Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS

KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB


UPT PUSKESMAS BARUKKU
Jl. Arifin Nu’mang Kel.Batu Kecamatan Pitu Riase Kode Pos91691,
Call center : 085298298123 , e-mail :puskesmasbarukku@gmail.com

KERANGKA ACUAN
KONSELING UPAYA BERHENTI MEROKOK (UBM)

I. PENDAHULUAN
Sesuai amanat Undang – Undang no. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan,bahwa Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
Kemauan dan kemampuan hidup sehat yang setinggi timgginya sebagia
investigasi bagi pembangunan sumber daya manusia.
Saat ini merokok menjadi salah satu produk yang tingkat
komsumsinya relatif tinggi dimasyarakat. Masalah rokok juga masih
menjadi masalah nasional dan diproritaskan upaya penanggulangannya
karena menyangkut berbagai aspek permasalahan dalam kehidupan ,
yaitu aspek ekonomi, soial politik, dan terutama aspek kesehatan. Secara
umum kebiasaan merokok pada masyarakat Indonesia merupakan salah
satu masalah kesehatan karena komsumsi tembakau yang masih
cenderung tinggi.
Ekonomi Indonesia pengeluaran untuk rokok menjadi pengeluaran
nomor dua seyelah padi padian yang besarnya rata rata 10,4 % atau 4 kali
lebih besar dari pada pengeluran untuk membelidaging, telur dan susu.
Pengeluaran untuk rokok 3 kali lebih tinggi dari biaya pendidikan (3.226).
dan hampir 4 kali lebih besar daripada biaya kesehatan (2,724).
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 251 juta jiwa merupakan
pasar potensial bagi pengusaha rokok dikarenakan masih adanya
kesempatan untuk mengiklankan dan mensponsori berbagai kegiatan di
masyarakat serta masih dijual bebas eceran dan belum adanya peraturan
yang melarang anak-anak merokok.
Merokok memiliki dampak negatif pada hampir seluruh organ tubuh
manusia sehingga meningkatkan risiko kejadian penyakit antara lain
infeksi saluran nafas, penyakit paru kronik, kanker (mulut, esofagus,
paru-paru, dll), pembuluh darah, hipertensi, katarak, diabetes dan
disfungsi seksual. Data Global report on NCD memberikan hasil
prosentase kematian akibat penyakit tidak menular (PTM ) menempati
proporsi 6326 dari seluruh akibat kematian (Data WHO 2011 ) Bahan-
bahan kimia yang terdapat dalam tembakau mengakibakan berbagai
dampak buruk bagi kesehatan. Hampir 4.000 bahan kimia berbahaya
terdapat dalam asap yang dihasilkan dari tembakau. Sekitar 60 bahan
kimia tersebut merupakan zat karsinogenik yang dapat memicu terjadinya
berbagai macam penyakit kanker. Tiga zat utama yang terkandung dalam
rokok adalah tar,nikotin dan karbonmonoksida adalah kumpulan dari
beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat
karsinogenik, kecanduan dan kerusakan organ sigen di dalam tubuh .
Asap rokok orang lain ( AROL ) atau SHS ( Second Hand Smoke ) /
Environmental Tobacco Smoke (ETS ) berbahaya bagi perokok pasif.
Sejumlah 92 juta warga Indonesia terpapar AROL dengan 43% adalah
anak-anak (0-4 tahun ). Data kematian kelompok rentan anak-anak
akibat rokok sebesar 31% dan perempuan 64%
Sesuai dengan salah satu strategi dalam MPOWER, yaitu
mengoptimalkan dukungan untuk berhenti merokok dengan kesempatan
para perokok berkonsultasi dengan para konselor atau petugas yang telah
dilatih membantu seseorang berhenti merokok.
Perokok yang ingin berhenti merokok membutuhkan intervensi yang
meliputi pemberian informasi, dan dukungan berkelanjutan bagi para
perkok untuk menghentikan kebiasaannya
Upaya berhenti merokok akan dapat mengurangi faktor resiko penyakit
tidak menular akibat konsumsi merokok. Pada orang penyandang sakit
hipertensi, penyakit paru, stroke dan jantung koroner, dengan
menghentikan kebiasaan merokok akan memperlambat perjalanan
penyakit dan akan memperbaiki kualitas hidup. Masalahnya, tidak semua
orang mau berhenti merokok meskipun sudah mengalami komplikasi
penyakit. Sedangkan sosialisasi edukasi stop rokok juga sudah terus
menerus dilakukan oleh pemerintah dan tenaga kesehatan kepada
masyarakat melalui berbagai cara.

II. Latar Belakang


Prevalensi perokok dewasa usia 15 tahun ke atas di dunia sebesar 24
26 ( laki2 40% dan perempuan 9% ), perokok usia 13-15 tahun sebesar
9,5% . Sekitar 65% perokok di dunia berada di 10 negara termasuk
Indonesia . Data WHO 2008 memberikan menyatakan bahwa Indonesia
menduduki peringkat ketiga (4.826 ) untuk jumlah perokok terbesar
setelah China (3526) dan India (11,526 ) dan peringkat pertama di ASEAN.
Jumlah perokok Indonesia melejit naik. Tercatat tidak kurang 60 juta
jiwa adalah perokok dan jumlah batang rokok juga mengalami
peningkatan 700% selama 40 tahun sejak tahun 1970. Data Global Aduh
Tobacco Survey (GATS ) 2011 menunjukkan prevalensi perokok 36,126
(67,426 laki-laki dan 4,526 perempuan ).
Sebesar 57 26 memiliki anggota yang merokok yang hampir semuanya
merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya.
Artinya, hampir semua orang di Indonesia ini merupakan perokok pasif.
Sebesar 87 26 anak terpapar rokok di dalam rumah. Bahkan yang lebih
memprihatinkan adalah masyarakat mulai merokok sejak usia 8 tahun
atau sejak usia sekolah.
Data hasil kunjungan warga di Posbindu PTM Kader , Posbindu PTM
Khusus (Karyawan , tempat - tempat umum dan skrinning faktor resiko
PTM siswa SMA/SMK/MA kelas XI dan XII ) di wilayah kecamatan Senen
di tahun 2018 masih menunjukkan data perilaku merokok yang cukup
memprihatinkan. Ditemukan 26 % sasaran adalah perokok dengan
rentang usia 15 - > 60 Th.
Pentingnya konseling untuk membantu klien dalam program berhenti
merokok disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya
1. Banyak perokok kesulitan berhenti karena ketergantungan nikotin.
2. Berhenti merokok menyebabkan gejala withdrawal, yang membuat
klien relaps disaat berusaha berhenti merokok.
3. Karena gejala wishdrawal berlangsung 2-4 minggu, maka membantu
klien di bulan pertama program berhenti merokok.
kita semua sudah memahami benar apa saja bahaya merokok bagi
kesehatan, namun memerangi rokok bukan sesuatu yang mudah. Diakui
bahwa dari pihak profesi kesehatan sendiri belum melakukan upaya
optimal dalam memerangi rokok. Bahkan menurut hasil penelitian
Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3), para petugas kesehatan
dan mahasiswa kesehatan masih belum bisa menjadi suri tauladan yang
baik dalam hal perilaku tidak merokok. Sehingga upaya memerangi rokok
harus dilaksanakan secara gotong royong oleh berbagai pihak, karena
rokok menjadi urusan banyak pihak.
Dalam melakukan kegiatan, Penanggung jawab dan Pelaksana program
Puskesmas Barukku mengacu kepada Visi, Misi dan Tata Nilai
Puskesmas Kecamatan Senen

III. TUJUAN KEGIATAN


A. Tujuan umum
Melindungi kesehatan masyarakat dari dampak buruk rokok dengan
menurunkan jumlah perokok.
B. Tujuan khusus
Terlaksananya layanan upaya berhenti merokok di wilayah Puskesmas
Barukku :
a. Membantu para perokok untuk memiliki motivasi berhenti merokok
b. Membantu menangani withdrawal effect para bekas perokok agar
tidak relaps:
c. Memberikan pengetahuan tentang rokok, bahaya dan manfaat
berhenti merokok kepada klien:
a. Tersedianya data layanan upaya berhenti merokok untuk
pemantauan dan evaluasi.
b. Tercapainya penurunan prevalensi perokok.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


KEGIATAN
No RINCIAN KEGIATAN
POKOK
1 Konseling a. Identifikasi awal untuk mengetahui status
upaya merokok dan profil perokok termasuk
berhenti pemeriksaan fisik , tingkat adiksi nikotin,
merokok Kadar CO udara ekspirasi, menilai arus
puncak ekspirasi, tes nikotin urine
b. Menggali riwayat upaya berhenti merokok
sebelumnya
c. Menelaah tingkat perilaku, tingkat kesiapan
dan skala motivasi serta alasannya
d. Intervensi dengan membantu memutuskan
waktu berhenti merokok dan cara dipilih
serta memberikan informasi dampak
buruknrokok, manfaat berhenti merokok dan
tantangan yang akan di hadapi
e. Tindak lanjut yang akan menilai keberhasilan
, adanya dukungan keluarga dan mengatasi
withdrawal effect

TATA NILAI DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN UKM


c. Kedisiplinan ( tepat waktu dalam melaksanakan kegiatan perbaikan
Upaya pelayanan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM)
d. Kerja sama (dalam melaksanakan tugas dan fungsi upaya pelayanan
pengendalian Penyakit Tidak Menular melakukan kerja sama dengan
sasaran, lintas program dan lintas sektor dalam menanggulangi masalah
Upaya Pelayanan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM).
e. Kebersihan (dalam melaksanakan pelayanan upaya Pelayanan
Pengendalian Penyakit TidakMenular dituntut mengedepankan
kebersihan baik kebersihan petugas maupun alat yang digunakan).

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


Cara melaksanakan kegiatan
N KEGIATA PELAKSANA LINTAS LINTAS KET
O N POKOK PROGRAM PROGRAM SEKTOR
TERKAIT TERKAIT
1. Konseling - Membuka - Program - Lurah/ Tupoksi
Upaya layanan promkes : Camat : PTM
Berhenti konseling sebagai Mengetahui dan
Merokok UBM setiap pelaksana pelaksanaan Promkes
hari jum,at maupun layanan,
jam 07.30 – penyedia penggerak
11.00 median dan
- Menyiapkan promkes motivator di
alat dan dan sarana tingkatannya
sarana pendukung - Dinas
konseling, - Program pendidikan :
media UKS: Penggerak
promosi melakukan kawasan
lembar bolak tindak tanpa rokok
balik, leaflet lanjut di sekolah
dan film serta rujukan - Kader :
dokumen temuan sosialisasi
pencatatan kasus layanan
- Memberikan merokok di UBM di
layanan Sekolah puskesmas
Konseling - Unit barukku
UBM Pelayanan :
- Dokumentasi Mengirim
kegiatan klien
dengan
merokok ke
unit
Konseling
UBM

VI. SASARAN
Sasaran kegiatan adalah perokok di wilayah kerja Puskesmas Barukku Kec.
Pitu Riase

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


NO JENIS KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN
RINCIAN KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Konseling Upaya Berhenti x x x x x x x
Merokok

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaaan kegiatan di akhir kegiatan oleh pelaksana yang
meliputi kesesuaian alur pelayanan, Jadwal pelayanan, Jumlah klien
mendapat konseling tiap bulan

IX. PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan Layanan konseling ditulis dalam lembar status UBM, Kartu Klien
UBM dan buku regiater kunjungan dalam buku rekapitulasi UBM di unit
pelayanan yang akan menjadi laporan by web oleh penanggung jawab PTM
Puskesmas Barukku tiap 3 bulan, Evaluasi berupa jumlah berhasil berhenti
merokok (BBM) yang terdiri CAR 3 (klien berhenti merokok terus meneris
dalam 3 bulan sejak berhasil berhenti merokok), CAR 6 (klien berhasil berhenti
merokok terus menerus dalam periode 6 bulan sejak berhenti merokok) CAR 9
( klien berhenti merokok terus menerus dalam periode 9 bulan sejak berhasil
berhenti merokok) klien yang di rujuk , klien yang kambuh, klien yang Drop
out (DO) dan klien yang sukses /SK (klien yang berhasil tidak merokok selama
satu tahun terus menerus).

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Barukku Penanggung Jawab Kegiatan

H. Agus, S.Kep, Ns Musdalifah, SKM


NIP : 19770702 200604 1 016 Nip : 19820718 201407 2 002

Anda mungkin juga menyukai