SKRIPSI
Oleh :
Veby Sundari
NIM : 154310666
ABSTRAK
Dismenore merupakan nyeri haid yang menyebabkan ketidaknyamanan
dalam melakukan aktifitas sehari-hari.Di Kota Padang tahun 2015 remaja yang
mengalami dismenore ringan sebanyak 74,3%, dismenore sedang sebanyak 19,2%
dan sebanyak 6,5% mengalami dismenore berat. Salah satu terapi non
farmakologi yang bisa digunakan untuk mengurangi dismenore adalah dengan air
rebusan daun pepaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air
rebusan daun pepaya terhadap penurunan tingkat nyeri dismenore primer pada
mahasiswi asrama Poltekkes Kemenkes Padang Tahun 2019.
Jenis penelitian ini adalah pre experimental dengan rancangan penelitian
one group pretest posttest. Populasi penelitian yaitu seluruh mahasiswi asrama
Poltekkes Kemenkes Padang sebanyak 137 orang dengan sampel sebanyak 20
orang dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan pada
tanggal 21 Januari 2019 – 16 Februari 2019. Instrumen pengukuran tingkat nyeri
menggunakan numeric rating scale. Analisis data univariat dan bivariat
menggunakan uji Wilcoxon dengan komputerisasi.
Hasil analisis univariat yaitu nilai median sebelum intervensi 5,50 dan
sesudah intervensi 2,00. Hasil analisis bivariat setelah dilakukan uji Wilcoxon
didapatkan hasil p = 0,000, Ho ditolak artinya ada pengaruh air rebusan daun
pepaya terhadap penurunan tingkat nyeri dismenore primer pada mahasiswi
asrama Poltekkes Kemenkes Padang.
Kesimpulan didapatkan ada pengaruh air rebusan daun pepaya terhadap
penurunan tingkat nyeri dismenore primer pada mahasiswi asrama Poltekkes
Kemenkes Padang. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif
untuk mengurangi dismenore primer.
ABSTRACT
Dysmenorrhea is menstrual pain which causes discomfort in carrying out
daily activities. In Padang city in 2015, 74,3% experienced mild dysmenorrhea,
moderate dysmenorrhea as much as 19,2% and as many as 6,5% experience
severe dysmenorrhea. One of the non-pharmacological therapies that can be used
to decrease dysmenorrheais papaya leafboiled water. The purpose of this study is
to determine the effect of Papaya leafboiled water to decreaselevel of primary
dysmenorrhea pain in dormitory students of Padang Health Polytechnicin 2019.
This study was pre experimental with one group pretest posttest design.
The population of this study was dormitory students of Padang Health
Polytechnicas many as 137 people and obtained sample of 20 people with
purposive sampling technique. Data collection was conducted on January 21,
2019 until February 16, 2019. Instrument for measuring pain level was using
numeric rating scale. Analysis data of univariate and bivariate used Wilcoxon test
with computerization.
Riwayat Pendidikan:
Peneliti,
Veby Sundari
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana dengan berkat,
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan dan pengarahan dari Ibu Yefrida Rustam,
S.H, S.ST, M.Kes dan Ibu Yussie Ater Merry, S.ST, M.Keb sebagai Pembimbing
Skripsi serta berbagai pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Elda Yusefni, S.ST, M.Keb sebagai Ketua Program Studi DIV
Kebidanan.
4. Ibu Yulastri, S.Pd, M.Biomed sebagai Ka. UPT Asrama Poltekkes Kemenkes
Padang.
6. Ibu Haspita Rizki Syurya Handini, S.ST, M.Keb sebagai penguji II.
7. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Poltekkes Kemenkes Padang yang telah
9. Orang tua dan saudara yang telah memberikan dukungan dalam berbagai hal
10. Rekan-rekan teman sejawat yang telah membantu peneliti untuk dapat
namun peneliti juga menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada sehingga
peneliti merasa masih ada kesalahan baik dalam isi maupun dalam penyajiannya.
Untuk itu peneliti selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................ iv
PERNYATAAN PENGESAHAN PENGUJI .............................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
E. Ruang Lingkup Penelitian................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Menstruasi .......................................................................................... 9
1. Definisi Menstruasi ........................................................................ 9
2. Fisiologi Menstruasi ....................................................................... 9
3. Fase-fase Menstruasi ...................................................................... 11
B. Dismenore ........................................................................................... 12
1. Definisi Dismenore ........................................................................ 12
2. Epidemiologi Dismenore ............................................................... 13
3. Klasifikasi Dismenore .................................................................... 14
4. Patofisiologi Dismenore ................................................................. 15
5. Derajat Dismenore ......................................................................... 16
6. Tanda dan Gejala Dismenore Primer ............................................. 16
7. Etiologi dan Faktor Risiko Dismenore Primer ............................... 17
8. Intensitas Nyeri .............................................................................. 19
9. Penatalaksanaan Dismenore Primer ............................................... 23
C. Pepaya ................................................................................................. 24
1. Deskripsi Pepaya ............................................................................ 24
2. Komposisi Kimia Daun Pepaya ..................................................... 26
3. Efek Farmakologis Daun Pepaya ................................................... 28
4. Manfaat Daun Pepaya .................................................................... 29
5. Pengolahan Daun Pepaya ............................................................... 32
6. Mekanisme Daun Pepaya Mengurangi Nyeri Dismenore .............. 32
7. Pengaruh Daun Pepaya Terhadap Nyeri Dismenore Primer .......... 34
8. Cara Pembuatan Air Rebusan Daun Pepaya .................................. 38
D. Kerangka Teori .................................................................................. 39
E. Kerangka Konsep ............................................................................... 40
F. Definisi Operasional ........................................................................... 40
G. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.3 Median Tingkat Nyeri Dismenore Primer Sebelum Intervensi .... 50
Tabel 4.4 Median Tingkat Nyeri Dismenore Primer Sesudah Intervensi ..... 51
Halaman
PGE2 : Prostaglandin E2
LH : Luteinizing Hormone
PGF2 : Prostaglandin F2
COX : Cyclooxygenase
Lampiran A : Ghanchart
Lampiran J : Dokumentasi
A. Latar Belakang
pembuluh darah dari uterus melalui vagina. Hal ini berlangsung terus sampai
Banyak remaja yang merasakan sakit ketika menstruasi, sekitar 50% dari
wanita pernah mengeluh karena sakit waktu menstruasi pada remaja. Keluhan
pegal-pegal di panggul dari sisi dalam hingga rasa nyeri menusuk-nusuk yang
luar biasa sakitnya dan adakalanya disertai mual, muntah, sakit kepala, serta
diare.3
Sekitar 70-90% kasus nyeri menstruasi dapat terjadi saat usia remaja dan
dismenore berat. Lebih dari 50% wanita yang menstruasi di setiap negara
mengalami dismenore. Studi yang dilakukan oleh Cakir et.al (2007) pada
10% mengalami tingkat yang berat. Studi di Yordania pada remaja putri juga
2008 kejadian nyeri menstruasi tercatat 64,25% yang terdiri dari 54,89%
dan non farmakologi. Terapi farmakologi terdiri dari bahan sintetik seperti
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agnesi, dkk pada tahun 2013,
dilakukan uji efek analgesik ekstrak daun pepaya pada mencit.Penelitian ini
menggunakan hewan uji yaitu mencit betina yang dipuasakan terlebih dahulu
selama ±11 jam, lalu ditimbang sebelum diberi perlakuan. Dari pengujian
tersebut didapatkan hasil bahwa ekstrak daun pepaya memiliki efek analgesik
pada mencit.9
Nyeri pada dismenore disebabkan oleh otot rahim yang berkontraksi dan
hangat dan diperas.Air perasannya diminum sebagai obat. Selain itu, dapat
masakan.11
intervensi terapi daun pepaya memiliki rata-rata 5,93 dan skala nyeri
skala nyeri responden adalah 1,929. Artinya ada pengaruh pemberian daun
pepaya terhadap penurunan tingkat dismenore pada remaja putri Pesantren
Diniyyah Tarbiyatul Ulum Wustho Pilang Laren Lamongan pada tahun 2015,
dengan sampel 30 orang remaja putri. Sebelum diberikan rebusan daun pepaya
sebagian besar (66,7%) mengalami nyeri sedang dan sebagian kecil (20%)
hasil bahwa sebagian besar (53,3%) mengalami nyeri ringan dan tidak satupun
(0%) yang mengalami nyeri berat. Dari hasil uji t menunjukkan bahwa ada
signifikan sebelum dan sesudah pemberian. Ini artinya pemberian daun pepaya
seperti belajar, tidak masuk perkuliahan dan bahkan ada yang sampai
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh air rebusan daun pepaya terhadap
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Dapat menjadi salah satu pilihan atau alternatif untuk mengatasi masalah
kesehatan remaja.
4. Bagi Institusi Pendidikan
pengaruh air rebusan daun pepaya terhadap penurunan tingkat nyeri dismenore
A. Menstruasi
1. Definisi Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
Apabila sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi
estrogen terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat
selanjutnya akan luruh dan terjadilah perdarahan. Hal inilah yang disebut
menstruasi.14
2. Fisiologi Menstruasi
pada tuba fallopi, dan dibungkus oleh korona radiata yang akan memberi
korpus rubrum dan segera menjadi korpus luteum dan mengeluarkan dua
Bila tidak terjadi pertemuan antara sel spermadan sel telur, korpus luteum
antara 3-7 hari, dengan jumlah darah yang hilang sekitar 50-60 cc tanpa
bekuan darah.15
3. Fase-fase Menstruasi
yaitu:3
2. Fase Luteal / fase Sekresi / fase pramenstruasi(hari ke-14 sampai hari ke-
28)
pendarahan/ menstruasi.
B. Dismenore
1. Definisi Dismenore
memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di perut
bagian bawah maupun panggul dan biasanya disertai mual, pusing dan
bahkan pingsan. 17
2. Epidemiologi Dismenore
belum dilaporkan. Banyak wanita yang membeli obat sendiri dan tidak
pada wanita yang telah melahirkan sedikitnya satu bayi lahir hidup atau
dismenore primer terjadi pada akhir masa remaja dan di awal usia 20-an
yaitu sekitar 92%. Insiden ini menurun seiring dengan pertambahan usia dan
meningkatnya kelahiran.16
oleh Klein dan Litt pada remaja berusia 12-17 tahun melaporkan prevalensi
dismenore 59,7%. Dari mereka yang mengeluh nyeri, sebanyak 12% nyeri
berat, sebanyak 37% nyeri sedang, dan 49% nyeri ringan. Studi ini juga
dismenore terjadi pada 90% wanita yang berusia kurang dari 19 tahun dan
3. Klasifikasi Dismenore
dismenore sekunder.18
a. Dismenore primer
pertama. Hal ini sejalan dengan awal muncul dan besarnya intensitas
4. Patofisiologi Dismenore
terjadi dari fase folikuler menuju fase luteal, dengan peningkatan lebih
tubuh, hal ini mejelaskan mengapa ada gejala-gejala yang menyertai nyeri
prostaglandin 5-13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak
mengalami dismenore.14
otot polos (smooth muscle) proses peradangan) juga telah diterima ahli
5. Derajat Dismenore
atau lebih.
dan bertahan atau menetap selama 1-2 hari. Nyeri dideskripsikan sebagai
atau menengah.3,16
(menarche).
malaise (rasa tidak enak badan), fatigue (lelah), dan kadang sampai
diare.
rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, konflik dengan lawan jenis,
dismenore primer.
b. Faktor endokrin
saraf yang memicu pelebaran pembuluh kapiler kulit, dapat berupa warna
primer.
c. kelainan organik
bertangkai (tumor jinak yang terdiri dari jaringan otot), dan polip
endometrium.
d. Faktor konstitusi
timbulnya dismenore.
e. Faktor alergi
asma.
e. Smoking
8. Intensitas Nyeri
Menurut Potter & Perry, nyeri adalah suatu sensori subyektif dan
tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, perasaan takut, mual adan
mabuk. Terlebih lagi, setiap perasaan nyeri dan intensitas sedang sampai
kuat disertai oleh rasa cemas dan keinginan kuat untuk melepaskan diri dari
nyeri, yaitu:
berarti nyeri ringan (terasa kram pada perut bagian bawah, masih
atau punggung, tidak ada nafsu makan, mual, muntah, badan lemas,
Face Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6 wajah yang tersenyum
untuk “tidak ada nyeri” hingga wajah yang menangis untuk “nyeri
menyerang.19
Sumber: Nursekey.com
dilakukan mulai dari hal yang sederhana, pemakaian obat-obatan atau terapi
menjalani pola hidup yang sehat. Dua terapi yang pertama harus melibatkan
seorang dokter, sedangkan untuk terapi bahan alami dan pola hidup sehat
1. Hindari stress.
3. Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai.
prostaglandin.
peradangan.
7. Pakai kompres panas atau dingin pada daerah perut jika terasa nyeri.
luar rumah dan seringkali kesulitan waktu untuk melakukan hal-hal sehat
semacam itu. Pilihan selanjutnya ialah terapi bahan alami. Saat ini,
kebanyakan tren di dunia pun telah kembali ke alam (back to nature). Jadi
Salah satu terapi bahan alami atau herbal yang bisa digunakan untuk
C. Pepaya
1. Deskripsi pepaya
Sumber : jabar.tribunnews.com
Gambar 2.3 Daun Pepaya
Pepaya dengan nama ilmiah Carica Papaya Linn merupakan
komoditas buah tropika utama. Sering dijuluki sebagai the health fruit of the
angels, karena rasanya dikatakan sebagai rasa surga dan sangat bermanfaat
rendah dan dataran tinggi. Pepaya yang banyak tumbuh di Indonesia adalah
Pepaya memiliki nama lain seperti kates atau gandul (jawa), gedang
kaliki, dan unti jawa (Sulawesi). Sementara itu, sebutan lain pepaya di luar
mala kaw (Thailand), kapaya, lapaya (Filipina), fan mu gua ( Cina), papaya
Akar pada pohon pepaya berupa akar serabut, dimana semua akarnya keluar
dari pangkal batang. Tanaman ini hanya mempunyai daun-daun pada bagian
daun meruncing, tangkai daun panjang dan berongga. Dari susunan tulang
cm. Pohon ini menghasilkan daun-daun sepanjang tahun, dan pada usia 4-6
kg/buah dan panjang 30-37 cm, serta tebal daging buah 2-3 mm. Warna
kulit buahnya hijau ketika masih muda dan kuning kemerahan setelah
masak. Dalam buah pepaya terdapat biji yang berbentuk jorong sampai
Bagian dari tanaman pepaya yang dapat digunakan sebagai obat adalah
biji, akar, daun dan buahnya.Daun pepaya yang rasanya pahit pun begitu
protein, lemak, mineral, kalsium, fosfor, beta karoten, zat besi, alkaloid
menenangkan pada jantung bronki, dan otot-otot.25 Jus daun pepaya adalah
menjadi zat yang tidak berbahaya dalam tubuh. Homosistein merupakan zat
merupakan suatu senyawa fenol yang tersebar luas pada hampir semua
uterus.10
tumor seperti kanker leher rahim, kanker payudara, kanker hati, kanker
Daun pepaya akan secara alami melakukan regenerasi sel darah putih dan
d. Anti malaria
garam, campur dengan segelas air dan didihkan. Minumlah ramuan ini
g. Membantu pencernaan
j. Meningkatkan trombosit
k. Mencegah katarak
l. Emfisema
hangat dan diperas. Air perasannya diminum sebagai obat. Selain itu, dapat
masakan. Daun pepaya rasanya pahit, namun rasa pahit yang terkandung
pada daun pepaya dapat dihilangkan. Daun pepaya yang sudah dibersihkan
direbus dengan beberapa lembar daun jambu biji, setelah direbus dapat
dibilas dengan air dan diolah. Dengan cara lain yang lebih simpel, dapat
direbus saja dengan garam sampai layu dan dibilas lagi dengan air, lalu
cara direbus, diperas, dan disaring. 1 lembar daun pepaya ditumbuk halus,
tambahkan asam jawa dan garam secukupnya, dan dicampurkan dengan satu
gelas air matang, kemudian disaring. Air hasil saringan diminum saat
hangat.31
fungsi yang salah satunya adalah membuat dinding rahim berkontraksi dan
menstruasi.3
lisosom dari sel neutrofil dan sel endothelial. Flavonoid berperan penting
rebusan daun pepaya sebagian besar (66,7%) mengalami nyeri sedang dan
nyeri sedang dan sebagian kecil (6,3%) yang mengalami nyeri sangat berat.
(53,3%) mengalami nyeri ringan dan tidak satupun (0%) yang mengalami
diberikan terapi daun pepaya adalah 5,93 dengan kategori nyeri sedang,
0,05) yang berarti pvalue lebih kecil dari α. Dari perbandingan tersebut yang
artinya secara statistik adalah Ho ditolak atau Ha diterima, dimana ada
intervensi terapi daun pepaya. Dengan kata lain ada pengaruh terapi daun
minuman kunyit terhadap tingkat nyeri dismenore primer pada remaja putri
Penelitian tentang uji analgesik ekstrak daun pepaya pada mencit yang
melalui pengujian 3 ekor mencit yang diberikan ekstrak daun pepaya terlihat
kali respon. Jumlah respon rata-rata ini terus berkurang hingga pada menit
ke-60 menjadi 12 kali respon, menit ke-90 menjadi 13 kali respond dan
dilakukan oleh Afrianti, dkk yaitu uji aktivitas analgetik esktrak etanol daun
pepaya pada mencit putih jantan yang di induksi asam asetat 1%. Hewan
percobaan yang digunakan ialah mencit putih jantan yang sehat yang
berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram. Hewan percobaan
tersebut dibagi menjadi lima kelompok secara acak, untuk setiap kelompok
mencit diletakkan diatas plate form dan dihitung jumlah geliat yang terjadi
etanol daun pepaya dosis 300 mg/kgBB dan dosis 600 mg/kgBB memiliki
memiliki efek analgesik yang lebih baik dari ekstrak etanol daun pepaya.33
Ditinjau dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisa data
jumlah geliatan pada mencit.Hal ini disebabkan ekstrak etanol daun pepaya
Bahan :
b. Air 250 ml
b. Masukkan 1 lembar daun pepaya sedang (10 gram) kedalam 250 ml air
menstruasi
Enzim fosfolipase
Asam Arakidonat
F. Definisi Operasional
Ha:
Ada pengaruh air rebusan daun pepaya terhadap penurunan tingkat nyeri
2019.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
01 X 02
Gambar 3.1
One Group Pretest Posttest
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,
20 tahun.
Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah mahasisiwi yang memiliki alergi
Untuk menghindari drop out atau subjek yang tidak taat, maka peneliti
subjek agar besar sampel tetap terpenuhi dengan perkiraan proporsi drop
out10 %.
Drop out : 10/100 x 20 = 2
a. Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang langsung didapat dari
b. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data jumlah mahasiswi dari
tahun 2019.
nyeri yang di mulai dari angka 0-10. Angka 0 berarti tidak ada keluhan nyeri
menstruasi/ kram pada perut bagian bawah, angka 1-3 berarti nyeri ringan,
angka 4-6 berarti nyeri sedang, dan angka 7-10 berarti nyeri berat. NRS sudah
NRS setelah diuji oleh peneliti didapatkan deskripsi nyeri mudah dan jelas
intervensi.
dengan memberikan air rebusan daun pepaya. Air rebusan daun pepaya
yang diberikan terdiri dari 10 gram daun pepaya, 250 ml air, ¼ sendok teh
Untuk mengurangi bias dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan hal-hal
sebagai berikut :
mengalami menstruasi.
dismenore.
G. Teknik Pengolahan Data
1. Editing
koreksi.
5. Tabulating
1. Analisis Univariat
daun pepaya.
2. Analisis Bivariat
normalitas yang digunakan adalah Shapiro Wilk (sampel < 50), jika data
berdistribusi normal maka analisis data yang digunakan yaitu uji t dependen,
namun jika data berdistribusi tidak normal maka analisis data yang
variabel atau air rebusan daun pepaya efektif dalam menurunkan nyeri
menstruasi. Bila nilai p>0,05 maka air rebusan daun pepaya tidak efektif
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Usia Menarche
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Mahasiswi Asrama Poltekkes Kemenkes
Padang Berdasarkan Usia Menarche Tahun 2019
No Usia Menarche f %
1 <12 tahun 3 15
2 12-15 tahun 15 75
3 >15 tahun 2 10
Total 20 100
b. Lama Menstruasi
Lama
No f %
Menstruasi
1 7 hari 16 80
2 >7 hari 4 20
Total 20 100
Tabel 4.3
Rerata Tingkat Nyeri Dismenore Primer Sebelum Pemberian Air
Rebusan Daun Pepaya Pada Mahasiswi Asrama Poltekkes
Kemenkes Padang Tahun 2019
Standar
Variabel N Rerata Median (Min-Max)
Deviasi
Sebelum Pemberian Air
20 5,60 1,314 5,50 (4-8)
Rebusan Daun Pepaya
Tabel 4.4
Rerata Tingkat Nyeri Dismenore Primer Sebelum Pemberian Air
Rebusan Daun Pepaya Pada Mahasiswi Asrama Poltekkes
Kemenkes Padang Tahun 2019
Standar
Variabel N Rerata Median (Min-Max)
Deviasi
Sesudah Pemberian Air
20 1,95 1,432 2,00 (0-4)
Rebusan Daun Pepaya
adalah 4.
9
8
7
6
skala nyeri haid
5
sebelum intervensi
4
skala nyeri haid
3
sesudah intervensi
2
1
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
Gambar 4.1
Grafik Penurunan Tingkat Nyeri Dismenore Primer Sebelum
Dengan Sesudah Pemberian Air Rebusan Daun Pepaya
sesudah pemberian air rebusan daun pepaya dapat dilihat pada tabel
4.5:
Tabel 4.5
Perbedaan Median Tingkat Nyeri Dismenore Primer Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Air Rebusan Daun Pepaya Pada Mahasiswi
Asrama Poltekkes Kemenkes Padang Tahun 2019
Standar Median
variabel n rerata p value
Deviasi (Min-Max)
Pre test 20 5,60 1,314 5,50 (4-8)
0,000
Post test 20 1,95 1,432 2,00 (0-4)
dismenore primer sebelum diberi intervensi yaitu 5,60 dan setelah diberi
intervensi yaitu 1,95. Nilai median sebelum intervensi 5,50 dan sesudah
<0,05), maka dapat disimpulkan ada pengaruh air rebusan daun pepaya
B. Pembahasan
diberi air rebusan daun pepaya yaitu 5,50 dengan nilai mininum
8 (nyeri berat).
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Heny Ekawati pada tahun
pada remaja berhubungan dengan salah satu faktor yaitu faktor psikis/
kejiwaan. Masa remaja merupakan masa mencari jati diri dan juga
pada masa ini emosional cenderung tidak stabil dan stres meningkat,
apalagi jika mereka tidak mendapat informasi yang baik tentang proses
durasi menstruasi yang panjang, ada faktor penyebab lain seperti darah
dan merokok.
menstruasi >7 hari. Hal ini mungkin dikarenakan adanya faktor lain
faktor kejiwaan seperti emosional yang tidak stabil, rasa bersalah, stres
diberi air rebusan daun pepaya yaitu 2,00 dengan nilai rerata 1,95.
pola makan.3,16
lainnya.
bahkan tidak nyeri sesudah intervensi. Kandungan yang ada pada daun
setelah diberi air rebusan daun pepaya maka daun pepaya dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi
daun pepaya karena terjadi penurunan rerata skala nyeri dari 5,60
berarti p value lebih kecil dari α. Dari hasil tersebut ada perbedaan
putri.12
nyeri menstruasi dengan skala nyeri lebih rendah dari pada kelompok
sebagai analgesik.30,32,33
air rebusan daun pepaya rasanya pahit, namun kandungan atau zat
yang ada dalam daun pepaya menimbulkan rasa hangat dan nyaman di
C. Keterbatasan Penelitian
perubahan murni karena intervensi yang diberikan atau ada faktor lain
intervensi, responden ada yang tidak menyukai air rebusan daun pepaya,
responden yang hanya diam, sehingga penyerapannya ada yang cepat dan
A. Kesimpulan
nilai p value = 0,000, artinya ada pengaruh air rebusan daun pepaya
B. Saran
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
8. Abidah SN, et al. Effect of Carica Papaya L Leaf on Menstrual Pain and
Prostaglandin Level in Adolescent with Primary Dysmenorrhea: A True
Experiment. Belitung Nursing Journal. 2017; 3 (3) : 198-204. Available at
:http://www.belitungraya.org/BRP/index.php/bnj.Diakses tanggal 18
Agustus 2018.
9. Lasarus, Agnesi, dkk. Uji Efek Analgesik Ekstrak Daun Pepaya (Carica
Papaya L) pada Mencit (Mus Musculus). Available at
:https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php. Diakses tanggal 16 Agustus 2018.
16. Anurogo, Ari Wulandari. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta
: Andi Offset; 2011.
22. Evira, desti. The Miracle of Fruits. Jakarta : Agromedia pustaka; 2013.
26. Saparinto, Cahyo. Grow Your Own Kitchen Spice. Yogyakarta : Liili
Publisher; 2015.
27. Putri, Uut Utami. Untung Besar dari Berkebun Pepaya. Jawa Barat :
Akar Publishing; 2016.
28. Nuraini, Dini Nuris. Aneka Daun Berkhasiat untuk Obat. Yogyakarta :
Gava Media; 2014.
29. A„yun et al. (2015). Analisis Fitokimia Daun Pepaya di Balai Penelitian
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Kendalpayak, Malang.
30. Saadah, Didien, dkk. Asam Jawa (Tamarindus Indica L) dan Intensitas
Nyeri Dismenorea Primer pada Remaja Putri. Jurnal Keperawatan
Terapan; 3 (2) : 57-63; 2017.
33. Afrianti, Ria. 2014. Uji aktivitas analgetik ekstrak etanol daun pepaya
(carica papaya L) pada mencit putih jantan yang diinduksi asam
asetat 1%. Jurnal Sains Farmasi & Klinis. 2014; 1 (1) Available at
:jsfk.ffarmasi.unand.ac.id. Diakses tanggal 30 Agustus 2018.
37. Hidayati, dkk. 2016. Hubungan antara Asupan Kalsium dan Asupan
Zat Besi dengan Kejadian Dismenore pada Siswi di SMK Batik 2
Surakarta. Jurnal Kesehatan, 2016, vol 1 (2) Available at
:http://journals.ums.ac.id. Diakses tanggal 17 Februari 2019.
38. Biopharma Research Center. BCCS Herbal plants Collections
Temulawak.Bogor : Institut Pertanian Bogor; 2012.
LAMPIRAN B
LAMPIRAN D
Kepada Yth.
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi program studi
Hormat saya,
VEBY SUNDARI
LAMPIRAN E
tidak akan berakibat negatif terhadap saya sehingga yang saya berikan adalah
sebagaimana mestinya.
( )
LAMPIRAN F
PROSEDUR PENELITIAN
A. Sampel Penelitian
inklusi.
Pemberian intervensi air rebusan daun pepaya ini dilakukan 1 kali selama
yaitu sampel yang mengalami dismenore pada hari pertama. Setelah 30 menit
C. Prosedur Pelaksanaan
menstruasi responden.
3. Pemberian air rebusan daun pepaya diberikan pada setiap responden yang
mengalami disemenore.
30 menit.
e. Air 250 ml
g. Panci kecil
2. Cara Pembuatan :
kemudian aduk
kepada responden
LAMPIRAN G
Tanggal :
Nama Responden :
No. Responden :
a. Data Demografi
2. Jurusan / Tingkat :
3. No. Hp :
4. Asrama :
b. Karakteristik Menstruasi
Usia : tahun
………… hari
c. Pengkajian Tingkat Nyeri pada Dismenore Primer
1. Pretest
Petunjuk :
Petunjuk :
1-3 = Nyeri ringan (terasa kram pada perut bagian bawah, masih dapat
4-6 = Nyeri sedang (terasa kram pada perut bagian bawah, nyeri
7-10 = Nyeri berat (terasa kram berat pada perut bagian bawah, nyeri
MASTER TABEL
Pengaruh Air rebusan Daun Pepaya Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Dismenore Primer
pada Mahasiswi Asrama Poltekkes Kemenkes Padang Tahun 2019
NO RESPONDEN INISIAL UMUR USIA MENARCHE LAMA HAID PRE TEST POST TEST
1 RP 20 14 7 4 0
2 L 19 12 10 6 3
3 HK 18 11 7 5 3
4 MM 19 14 7 6 2
5 F 19 17 8 8 3
6 MS 20 14 4 8 4
7 VM 18 13 7 4 0
8 DFA 19 13 8 5 1
9 CA 20 14 7 4 2
10 AAH 20 15 5 7 3
11 UAZ 20 16 6 6 3
12 AR 18 12 4 5 1
13 RR 19 11 7 6 2
14 NR 19 12 6 4 0
15 YM 19 13 7 5 0
16 FI 20 14 10 7 4
17 ZP 19 11 6 6 2
18 RPA 20 14 5 5 2
19 AF 18 12 6 7 4
20 RTU 19 15 7 4 0
Rerata 5.6 1.95
Median 5.5 2
LAMPIRAN I
1. Uji Normalitas
Cases
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
pretest
posttest
2. Transformasi
Transformasi Lg 10
Cases
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Transformasi Artan
Cases
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Ranks
Total 20
c. posttest = pretest
b
Test Statistics
posttest - pretest
a
Z -4.005
Frequency Table
Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
DOKUMENTASI