulis mendapati bahwa selain
pangan seluruh anggota keluarganya, karena kurangnya pemahaman gizi
baik jumlah maupun gizinya (Alfiana seimbang, pola asuh, pola makan
et al., 2017). juga yang menjadi faktor lain adalah
faktor pekerjaan dan juga faktor
Kekurangan gizi pada balita juga ekonomi yang sebagian besar
disebabkan oleh ketidakmampuan penduduk di Desa Gisting
keluarga dalam menyediakan waktu merupakan bekerja sebagai
yang cukup pada balita, perhatian pedagang. Adanya masalah gizi
dan dukungan terhadap anak agar kurang tersebut biasanya juga
dapat tumbuh dan kembang dengan disebabkan oleh faktor langsung
sebaik-baiknya, baik secara mental, yaitu asupan makanan ataupun
sosial dan fisik selain daripada itu penyakit infeksi yang mungkin
kebiasaan mengkonsumsi makan dialami oleh balita, dan faktor lain
yang tidak baik, misalnya anak-anak seperti BBLR, usia penyapihan
terlalu banyak minum susu sehingga terlalu dini, besar anggota keluarga,
menurunkan minat anak untuk pelayanan kesehatan yang tidak
memakan makanan lain, kurang memadai atau masyarakat yang tidak
mengkonsumsi sayur-sayuran, serta dapat menggunakan fasilitas
tidak seimbangnya antara energi pelayanan kesehatan yang ada.
yang masuk dan energi yang keluar
(Nurjanah & Proborini, n.d.). e. Distribusi frekuensi berdasarkan
pengetahuan MP-ASI pada anak
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Dasar tahun 2019 dalam Susanti, Gisting tahun 2022
et.al (2020) menyatakan bahwa Berdasarkan tabel 4.5
terjadi penurunan balita dengan Karakteristik responde berdasarkan
masalah gizi kurang, yaitu sekitar MP-ASI pada anak sebagian besar
19,4% pada tahun 2017 menjadi baik 22 anak (38.6%), cukup 21
16,9% tahun 2019. Balita dengan anak (36.8%), kurang 14 anak
gizi kurang juga mengalami (24.6%).
penurunan yaitu 5,9% tahun 2017
menjadi 3,9 % pada tahun 2019. Pemberian MP-ASI anak usia 6-
Penelitian yang dilakukan Kartono, 24 bulan adalah kebutuhan
et.al., (2014) di kabupaten Sragen berbagai zat gizi semakin
dan Srawang juga menemukan meningkat dan tidak lagi dapat
tingginya persentase anak dan balita dipenuhi hanya dari ASI saja.
Menurut peneliti kenapa jenis makanan pendamping ASI (MP-ASI)
kelamin penyebab faktor penyebab dengan status gizi pada anak usia 6-24
status gizi. Disebabkan karena laki- bulan di wilayah kerja Puskesmas Gisting
laki akan membutuhkan energi tahun 2022.
lebih banyak dari pada perempuan.
Karena biasanya aktivitas laki- laki Pengetahuan adalah suatu hasil tau
lebih banyak dari perempuan, laki- dari manusia atas penggabungan atau
laki biasanya bermain sepak bola kerjasama antara suatu subyek yang
aktivitas berlari sedangakn mengetahui dan objek yang diketahui.
perempuan hanya bermain kelereng Segenap apa yang diketahui tentang
aktivitas hanya duduk. Maka dari sesuatu objek tertentu (Lestari, 2018).
itu status gizi energi yang
dibutuhnya berbeda dari laki-laki Pemberian makanan pendamping
dan permpuan.. Pekerjaan ibu, air susu ibu (MP-ASI) harus dimulai saat
menurut peneliti kenapa pekerjaan ASI saja sudah tidak dapat memenuhi
mempengaruhi status gizi karena kebutuhan anak sehingga dibutuhkan
ibu yang berkeja anaknya diasuh makanan dan cairan lain bersama dengan
oleh orang lain ibu tidak tau apa ASI. Selama periode Selama MP-ASI
saja gizi yang diberikan kepada seorang bayi secara perlahan dilatih agar
anaknya. Maka dari itu ibu yang kelak dapat mengkonsumsi makanan
tidak berkerja dapat lebih tau gizi keluarga. Masa transisi dari AC 10 sip
yang diberikan sesuai anak, agar sampai makanan keluarga ini terjadi saat
status gizi anak terpenuhi dengan bayi berusia sekitar enam 6-24bulan
baik. periode ini adalah masa kritis untuk
pertumbuhan dan perkembangan optimal
Menurut peneltian Dewi dan bayi (Herlistia & Muniroh, 2016).
Indah, 2017 di Kadipiro Banjarsari
Surakarta menunjunkkan adanya Status gizi merupakan indikator
hubungan pekerjaan ibu dengan untuk mengetahui pertumbuhan anak.
pemberian MP- ASI. Pengambilan Kekurangan gizi pada balita akan
data menggunakan uji Chi squer berdampak jangka panjang terhadap
dengan p value = 0,053 produkivitas dan kualitas hidup
balita(Mitra, 2012).Kurang gizi pada
Menurut peneliti untuk usia 6-24 balita dipengaruhi oleh beberapa faktor
bulan sangat perlu di berikan MP diantaranya faktor langsung dan tidak
ASI karena untuk membantu langsung.Faktor langsung adalah asupan
tumbuh kembang anak untuk gizi dan penyakit infeksi.Faktor tidak
mencapai status gizi normal. langsung adalah pelayanan kesehatan,
pengasuhkan orang tua, tingkat
pengetahuan ibu dan status ekonimi
2. Bivariat (Kusuma & Surakarta, 2021).
Hubungan pengetahuan penberian
makanan pendamping ASI (MP-ASI) Masalah gizi terjadi tidak secara
dengan status gizi pada anak usia 6- tiba-tiba, tetapi ada proses yang
24 bulan di wiayah kerja Puskesmas berlangsung, balita yang sehat menjadi
Gisting 2022. kurang gizi setidaknya membutuhkan
Berdasarkan hasil uji statistik waktu sekitar 3 sampai 6 bulan. Tanda
menggunakan uji chi square diketahui khas anak usia dini yang berisiko
bahwa didapat nilai p-value 0,000 yang kekurangan gizi adalah kenaikan berat
bererti lebih dari < 0,005 sehingga Ho badan yang tidak sesuai (Barokah &
ditolak. dapat disimpulkan bahwa ada Zolekhah, 2021).
hubungan pengetahuan pemberian
Hasil penelitian ini sejalan dengan 3. Penelitian ini juga menemui
penelitian yeni diah lestari (2019) yang keterbatasan untuk mengondisikan
meneliti tentang hubungan pemberian mp responden dalam penelitian ini.
asi dengan status gizi pada anak usia 6-24 4. Peneliti selama jalannya penelitian
bulanHasil penelitian pemberian MP-ASI melakukan pemantauan untuk
baik sebagian besar 26 (59%), cukup mencegah terjadinya dampak negatif
sebagian kecil 16 (36,4%), kurang yang tidak diinginkan selama
sebagian kecil 2 (4,5%), status gizi buruk jalannya penelitian.
tidak ada 0 (0,0%) status gizi kurang
sebagian kecil 2 (4,5%) status gizi baik Kesimpulan
hamper seluruhnya 41 (93,2%) gizi lebih Melihat hasil penelitian dan pembahasan
sebagian kecil 1 (2,3%). Hasil uji penelitian yang berjudul: ‘’ hubungan
spearment rank tes (p : 0,006) jauh lebih pengetahuan pemberian makanan pendamping
kecil dari standart signifikan (α : 0,05) ASI (MP-ASI) dengan status gizi anak usia 6-
maka H1 diterima dan H0 ditolak. 24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Gisting
tahun 2022” maka dapat disimpulkan :
Menuurut penelitian Eryanti 1. Distribusi frekuensi Karakteristik
(2018) dengan hasil Hasil penelitian responden berdasarkan umur
pemberian MP-ASI baik sebagian besar responden sebagian besar usia
26 (59%), cukup sebagian kecil 16 lanjut antara usia 20-30 tahun
(36,4%), kurang sebagian kecil 2 (4,5%), dengan jumlah frekuensi 35
status gizi buruk tidak ada 0 (0,0%) status (61.4%). Distribusi frekuensi
gizi kurang sebagian kecil 2 (4,5%) status karakteristik responden
gizi baik hamper seluruhnya 41 (93,2%) berdasarkan Tingkat pendidikan
gizi lebih sebagian kecil 1 (2,3%). Hasil menunjukan sebagian besar
uji spearment rank tes (p : 0,006) jauh responden tidak sekolah sebanyak
lebih kecil dari standart signifikan (α : 29 orang (50.9%). Karakteristik
0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak. responden berdasarkan pekerjaan
pedagang 31 orang (54.4%).
Menurut peneliti tingkat Karakteristik responden
pemberian makanan pendamping ASI berdasarkan usia anak 1-2 tahun 35
(MP-ASI) dan status gizi pada anak usia anak (61.4%). Karakteristik
6-24 bulan di pengaruhi oleh responden berdasarkan jenis
pengetahuan ibu kelamin anak sebagian besar
perempuan 33 anak (57.9%).
B. Keterbatasan penilitian 2. Distribusi frekuensi berdasarkan
Dalam pelaksanaan penelitian MP-ASI pada anak sebagian besar
ini, peneliti merasa belom optimal baik 22 anak (38.6%), cukup 21
akan hasil yang telah didapatkan anak (36.8%), kurang 14 anak
karena terdapat kelemahan dan (24.6%).
keterbatasan antara lain : 3. Distribusi frekuensi berdasarkan
1. Adanya keterbatasan penelitian status gizi pada anak sebagian
dengan menggunakan kuisioner yaitu besar gizi kurang 22 anak (38.6%),
terkadang jawaban yang di berikan baik 29 anak (50.9%), lebih 6 anak
oleh responden tidak menunjukkan (10.5%).
keadaan sesungguhnya 4. Ada hubungan pengetahuan
2. Kesungguhan responden dalam pemberian makanan pendamping
menjawab kuisioner pada saat ASI (MP-ASI) dengan status gizi
penelitian di lakukan merupakan hal anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja
yang berada di luar jangkauan Puskesmas Gisting tahun 2022
peneliti dengan p-value 0.000
Saran Bima. (2015). Definisi MPASI. Hilos
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan Tensados, 1, 1–476.
Dapat bermanfaat untuk
mengingatkan fungsi dan kualitas Engel. (2014). 済 無 No Title No Title No
pelayanan kesehatan terutama Title. Paper Knowledge . Toward a
pelayanan premier dalam tindakan Media History of Documents.
preventif terjadinya kasus gizi pada
usia 6-24 bulan. Fitria. (2017). Pengaruh Orientasi
2. Bagi institusi pendidikan Kewirausahaan dan Penggunaan E-
Untuk menjadi referensi sebagai Commerce Terhadap Kinerja Usaha.
penelitian selanjutnya yang terkait Journal of Chemical Information and
dengan penelitian ini. Modeling, 53(9), 1689–1699.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan Hanindita, M. (2020). Mommyclopedia: 78
sebagai acuan atau sumber data resep MPASI (p. 144).
penelitian selanjutnya. Diharapkan
dapat melakukan penelitian dengan Herlistia, B. H. R., & Muniroh, L. (2016).
desain dan variabel lebih banyak lagi Hubungan Pemberian Makanan
sehingga mampu mengetahui faktor- Pendamping Asi (Mp-Asi) Dan
faktor lain yang mempengaruhi Sanitasi Rumah Dengan Status Gizi
ekonomi dan pekerjaan. Bayi Keluarga Miskin Perkotaan.
Media Gizi Indonesia, 10(1), 76–83.
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.20473/MGI.V10I1.7
6-83

Iv, B. A. B., Umum, G., & Penelitian, L.


Alfiana, N., Meikawati, W., & Ismail, T. S. (2016). Sumber :
(2017). Makanan Pendamping ASI http://www.alamatkodepos.info/peta-
dengan Status Gizi Anak (Studi di lokasi/kecamatan-cepogo-boyolali-
Kelurahan Manyaran Wilayah Kerja jawa-tengah.html. 51–77.
Puskesmas Manyaran Kota Semarang
Tahun 2017 ) Fakultas Kesehatan Kusuma, U., & Surakarta, H. (2021).
Masyarakat Universitas HUBUNGAN TINGKAT
Muhammadiyah Semarang PENGETAHUAN IBU TENTANG
Repository. Unimus. ac .id PEMBERIAN MP-ASI TERHADAP
Repository. Unimus. ac. Fakultas STATUS GIZI BALITA DI DESA
Kesehatan Masyarakat Universitas TRENGGULI THE RELATIONSHIP
Muhammadiyah Semarang, 22. BETWEEN MOTHER ’ S
KNOWLEDGE LEVEL ABOUT
Alwafi Ridho Subarkah. (2018). hubungan WEANING FOOD DELIVERY TO
pemberian makanan pendamping ASI THE INFANTS ’ NUTRITIONAL. 12,
(MP-ASI) dengan status gizi pada 1–7.
anak usia 6-24 bulan. Nhk 技 研 ,
151(2), 10–17. Lestari, N. D. A. (2018). Gambaran
Pengetahuan Keluarga Dalam
apriyanti widyasari. (2018). Status Gizi Anak. Merawat Anggota Keluarga Dengan
In Mkmi (Vol. 1, Issue 2). Komplikasi Gangre. Skripsi, 5–29.

Barokah, L., & Zolekhah, D. (2021). Literature Review: Pemberian Makanan


Determinan masalah gizi balita di Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
daerah istimewa yogyakarta. 5, 1111– pada Balita Stunting Usia 6-24 Bulan
1117. di Asia FAJAR ARUMNINGTYAS, Dr.
Fitri Haryanti, S.Kp., M.Kes., Itsna Tane, R., & Sembiring, F. B. (2021). Edukasi
Luthfi Kholisa, S.Kep., Ns., MANP. Online Pemberian MPASI Terhadap
(2021). 23–24. Praktik Pemberian Makan Dan Status
Gizi Anak Usia 6-24 Bulan. BEST
Notoatmodjo, soekijdo. (2014). Metodologi Journal (Biology Education, Sains
Penelitia Kesehatan. PT. Rineka and Technology), 4(2), 244–249.
Cipta. https://doi.org/10.30743/best.v4i2.455
4
Nurjanah, F., & Proborini, C. A. (n.d.).
Hubungan Pola Asuh Gizi Ibu dengan United Nations International Children’s
Pemberian MP-ASI pada Balita Usia Emergency Fund (UNICEF). (2021).
6-24 Bulan. 2(1), 17–23. 2021.

PENGARUH PENGETAHUAN IBU DAN


POLA PEMBERIAN MAKANAN
PENDAMPING ASI TERHADAP
STATUS GIZI BAYI USIA 6-12
BULAN DI KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG. (n.d.). 1–9.

Pramifta, H., Wahyani, A. D., & Rahmawati,


Y. D. (2021). HUBUNGAN ANTARA
ASI EKSLUSIF DAN PEMBERIAN
MAKANAN PENDAMPING ASI
( MP-ASI DENGAN STATUS GIZI
PADA BAYI UMUR 7-12 BULAN DI
PUSKESMAS KLUWUT. 3(01), 26–
31.

Rahmiati, B. F., Hidayah, N., Ardian, J.,


Jauhari, M. T., & Wijaya, W. (2021).
Workshop Menu MP-ASI untuk
Menjaga Status Gizi Balita di Kota
Mataram. ADMA : Jurnal Pengabdian
Dan Pemberdayaan Masyarakat, 1(2),
65–70.
https://doi.org/10.30812/adma.v1i2.10
04

Setiyaningrum, S., & Duvita Wahyani, A.


(2020). Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Keluarga Sadar Gizi
Dengan Status Gizi Anak Balita.
Jurnal Ilmiah Gizi Kesehatan), 1(02),
33–40.
http://jurnal.umus.ac.id/index.php/JIG
K/article/view/140

Sugiyono & Priyatno. (2016). Pengaruh


Disiplin Kerja Dan Kinerja Pegawai.
1.

Anda mungkin juga menyukai