Anda di halaman 1dari 10

Menurut data TLHS 2 019

Kunjungan K1 ada 82% dibandingkan tahun 2018 menurun 79,2%


Kunjungan K4 :2019 sebanyak menurun 50% dibandingkan tahun 2018 meningkat 52,6% ANC di
Municipio dili K1 pada tahun 2029 menurun 67,0% pada tahun 2018 meningkat 83,0% K4 pada
tahun 2019 dan 2018 datanya sama yaitu hanya mencapai 41%
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Menurut data TLHS 2019


Data keseluruhan di negara timor leste mengenai Kunjungan ibu hamil K1 ada sebanyak 82%
Kunjungan K4 : sebanyak 50%
Data ANC di Municipio Dili K1 pada hanya mencapai 67,0% , K4 hanya mencapai mencapai 41%,
seperti kita ketahui bersama bahwa di negara timor leste setiap ibu yang hamil harus melakukan
kunjungan kehamilan nya minimal 4x selama hamil, namun dari data yang ada kunjungan K1 dan K4
khusunya di Municipio Dili tidak mencapai 75% hal ini sangat mempengaruhi kesehatan ibu
khusunya pada kasus Anemia karena kurang menkonsumsi obat dan kurang mendapat informasi
tentang promosi kesehatan selama kehamilannya.

Berdasarkan data Kohort ibu hamil di SSK Formosa (2018) Dari data
yang didapatkan dari sentru saude Formosa tentang kunjungan ibu hamil
Ante Natal Care (ANC) K1 sebanyak 2284 ibu hamil sedangkan ibu hamil
untuk kunjungan K4 sebanyak 2032 orang. menunjukan bahwa ibu hamil
yang mendapatkan Sulfat Ferrous SF sebanyak 2032 ibu hamil dan ibu
hamil yang menderita anemia ringan sebanyak 458 ibu hamil.
Tingginya angka anemia pada ibu hamil ini mempunyai kontribusi
terhadap tinginya angka BBLR di Timof-Leste. ibu hamil di anjurkan untuk
mengkumsumsi tablet zat besi minimal 90 tablet dan memgkomsumsi
makanan bernutrisi selama hamil. infomasi dari Clinik Health Cervises
(CHC) Formosa Dili, ibu hamil selalu diberikan tablet Sulfat Ferrous secara
rutin setiap kunjungan ibu hamil informasi tentang memperhatikan nutrisi
makanan ibu, namun sebagian besar dari mereka belum mengetahui
pentingnya menkomsumsi tablet Sulfat Ferrous dan menkomsumsi
makanan bergizi, sehingga terjadi ketidak patuhan dan pengetahuan ibu
hamil untuk menkomsumsi tablet dan memilih makanan bergizi. Kebutuhan
zat besi meliputi Folic Acid dan Sulfat Ferrosus ibu selama kehamilan
adalah 800mg besi diantaranya ......300mg untuk janin placenta dan
500mg untuk pertambahan erosit ibu, untuk itulah ibu hamil membutuhkan
1-2 mg zat besi setiap hari.(Manuaba, 2001)
Menurut data TLHS 2 019
Kunjungan K1 ada 82% dibandingkan tahun 2018 menurun 79,2%
Kunjungan K4 :2019 sebanyak menurun 50% dibandingkan tahun 2018 meningkat 52,6% ANC di
Municipio dili K1 pada tahun 2029 menurun 67,0% pada tahun 2018 meningkat 83,0% K4 pada
tahun 2019 dan 2018 datanya sama yaitu hanya mencapai 41%

Berdasarkan data PDSTL tahun 2010, Pada umumnya anemia menunjukan


presentasi 21% dari wanita Timor-Leste pada usia 15-49 tahun
menunjukan anemia dari 18% ringan , 4% anemia sedang dan kurang dari
1% anemia berat. Wanita hamil lebih banyak mendapatkan anemia
daripada wanita tidak hamil dan tidak memberikan ASI (28%:19 masing-
masing). Perbandingan antara wanita pedesaan lebih tinggi di bandingkan
di kota ( 22%:19%)
Menurut survey demografi kesehatan Timor-Leste (2016)
menunjukan bahwa selama usia subur kematian wanita hamil adalah 1%
wanita di Timor-Leste meninggal selama masa reproduksi. Kematian ibu
hamil pada tahun 2002-2010 sebanyak 557/100.000 kelahiran hidup dan
pada tahun 2009-2016 angka kematian wanita hamil menurun menjadi
218/100,000 kelahiran hidup. Sementara menurut TLDHS estimasi
Kematian maternal selama 7 tahun yaitu 195/100,000 kelahiran hidup.
Salah satu indikator tingkat kesehatan yang penting dan tantangan bagi
Negara Timor- Leste adalah masih tingginya angka kematian ibu yaitu
218/100,000 kelahiran hidup hal ini karena belum dapat mencapai target
atau estimasi yang diberikan.
Berdasarkan TLDHS mengidentifikasikan bahwa angka kematian
neonatal pada tahun 2003 sebanyak 33/100,000 kelahiran hidup, pada
tahun 2009 angka kematian neonatal menurun menjadi 22/100,000
kelahiran hidup dan pada tahun 2016 angka kematian neonatal menurun
dengan signifikan menjadi 19/100.000 kelahiran hidup.
penyebab umum anemia di negara-negara berkembang yakni kurangnya
mengkomsumsi tablet Fe, Folic acid, vitamin B12 dan kurangnya
pengetahuan ibu untuk mengkomsumsi makanan yang bergizi. Mensuplai
Folic acid, ferru zulfat, obat cacing dan makanan bernutrisi pada ibu hamil
sangatlah penting untuk mengurangi anemia.
Menurut data TLHS 2 019
Kunjungan K1 ada 82% dibandingkan tahun 2018 menurun 79,2%
Kunjungan K4 :2019 sebanyak menurun 50% dibandingkan tahun 2018 meningkat 52,6% ANC di
Municipio dili K1 pada tahun 2029 menurun 67,0% pada tahun 2018 meningkat 83,0% K4 pada
tahun 2019 dan 2018 datanya sama yaitu hanya mencapai 41%

Berdasarkan survai Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)


2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) mencapai 359/100.000 kelahiran
hidup ( Depkes RI, 2012 ). Angka kematian ibu (AKI) di Jawa Tengah
selama tahun 2012 masih cukup tinggi yaitu mencapai 116,34/100.000
kelahiran hidup dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar
116,01/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jawa Tengah, 2012).
Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung.
Kematian langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan,
atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari
komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari
penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang
berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya anemia, tindakan yang tidak
aman dan tidak bersih pada abortus dan kekurangan gizi pada ibu hamil
(Prawirohardjo, 2009).
Lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi,
eklampsia, partus lama, dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak
langsung kematian ibu adalah anemia (Sulistyawati, 2011).
Menurut catatan dan perhitungan Dep.Kes RI di Indonesia sekitar
67% ibu hamil mengalami anemia dalam berbagai jenjang. Berdasarkan
2
ketetapan WHO, anemia ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11
gr% (Manuaba, 2007).
WHO memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami
komplikasi perdarahan pascapersalinan. Komplikasi paling sering dari
perdarahan pascapersalinan adalah anemia. Jika kehamilan terjadi pada
seorang ibu yang telah menderita anemia, maka perdarahan pascapersalinan
dapat memperberat keadaan anemia dan dapat berakibat fatal
(Prawirohardjo, 2009).
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas Sumber Daya Manusia.
Anemia pada kehamilan disebut “potential danger to mother and child”
(potensial membahayakan ibu dan anak) akibat fungsi dari hemoglobin
untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh tidak berjalan dengan baik.
Sebagai akibatnya oksigen untuk anak pun berkurang. Hal ini tak hanya
mengancam pertumbuhan janin, tapi juga penyebab utama kematian ibu saat
melahirkan, yang biasanya terjadi akibat perdarahan (Manuaba, 2007).
Tingginya kejadian anemia erat kaitannya dengan faktor gizi saat ibu
hamil. Anemia pada ibu hamil digolongkan dalam beberapa kategori yaitu
anemia ringan, anemia sedang, dan anemia berat. Anemia ringan adalah
kondisi dengan kadar Hb dalam darah antara 9-10gr%. Gejalanya antara lain
cepat lelah, sering pusing, dan mata berkunang-kunang, makan kurang dan
keluhan hamil bertambah ( Manuaba, 2007 ).
3
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPM Khoirul Maskina pada
Menurut data TLHS 2 019
Kunjungan K1 ada 82% dibandingkan tahun 2018 menurun 79,2%
Kunjungan K4 :2019 sebanyak menurun 50% dibandingkan tahun 2018 meningkat 52,6% ANC di
Municipio dili K1 pada tahun 2029 menurun 67,0% pada tahun 2018 meningkat 83,0% K4 pada
tahun 2019 dan 2018 datanya sama yaitu hanya mencapai 41%
tanggal 2 November 2014, pada bulan januari sampai september 2014 di
BPM Khoirul Maskina Surakarta terdapat 136 ibu hamil yang periksa. Ibu
hamil normal 75 orang, ibu hamil abnormal 61 orang meliputi ibu hamil
dengan anemia ringan 38 orang (62,3%), ibu hamil dengan anemia sedang 4
orang (6,5%), ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum 10 orang (16,4%)
dan ibu hamil dengan hipertensi 9 orang (14,8%).
Berdasarkan data yang diperoleh di BPM Khoirul Maskina
Surakarta, angka kejadian anemia ringan pada ibu hamil masih tinggi. Maka
penulis tertarik untuk mengambil kasus yang berjudul “Asuhan kebidanan
Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di BPM Khoirul Maskina Surakarta”
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah, ”Bagaimana
Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I pada Ny.I Umur
27 tahun G2P1A0 Hamil 10 Minggu dengan Anemia Ringan di BPM
Khoirul Maskina Surakarta dengan menggunakan pendekatan manajemen 7
langkah Varney?”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil trimester I pada Ny.I
Umur 27 tahun G2P1A0 Hamil 10 Minggu dengan Anemia Ringan
menggunakan metode pendekatan 7 langkah Varney.
4
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu :
1) Melaksanakan pengkajian ibu hamil trimester I pada Ny.I
Umur 27 tahun G2P1A0 Hamil 10 Minggu dengan anemia
ringan.
2) Menginterpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan ibu hamil trimester I pada Ny.I
Umur 27 tahun G2P1A0 hamil 10 minggu dengan anemia
ringan.
3) Menentukan diagnosa potensial ibu hamil trimester I pada Ny.I
umur 27 tahun G2P1A0 Hamil 10 Minggu dengan anemia
ringan.
4) Mengantisipasi penanganan atas tindakan ibu hamil trimester I
pada Ny.I Umur 27 tahun G2P1A0 Hamil 10 Minggu dengan
anemia ringan.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan ibu hamil trimester I
pada Ny.I Umur 27 tahun G2P1A0 hamil 10 dengan anemia
ringan.
6) Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun pada ibu
hamil trimester I pada Ny.I Umur 27 tahun G2P1A0 Hamil 10
Minggu dengan anemia ringan.
5
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu
hamil trimester I pada Ny.I umur 27 tahun G2P1A0 Hamil 10
Menurut data TLHS 2 019
Kunjungan K1 ada 82% dibandingkan tahun 2018 menurun 79,2%
Kunjungan K4 :2019 sebanyak menurun 50% dibandingkan tahun 2018 meningkat 52,6% ANC di
Municipio dili K1 pada tahun 2029 menurun 67,0% pada tahun 2018 meningkat 83,0% K4 pada
tahun 2019 dan 2018 datanya sama yaitu hanya mencapai 41%
Minggu dengan anemia ringan.
b. Mahasiswa mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan
kasus nyata dilapangan pada ibu hamil trimester I pada Ny.I Umur
27 tahun G2P1A0 Hamil 10 Minggu dengan anemia ringan.
c. Mahasiswa mampu memberikan alternatif pemecahan masalah
pada ibu hamil trimester I pada Ny.I Umur 27 tahun G2P1A0
Hamil 10 Minggu dengan anemia ringan.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi peneliti
Dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam
praktik di lahan, serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan.
2. Bagi profesi
Sebagai masukan bagi profesi kebidanan dalam memberikan
asuhan kebidanan dalam upaya pencegahan pada ibu hamil dengan
anemia ringan.
6
3. Bagi Institusi
a. BPM
Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam
upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia ringan.
b. Pendidikan
Sebagai referensi dan sumber bacaan tentang asuhan kebidanan
pada ibu hamil anemia ringan.

A. Latar Belakang

Anemia pada kehamilan merupakan masalah di seluruh dunia yang


mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi dan masyarakat terutama negara
berkembang yang penduduknya miskin karena faktor ekonomi, faktor budaya, faktor
sosial dengan kemiskinan masyarakat akan terjadi miskin juga pengetahuan dan
informasi sehingga menkomsumsi makanan zat besi yang tidak cukup dan asupan zat
besi yang rendah pengaruh sangat besar terhadap sumber daya manusia dan
kehamilan di sebut “ Potensial danger for Mother and Child” (potensial
membahayakan ibu dan anak). Dampak dari anemia pada kehamilan dapat terjadi
abortus, persalinan pre-maturitas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
mudah terjadi infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD), saat
persalinan dapat mengakibatkan gangguan His, kala pertama dapat berlangsung
Menurut data TLHS 2 019
Kunjungan K1 ada 82% dibandingkan tahun 2018 menurun 79,2%
Kunjungan K4 :2019 sebanyak menurun 50% dibandingkan tahun 2018 meningkat 52,6% ANC di
Municipio dili K1 pada tahun 2029 menurun 67,0% pada tahun 2018 meningkat 83,0% K4 pada
tahun 2019 dan 2018 datanya sama yaitu hanya mencapai 41%
lama, dan terjadi partus terlantar, dan pada kala nifas terjadi subinvolusi uteri
menimbulkan perdarahan pospartum, memudahkan infeksi puerperium, dan
pengeluarkan AS1 berkurang (Aryanti dkk, 2013).
Menurut WHO secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia
adalah sebesar 41,8 %. Salah satu penyebab anemia pada kehamilan yaitu paritas
dan umur ibu. Anemia pada wanita usia subur (WUS) dapat menimbulkan kelelahan,
badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab
paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, asam folat,
dan perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi antara keduanya (Noverstiti, 2012).
kondisi ini perlu diperhatikan kusus,karena hubungan anemia dengan perdarahan
menjadi penyebab utama dan komplikasi perdarahan yang menjadi penyebab utama
kematian maternal. Konsekuensi anemia pada kehamilan dapat menyebabkan
perubahan kurang baik dalam kehamilan,persalinan maupun dalam masa nifas.
Menurut data statistik Wold Health Organization (WHO 2015) Secara global pada
tahun 2013 kematian maternal sebanyak 400/100,000 kelahiran hidup bahwa kejadian
anemia berkisar antara 20% sampai 85% dengan menetapkan ukuran Hemoglobin
kurang dari 11 gr % sebagai dasar seorang ibu hamil menderita anemia. Pada
pengamatan lebih lanjut menunjukan bahwa kehamilan kebanyakan yang di derita
masyarakat adalah kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12, pemecahan sel
darah merah lebih cepat dari pembentukan seperti malaria, infeksi cacing tambang,
TBC, kecelakaan, pasca bedah dan gangguan pembentukan sel darah merah.
Angka kematian ibu menurut (AKI) data asean khususnya di negara
Indonesia pada tahun 2002-2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran
hidup.angka ini masih jauh dari target yang ingin dicapai secara Nasional
di tahun 2010 yaitu 125 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2005).
Menurut survey demografi kesehatan Timor-Leste (2016)
menunjukan bahwa selama usia subur kematian wanita hamil adalah 1%
wanita di Timor-Leste meninggal selama masa reproduksi. Kematian ibu
hamil pada tahun 2002-2010 sebanyak 557/100.000 kelahiran hidup dan
pada tahun 2009-2016 angka kematian wanita hamil menurun menjadi
Menurut data TLHS 2 019
Kunjungan K1 ada 82% dibandingkan tahun 2018 menurun 79,2%
Kunjungan K4 :2019 sebanyak menurun 50% dibandingkan tahun 2018 meningkat 52,6% ANC di
Municipio dili K1 pada tahun 2029 menurun 67,0% pada tahun 2018 meningkat 83,0% K4 pada
tahun 2019 dan 2018 datanya sama yaitu hanya mencapai 41%
218/100,000 kelahiran hidup. Sementara menurut TLDHS estimasi
Kematian maternal selama 7 tahun yaitu 195/100,000 kelahiran hidup.
Salah satu indikator tingkat kesehatan yang penting dan tantangan bagi
Negara Timor- Leste adalah masih tingginya angka kematian ibu yaitu
218/100,000 kelahiran hidup hal ini karena belum dapat mencapai target
atau estimasi yang diberikan.
Berdasarkan TLDHS mengidentifikasikan bahwa angka kematian
neonatal pada tahun 2003 sebanyak 33/100,000 kelahiran hidup, pada
tahun 2009 angka kematian neonatal menurun menjadi 22/100,000
kelahiran hidup dan pada tahun 2016 angka kematian neonatal menurun
dengan signifikan menjadi 19/100.000 kelahiran hidup.
penyebab umum anemia di negara-negara berkembang yakni kurangnya
mengkomsumsi tablet Fe, Folic acid, vitamin B12 dan kurangnya
pengetahuan ibu untuk mengkomsumsi makanan yang bergizi. Mensuplai
Folic acid, ferru zulfat, obat cacing dan makanan bernutrisi pada ibu hamil
sangatlah penting untuk mengurangi anemia. Pada umumnya anemia
menunjukan presentasi 21% dari wanita Timor-Leste pada usia 15-49
tahun menunjukan anemia dari 18% ringan , 4% anemia sedang dan
kurang dari 1% anemia berat. Wanita hamil lebih banyak mendapatkan
anemia daripada wanita tidak hamil dan tidak memberikan ASI (28%:19
masing-masing). Perbandingan antara wanita pedesaan lebih tinggi di
bandingkan di kota ( 22%:19%) (PDSTL- 2010).
Dari data yang didapatkan dari sentru saude formosa tentang
kunjungan ibu hamil Ante Natal Care (ANC) K1 sebanyak 2284 ibu hamil
sedangkan ibu hamil untuk kunjungan K4 sebanyak 2032 orang.
menunjukan bahwa ibu hamil yang mendapatkan Sulfat Ferrous SF
sebanyak 2032 ibu hamil dan ibu hamil yang menderita anemia ringan
sebanyak 458 ibu hamil. (Kohort Ibu hamil 2018)
Tingginya angka anemia pada ibu hamil ini mempunyai kontribusi
terhadap tinginya angka BBLR di Timof-Leste. ibu hamil di anjurkan untuk
Menurut data TLHS 2 019
Kunjungan K1 ada 82% dibandingkan tahun 2018 menurun 79,2%
Kunjungan K4 :2019 sebanyak menurun 50% dibandingkan tahun 2018 meningkat 52,6% ANC di
Municipio dili K1 pada tahun 2029 menurun 67,0% pada tahun 2018 meningkat 83,0% K4 pada
tahun 2019 dan 2018 datanya sama yaitu hanya mencapai 41%
mengkumsumsi tablet zat besi minimal 90 tablet dan memgkomsumsi
makanan bernitrisi selama hamil. infomasi dari Clinik Health Cervises (CHC)
Formosa Dili, ibu hamil selalu diberikan tablet Sulfat Ferrous secara rutin
setiap kunjungan ibu hamil informasi tentang memperhatikan nutrisi
makanan ibu, namun sebagian besar dari mereka belum mengetahui
pentingnya menkomsumsi tablet Sulfat Ferrous dan menkomsumsi
makanan bergizi, sehingga terjadi ketidak patuhan dan pengetahuan ibu
hamil untuk menkomsumsi tablet dan memilih makanan bergizi. Kebutuhan
zat besi meliputi Folic Acid dan Sulfat Ferrosus ibu selama kehamilan
adalah 800mg besi diantaranya ......300mg untuk janin placenta dan
500mg untuk pertambahan erosit ibu, untuk itulah ibu hamil membutuhkan
1-2 mg zat besi setiap hari.(Manuaba, 2001)
Berdasarkan data yang diperoleh di SSK Formosa, angka kejadian anemia ringan
pada ibu hamil masih tinggi. Maka penulis tertarik untuk mengambil kasus yang
berjudul “Asuhan kebidanan Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di SSK Formosa

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan


masalah sebagai berikut : Bagaimanakah Penatalaksanaan Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny: C Usia 28 Tahun Trimester I G3P1A01 Umur
Kehanmilan 12 Minggu Dengan Anemia Ringan Di Ruangan Ante Natal Care (Anc) Di
Centro Saude Formosa Municipio Dili tanggal 6 Januari Tahun 2020. Dengan
Mengunakan Manajemen Asuhan Kebidanan Teori Varney SOAP.

B. Tujuan Penelitian
a) Tujuan Umum.
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.C Umur 28
tahun trimester I G3P1A1 Hamil 12 Minggu dengan Anemia Ringan di Centro Saude
Formosa.
b) Tujuan Khusus : Mahasiswa mampu
Menurut data TLHS 2 019
Kunjungan K1 ada 82% dibandingkan tahun 2018 menurun 79,2%
Kunjungan K4 :2019 sebanyak menurun 50% dibandingkan tahun 2018 meningkat 52,6% ANC di
Municipio dili K1 pada tahun 2029 menurun 67,0% pada tahun 2018 meningkat 83,0% K4 pada
tahun 2019 dan 2018 datanya sama yaitu hanya mencapai 41%
1. Melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil Ny.C Umur 28 tahun
trimester I G3P1A1 Hamil 12 Minggu dengan Anemia Ringan di Centro
Saude Formosa dengan menggunakan metode pendekatan 7 langkah
2. Menginterpretasi data dasar pada ibu hamil Ny.C Umur 28 tahun trimester
I G3P1A1 Hamil 12 Minggu dengan Anemia Ringan di Centro Saude
Formosa
3. Mengidentifikasi diagnosa masalah atau masalah potensial, pada ibu hamil
Ny.C Umur 28 tahun trimester I G3P1A1 Hamil 12 Minggu dengan Anemia
Ringan di Centro Saude Formosa
4. Mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi, pada ibu
hamil Ny.C Umur 28 tahun trimester I G3P1A1 Hamil 12 Minggu dengan
Anemia Ringan di Centro Saude Formosa
5. Menyusun rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh pada ibu hamil
Ny.C Umur 28 tahun trimester I G3P1A1 Hamil 12 Minggu dengan Anemia
Ringan di Centro Saude Formosa
6. Melaksanakan tindakan pada ibu hamil Ny.C Umur 28 tahun trimester I
G3P1A1 Hamil 12 Minggu dengan Anemia Ringan di Centro Saude
Formosa
7. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil Ny.C
Umur 28 tahun trimester I G3P1A1 Hamil 12 Minggu dengan Anemia
Ringan di Centro Saude Formosa

C. Mamfaat asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan di


centro saude formosa
1. Untuk penulis, Berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan anemia ringan di CHC Formosa.
2. Untuk kementerian kesehatan, Sebagai pengambilan kebijakan
dalam hal meningkatkan upaya kesehatan ibu dan anak
3. untul institut pendidikan akademi kebidanan DIII ISC karia tulis
ilmiah ini diharapkan dapat memberikan mamfaat khususnya
Menurut data TLHS 2 019
Kunjungan K1 ada 82% dibandingkan tahun 2018 menurun 79,2%
Kunjungan K4 :2019 sebanyak menurun 50% dibandingkan tahun 2018 meningkat 52,6% ANC di
Municipio dili K1 pada tahun 2029 menurun 67,0% pada tahun 2018 meningkat 83,0% K4 pada
tahun 2019 dan 2018 datanya sama yaitu hanya mencapai 41%
dalam memperbanyak gambaran pengetahuan untuk
melaksanakan asushan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia
ringan sesuai dengan penelitian selanjutnya
4. untuk petugas kesehatan, Sebagai bahan pengetahuan dan
informasi bagi petugas kesehatan dalam melakukan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan.
5. Untuk masyarakat atau ibu-ibu.Karya Tulis Ilmiah ini dapat
meningkatkan pengetahuan pemahaman dan ketrampilan serta
motivasi masyarakat, khuhusnya ibu-ibu untuk mengcegah
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu
hamil.
D. Keaslian Studi Kasus
“Asuhan kebidanan Pada Ibu hamil Ny.C umur 28 tahun G3P1A1 usia kehamilan 12
minggu. Dengan Anemia Ringan di SSK Formosa”Ny.C mengatakan sering pusing
dan badannya lemah, keadaaan umum lemah dan conjungtiva pucat, kuku tangan
pucat dengan Hb 9,gr%. Asuhan kebidanan yang diberikan pada kasus Ny.C adalah
di beri tablet Fe 2 x 60 mg konseling tentang asupan nutrisi dan zat besi, banyak
istirahat. Setelah dilakukan perawatan selama 4 minggu hasil yang dicapai adalah
kesehatan ibu membaik kadar Hb mengalami peningkatan 2,0 gr% dari 9gr% menjadi
11gr%.

Anda mungkin juga menyukai