Anda di halaman 1dari 18

Indikator Mutu Puskesmas Bululawang sbb :

A. Indikator Nasional Mutu


1. Kepatuhan Kebersihan Tangan

Judul Kepatuhan kebersihan tangan


Indikator
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan
Pemikiran Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi
3. Keputusan Menteri Kesehatan
tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan cuci tangan
sesuai dengan ketentuan WHO
Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan petugas
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
sebagai dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan
kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan pasien
dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci
Operasional tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila
tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs) bila
tangan tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan dilakukan dengan 5
indikasi (Five moments) menurut WHO
3. Kebersihan tangan dilakukan dengan cara 6 langkah
menurut WHO
4. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah
penilaian kepatuhan terhadap petugas yang
melakukan kebersihan tangan sesuai dengan indikasi
yang terdiri dari :
1) Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum
menyentuh pasien (tubuh / pakaian pasien).
2) Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh pasien (permukaan tubuh atau
pakaian pasien ).
3) Sebelum melakukan prosedur aseptik contoh:
Pemasangan intra vena kateter (infus),
perawatan luka, pemasangan kateter urin,
suctioning, pemberian suntikan dan lain lain
4) Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien seperti muntah, darah, nanah, urin,
feces, produksi drain, dan setelah melepas
sarung tangan
5) Setelah bersentuhan dengan lingkungan
pasien meliputi: menyentuh tempat tidur
pasien, linen yang terpasang di tempat tidur,
alat-alat di sekitar pasien atau peralatan lain
yang digunakan pasien, kertas/lembar untuk
menulis yang ada di sekitar pasien.
5. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai adalah
semua tenaga medis dan tenaga kesehatan yang
bertugas di ruang pelayanan rawat jalan dan rawat
inap serta persalinan, serta tenaga penunjang
yang kontak erat dengan pasien / spesimen.
6. Observer adalah orang yang paham dan memiliki
kompetensi untuk melakukan penilaian kepatuhan
kebersihan tangan dengan metode dan tool yang
telah ditentukan.
7. Pengamatan dilakukan selama maksimal 20 menit
menit dalam satu periode pengamatan
8. Peluang adalah indikasi kebersihan tangan dalam
maksimal 20 menit periode pengamatan
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang) sesuai indikasi / tindakan
Denominator Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(penyebut) dilakukan dalam satu periode pengamatan/observasi.
Target ≥ 85%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang
bertugas di ruang pelayanan rawat jalan dan rawat inap
serta persalinan, serta tenaga penunjang yang kontak
erat dengan pasien / spesimen.yang akan di observasi

Kriteria Ekslusi : Tidak ada


Formula Jumlah peluang kebersihan tangan
yang dilakukan sesuai indikasi
X 100 %
Jumlah peluang kebersihan tangan yang
seharusnya diilakukan dalam satu periode
pengamatan/observasi

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel 50 peluang setiap hari
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data  Tabel  Grafik batang atau grafik garis

Penanggung Koordinator PPI


Jawab

2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
4. Puskesmas harus memperhatikan Petunjuk Teknis
Alat Pelindung Diri (APD)
5. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan
prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam
menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Definisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
Operasional dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi
zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi
atau penyakit. APD digunakan sesuai dengan
standar dan indikasi
2. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran
mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan
tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari
petugas.
3. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas dalam menggunakan APD sesuai standar
dan indikasi.
4. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian yang dilakukan terhadap petugas dalam
menggunakan APD saat melakukan prosedur
pelayanan kesehatan
5. Observer adalah orang yang melakukan pengamatan
terhadap kepatuhan petugas dalam menggunakan
APD
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang menggunakan APD sesuai indikasi
(pembilang) dan standar dalam periode pengamatan
Denominator Jumlah petugas yang diamati
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan
APD

Kriteria Eksklusi: Tidak ada


Formula
Jumlah petugas yang menggunakan APD
sesuai indikasi dan standar dalam periode
pengamatan X 100 %
Jumlah petugas yang diamati

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jika sasaran kurang dari 30 orang, maka total sampel.
Jika lebih dari 30 orang maka dihitung dengan rumus
slovin
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Harian, Mingguan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel  Grafik batang atau grafik garis
Penanggung Koordinator PPI
Jawab

3. Kepatuhan Identifikasi Pasien

Judul Kepatuhan Identifikasi pasien


Indikator
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan
Pemikiran Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medik
3. Ketepatan identifikasi pengguna layanan merupakan
salah satu sasaran keselamatan pasien. Ketepatann
identifikasi menjadi sangat penting untuk menjamin
keselamatan pasien selama proses pelayanan dan
mencegah insiden
4. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan proses identifikasi, sehingga pemberi
pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagai
proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam
melaksanakan identifikasi pasien pada proses
pelayanan.
Definisi a. Pengguna layanan adalah pasien, keluarga, sasaran,
Operasional kelompok masyarakat dan lintas sektor.
b. Identifikasi pengguna layanan secara benar adalah
proses mencocokkan identitas pengguna layanan
dengan menggunakan minimal dua dari tiga identitas
yang tidak pernah berubah. Misalnya nama, tanggal
lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai dengan yang
ditetapkan di Puskesmas
c. Proses identifikasi pasien oleh petugas dilakukan
dengan mencocokkan antara identitas yang tertera
di dokumen dengan hasil klarifikasi pada pengguna
layanan secara visual dan atau verbal.
d. Proses identifikasi adalah indikasi dilakukan
identifikasi pasien secara benar pada saat :
 Pendaftaran
 Sebelum melakukan tindakan medis
 Penyerahan hasil laboratoroium
 Penyerahaan obat di farmasi

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah proses identifikasi pasien yang dilakukan
(pembilang) secara benar
Denominator Jumlah pasien yang mendapat peluang dilakukan
(penyebut) identifikasi di tempat pelayanan
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Pasien yang mendapat pelayanan di ruang
pendaftaran, ruang pengobatan umum, ruang KIA- KB,
ruang gigi dan mulut, ruang laboratorium, ruang
farmasi, ruang gawat darurat, ruang rawat inap dan
ruang persalinan.

Kriteria Eksklusi: Tidak ada


Formula
Jumlah proses identifikasi pasien yang
dilakukan secara benar
X 100 %
Jumlah pasien yang mendapat peluang
dilakukan identifikasi di tempat pelayanan

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Data Primer
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung dengan rumus slovin setiap hari
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Harian, Mingguan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data  Tabel  Grafik batang atau grafik garis

Penanggung Koordinator Keselamatan Pasien


Jawab
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua
kasus Sensitif Obat (SO)
Judul Indikator Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua
kasus Sensitif Obat (SO)
Dasar 1. Peraturan Presiden RI tentang RPJMN
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua
kasus minimal 90% dengan memperhatikan upaya
penurunan angka putus berobat, gagal, meninggal
dan pasien tidak dilakukan evaluasi.
Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan
pasien TB semua kasus sensitif obat dan mengurangi
angka penularan penyakit TB
Definisi 1. Tuberculosis yang selanjutnya disingkat TB adalah
operasional penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang
paru dan organ lainnya
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang
berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan atau
Tes Cepat Mikroskopis (TCM) menunjukan hasil
masih sensitif terhadap obat anti tuberculosis (OAT)
lini 1 (pertama)
3. Obat anti tuberculosis (OAT) lini 1 adalah obat anti
tuberculosis yang terdiri dari Isoniazid (H),
Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E) dan
Streptomisin (S).
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB adalah
angka yang menunjukkan persentase semua pasien
TB yang sembuh dan pengobatan lengkap diantara
semua pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai
dengan periodisasi waktu pengobatan TB. Angka ini
merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan
semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua
kasus yang menggambarkan kualitas pengobatan
TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil
pemeriksaan bakteriologis positif pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis
pada akhir pengobatan menjadi negatif dan pada
salah satu pemeriksaan sebelumnya
6. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan
pasien TB dilihat menurut alur pengobatan mulai dari
pasien dinyatakan positif sebagai pasien TB
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis lainnya
sampai dengan pasien dinyatakan sembuh dan
pengobatan lengkap. Upaya peningkatan mutu
tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar
dengan hasil terdokumentasi
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi
(KIE) TB kepada pasien TB dan keluarga,
pembuatan kesepakatan pasien dalam
menjalankan pengobatan TB termasuk
penunjukan Pengawas Minum Obat (PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan termasuk
penanganan efek samping obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record)
secara lengkap dan benar di setiap tahapan
pengobatan.
7. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah
menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana
pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir
pengobatan hasilnya negatif dan diakhir pengobatan
tidak ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis (tidak
dilakukan pemeriksaan bakteriologis di akhir
pengobatan)
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan
(pembilang) pengobatan lengkap pada tahun berjalan di wilayah
kerja Puskesmas
Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun
(penyebut) berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Target 90%.
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan
menjalani pengobatan secara lengkap di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:
1. Pasien TB RO
2. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan
TBC.09 dan hasil pengobatan pasien TB pindahan
dengan TB.10
3. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5
atau bulan ke 6
Formula
Jumlah pasien TB SO yg sembuh dan
pengobatan lengkap pada tahun berjalan di
wilker Puskesmas
X 100 %
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati
pada tahun berjalan di wilker Puskesmas

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Sumber Data Formulir :
TB.01, TB.03, TB.04, TB.05, TB.06, TB.09 dan TB.10
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Besar Sampel Populasi
Frekuensi Mingguan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel  Grafik batang atau grafik garis

Penanggung Penanggung jawab Program TB


Jawab

5. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar

Judul Indikator Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai


standar
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden tentang RPJMN
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pelayanan
Kesehatan Ibu
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian
Ibu (AKI) 305/100.000 kelahiran hidup (KH)
sedangkan target pada RPJMN 2020-2024 adalah
183/100.000 KH dan pada akhir SDGs 2030
adalah 131/100.000 KH.
6. ANC sangat penting dilakukan untuk
kelangsungan hidup baik bagi ibu maupun bayi
serta bayi dapat lahir sehat, berkualitas dan
tercegah dari risiko stunting
7. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC
sesuai standar, maka risiko pada kehamilan dapat
sejak awal diketahui dan dilakukan tata laksana,
sehingga faktor risiko dapat dikurangi agar tidak
terjadi komplikasi.
Dimensi Mutu Keselamatan, Efektif
Tujuan Deteksi resiko tinggi ibu secara dini di wilayah kerja
Puskesmas dan mendukung Gerakan penurunan AKI
dan AKB di Kabupaten Malang

Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC


Operasional sesuai standar adalah ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai
dengan standar kuantitas dan standar
kualitas selama periode kehamilan di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama
periode kehamilan (K4) terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada
trimester ke-1 (satu)/ 0-12 minggu,
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke-2
(dua)/ > 12-24 minggu, dan

c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3


(tiga)/ 24 minggu-sampai dengan kelahiran
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang
memenuhi 10T meliputi :
a. Timbang Berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan
24 minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut
jantung janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan
suntikan tetanus toksoid (TT) bila diperlukan.
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi :
 Golongan darah
 Kadar Hemoglobin
 Gluko-Protein urin
 HIV (Indikator SPM), Syphilis, Hepatitis
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar
pemeriksaan ANC sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang
telah mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar
pada masa kehamilan pada tahun bejalan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah ibu hamil bersalin yang telah mendapatkan
(pembilang) pelayanan ANC lengkap sesuai standar pada tahun
berjalan
Denominator Jumlah ibu hamil bersalin di wilayah kerja puskesmas
(penyebut) pada tahun berjalan
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Seluruh ibu hamil bersalin di wilayah kerja puskesmas
pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan (Abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan
riwayat kehamilan lengkap Ibu hamil meninggal
sebelum bersalin
Formula
Jumlah ibu bersalin yg telah mendapat
pelayanan ANC lengkap sesuai standar di
wilker Puskesmas pada tahun berjalan
X 100 %
Jumlah seluruh ibu bersalin di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Regester persalinan
Instrumen Data Sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jumlah ibu hamil bersalin yang berada di wilayah kerja
puskesmas tahun 2022
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel  Grafik batang atau grafik garis

Penanggung Penanggung Jawab Program KIA


Jawab
6. Kepuasan Pengguna Layanan

Judul Indikator Kepuasan pasien / pengguna Layanan


Dasar 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Pemikiran Negara dan Reformasi Birokrasi mengenai
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien/ pengguna layanan
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai
pengguna layanan dan meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pelayanan publik.
Definisi 1. Kepuasan masyarakat/pengguna layanan adalah
Operasional hasil pendapat dan penilaian masyarakat
terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas Bululawang dan jaringannya
2. Pengguna layanan puskesmas adalah pasien,
keluarga, masyarakat, kelompok
masyarakat, lintas sektor, yang menerima
pelayanan dari Puskesmas Bululawang dan
jaringannya
3. Pelayanan publik adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Penerima pelayanan publik adalah orang,
masyarakat, lembaga instansi pemerintah dan
dunia usaha, yang menerima pelayanan dari
aparatur penyelenggara pelayanan publik.
5. Responden adalah penerima pelayanan publik
yang pada saat pencacahan sedang berada di
lokasi unit pelayanan, atau yang pernah
menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara
pelayanan, baik Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) maupun Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKPP)
6. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan
rumus slovin
7. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang
terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan
kepada masyarakat sebagai variabel penyusunan
survei kepuasan masyarakat untuk mengetahui
kinerja unit pelayanan.
8. Survei Kepuasan Masyarakat adalah kegiatan
pengukuran secara komprehensif tentang tingkat
kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan
yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
9. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah hasil
pengukuran dari kegiatan Survei Kepuasan
Masyarakat berupa angka. Angka ditetapkan
dengan skala 1 (satu) sampai dengan 4 (empat).
10.Unsur Survei Kepuasaan Masyarakat adalah
unsur-unsur yang menjadi indikator pengukuran
kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik.
11.Survei periodik adalah survei yang dilakukan oleh
pemberi layanan secara berkala setiap 3 (tiga)
bulanan (triwulan), atau 6 (enam) bulan (semester)
atau minimal 1 (tahun) sekali.
12.Unsur SKM dalam peraturan ini meliputi:
a. Persyaratan
Persyaratan adalah syarat yang harus
dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis
pelayanan, baik persyaratan teknis maupun
administratif.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
Prosedur adalah tata cara pelayanan yang
dibakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan, termasuk pengaduan.
c. Waktu Penyelesaian.
Waktu Penyelesaian adalah jangka waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan
seluruh proses pelayanan dari setiap jenis
pelayanan
d. Biaya/Tarif.
Biaya/Tarif adalah ongkos yang dikenakan
kepada penerima layanan dalam mengurus
dan/atau memperoleh pelayanan dari
penyelenggara yang besarnya ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara
penyelenggara dan masyarakat.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah
hasil pelayanan yang diberikan dan diterima
sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Produk pelayanan ini
merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis
pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
Kompetensi Pelaksana adalah kemampuan
yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi
pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan
pengalaman.
g. Perilaku Pelaksana.
Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas
dalam memberikan pelayanan.
h. Waktu Penyelesaian.
Waktu Penyelesaian adalah jangka waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan
seluruh proses pelayanan dari setiap jenis
pelayanan.
i. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Penanganan pengaduan, saran dan
masukan adalah tata cara pelaksanaan
penanganan pengaduan dan tindak lanjut
k. Sarana dan prasarana.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud dan tujuan. Prasarana adalah
segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses
(usaha, pembangunan, proyek). Sarana
digunakan untuk benda yang bergerak
(komputer, mesin) dan prasarana untuk
benda yang tidak bergerak (gedung)
13. Survei Kepuasan Masyarakat dilakukan dengan
menggunakan indikator dan metodologi survei yang
sudah ditentukan

Jenis Indikator Output


Satuan Indeks
Pengukuran
Numerator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB
(pembilang)
Denominator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB
(penyebut)
Target >76.60
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pengguna layanan Puskesmas baik UKM
maupun UKPP

Kriteria Eksklusi: Tidak ada

Formula Sesuai dengan metodologi survei kepuasan


masyarakat berdasarkan PERMEN PAN & RB
Desain Survei
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil survei
Instrumen Sesuai dengan kuisioner survei kepuasan
Pengambilan masyarakat berdasarkan PERMEN PAN & RB
Data
Besar Sampel Penentuan sampel dihitung dengan menggunakan
rumus slovin
Frekuensi Tribulan, Semester
Pengumpulan
Data
Periode Tribulan, Semester
Pelaporan Data
Periode Tribulan, Semester
Analisis Data

Penyajian Data  Tabel  Grafik batang atau grafik pie

Penanggung Koordinator Survei dan Penanganan Pengaduan


Jawab

B. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas (IMPP)

1. Pelayanan kesehatan pada usia produktif ( 15 th sd 59 th ) sesuai standar

Judul Pelayanan kesehatan pada usia produktif (15 th sd


Indikator 59 th ) sesuai standar
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Strandar
Pemikiran Pelayanan Masyarakat bidang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Program
Indonesia Sehat bidang Kesehatan
3. Meningkatnya faktor risiko dan penyakit tidak
menular berdampak pada terjadinya peningkatan
angka morbiditas, mortalitas dan disablilitas, namun
juga berdampak kehilangan produktivitas yang
berdampak pada beban ekonomi baik tingkat
individu, keluarga, dan masyarakat
4. Pemerintah Daerah Kabupaten wajib memberikan
pelayanan kesehatan dalam bentuk edukasi dan
skrining kesehatan sesuai standar kepada warga
negara usia 15-59 tahun di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun
5. Hasil skrining sebagai upaya untuk melakukan
deteksi dini penyakit tidak menular pada usia
produkti, di maksudkan untuk meningkatkan dan
menjaga kwalitas hidup serta untuk meningkatkan
usia harapan hidup. Dan juga dimaksudkan untuk
meningkatkan kwalitas generasi penerus yang
unggul.
Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Kwalitas sumber daya manusia
Tujuan Menemukan faktor resiko dan penemuan kasus
secara dini penyakit tidak menular terutama untuk
penyakit hipertensi, diabetes mellitus, jantung, kanker
servik dan payudara, sehingga tercapai peningkatan
kwalitas hidup pada usia produktif
Definisi 1. Usia produktif adalah warga negara Indonesia
Operasional yang berusia 15 tahun sampai dengan 59 tahun,
dan wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah
atau mempunyai riwayat berhubungan seksual
berisiko
2. Deteksi dini faktor risiko PTM yang dilakukan
dalam bentuk skrining minimal sekali setahun
3. Standar kwlaitas Skrining resiko PTM meliputi :
a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan
lingkar perut
b. Pengukuran tekanan darah
c. Pemeriksaan gula darah
d. Anamnesa perilaku beresiko
Jenis Indikator Out put / Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah orang usia 15 - 59 tahun di puskesmas yang
(pembilang) mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai
standar dalam kurun waktu satu tahun
Denominator jumlah orang usia 15 - 59 tahun di wilayah kerja
(penyebut) puskesmas dalam kurun waktu satu tahun yang sama
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Masyarakat usia 15 - 59 tahun di wilayah kerja
puskesmas Bululawang sesuai dengan KTP atau
dengan surat keterangan domisili jika alamat tidak
sesuai dengan KTP

Kriteria Ekslusi : Tidak ada


Formula Jumlah orang usia 15 - 59 tahun di
puskesmas yang mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahun
X 100 %
jumlah orang usia 15 - 59 tahun di wilayah
kerja puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun yang sama

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data E- puskesmas, laporan bulanan PTM
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Usia 15 tahun sd 59 tahun di wilayah kerja Puskesmas
Bululawang tahun 2022
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data  Tabel  Grafik batang atau grafik garis

Penanggung Penanggung jawab UKM Esensial


Jawab

C. Indikator Mutu Pelayanan

1. ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

NO INDIKATOR TARGET

1 Ketertiban pengisian register surat keluar masuk 100%


2 Monitoring kebersihan lingkungan pelayanan 100%

2. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

NO INDIKATOR TARGET

1 Promosi kesehatan untuk program prioritas di dalam 100%


gedung Puskesmas dan jaringannya (sasaran
masyarakat)
2 Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Bersih 45%
(SAB)/Sarana Air Minum (SAM)
3 Kunjungan pertama ibu hamil (K1) 100%
4 Balita yang ditimbang berat badannya (D/S) 75%
5 Angka keberhasilan pengobatan kasus TBC (Success 90%
Rate/SR)
6 Keluarga binaan yang mendapatkan asuhan 60%
keperawatan
3. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN DAN PENUNJANG (UKPP)

Unit
INDIKATOR TARGET
Layanan
Rawat Jalan 1. Kelengkapan pengisian rekam medis 100%
rawat jalan
2. Persentase pasien lansia yang dilakukan
75%
skoring risiko jatuh

Rawat Inap 1. Kelengkapan pengisian rekam medis 100%


rawat inap
2. Persentase dilakukannya komunikasi
100%
efektif pada saat pergantian shift jaga

Unit Gawat 1. Kelengkapan pengisian lembar informed 100%


Darurat consent
2. Persentase dilakukannya komunikasi
efektif untuk kasus yang dikonsulkan
dokter via telpon

Laboratorium 1. Ketepatan waktu tunggu penyerahan hasil 100%


pelayanan laboratorium

Farmasi 1. Pengkajian resep, pelayanan resep dan 80%


pemberian informasi obat yang
terdokumentasi
2. Persentase dilakukannya pelabelan pada
obat obatan high alert 100%

Anda mungkin juga menyukai