Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

INFLUENZA

Disusun Oleh Kelompok 3

1. Henri March Baligau

2. Stelamaris Gimbo

3. Robert Tangke

4. Irmawati
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

Program Profesi Ners

Tahun 2019 / 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

terselesainya makalah yang berjudul “Tumor Otak”.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas ketidaksempurnaan

makalah ini, baik dari segi penulisan maupun isinya. Untuk penyempurnaan lebih

lanjut, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penyusun

khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Palu Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Influenza............................................................................. 4

B. Jenis-Jenis Virus Influenza................................................................... 4

C. Patofisiologi.......................................................................................... 6

D. Penyebab Virus Influenza..................................................................... 7

E. Penularan Virus Influenza.................................................................... 8

F. Gejala Virus Influenza.......................................................................... 10

G. Cara Pencegahan Virus Influenza......................................................... 11

H. Cara Pengobatan Virus Influenza......................................................... 14

I. Konsep Asuhan Keperawatan............................................................... 15

iii
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 23

B. Saran..................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Influenza atau biasa disebut "flu", merupakan penyakit tertua dan

paling sering didapat pada manusia. Influenza juga merupakan salah satu

penyakit yang mematikan. Penyakit influenza pertama kali diperkenalkan

oleh Hipocrates pada 412 sebelum Masehi. Pandemi pertama yang

terdokumentasi dengan baik muncul pada 1580, dimana muncul dari Asia

dan meyebar ke Eropa melalui Africa. Sampai saat ini telah

terdokumentasi sebanyak 31 kemungkinan terjadinya pandemi influenza

dan empat di antaranya terjadi pada abad ini yakni pada 1918 (Spanish flu)

yang menyebabkan 50-100 juta kematian oleh virus influenza A subtipe

H1N1, 1957 (Asia flu) yang meyebabkan 1-1,5 juta kematian oleh virus

influeza A subtipe H2N2, dan 1968 (Hongkong flu) yang menyebabkan 1

juta kematian oleh virus ifluenza A subtipe H3N2.

Penyakit tersebut hingga saat ini masih mempengaruhi sebagian

besar populasi manusia setiap tahun. Virus influenza mudah bermutasi

dengan cepat, bahkan seringkali memproduksi strain baru di mana

manusia tidak mempunyai imunitas terhadapnya. Ketika keadaan ini

terjadi, mortalitas influenza berkembang sangat cepat. Di Amerika Serikat

epidemi influenza yang biasanya muncul setiap tahun pada musim dingin

atau salju menyebabkan rata-rata hampir 20.000 kematian. Sedangkan di

1
Indonesia atau di negara-negara tropis pada umumnya kejadian wabah

influenza dapat terjadi sepanjang tahun dan puncaknya akan terjadi pada

bulan Juli.

Karena sifat-sifat materi genetiknya, virus influenza dapat

mengalami evolusi dan adaptasi yang cepat, dapat melewati barier spesies

dan menyebabkan pandemic pada manusia. Burung air liar dan itik

menjadi sumber virus yang potensial sebagai pemicu pandemi di

Indonesia. Sedangkan ternak babi berperan sebagai tempat reassortment

virus avian influenza (VAI) dengan virus human influenza. Burung

puyuh dapat juga menjadi tempat reassortment dari VAI asal berbagai

burung yang dijual di pasar burung. Sementara peternakan unggas

menyediakan hewan peka dalam jumlah yang banyak yang memungkinkan

VAI mengalami evolusi yang cepat. Suatu Rencana Gawat Influenza

diusulkan untuk segera dikembangkan.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian influenza ?

2. Apa saja jenis-jenis virus influenza ?

3. Virus influenza sebagai penyebab penyakit, termasuk dalam agen apa ?

4. Apa saja penyebab virus influenza ?

5. Bagaimana penularan virus influenza ?

6. Apa saja gejala virus influenza ?

7. Bagaimana cara pencegahan virus influenza ?

2
8. Bagaimana cara pengobatan virus influenza ?

C. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini meliputi beberapa aspek berikut :

1. Untuk mengetahui definisi influenza

2. Untuk mengetahui jenis-jenis virus influenza

3. Untuk mengetahui bahwa virus influenza termasuk dalam agen biologi

4. Untuk mengetahui penyebab utama virus influenza

5. Untuk mengetahui penularan virus influenza antar manusia

6. Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan penyakit virus influenza

7. Untuk mengetahui cara pencegahan agar tidak terjangkit virus influenza

8. Untuk mengetahui cara mengobati orang yang terkena virus influenza

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Virus Influenza

Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran

pernapasan terutama ditandai oleh demam, menggigil, sakit otot, sakit

kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk non produktif.

Influenza adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang burung

dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA famili orthomyxoviridae.

B. Jenis-Jenis Virus Influenza

Dalam klasifikasi virus influenza, virus adalah virus RNA membuat tiga

dari lima genera dari famili Orthomyxoviridae:

a. Virus Influenza A

b. Virus Influenza B

c. Virus Influenza C

Virus ini adalah hanya berkerabat dengan virus parainfluenza manusia,

yang virus RNA milik keluarga paramyxovirus yang umum yang

menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada anak-anak seperti sesak

napas, tetapi juga dapat menyebabkan penyakit yang mirip dengan

influenza pada orang dewasa.

a. Virus Influenza A

4
Genus ini memiliki satu spesies, influenza a virus. Burung akuatik

yang liar yang host alami untuk sejumlah besar influenza A. kadang-

kadang, virus ditransmisikan ke spesies lain dan mungkin kemudian

menyebabkan wabah menghancurkan domestik unggas atau

menimbulkan pandemik influenza manusia.

Tipe a virus yang paling mematikan patogen manusia di antara tiga

jenis influenza dan menyebabkan penyakit yang paling parah.

Influenza a virus dapat dibagi menjadi serotipe berbeda yang

berdasarkan antibodi menanggapi virus ini.

H1N2, endemik pada manusia dan babi

H9N2

H7N2

H7N3

H10N7

b. Virus Influenza B

Genus ini memiliki satu spesies, influenza b virus. Flu b hampir secara

eksklusif menginfeksi manusia dan kurang umum daripada influenza

A. Hanya binatang yang dikenal sebagai rentan terhadap infeksi b flu

adalah segel dan musang.

Jenis influenza bermutasi pada tingkat 2-3 kali lebih lambat dari tipe a

dan akibatnya kurang genetik beragam, dengan hanya satu influenza b

e. Coli tipe.

5
Ini mengurangi tingkat perubahan antigenic, dikombinasikan dengan

jangkauan terbatas host (shift antigenic inhibiting salib spesies),

memastikan bahwa pandemik influenza b tidak terjadi.

c. Virus Influenza C

Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi

manusia, anjing dan babi, kadang-kadang menyebabkan parah

penyakit dan epidemi lokal.

C. Patovisiologi

Virus influenza A, B dan C masing-masing dengan banyak sifat

mutagenik yang mana virus tersebut dihirup lewat droplet mukus yang

terarolisis dari orang-orang yang terinfeksi. Virus ini menumpuk dan

menembus permukaan mukosa sel pada saluran napas bagian atas,

menghasilkan sel lisis dan kerusakan epithelium silia. Neuramidase

mengurangi sifat kental mukosa sehingga memudahkan penyebaran

eksudat yang mengandung virus pada saluran napas bagian bawah. Di

suatu peradangan dan nekrosis bronchiolar dan epithelium alveolar

mengisi alveoli dan exudat yang berisi leukosit, erithrosit dan membran

hyaline. Hal ini sulit untuk mengontrol influenza sebab permukaan sel

antigen virus memiliki kemampuan untuk berubah. Imunitas terhadap

virus influenza A dimediasi oleh tipe spesifik immunoglobin A (lg A)

dalam sekresi nasal. Sirkulasi lg G juga secara efektif untuk menetralkan

virus. Stimulus lg G adalah dasar imunisasi dengan vaksin influenza A

yang tidak aktif.

6
Setelah nekrosis dan desquamasi terjadi regenerasi epithelium

secara perlahan mulai setelah sakit hari kelima. Regenerasi mencapai suatu

maximum kedalam 9 sampai 15 hari, pada saat produksi mukus dan celia

mulai tamapk. Sebelum regenerasi lengkap epithelium cenderung terhadap

invasi bakterial sekunder yang berakibat pada pneumonia bakterial yang

disebabkan oleh staphiloccocus Aureus.

Penyakit pada umumnya sembuh sendiri. Gejala akut biasanya 2

sampai 7 hari diikuti oleh periode penyembuhan kira-kira seminggu.

Penyakit ini penting karena sifatnya epidemik dan pandemik dan karena

angka kematian tinggi bersama sekunder. Resiko tinggi pada orang tua dan

orang yang berpenyakit kronik

D. Penyebab Virus Influenza

Penyebab utama influenza atau pilek ini adalah virus yang bernama

Rinovirus. Virus yang terdapat dalam mukus atau lapisan lendir penderita

flu, dapat mengontaminasi permukaan alat-alat rumah tangga yang sering

disentuh. Sehingga virus penyebab infeksi ini dapat dipindah-pindahkan

ke ujung-ujung jari orang lain selam melakukan aktivitas sehari-hari. Jika

jari-jari yang mengandung virus diusapkan pada mata dan hidung sehingga

virus berpindah ke tempat tersebut, maka dapat menimbulkan gejala flu.

Perpindahan rinovirus dalam mukus dari alat rumah tangga ke

jari=jari melalui aktivitas rutin sehari-hari terjadi pada 23,5% jari, setelah

mukus mengering selama 1 jam. Dengan pengeringan selama 24 jam,

7
perpindahan virus menurun menjadi 4%, dan setelah 48 jam tidak

ditemukan adalanya perpindahan.

E. Penularan Virus Influenza

Shedding virus influenza (waktu di mana seseorang dapat

menularkan virus pada orang lain) dimulai satu hari sebelum gejala

muncul dan virus akan dilepaskan selama antara 5 sampai 7 hari,

walaupun sebagian orang mungkin melepaskan virus selama periode yang

lebih lama. Orang yang tertular influenza paling infektif pada hari kedua

dan ketiga setelah infeksi. Jumlah virus yang dilepaskan nampaknya

berhubungan dengan demam, jumlah virus yang dilepaskan lebih besar

saat temperaturnya lebih tinggi. Anak-anak jauh lebih infeksius

dibandingkan orang dewasa dan mereka melepaskan virus sebelum mereka

mengalami gejala hingga dua minggu setelah infeksi. Penularan influenza

dapat dimodelkan secara matematis, yang akan membantu dalam prediksi

bagaimana virus menyebar dalam populasi.

Influenza dapat disebarkan dalam tiga cara utama:

a. melalui penularan langsung (saat orang yang terinfeksi bersin, terdapat

lendir hidung yang masuk secara langsung pada mata, hidung, dan

mulut dari orang lain);

b. melalui udara (saat seseorang menghirup aerosol (butiran cairan kecil

dalam udara) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin,

atau meludah), dan

8
c. melalui penularan tangan-ke-mata, tangan-ke-hidung, atau tangan-ke-

mulut, baik dari permukaan yang terkontaminasi atau dari kontak

personal langsung seperti bersalaman.

Moda penularan mana yang terpenting masih belum jelas, namun

semuanya memiliki kontribusi dalam penyebaran virus. Pada rute

penularan udara, ukuran droplet yang cukup kecil untuk dihirup

berdiameter 0,5 sampai 5 μm dan inhalasi satu droplet mungkin cukup

untuk menimbulkan infeksi. Walaupun satu kali bersin dapat melepaskan

sampai 40.000 droplet sebagian besar dari droplet tersebut cukup besar dan

akan hilang dari udara dengan cepat. Seberapa lama virus influenza dapat

bertahan dalam droplet udara nampaknya dipengaruhi oleh kadar

kelembaban dan radiasi ultraviolet: kelembaban rendah dan kurangnya

cahaya matahari pada musim dingin membantu kebertahanan virus ini.

Karena virus influenza dapat bertahan di luar tubuh, virus ini juga dapat

ditularkan lewat permukaan yang terkontaminasi seperti lembaran uang,

gagang pintu, saklar lampu, dan benda-benda rumah tangga lainnya.

Lamanya waktu virus dapat bertahan pada suatu permukaan beragam,

virus dapat bertahan selama satu atau dua hari pada permukaan yang keras

dan tidak berpori seperti plastik atau metal, selama kurang lebih lima belas

menit pada kertas tissue kering, dan hanya lima menit pada kulit. Namun,

apabila virus terdapat dalam mukus/lendir, lendir tersebut dapat

melindungi virus sehingga bertahan dalam waktu yang lama (sampai 17

hari pada uang kertas Virus flu burung dapat bertahan dalam waktu yang

9
belum diketahui saat berada dalam keadaan beku). Virus mengalami

inaktivasi oleh pemanasan sampai 56 °C (133 °F) selama minimun 60

menit, dan juga oleh asam (pada pH <2).

F. Gejala Virus Influenza

Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari

setelah infeksi. Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan

dingin, namun demam juga sering terjadi pada awal infeksi, dengan

temperatur tubuh berkisar 38-39 °C (kurang lebih 100-103 °F). Banyak

orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari

tempati tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur

tubuh, yang terasa lebih berat pada daerah punggung dan kaki. Gejala

influenza dapat meliputi:

a. Demam dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil, gemetar)

b. Batuk

c. Hidung tersumbat

d. Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok

e. Kelelahan

f. Nyeri kepala

g. Iritasi mata, mata berair

h. Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada

mulut, tenggorok, dan hidung

i. Ruam petechiae Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan

nyeri abdomen, (dapat menjadi parah pada anak dengan influenza B).

10
G. Cara Pencegahan Virus Influenza

Infeksi virus influenza dapat memberikan kekebalan terhadap

infeksi dari virus yang sejenis. Tetapi karena virus ini dapat bermutasi

dengan mudah mengakibatkan seseorang dapat mengalami influenza

berulang-ulang. Salah satu pencegahan adalah dengan menggunakan

vaksin influenza yang mengandung virus A dan B dan disebutkan dapat

mengurangi terjadinya infeksi yang disebabkan oleh virus H5N1 atau flu

burung dan juga pencegahan flu pada usia 5 – 50 tahun.

Golongan yang memerlukan vaksini ini antara lain : usia > 65 th,

memiliki penyakit kronis lainnya (paru-paru, jantung, darah dan ginjal,

DM), memiliki gangguan sistem pertahanan tubuh, dan petugas kesehatan.

Dianjurkan untuk memberikan vaksin sebelum musim dingin atau musim

hujan. Selain itu perubahan perilaku masyarakat dengan gaya hidup yang

sehat dapat mengurangi terjadinya penyakit influenza ini.

Ada beberapa kebiasaan yang di sarankan untuk dilakukan sebagai

upaya pencegahan lebih dini.

a. Mencuci tangan

Sebagian besar virus flu dapat menyebar melalui kontak langsung.

Seseorang yang bersin dan menutupnya dengan tangan kemudian dia

memegang telepon, keyboard komputer, atau gelas minum, maka

virusnya akan mudah menular pada orang lain yang menyentuh benda-

benda tersebut.

11
Virus mampu bertahan hidup berjam-jam bahkan hingga berminggu-

minggu. Oleh karena itu, usahakan untuk mencuci tangan sesering

mungkin.

b. Jangan menutup bersin dengan tangan

Bila kita menutup bersin dengan tangan, maka virus flu akan mudah

menempel pada tangan dan dapat menyebar pada orang lain. Jika kita

merasa ingin bersin atau batuk, gunakanlah tisu dan kemudian segera

membuangnya.

c. Jangan menyentuh muka

Virus flu masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, maupun mulut.

Menyentuh muka merupakan cara yang paling umum dilakukan oleh

anak-anak yang terserang flu dan akhirnya menjadi cara mudah

menularkan virus tersebut pada orang lain di sekitarnya.

d. Minum banyak air

Air berfungsi untuk membersihkan racun dari dalam tubuh dan

memberikan cairan pada tubuh. Orang dewasa yang sehat umumnya

membutuhkan delapan gelas air per hari.

Bagaimana menandai bahwa tubuh kita sudah mendapatkan cairan

yang cukup? Jika warna urine berwarna relatif jernih berarti tubuh kita

memang mendapatkan cukup cairan, sebaliknya jika berwarna kuning

gelap berarti tubuh kita memerlukan lebih banyak cairan lagi.

e. Mandi sauna

12
Meskipun belum terbukti bahwa mandi sauna dapat berpengaruh

terhadap pencegahan flu, namun sebuah penelitian terbaru

menunjukkan bahwa orang yang mandi sauna dua kali per minggu

akan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk terserang flu. Hal

tersebut memang sesuai dengan teori bahwa ketika kita menghirup uap

panas lebih dari suhu 80 derajat celcius akan menyebabkan virus flu

akan sulit untuk bertahan.

f. Menghirup udara segar

Menghirup udara yang segar memang sangat penting bagi kesehatan

tubuh, khususnya di cuaca yang dingin karena cuaca seperti ini akan

membuat tubuh menjadi rentan terhadap virus flu.

g. Lakukan olahraga aerobik secara teratur

Olahraga aerobik dapat mempercepat jantung untuk memompa darah

lebih banyak sehingga kita bernafas lebih cepat untuk membantu

mentransfer oksigen ke paru-paru dan ke dalam darah. Olahraga ini

juga akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh secara alami.

h. Konsumsi makanan yang mengandung phytochemical

Phytochemical merupakan bahan kimia alami yang terdapat dalam

tumbuh-tumbuhan yang berperan memberikan vitamin pada makanan.

i. Konsumsi yogurt

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi yogurt yang

rendah lemak setiap hari dapat mengurangi risiko terserang flu sekitar

25 persen. Bakteri menguntungkan yang terdapat di dalam yogurt

13
diketahui dapat menstimulus produksi sistem kekebalan tubuh untuk

menyerang virus

j. Relaksasi

Jika kita dapat mengajari diri sendiri untuk relaks atau santai, maka

dengan sendirinya kita juga dapat mengaktifkan sistem imunitas tubuh.

Diduga ketika kita melakukan relaksasi, maka interleukin (bagian

sistem imunitas yang merespon terhadap virus flu) akan meningkat

dalam aliran darah kita.

H. Cara Pengobatan Virus Influenza

Orang yang menderita flu disarankan untuk banyak beristirahat,

meminum banyak cairan, menghindari penggunaan alkohol dan rokok, dan

apabila diperlukan, mengonsumsi obat seperti asetaminofen (parasetamol)

untuk meredakan gejala demam dan nyeri otot yang berhubungan dengan

flu. Anak-anak dan remaja dengan gejala flu (terutama demam) sebaiknya

menghindari penggunaan aspirin pada saat infeksi influenza (terutama

influenza tipe B), karena hal tersebut dapat menimbulkan Sindrom Reye,

suatu penyakit hati yang langka namun memiliki potensi menimbulkan

kematian. Karena influenza disebabkan oleh virus, antibiotik tidak

memiliki pengaruh terhadap infeksi; kecuali diberikan untuk infeksi

sekunder seperti pneumonia bakterialis. Pengobatan antiviral dapat efektif,

namun sebagian galur inflenza dapat menunjukkan resistensi terhadap

obat-obat antivirus standar.

14
Dua kelas obat antivirus yang dipergunakan terhadap influenza

adalah inhibitor neuraminidase dan inhibitor protein M2 (derivat

adamantane). Inhibitor neuraminidase saat ini lebih disukai terhadap

infeksi virus karena kurang toksik dan lebih efektif. CDC

merekomendasikan untuk tidak mempergunakan inhibitor M2 pada musim

influenza 2005-06 karena tinginya tingkat resistensi obat. Karena wanita

hamila nampaknya akan terkena dampak yang lebih besar dibandingkan

dengan populasi umum oleh virus influenza H1N1 2009, pengobatan

segera dengan obat-obat anti influenza telah direkomendasikan. Pada

Konferensi Pers influenza H1N1 November 2009, WHO

merekomendasikan orang pada kelompok risiko tinggi, termasuk wanita

hamil, anak berusia kurang dari dua tahun dan orang dengan masalah

pernapasan, agar mulai mengkonsumsi obat-obat antivirus segera setelah

mereka mengalami gejala flu. Obat antiirus yang dipergunakan termasuk

oseltamivir (Tamiflu) dan zanamivir (Relenza).

I. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Kepala dan leher

Observasi :  Memungkinkan adanya konjungtivitis.

 Wajah memerah

 Kemungkinan adanya lymphadenopathy cervival

anterior

15
 Sakit kepala, photophobia dan sakit retrobulbar

b. Pernapasan

Observasi : Mulanya ringan : sakit tenggorokan; substernal panas;

batuk nonproduktif; coryza.

Kemudian : batuk keras dan produktif; erythema pada

langit-langit yang lunak, langit-langit yang

keras bagian belakang, hulu

kerongkongan/tekak bagian belakang,

peningkatkan RR, rhonchi dan crackles.


c. Abdominal

Observasi : Anorexia dan malaise (rasa tidak enal badan).

d. Neurologi

Observasi : Myalgia khususnya pada punggung

e. Suhu Tubuh

Observasi : Tiba-tiba serangan demam (380 hingga 390C < 1020

hingga 1030F) yang secara bertahap turun dan naik lagi pada hari

ketiga.

2. Diagnosa Keperawatan

16
1) Inefektif perubahan jalan napas b.d obstruksi brhonchial

Data Subyektif :

Data Obyektif : Rhonchi, crackles (rales), tachypnea, batuk

(mulanya non-produktif, kemudian produktif),

demam.

2) Kurang volume cairan b.d hyperthermia dan intake yang inadekuat.

Data Subyektif : Keluhan-keluhan haus dan anorexia

Data Obyektif : Hyperthemia (380-390C; 1020-1030F), wajah

memerah; panas, kulit kering; mukosa membran

dan lidah kering; menurunnya output urine b.d

kehilangan berat badan

3) Intoleransi terhadap aktivitas b.d adanya kelemahan.

Data Subyektif : Keluhan myalgia, kelelahan, sakit kepala dan

photophobia

Data Obyektif : Menurunnya tingkat aktivitas

4) Hyperthermia b.d proses inflamatory

Data Subyektif : Keluhan rasa panas.

Data Obyektif : Meningkatnya suhu tubuh (38 0-390C; 1020-1030F)

kulit kering dan panas.

3. Perencanaan keperawatan

Tujuan-tujuan pasien

a. Jalan udara pasien akan menjadi tetap dengan bunyi napas jelas.

b. Volume cairan pasien akan menjadi adekuat.

17
c. Pasien akan mampu untuk melakukan aktivitas harian tanpa

kelemahan.

d. Suhu tubuh pasien akan berada dalam batas normal.

4. Implementasi keperawatan

a. Inefektif perubahan jalan napas b.d obstruksi

brhonchial.

Intervensi :

1. Auskultasi paru-paru untuk rhonchi dan crackles

R/ Menentukan kecukupan pertukaran gas dan luasan jalan

napas terhalangi oleh sekret.

2. Kaji karakteristik sekret : kuantitas, warna, konsistensi, bau.

R/ Adanya infeksi yang dicurigai ketika sekret tebal, kuning

atau berbau busuk.

3. Kaji status hidrasi pasien: turgor kulit, mukosa membran, lidah,

intake dan output selama 24 jam, hematocrit.

R/ Menentukan kebutuhan cairan. Cairan dibutuhkan jika

turgor kulit jelek. Mukosa membran lidah dan kering, intake 

output, hematocrit tinggi.

4. Bantu pasien dengan membatuk bila perlu.

R/ Membatuk mengeluarkan sekret.

5. Posisi pasien berada pada body aligment yang benar untuk pola

napas optimal (kepala tempat tidur 450, jika ditoleransi 900).

18
R/ Sekresi bergerak oleh gravitasi selagi posisi berubah.

Meninggikan kepala tempat tidur menggerakan isi abdominal

menjauhi diaphragma untuk meningkatkan kontraksi

diaphragmatis.

6. Menjaga lingkungan bebas allergen (misal debu, bulu unggas,

asap) menurut kebutuhan individu.

R/ Sekresi bergerak oleh gravitasi selagi posisi berubah.

Meninggikan kepala tempat tidur menggerakan isi abdominal

menjauhi diaphragma untuk meningkatkan kontraksi

diaphragmatis.

7. Tingkatkan kelembaban ruangan dengan dingin ringan.

R/ Melembabkan dan menipiskan sekret guna memudahkan

pengeluarannya.

8. Berikan decongestans (NeoSynephrine) seperti pesanan.

R/ Memudahkan pernapasan melalui hidung dan cegah

kekeringan membran mukosa oral.

9. Mendorong meningkatkan intake cairan dari 1 ½ sampai 2 l/hari

kecuali kontradiksi.

R/ Mencairkan sekret sehingga lebih mudah dikeluarkan.

b. Kurang volume cairan b.d hyperthermia dan intake

yang inadekuat.

Intervensi :

1. Timbang pasien

19
R/ Periksa tambahan atau kehilangan cairan.

2. Mengukur intake dan output cairan.

R/ Menetapkan data keseimbangan cairan.

3. Kaji turgor kulit.

R/ Kulit tetap baik berkaitan dengan inadekuat cairan

interstitial.

4. Observasi konsistensi sputum.

R/ Sputum tebal menunjukkan kebutuhan cairan.

5. Observasi konsentrasi urine.

R/ Urine terkonsentrasi mungkin menunjukkan kekurangan

cairan.

6. Monitor hemoglobin dan hematocrit.

R/ Peninggian mungkin menunjukkan hemokonsentrasi

tepatnya kekurangan cairan.

7. Observasi lidah dan mukosa membran.

R/ Kekeringan menunjukkan kekurangan cairan.

8. Bantu pasien mengidentifikasi cara untuk mencegah kekurangan

cairan.

R/ Mencegah kambuh dan melibatkan pasien dalam

perawatan.

c. Intoleransi terhadap aktivitas b.d adanya kelemahan.

Intervensi :

1. Observasi respon terhadap aktivitas.

20
R/Menentukan luasan toleransi.

2. Identifikasi faktor-faktor yang mendukung aktivitas

intoleransi, misal demam, efek samping obat.

R/Menghilangkan faktor-faktor kontribusi mungkin

memecahkan aktivitas intoleran.

3. Kaji pola tidur pasien.

R/Kurang tidur kontribusi terhadap kelemahan.

4. Periode rencana istirahat antara aktivitas.

R/Mengurangi kelelahan.

5. Lakukan aktivitas bagi pasien hingga pasien mampu

melakukannya.

R/Penuhi kebutuhan pasien tanpa menyebabkan kelelahan.

d. Hyperthermia b.d proses inflamatory.

Intervensi :

1. Ukur temperatur tubuh.

R/Menunjukkan adanya demam dan luasannya.

2. Kaji temperatur kulit dan warna.

R/Hangat, kering, kulit memerah menunjukkan suatu demam.

3. Monitor jumlah WBC.

R/Indikasi leukopenia dibutuhkan untuk melindungi pasien

dari infeksi tambahan. Leukocytosis menujukkan suatu

inflamatory atau adanya proses infeksi.

4. Ukur intake dan output.

21
R/Tentukan keseimbangan cairan dan perlu meningkatkan

intake.

5. Berikan antipiyretic seperti dipesan.

R/Kurangi demam melalui tindakan pada hypothalmus.

6. Tingkatkan sirkulasi udara dalam ruangan dengan fan.

R/Memudahkan kehilangan panas oleh konveksi

7. Berikan sebuah permandian dengan spon hangat/suam-suam.

R/Memudahkan kehilangan panas oleh evaporasi.

8. Kenakan sebuah kantong es yang ditutup dengan sebuah

handuk pada axilla atau selangkang.

R/Memudahkan kehilangan panas oleh konduksi.

9. Selimuti pasien hanya dengan seperei.

R/Mencegah kedinginan; mengigil akan meningkatkan lebih

lanjut kecepatan metabolis

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan

yang sangat menular dapat menyerag burung dan mamalia.

2. Influenza disebabkan oleh virus influenza tipe A, B dan C yang

merupakan suatu orthomixovirus golongan RNA.

3. Virus influenza tipe A mempunyai banyak subtipe, diantaranya H5N1

yang menyebabkan flu burung dan termasuk HPAI.

4. Penularan virus influenza melalui droplet dan lokalisasinya di traktus

respiratorius.

5. Gejala klinis influenza adalah demam, sefalgia, mialgia, batuk, pilek

dan disfagia.

6. Pencegahan dengan vaksin bagi golongan yang memerlukan

imunoprofilaksis.

7. Influenza dapat diobati secara simtomatik, dan dengan antiviral dapat

memperpendek angka sakit.

B. Saran

Jagalah kesehatan yang telah diberikan allah sebagai anugrah terbesar

sehingga kita terhindar dari virus influenza yang dapat mengganggu

aktifitas kita sehari-hari dengan melakukan pencegahan di secara dini dan

jangan lupa menjaga kebersihan baik dari badan, tempat, maupun pakaian

karena dengan kebersihan semoga kita terhindar dari virus tersebut.

23
DAFTAR PUSTAKA

“Agen Biologi”. http://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologi (Akses 22 Juni 2013)

Amar, NurHayati. “Makalah Influenza”.


http://nurhayatimappa4.blogspot.com/2012/11/makalah-influenza.html (Akses 19
Juni 2013)

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081229230933AAvsaHv
(Akses 22 Juni 2013)

“Influenza”. http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-
penyakit/196-influenza.html (Akses 22 Juni 2013)

“Influenza”. https://id.wikipedia.org/wiki/Influenza (Akses 22 Juni 2013)

“Jenis Virus Influenza”. http://www.news-medical.net/health/Types-of-Influenza-


%28Indonesian%29.aspx (Akses 22 Juni 2013)

24

Anda mungkin juga menyukai