Anda di halaman 1dari 2

Pola Makan Suku Jawa

Pola makan antar suku daerah di Indonesia memiliki perbedaan mulai dari jumlah dan
jenis bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat suku tersebut. Pola makan
juga dapat digunakan untuk mengetahui cirri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu.
Pola makan dipengaruhi oleh tiga komponen penting: waktu makan,jumlah dan jenis makanan,
frekuensi.

Perilaku waktu makan suku jawa berbeda-beda ada yang tiga kali sehari adapula yang
dua kali sehari. Pola makan tiga kali sehari biasanya banyak dilakukan oleh masyarakat umum
suku jawa yaitu sarapan,makan siang(mangan awan),makan malam(mangan wengi). Sedangkan
pola makan dua kali sehari biasanya dilakukan oleh para petani yaitu makan siang(mangan
awan) dilakukan setelah pulang dari sawah dan makan malam(mangan wengi) dilakukan pada
jam 7-8 malam.

Kultur agraris memperlihatkan makan pagi dilaksanakan di sawah atau ladang. Para
petani harus sudah keluar dari rumah sebelum matahari menyengat. Akibatnya, mereka tidak bisa
makan pagi di rumah. Setidaknya pengamatan Thomas Stamford Raffles dalam History of
Java(1817) juga menyebutkan hal seperti itu. Bahkan pengamatan Augusta de Wit yang datang
pada 1890-an dalam Java: Facts and Fancies menyebutkan, orang Jawa makan pagi di sungai
setelah mandi. Ahli kebudayaan Jawa dari Universitas Negeri Semarang, Teguh Supriyanto,
mengatakan, orang Jawa memang tidak mengenal ruang makan. Kebiasaan agraris menjadikan
orang Jawa tidak memerlukan ruang makan secara khusus. Makan siang pun kadang dilakukan di
sawah. Kebiasaan makan di sawah atau kebun mengakibatkan sikap tubuh saat makan di rumah
pun persis seperti di sawah. Duduk dengan jegang (kaki naik), duduk bersila, sambil makan
tanpa sendok mudah terlihat, bahkan hingga sekarang sekalipun.
Menurut penelitian, Survei pola konsumsi makanan harian yang berupa sumber-sumber
karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur-sayuran serta buah-buahan untuk suku Jawa
telah dilakukan. Survei dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan model
makanan tiruan. Hasil menunjukan bahwa sumber-sumber karbohidrat, protein hewani, protein
nabati, buah-buahan dan sayuran yang dikonsumsi per hari berturut-turut 631,34 ± 38,42 g,
136,96 ± 3,36 g, 107,46 ± 7,15 g, 124,33 ± 11,29 g dan 136,76 ± 3,8 g.

Bila dilihat dari konsumsi sumber makanan utama, umumnya karbohidrat adalah sumber
makanan yang paling banyak dikonsumsi dibanding sumber utama lainnya baik oleh Iaki-Iaki
maupun perempuan yaitu sebesar 55,54%. Responden laki-laki mengkonsumsi protein hewani
lebih banyak dari pada responden perempuan, sedangkan responden perempuan lebih banyak
mengkonsumsi protein nabati. Hal ini sesuai dengan kebudayaan jawa dimana perempuan (istri)
lebih mendahulukan laki-laki (suami) dari pada dirinya sendiri.
Hal ini selaras dengan falsafah Jawa yaitu "nrimo ing pandum," dimana laki-laki sebagai
kepala rumah tangga dan pencari nafkah, menu makanannya harus lebih baik dari pada yang lain.
Untuk sumber utama vitamin laki-laki lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan dari pada
perempuan, dan perempuan lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dari pada responden
laki-laki. Secara keseluruhan total konsumsi laki-laki adalah 1178,99 ± 155,31 g/hari, lebih
banyak dari total konsumsi responden wanita yaitu 1094,73+155,31 g/hari atau 7,15 % lebih
tinggi.

Mengenai makanan yang disajikan setiap kali makan, layaknya hampir 90% orang Indonesia

lain, suku jawa memakan nasi sebagai panganan pokok yang wajib ada setiap kali makan, baik

pagi, siang, maupun malam hari. Selain nasi ada juga Gaplek, atau ubi kayu kering, kadang-

kadang dicampur ke dalam nasi atau mengganti nasi. Roti dan biji-bijian adalah tidak umum,

walaupun mi dan kentang sering dihidang sebagai iringan pada nasi.

Hampir 90% orang Jawa beragama Islam, dan akibatnya, kebanyakan dari masakan Jawa

tidak menggunakan daging babi. Hanya sedikit etnik di Indonesia menggunakan daging babi

(dan sumber protein lain yang dianggap "haram" di bawah hukum pemakanan Islam) dalam

masakan mereka, yang paling ketara masakan Bali, masakan Cina Indonesia, dan masakan

Manado.

DAFTAR PUSTAKA
 Yuhu,Dina.” ORANG JAWA DAN PERILAKU MAKAN”. 7 Maret 2018.
https://dinayuuhuu.wordpress.com/2015/07/01/orang-jawa-dan-perilaku-makan/
 Rihadatulaisy,Dendi. “Contoh Makalah Antropologi Tentang Suku Jawa“. 7 Maret 2018.
http://katazikurasana30.blogspot.co.id/2016/05/contoh-makalah-antropologi-tentang-
suku.html
 Anonim. “POLA KONSUMSI MAKANAN PENDUDUK DIPULAU JAWA”. 7 Maret
2018.http://www.iaea.org/inis/collection/NCLCollectionStore/_Public/31/065/31065400.
pdf

Anda mungkin juga menyukai