Anda di halaman 1dari 26

Manajemen Risiko

Pandemik & Analisis


Risiko Kejadian
Kesehatan Masyarakat
Disajikan oleh :
Dr Muh. Ridwan, M.Si
Kabid P2P Dinkes Prov. Sultra

http://www.bencana-kesehatan.netm

PELATIHAN PENANGGULANGAN KLB DAN WABAH UNTUK TIM GERAK CEPAT (TGC)
DI PUSKESMAS TINGKAT PROV. SULAWESI TENGGARA
Kendari, 06 Oktober 2023
Tujuan
Pembelajaran

Peserta mampu:
a) Menjelaskan Manajemen Risiko
Pandemi
b) Menjelaskan Analisis Risiko
Kejadian Kesehatan Masyarakat
PENDAHULUAN
Influenza Pandemics in The Word
H1N1 Spanish Flu” 1918
H3N2 Hongkong Flu” 1968

H2N2 Asian Flu” 1957” H1N1pdm09


UPDATE SITUASI GLOBAL PANDEMI COVID-19 (11 Oktober 2022)

Globally, as of 5:59pm
Kasus Konfirmasi Positif CEST, 11 October 2022,
there have
been 619,161,228 confir
med cases of COVID-19,
including 6,537,636 deat
hs, reported to WHO

Jumlah Kematian Kasus


UPDATE SITUASI COVID-19 DI INDONESIA (11 Oktober 2022)
Update Situasi Global COVID-19
PERKEMBANGAN KASUS COVID-19 KAB/KOTA PROV. SULAWESI TENGGARA
UPDATE 12 OKTOBER 2022

JUMLAH KASUS POSITIF COVID-19


MASIH DIRAWAT/
NO KABUPATEN/ KOTA SEMBUH MENINGGAL
TOTAL DIISOLASI
JML % JML % JML %
1 BUTON 468 438 93,59 26 5,56 4 0,85
2 MUNA 822 780 94,89 36 4,38 6 0,73
3 KONAWE 2228 2140 96,05 80 3,59 8 0,36
4 KOLAKA 2703 2648 97,97 46 1,70 9 0,33
5 KONAWE SELATAN 1631 1586 97,24 39 2,39 6 0,37
6 BOMBANA 789 764 96,83 25 3,17 0 0,00
7 WAKATOBI 497 468 94,16 27 5,43 2 0,40
8 KOLAKA UTARA 1341 1307 97,46 33 2,46 1 0,07
9 BUTON UTARA 281 261 92,88 19 6,76 1 0,36
10 KONAWE UTARA 681 666 97,80 15 2,20 0 0,00
11 KOLAKA TIMUR 982 932 94,91 36 3,67 14 1,43
12 KONAWE KEPULAUAN 164 159 96,95 1 0,61 4 2,44
13 MUNA BARAT 197 185 93,91 12 6,09 0 0,00
14 BUTON TENGAH 433 418 96,54 14 3,23 1 0,23
15 BUTON SELATAN 193 185 95,85 8 4,15 0 0,00
16 KOTA KENDARI 9704 9568 98,60 99 1,02 37 0,38
17 KOTA BAUBAU 2731 2669 97,73 54 1,98 8 0,29
Vaksinasi
covid-19

13 Januari 2021
PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO PANDEMI
MANAJEMEN RISIKO PANDEMI MERUPAKAN
PENDEKATAN UNTUK MENGATASI
PERMASALAHAN DENGAN MENGEMBANGKAN
RENCANA YANG FLEKSIBEL BERDASARKAN
PENILAIAN RISIKO YANG ADA PADA
SUATU WILAYAH SERTA DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN PENILAIAN RISIKO
GLOBAL.
ALUR MANAJEMEN RISIKO PANDEMI
I. PENILAIAN RISIKO
Manajemen risiko pandemi dilaksanakan berdasarkan penilaian risiko pada
tingkat nasional, provinsi dan kabupaten. Pada saat terjadi pandemi, dampak
yang terjadi di negara/wilayah akan berbeda‐beda pada saat yang berbeda,
oleh karena itu, perlu disusun penilaian risiko berdasarkan situasi negara atau
wilayah.

II. RESPON PENANGGULANGAN


Dalam Manajemen risiko pandemi, penetapan respon yang dilakukan oleh tiap
negara anggota berbeda mengingat situasi kondisi negara berbedabeda.
Setiap negara melakukan respon berdasarkan risiko setiap fasenya.
ALUR MANAJEMEN RISIKO PANDEMI

III. PEMANTAUAN & EVALUASI BERKELANJUTAN

Penilaian risiko harus diulangi saat informasi baru tersedia. Setiap penilaian
risiko harus dilakukan didokumentasikan. Dokumentasi semacam itu
merupakan bagian penting dari pemantauan dan evaluasi proses penilaian

IV. KOMUNIKASI RISIKO BERKELANJUTAN

Komunikasi risiko berkelanjutan yang efektif untuk memastikan bahwa,


pemangku kepentingan dan masyarakat yang terkena dampak memahami
dan mendukung respon penanggulangan yang diterapkan
FASE – FASE PANDEMI
Fase inter-pandemi : fase ini belum ada virus sub tipe baru yang terdeteksi.
I Pada saat ini, dilakukan peningkatan kapasitas untuk kewaspadaan dan
respons pandemi.

Fase siaga (Alert) : Pada fase ini, virus sub tipe baru pada manusia sudah
II teridentifikasi. Kewaspadaan dan penilaian risiko dilakukan di semua tingkatan
(global, regional, nasional, dan wilayah provinsi / kab / kota).

Fase pandemi : Pada fase ini, terjadi penyebaran virus sub tipe baru yang
III terjadi antar manusia dan menyebar global. Dirjen WHO sudah mengeluarkan
deklarasi pandemik berdasarkan rekomendasi dari Emergency Committee.

Fase transisi : Pada saat risiko secara global berkurang, maka deeskalasi /
IV penurunan respons secara global dilakukan melalui tahapan rehabilitasi yang
berbeda di setiap Negara, berdasarkan kondisi negaranya masing-masing.
FASE PANDEMI

Saat terjadi pandemi, dampak yang terjadi di regional, negara-negara dan di setiap
provinsi ini akan berbeda-beda.
Perlu dilaksanakan penilaian risiko nasional dan sub nasional terhadap pandemik
berdasarkan situasi lokal dengan mempertimbangkan informasi penilaian risiko
global yang ditetapkan oleh WHO.
Penilaian risiko pada tingkat sub nasional akan mempertimbangkan penilaian risiko
nasional
Komponen Manajemen Risiko Pandemi

1.Mekanisme koordinasi, perencanaan dan monitoring respon kedaruratan,


2.Komunikasi risiko, promosi dan keterlibatan masyarakat,
3.Surveilans, tim gerak cepat, analisa risiko, penyelidikan epidemiologi
4.Pintu masuk negara/ wilayah, perjalanan Internasional dan transportasi
5.Pemeriksaan laboratorium,
6.Manajemen kasus
7.Pencegahan dan pengendalian infeksi
8.Dukungan operasional dan logistic
9.Keberlangsungan pelayanan dan sistem esensial
Kesiapsiagaan, Respon dan Pemulihan
Kesiapsiagaan Respon (pandemi) Pemulihan/ Transisi
 Penyusunan rencana  Aktivasi rencana kontijensi  Pernyataan masa kedaruratan menjadi
Kontijensi menjadi rencana operasi masa transisi pemulihan
 Simulasi rencana termasuk sistem komando  Deeskalasi respon dan mobilisasi
Kontijensi/review berkala  Pernyataan kedaruratan sumber daya berdasarkan analisis
renkon  Mobilisasi sumber daya untuk situasi dan analsisi risiko
 Mapping sumber daya semua pilar / komponen  Komando transisi pemulihan
 Pelatihan pandemi sesuai dengan  After Action Review dan dokumentasi
 Surveilans untuk deteksi analisis situasi dan analisis pembelajaran
dini risiko  Meningkatkan kesiapsiagaan dan
 Peningkatan kapasitas  Pertemuan koordinasi berkala rencana kontijensi berdasarkan
setiap pilar pandemi dan monitoring indikator pembelajaran yang sudah dilaksanakan
 Monitoring indikator respon secara berkala dan  Pemulihan sumber daya (SDM, stocpile,
kesiapsiagaan pandemi sumber daya yang melibatkan dll) yang hilang selama respon untuk
berkala semua pilar memperkuat sistem
 Intra Action Review
Konsep Penilaian Risiko Kejadian
Akut Kesehatan Masyarakat
Pengertian Penilaian risiko

Proses sistematik Sebelum Penilaian risiko


pastikan bahwa risiko/kejadian
 Pengumpulan dianggap sbg risk kesmas
 Penilaian melalui :
 Analisis 1. Deteksi
 Dokumentasi 2. Verifikasi
3. Investigasi
Informasi untuk menetapkan Melalui Sist Surv yg ada. Hasil
tingkat risiko kemungkinan PE menjadi dasar Melakukan
terjadinya suatau Penilaian Risiko
KLB/Wabah/KKM
Tujuan Penilaian Risiko

Menentukan tingkat risiko berdasarkan


- Konsekuensi/dampak dan
- Kemungkinan terjadinya suatu kejadian
yang berdampak terhadap kesehatan
dunia, maupun berdampak secara
nasional, maupun sub nasional.
LANGKAH – LANGKAH PENILAIAN RISIKO
1. PEMBENTUKAN TIM ANALISIS RISIKO (TIM TGC)
2. PENYUSUNAN PERTANYAAN RISIKO (KEMUNGINAN/DAMPAK)
3. PENILAIAN RISIKO ( BAHAYA/HAZAR, PAPARAN/EXPOSURE,
KONTEKS/KONDISI SITUASI)
4. KARAKTERISTIK RISIKO (MISALNYA DENGAN MENETAPKAN TK. RISIKO
MENGGUNAKAN MATRIKS PENILAIAN RISK BERDASARKAN
KEMUNGKINAN TERJADINYA RISIKO & DAMPAK RISIKO TERSEBUT)
5. REKOMENDASI & PENYUSUNAN RISIKO
Kapan Penilaian Risiko dilakukan??

• Secara Rutin 6 bulan sekali/waktu tertentu (Formal


Rapid Assesment)
• Saat Kejadian akan berlangsung (Initial Rapid
Assesment)
• Saat Kejadian berlangsung (Rapid Assesment)
Contoh PEMETAAN RISIKO Covid-19 Per Provinsi
TUJUAN PENGENDALIAN PANDEMI
1. MENGHAMBAT TRANSMISI, MENCEGAH &
MENGURANGI KESAKITAN & KEMATIAN
2. MEMASTIKAN KETERSEDIAAN PELAYANAN
KESEHATAN BAGI MEREKA YANG
MEMBUTUHKAN
3. MENJAGA KEBERLANGSUNGAN LAYANAN
PUBLIK ESENSIAL
4. MEMBERIKAN INFORMASI YANG AKURAT &
TEPAT WAKTU UNTUK PENGAMBIL KEBIJAKAN &
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Strategi Penanggulangan Covid-19

VAKSINASI
Langkah - Langkah Strategis Upaya Pengendalian Covid-19
• Pembinaan dan pendampingan kegiatan tes, lacak dan isolasi (TLI) pada petugas
1. Penguatan kegiatan tes, lacak dan isolasi dgn dinkes kab/kota/puskesmas
mengoptimalkan penggunaan dana BOK • Kampanye pencegahan dan pengendalian penyakit covid-19
• Monev kegiatan tes, lacak dan isolasi

• Memanfaatkan tools analisis utk diseminasi data dan merumuskan intervensi


2. Pemanfaatan system informasi Covid-19 pengendalian
untuk memperoleh besaran masalah dan • Memastikan input data berbasis faskes pd semua system informasi covid-19 yg ada,
merumuskan intervensi pengendalian melalui monitoring, feedback dan OJT

• Tatalaksana kasus secara komprehensif


3. Manajemen klinis • Pengendalian infeksi di fasyankes

• Dilakukan bertahap
4. Vaksinasi Covid-19 • Sasaran kelompok berisiko tinggi yg telah dijangkau meliputi: nakes, petugas
public, lansia, masyarakat umum dan rentan serta remaja

• Pencegahan pd individu dgn penerapan prokes 6M


• Pembatasan sosial
5. Upaya perubahan prilaku • Komunikasi risiko
• Pemberadayaan masyarakat
Kegiatan deteksi dan respon di pintu masuk wilayah dan wilayah 17 kab/kota

1. Kegiatan Testing
• Pemeriksaan pada suspek dan kontak erat sesuai pola surveilans
• Skrining di populasi khusus, tempat kerja, fasilitas tertutup dan pelaku perjalanan

2. Kegiatan Lacak

A.Pintu masuk wilayah (KKP/Dinas Perhubungan) : Deteksi kasus dipintu masuk wilayah, Dinas Kesehatan : Tindak lanjut atas
notifikasi kasus dari KKP, Puskesmas : Pemantauan karantina atas kasus notifikasi dari KKP
B.Wilayah
• Penemuan suspek melalui surveilans ILI (Influenza Like Illness) di Puskesmas dan jejaringnya serta Surveilans Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARI) di Rumah Sakit baik swasta maupun pemerintah.
• Penemuan suspek pada kelompok khusus: Populasi di lingkungan tertutup (LAPAS, Rutan, Asrama), Populasi rentan (lansia, bumil,
pasien penyakit kronik)
• Pelacakan kontak erat
• Respon terhadap laporan kasus dari masyarakat

Kegiatan Isolasi/Karantina

 Mengaktifkan tempat karantina khusus


 Mengoptimalkan RS rujukan Covid-19 dan RS non rujukan Covid-19, termasuk konversi bed non covid menjadi bed covid
 Pemantauan karantina atas kasus notifikasi dari KKP
 Pemantauan isolasi kasus suspek, probable, positif Covid-19 di RS
• Pemantauan isolasi kontak erat, suspek, probable, positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah masing – masing
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai