Anda di halaman 1dari 57

KAMUS INDIKATOR MUTU

TAHUN 2023
PUSKESMAS MENTIKAN

TIM MANAJEMEN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


PUSKESMAS MENTIKAN
INDIKATOR
NASIONAL
MUTU
1. KEPATUHAN PETUGAS MELAKSANAKAN CUCI TANGAN

Judul KEPATUHAN PETUGAS MELAKSANAKAN CUCI TANGAN

Kepetusan menteri RI no.hk01.07/Menkes/413/2020


Dasar Pemikiran
Permenkes no 11 th 2017 tentang keselamatan pasien
Dimensi Mutu Keamanan, keselamatan, kenyamanan, efesiensi dan efektivitas

Mencegah dan mengurangi infeksi terkait pelayanan kesehatan dan


Tujuan
Menjamin hygiene dalam melayani pasien dalam 5 moment
Cuci tangan adalah proses yang secara mekanik

melepaskan kotoran dari tangan dengan menggunakan handwash dan


handrub yang berdasarkan pada indikasi cuci tangan dengan 6 langkah.

Definisi Operasional Indikasi Cuci tangan:

 Sebelum kontak dengan pasien


 Sesudah kontak dengan pasien
 Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
 Setelah kontak dengan lingkungan pasien
 Sebelum melakukan tindakan aseptik
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah petugas yang cuci tangan sesuai standar


Denumerator Jumlah petugas yang cuci tangan

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi: semua kegiatan yang dinilai memiliki SOP


Kriteria
Kriteria eksklusi: tidak ada

Nominator (N) x 100%


Formula
Denominator (D)

Metode Pengumpulan Concurrent : pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada saat
Data proses berjalan

Sumber Data Unit Pelayanan Pasien

Instrumen
Lembar checklist cuci tangan
Pengambilan Data

Besar Sampel  Total sampel (apabila jumlah sampel < 30)


 Rumus Slovin (apabila jumlah populasi 30)
Cara Pengambilan
Sampel Observasi

Periode Pengumpulan
1 bulan
Data

Penyajian Data Diagram batang

Periode Analisa dan


1 bulan
Pelaporan Data

Penanggung Jawab
Penanggung jawab ruangan
Pengumpulan Data
2. KEPATUHAN PETUGAS MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
KEPATUHAN PETUGAS MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI
Judul
(APD)

1. Permenkes No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien pada


pasal 5 ayat 5 mengamanatkan bahwa setiap fasilitas pelayanan
kesehatan harus mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Dasar Pemikiran Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK01.07/ Menkes/413/2020
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19)
4. Petunjuk Teknis APD dalam menghadapi wabah Covid-19 (Dirjen
Yankes tahun 2020)
5. FKTP harus memperhatikan kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menggunkan APD sesuai dengan prosedur
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektivitas

1. Mengukur kepatuhan petugas FKTP dalam menggunakan APD


Tujuan 2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan
cara mengurangi resiko infeksi
1. Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang
sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair atau
udara untuk melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran
inefeksi dan penyakit
2. APD digunakan sesuai indikasi dan jenis paparan
3. Indikasi penggunaan APD adalah saat melakukan tindakan yang
Definisi Operasional memungkinkan tubuh atau membrane mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas kesehatan
dalam menggunakan APD sesuai indikasi dan paparan.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian yang
dilakukan terhadap petugas kesehatan dalam menggunakan APD
saat melakukan tindakan atau prosedur pelayanan kesehatan
Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase

Jumlah petugas kesehatan yang menggunakan APD sesuai indikasi dan


Numerator
paparan dalam satu periode pengamatan

Jumlah petugas kesehatan diamati dalam menggunakan APD dalam


Denumerator
satu periode tertentu

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi: Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan


Kriteria APD

Kriteria Eksklusi: Tidak ada

Jumlah petugas kesehatan yang menggunakan APD sesuai indikasi /


Formula jumlah petugas yang diamati dalam menggunakan APD dalam satu
periode tertentu x 100%

Metode Pengumpulan
Concurrent (survei harian)
Data
Sumber Data Sumber data primer melalui observasi

Instrumen Pengambilan
Check list kepatuhan petugas menggunakan APD
Data

Besar Sampel  Total sampel (apabila jumlah sampel < 30)


 Rumus Slovin (apabila jumlah populasi 30)
Cara Pengambilan
Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel

Periode Pengumpulan
Bulanan
Data

Penyajian Data  Tabel


 Run Chart
Periode Analisa dan
Triwulan
Pelaporan Data

Penanggung Jawab
Tim PPI
Pengumpulan Data
3. KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN
Judul KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN SESUAI DENGAN PROSEDUR
Dasar Pemikiran Permenkes no 11 th 2017 tentang keselamatan pasien

Dimensi Mutu Aman dan berorientasi pada pasien

Tidak ada kesalahan identitas pasien saat melakukan pendaftaran,


Tujuan
pemeriksaan , tindakan dan pemberian obat

 Identifikasi pasien adalah identifikasi yang dilakukan dengan


menggunakan dua indikator yaitu nama lengkap dan tanggal lahir.
Definisi Operasional  Identifikasi dilakukan setiap sebelum melakukan pemberian
obat,sebelum pemberian produk darah,sebelum pengambilan sampel
darah,dan sebelum melakukan tindakan atau prosedur lainnya.
Jenis Indikator Proses dan outcome

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah Pasien yang diidentifikasi dengan benar

Denumerator jumlah seluruh pasien yang diperiksa

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi: semua kegiatan yang dinilai memiliki SOP


Kriteria
Kriteria eksklusi: tidak ada

Nominator (N) x 100%


Formula
Denominator (D)

Metode Pengumpulan
Concurrent
Data

Sumber Data Hasil monitoring / Daftar Tilik Identifikasi Pasien

Instrumen Pengambilan
Formulir monitoring kepatuhan identifikasi pasien
Data

Besar Sampel  Total sampel (apabila jumlah sampel < 30)


 Rumus Slovin (apabila jumlah populasi 30)
Cara Pengambilan
Observasi
Sampel

Periode Pengumpulan
1 bulan
Data

Penyajian Data Diagram batang

Periode Analisa dan


3 bulan
Pelaporan Data

Penanggung Jawab
Penanggung jawab ruangan
Pengumpulan Data
4. IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANTE NATAL CARE (ANC)
SESUAI STANDAR
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANTE NATAL
Judul
CARE (ANC) SESUAI STANDAR
1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pelayanan Kesehatan Ibu
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu (AKI)
305/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan target pada RPJMN
2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan pada akhir SDGs 2030 adalah
Dasar Pemikiran
131/100.000 KH.
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, maka
risiko pada kehamilan dapat sejak awal diketahui dan dilakukan tata
laksana, sehingga faktor risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi
komplikasi
7. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan hidup baik bagi
ibu maupun bayi serta bayi dapat lahir sehat, berkualitas dan tercegah
dari risiko stunting.
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, berorientasi pada pasien/ pengguna layanan
1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di Indonesia
Tujuan
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang sesuai standar
Definisi Operasional 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar adalah
ibu hamil yang telah bersalin serta yang mendapatkan pelayanan
ANC lengkap sesuai dengan standar kuantitas dan standar kualitas
selama periode kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan.
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama periode kehamilan
(K4) terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada trimester ke-1 (satu)/
0-12 minggu
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke2 (dua)/ > 12-24 minggu
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3 (tiga)/ 24 minggu-
sampai dengan kelahiran
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10T
meliputi:
a. Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan 24 minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan suntikan tetanus toksoid (TT)
bila diperlukan.
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko-Protein urin
4) termasuk pemeriksaan HIV
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar pemeriksaan ANC sesuai
ketentuan yang berlaku
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang telah
mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar pada masa kehamilan
pada tahun berjalan.

Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase


Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap
Numerator
sesuai standard di wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yangmendapatkan
Denumerator
pelayanan ANC di wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi:
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan
Kriteria eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
Kriteria 2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan (abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan riwayat kehamilan
lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan K4 (premature)

Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan


ANC lengkap sesuai standard di wilayah kerja Puskesmas
pada tahun berjalan
X 100%
Formula
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin
yangmendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja
puskesmas pada tahun berjalan

Metode Pengumpulan
Observasional retrospektif
Data
1. Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register Ibu
Sumber Data
2. e-Kohort
Instrumen Pengambilan
Data Sekunder
Data

Besar Sampel Total sampel

Cara Pengambilan
Total sampel
Sampel
Periode Pengumpulan
Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel, run chart
Periode Analisa dan
Bulanan, Tribulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab
Penanggung jawab Program KIA
Pengumpulan Data
5. KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SENSITIF OBAT
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS (TB) SEMUA
Judul
KASUS SENSITIF OBAT (SO)
1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Penanggulangan Tuberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas
Dasar Pemikiran
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus minimal 90%
dengan memperhatikan upaya penurunan angka putus berobat, gagal, meninggal
dan pasien tidak dilakukan evaluasi
Dimensi Mutu Efektif, Efisien, Tepat waktu
Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus
Tujuan
sensitive obat dan mengurangi angka penularan TB
1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang paru
dan organ lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis atau Tes Cepat Molekuler (TCM) menunjukkan hasil
masih sensitif terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) lini 1 (pertama).
3. OAT lini 1 adalah obat anti tuberculosis yang terdiri dari Isoniazid (H),
Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan Streptomisin (S).
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang menunjukkan
persentase semua pasien TB yang sembuh dan pengobatan lengkap di antara
semua pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan periodisasi waktu
pengobatan TB. Angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan
semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua kasus yang
menggambarkan kualitas pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis
positif pada awal pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir
Definisi pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya
Operasional 6. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah menyelesaikan
pengobatan secara lengkap di mana pada salah satu pemeriksaan sebelum
akhir pengobatan hasilnya negatif dan di akhir pengobatan tidak ada bukti hasil
pemeriksaan bakteriologis (tidak dilakukan pemeriksaan bakteriologis di akhir
pengobatan)
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan pasien TB dilihat
menurut alur pengobatan mulai dari pasien dinyatakan positif sebagai pasien TB
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau TCM sampai dengan pasien
dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap.
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi: a. Pemeriksaan dahak yang
tepat dan benar dengan hasil terdokumentasi. b. Pelaksanaan Komunikasi
Informasi Edukasi (KIE) TB kepada pasien TB dan keluarga, pembuatan
kesepakatan pasien dalam menjalankan pengobatan TB termasuk penunjukan
Pengawas Minum Obat (PMO). c. Pemberian regimen dan dosis obat yang
tepat. d. Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk penanganan efek
samping obat. e. Pencatatan rekam medis (medical record) secara lengkap dan
benar di setiap tahapan pengobatan.
Jenis Indikator Hasil

Satuan
Persentase
Pengukuran
Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan lengkap pada
Numerator
tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan di wilayah kerja
Denumerator
Puskesmas
Target
90%
Pencapaian
Kriteria inklusi: semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan menjalani
pengobatan secara lengkap di wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan
Kriteria eksklusi:
Kriteria 1. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan TB.09 dan hasil
pengobatan pasien TB pindahan dengan TB.10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau bulan ke 6
3. Pasien TB meninggal sebelum berakhir masa pengobatan

Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan


pengobatan lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja
Puskesmas X 100%
Formula
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun
berjalan di wilayah kerja Puskesmas

Metode
Pengumpulan Retrospektif
Data

Sumber Data Formulir TB/ Sistem Informasi TB (SITB)

Instrumen
Data Sekunder
Pengambilan Data

Besar Sampel Total sampel

Cara Pengambilan
Total sampel
Sampel
Periode
Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel, run chart
Periode Analisa
dan Pelaporan Tribulanan, Semesteran
Data
Penanggung
Jawab
Penanggung jawab Program TB
Pengumpulan
Data
6. KEPUASAN PASIEN

Judul KEPUASAN PASIEN

1. Undang-undang mengenai pelayanan public


2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Dasar Pemikiran Birokrasi mengenai Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien
Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar upaya
Tujuan peningkatan mutu dan terselenggaranya pelayanan di semua unit yang
mampu memberikan kepuasan pasien
1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian pasien
terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan
2. Responden adalah pasien yang pada saat survei sedang berada di
lokasi unit pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan sampel dari
Krejcie dan Morgan
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran secara
komprehensif tentang tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas
layanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan kepada
pasien.
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam
penyelenggaraan pelayanan sebagai variabel penyusunan survei
Definisi Operasional
kepuasan untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.
6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini meliputi:
a. Persyaratan
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
c. Waktu Penyelesaian
d. Biaya/Tarif
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
f. Kompetensi Pelaksana
g. Perilaku Pelaksana
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
i. Sarana dan prasarana
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari kegiatan Survei
Kepuasan berupa angka.

Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Indeks

Numerator Tidak ada


Denumerator Tidak ada

Target Pencapaian >76,61

Kriteria inklusi:
Seluruh pasien
Kriteria Kriteria eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner dan/ atau tidak
ada keluarga yang mendampingi

Total nilai persepsi seluruh responden

Total unsur yang terisi dari seluruh responden X 25


Formula

Metode Pengumpulan
Survey
Data

Sumber Data Hasil survei

Instrumen Pengambilan
kuesioner
Data

Besar Sampel Sesuai tabel sampel Krejcie dan Morgan

Cara Pengambilan
Stratified Random Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan
Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel, run chart
Periode Analisa dan
Tribulanan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab
Penanggung jawab Kepuasan Pasien
Pengumpulan Data
INDIKATOR
PENCEGAHAN
DAN
PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)
1. KEPATUHAN PROSEDUR DESINFEKSI DAN/ATAU STERILISASI ALAT SETELAH
TINDAKAN

Judul KEPATUHAN PROSEDUR DESINFEKSI DAN/ATAU STERILISASI ALAT


SETELAH TINDAKAN
1. Permenkes No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien pada pasal 5 ayat 5
mengamanatkan bahwa setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus mengurangi
risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
Dasar
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK01.07/ Menkes/413/2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
Dimensi
Keamanan dan efektif
Mutu

Tujuan Mencegah kontaminasi dan penyebaran penyakit menular kepada pasien


1. Desinfeksi adalah proses menghilangkan sebagian besar atau semua
mikroorganisme patogen kecuali spora bakteri yang terdapat di permukaan benda
Definisi mati (non-biologis, seperti pakaian, lantai, dinding)
Operasional 2. Sterilisasi merupakan tingkat pemrosesan ulang yang diperlukan saat
memproses peralatan/perangkat medis dengan menghancurkan semua bentuk
kehidupan mikroba termasuk bakteri, virus, spora dan jamur.
Jenis
Outcome
Indikator

Satuan
Persentase
Pengukuran

Jumlah alat medis yang didesinfeksi dan/ disterilisasi sesuai prosedur setelah
Numerator
tindakan dalam satu periode pengamatan

Jumlah alat medis yang didesinfeksi dan/ disterilisasi setelah tindakan dalam satu
Denumerator
periode tertentu

Target
100%
Pencapaian

Kriteria Inklusi: Semua alat medis yang terindikasi harus dalam keadaan steril
Kriteria
Kriteria Eksklusi: Tidak ada

Jumlah alat medis yang didesinfeksi dan/ disterilisasi sesuai prosedur setelah
Formula tindakan / Jumlah alat medis yang didesinfeksi dan/ disterilisasi setelah tindakan
dalam satu periode tertentu x 100%

Metode
Pengumpula Concurrent (survei harian)
n Data

Sumber Data Sumber data primer melalui observasi

Instrumen Check list kepatuhan prosedur desinfeksi/ sterilisasi alat setelah tindakan
Pengambilan
Data

Besar 1. Total sampel (apabila jumlah sampel < 30)


Sampel 2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi 30)
Cara
Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel

Periode
Pengumpula Bulanan
n Data

Penyajian  Tabel
Data  Run Chart
Periode
Analisa dan
Triwulan
Pelaporan
Data

Penanggung
Jawab
Tim PPI
Pengumpula
n Data
2. KEPATUHAN PETUGAS MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
KEPATUHAN PETUGAS MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI
Judul
(APD)

1. Permenkes No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien pada


pasal 5 ayat 5 mengamanatkan bahwa setiap fasilitas pelayanan
kesehatan harus mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Dasar Pemikiran Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK01.07/ Menkes/413/2020
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19)
4. Petunjuk Teknis APD dalam menghadapi wabah Covid-19 (Dirjen
Yankes tahun 2020)
5. FKTP harus memperhatikan kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menggunkan APD sesuai dengan prosedur
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektivitas

1. Mengukur kepatuhan petugas FKTP dalam menggunakan APD


Tujuan 2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan cara
mengurangi resiko infeksi
1. Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang
sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair atau
udara untuk melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran
inefeksi dan penyakit
2. APD digunakan sesuai indikasi dan jenis paparan
3. Indikasi penggunaan APD adalah saat melakukan tindakan yang
Definisi Operasional memungkinkan tubuh atau membrane mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas kesehatan
dalam menggunakan APD sesuai indikasi dan paparan.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian yang
dilakukan terhadap petugas kesehatan dalam menggunakan APD
saat melakukan tindakan atau prosedur pelayanan kesehatan
Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase

Jumlah petugas kesehatan yang menggunakan APD sesuai indikasi dan


Numerator
paparan dalam satu periode pengamatan

Jumlah petugas kesehatan diamati dalam menggunakan APD dalam


Denumerator
satu periode tertentu

Target Pencapaian 100%

Kriteria Kriteria Inklusi: Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan


APD
Kriteria Eksklusi: Tidak ada

Jumlah petugas kesehatan yang menggunakan APD sesuai indikasi /


Formula jumlah petugas yang diamati dalam menggunakan APD dalam satu
periode tertentu x 100%

Metode Pengumpulan
Concurrent (survei harian)
Data

Sumber Data Sumber data primer melalui observasi

Instrumen Pengambilan
Check list kepatuhan petugas menggunakan APD
Data

Besar Sampel  Total sampel (apabila jumlah sampel < 30)


 Rumus Slovin (apabila jumlah populasi 30)
Cara Pengambilan
Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel

Periode Pengumpulan
Bulanan
Data

Penyajian Data  Tabel


 Run Chart
Periode Analisa dan
Triwulan
Pelaporan Data

Penanggung Jawab
Tim PPI
Pengumpulan Data
3. KEPATUHAN PETUGAS MELAKSANAKAN CUCI TANGAN

Judul KEPATUHAN PETUGAS MELAKUKAN HAND HYGIENE

1. Permenkes No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien pada pasal 5


ayat 5 mengamanatkan bahwa setiap fasilitas pelayanan Kesehatan harus
DasarPemikiran mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehataN
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

DimensiMutu Keselamatan dan Efektivitas

1. Mengukur kepatuhanpetugas FKTP dalam melakukan cucitangan 6


langkah dan 5 momen
Tujuan
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan cara
mengurangi resiko infeksi
Kepatuhan seluruh petugas puskesmas melakukan hand hygiene sesuai
dengan ketentuan 6 langkah cuci tangan dan 5 momen, yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien
DefinisiOperasiona 2. Sebelum melakukan tindakan aseptic
l 3. Setelah kontak dengan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

JenisIndikator Proses

SatuanPengukuran Persentase

Jumlah kepatuhan petugas yang diamati dalam melakukan prosedur cuci


Numerator
tangan 6 langkah dan 5 momen dalam satu periode tertentu

Jumlah seluruh petugas Kesehatan yang diamati dalam melakukan prosedur


Denumerator
cuci tangan 6 langkah dan 5 momen dalam satu periode tertentu

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi:
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD
Kriteria
Kriteria Eksklusi:
Tidakada
Jumlah kepatuhan petugas yang diamati dalam melakukan prosedur cuci
tangan 6 langkah dan 5 momen dalam satu periode tertentu / Jumlah seluruh
Formula
petugas Kesehatan yang diamati dalam melakukan prosedur cuci tangan 6
langkahdan 5 momen dalam satu periode tertentu x 100%
MetodePengumpul
Concurrent (survey harian)
an Data

Sumber Data Sumber data primer melalui observasi

InstrumenPengam
Check list kepatuhan petugas melakukan hand hygiene
bilan Data

Besarsampel MenggunakanTabelKrecjie

Cara Non Probability Sampling – Consecutive Sampling


PengambilanSamp
el
Periode
Bulanan
Pengumpulan Data
- Tabel
Penyajian Data
- Run Chart
Periode Analisa
dan Pelaporan Triwulan
Data
Penanggung
Jawab Tim PPI
Pengumpulan Data
4. KEPATUHAN PETUGAS MELAKUKAN HYGIENE RESPIRASI / ETIKA BATUK
KEPATUHAN PETUGAS MELAKUKAN HYGIENE
Judul
RESPIRASI / ETIKA BATUK
1. Peraturan MenteriKesehatan Peraturan Pemerintah Nomor
50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 100, Tambahan Lembaran
DasarPemikiran Negara Republik Indonesia Nomor 5309)
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2918)

DimensiMutu Keselamatan dan Efektivitas

1. Mengukur kepatuhan petugas FKTP dalam melakukan


Etika Batuk sesuai standart
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan
dengan cara mengurangi resiko tertular penyakit
Tujuan
3. Tersedia sarana hygiene respirasi / etika batuk sesuai
standart
4. Terlaksananya pemantauan respiri / etika batuk sesuai
standart
6. Menyediakan sarana hygiene respirasi / etika batuk
sesuai standart
7. Melakukan hygiene respirasi / etika batuk sesuai standart
DefinisiOperasional
8. Pemantauan hygiene respirasi / etika batuk sesuai
standart

JenisIndikator Proses

SatuanPengukuran Persentase

Jumlah kepatuhan petugas yang diamati dalam melakukan


Numerator
prosedur etika batuk dalam satu periode tertentu
Jumlah seluruh petugas kesehatan yang diamati dalam
Denumerator
melakukan prosedur etika batuk dalam satu periode tertentu

Target Pencapaian 100%

KriteriaInklusi:
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD
Kriteria
KriteriaEksklusi:
Tidakada
Jumlah kepatuhan petugas yang diamati dalam melakukan
prosedur etika batuk dalam satu periode tertentu /
Formula Jumlah seluruh petugas kesehatan yang diamati dalam
melakukan prosedur etika batuk dalam satu periode tertentu
x 100%
MetodePengumpulan Data Concurrent (survey harian)

Sumber Data Sumber data primer melalu iobservasi

Check list kepatuhan petugas melakukan hygiene


InstrumenPengambilan Data
respirasi/etika batuk

Besarsampel Menggunakan Tabel Krecjie

Cara PengambilanSampel Non Probability Sampling – Consecutive Sampling

PeriodePengumpulan Data Bulanan

- Tabel
Penyajian Data
- Run Chart

PeriodeAnalisadanPelaporan Data Triwulan

PenanggungJawabPengumpulan
Tim PPI
Data
5. PENYUNTIKAN AMAN

Judul PENYUNTIKAN AMAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020


tentang Peodman pencegahan dan pengendalian Corona Virsus
Disease (COVID-19)
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020
Dasar Pemikiran tentang penetapan jenis vaksin untuk pelaksanaan vaksin corona virus
Disease 2019 (covid-19).
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang
Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya

Dimensi Mutu Keselamatan

Tergambarnya mutu penanganan limbah benda tajam di pelayanan


Tujuan kesehatan

Kepatuhan tatacara melakukan beberapa Tindakan penyuntikan aman


meliputi :
Definisi 1. Petugas tidak memakai ulang jarum suntik
2. Petugas mengupayakan tidak memakai cairan multdosa obat/cairan
Operasional
3. Petugas mempertahankan Teknik aseptic dan pada pemberian suntikan
4. Petugas segera membuang jarum suntik habis pakai
5. Petugas tidak melakukan recapping jarum suntik habis pakai

Jenis Indikator Outcome

Satuan
Persentase
Pengukuran

Numerator Jumlah kepatuhan prosedur penyuntikan aman dalam satu periode tertentu

Denumerator Jumlah seluruh prosedur penyuntikan aman dalam satu periode tertentu

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi:
Semua benda limbah tajam
Kriteria
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Jumlah kepatuhan prosedur penyuntikan aman dalam satu periode
Formula tertentu / Jumlah seluruh prosedur penyuntikan aman dalam satu periode
tertentu x 100%
Metode
Concurrent (survey harian)
Pengumpulan Data

Sumber Data Sumber data primer melalui observasi

Instrumen
Check list penyuntikan aman sesuai standar
Pengambilan Data

Besar sampel Menggunakan Tabel Krecjie


Cara Pengambilan
Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode
Bulanan
Pengumpulan Data
- Tabel
Penyajian Data
- Run Chart
Periode Analisa
dan Pelaporan Triwulan
Data
Penanggung
Jawab Tim PPI
Pengumpulan Data
6. KEPATUHAN PROSEDUR PENEMPATAN PASIEN

Judul KEPATUHAN PROSEDUR PENEMPATAN PASIEN

1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270 /MENKES/ SK/III/2007


tentang pedoman manajerial pencegahan dan pengendalian infeksi di
Rumah sakit dan fasilitas peleayanan Kesehatan lainnnya
Dasar Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 986 tahun 1992 tentang
penyehatan lingkungan rumah sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:129/MENKES/SK/II/08 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rum,ah Sakit

Dimensi Mutu Aman, berorientasi pada pasien dan integrasi

Mewujudkan mutu pelayanan medis yang berorientasi pada keselamatan


Tujuan
pasien dan pekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
1. Mengurangi angka infeksi bagi petugas dan pengunjung fasilitas
kesehatan.
2. Memberikan pengetahuan bagi petugas,
pasien dan pengunjung tentang
pengelolaan dan perawatan pasien penyakit menular
Definisi Operasional 3. Petugas dapat mengatur pemisahan antara pasien dengan penyakit
antara pasien dengan penyakit menular, dari pasien lain yang berrisiko
tinggi
4. petugas mengetahui alur dan penempatan pasien dengan penyakit
menular

Jenis Indikator Proses & Outcome

Satuan Pengukuran Persentase

Jumlah kepatuhan prosedur pemisahan atau penempatan pasien dalam


Numerator
satu periode tertentu
Jumlah seluruh prosedur pemisahan atau penempatan pasien dalam satu
Denumerator
periode tertentu

Target Pencapaian 100%

KriteriaInklusi:
Seluruh prosedur pemisahan atau penempatan pasien
Kriteria
KriteriaEksklusi:
Tidak ada
Jumlah kepatuhan prosedur pemisahan atau penempatan pasien dalam
Formula satu periode tertentu / Jumlah seluruh prosedur pemisahan atau
penempatan pasien dalam satu periode tertentu x 100%
Metode Pengumpulan
Concurrent (survey harian)
Data

Sumber Data Data primer


Instrumen
Ceklis kepatuhan pemishan atau penempatan pasien
Pengambilan Data

Besar sampel MenggunakanTabel Krecjie

Cara Pengambilan
Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode
Bulanan
Pengumpulan Data
- Tabel
Penyajian Data
- Run chart
Periode Analisadan
Triwulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab
Tim PPI
Pengumpulan Data
INDIKATOR
KESEHATAN
DAN
KESELAMATAN
KERJA (K3)
1. PELAPORAN PENYAKIT DAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA
Judul PELAPORAN PENYAKIT DAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2018 tentang


Dasar Pemikiran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Dimensi Mutu Efektif, efisien, aman, adil, tepat waktu, berorientasi pada pasien dan integrasi

Tujuan Adanya kejadian sakit dan kecelakaan akibat kerja yang dilaporkan

Definisi Membuat laporan tentang penyakit dan kecelakaan yang terjadi pada pegawai
Operasional puskesmas

Jenis Indikator Proses dan Output

Satuan Pengukuran Laporan Penyakit dan kecelakaan akibat kerja

Numerator Jumlah kejadian penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang dilaporkan

Denumerator Jumlah seluruh kejadian penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang terjadi

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi: -
Kriteria
Kriteria Eksklusi: -

Jumlah kejadian penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang dilaporkan dibagi
Formula Jumlah seluruh kejadian penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang terjadi dikali
100%

Metode Dilakukan sebanyak 2 kali setiap semester


Pengumpulan Data

Sumber Data Data primer (dari form pajanan)

Instrumen Form pajanan

Pengambilan Data

Besar Sampel Seluruh pegawai Puskesmas Mentikan

Cara Pengambilan Total sampel


Sampel

Periode Tribulan
Pengumpulan Data

Penyajian Data Tabel


Periode Analisa Tribulan
dan Pelaporan Data

Penanggung Jawab Tim Mutu K3


Pengumpulan Data

2. PENGELOLAAN LIMBAH B3
Judul PENGELOLAAN LIMBAH B3

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52


Dasar Pemikiran Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Efektif, efisien, aman, adil, tepat waktu, berorientasi pada pasien


Dimensi Mutu
dan integrasi

Tujuan Adanya pengelolaan limbah B3 yang dilaksanakan

Melakukan pengelolaan limbah B3 yang ada di Puskesmas dan


Definisi Operasional
jaringannya

Jenis Indikator Proses dan Output

Satuan Pengukuran Laporan

Numerator Jumlah pengelolaan limbah B3 yang dilakukan

Jumlah pengelolaan limbah B3 yang seharusnya dilakukan sesuai


Denumerator
standar

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi: -
Kriteria
Kriteria Eksklusi: -

Jumlah pengelolaan limbah B3 yang dilakukan dibagi Jumlah


Formula pengelolaan limbah B3 yang seharusnya dilakukan sesuai standar
dikali 100%

Metode Pengumpulan Data Dilakukan sebanyak 2 kali setiap semester

Sumber Data Form checklist monitoring

Instrumen Pengambilan Data Checklist monitoring pengelolaan limbah B3

Besar Sampel Seluruh limbah B3

Cara Pengambilan Sampel Total sampel

Periode Pengumpulan Data Tribulan

Penyajian Data Diagram batang


Periode Analisa dan Tribulan
Pelaporan Data

Penanggung Jawab Tim Mutu K3


Pengumpulan Data

INDIKATOR
KESELAMATAN
PASIEN PUSKESMAS (KPP)
1. KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN
Judul KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN SESUAI DENGAN PROSEDUR
Dasar Pemikiran Permenkes no 11 th 2017 tentang keselamatan pasien

Dimensi Mutu Aman dan berorientasi pada pasien

Tidak ada kesalahan identitas pasien saat melakukan pendaftaran,


Tujuan
pemeriksaan , tindakan dan pemberian obat

 Identifikasi pasien adalah identifikasi yang dilakukan dengan menggunakan


dua indikator yaitu nama lengkap dan tanggal lahir.
Definisi Operasional  Identifikasi dilakukan setiap sebelum melakukan pemberian obat,sebelum
pemberian produk darah,sebelum pengambilan sampel darah,dan sebelum
melakukan tindakan atau prosedur lainnya.
Jenis Indikator Proses dan outcome

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah Pasien yang diidentifikasi dengan benar

Denumerator jumlah seluruh pasien yang diperiksa

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi: semua kegiatan yang dinilai memiliki SOP


Kriteria
Kriteria eksklusi: tidak ada

Nominator (N) x 100%


Formula
Denominator (D)

Metode
Concurrent
Pengumpulan Data

Sumber Data Hasil monitoring / Daftar Tilik Identifikasi Pasien

Instrumen
Formulir monitoring kepatuhan identifikasi pasien
Pengambilan Data

Besar Sampel  Total sampel (apabila jumlah sampel < 30)


 Rumus Slovin (apabila jumlah populasi 30)
Cara Pengambilan
Observasi
Sampel

Periode
1 bulan
Pengumpulan Data

Penyajian Data Diagram batang

Periode Analisa dan 1 bulan


Pelaporan Data

Penanggung Jawab
Penanggung jawab ruangan
Pengumpulan Data

2. KEPATUHAN MELAKSANAKAN KOMUNIKASI EFEKTIF (TBK – TULIS, BACA,


KONFIRMASI)
KEPATUHAN MELAKSANAKAN KOMUNIKASI EFEKTIF (TBK -
Judul
TULIS, BACA, KONFIRMASI)

Dasar Pemikiran Permenkes no 11 th 2017 tentang keselamatan pasien

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi

Agar komunikasi berjalan dengan tepat , instruksi dokter dapat


Tujuan
dilaksanakan dengan baik dan benar

 TBK artinya tulis instruksi ataupun informasi yang diterima oleh


penerima informasi, Bacakan kembali identitas pasien oleh petugas
Definisi Operasional penerima informasi untuk verifikasi, dan Konfirmasi ulang kebenaran
identitas pasien yang dibacakan kembali oleh petugas kesehatan
penerima pesan.
Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase

Jumlah sampel petugas/dokter yang melakukan TBAK dengan benar


Numerator pada saat melakukan konsul/menerima instruksi/ pelimpahan wewenang
melalui telepon.

Jumlah seluruh sampel petugas/dokter yang melakukan


Denumerator
komunikasi kerja via telepon.

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi: semua kegiatan yang dinilai memiliki SOP


Kriteria
Kriteria eksklusi: tidak ada

Nominator (N) x 100%


Formula
Denominator (D)

Metode Pengumpulan
Observasi dengan total sampel
Data

Sumber Data Hasil monitoring

Instrumen Pengambilan
Formulir monitoring pelaksanaan TBAK
Data

Besar Sampel  Total sampel (apabila jumlah sampel < 30)


 Rumus Slovin (apabila jumlah populasi 30)
Cara Pengambilan Observasi
Sampel

Periode Pengumpulan
1 bulan
Data

Penyajian Data Diagram batang

Periode Analisa dan


1 bulan
Pelaporan Data

Penanggung Jawab
Penanggung jawab ruangan
Pengumpulan Data

3. KEPATUHAN PELABELAN OBAT LASA


Judul KEPATUHAN PELABELAN OBAT LASA

Dasar Pemikiran Permenkes no 11 th 2017 tentang keselamatan pasien


Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Tujuan Tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat


 LASA adalah Look A like Sound A like yaitu obat yang memiliki
Definisi Operasional kemasan yang mirip atau obat yang memiliki nama yang
terdengat mirip
Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah obat LASA yang diberi label


Denumerator Jumlah seluruh obat LASA
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi: semua kegiatan yang dinilai memiliki SOP
Kriteria
Kriteria eksklusi: tidak ada

Nominator (N) x 100%


Formula
Denominator (D)

Metode Concurrent : pengumpulan data yang dilakukan secara langsung


Pengumpulan Data pada saat proses berjalan

Sumber Data Hasil monitoring

Instrumen
Formulir monitoring pelebelan obat LASA
Pengambilan Data

Besar Sampel  Total sampel (apabila jumlah sampel < 30)


 Rumus Slovin (apabila jumlah populasi 30)
Cara Pengambilan
Sampel Observasi

Periode
1 bulan
Pengumpulan Data

Penyajian Data Diagram batang

Periode Analisa dan


1 bulan
Pelaporan Data

Penanggung Jawab
Penanggung jawab ruangan obat dan farmasi
Pengumpulan Data
4. KEPATUHAN UPAYA PENCEGAHAN RESIKO CEDERA AKIBAT PASIEN JATUH
KEPATUHAN UPAYA PENCEGAHAN RESIKO CEDERA AKIBAT
Judul
PASIEN JATUH

Dasar Pemikiran Permenkes no 11 th 2017 tentang keselamatan pasien


Dimensi Mutu Keamanan

Tujuan Tidak ada resiko cedera akibat pasien jatuh

Kajian jatuh adalah kajian yang dilakukan kepada pasien untuk


Definisi menilai tingkat risiko kejadian pasien jatuh selama di rawat baik
Operasional akibat jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi, yang berakibat
kecatatan atau kematian

Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah Pasien jatuh

Denumerator jumlah seluruh pasien yang diperiksa

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi: semua kegiatan yang dinilai memiliki SOP


Kriteria
Kriteria eksklusi: tidak ada

Nominator (N) x 100%


Formula
Denominator (D)

Metode Concurrent : pengumpulan data yang dilakukan secara langsung


Pengumpulan Data pada saat proses berjalan

Sumber Data Hasil observasi / Daftar Tilik Identifikasi Pasien

Instrumen
Formulir monitoring
Pengambilan Data

Besar Sampel  Total sampel (apabila jumlah sampel < 30)


 Rumus Slovin (apabila jumlah populasi 30)
Cara Pengambilan
Sampel Observasi

Periode
1 bulan
Pengumpulan Data

Penyajian Data Diagram batang

Periode Analisa 1 bulan


dan Pelaporan Data
Penanggung Jawab
Penanggung jawab ruangan
Pengumpulan Data

5. KEPATUHAN PETUGAS MELAKUKAN DOUBLE CHECK TINDAKAN BEDAH


MINOR
Kepatuhan petugas melakukan double check tindakan
Judul
bedah minor

Dimensi Mutu aman

Dasar Pemikiran Permenkes no 11 th 2017 tentang keselamatan pasien

Tergambarnya kepedulian dan ketelitian pegawai


Tujuan terhadap kepatuhan  site mar  site marking  sebelum
melakukan tindakan pembedahan
Surgery site marking   adalah salah satu titik berat dalam
Definisi Operasional menerapkan sasran keselamatan pasien sesuai dengan
kebijakan masing-masing puskesmas
Tipe Indikator Hasil

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 1 bulan

Jumlah Pasien yang dilakukan double chek sebelum


Numerator
tindakan
jumlah seluruh pasien yang dilakukan tindakan
Denumerator pembedahan

Hasil observasi / Daftar Tilik Identifikasi Pasien


Sumber Data

Nominator (N) x 100%


Formula
Denominator (D)
Penanggung Jawab
Penanggung jawab ruangan
Pengumpulan Data
Concurrent : pengumpulan data yang dilakukan secara
Metode Pengumpulan Data
langsung pada saat proses berjalan

Analisa Data Diagram batang

Instrumen Pengambilan Data Formulir monitoring

Area Monitoring Pelayanan KIA, IGD, Pelayanan Gigi


INDIKATOR
MUTU
UNIT
1. PELAYANAN TB : KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS (TB)
SEMUA KASUS SENSITIF OBAT (SO)
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS (TB) SEMUA
Judul
KASUS SENSITIF OBAT (SO)
1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Penanggulangan Tuberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas
Dasar Pemikiran
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus minimal 90%
dengan memperhatikan upaya penurunan angka putus berobat, gagal,
meninggal dan pasien tidak dilakukan evaluasi
Dimensi Mutu Efektif, Efisien, Tepat waktu
Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus
Tujuan
sensitive obat dan mengurangi angka penularan TB
Definisi 1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah penyakit menular yang
Operasional disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang paru
dan organ lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis atau Tes Cepat Molekuler (TCM) menunjukkan
hasil masih sensitif terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) lini 1
(pertama).
3. OAT lini 1 adalah obat anti tuberculosis yang terdiri dari Isoniazid (H),
Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan Streptomisin (S).
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang menunjukkan
persentase semua pasien TB yang sembuh dan pengobatan lengkap di
antara semua pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan
periodisasi waktu pengobatan TB. Angka ini merupakan penjumlahan dari
angka kesembuhan semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua
kasus yang menggambarkan kualitas pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis
positif pada awal pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada
akhir pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan
sebelumnya
6. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah menyelesaikan
pengobatan secara lengkap di mana pada salah satu pemeriksaan
sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif dan di akhir pengobatan tidak
ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis (tidak dilakukan pemeriksaan
bakteriologis di akhir pengobatan)
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan pasien TB dilihat
menurut alur pengobatan mulai dari pasien dinyatakan positif sebagai
pasien TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau TCM sampai
dengan pasien dinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap.
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi: a. Pemeriksaan dahak yang
tepat dan benar dengan hasil terdokumentasi. b. Pelaksanaan Komunikasi
Informasi Edukasi (KIE) TB kepada pasien TB dan keluarga, pembuatan
kesepakatan pasien dalam menjalankan pengobatan TB termasuk
penunjukan Pengawas Minum Obat (PMO). c. Pemberian regimen dan
dosis obat yang tepat. d. Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk
penanganan efek samping obat. e. Pencatatan rekam medis (medical
record) secara lengkap dan benar di setiap tahapan pengobatan.

Jenis Indikator Hasil

Satuan
Persentase
Pengukuran
Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan lengkap pada
Numerator
tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun berjalan di wilayah kerja
Denumerator
Puskesmas

Target Pencapaian 90%

Kriteria inklusi: semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan menjalani


pengobatan secara lengkap di wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan
Kriteria eksklusi:
Kriteria 1. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan TB.09 dan hasil
pengobatan pasien TB pindahan dengan TB.10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau bulan ke 6
3. Pasien TB meninggal sebelum berakhir masa pengobatan

Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan


pengobatan lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja
Puskesmas X 100%
Formula
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun
berjalan di wilayah kerja Puskesmas

Metode
Retrospektif
Pengumpulan Data

Sumber Data Formulir TB/ Sistem Informasi TB (SITB)

Instrumen
Data Sekunder
Pengambilan Data

Besar Sampel Total sampel

Cara Pengambilan
Total sampel
Sampel
Periode
Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel, run chart
Periode Analisa
dan Pelaporan Tribulanan, Semesteran
Data
Penanggung Penanggung jawab Program TB
Jawab
Pengumpulan Data

2. PELAYANAN KIA : IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANTE NATAL


CARE (ANC) SESUAI STANDAR
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANTE NATAL CARE
Judul
(ANC) SESUAI STANDAR
1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pelayanan Kesehatan Ibu
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu (AKI) 305/100.000
kelahiran hidup (KH) sedangkan target pada RPJMN 2020-2024 adalah
Dasar Pemikiran
183/100.000 KH dan pada akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000 KH.
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, maka risiko
pada kehamilan dapat sejak awal diketahui dan dilakukan tata laksana,
sehingga faktor risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi komplikasi
7. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan hidup baik bagi ibu
maupun bayi serta bayi dapat lahir sehat, berkualitas dan tercegah dari risiko
stunting.
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, berorientasi pada pasien/ pengguna layanan
1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di Indonesia
Tujuan
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang sesuai standar
Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar adalah ibu
Operasional hamil yang telah bersalin serta yang mendapatkan pelayanan ANC lengkap
sesuai dengan standar kuantitas dan standar kualitas selama periode
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan.
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4)
terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada trimester ke-1 (satu)/ 0-12
minggu
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke2 (dua)/ > 12-24 minggu
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3 (tiga)/ 24 minggu-sampai
dengan kelahiran
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10T meliputi:
a. Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan 24 minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan suntikan tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan.
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko-Protein urin
4) termasuk pemeriksaan HIV
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar pemeriksaan ANC sesuai
ketentuan yang berlaku
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang telah mendapatkan
pelayanan ANC sesuai standar pada masa kehamilan pada tahun berjalan.

