Anda di halaman 1dari 7

PROFIL INDIKATOR KP

1. IDENTIFIKASI PASIEN

JUDUL Kepatuhan petugas puskesmas dalam melakukan identifikasi


pasien dengan menggunakan minimal 2 penanda
DASAR PEMIKIRAN Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat
terjadi di hampir semua aspek/tahapan diagnosis dan
pengobatan. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua
kali pengecekan yaitu: pertama, untuk identifikasi pasien
sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau
pengobatan; dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau
pengobatan terhadap individu tersebut.
TUJUAN Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga keselamatan
pasien
DEFINISI OPERASIONAL Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan menanyakan
sedikitnya dua identitas pasien yaitu nama pasien, No KK ,
tanggal lahir, dan alamat. Identifikasi dilakukan pada saat
sebelum pemberian obat, pengambilan darah,spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis dan sebelum pemberian pengobatan
dan tindakan/prosedur.
TIPE INDIKATOR Proses
SATUAN PENGUKURAN Persentase
NUMERATOR Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan dan di
identifikasi sesuai dengan prosedur identifikasi pasien dengan
tepat dan benar pada minggu ke 2 dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang datang ke puskesmas Kintamani
VI pada minggu ke 2 dalam 1 bulan
KRITERIA Inklusi : seluruh pasien yang datang dan mendapat pelayanan
kesehatan
FORMULA N/D X 100% =……%
DESIGN PENGUMPULAN Observasi
DATA
SUMBER DATA Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling yaitu
dengan mengobservasi seluruh kegiatan pelayanan kesehatan
dalam satu minggu pada minggu ke 2
INSTRUMEN Lembar observasi
PENGAMBILAN DATA
BESAR SAMPLE Jumlah seluruh pasien yang datang ke puskesmas Kintamani
VI pada minggu ke 2 dalam 1 bulan

FREKUENSI Satu minggu sekali


PENGUMPULAN DATA
PERIODE PELAPORAN Setiap bulan
PERIODE ANALISA 1 Bulan
DATA
PENYAJIAN DATA 1 Bulan
PENANGGUNG JAWAB

2. KOMUNIKASI EFEKTIF

JUDUL Penggunaan stampel TBAK oleh petugas saat melakukan


pelaporan kondisi pasien secara verbal atau telepon
DASAR PEMIKIRAN Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas,
dan yang dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan,
dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi
pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.
Pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau lewat telepon
dilaporkan dengan SBAR dan ditulis lengkap , dibaca ulang
dan di konfirmasi kepada pemberi perintah (TBAK)
TUJUAN Tergambarnya upaya Puskesmas dalam menjaga keselamatan
pasien dengan prosedur pelaporan hasil pemeriksaan dengan
teknik SBAR dan TBAK
DEFINISI OPERASIONAL Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal atau telpon
dilakukan dengan menggunakan teknik SBAR (situation,
background, assessment, recommendation) yang kemudian
ditulis lengkap , dibaca ulang dan di konfirmasi kepada
pemberi perintah (TBAK). Verifikasi pelaporan hasil
pemeriksaan ditanda tangani dalam 24 jam.
TIPE INDIKATOR Proses
SATUAN PENGUKURAN Persentase
NUMERATOR Jumlah Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal
atau telpon dilakukan dengan menggunakan teknik SBAR
(situation, background, assessment, recommendation) yang
kemudian ditulis lengkap , dibaca ulang dan di konfirmasi
kepada pemberi perintah (TBAK)
DENOMINATOR Jumlah Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal
atau telpon
KRITERIA Inklusi : seluruh pasien yang dikonsulkan secara verbal atau
telpon
FORMULA N/D X100% =……%
DESIGN PENGUMPULAN Observasi
DATA
SUMBER DATA Pengumpulan data dilakukan oleh Penanggung jawab masing-
masing ruangan poli, IGD dan laboratorium dengan
melaksanakan supervisi dokumentasi seluruh hasil
pemeriksaan yang seharusnya dilaporkan dengan TBAK dalam
satu bulan dengan melihat rekam medis

INSTRUMEN Lembar observasi


PENGAMBILAN DATA
BESAR SAMPLE Jumlah seluruh pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan
dan pemeriksaan di puskesmas Kintamani VI dan kemudian
dilakukan pelaporan secara verbal atau telpon dalam satu bulan

FREKUENSI Satu bulan sekali


PENGUMPULAN DATA
PERIODE PELAPORAN Setiap bulan
PERIODE ANALISA 1 Bulan
DATA
PENYAJIAN DATA 1 Bulan
PENANGGUNG JAWAB

3. KEAMANAN OBAT

JUDUL Penempatan dan pelabelan obat LASA sesuai SOP oleh


Petugas
DASAR PEMIKIRAN Pemberian obat pada pasien perlu dikelola dengan baik dalam
upaya keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu diwaspadai
(high-alert medications) adalah obat yang sering menyebabkan
terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang
berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
(adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun Alike/LASA).
TUJUAN Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga keselamatan
pasien dalam pemberian obat-obatan.
DEFINISI OPERASIONAL Adanya SOP yang memuat proses pemberian label, dan
penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai terutama obat-
obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat
Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun
Alike/LASA).
TIPE INDIKATOR Struktur
SATUAN PENGUKURAN Persentase
NUMERATOR Jumlah obat lasa di apotek yang penempatan dan pelabelanya
sesuai dengan SOP
DENOMINATOR Jumlah Obat lasa di Apotek
KRITERIA
FORMULA N/D x 100%=…%
DESIGN PENGUMPULAN Observasi
DATA
SUMBER DATA Observasi langsung ke ruang apotek pada minggu ke 4 dalam 1
bulan
INSTRUMEN Lembar observasi
PENGAMBILAN DATA
BESAR SAMPLE Jumlah obat lasa yang terdapatdi apotek
FREKUENSI 1 minggu
PENGUMPULAN DATA
PERIODE PELAPORAN 1 bulan
PERIODE ANALISA 1 bulan
DATA
PENYAJIAN DATA 1 bulan
PENANGGUNG JAWAB

4. TEPAT PASIEN, TEPAT PROSEDUR , TEPAT POSISI

JUDUL Kepatuhan petugas puskesmas dalam melakukan verifikasi


sebelum dan sesudah Tindakan pembedahan dan anastesi
DASAR PEMIKIRAN Salah lokasi pembedahan adalah sesuatu yang menkhawatirkan
dan tidak jarang terjadi di puskesmas . Kesalahan ini adalah
akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak
adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan
pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada
prosedur untuk verifikasi lokasi pembedahan
TUJUAN Tergambarnya ketelitian petugas Puskesmas dalam melakukan
tindakan pembedahan
DEFINISI OPERASIONAL Dilakukan proses verifikasi sebelum tindakan (praoperatif)
yaitu: memverifikasi indentitas, lokasi pembedahan,
kelengkapan gambaran status lokalis pada RM , dan penjelasan
informasi tindakan kepada pasien dengan lembar inform
consent. Kemudian dilakukan verifikasi sesudah tindakan
(postoperative) untuk memastikan kembali ketepatan tindakan.
TIPE INDIKATOR Proses
SATUAN PENGUKURAN Persentase
NUMERATOR Jumlah terjadinya ketidak lengkapan dokumen pada tindakan
pembedahan dan anastesi dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah pasien yang yang mendapat tindakan pembedahan dan
anastesi dalam satu bulan yang sama
KRITERIA
FORMULA N/D X 100% =……..%
DESIGN PENGUMPULAN Observasi
DATA
SUMBER DATA Pengumpulan data dari rekam medis
INSTRUMEN Lembar observasi
PENGAMBILAN DATA
BESAR SAMPLE Setiap pasien yang mendapatkan tindakan pembedahan dan
anastesi di Puskesmas Kintamani VI
FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
PERIODE PELAPORAN 1 Bulan
PERIODE ANALISA 1 Bulan
DATA
PENYAJIAN DATA 1 Bulan
PENANGGUNG JAWAB

5. MENGURANGI RISIKO INFEKSI AKIBAT PERAWATAN

JUDUL Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan


tangan (hand hygiene)
DASAR PEMIKIRAN Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan
terbesar dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan
biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien
maupun para profesional pelayanan kesehatan. Pusat dari
eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci
tangan (hand hygiene) yang tepat.
TUJUAN Tergambarnya upaya Puskesmas dalam menjaga keselamatan
pasien khususnya infeksi nosokomial.
DEFINISI OPERASIONAL Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam
melakukan prosedur cuci tangan dengan menggunakan metode
6 langkah dan lima momen. Lima momen yang dimaksud
adalah :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien
TIPE INDIKATOR Proses
SATUAN PENGUKURAN Persentase
NUMERATOR Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang diawali
dengan melakukan kebersihan tangan metode enam langkah
yang tepat dan benar dalam suatu periode survey (momen)
DENOMINATOR Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang
seharusnya diawali dengan melakukan kebersihan tangan
metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu
periode survey yang sama (momen)
KRITERIA
FORMULA Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang diawali
dengan melakukan kebersihan tangan metode enam langkah
yang tepat dan benar dalam suatu periode survey (momen) ÷
Jumlah kumulatif kegiatan lima momen petugas yang
seharusnya diawali dengan melakukan kebersihan tangan
metode enam langkah yang tepat dan benar dalam suatu
periode survey yang sama (momen) × 100 % = ___%
DESIGN PENGUMPULAN Observasi
DATA
SUMBER DATA Survey ini dilakukan oleh tm PPI Puskesmas dengan
dimungkinkan melakukan sampling (quick survey). Survey
dilakukan pada minggu ke 2 dalam satu bulan

INSTRUMEN Lembar observasi


PENGAMBILAN DATA
BESAR SAMPLE Jumlah petugas yang bertugas memberikan pelayanan kepada
pasien pada minggu ke 2 dalam satu bulan
FREKUENSI 1 minggu
PENGUMPULAN DATA
PERIODE PELAPORAN 1 bulan
PERIODE ANALISA 1 bulan
DATA
PENYAJIAN DATA 1 bulan
PENANGGUNG JAWAB

6. PASIEN JATUH

JUDUL Kapatuhan petugas loket dalam melaksanakan screening resiko


jatuh pada pasien
DASAR PEMIKIRAN Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera
bagi pasien, Dalam konteks populasi/masyarakat yang
dilayani, pelayanan yang disediakan, dan fasilitasnya, rumah
sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil
tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh.
Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap
konsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat
bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
TUJUAN Mengurangi risiko jatuh pada pasien
DEFINISI OPERASIONAL Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara
cepat dan tiba tiba berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai
sampai setengah atau lebih bagian tubuh berada di lantai,
sehingga memungkinkan pasien mengalami cedera ringan
sampai berat atau tidak menimbulkan cedera. Puskesmas
menerapkan proses asesmen awal dengan Menanyakan riwayat
jatuh sebelumnya, riwayat obat dan konsumsi alkohol, serta
pemakaian alat bantu berjalan(ABJ) yang digunakan oleh
pasien yang kemudian akan dicentang pada cap resiko jatuh
yang terdapat di Rekam medis pasien.
TIPE INDIKATOR Proses dan outcome
SATUAN PENGUKURAN Persentase
NUMERATOR Jumlah pasien baru dan beresiko jatuh yang di screening
dengan stampel resiko jatuh pada minggu ke 1 dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah pasien baru dan beresiko jatuh pada minggu ke 1 dalam
1 bulan
KRITERIA Inklusi : Pasien baru dan pasien beresiko jatuh yang
berkunjung ke puskesmas kintamani VI
FORMULA N/D X 100 % = %
DESIGN PENGUMPULAN Observasi
DATA
SUMBER DATA Pengumpulan data dilakukan dengan melihat jumlah
kunjungan pasien baru di register pendaftaran dan pasien
dengan diagnosa yang beresiko jatuh di register IGD kemudian
di sesuaikan dengan RM

INSTRUMEN Lembar observasi


PENGAMBILAN DATA
BESAR SAMPLE Jumlah seluruh pasien yang berkunjung ke IGD dalam satu
bulan

FREKUENSI 1 Minggu
PENGUMPULAN DATA
PERIODE PELAPORAN 1 bulan
PERIODE ANALISA 1 bulan
DATA
PENYAJIAN DATA 1 bulan
PENANGGUNG JAWAB

Anda mungkin juga menyukai