Anda di halaman 1dari 5

12 Indikator SPM berdasarkan Permenkes No.

4 Tahun 2019 sebagai dasar


penyusunan PK staf puskesmas untuk menunjang/mendapatkan angka capaian
pada PK pimpinan puskesmas. Indikator pada bagian ini bukan merupakan
keseluruhan indikator yang harus dicapai puskesmas…..karena indikator ini
merupakan Pelayanan Minimal, masih banyak pelayanan lain yang harus dilakukan
di puskesmas.
Untuk menetapkan indikator bagi staf puskesmas selain data dibawah ini dapat
dilihat pada lembaran bagian akhir Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang
Puskesmas. Namun kalimat yang digunakan untuk menyatakan indikator adalah
kalimat yang dapat diukur.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil


“Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar”
a. Jumlah ibu hamil mendapatkan Imunisasi TT …….Jurim / perawat
b. Jumlah ibu hamil mendapat tablet Feminimal 90 tablet ……..Gizi
c. Jumlah ibu hamil mendapatkan pemeriksaan laboratorium (Hb, Golda, glukourine)
……analis
d. Jumlah ibu hamil mendapatka kartu ibu/rekam medis ibu …… rekam medis
e. Jumlah ibu hamil mendapatkan buku KIA ……bidan
f. Jumlah ibu hamil mendapatkan kunjungan/melakukan pemeriksaan minimal 4 kali
selama masa kehamilan ……..bidan
g. Jumlah ibu hamil mendapatkan pengukuran berat badan …….Gizi
h. Jumlah ibu hamil mendapatkan pemeriksaan tekanan darah …..bidan/perawat/dokter
i. Jumlah ibu hamil mendapatkan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) …….Gizi
j. Jumlah ibu hamil mendapatkan pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)……
bidan
k. Jumlah ibu hamil mendapatkan konseling/penyuluhan pengaturan pola makan
l. Jumlah ibu hamil mendapatkan penentuan presentasi janin dan DJJ ……bidan
m. Persentase ibu hamil mendapatkan penganan kasus segera sesuai dengan kondisi
yang diderita……bidan/dokter
n. Jumlah ibu hamil mendapatkan temu wicara/konseling/penyuluhan ……. promkes
o. Persentase ibu hamil mendapatkan rujukan ANC jika untuk kasus kegawatdaruratan
maternal ….. tim rujukan/UGD
Contoh : PK Petugas Gizi
No Sasaran strategis Indikator kinerja Target
1. Meningkatnya pelayanan kesehatan Jumlah ibu hamil mendapatkan Tablet Fe ….… org
ibu hamil 90 tabket
Jumlah ibu hamil mendapatkan ….… org
pengukuran berat badan
Jumlah ibu hamil mendapatkan ….… org
pengukuran LILA
2. Meningkatnya pelayanan kesehatan Jumlah bayi baru lahir mendapatkan ….… org
bayi baru lahir Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI Ekslusif
dan konseling perawatan bayi kepada ibu
bayi
3. Meningkatnya pelayanan kesehatan Jumlah balita mendapatkan pengukuran ….… org
bayi baru lahir panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
4. Meningkatnya pelayanan kesehatan Jumlah balita mendapatkan penimbangan ….… org
bayi baru lahir minimal 8 kali setahun
Jumlah balita mendapatkan pengukuran ….… org
panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahu
Jumlah balita mendapatkan pemantauan ….… org
perkembangan minimal 2 kali/tahun
Jumlah balita mendapatkan kapsul Vitamin ….… org
A pada usia 6 – 11 bulan 1 kali setahun
Jumlah balita mendapatkan kapsul Vitamin ….… org
A sebanyak 2 kali/tahun pada usia 12-23
bulan dan 24-59 bulan
dan seterusnya….
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
“Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar”
a. Jumlah ibu bersalin melakukan persalinan di fasyankes dan ditolong oleh tenaga
kesehatan
b. Persentase ibu bersalin mendapatkan rujukan persalinan pada kasus kegawat
daruratan.
c. Persentase pemanfaatan rumah tunggu

3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir


“Setiap bayi baru lahir mendapat pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai
standar”
a. Jumlah bayi baru lahir mendapatkan kunjungan minimal 3 kali selama periode
neonatal
b. Jumlah bayi baru lahir mendapatkan perawatan neonatal esensial saat lahir (0-6 jam)
c. Jumlah bayi baru lahir mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI Ekslusif dan
konseling perawatan bayi kepada ibu bayi.
d. Jumlah bayi baru lahir mendapatkan Vitamin K atau Injeksi Vitamin K1
e. Jumlah ibu hamil mendapatkan salep/tetes mata antibiotik
f. Jumlah bayi baru lahir mendapatkan inmunisasi (injeksi vaksin Hepatitis BO)
g. Jumlah bayi baru lahir mendapatkan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan
pendekatan MTBM
h. Persetase bayi baru lahir dilakukan rujukan untuk kasus neonatal komplikasi

4. Pelayanan Kesehatan Balita


“setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar”
a. Jumlah balita mendapatkan penimbangan minimal 8 kali setahun
b. Jumlah balita mendapatkan pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
c. Jumlah balita mendapatkan pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun
d. Jumlah balita mendapatkan kapsul Vitamin A pada usia 6 – 11 bulan 1 kali setahun
e. Jumlah balita mendapatkan kapsul Vitamin A sebanyak 2 kali/tahun pada usia 12-23
bulan dan 24-59 bulan
f. Jumlah balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada usia 6 – 11 bulan
g. Jumlah balita mendapatkan imunisasi lanjutan pada usia 12-23 dan 24-59 bulan
h. Jumlah ibu balita mendapatkan edukasi/informasi/konseling/penyuluhan
i. Persentase balita sakit mendapatkan pelayanan dengan pendekatan MTBS
j. Persentase balita mendapatan pelayanan rujukan ke fasyankes lanjutan untuk
permasalahan kesehatan balita yang tidak mampu ditangani

5. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar


“Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar” usia pendidikan dasar didefinisikan = anak kelas 1 sampai kelas 9 di sekolah
minimal satu kali dalam satu tahun ajaran dan usia 7 sampai 15 tahun diluar sekolah.
a. Jumlah anak usia pendidikan dasar mendapatkan penilaian status gizi (berat badan,
tinggi badan, tanda klinis anemia)
b. Jumlah anak usia pendidikan dasar mendapatkan penilaian tanda vital (tekanan
darah, frekwensi nadi dan napas)
c. Jumlah anak usia pendidikan dasar mendapatkan penilaian kesehatan gigi dan mulut
d. Jumlah anak usia pendidikan dasar mendapatkan pemeriksaan ketajaman indra
(indra penglihatan dengan poster snellen dan indra pendengaran dengan garpu tala)
e. persentase anak usia pendidikan dasar mendapatkan rujukan ke fasyankes lanjutan
jika ditemukan masalah kesehatan yang tidak dapat ditangani
f. Jumlah anak usia pendidikan dasar mendapatkan penyuluhan/konseling tentang
kesehatan
6. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
“setiap warga negara usia 15-59 tahun mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar”
a. Jumlah penduduk usia produktif mendapatkan pelayanan skrining faktor resiko
minimal kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular,
meiputi : Pemeriksaan tinggi badan, berat badan dan lingkar perut, pengukuran
tekanan darah, pemeriksaan tekanan darah serta anamnesa perilaku beresiko
b. Persentase penduduk usia produktif mendapatkan rujukan ke fasyankes lanjutan
untuk kasus yang tidak dapat ditangani
c. Jumlah penduduk usia produktif mendapatkan pemeriksaan ketajaman indra (indra
penglihatan dengan poster snellen dan indra pendengaran dengan garpu tala)
d. Jumlah penduduk usia dewasa mendapatka penyuluhan kesehatan/konseling
e. Jumlah wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah/mempunyai riwayat
berhubungan seksual beresiko dilakukan pemeriksaan SADANIS dan cek IVA.

7. Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut


“Setiap warga negara usia 60 tahun keatas mendapatkan pelayanan kesehatan usia
lanjut sesuai standar” dilakukan melalui skrining minimal satu kali dalam setahun untuk
penyakit menular dan penyakit tidak menular.
a. Jumlah usia lanjut mendapatkan pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
perut
b. Jumlah usia lanjut mendapatkan tekanan darah dan gula darah
c. Jumlah usia lanjut mendapatkan pemeriksaan kolesterol
d. Jumlah usia lanjut mendapatkan pemeriksaan gangguan mental
e. Jumlah usia lanjut mendapatkan pemeriksaan gangguan kognitif
f. Jumlah usia lanjut mendapatkan pemeriksaan tingkat kemandirian
g. Jumlah usia lanjut mendapatkan pelayanan anamnesa perilaku beresiko
h. Persentase usia lanjut mendapatkan pelayanan rujukan ke fasyankes lanjutan untuk
kasus yang tidak dapat ditangani.
i. Jumlah usia lanjut mendapatkan konseling/penyuluhan kesehatanJumlah usia lanjut
mendapatkan edukasi yang dilakukan di fasyankes dan/UKBM dan/kunjungan
rumah.

8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi


“Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar”
a. Jumlah penderita hipertensi mendapatkan pengukuran tekanan darah minimal satu
kali sebulan di fasyankes
b. Persentase penderita hipertensi mendapatkan obat secara rutin
c. Jumlah penderita hipertensi mendapatkan edukasi/konseling/penyuluhan untuk
melakukan perubahan perilaku / kepatuhan minum obat
d. Jumlah penderita hipertensi mendapatkan konseling pengaturan menu / peningkatan
aktifitas fisik
e. Persentase penderita hipertensi mendapatan pelayanan rujukan ke fasyankes
lanjutan bagi kasus kasus yang tidak dapat ditangani

9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus


“Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar”
a. Jumlah penderita Diabetes Melitus mendapatkan pengukuran kadar gula darah
minimal satu kali sebulan di fasyankes
b. Jumlah penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan edukasi perubahan
gaya hidup dan/pengaturan nutrisi dan/akifitas fisik.
c. Persentase penderita Diabetes mendapatkan pelayanan rujukan ke fasyankes
lanjutan bagi kasus kasus yang tidak dapat ditangani
d. Persentase penderita Diabetes Melitus mendapatkan obat secara rutin

10. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat


“Setiap orang dengan gangguan jiwa berat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar” = bagi psikotik akut dan skizofrenia
a. Jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat mendapatkan pemeriksaan
kesehatan jiwa yang meliputi pemeriksaan status mental dan wawancara.
b. Jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat mendapatkan
penatalaksanaan medis
c. Jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat dan keluarga mendapatkan
edukasi /penyuluhan/konseling kepatuhan minum obat
d. Persentase Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat mendapatkan pelayanan
rujukan ke fasyankes lanjutan atau rumah sakit jiwa untuk kasus kasus yang tidak
dapat ditangani
e. Persentase Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat minum obat secara rutin
f. Persentase pelayanan promotif dilakukan pada keluarga Orang Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ) Berat (psikotik) untuk mencegah kekambuhan dan pemasungan.
g. Persentase Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat dan keluarga
mendapatkan KIE melalui kunjungan rumah oleh petugas/kader kesehatan

11. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis


“Setiap orang terduga Tuberkulosis (TBC) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar”
a. Jumlah Orang Terduga Tuberkulosis mendapatkan mendapatkan pelayanan klinis
minimal 1 kali dalam setahun dengan pemeriksaan gejala dan tanda
b. Jumlah Orang Terduga Tuberkulosis mendapatkan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan dahak dan/bakteriologis dan/radiologis
c. Jumlah Orang Terduga Tuberkulosis mendapatkan mendapatkan edukasi perilaku
beresiko, pencegahan penularan dan kepatuhan minum obat
h. Persentase Orang Terduga Tuberkulosis mendapatkan mendapatkan pelayanan
rujukan ke fasyankes lanjutan untuk kasus kasus yang tidak dapat ditangani
d. Persentase Orang Terduga Tuberkulosis mendapatkan obat rutin sesuai gejala dan
kondisinya.
e. Persentase Orang Terduga Tuberkulosis mendapatkan pemeriksaan pemantauan
kemajuan pengobatan pada akhir pengobatan intensif bulan ke 5 dan akhir
prngobatan

12. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko Terinfeksi Virus yang Melemahkan Daya
TahanTubuh Manusia (HIV)
“setiap orang dengan resiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar”
a. Jumlah orang dengan resiko terinfeksi HIV mendapatkan skrining dengan
pemeriksaan tes cepat HIV minimal 1 kali dalam setahun
b. Persentase orang dengan resiko terinfeksi HIV mendapatkan
edukasi/konseling/KIE /penyuluhan perilaku beresiko, pencegahan penularan dan
menjaga pola hidup sehat
c. Persentase orang dengan resiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan rujukan ke
fasyankes lanjutan jika dari hasil pemeriksaan puskesmas dinyatakan positif
d. Jumlah orang dengan resiko terinfeksi HIV mendapatkan informasi terkait HIV
e. Persentase orang dengan resiko terinfeksi HIV (IMS, waria/transgender, pengguna
napza, warga binaan LP dengan hasil pemeriksaan dinyatakan negatif mendapatkan
pemeriksaan ulang setiap 3 bulan, 6 bulan an 12 bulan setelah pemeriksaan pertama

Anda mungkin juga menyukai