Jenis Indikator Hasil

Satuan
Persentase
Pengukuran
Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai
Numerator
standard di wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yangmendapatkan pelayanan
Denumerator
ANC di wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi:
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan
Kriteria eksklusi:
 Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
Kriteria
 Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
 Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan (abortus)
 Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan riwayat kehamilan lengkap
 Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
 Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan K4 (premature)

Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan


ANC lengkap sesuai standard di wilayah kerja Puskesmas
pada tahun berjalan
X 100%
Formula
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin
yangmendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja
puskesmas pada tahun berjalan

Metode
Observasional retrospektif
Pengumpulan Data
3. Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register Ibu
Sumber Data
4. e-Kohort
Instrumen
Data Sekunder
Pengambilan Data

Besar Sampel Total sampel

Cara Pengambilan Total sampel


Sampel
Periode
Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel, run chart
Periode Analisa
dan Pelaporan Bulanan, Tribulanan, Tahunan
Data
Penanggung
Jawab Penanggung jawab Program KIA
Pengumpulan Data
3. PELAYANAN PEMERIKSAAN UMUM
a. WAKTU TUNGGU PELAYANAN DI PEMERIKSAAN UMUM < 30 MENIT

Judul WAKTU TUNGGU PELAYANAN DI PEMERIKSAAN UMUM < 30 MENIT

1. Undang-undang tentang Rumah Sakit


2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
3. Puskesmas harus menjamin ketepatan pelayanan kesehatan termasuk di
ruang pemeriksaan umum. Walaupun tidak dalam kondisi gawat maupun
Dasar Pemikiran
darurat namun tetap harus dilayani dalam waktu yang ditetapkan. Hal ini
untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pasien akan rencana diagnosis dan
pengobatan. Waktu tunggu yang lama dapat menyebabkan ketidakpuasan
pasien dan keterlambatan diagnosis maupun pengobatan pasien.
Dimensi Mutu Berorientasi pada pasien/ pengguna layanan, tepat waktu
Tergambarnya waktu pasien menunggu di pelayanan sebagai dasar untuk
Tujuan perbaikan proses pelayanan di ruang pemeriksaan umum agar lebih tepat
waktu dan efisien sehingga meningkatkan kepuasan pasien
Waktu tunggu pelayanan di pemeriksaan umum adalah waktu yang dibutuhkan
Definisi
mulai saat pasien kontak dengan petugas pendaftaran sampai pasien dipanggil
Operasional
ke ruangan yang dituju

Jenis Indikator Proses

Satuan
Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien di ruang pemeriksaan umum dengan waktu tunggu < 30 menit

Denumerator Jumlah pasien di ruang pemeriksaan umum yang diobservasi

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi:
Pasien yang berobat di ruang pemeriksaan umum
Kriteria
Kriteria eksklusi:
Pasien yang ada tindakan pasien sebelumnya

Jumlah pasien di ruang pemeriksaan umum dengan


waktu tunggu < 30 menit
X 100%
Formula Jumlah pasien di ruang pemeriksaan umum yang
diobservasi

Metode
Concurrent
Pengumpulan Data

Sumber Data Data primer


Instrumen
Formulir waktu tunggu pelayanan
Pengambilan Data
1. Total sampel (apabila jumlah polulasi < 30)
Besar Sampel
2. Tabel Krecjie (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan
Simple random sampling
Sampel
Periode
Tribulan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel, run chart
Periode Analisa
dan Pelaporan Tribulanan, semesteran
Data
Penanggung
Jawab Penanggung jawab Ruang Pemeriksaan Umum
Pengumpulan Data

b. PELAYANAN LROA TERHADAP SEMUA BALITA DIARE YANG BERKUNJUNG


PELAYANAN LROA TERHADAP SEMUA BALITA DIARE YANG
Judul
BERKUNJUNG
1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penanggulangan Penyakit Menular
Dasar Pemikiran
3. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit
Diare
Dimensi Mutu Berorientasi pada pasien/ pengguna layanan, efektif
Tergambarnya pelayanan LROA pada semua balita diare yang berkunjung ke
Tujuan
Puskesmas
LROA (Layanan Rehidrasi Oral Aktif) merupakan layanan yang menyediakan
layanan konseling dehidrasi diare, tatalaksana diare, upaya yang harus
Definisi
dilakukan dan harus diketahui apabila terjadi diare, pencegahan diare serta
Operasional
informasi lain terkait diare kepada orang tua/ pengasuh bayi/balita yang datang
ke fasyankes

Jenis Indikator Proses

Satuan
Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah balita diare yang diberikan layanan LROA

Denumerator Jumlah semua balita diare yang berkunjung ke puskesmas

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi:
Kriteria Balita diare yang diberikan layanan LROA
Kriteria eksklusi: -
Jumlah balita diare yang diberikan layanan LROA
X 100%
Formula Jumlah semua balita diare yang berkunjunga ke
puskesmas

Metode
Retrospektif
Pengumpulan Data

Sumber Data Data sekunder

Instrumen
Buku LROA
Pengambilan Data

Besar Sampel Total sampel

Cara Pengambilan
Total sampel
Sampel
Periode
Tribulan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel, run chart
Periode Analisa
dan Pelaporan Tribulanan, semesteran
Data
Penanggung
Jawab Penanggung jawab Ruang Pemeriksaan Umum
Pengumpulan Data

c. SEMUA BAYI/ BALITA SAKIT YANG BERKUNJUNG MENDAPAT PELAYANAN


MTBS/MTBM
SEMUA BAYI/ BALITA SAKIT YANG BERKUNJUNG MENDAPAT
Judul
PELAYANAN MTBS/MTBM
1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
Dasar Pemikiran
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penanggulangan Penyakit Menular
Dimensi Mutu Berorientasi pada pasien/ pengguna layanan, efektif
Tergambarnya pelayanan MTBS/MTBM pada semua balita yang berkunjung ke
Tujuan
Puskesmas
MTBS adalah suatu pendekatan yang terintegrasi /terpadu dalam tatalaksana
balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita)
Definisi
secara menyeluruh. Suatu manajemen untuk balita yang datang di pelayanan
Operasional
kesehatan, dilaksanakan secara terpadu mengenai klasifikasi, status gizi, status
imun maupun penanganan dan konseling yang diberikan

Jenis Indikator Proses

Satuan
Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah bayi/ balita sakit yang mendapat pelayanan MTBS/MTBM

Denumerator Jumlah semua bayi/ balita sakit yang berkunjung ke puskesmas


Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi:
Kriteria Bayi/ balita sakit yang mendapat pelayanan MTBS/MTBM
Kriteria eksklusi: -

Jumlah bayi/ balita sakit yang mendapat pelayanan


MTBS/MTBM
X 100%
Formula Jumlah semua bayi/ balita sakit yang berkunjung ke
puskesmas

Metode
Concurrent
Pengumpulan Data

Sumber Data Data sekunder

Instrumen
Buku bantu MTBS/ MTBM
Pengambilan Data

Besar Sampel Total sampel

Cara Pengambilan
Total sampel
Sampel
Periode
Tribulan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel, run chart
Periode Analisa
dan Pelaporan Tribulanan, semesteran
Data
Penanggung
Jawab Penanggung jawab Ruang Pemeriksaan Umum
Pengumpulan Data
4. RUANG TINDAKAN : WAKTU TANGGAP PELAYANAN DI RUANG TINDAKAN DAN
GADAR < 5 MENIT
WAKTU TUNGGU PELAYANAN DI RUANG TINDAKAN DAN GADAR < 5
Judul
MENIT
1. Undang-undang tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
3. Puskesmas harus menjamin ketepatan pelayanan kesehatan termasuk di
ruang Tindakan dan GADAR. Walaupun tidak dalam kondisi gawat maupun
Dasar Pemikiran
darurat namun tetap harus dilayani dalam waktu yang ditetapkan. Hal ini
untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pasien akan rencana diagnosis dan
pengobatan. Waktu tunggu yang lama dapat menyebabkan ketidakpuasan
pasien dan keterlambatan diagnosis maupun pengobatan pasien.
Berorientasi pada pasien/ pengguna layanan, tepat waktu
Tergambarnya waktu pasien menunggu di pelayanan sebagai dasar untuk
Tujuan perbaikan proses pelayanan di ruang Tindakan dan gadar agar lebih tepat
waktu dan efisien sehingga meningkatkan kepuasan pasien
Waktu tunggu pelayanan di Ruang Tindakan dan Gadar adalah waktu yang
Definisi
dibutuhkan mulai saat pasien datang ke ruang Tindakan sampai mendapat
Operasional
pelayanan.

Jenis Indikator Proses

Satuan
Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pasien di ruang Tindakan dengan waktu tunggu < 5 menit

Denumerator Jumlah pasien di ruang Tindakan yang diobservasi

Target Pencapaian 100%

Kriteria inklusi:
Pasien yang berobat di ruang Tindakan dan GADAR
Kriteria
Kriteria eksklusi:
Pasien yang ada tindakan pasien sebelumnya

Jumlah pasien di ruang Tindakan dan Gadar dengan


waktu tunggu < 5 menit
Formula X 100%
Jumlah pasien di ruang Tindakan dan Gadar yang
diobservasi

Metode
Concurrent
Pengumpulan Data

Sumber Data Data primer

Instrumen
Formulir waktu tunggu pelayanan
Pengambilan Data
 Total sampel (apabila jumlah polulasi < 30)
Besar Sampel
 Tabel Krecjie (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan
Simple random sampling
Sampel
Periode
Tribulan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel, run chart
Periode Analisa
dan Pelaporan Tribulanan, semesteran
Data
Penanggung
Jawab Penanggung jawab Ruang Tindakan dan Gadar
Pengumpulan Data
5. PELAYANAN SANITASI : KUNJUNGAN KLINIK SANITASI 2% DARI TOTAL
KUNJUNGAN

KUNJUNGAN KLINIK SANITASI 2% DARI TOTAL


Judul
KUNJUNGAN

Permenkes No. 13 tahun 2015 tentang Pelayanan klinik


DasarPemikiran
sanitasi

DimensiMutu Menurunya penyakit berbasis lingkungan di puskesmas

 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat


Tujuan  Mnurunkan penyakit berbasis lingkungan
 Meningkatkan PHBS

DefinisiOperasional Melakukan pelayanan klinik sanitasi di puskesmas

JenisIndikator Proses

SatuanPengukuran Persentase

Jumlah pasien penyakit berbasis lingkungan yang berkunjung


Numerator
ke klinik sanitasi

Denumerator Jumlah seluruh pasien penyakit berbasis lingkungan

Target Pencapaian 100%

Kriteria Pasien penyakit berbasis lingkungan

Jumlah pasien PBL/ yang berkunjung ke klinik sanitasi/Jmlh


Formula
pasien pbl yang berobatx 20%

MetodePengumpulan Data Kunjungan pasien per hari

Sumber Data Data kunjungan pasien

InstrumenPengambilan Data Data LB1

Besarsampel 20% dari penyakit berbasis lingkungan

Cara PengambilanSampel

Periode Pengumpulan Data Bulanan

Penyajian Data - Buku register

Periode Analisa dan Pelaporan


Bulanan
Data
Penanggung Jawab Pengumpulan
Pj kesling
Data
6. RUANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT : WAKTU TUNGGU DI RUANG
KESEHATAN GIGI DAN MULUT <30 MENIT

WAKTU TUNGGU DI RUANG KESEHATAN GIGI DAN


Judul
MULUT <60 MENIT

Pasal 29 Undang Undang nomor 44 tahun 2009 tentang


Dasar Pemikiran
Rumah Sakit

Dimensi Mutu Efektivitas , efisiensi dan kesinambungan pelayanan

Terselenggaranya pelayanan terhadap pasien yang mudah


Tujuan
dan cepat
Waktu Tunggu Pelayanan (WTP) adalah rata-rata waktu
Definisi Operasional tunggu pasien sejak sudah terdaftar sampai dilayani oleh
petugas (perawat gigi/dokter gigi)

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase

Jumlah waktu pasien yang sudah terdaftar sejak kontak


Numerator dengan petugas pendaftaran sampai ditangai oleh petugas
(perawat gigi/dokter gigi)
Jumlah seluruh pasien pasien yang periksa ruang kesehatan
Denumerator
gigi dan mulut

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi:
Pasien yang telah selesai melakukan pendaftaran
Kriteria Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak datang pada waktu yang ditentukan, atau
saat dipanggil
Jumlah kumulatif waktu tunggu pelanggan sampai setelah
Formula mendapatkan pelayanan dibagian sampling kemudian dibagi
jumlah seluruh pelanggan yang mendapat pelayanan

Metode Pengumpulan Data Restropective

Sumber Data Buku register ruang kesehatan gigi dan mulut

Instrumen Pengambilan Data Daftar tilik

Total sampel (apabila jumlah populasi kurang lebih 30)


Besar sampel
Rumus slovin (apabila jumlah populasi lebih dari 30)

Cara PengambilanSampel Non Probability Sampling – Consecutive Sampling

Periode Pengumpulan Data Tribulan

- Tabel
Penyajian Data
- Run Chart
Periode Analisa dan Pelaporan
Triwulan
Data
Penanggung Jawab Pengumpulan Penanggung Jawab ruang kesehatan gigi dan mulut dan Tim
Data Mutu
7. FARMASI

WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT


Judul a. Obat Racikan (kurang dari 30 menit)
b. Obat Jadi (kurang dari 15 menit)
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2019
Dasar Pemikiran tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

Dimensi Mutu Efektivitas, Efisiensi, Ketepatan Waktu

Mengetahui waktu tunggu pelayanan obat racikan dan obat jadi


Tujuan
pasien rawat jalan
 Waktu tunggu pelayanan obat racikan/jadi adalah waktu
tunggu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan
menerima obat racikan/jadi
 Resep Racikan adalah resep yang terdiri dari obat yang
Definisi Operasional
dikemas ulang/produksi kembali menjadi puyer atau
kapsul
 Resep Jadi adalah resep yang terdiri dari obat yang tanpa
racikan

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase

Seluruh pelayanan resep pasien rawat jalan obat racikan


Numerator dengan waktu tunggu < 30 menit dan obat jadi dengan waktu
tunggu < 15 menit
Seluruh pelayanan resep pasien rawat jalan obat racikan dan
Denumerator
obat jadi

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi:
Waktu masuk resep dan waktu keluar resep tercatat dengan
lengkap
Kriteria
Kriteria Eksklusi:
Pasien dengan nomor antrian yang sudah lewat dari 3 kali
pemanggilan
 Seluruh pelayanan resep obat racikan dengan waktu
tunggu < 30 menit / Seluruh pelayanan resep obat racikan
Formula x 100%
 Seluruh pelayanan resep obat jadi dengan waktu tunggu <
15 menit / Seluruh pelayanan resep obat jadi x 100%

Metode Pengumpulan Data Concurrent (survey harian)

Sumber Data Buku penyerahan obat

Instrumen Pengambilan Data Lembar observasi

Besar sampel Menggunakan Tabel Krecjie

Cara Pengambilan Sampel Random Sampling


Periode Pengumpulan Data Bulanan

- Tabel
Penyajian Data
- Run Chart
Periode Analisa dan Pelaporan
Triwulan
Data
Penanggung Jawab Pengumpulan Koordinator Farmasi
Data
8. LABORATORIUM : WAKTU TUNGGU HASIL PELAYANAN LABORATORIUM <120
MENIT

Judul WAKTU TUNGGU HASIL PELAYANAN LABORATORIUM <120 MENIT

1. Permenkes Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang


penyelenggaraan laboratorium klinik yang baik dan benar
2. PKP (Penilian Kinerja Puskesmas) Jawa Timur Tahun 2023, salah
DasarPemikiran
satu indikator adalah tercapainya Ketepatan waktu tunggu
penyerahan hasil pelayanan laboratorium <120 menit dengan
target 100%
Efektifitas,
DimensiMutu Kesinambungan pelayanan
Efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan


pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah. Waktu tunggu hasil
DefinisiOperasional pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan laboratoium adalah tenggang
waktu mulai pasien diambil sampel sampai dengan menerima hasil yang
sudah diekspertisi.

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase

Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium pasien yang


Numerator didapatkan dari data Sistem Informasi Laboratorium Puskesmas selama
satu bulan
Jumlah total pasien laboratorium dengan pemeriksaan kimia darah dan
Denumerator
darah rutin dalam satu bulan

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi:
Semua pasien yang mendapatkan pemeriksaan darah rutin dan kimia
Kriteria darah
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium pasien yang
didapatkan dari data Sistem Informasi Laboratorium Puskesmas selama
Formula
satu bulan / Jumlah total pasien laboratorium dengan pemeriksaan kimia
darah dan darah rutin dalam satu bulan x 100%
MetodePengumpulan
Rekam Medis dari Sistem Informasi Laboratorium
Data

Sumber Data Sumber data primer dari Sistem Informasi Laboratorium

Instrumen
Total sampel
Pengambilan Data

Besar sampel Menggunakan table dan persentase

Cara
Total Sampling
PengambilanSampel
Periode Pengumpulan
Bulanan
Data

Penyajian Data Tabel dan persentase


Periode Analisa dan
Triwulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab
Penanggung Jawab Laboratorium
Pengumpulan Data
9. LANSIA : WAKTU TUNGGU DI RUANG KESEHATAN LANSIA <20 MENIT

WAKTU TUNGGU DI RUANG KESEHATAN LANSIA <20


Judul
MENIT

Pasal 29 Undang Undang nomor 44 tahun 2009 tentang


Dasar Pemikiran
Rumah Sakit

Dimensi Mutu Efektivitas , efisiensi dan kesinambungan pelayanan

Terselenggaranya pelayanan terhadap pasien yang mudah


Tujuan
dan cepat
Waktu Tunggu Pelayanan (WTP) adalah rata-rata waktu
Definisi Operasional tunggu pasien sejak sudah terdaftar sampai dilayani oleh
petugas (perawat /dokter )

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase

Jumlah waktu pasien yang kontak dengan petugas pendaftaran


Numerator
sampai ditangai oleh petugas (perawat /dokter )

Denumerator Jumlah seluruh pasien yang periksa di ruang kesehatan lansia

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi:
Pasien yang berobat di ruang pemeriksaan lansia
Kriteria
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang ada tindakan pasien sebelumnya
Jumlah pasien di ruang pemeriksaan lansia dengan
waktu tunggu <20 menit X 100%
Formula

Metode Pengumpulan Data Restropective

Sumber Data Buku register ruang kesehatan lansia

Instrumen Pengambilan Data Daftar tilik

Total sampel (apabila jumlah populasi kurang lebih 30)


Besar sampel
Rumus slovin (apabila jumlah populasi lebih dari 30)

Cara PengambilanSampel Non Probability Sampling – Consecutive Sampling

Periode Pengumpulan Data Tribulan

- Tabel
Penyajian Data
- Run Chart
Periode Analisa dan Pelaporan
Triwulan
Data
Penanggung Jawab Pengumpulan Penanggung Jawab ruang kesehatan gigi dan mulut dan Tim
Data Mutu
10. PELAYANAN GIZI : KUNJUNGAN RUANG LAKTASI PUSKESMAS INDUK 50%
JUMLAH BAYI
Judul KUNJUNGAN RUANG LAKTASI PUSKESMAS INDUK 50%
JUMLAH BAYI

Dasar Pemikiran a. Peraturan presiden RPJMN


b. Permenkes no 15 tahun 2013 tentang tata cara penyediaan
fasilitas khusus menyusui dan memerah air susu ibu (ASI)
Dimensi Mutu Meningkatnya capaian ASI Eksklusif

Tujuan Mendorong ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6


bulan

Definisi Operasional Melakukan pelayanan di ruang laktasi

Jenis Indikator Hasil pencapaian

Satuan Pengukuran Presentase

Numerator Jumlah kunjungan ruang laktasi

Denumerator 50% jumlah bayi yang lahir

Target Pencapaian 100%

Kriteria a. Ibu hamil


b. Ibu nifas
c. Ibu menyusui
Formula Jumlah kunjungan ruang laktasi
x 100 %
50 % jumlah bayi yang lahir

Metode Pengumpulan Data Data Kunjungan Pasien

Sumber Data Buku Register Laktasi

Instrumen Pengambilan Data Data Sekunder

Besar Sampel 50 % jumlah bayi lahir

Cara Pengambilan 50 % jumlah bayi lahir

Periode Pengumpulan Data Bulanan

Penyajian Data Tabel dan Grafik

Periode Analisa dan Pelaporan Bulanan, Tribulan, Tahunan


Data

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program Gizi


Pengumpulan Data
11. PENDAFTARAN DAN REKAM MEDIS : KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN
BERKAS REKAM MEDIS DALAM WAKTU 1 X 24 JAM

KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN BERKAS REKAM MEDIS


Judul
DALAM WAKTU 1 X 24 JAM
1. Departemen Kesehatan RI (2006) tentang pedoman
penyelenggaraan rekam medis rumah sakit. Berisi tentang
standar pengembalian berkas rekam medis pasien rawat jalan
Dasar Pemikiran
adalah 1 x 24 jam.
2. Permenkes nomor 269 tahun 2008 tentang rekam medis

Ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis dalam waktu 1x24


Dimensi Mutu jam

Tergambarnya tanggung jawab pemberi pelayanan dalam pengembalian


Tujuan rekam medis tepat waktu

Pengembalian berkas rekam medis dalam 1 x 24 jam yang dimaksud


adalah jumlah dokumen rekam medik pasien rawat jalan yang diisi
Definisi Operasional
lengkap dan dikembalikan ke pengelola rekam medik dalam waktu ≤ 24
jam.

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Persentase

Jumlah dokumen rekam medis yang diisi lengkap dan


Numerator dikembalikan dalam waktu ≤ 24 jam

Jumlah seluruh dokumen rekam medis yang dikembalikan dan lengkap


Denumerator dalam 1x24 jam

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi:
Seluruh dokumen rekam medis pasien rawat jalan
Kriteria
Kriteria Eksklusi:
Dokumen rekam medis rawat jalan
Jumlah berkas rekam medis rawat jalan yang dikembalikan 1 x 24 jam /
Formula Jumlah seluruh berkas rekam medis rawat jalan yang dikembalikan
dalam periode yang sama x 100%
Metode Pengumpulan
Concurrent (survey harian)
Data
Sumber data primer melalui buku ekspedisi berkasa rekam medis rawat
Sumber Data
jalan
Instrumen Pengambilan Check list pengembalian berkas rekam medis rawat jalan melalui buku
Data ekspedisi

Besar sampel MenggunakanTabel Krecjie

Cara Pengambilan
Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan
bulanan
Data

Penyajian Data - Tabel


Periode Analisa dan
Triwulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab
Tim Pendaftaran dan Rekam Medis
Pengumpulan Data

12. PELAYANAN STERILISASI : KETEPATAN PROSES STERILISASI ALAT < 24 JAM

Judul KETEPATAN PROSES STERILISASI ALAT < 24 JAM

1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 tahun 2017


tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
DasarPemikiran
2. Manual book Table top class B series Autoclave
3. Manual book Cyan lab Autoclave

DimensiMutu Keselamatan dan Efektivitas

Terselenggaranya pelayanan sterilisasi peralatan < 24


Tujuan jam

Ketepatan penyerahan peralatan oleh petugas sterilisasi


DefinisiOperasional setelah dilakukan proses sterilisasi peralatan kepada
petugas medis .

JenisIndikator Proses

SatuanPengukuran Persentase

Jumlah permintaan sterilisasi peralatan yang dapat di


selesaikan dalam waktu < 24 jam, sejak instrument,
Numerator
suplay peralatan kotor diterima di Ruangan sterilisasi

Denumerator Jumlah permintaan sterilisasi peralatan tiap bulan

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi:
Smua peralatan yang perlu di sterilisasi
Kriteria
Kriteria Eksklusi:
Tidakada
Jumlah permintaan sterilisasi yang dapat diselesaikan
dalam waktu < 24 jam sejak instrument, suplay peralatan
Formula kotor yang diterima R. Sterilisasi pada satu bulan dibagi
jumlah permintaan sterilisasi dalam bulan tersebut X
100%

MetodePengumpulan Data Retrospektif

Buku / formular permintaan sterilisasi dan penerimaan


Sumber Data
alat steril oleh petugas

InstrumenPengambilan Data Pencatatan permintaan dan penerimaan alat

Total jumlah permintaan alat


Besarsampel
Total jumlah penerimaan alat
Pengumpul data menghitung presentase jumlah waktu
Cara PengambilanSampel
tunggu pelayana sterilisasi

Periode Pengumpulan Data Bulanan


- Tabel
Penyajian Data
- Run Chart
Periode Analisa dan Pelaporan
Bulanan
Data
Penanggung Jawab
Tim Sterilisasi
Pengumpulan Data

Anda mungkin juga menyukai