KELAS 7
PUSKESMAS CIANJUR KOTA
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masarakat (Puskesmas) adalah Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggungjawab atas kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan.
Dalam peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang pusat
Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Pusat menyelenggarakan Kesehatan upaya Masyarakat kesehatan
atau yang disingkat bersifat Puskesmas menyeluruh adalah terpadu,
organisasi merata. fungsional dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran- serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dengan
demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Dalam era globalisasi saat ini, Puskesmas dituntut untuk memberikan
pelayanan yang maksimal dan bermutu sehingga dapat meningkatkan citra
pelayanan publik di wilayah kerja Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur.
Oleh karena itu perlu dilakukan pembenahan baik dari bidang manajemen,
SDM dan sarana prasarana pendukung. Dalam bidang anggaran pun
dibutuhkan perubahan dari penganggaran biasa ke penganggaran berbasis
kinerja, mengingat kebutuhan dana yang tinggi dengan sumber dana yang
terbatas sehingga kita dituntut untuk memanfaatkan sumber daya yang ada
semaksimal mungkin. Fungsi Puskesmas meliputi penyelenggaraan UKM
tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan. penyelenggaraan UKP tingkat
pertama di wilayah kerjanya. Untuk menunjang pelaksanaan fungsinya
Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yaitu perencanaan
tingkat Puskesmas, lokakarya mini Puskesmas, dan penilaian kinerja
Puskesmas dan manajemen sumber daya.
Penilaian kinerja Puskesmas adalah upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja / prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai
dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas dini. Puskesmas
melakukan penilaian secara mandin, kemudian dinas kesehatan melakukan
proses verifikasi hasilnya, Aspek penilaian meliputi hasil pencapalian
cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan. Berdasarkan
hasil verifikasi, Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota bersama Puskesmas
dapat menetapkan Puskesmas ke dalam kelompok sesuai dengan
pencapaian kinerjanya.
Praktek lapangan merupakan bagian dari rangkaian proses
pembelajaran, karena pada tahap ini dianggap sebagai suatu bentuk
pengkayaan dari materi yang telah diajarkan. Tujuan yang hendak dicapai
dalam kegiatan ini adalah untuk memberikan kesempatan bagi peserta
dalam mempelajari serta menerapkan kegiatan puskesmas secara nyata di
lapangan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah selesai melakukan praktik lapangan, peserta mendapatkan
pengalaman nyata tentang penerapan manajemen puskesmas, akreditasi
puskesmas dan program promosi kesehatan sebagai satu pengalaman
(lesson learn) yang didapat dari proses pelatihan pembekalan penugasan
khusus tenaga kesehatan.
2. Tujuan Khusus
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini peserta diantar ke posyandu Sayang didampingi oleh kader
puskesmas, dan kader puskesmas mengarahkan untuk mengamati proses
pelaksanaan posyandu dan peserta melakukan pengamatan yang dimana sesuai
urutan mulai dari registrasi, pengukuran BB, TB, LK, pencatatan, pelayanan, dan
penyuluhan. Selanjutnya peserta diantar oleh kader untuk melakukan kunjungan
kerumah masyarakat sekitar posyandu.
Pada Proses Kegiatan Praktik Lapangan Surveilans ini terdiri dari 4 tahap sebagai
berikut:
1. Tahap persiapan
Dimana di tahap persiapan ini peserta masuk ke dalam ruangan pada pukul
07.30 WIB lalu di buka dengan doa pembuka yang dipimpin oleh peserta
pelatihan dan dilanjutkan dengan pemaparan tentang Puskesmas oleh
Gusnadi Rama Anggita selaku kepala Puskesmas Cianjur Kota.
2. Tahap pelaksanan
Pada tahap pelaksanaan praktek lapangan ini peserta didalam ruangan
diberikan pemaparan materi terkait Profile puskesmas yang dilakukan oleh
tim dari puskesmas Cianjur Kota, Proses pelaksanaan diskusi dengan PJ
UKM Surveilans selanjutnya peserta berdiskusi dengan kelompok.
3. Tahap penyusunan laporan PKL
Pada tahap ini peserta berdisikusi hasil observasi terkait pemaparan tentang
Surveilans yang disampaikan oleh tim dari Puskesmas Cianjur Kota.
Kemudian peserta melanjutkan penyusunan laporan yang terdiri dari 4 BAB.
P1. Perencanaan
1. SK Tim Audit Internal beserta uraian tugas dan tanggung jawab yang dapat
terintegrasi dengan SK penanggungjawab upaya pelayanan di puskesmas
pada kriteria 1.2.1 : Ada Lengkap memuat Tim Audit Internal beserta uraian
tugasnya
8. Bukti pelaksanaan tindak lanjut dan rekomendasi hasil audit internal : Ada
Unit yang diaudit melaksanakan rekomendasi tindak lanjut dari hasil Audit
Internal.
9. Jadwal, Undangan, Daftar Hadir, Notulen Pertemuan tinjauan manajemen :
Ada Lengkap
Pertemuan Tinjauan Manajemen dilakukan 2 kali dalam setahun pada setiap
semester, yaitu pada bulan Juli dan Desember, dipimpin oleh Penanggung
Jawab Mutu, sesuai agenda pertemuan tinjauan manajemen yaitu
pembahasan tinjauan terhadap hasil pertemuan tinjauan manajemen yang
lalu, hasil audit internal, umpan balik/ keluhan pasien, hasil penilaian
kepuasan pasien, hasil penilaian kinerja Puskesmas, masalah-masalah
operasional di Puskesmas, rencana perbaikan/ perubahan, serta
rekomendasi untuk perbaikan. Puskesmas Cianjur Kota telah melaksanakan
Pertemuan Tinjauan Manajemen pertama pada bulan Juli 2023
10. Bukti pelaksanaan tindaklanjut rekomendasi hasil pertemuan tinjauan
manajemen : Ada
Pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi hasil pertemuan tinjauan manajemen
dievaluasi pada pertemuan tinjauan manajemen selanjutnya.
Pengukuran LK dan LP
3. Jejaring Surveilans
1. Unit surveilans dengan yankes, laboratorium, dan unit penunjang lainnya
2. Unit surveilans dengan Puslit/ kajian/ program intervensi Kesehatan
lainnya
3. Antara Kabupaten/ Kota, Provinsi dan pusat
4. Berbagai sektor terkait nasional, bilateral, regional, dan internasional
4. Indikator Kinerja Surveilans
Pelaporan Setiap perminggu, jika kasus KLB yang di temukan berpotensi
menular maka harus di laporkan sebelum 1x24 Jam. Permasalahan yang
ada yaitu pemeriksaan sampel yang dikirim ke laboratorium dinkes hasilnya
terlambat keluar sehingga indikasi KLB lambat diketahui.
5. Pengertian KLB, Wabah, Dan Penyelidikan Epidemiologi
Kejadian Luar Biasa yaitu Timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/ kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu (Peraturan Menteri Kesehatan RI,
No.1501/MENKES/PER/X/2010). Wabah yaitu Kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat
secara nyata (UU No.4/1984). Penyelidikan Epidemiologi yaitu Suatu
tindakan atau kegiatan penyelidikan yang dilakukan segera setelah
mengetahui adanya laporan KLB berdasarkan waktu, tempat dan orang.
Penyelidikan epidemiologi dapat pula dilakukan setelah KLB berakhir
6. Kriteria KLB
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1501/MENKES/PER/X/2010
kriteria KLB, yaitu:
1. Timbulnya suatu penyakit/ menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak
dikenal disuatu daerah, seperti Difteri, AFP, Avian Infkuenza, TN, Flu
baru H1N1, Kolera
2. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus-menerus selama 3
kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari,
minggu, bulan)
3. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, 2 kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun)
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua
kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan
dalam tahun sebelumnya
5. Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan
dua kali lipat atau lebih dibanding dengan angka rata-rata perbulan dari
tahun sebelumnya
6. Case fatality rate suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari
periode sebelumnya
7. Proportional rate (PR) penderita dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan dua atau lebih dibanding periode, kurun waktu
atau tahun sebelumnya
8. Kriteria Khusus, contoh KLB Campak atau Rubella jika ditemukan 5
kasus campak klinis dalam kurun waktu 4 minggu berturut-turut di suatu
wilayah yg memiliki hubungan epidemiologis dan minimal 2 diantaranya
positif campak/rubella secara laboratorium
9. Beberapa penyakit, seperti keracunan pangan, menetapkan 2 kasus
atau lebih sebagai KLB (sesuai dengan PP Nomor 28 tahun 2004
tentang Keamanan Pangan)
- Keracunan makanan
- Keracunan pestisida
7. Penetapan KLB
Penetapan KLB menurut PERMENKES No. 1501/ 2010 pasal 6, penetapan
KLB dilakukan oleh Kadinkes Kabupaten/ Kota, KAdinkes Provinsi, dan
Menteri
Penemuan kasus KLB tahun 2023 di Puskesmas Cianjur Kota adalah Campak,
terkonfirmasi dari bulan Januari s/d April 2023 yaitu di 3 Kelurahan. Adapun
data penemuan kasus Campak yaitu pada Tabel berikut berbasis SKDR :
Wilayah
Jan
N Puskesmas Febru Apri Total Positif Negatif
u Maret
o. Cianjur ari l Kasus (+) (-)
-ari
Kota
Kelurahan 8
1 1 5(+) 0 14
Sayang [2(+)] 6 8
KelurahanP 11[6(+)
2 0 0 1(+) 12
amoyanan ] 7 5
Kelurahan
3 Sawah 1 0 2 0 3
Gede 2 1
Kelurahan
4 Solok 0 0 0 0 0
Pandan 0 0
Total 29 15 14
Data penyakit SKDR yang di laporkan di Puskesmas Cianjur Kota minggu 1-39
tahun 2023