Anda di halaman 1dari 4

PEMBERIAN ANESTESI

LOKAL
No. Dokumen :

SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
dr. Ni Wayan Gunasri
NIP.198203072009022002
UPT PUSKESMAS
KINTAMANI VI

Pemberian anestesi lokal adalah tehnik untuk menghilangkan atau


1. Pengertian mengurangi sensasi atau rasa sakit di bagian tubuh tertentu yang bersifat
reversibel
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
pemberian anestesi
2. Tujuan
Mengurangi rasa sakit dan memberikan kenyamanan pada pasien yang
menjalani tindakan pembedahan dan gigi
SK Kepala UPT Puskesmas Kintamani VI Nomor 38 tentang Jenis-jenis
3. Kebijakan sedasi dan SK Nomor Tentang Tenaga Kesehatan yang mempunyai
wewenang melakukan sedasi..
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 47 tahun 2018 tentang Pelayanan
4. Referensi Kegawatdaruratan
Alat :
5. Persiapan 1. Lembar inform consent, lembar monitoring anastesi
6. Prosedur Pra Anastesi
1. Petugas menjelaskan kepada psien tentang jenis tindakan yang akan
dilakukan termasuk manfaat dan kerugian akibat pemberian anastesi
lokal sebelum dilakukan tindakan anastesi
2. Petugas mengisi lembar informed concent dan meminta pasien atau
keluarga pasien untuk menandatanganinya, apabila pasien sudah
mengerti tentang penjelasan tersebut
Anastesi Topikal
Cara melakukan anastesi topikal oles adalah:
1. Petugas mencuci tangan hingga bersih, mengeringkannya, kemudian
memakai sarung tangan
2. Petugas mengeringkan membran mukosa untuk mencegah larutnya
bahan anastesi topikal
3. Petugas mengoleskan bahan anastesi topikal melebihi area yang akan
disuntik
4. Petugas harus mempertahankan anastesi topikal pada membran
mukosa minimal 2 menit, agar obat bekerja efektif, karena salah
satu kesalahan yang dibuat pada pemakaian anastesi topikal
adalah kegagalan operasi untuk memberikan efek yang maksimum
Cara melakukan anastesi topikal spray adalah :
1. Petugas mencuci tangan hingga bersih, mengeringkannya, kemudian
memakai sarung tangan
2. Petugas menyemprotkan bahan anastesi spray pada area anastesi terus
menerus selama 3-7 detik dari jarak 8-23 cm.
3. Petugas menyemprotkan anastesi spray sampai kulit mulai memutih,
tetapi tidak sampai membekukan kulit

Anastesi Infiltrasi
Tahap melaksanakan infiltrasi anastesi:
1. Petugas mencuci tangan hingga bersih, mengeringkan kemudian
memakai sarung tangan
2. Petugas membersihkan kulit yang akan dianestesi dengan kasa
alkohol. Untuk luka terbuka dibersihkan dengan kasa dan Nacl atau
povidon iodin.
3. Petugas mengambil bahan anastesikum dengan spuit 3 cc atau
aspirasi
sedikit sampai tidak ada udara yang tertinggal
4. Petugas memasukan jarum pada ujung luka atau kulit dan dorong
masuk ke arah bawah antara mukosa dan kulit mengikuti garis
dimana jarum jahitnya akan masuk dan keluar
5. Petugas akan mengaspirasi dan kemudian menginjeksikan anastesi
tersebut sambil menarik jarum ke titik dimana jarum masuk. Apabila
tidak melakukan aspirasi maka setelah memasukkan spuit sampai
dalam kemudian menariknya sambil menyemprotkan perlahan-lahan.
6. Petugas mencabut jarum dengan membelokkan kembali jarum
sepanjang garis lain dimana akan direncanakan dibuat jahitan
7. Petugas mengulangi proses penusukkan jarum pada ujung luka di
sebelahnya, sehingga seluruh daerah yang kemungkinan akan dijahit
sudah teranestesi
8. Petugas menunggu beberapa lama dan lakukan penekanan lembut
pada kulit
9. Petugas menanyakan pada pasien apakah masih terasa nyeri atau
tidak
10. Petugas dapat mamelakukan tindakan, apabila pasien sudah tidak
merasakan nyeri
7. Diagram air
PEMBERIAN ANESTESI LOKAL

No. Dokumen :
UPT PUSKESMAS
KINTAMANI VI No Revisi :

Halaman : 2/3
Pasien diterima di UGD/ ruang
Tindakan/ Poli

Penilaian singkat oleh dokter/ perawat triage:


Tanda vital, kondisi umum, kebutuhan medis, viability

Triage
Triage Merah Triage Hijau Triage Hitam
Kuning

Prioritas Cedera
Pasien
pertama, Prioritas minimal,
meninggal
pertolongan kedua, respon time
atau cedera
segera, respon tindakan <30 menit
fatal
time 0-2 definitif, tidak
menit ada ancaman
jiwa,
respon time
5-10 menit

1. Tenaga kesehatan yang melakukan triage harus memiliki


kompetensi
8. Hal-hal yang perlu 2. Penentuan triage dengan tepat sesuai SPO
diperhatikan 3. Monitoring triase dilakukan secara terus menerus
4. Apabila kondisi pasien berubah dilakukan retriase sesuai
perubahan kondisi pasien
1. Dokter UGD
2. Dokter gigi terlatih
9. Unit Terkait 3. Perawat
4. Bidan
5. Tenaga medis lainnya
PEMBERIAN ANESTESI LOKAL

UPT No. Dokumen :


PUSKESMAS
No Revisi :
KINTAMANI VI
Halama : 3/3

Lembar Pengkajian Gawat Darurat


10. Dokumen Terkait
Rekam Medis
Tanggal Mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan

11. Rekaman
Histori
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai