Anda di halaman 1dari 48

MPI 5.

Bahan Tayang
Layanan Dasar Usia Produktif
dan Lanjut Usia di Posyandu
1
25 keterampilan dasar kader bidang kesehatan
Keterampilan Usia Sekolah & Keterampilan Usia Produktif &
Keterampilan Pengelolaan Posyandu Keterampilan Bayi dan Balita Keterampilan Ibu Hamil, Menyusui
Remaja Lansia

Menjelaskan paket layanan Melakukan penyuluhan


posyandu untuk seluruh siklus Menjelaskan Penggunaan Menjelaskan Penggunaan Melakukan penyuluhan isi
1 Buku KIA bagian ibu hamil,
Germas (isi piringku, aktivitas
hidup Buku KIA bagian balita piringku, aktivitas fisik dan fisik dan cek kesehatan)
nifas cek kesehatan

Melakukan penyuluhan penyakit


Melakukan penyuluhan ASI Eksklusif, Melakukan penyuluhan Isi Menjelaskan program
2 Melakukan pencatatan dan terbanyak (obesitas, hipertensi,
MP ASI Kaya Protein Hewani sesuai Piringku Ibu Hamil dan Ibu pencegahan anemia (TTD dan
pelaporan stroke, kanker, PPOK, TB,diare,
umur Menyusui skrining Hb remaja putri) kesehatan jiwa,, geriatri)

3 Melakukan penimbangan, pengukuran Menjelaskan Pemeriksaan Melakukan penyuluhan Melakukan deteksi dini usia produktif
Melakukan kunjungan rumah panjang/ tinggi badan dan lingkar Ibu Hamil dan Ibu Nifas bahaya merokok dan napza lansia dengan pengukuran lingkar
kepala, lengan atas dan kehamilan remaja perut, tekanan darah (obesitas,
hipertensi)

Menjelaskan hasil pengukuran berat dan Menjelaskan bahwa ibu hamil


4 Melakukan komunikasi efektif tinggi badan normal, kurang dan perlu memantau berat badan, Melakukan deteksi dini usia produktif dan
tindaklanjutnya lingkar lengan dan tekanan lansia dengan kuesioner (PPOK, TBC,
darah dengan kurva Buku KIA kesehatan jiwa, geriatri dan diabetes)

Menjelaskan stimulasi perkembangan,


5 Menjelaskan anjuran minum
Melakukan penyuluhan
vitamin A dan obat cacing sesuai umur TTD setiap hari selama hamil
keluarga berencana

Menjelaskan layanan imunisasi rutin


6 lengkap dan PD3I (Hepatitis, Difteri, Menjelaskan pemantauan tanda
Campak, Rubela, Diare) bahaya ibu hamil, ibu nifas

Menjelaskan pemantauan tanda bahaya


7 bayi dan balita
Tanda kecakapan kader berdasarkan 25 keterampilan dasar

Kader Purwa;
1. wajib menguasai 2 keterampilan dasar
Pengelolaan Posyandu dan layanan Balita.
2. Ditambahkan dengan 1 keterampilan dasar
lain pilihan (layanan bumil busui, remaja,
atau uspro/lansia)

Kader Madya;
1. wajib menguasai 3 keterampilan dasar
Pengelolaan Posyandu, layanan Balita, serta
Bumil dan Busui.
2. Ditambahkan dengan 1 keterampilan dasar
lain pilihan (remaja, atau upro/lansia)

Kader Utama;
Wajib menguasai seluruh keterampilan kader
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:
1) Melakukan penyuluhan germas (Isi Piringku, aktifitas fisik
dan cek kesehatan)

Tujuan
2) Menjelaskan penyakit terbanyak (obesitas, hipertensi,
diabetes, stroke, kanker, PPOK, TBC, kesehatan jiwa dan
geriatri)

Belajar 3) Melakukan deteksi dini usia produktif lansia dengan


pengukuran lingkar perut, tekanan darah (obesitas, hipertensi)
4) Melakukan deteksi dini usia produktif dan lansia dengan
kuesioner (PPOK, TBC, kesehatan jiwa, geriatri dan diabetes)
5) Melakukan penyuluhan keluarga berencana
FAKTOR RISIKO PTM UTAMA
Hipertensi

Stroke

GIF: Gangguan Indera Dan Fungsional


5
FAKTOR RISIKO PTM
✔ USIA
✔ JENIS KELAMIN
✔ GENETIK

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH

✔ MEROKOK
✔ KURANG AKTIFITAS FISIK
✔ POLA MAKAN TIDAK SEHAT
✔ OBESITAS
✔ PENINGKATAN TEKANAN DARAH
✔ PREDIABETES
VIDEO DETEKSI DINI PTM dan FAKTOR RISIKO
PTM
STOP PENYAKIT TIDAK
MENULAR DENGAN GERMAS

TUJUAN

Kesehatan Produktif Lingkungan


Terjaga Biaya untuk
Bersih
berobat
kurang
MEWUJUDKAN
GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT
Suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan
secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku
sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
(Inpres 1 Tahun 2017)
Peningkatan Peningkatan Peningkatan
Pencegahan dan
Edukasi Kualitas Deteksi
Hidup Sehat Lingkungan Dini Penyakit

Penyediaan Peningkatan Peningkatan


KETERLIBATAN MULTI SEKTOR, Pangan Sehat Perilaku Aktivitas Fisik
GUBERNUR dan Percepatan Hidup Sehat
DAN BUPATI/WALIKOTA Perbaikan Gizi
SIAPA YANG MELAKSANAKAN
SELURUH LAPISAN MASYARAKAT

Mempraktekkan pola
hidup sehat sehari-
hari
Individu Keluarga Masyarakat

Menggerakkan institusi dan organisasi


masing-masing

Menyediakan : kurikulum pendidikan, Akademisi Dunia Usaha Organisasi


fasilitas olahraga, sayur dan buah, Masyarakat
fasilitas kesehatan, transportasi,
Kawasan Tanpa Rokok, taman untuk
beraktivitas, Iklan Layanan Pemerintah
Masyarakat, car free day, dsb Pusat dan
Daerah
DETEKSI DINI PTM DAN FAKTOR RISIKONYA
Pesan Kunci Jenis Kegiatan

● PTM sering muncul tanpa gejala → penting dilakukan


● Identifikasi Riwayat Penyakit PTM
deteksi dini untuk mengetahui kondisi tubuh sejak
awal, agar bisa dilakuakan pencegahan dan ● Identifikasi Faktor Risiko Perilaku PTM
pengendalian ● Deteksi dini Obesitas (Umum dan Sentral)
● Deteksi dini → minimal 1 kali setahun untuk ● Deteksi Dini Hipertensi
populasi sehat, ● Deteksi Dini Diabetes Melitus
● Populasi berisiko → kunjungan ulang setiap 3-6 ● Deteksi Dini PPOK (Wawancara Kuesioner PUMA)
bulan ke posyandu ● Deteksi Dini Indera
● Penderita PTM melakukan pengobatan secara ● Edukasi
teratur dan memantau kondisi tubuh setiap bulannya ● Pencatatan dan Pelaporan
ke faskyankes

2
KEGIATAN DAN TAHAPAN DETEKSI DINI PTM DAN
FAKTOR RISIKONYA
Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Kegiatan 5

• Pendaftaran
/Registrasi
• Wawancara Riwayat
• Pengukuran TB
Penyakit PTM • Pengukuran Gula • Edukasi/
• Wawancara Faktor • Pengukuran BB
Darah Sewaktu Penyuluhan
Risiko Perilaku • Pengukuran
• Konseling / • Tindak Lanjut
○ Merokok Lingkar Perut • Pencatatan Pemantauan
○ Aktifitas Fisik • Tekanan Darah • Validasi
kepatuhan minum
○ Konsumsi Sayur • DD Tajam Pencatatan dan
obat
dan Buah penglihatan Pelaporan
○ Konsumsi Alkohol • DD tajam
• Wawancara pendengaran
Kuesioner PUMA
2
VIDEO PENGUKURAN TEKANAN DARAH YANG BAIK DAN
BENAR
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan

POSYANDU/
INDIVIDU KELUARGA KOMUNITAS
1.Melakukan aktivitas 1. Membudayakan 1. Olahraga Bersama
fisik rutin minimal 30 aktifitas fisik Setiap kegiatan
menit sehari (150 bersama minimal 1x posyandu/ setiap
menit dalam seminggu Jumat di
seminggu) 2. Membagi pekerjaan Instansi/kegiatan
2.Aktivitas fisik rutin rumahtangga komunitas
dan intensitas kepada semua
sedang per minggu anggota keluarga
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan

Porsi dan Komposisi Sajian Sekali Makan


Yang di Anjurkan untuk orang dengan berat
Porsi dan Komposisi Sajian Sekali Makan badan lebih/obesitas
Yang di Anjurkan untuk mencegah obesitas
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Hipertensi
❖ Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg DAN / ATAU tekanan darah diastolik ≥ 90 mmhg .
❖ Hipertensi sering terjadi tanpa gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit.

GEJALA DAN TANDA:


1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual dan muntah
4. Sesak napas
5. Napas pendek (terengah-engah)
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur
8. Mata berkunang-kunang
9. Mudah marah
10. Telinga berdengung
11. Sulit tidur
12. Rasa berat di tengkuk
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Hipertensi
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Hipertensi
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Penyakit Jantung Koroner

Keringat dingin

Rasa
terbakar

Nyeri dada
Tertekan di
daerah dada
Rasa berat di dada
Rasa mual atau
nyeri ulu hati
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Penyakit Jantung Koroner (Lokasi Nyeri Dada)
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Stroke
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Stroke (Tanda dan Gejala Stroke)
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Diabetes Melitus

Diabetes
Melitus adalah
suatu penyakit
menahun yang
ditandai oleh
kadar glukosa
darah yang
melebihi nilai
normal secara
menahun.
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker

Tanda & Gejala

31
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker

32
KEGIATAN/TAHAPAN 5 TES IVA
Dimana?
Edukasi Kanker

PUSKESMAS/RUMAH SAKIT
Oleh Siapa?

BIDAN/DOKTER
Kapan?
❖ Setiap saat
❖ Setiap 3-5 tahun sekali
33
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK

34
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK

35
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK (Gejala)

36
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan yaitu kondisi yang ditandai
dengan penurunan tajam penglihatan seperti tidak bisa
melihat jauh/dekat dengan jelas, atau penglihatan
kabur.
Beberapa penyakit penyebab gangguan penglihatan
yang sering ditemui di masyarakat yaitu :
▪ kelainan refraksi
▪ katarak
▪ glaukoma
▪ retinopati diabetikum

37
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Gangguan Pendengaran

38
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Gangguan Pendengaran

39
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan

Aplikasi Sehat Indonesia Ku/ASIK

Mobile Aplikasi untuk pencatatan


layanan luar gedung/ kegiatan UKBM
TUBERKULOSIS (TBC)
• Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

GEJALA
PENULARAN PENULARAN PENCEGAHAN
Skrining TBC
Alur Skrining Tuberkulosis di Posyandu

PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN

• Pengobatan TBC dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan


• Pemeriksaan TBC menggunakan bakteriologis yaitu menggunakan Alat
TCM (Tes Cepat Molekular)
• Prinsip pengobatan TBC adalah tepat waktu, tepat cara, tepat dosis
Investigasi Kontak Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
(Bagan Alur Petugas Kesehatan/ Kader dalam Pelaksanaan Investigasi Kontak)

Mengapa TPT Penting?


TPT diperlukan diberikan untuk mencegah terjadinya sakit TBC. Jika kita
Keterangan dapat mencegah terjadinya sakit TBC. Maka akan mengurangi sumber
: Dilakukan oleh Kader penularan dan mencegah penularan selanjutnya. Dengan demikian,
: Dilakukan oleh Petugas kesehatan
PMO Informasi Mengenai kepatuhan Pengobatan
Pengawas menelan Obat (PMO) adalah seseorang yang TBC (Tepat Waktu, Tepat Cara dan Tepat Dosis)
secara sukarela mendampingi pasien TBC menelan obat
Tepat Waktu
Untuk memastikan obat secara efektif bekerja terus-menerus
membunuh kuman TBC, maka pasien harus minum obat setiap
24 jam

Tepat Cara
Cara minum obat yang baik adalah saat perut kosong, yaitu
pagi hari sebelum makan atau malam hari sebelum tidur.

Tepat Dosis
Obat TBC ditelan dalam satu dosis. Dosis obat ditentukan oleh
petugas kesehatan.

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


Pada efek samping obat yang ringan kader hanya perlu memberikan
motivasi kepada pasien dan keluarga agar mendukung pasien untuk ⮚ Untuk mencegah penularan, saat kader dan petugas
tetap patuh berobat. Sedangkan, pada efek samping berat, maka
kader bisa merujuk pasien untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan melakukan investigasi kontak/kunjungan rumah,
kesehatan di Puskesmas dapat menggunakan APD minimal menggunakan masker,
bisa ditambah dengan sarung tangan dan mencuci tangan
setelah melakukan kunjungan.
JENIS INTRUMEN SKRINING DAN SASARAN YANG DAPAT DILAKUKAN DI POSYANDU

SASARAN JENIS INSTRUMEN


USIA PRODUKTIF SRQ 20
LANSIA SRQ 20
REMAJA SDQ 11-18 THN
ANAK SDQ 4-11 THN

45
2) Instrumen Self Reporting Questionnaire (SRQ-20)

• Untuk mengetahui adanya gangguan mental emosional seperti gejala depresi, gejala ansietas,
gejala kognitif, gejala somatic dan gejala penurunan energi
SRQ • Validitas yang cukup baik dalam hal sensitivitas dan spesifitasnya
• Terdiri dari 20 pertanyaan yang diisi langsung atau melalui wawancara
• Dapat diidentifkasi gejala-gejala gangguan mental emosional seperti gejala depresi, gejala
ansietas, gejala kognitif, gejala somatik dan gejala penurunan energi.

Interpretasi Hasil:
• Bila terdapat > 6 jawaban Ya maka ada indikasi mengalami masalah kesehatan
jiwa sehingga memerlukan pemeriksaan lanjutan wawancara psikitrik untuk
mengetahui ada atau tidaknya gangguan jiwa
• Pertanyaan no 17, jika pertanyaan dijawab “YA” meskipun skor total < 6, maka
ada indikasi mengalami masalah kesehatan jiwa sehingga memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut

46
Tujuan dan Manfaat Skrining Geriatri

Tujuan skrining geriatri


memudahkan kader mengetahui dengan cepat kondisi kesehatan lansia di wilayah kerjanya.

Manfaat skrining geriatri


Untuk dapat merencanakan perawatan lanjutan agar dapat memperlambat atau mencegah
penurunan kapasitas intrinsik dan kemampuan fungsional.

Skrining dilakukan pada setiap lansia yang kontak pertama kali dengan kader/petugas
Kesehatan dan dilakukan minimal 1 tahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai