No. Revisi : 00
PD
Tanggal Terbit : 02 Januari 2021
Halaman : 71
I. LATAR BELAKANG
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Terpantaunya pelayanan Puskesmas yang bermutu sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
b. Tujuan Khusus
1. Sebagai panduan dipahaminya konsep mutu pelayanan
2. Sebagai panduan dipahaminya indicator mutu pelayanan
3. Diterapkannya indikator mutu dalam pelaksanaan pelayanan Puskesmas
4. Dapat ditetapkan tingkat kualitas pelayanan Puskesmas
BAB II
INDIKATOR MUTU PUSKESMAS
I. PENGERTIAN MUTU
Pengertian mutu sangat luas, tetapi mutu dapat diartikan dan diterapkan di Puskesmas
melalui pernyataan sebagai berikut, mutu adalah:
Bersifat relatif untuk setiap klien, dinamis dan selalu berubah dari waktu ke
waktu dengan kepuasan yang harus dicapai sesuai dengan standar profesional.
Berupa kepuasan yang harus dicapai sesuai dengan standar operasional
Berupa pengawasan dimana diperlukan dalam lingkungan yang kompetitif
Merupakan tantangan yang harus diterima dan dipenuhi oleh Puskesmas.
Mengelola mutu Puskesmas relatif sulit karena hasil pelayanan bersifat unik dan
dipengaruhi oleh sejumlah aktifitas, perilaku/perbuatan, keperluan, teori serta konsep-
konsep yang tercakup dalam pelayan.
Ada 3 (tiga) area tanggung jawab mutu dalam pelayanan Puskesmas yang
harus menjadi perhatian utama pada setiap organisasi Puskesmas yaitu:
pasien/masyarakat, praktisi dan profit/pembiayaan. Untuk area
pasien/masyarakat, mutu digambarkan dengan pelayanan, praktisi
digambarkan dengan penampilan kinerja, serta profit digambarkan dengan
pembiayaan Puskesmas.
B. Karakteristik
Karakteristik dari suatu indikator adalah:
Indicator harus sensitif dan spesifik, biasanya digunakan untuk mengukur
keberhasilan kinerja seseorang atau kelompok atau organisasi tertentu. Indikator
dapat mengukur kinerja misi, sasaran, program dan kegiatan. Indikator dapat
mengukur pencapaian target kinerja/mutu. Indikator juga sebagai wujud
akuntabilitas pengukuran kinerja.
.Dari hasil analisa dan memperhatikan hal-hal tersebut diatas kemudian disusunlah
profil indicator mutu di pelayanan UKP, UKM, Admen, indicator keselamatan pasien
dan indicator PPI sebagai berikut :
POLI GIGI
Judul Indikator tidak ada kejadian infeksi pasca pencabutan gigi susu
Dasar Pemikiran
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
- Color (Demam)
- Dolor (nyeri)
- Rumor (Mucosa atau daerah lokasi pasca pencabutan gigi
berwarna kemerahan)
- Tumor (Pembengkakan)
- Fungsi laesia (Gangguan fungsi di sekitar daerah
pencabutan gigi).
Definisi Operasional Rekam medis (Medical Record) adalah rekaman atau catatan
tentang siapa, apa, mengapa, bilamana dan bagaimana pelayanan
yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan.
Pengisian kelengkapan rekam medis meliputi :
Identitas pasien (nama, alamat, no NIK, no RM)
Pengisian pengkajian awal pasien
Pegisian SOAP pada rekam medik
Adanya autentifkasi dari pemeriksa (dokter dan paramedis)
POLI UMUM
Judul Indikator
Pengkajian awal klinis sesuai standard
Dasar Pemikiran
- KMK no. 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktis Klinis untuk
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat Pertama
- Kelengkapan yang ada pada data pengkajian awal sangat
menentukan proses rencana terapi yang diberikan pada pasien
Definisi Operasional Data pengkajian awal klinis dilakukan secara lengkap sesuai dengan
standar
Sesuai dengan SOP Pengkajian Awal Klinis meliputi :
Anamnesa penyakit
Keluhan utama
Keluhan tambahan
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit dalam keluarga
Menanyakan lamanya sakit.
pengobatan yang sudah didapat
pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda vital dan jika
diperlukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
RUANG TINDAKAN
Judul Indikator Kepatuhan petugas melakukan hand hygiene
Formula Jumlah petugas yang patuh melakukan hand hygiene sesuai standar
X 100
%
Jumlah seluruh petugas di ruang tindakan
Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Pengambilan Form instrumen kepatuhan hand hygiene
Data
Besar Sampel Seluruh petugas ruang tindakan
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Periode Analisis Data Triwulanan, Tahunan
RUANG LANSIA
Dasar Pemikiran Permnekes no 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
X
100%
Jumlah seluruh pasien yang di diagnosis hipertensi
Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)
Data
Sumber Data Rekam medis
Instrumen Form Instrumen pengukuran penegakan diagnonis hipertensi sesuai
Pengambilan Data standar
Besar Sampel Pengambilan sampel penegakan diagnonis hipertensi sesuai standar
berdasarkan sampel kalkulator
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Data Triwulanan, Tahunan
Dasar Pemikiran Permenkes No. 97 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, masa sesudah persalinan
Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang pusat kesehatan masyarakat Buku
acuan APN JNPK-KR tahun 2002 ( pemeriksaan ANC minimal dilakukan
selama 4 x selama kehamilan TM I 1x , TM II 2x , TM III 2x )
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien
Tujuan
Agar Pelayanan ANC sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan,
sehingga dapat mendeteksi dini resiko pada ibu hamil.
Definisi Operasional
Tersedianya pelayanan ANC sesuai prosedur ( 10 T)
Formula Jumlah seluruh sampel pasien pelayanan ANC sesuai dengan prosedur
X
100%
Jumlah seluruh sampel pasien pelayanan ANC
Desain Pengumpulan Concurrent (Survei harian)
Data
Sumber Data Rekam medis
Instrumen
Form Instrumen pelayanan ANC sesuai dengan prosedur
Pengambilan Data
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Dasar Pemikiran - Permenkes No. 97 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, masa sesudah persalinan
- Buku acuan APN JNPK-KR tahun 2002 , karena asuhan persalinan
normal yang sesuai prosedur dapat mencegah terjadinya komplikasi saat
persalinan dan setelah persalinan
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien
Tujuan
Agar petugas mematuhi prosedur persalinan normal, sehingga dapat
mencegah terjadinya komplikasi saat persalinan dan setelah persalinan.
Kriteria Ekslusi : -
Petugas medis dan bidan Puskesmas yang tidak melakukan pertolongan
persalinan normal (APN)
Formula Jumlah semua petugas medis dan bidan Puskesmas yang melakukan
pertolongan sesuai prosedur persalinan normal ( APN)
X100%
Jumlah semua petugas medis dan bidan Puskesmas yang melakukan
pertolongan persalinan normal ( APN)
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan Data
Sumber Data Buku register harian
Instrumen Form daftar Tilik SOP Persalinan Normal
Pengambilan Data
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Penanggung jawab Ruang Persalinan
Jawab
UNIT LABORATORIUM
Judul Indikator
Waktu tunggu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
( karena di dalam PMK 37 Tahun 2012 ditentukan standart jenis pelayanan
laboratorium di Puskesmas dan mengambil target 60 % yaitu
menyesuaikan target PKP )
Kriteria Ekslusi : -
Pemeriksaan lain diluar pemeriksaan kriteria inklusi
UNIT FARMASI
Judul Indikator
Ketersediaan obat sesuai dengan formularium puskesmas
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Penanggung jawab mutu UKP
Jawab
POLI IMUNISASI
Judul Indikator Pemberian imunisasi DPT pada bayi tanpa KIPI berat
Dasar Pemikiran Buku Pedoman Imunisasi Indonesia Edisi keenam tahun 2017
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien
Tujuan Untuk memastikan tidak ada bayi yang diimunisasi DPT yang mengalami
KIPI berat
Definisi KIPI berat adalah kejadian ikutan pasca imunisasi yang umumnya
Operasional disebabkan oleh respon sistem imun terhadap vaksin dan menyebabkan
reaksi alergi berat terhadap bahan vaksin, menurunkan trombosit,
menyebabkan kejang, dan hipotonia.
Formula Jumlah bayi yang diimunisasi DPT dan mengalami KIPI berat
x 100%
Jumlah bayi yang diimunisasi DPT
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan Data
Sumber Data Rekam medik
Instrumen
Rekam medic
Pengambilan Data
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Penanggung jawab mutu UKP
Jawab
UNIT PTM
Judul Indikator Semua pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali berobat
dilakukan screening di Poli PTM
Dasar Pemikiran Permnekes no 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Definisi Semua pasien yang berusia 15-59 tahun yang pertama kali berobat
Operasional dilakukan screening di Poli PTM. Screening yang dilakukan adalah
pengukuran tinggi badan,berat badan, lingkar perut, tekanan darah,
pemeriksaan gula darah.
Judul Indikator Semua pasien yang positif HIV diberikan obat ARV
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013
Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS.
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus pada pasien
Tujuan Untuk memastikan pasien yang terdeteksi mendapatkan pengobatan
ARV sehingga mereka dapat hidup dengan baik dan juga bisa
mengurangi angka penularan HIV.
Definisi PAsien HIV yang telah dilakukan pemeriksaan HIV dan terdeteksi positif
Operasional HIV ( R1,R2,R3 reaktif) harus mendapatakan pengobatan ARV
Jenis Indikator Proses dan Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Semua pasien yang diperiksa dan positif HIV serta mendapatkan terapi
(pembilang) ARV
Denominator
Semua pasien yang melakukan pemeriksaan HIV dan positif HIV
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi :Pasien yang posiitf HIV
kslusi : -
Formula Semua pasien yang diperiksa dan positif HIV serta mendapatkan terapi
ARV
X
100%
Semua pasien yang melakukan pemeriksaan HIV dan positif HIV
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan Data
Sumber Data Rekam medik
Instrumen
Rekam medic
Pengambilan Data
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Penanggung jawab klinik CST Anggrek
Jawab
POLI ANAK
Judul Indikator Semua anak umur 2 bulan – 5 tahun dilakukan kajian MTBS
Definisi Anak umur 2 bulan- 5 tahun pada saat mereka berobat ke poli anak
Operasional dilakukan kajian MTBS sesuai dengan bagan.
Jenis Indikator Proses dan Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator
Semua anak umur 2 bulan- 5 tahun yang dilakukan kajian MTBS
(pembilang)
Denominator
Semua anak umur 2 bulan- 5 tahun yang berkunjung ke poli MTBS
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Kriteria: Kriteria Inklusi :Pasien usia 2 bulan – 5 tahun
kslusi : -
Formula Semua anak umur 2 bulan- 5 tahun yang dilakukan kajian MTBS
X
100%
Semua anak umur 2 bulan- 5 tahun yang berkunjung ke poli MTBS
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan Data
Sumber Data Rekam medik
Instrumen
Rekam medic
Pengambilan Data
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Penanggung Penanggung jawab Ruangan Poli Anak
Jawab
UNIT PROMKES
UNIT DOTS
Judul Indikator Pengobatan pasien TB paru sesuai standar
Dasar Pemikiran Permnekes no 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Modul penanggulangan Tuberkulosis tahun 2016
Standar 8
Semua pasien (termasuk yang terinfeksi HIV) yang belum pernah
punya riwayat pengobatan OAT harus mendapatkan regimen terapi
OAT lini pertama yang terstandar internasional dan diketahui
bioavailabilitasnya. Pada fase awal 2 bulan pertama pengobatan, harus
terdiri dari isoniazid (INH), rifampisin (RIF), pirazinamid (PZA) dan
ethambutol (EMB). Fase lanjutan harus terdiri dari isoniazid dan
rifampicin yang diberikan selama empat bulan. Dosis OAT yang
diberkan harus mengikuti rekomendasi internasional. Penggunaan Fix
Dose Combinations (FDC) dari dua (isoniazid dan rifampicin), tiga
(INH, RIF dan PZA) dan empat (INH, RIF, PZA, dan EMB) sangat
direkomendasikan.
g. Melepas APD
16. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah semua tenaga medis
dan tenaga kesehatan yang bertugas di ruang pelayanan/perawatan
pasien serta tenaga penunjang yang bekerja sebagai cleaning service,
pemulasaran jenazah, sopir ambulan, dan tenaga penunjang yang
kontak erat dengan pasien / spesimen.
17. Observer adalah orang yang paham dan memiliki kompetensi untuk
melakukan penilaian kepatuhan kebersihan tangan dengan metode dan
tool yang telah ditentukan.
Kriteria Ekslusi :
Tidak ada
Formula Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan sesuai indikasi x
100%
Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan dalam
satu periode pengamatan/observasi
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistic
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Control chart Run chart
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab
Formula
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan
Data
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistic
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel
Control chartRun chart
Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab
BAB III
PENGUKURAN , VALIDASI DAN ANALISA INDIKATOR MUTU PELAYANAN
PUSKESMAS
Indikator mutu yang sudah disusun kemudian ditetapkan pimpinan Puskesmas lalu
diimplementasikan, dicatat, di ukur, di vadidasi kemudian di analisa dan dimonitoring serta di
evaluasi dan di dokumentasikan.
A. Pengukuran
B. Validasi
Validasi dilakukan untuk menjamin data indicator akurat/sahih agar dapat digunakan untuk
dasar pengambilan keputusan, perubahan kebijakan, perbaikan dan memberikan informasi pada
masyarakat.
Validasi dilakukan jika :
- terdapat indicator baru yang diterapkan untuk menilai mutu pelayanan
- terdapat indicator mutu yang akan ditampilkan kepada masyarakat melalui media
informasi yang ditetapkan.
- terdapat perubahan pada metode pengukuran yang ada, antara lain : perubahan
numerator atau denominator, perobahan metode pengumpulan, perubahan sumber data,
perubahan subjek pengumpulan data, perubahan definisi operasional dari indicator.
Validasi data dapat dilakukan terhadap :
- sumber data
- definisi operasional numerator dan denominator
- membandingkan hasil pengukuran ulang dengan sumber data yang sama atau
- membandingkan hasil pengukuran dengan menggunakan sumber data yang lain untuk
mencocokkan hasil pengukuran yang telah dilakukan.
Ditetapkan kebijakan dan prosedur validasi indicator mutu di Puskesmas Sematang Borang..
Kemudian ditetapkan petugas yang melakukan validasi.
C. Analisa
Analisis data adalah suatu metode atau cara untuk memproses suatu data menjadi informasi
sehingga data tersebut menjadi mudah dipahami dan bermanfaat untuk digunakan menemukan
Tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang
bermutu tinggi menjadi prioritas dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan Puskesmas
dikatakan bermutu apabila pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan untuk mengukur seberapa baik mutu pelayanan yang diberikan
diperlukan suatu indikator mutu pelayanan Puskesmas.
Bila indikator mutu tersebut dinilai sangat berbahaya atau berdampak luas, walaupun
frekuensinya rendah, maka diperlukan pengawasan atau monitoring yang lebih intens
untuk perbaikan yang lebih cepat. Dalam hal ini diperlukan komitmen pimpinan
Puskesmas dan seluruh karyawan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
layanan.
15