Anda di halaman 1dari 12

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

Volume 7, Nomor 2, Mei 2018


Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Noverian Yoshua Prihutama, Farid Agung Rahmadi, Galuh Hardaningsih

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI SEBAGAI


FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 2-3
TAHUN
Noverian Yoshua Prihutama1, Farid Agung Rahmadi2, Galuh Hardaningsih2
1
Mahasiswa Program S-1 Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010

ABSTRAK
Latar Belakang Stunting atau perawakan pendek merupakan kondisi terhambatnya
pertumbuhan tubuh akibat salah satu bentuk kekurangan gizi yang ditandai dengan tinggi
badan menurut umur di bawah standar deviasi (<-2SD) dengan referensi World Health
Organization (WHO) tahun 2006.
Tujuan Menganalisis peran pemberian makanan pendamping air susu ibu dini sebagai faktor
risiko kejadian stunting pada anak usia 2-3 tahun.
Metode Penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian kasus-kontrol. Sampel
terdiri dari 104 anak umur 2-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Rowosari Kota Semarang
selama periode Maret-Agustus 2017. Uji statistik menggunakan uji komparatif Chi-square.
Hasil Berdasarkan 104 subjek kasus-kontrol di wilayah Puskesmas Rowosari Semarang,
didapatkan hubungan bermakna pada pemberian MP-ASI dini (p=0,000). Hubungan tidak
bermakna didapatkan pada jenis MP-ASI (p=0,680), konsistensi MP-ASI (p=0,290),
pendapatan orang tua (p=1,000).
Kesimpulan Pada penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan pada variabel pemberian
MP-ASI dini terhadap stunting. Selain itu terdapat hubungan yang tidak signifikan pada
variabel jenis MP-ASI, konsistensi MP-ASI, dan pendapatan orang tua.
Kata Kunci : Stunting, MP-ASI dini

ABSTRACT
THE EARLY COMPLEMENTARY FEEDING AS A RIZK FACTOR OF STUNTING
IN CHILDREN TWO AND THREE YEARS OLD
Background : Stunting is the impaired growth and development that children experience
from poor nutrition, repeated infection, and inadequate psychosocial stimulation. Children are
defined as stunted if their height-for-age is more than two standard deviations below the
WHO Child Growth Standards median.
Objective : To analyze pre lacteal feeding as a risk factor of stunting in 2-3 years old
children.
Methods : A case control study that need 104 samples with 2-3 years old children in the work
area of Puskesmas Rowosari Kota Semarang between March-August 2017. Using Chi-square
test.
Results : The analyze revealed that there’s a main contributing factors that cause stunting and
that’s age of introduction to the complementary feeding with p value 0.000. The other factors
like the kind of the complementary food with p value 0,680, the consistency with p value
0,290, and also the salary of both parents with p value 1,000 weren’t the contributing factor.

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1419-1430


1419
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Noverian Yoshua Prihutama, Farid Agung Rahmadi, Galuh Hardaningsih

Conclusion : The study led to the age of introducing the complementary food under 6 months
need to stop because it’s a contributing factor to make children stunted. Therefore, there’s
nothing between the kind of the complementary foods, the consistency and also parents
salary.
Keywords : Stunting, Complementary Feeding, Early Complementary Feeding.

PENDAHULUAN peningkatan risiko kesakitan dan kematian


Stunting merupakan kondisi kronis serta terhambatnya pertumbuhan
terhambatnya pertumbuhan karena kemampuan motorik dan mental. Balita
malnutrisi jangka panjang. Prevalensi yang mengalami stunting memiliki risiko
stunting di Indonesia cukup tinggi yaitu terjadinya penurunan kemampuan
37,2%. Salah satu penyebabnya adalah intelektual, produktivitas, dan peningkatan
pemberian nutrisi yang tidak adekuat saat risiko penyakit degeneratif di masa
masa pertumbuhan.Stunting menurut mendatang. Stunting juga meningkatkan
World Health Organization (WHO) Child risiko obesitas, karena orang dengan tubuh
Growth Standart didasarkan pada indeks yang pendek akan membuat berat badan
panjang badan dibanding umur (PB/U) idealnya rendah. Kenaikan berat badan
atau tinggi badan dibanding umur (TB/U) beberapa kilogram saja dapat menjadikan
dengan batas (z-score) kurang dari -2 SD. Indeks Massa Tubuh (IMT) orang tersebut
Prevalensi stunting di Indonesia naik melebihi batas normal. Keadaan
lebih tinggi daripada negara-negara lain di overweight dan obesitas yang terus
Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%), berlangsung lama akan meningkatan risiko
Vietnam (23%), dan Thailand (16%). Hasil kejadian penyakit degeneratif.
analisis lanjut data Riskesdas 2013 pada Bayi berusia 0-6 bulan, hanya
kelompok usia 2-3 tahun menemukan memerlukan Air Susu Ibu (ASI) saja
prevalensi sebesar 42,38 persen. Indonesia sebagai nutrisi utama. Setelah 6 bulan,
menduduki peringkat ke lima dunia untuk dapat diberikan Makanan Pendamping ASI
jumlah anak dengan kondisi stunting. (MPASI). Bayi berusia >6 bulan
Stunting pada balita perlu menjadi memerlukan MP-ASI sebagai nutrisi
perhatian khusus karena dapat tambahan untuk pertumbuhan optimal.
menghambat perkembangan fisik dan Salah satu permasalahan dalam
mental anak. Stunting berkaitan dengan pemberian makanan pada bayi adalah

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1419-1430


1420
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Noverian Yoshua Prihutama, Farid Agung Rahmadi, Galuh Hardaningsih

terhentinya pemberian air susu ibu (ASI) dilakukan dengan pengisian kuesioner dan
dan pemberian MP-ASI dini. Menurut pengukuran tinggi dan berat badan anak.
penelitian Teshome, anak yang diberi MP- Variabel bebas penelitian ini adalah
ASI terlalu dini (<4 bulan) berisiko riwayat konsumsi MP-ASI dini, riwayat
menderita kejadian stunting. konsistensi dan riwayat jenis pemberian
Berdasarkan uraian diatas, peneliti MP-ASI dini
ingin melakukan penelitian tentang Data yang terhimpun dilakukan
hubungan antara pemberian MP-ASI dini cleaning, editing, coding, tabulating, dan
(<6bulan) dengan kejadian stunting pada entry data. Kemudian dilakukan analisa
anak usia 2-3 tahun di wilayah Kerja statistik dengan rancangan analisis bivariat
Puskesmas Rowosari Semarang. yang digunakan untuk mendapatkan nilai
tingkat signifikan dengan Uji komparatif
METODE Chi Square untuk mendapatkan p value,
Penelitian ini merupakan penelitian lalu dilakukan uji multivariat regregi
observasional analitik dengan rancangan logistik untuk mengetahui hubungan
case control. Penelitian dilaksanakan di variabel penelitian dengan kejadian
wilayah kerja Puskesmas Rowosari Kota stunting dengan menggunakan SPSS for
Semarang pada periode Maret-Agustus Windows versi 23. Alternatif jika tidak
2017. Sampel penelitian adalah responden terpenuhinya syarat Uji Chi Square adalah
dengan anak usia 2-3 tahun dengan kriteria menggunakan Uji Fisher.
inklusinya adalah anak usia 2-3 tahun
dengan stunting sebagai kasus, dan anak HASIL
usia 2-3 tahun dengan panjang badan Pengambilan data penelitian
normal dan tinggi sebagai kontrol. Kriteria dilakukan Maret-Agustus 2017. Jumlah
eksklusi penelitian ini adalah anak dengan sampel penelitian yang memenuhi kriteria
penyakit kronis, anak dengan penyakit inklusi dan eksklusi adalah 104 responden.
jantung bawaan, anak dengan bayi berat
lahir rendah, anak dengan kelainan
dismorfik, anak dengan stunting familial.
Sampel diambil dengan cara
consecutive sampling. Pengambilan data

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1419-1430


1421
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Noverian Yoshua Prihutama, Farid Agung Rahmadi, Galuh Hardaningsih

Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian


Variabel Kasus Kontrol Nilai p

Jenis Kelamin
Laki-Laki 30 (25.5%) 21 (40,4%) 0,433*
Perempuan 22 (26.5%) 31 (59.6%)
Umur
2 Tahun 23 (44.2%) 19 (36.5%) 0,424*
3 Tahun 29 (55.8%) 33 (63.5%)
Keterangan : * Chi Square
Berdasarkan penelitian yang telah mengacu pada UMR kota Semarang,
dilakukan dapat dilihat dalam table 1, didapatkan keluarga yang memiliki
diperoleh total 104 responden yang pendapatan kurang dari UMR (status
memiliki anak dengan usia 2-3 tahun, ekonomi rendah) sebanyak 18 (34.6%) dan
dengan rincian 42 responden dengan anak pendapatan diatas UMR (status ekonomi
usia 2 tahun (40,4%) dan 62 responden tinggi) yaitu keluarga yang memiliki
dengan anak usia 3 tahun (59.6%). penghasilan lebih dari UMR sebanyak 34
Responden dengan anak laki-laki (65.4%).
berjumlah 51 (49.0%) dan dengan anak
perempuan berjumlah 53 (51.0%).
Berdasarkan pendapatan orangtua, yang
Tabel 2. Hubungan Konsistensi MP-ASI dini terhadap Kejadian Stunting.
Variabel Kasus Kontrol Nilai p
Konsistensi MP-ASI
Padat 1 (1.9%) 0 (0%)
Lembek 38 (73.1%) 33 (63.5%) 0,290*
Cair 13 (25.0%) 19 (36.5%)
Keterangan : *signifikan jika p<0,05
Tabel 2 mengungkapkan bahwa yang sangat sering diberikan (68.3%) oleh
konsistensi MP-ASI yang diberikan responden kepada anaknya, dan MP-ASI
responden kepada anaknya, MP-ASI dengan konsistensi padat hampir tidak
dengan konsistensi lembek adalah mpasi pernah diberikan (1.0%). Nilai p yang

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1419-1430


1422
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Noverian Yoshua Prihutama, Farid Agung Rahmadi, Galuh Hardaningsih

diperoleh adalah 0,290, sehingga kejadian stunting dengan nilai p>0,05


konsistensi MP-ASI tidak mempengaruhi
Tabel 3. Hubungan Jenis MP-ASI dini terhadap Kejadian Stunting.
Variabel Kasus Kontrol Nilai p OR (IK 95%)

Jenis MP-ASI

Buah 19 (36.5%) 17 (32.7%) 0,680* 0,844 (0,376-1,894)

Non Buah 33 (63.5%) 35 (67.3%)

Keterangan : *p signifikan jika <0,05


Tabel 3 berikut memberikan
gambaran hubungan jenis MP-ASI yang
diberikan responden kepada anak terhadap
kejadian stunting, baik itu buah dengan
total 36 (34.6%) ataupun non buah dengan
total 68 (65.4%) tidak menunjukkan hasil
yang signifikan dengan p>0,05 yaitu p =
0,680.

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1419-1430


1423
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Noverian Yoshua Prihutama, Farid Agung Rahmadi, Galuh Hardaningsih

Tabel 4. Hubungan Pendapatan Orangtua terhadap Kejadian Stunting.


Variabel Kasus Kontrol Nilai p OR (IK 95%)

Status Ekonomi
Rendah 18 (34.6%) 18 (34.6%) 1,000* 1,000 (0,446-2,243)

Tinggi 34 (65.4%) 34 (65.4%)


Keterangan : *p dikatakan signifikan jika <0,05
Tabel 4 berikut menunjukkan status 68 (65.4%) menunjukkan bahwa tidak
ekonomi keluarga responden berdasarkan didapatkan hubungan bermakna (p>0,05)
pendapatan orangtua tiap bulan yang dapat antara pendapatan orangtua dengan
dikategorikan tinggi dan rendahnya kejadian stunting dengan nilai p=1,000.
melalui UMR kota semarang yaitu Rp Pendapatan orangtua tidak dapat menjadi
2,125,000. Responden dengan status faktor risiko terjadinya stunting pada anak.
ekonomi rendah 36 (34.6%) ataupun tinggi
Tabel 5. Perbedaan Rerata Nilai Neutrophil to Lymphocyte Ratio (NLR) dengan Stratifikasi risiko
TIMI dengan uji Kruskal wallis
Variabel Kasus Kontrol Nilai p OR (IK95%)

MP-ASI dini 34 (65.4%) 5 (9.6%) .000* 17,756 (6,002-52,527)

MP-ASI >6 18 (34.6%) 47 (34.6%)


bulan
Keterangan : *p signifikan jika >0,05
Tabel 5 di atas mengungkapkan ASI dini berpengaruh terhadap kejadian
bahwa didapatkan anak dengan pemberian stunting, karena p<0,05, dapat disimpulkan
MP-ASI dini sebanyak 34 (65.4%) anak bahwa dari hipotesis terdapat hubungan
sebagai kasus dan 5 (9.6%) anak sebagai pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian
kontrol dengan total 39 (37.5%) dan anak stunting dapat diterima.
yang memperoleh MP-ASI dini memiliki
risiko 17,756 kali mengalami stunting PEMBAHASAN
dibanding anak yang memperoleh MP-ASI Karakteristik demografi sampel
> 6 bulan. Nilai p yang diperoleh penelitian yang diamati pada penelitian ini
mengungkapkan bahwa pemberian MP- antara lain jenis kelamin dengan jumlah

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1419-1430


1424
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Noverian Yoshua Prihutama, Farid Agung Rahmadi, Galuh Hardaningsih

anak laki-laki 30 pada kelompok kasus, 21 dilakukan Yekti, dimana penelitian


pada kelompok kontrol, sedangkan tersebut menemukan bahwa tidak terdapat
perempuan pada kelompok kasus ada 22 hubungan yang bermakna antara jenis MP-
anak, 31 anak pada kelompok kontrol dan ASI dini dengan kejadian stunting,
umur anak dari responden 23 anak dengan meskipun varian jenisnya beragam. Hasil
umur 2 tahun pada kelompok kasus, 19 analisis serupa juga terjadi pada
anak pada kelompok control, sedangkan konsistensi MP-ASI dini, dengan nilai
pada goloongan umur 3 tahun terdapat 29 p=0,290. Hal ini juga sesuai dengan hasil
anak pada kelompok kasus dan 33 anak penelitian Atika, dari penelitian tersebut
pada kelompok kontrol. Hasil uji hipotesis diperoleh bahwa faktor risiko kejadian
pada penelitian dengan 104 responden stunting adalah pemberian MP-ASI dini.
kasus-kontrol ini menunjukkan adanya Konsistensi MP-ASI dini yang baik
hubungan bermakna (p<0,05) antara diberikan menurut Teshome adalah MP-
pemberian MP-ASI dini (p=0,000) ASI dini yang lembek, jika memang
terhadap kejadian stunting. Sebaliknya terpaksa harus diberikan.
tidak menunjukkan hubungan yang Makanan pendamping ASI (MP-
signifikan (p>0,05) antara jenis MP-ASI ASI) adalah makanan yang diberikan
dini (p=0,680), konsistensi MP-ASI dini kepada anak bersamaan dengan ASI, MP-
(p=0,290), dan pendapatan orangtua ASI sendiri bersifat untuk melengkapi ASI,
(p=1,000) terhadap kejadian stunting. bukan untuk menggantikan ASI dan ASI
MP-ASI memiliki banyak tetap harus diberikan sampai usia 2 tahun
keragaman, tentunya anak akan memilih diikuti pemberian MP-ASI pada usia 6
makanan yang dapat dimasukkan kedalam bulan. Usia pemberian MP-ASI
mulut dengan mudah dan rasanya enak, berpengaruh terhadap kejadian stunting,
maka dalam hal ini anak usia 2-3 tahun karena anak hanya membutuhkan ASI saja
menjadi suka memilih makanan. Pada hingga usia 6 bulan, namun >6 bulan ASI
penelitian ini ditemukan bahwa jenis MP- saja tidak cukup untuk membantu tumbuh
ASI dini tidak menunjukkan adanya kembang yang optimal. Hubungan
hubungan yang bermakna terhadap bermakna didapatkan pada pemberian MP-
kejadian stunting dengan nilai p=0,680, hal ASI dini terhadap kejadian stunting yaitu
ini sesuai juga dengan penelitian yang nilai p=0,000. Hasil penelitian ini sesuai

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1419-1430


1425
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Noverian Yoshua Prihutama, Farid Agung Rahmadi, Galuh Hardaningsih

dengan penelitian sebelumnya yang memperjuangkan agar anaknya dapat


dilaksanakan Teshome, Margawati yang mencapai tumbuh kembang yang optimal
menyatakan bahwa anak yang dengan tetap mencari pekerjaan apapun
mengkonsumsi MP-ASI pada usia <4 yang masih bisa dilakukan responden.
bulan mengalami stunting. Penelitian lain mengungkapkan bahwa
Pendapatan orang tua menjadi faktor risiko kejadian stunting adalah tidak
faktor lain yang tidak bermakna, dengan ASI eksklusif, MP-ASI dini, dan
nilai p = 1,000. Hubungan yang tidak pendapatan orangtua yang rendah juga
bermakna juga ditemukan pada pendapatan akan meningkatkan risiko terjadinya
orang tua terhadap kejadian stunting, hal penyakit infeksi, seperti halnya diare, dan
ini disebabkan karena pendapatan orang infeksi saluran pernafasan atas.
tua tidak dapat menentukan kualitas MP-
ASI yang diberikan. Hasil yang tidak SIMPULAN DAN SARAN
signifikan juga didapat dari penelitian yang Simpulan
dilaksanakan di Tasikmalaya, dimana Berdasarkan hasil penelitian, dapat
pendapatan orang tua tidak mempengaruhi diperoleh kesimpulan bahwa pada
pemilihan bahan makanan untuk membuat penelitian pada anak usia 2-3 tahun di
MP-ASI yang berkualitas, justru tingkat wilayah kerja Puskesmas Rowosari
pendidikan ibu yang menentukan dalam didapatkan :
memilih MP-ASI dengan bahan yang 1. Terdapat hubungan tidak bermakna
berkualitas. Hasil penelitian bermakna antara riwayat jenis MP-ASI dini yang
didaptakan bahwa stunting dipengaruhi diberikan sebagai faktor risiko
oleh rendahnya pendapatan, pekerjaan kejadian stunting pada anak usia 2-3
yang tidak tetap, dan terbatasnya daya beli. tahun
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan 2. Terdapat hubungan tidak bermakna
perbedaan budaya turun temurun pada antara riwayat konsistensi MP-ASI
setiap daerah dimana beberapa budaya dini yang diberikan pada anak usia 2-3
lebih mementingkan tumbuh kembang tahun
anaknya dibanding membeli barang 3. Terdapat hubungan bermakna antara
meskipun pendapatan yang diperoleh pemberian MP-ASI dini sebagai faktor
berada dibawah UMR dan

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1419-1430


1426
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Noverian Yoshua Prihutama, Farid Agung Rahmadi, Galuh Hardaningsih

risiko kejadian stunting pada anak usia http://apps.who.int/iris/bitstream/1066


2-3 tahun 5/44397/1/9789241599955_eng.pdf.
Saran Cited 2017, February 18.
Beberapa saran terkait hasil 4. World Health Organization. Global
penelitian ini adalah sebagai berikut : Nutrition Targets 2025: Stunting
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat Policy. Geneva. 2012. Available from:
meneliti anak dengan usia <2 tahun untuk http://apps.who.int/iris/bitstream/1066
mengurangi bias recall mengenai MP-ASI 5/44397/1/9789241599955_eng.pdf.
apa yang diberikan responden pada anak. Cited 2017, January 20.
2.Tenaga kesehatan dan sektor-sektor 5. The State of The World’s Children
terkait diharapkan dapat mengupayakan 2013 New York: United Nations
dan mendukung program pemberian ASI Children’s. Children with disabilities.
eksklusif selama 6 bulan. Internet. 2013. Available from:
http://apps.who.int/iris/bitstream/1066
DAFTAR PUSTAKA 5/44397/1/9789241599955_eng.pdf.
1. Depkes. Situasi Balita Pendek. Cited 2017, January 22.
Internet. 2016. Available from: 6. Kementrian Kesehatan Republik
http://www.depkes.go.id/resources/do Indonesia. Penuntun Hidup Sehat.
wnload/pusdatin/infodatin/situasi- Jakarta : Bakti Husada. 2010. 12-13.
balita-pendek-2016.pdf. Cited 2017, 7. Hayati, Aslis Wirda. Buku Saku Gizi
January 21. Bayi. Jakarta:EGC. 2009.
2. World Health Organization. Nutrition 8. Teshome B, Makau W, Getahun Z,
landscape information system (NLIS) Tayee G. Magnitude and Determinants
country profile indicators: of Stunting in Children Under Five
Intrepretation guide. Internet. 2010. Years of Age in Food Surplus Of
Available from: Ethiopia : The Case of West Gojam
http://apps.who.int/iris/bitstream/1066 Zone. Ethiop J Heal Dev.
5/44397/1/9789241599955_eng.pdf. 2009;23(2):98-106.
Cited 2017, January 19. 9. Alderman H, Shekar M. Nutrition,
3. Depkes. Hasil Riskesdas 2013. Food Security, and Health. In:
Internet. 2013. Available from: Kliegman, R.M, Stanton B.F, Schor

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1419-1430


1427
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Noverian Yoshua Prihutama, Farid Agung Rahmadi, Galuh Hardaningsih

N.F, Geme III, Saint J.W, Behrman 16. Kappy M. Adrenal Disorder. Pediatric
R.E. Nelson Textbook of Pediatrics Pract. Endocrinol.2010:175-183.
19th ed. Philadelphia: Elsevier 17. Stephensen, C.B. Burden Infection of
Saunders. 2011. 170-178. Growth Failure. J. Nutr Educ
10. Batubara J.R.L. Pertumbuhan dan Behav.2000;129:534S-538S.
Gangguan Pertumbuhan: 18. Casapia M, Joseph S.A, Nunez C,
Endrokinologi Anak. 2010. I. 19-42. Rahma E, Gyorkos T.W. Parasite Risk
11. Okoromah Christy A.N, Ekure Factors for Stunting in Grade 5
Ekanem N, Lesi Foluso E.A, Students in a community of Extreme
Okunowo Wahab O, B Tijani Bolande Poverty in Peru. Int. J. Parsitol.
O, Okeiyi Jonathan C. Prevalence, 2006;36:741-747.
Profile and Predictors of Malnutrition 19. Jahiroh, Prihartono Nurhayati.
in Children with Congenital Heart Hubungan Stunting Dengan Kejadian
Defects: A Case-Control Tuberkulosis pada Balita.2016.
Observational Study. 2011. 20. Maxwell S. Module 5 Cause of
12. Anshori H. Faktor Risiko Kejadian Malnutrition. Oxford: Emergency
Stunting pada Anak Usia 12-24 Bulan. Nutrition Network (ENN).2011
2013 21. Libby, Peter. Braunwald’s Heart
13. Suzetta P. Perencanaan Pembangunan Disease: A Textbook of
Indonesia. Internet. 2007. Available Cardiovascular Medicine.
from: www.bappenas.go.id. Cited Philadelphia: Saunders Elsevies. 2008.
2017, February 2. 174-175.
14. Nicol L.E, Allen D.B, Czernichow G, 22. Bherman, Kliegman, Arvin. Nelson
Zeither P. Normal Growth and Growth Ilmu Kesehatan Anak 15th Ed. Jakarta:
Disorder. Pediatric Pract. Endocrinol. EGC. 2012;2:50-53.
2010;23-76. 23. Okoromah Christy A.N, Ekure
15. Salgueiro M.J, Zubilaga M.B, Ekanem N, Lesi Foluso E A,
Lysionex E, Caro R.A, Weill R, Okunowo Wahab O B, Tijani Bolande
Boccio R. The Role of Zinc in the O, Okeiyi Jonathan C. Prevalence,
Growth and Development of Children Profile and Predictors of Malnutrition
Nutrition. 2002;18:510-519. in Children with Congenital Heart

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1419-1430


1428
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Noverian Yoshua Prihutama, Farid Agung Rahmadi, Galuh Hardaningsih

Defects: A Case-Control February 26.


Observational Study. 2011. 30. Narendra M.S. Buku Ajar Tumbuh
24. Roebiono, P.S. Diagnosis dan Kembang Anak dan Remaja. Jakarta.
Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan. 2008.
Internet. Available 31. Lembaga Kesehatan Masyarakat.
from:http://repository.ui.ac.id/contents Faktor Penyebab dan Dampak Stunted
/koleksi/11/6832166923fd5a14595241 Terhadap Kesehatan. Internet.
e85893e6bbb8907f2.pdf Indonesia.2015. Cited 2017 February
25. Mann D.L, Zipes D.P, Libby P, 26.
Bonow R.O, Braunwald E. 32. Anggraini, Adisty Cynthia .2010.
Braunwald’s Heart Disease: A Asuhan Gizi: Nutritional Care Process.
Textbook of Cardiovascular Medicine. Yogyakarta: Graha Ilmu.
10th ed. Philadelphia, P.A: Elsevier 33. IDAI. Kurva Pertumbuhan WHO.
Saunders. Chap 62. 2015 Internet. Indonesia;2015. Available
26. Cuttler L. Short Stature. Practical from:
Strategies in Pediatric Diagnosis and http://repository.ui.ac.id/contents/kole
Therapy. USA.2006;1020-1037. ksi/11/6832166923fd5a14595241e858
27. Edmond K, Zandoh C, Quigley M.A, 93e6bbb8907f2.pdf. Cited 2017
Amenga Etego S, Owusu Agyei S, February 26.
Kirkwood B.R. Delayed Breastfeeding 34. Prasetyono D.S. ASI Eksklusif
Initiation Increases Risk of Neonatal Pengenalan Praktik dan Kemanfaatan
Mortality. J. Pediatrics; Kemanfaatannya. Yogyakarta: Diva
2006:117(3):380-386. Press. 2009.
28. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010. 35. Ferguson D.M. Early Solid Feeding
Rekomendasi No : 002/Rek/PP and Recurrent Childhood Eczema: a
IDAI/XI/2010 tentang Air Susu Ibu 10 year longitudinal study Pediatrics.
dan Menyusui. Jakarta. 2010 1990;86:541-546.
29. World Health Organization. Training 36. Prabantinin Dwi. A to Z Makanan
Course on Child Growth Assesment. Pendamping ASI. Jakarta. 2010.
Internet. United States America: Child 37. Lestari, Wanda. Faktor Risiko
Growth Standards. 2013. Cited 2017, Stunting Pada Anak Umur 6-24 bulan

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1419-1430


1429
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Noverian Yoshua Prihutama, Farid Agung Rahmadi, Galuh Hardaningsih

di Kecamatan Penanggalan Kota 40. Rahayu, Atika. Riwayat Berat Badan


Subulussalam Provinsi Aceh. Lahir dengan Kejadian Stunting pada
Semarang : Departemen Ilmu Gizi Anak Usia dibawah 2 Tahun.
Fakultas Kedokteran Universitas Banjarmasin: Universitas Lambung
Diponegoro.2014. Mangkurat Program Studi Kesehatan
38. Wirawanni, Yekti. Pemberian Masyarakat. 2010.
Makanan Pendamping ASI dengan 41. Hapitria, Pepi. Positive Deviance in
Penambahan Pemberian Minyak Under-five Nutritional Status.
Santan, Ikan dan Kacang-Kacangan Yogyakarta: Bagian Ilmu Kesehatan
untuk Meningkatkan Status Gizi Anak. Anak, Fakultas Kedokteran
Semarang: Journal of Nutrition and Universitas Gadjah Mada.2010.
Health Universitas Diponegoro. 2013. 42. Badan Perencanaan Pembangunan
39. Nugroho, Arie. Determinan Growth Nasional. Rencana Aksi Nasional
Failure (Stunting) Pada Anak Umur 1 Pangan dan Gizi 2011. Jakarta:
s/d 3 Tahun (Studi di Kecamatan BAPPENAS. 2011
Tanjungkarang Barat Kota Bandar
Lampung). Lampung: Poltekkes
Kemenkes Tanjungkarang Program
Studi Ilmu Gizi.2013.

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 1419-1430


1430

Anda mungkin juga menyukai