Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI.......................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.............................................................................3
B. TUJUAN PEDOMAN...........................................................................3
C. SASARAN PEDOMAN........................................................................4
D. RUANG LINGKUP PEDOMAN............................................................4
E. BATASAN OPERASIONAL.................................................................4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN...............................................................................6
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA..........................................6
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN...............................................................7
E. JADWAL KEGIATAN...........................................................................7
BAB III
STANDAR FASILITAS......................................................................................8
A. DENAH RUANG..................................................................................8
B. STANDAR FASILITAS........................................................................8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN.........................................................................9
A. LINGKUP KEGIATAN..........................................................................9
1. Upaya berhenti merokok dalam gedung.....................................9
2. Upaya berhenti merokok luar gedung.......................................10
B. METODE...........................................................................................10
C. LANGKAH KEGIATAN......................................................................10
BAB V
LOGISTIK........................................................................................................11
A. LOGISTIK UNTUK ADMINISTRASI..................................................11
B. LOGISTIK UNTUK PELAYANAN......................................................11
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN........................................................12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA.................................................................................15

Halaman | 1
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU.................................................................................16
A. INDIKATOR WAKTU TUNGGU PELAYANAN.................................16
B. MONITORING INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS.....................16
BAB IX
PENUTUP.......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18

Halaman | 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan Puskesmas harus memenuhi keselamatan


masyarakat (public safety) dalam rangka melindungi kepentingan
pasien, masyarakat dan petugas. Untuk itu pelayanan Puskesmas
harus dilakukan sesuai standar, sehingga diperlukan suatu standar
Puskesmas. Dengan adanya pedoman upaya kesehatan
perseorangan puskesmas maka dapat ditetapkan standar dalam
memberikan pelayanan kesehatan perorangan.
Pemenuhan input dan proses pada manajemen dan sumber
daya, serta setiap upaya di Puskesmas berdampak pada output
Puskesmas (Bandura, 1996), oleh karena itu perlu disusun buku
Pedoman Upaya Kesehatan Perseorangan Puskesmas Kranggan
yang harus diimplementasikan oleh seluruh karyawan puskesmas
khususnya yang berhadapan langsung dengan pasien.
Unit Pelayanan Upaya Berhenti Meroko yang ada di UPT
Puskesmas Kranggan adalah bagian dari unit pelayanan rawat jalan
dan dalam memberikan pelayanan harus terstandar yang sesuai
dengan aturan yang berlaku. Semua petugas harus bisa melakukan
semua kegiatan yang sesuai dengan standar yang berlaku, oleh sebab
itu perlu dibuatkan suatu pedoman tentang pelayanan di semua unit
pelayanan sehingga semua pelayanan bisa terstandar.

B. TUJUAN PEDOMAN

1. Tujuan umum
Tersedianya pedoman pelayanan Upaya Berhenti Merokok
Puskesmas Kranggan sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang
profesional, aman dan bermutu agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
2. Tujuan khusus
a. Terlaksananya penilaian terhadap pelayanan Upaya Berhenti
Merokok di UPT Puskesmas Kranggan,

Halaman | 3
b. Terlaksananya program perbaikan berkelanjutan mengenai
pelayanan Upaya Berhenti Merokok di UPT Puskesmas
Kranggan,
c. Meningkatnya kepuasan dan harapan pelanggan terhadap
pelayanan Upaya Berhenti Merokok di UPT Puskesmas
Kranggan.
C. SASARAN PEDOMAN

Dengan adanya buku pedoman ini diharapkan semua petugas di unit


pelayanan Upaya Berhenti Merokok baik perawat maupun dokter
mampu memberikan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN

Buku pedoman Pelayanan Upaya Berhenti Merokok ini digunakan di


lingkungan unit pelayanan Upaya Berhenti Merokok di wilayah kerja
UPT Puskesmas Kranggan, khususnya pada pelayanan Upaya
Kesehatan Perorangan, Upaya Kesehatan Masyarakat, Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah, dekontaminasi alat dan desinfeksi
permukaan terkait pencegahan dan pengendalian infeksi dan juga
keselamatan pasien pada lingkup pelayanan Upaya Berhenti Merokok.

E. BATASAN OPERASIONAL

1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas


adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan di
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
tinggi di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
2. Upaya Kesehatan Perorangan yang selanjutnya disingkat UKP
adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan gejala akibat penyakit dan
pemulihat kesehatan perorangan.
3. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM
adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.

Halaman | 4
4. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan dan memiliki
kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan.
5. Mutu adalah kemampuan untuk memenuhi persyaratan
berdasarkan karakteristik yang dimiliki suatu produk.
6. Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan yang
memenuhi kebutuhan masyarakat yang dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan kesehatan dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia, bersifat wajar, efektif dan efisien serta
memberikan keamanan dan kepuasan sesuai norma dan etika,
hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan
dan kemampuan pemerintah dan masyarakat.

Halaman | 5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber Daya Manusia yang ada di Unit Pelayanan Upaya


Berhenti Merokok UPT Puskesmas Kranggan terdiri dari tenaga medis
perawat. Adapun kualifikasi koordinator pelayanan Upaya Berhenti
Merokok yakni sebagai berikut :
 Memiliki ijazah D3 Keperawatan
 Memiliki Surat Izin Praktik (SIP) yang masih berlaku,
 Memiliki pelatihan setidaknya satu dari PPGD/BLS yang
masih berlaku,
 Memiliki pengalaman bekerja sebagai perawat minimal 2
tahun.
 Memiliki sertifikat pelatihan hypnoterapi
Kepala puskesmas memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai
penanggungjawab seluruh kegiatan pelayanan kesehatan di
puskesmas terutama bagian manajerial, seperti mengatur jadwal jaga,
memastikan petugas yang bertugas telah memenuhi kompetensi
ijazah maupun pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan, menetapkan
berlakunya panduan, KAK dan SOP yang diajukan oleh Tim penyusun
dokumen pelayanan.
Koordinator Upaya Kesehatan Perorangan memiliki tugas
pokok dan fungsi sebagai penanggungjawab pelayanan kesehatan di
pelayanan umum, tindakan/gawat darurat, gigi, lansia, KIA KB, gizi,
sanitasi serta penunjangnya yaitu pendaftaran, farmasi, laboratorium
baik di puskesmas induk maupun puskesmas pembantu. Secara
langsung membantu kepala puskesmas dalam mengatur jadwal jaga,
menyusun panduan, KAK dan SOP pelayanan dan memastikan
pelayanan telah dilakukan sesuai SOP dengan melakukan monitoring
dan evaluasi secara berkala.
Koordinator masing-masing pelayanan memiliki tugas pokok
dan fungsi sebagai penanggungjawab pelayanan di masing-masing
ruangan. Membantu koordinator Upaya Kesehatan Perorangan
melaksanakan tugas pelayanan serta memberi masukan tentang

Halaman | 6
penyusunan jadwal jaga, menyusun panduan, KAK dan SOP di
masing-masing pelayanan
Dalam hal tata hubungan kerja koordinator pelayanan masing-
masing ruangan bertanggungjawab langsung kepada koordinator
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), lalu koordinator UKP
bertanggungjawab langsung kepada kepala puskesmas sebagai
penanggungjawab utama semua pelayanan di puskesmas.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Adapun distribusi ketenagaan di Unit Pelayanan Upaya


Berhenti Merokok UPT Puskesmas Kranggan adalah sebagai berikut :

No Jenis petugas Jumlah Lulusan


1 Perawat 1 orang D3 Keperawatan
Jumlah Petugas 1 orang

E. JADWAL KEGIATAN

Jadwal kegiatan yang dilakukan di Unit Pelayanan Upaya


Berhenti Merokok UPT Puskesmas Kranggan adalah sebagai berikut :

Waktu Kegiatan
07.30 - 07.45 Apel pagi
07.45 - 08.00 Kegiatan pra pelayanan
08.00 - 12.00 Pelayanan Upaya Berhenti Merokok
12.00 - 13.00  Pengecekan kelengkapan rekam medik
 Entry data ke simpus & p-care
 Penulisan rekam medik ke dalam register pasien
 Pengembalian rekam medik ke unit pelayanan
pendaftaran dan rekam medik
13.00 - 14.15  Kegiatan pasca pelayanan Apel siang
14.15 - 14.30  Apel Siang

Halaman | 7
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

B. STANDAR FASILITAS

Peralatan Unit Pelayanan Upaya Berhenti Merokok adalah


sebgai berikut :

Jumlah alat
Nama Alat untuk Pelayanan yang
No Jumlah
Upaya Berhenti Merokok berfungsi
baik
A Mebelair

Meja 1 1

Kursi kerja 3 3
Jumlah 4 4

Halaman | 8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN

1. Upaya Berhenti Merokok (UBM) dalam gedung


Unit pelayanan Upaya Berhenti Merokok memberikan pelayanan
kepada Seluruh penderita dan masyarakat yang memanfaatkan
unit pelayanan Upaya Berhenti Merokok di UPT Puskesmas
Kranggan dengan jenis Pelayanan yang bisa didapatkan di Unit
pelayanan Upaya Berhenti Merokok adalah sebagai berikut :
1) Konseling Upaya Berhenti Merokok,
2) Terapi komplementer berupa hypnoterapi
3) Pemberian rujukan ke fasilitas kesehatan rawat tingkat lanjut
bila diperlukan.
Sedangkan pasien/masyarakat yang mendapatkan pelayanan
dapat dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut :

1) Rujukan KIA
Seluruh ibu hamil dan anak pra sekolah,terutama yang
mempunyai kasus Upaya Berhenti Merokok (diperiksa oleh
petugas KIA), dilakukan rujukan internal ke unit pelayanan
Upaya Berhenti Merokok dan mendapat pelayanan sesuai
dengan yang dibutuhkan pasien.
2) Anak Usia Sekolah
Seluruh anak usia sekolah yang mendapatkan pelayanan
rujukan baik rujukan internal maupun rujukan dari sekolah
untuk mendapatkan Upaya Berhenti Merokok di wilayah kerja
UPT Puskesmas Kranggan.
3) Umum
Seluruh Penderita yang datang atas kemauan sendiri, pasien
yang datang dengan rujukan baik rujukan dari posyandu,
ataupun puskesmas pembantu. Semua pasien puskesmas
Kranggan yang berobat ke unit pelayanan Upaya Berhenti
Merokok baik anak-anak, maupun dewasa, baik pasien umum,
dan JKN (pasien yang terdaftar sebagai peserta BPJS
kesehatan).

Halaman | 9
2. Upaya Berhenti Merokok (UBM) luar gedung
Upaya berhenti merokok luar gedung merupakan bagian dari
pelayanan Upaya Berhenti Merokok yang melakukan pelayanan
kepada instansi baik sekolahan, kantor kerja, wilayah kelurahan
dan seterusnya dalam kurun waktu tertentu dalam waktu 1
tahun dan diselenggarakan secara berkesinambungan dalam
rangka meningkatkan Upaya Berhenti Merokok lewat kegiatan
penyuluhan, pemeriksaan dan rujukan.
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan UKGM :
1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat .
2. Meningkatnya pengetahuan tentang Upaya Berhenti
Merokok
3. Meningkatnya sikap/kebiasaan tidak merokok
Kegiatan luar gedung meliputi:
1. Kegiatan promotif meliputi: Upaya promotif dilakukan
dengan pendidikan/ penyuluhan Upaya Berhenti Merokok.
2. Kegiatan preventif meliputi: deklarasi KTR.
3. Kuratif melalui tindakan UBM.
4. Rehabilitative melalui konseling dan hypnoterapi

B. METODE

Semua kegiatan pelayanan Upaya Berhenti Merokok dilakukan


secara langsung kepada pasien.

C. LANGKAH KEGIATAN

Semua kegiatan di unit pelayanan Upaya Berhenti Merokok


dilakukan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
disusun berdasarkan kegiatan/pelayanan yang dilakukan. Yaitu SOP
Pelayanan Upaya Berhenti Merokok.

Halaman | 10
BAB V
LOGISTIK

A. LOGISTIK UNTUK ADMINISTRASI

Berikut adalah kelengkapan penunjang pelayanan Upaya


Berhenti Merokok, sebagai berikut :

1. Form-form :
a. Form Rujukan internal
b. Resep luar
c. Form rujukan JKN Manual
2. Komputer
3. Printer
4. Kertas HVS

B. LOGISTIK UNTUK PELAYANAN

Berikut adalah kelengkapan penunjang pelayanan Upaya


Berhenti Merokok, sebagai berikut :

1. Handrub
2. Tissue
3. Sabun Cuci Tangan

Halaman | 11
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan perorangan harus


memperhatikan keselamatan pasien saat mendapat pelayanan kesehatan
yang meliputi enam hal :

1. Ketepatan Identifikasi Pasien


Ketepatan identifikasi dilakukan sejak pasien diterima di unit
pendaftaran hingga mendapatkan obat/tindakan/dirujuk. Ketepatan
identifikasi dilakukan dengan menanyakan minimal dua dari empat
identitas pasien yaitu : Nama lengkap, Tanggal lahir, Alamat, Nomor
rekam medis
Identifikasi pasien dilakukan oleh semua petugas kesehatan setiap kali
pasien akan mendapatkan pelayanan seperti saat pasien mendaftar,
pasien dipanggil di poli umum, pasien akan diambil darah, pasien akan
dilakukan operasi minor, pasien akan diberi obat dst
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Komunikasi efektif yang dimaksud adalah komunikasi lisan maupun
tertulis yang berhubungan dengan pelayanan kepada pasien.
Komunikasi efektif dengan pasien dapat dilakukan dengan
memberikan kalimat tanya terbuka.
Komunikasi efektif antar petugas dilakukan dengan pengisian berkas
rekam medis dengan lengkap, benar dan tulisan yang dapat terbaca,
begitupun juga dengan penulisan resep, permintaan konsultasi rujukan
internal, permintaan laboratorium maupun pengisian resume medis
saat merujuk pasien. Jika dilakukan konsultasi melalui telepon (misal :
dengan petugas pustu) maka petugas sebaiknya mengulang kembali
kalimat hasil konsultasi tersebut agar tidak terjadi kekeliruan, dan
mencatat hasil konsultasi sebagai bukti.
3. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (Tepat Obat,
Tepat Dosis, Tepat cara pemberian, Tepat Waktu Pemberian, Tepat
Pasien, Tepat Informasi, Tepat Dokumentasi )
Petugas obat wajib melakukan pengecekan kembali resep sebelum
obat diserahkan kepada pasien, di antaranya melakukan identifikasi

Halaman | 12
pasien penerima resep, mengecek jenis obat, dosis, cara pakai serta
jumlah obat yang diberikan.
Jika ada penulisan resep yang tidak jelas, maka petugas obat wajib
menanyakan kepada penulis resep. Untuk menghindari terjadi
kesalahan pengambilan obat, obat-obat LASA (look alike, sound alike)
ditempatkan terpisah, seperti : captopril 25mg dan captopril 12,5 mg ,
cotrimoksazol dan ciprofloksazin , glimepirid dan glibenclamid dst
4. Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi
Sebelum dilakukan operasi dokter/dokter gigi mengkonfirmasi kembali
lokasi operasi dengan pasien atau keluarga pasien, serta dilakukan
identifikasi pasien sebelum dilakukan tindakan
5. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Pengurangan resiko infeksi dilakukan dengan menerapkan
kewaspadaan universal di semua unit pelayanan di puskesmas
6. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Pengurangan resiko pasien jatuh dilakukan dengan menganalisa
bentuk gedung, lokasi puskesmas, dan dilakukan perbaikan agar
resiko pasien jatuh berkurang, seperti tangga yang terlalu curam diberi
pegangan pengaman, lantai diberi sekat agar tidak terpeleset dsb.
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang
dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Cedera (KTC),
Kejadian Potensial Cedera (KPC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian
Tidak Diinginkan (KTD).
a. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar
kepada pasien tapi tidak menimbulkan cedera
b. Kejadian Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden
c. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum
sampai terpapar kepada pasien
d. Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan
cedera kepada pasien
Adapun langkah menuju keselamatan pasien di Puskesmas Kranggan
dilakukan dengan pembentukan Tim Manajemen Mutu Klinis dan
Keselamatan Pasien yang diketuai langsung oleh dokter umum sebagai
motor pelaksana keselamatan pasien di puskesmas. Usaha yang dilakukan

Halaman | 13
terkait dengan kondisi mencapai tingkat keselamatan pasien yang baik antara
lain :

a. Membangun nilai kesadaran bagi seluruh karyawan puskesmas akan nilai


keselamatan pasien
b. Memimpin dan mendukung seluruh karyawan puskesmas untuk
menerapkan program keselamatan pasien
c. Mengidentifikasi kejadian-kejadian yang berhubungan dengan
keselamatan pasien, seperti kejadian tidak cedera (KTC), kejadian
potensial cedera (KPC), kejadian nyaris cedera (KNC), kejadian tidak
diinginkan (KTD)
d. Mengembangkan sistem pelaporan KTC, KPC, KNC, KTD
e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
f. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

Halaman | 14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Upaya Keselamatan kerja di unit pelayanan Upaya Berhenti Merokok


dilakukan dengan memisahkan kompresor di luar ruang perawatan. PPI
(Pencegahan Pengendalian Infeksi) : Memperhatikan APD sesuai dengan
SOP Sterilisasi sesuai dengan SOP Pemisahan tempat sampah antara
MEDIS dengan NON MEDIS Mencuci Wastafel dan tempat kumur dengan
Bayclin 0,5% kemudian didiamkan selama 10 menit,baru dicuci.

Halaman | 15
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. INDIKATOR WAKTU TUNGGU PELAYANAN

1. Waktu Tunggu :
Dihitung dari saat berkas rekam medis pasien diantar ke ruang
UBM sampai dilayani oleh petugas. Jika tidak ada pasien di dalam,
pasien tidak perlu menunggu. Namun jika masih ada pasien maka
menunggu sesuai nomor antrian.
Waktu tunggu setiap tindakan per pasien rata-rata
membutuhkan antara 30-60 menit. Akan tetapi ada beberapa kasus
yang membutuhkan waktu tunggu lebih lama. Hal ini dapat terjadi
jika :
1. Permasalahan pasien kompleks
2. Jika pasien datang secara bersamaan dan berkas Rekam
Medis sudah menumpuk lebih dari 3 rekam medis.

Pengendalian mutu di unit pelayanan Unit pelayanan Upaya


Berhenti Merokok dilakukan dengan melakukan :

1. Monitoring , evaluasi dan tindak lanjut Indikator Mutu Klinis


2. Kegiatan Audit SOP unit pelayanan Upaya Berhenti Merokok

B. MONITORING INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS

Indikator Mutu Klinis di Unit pelayanan Upaya Berhenti


Merokok adalah kelengkapan prosedur kegiatan UBM target 100%.

Input : Kelengkapan prosedur kegiatan UBM

Proses : Sudah sesuai dengan SOP

Output : Tidak ada kesalahan tindakan

Outcare : Keselamatan pasien 100%

Indikator mutu ini di monitor setiap bulan dengan cara


melakukan mengaudit kelengkapan rekam medis sebanyak dari
jumlah kunjungan pasien dalam 1 bulan.

Halaman | 16
Hasil capaian indikator mutu ini kemudian dilaporkan ke ketua
tim mutu UKP setiap bulan kepada ketua tim mutu ukp untuk dianalisa
dan evaluasi.
BAB IX
PENUTUP

Demikian buku pedoman layanan ini disusun sebagai acuan


pelayanan di unit pelayanan Upaya Berhenti Merokok, dengan adanya buku
pedoman ini diharapkan semua petugas di unit pelayanan bisa mengerti
kegiatan yang ada di unit-unit pelayanan dan cara melakukannya.

Halaman | 17
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2011). Pedoman Pengobatan Dasar di


Puskesmas. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. Indonesia

Halaman | 18

Anda mungkin juga menyukai