Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
4. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
Dalam rangka meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing, penurunan prevalensi perokok
usia 10-18 tahun menjadi salah satu sasaran pokok pembangunan dalam RPJMN 2020-2024.
Peningkatan konsumsi rokok baik rokok konvensional maupun rokok elektronik menjadi ancaman serius
terhadap kesehatan dan kualitas sumber daya manusia karena cenderung terlihat lebih besar pada
kelompok anak dan remaja. Oleh karena itu, tren peningkatan perokok remaja harus diminimalisir.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diambil langkah-langkah peningkatan pencegahan dan
pengendalian konsumsi rokok melalui upaya skrining merokok anak usia sekolah (10-18 tahun). Upaya
tersebut merupakan unsur penting dalam meningkatkan kesehatan anak usia sekolah, sehingga
penyelenggaraannya perlu diintegrasikan dengan program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS). Bersama
ini kami sampaikan langkah-langkah pelaksanaan program skrining merokok pada anak usia sekolah
sebagai berikut :
1. Mendorong skrining faktor risiko merokok dengan kriteria sasaran anak dan remaja usia 10-18 tahun
atau peserta didik di sekolah sebagai berikut :
a. Sekolah Dasar (SD) atau setaranya (kelas 4, 5 dan 6)
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau setaranya (kelas 7, 8 dan 9)
c. Sekolah Menengah Atas (SMA) atau setaranya (kelas 10, 11 dan 12)
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Pendidikan. Kegiatan skrining merokok anak di sekolah dilaksanakan bersama-sama Puskesmas
dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
4. Metode skrining adalah wawancara dengan kuesioner dan pemeriksaan penunjang kadar karbon
monoksida (CO) pernapasan (sesuai ketersediaan sarana prasarana).
6. Melaksanakan kegiatan skrining merokok anak sekolah dengan memanfaatkan dana APBD atau
BOK tahun 2023 sesuai dengan Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang
Kesehatan Tahun Anggaran 2023.
7. Mendorong sekolah untuk memberikan muatan edukasi kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran terkait dampak bahaya konsumsi rokok bagi anak dan remaja dengan memanfaatkan
informasi, media dan teknologi terkini. Memperkuat upaya komunikasi, informasi dan edukasi
tentang :
a. Dampak bahaya paparan asap rokok atau konsumsi rokok pada usia muda, karena kelompok
usia anak dan remaja menjadi target kebijakan pembangunan prioritas dalam rangka persiapan
bonus demografi 2030.
b. Menerapkan perilaku hidup sehat untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko merokok
dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif, produktif dan berprestasi.
c. Menerapkan Kawasan Tanpa Rokok KTR di 7 tatanan, yaitu Sekolah, Fasilitas Kesehatan,
Tempat Kerja, Tempat Ibadah, Angkutan Umum, Tempat Bermain Anak dan Tempat Umum
lainnya yang ditetapkan.
d. Menolak jadi target iklan, promosi dan sponsorship industri rokok.
9. Instrumen skrining, tautan googleform pelaporan, rekap form responses dan dokumen pendukung
lainnya dapat diakses melalui tautan :
https://link.kemkes.go.id/SKRININGANAKSEKOLAH2023
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Rindu Rachmiaty (0856-834-7733) atau WA :
https://wa.me/qr/NRTGNQC3YLZEF1 . Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Tembusan:
1. Menteri Kesehatan
2. Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi
3. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
4. Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN