Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

EVALUASI DATA ATAU ANALISIS SURVEILANS COVID-19 DI


PUSKESMAS LABIBIA

OLEH :
KELOMPOK 5
KELAS REGULER B019
1. FIRDAYATUN J1A119121
2. INCE UMMI KALSUM AZIZ J1A119132
3. MUH. ILHAM SYAPUTRA J1A119151
4. MUHAMMAD FERDYANSAH J1A119154
5. NUR AINI H. BATJO J1A119163
6. NUR ANDINI DWI WAHYUNI J1A119164
7. NUR ANNISA BOLANG J1A119165
8. NUR NAJMA INDAH ARIF J1A119170
9. NURUL ISLAFIAH ISMAIL J1A119172

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya kepada Kami untuk menyelesaikan laporan mengenai
“SURVEILANS COVID-19 DI PUSKESMAS LABIBIA” yang dapat
terlaksana dengan baik. Tak lupa penyusun mengungkapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan penting dalam penyusunan
laporan ini, khususnya kepada dosen yang banyak memberikan semangat dan
masukkan dalam teori maupun pelaksanaanya, seta memberikan bimbingan
dan arahan sehingga sampai saat penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan lengkap ini penulis menyadari bahwa masih
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat menjadi pedoman agar
memperbaiki penyusunan laporan selanjutnya. Dan semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.

Kendari, 10 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Tujuan ........................................................................................................2
BAB II .................................................................................................................... 3
A. Definisi Covid-19 ......................................................................................3
B. Patogenesis dan Patofisiologis ..................................................................4
C. Penularan ...................................................................................................5
D. Klarifikasi Infeksi Covid-19 ......................................................................5
E. Pencegahan ................................................................................................7
F. Surveilans ..................................................................................................7
BAB III ................................................................................................................... 9
A. Metode Penelitian ......................................................................................9
BAB IV ................................................................................................................. 10
A. Gambaran Lokasi Pengambilan Data ......................................................10
B. Hasil.........................................................................................................10
C. Pembahasan .............................................................................................13
BAB V................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ..............................................................................................16
B. Saran ........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18
LAMPIRAN ......................................................................................................... 19

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Tenaga ..................................................................................... 10


Tabel 2. Indikator Sarana ...................................................................................... 11
Tabel 3. Indikator Pembiayaan Kegiatan Surveilans ............................................ 11
Tabel 4. Indikator Sumber Data Laporan Surveilans ............................................ 11
Tabel 5. Frekuensi Pengumpulan Data ................................................................. 12
Tabel 6. Analisis dan Interpretasi Data ................................................................. 12
Tabel 7. Jumlah yang Terkonfirmasi Positif Covid-19 ......................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan pneumonia novel coronavirus (COVID-19) pertama kali muncul
di China pada Desember 2019, melalui laporan kasus pneumonia yang tidak
diketahui penyebab atau etiologinya (Wuhan Municipal Health Commission,
2019 and Zhu N, 2019). Initial case pertama dilaporkan pada 31 Desember,
2019 di kota Wuhan, provinsi Hubei. (Lu H, 2020 dan Paules CI, 2020). Pada
tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi pneumonia yang tidak
diketahui penyebabnya itu sebagai jenis baru coronavirus (SarsCoV 2).
Pada tanggal 30 Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mendeklarasikan pneumonia novel coronavirus ini sebagai Public Health
Emergency for Internationa Concern atau PHEIC, yang diartikan sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang menjadi Kepedulian Internasional
(WHO, 2020) dan diberi nama covid-19 atau coronavirus diseases yang terjadi
di tahun 2019.
Dalam waktu 2.5 bulan, wabah ini telah menyebar ke lebih dari 200
negara, area dan teritorial di seluruh dunia, dan hampir seluruh negara telah
mengalami transmisi lokal. Selama kurun waktu tersebut, jumlah kasus
meningkat dengan pesat dalam wilayah yang luas, sehingga pada tanggal 11
Maret 2020 WHO menetapkan covid-19 sebagai pandemi global. Jumlah kasus
sampai dengan tanggal 11 Mei 2020 sebanyak 3,917,366 kasus dengan 274,361
kematian dengan Case fatality rate (CFR): 7 % (WHO, 2020). Kecepatan
transmisi COVID19 diprediksi menjadi yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir
sementara tingkat keparahannya secara umum sekitar 2,5% (Chen, 2020).
Mencegah tingginya kematian bagi kasus berat yang membutuhkan pelayanan
kesehatan rujukan melalui layanan kesehatan dan fasilitas kesehatan yang
berkualitas adalah tahap selanjutnya, diperkirakan 4% kasus membutuhkan
pelayanan kesehatan kritis (critical care) (RRA, ecdc, 25 Maret 2020).
Kasus pertama di Indonesia diidentifikasi pada tanggal 2 Maret 2020,
merupakan kasus import, kontak dengan 1 kasus dari Malaysia (Mal-24), saat

1
ini jumlah kasus di Indonesia per 5 Oktober 2020 sebanyak 307.120 kasus
konfirmasi dan 11.253 kematian (CFR 3.66% dari terkonfirmasi), pasien yang
sembuh sebanyak 232.593 (recovery rate 75.73% dari terkonfirmasi, di rawat
63.274 (20.60%) dalam jumlah sangat kecil beberapa pasien ditemukan relaps
(kambuh Kembali setelah sebelumnya dinyatakan negatif). Penambahan kasus
per 50,000 kasus semakin memendek waktunya, 50,000 kasus pertama diawal
pandemi didapat dalam waktu 115 hari, selanjutnya berturut-turut 32 hari, 28
hari, 17 hari, 14 hari, dan sekarang hanya dengan 12 hari lebih dari 50,000
kasus terkonfirmasi. Ini memandakan laju transmisi Covid-19 makin
meningkat dan penularan di komunitas terus berlangsung dan upaya untuk
memperlambat atau menghentikannya terlihat kurang efektif.
Containment (pembatasann penyebaran penyakit) yang terstandar adalah
upaya deteksi dini, mencegah penularan dan perluasan wilayah terdampak serta
mengupayakan tidak terjadi transmisi pada komunitas yang menjadi tumpuan
utama dalam mengendalikan pandemi covid19. Tiga kata kunci dalam
surveilans epidemiologi covid-19 ini adalah to detect (deteksi dini), to prevent
(Pencegahan) dan to response (Respon melalui Tindakan Isolasi dan
Karantina).
Dalam kondisi saat ini memperkuat puskesmas untuk melakukan
pengendalian pada wilayah administrasi terendah adalah suatu keharusan,
karena mengendalikan dengan wilayah lebih kecil akan membuat upaya
pengendalian menjadi lebih fokus dan mudah dikendalikan. Pedoman ini
memuat tentang Teknik pengendalian melalui surveilans epidemiologi
komprehensif di tingkat Puskesmas dan dinas Kesehatan kab/kota.

B. Tujuan
Untuk mengetahui evaluasi data atau analisis surveilans Covid-19 di
Puskesmas Labibia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Covid-19
Virus corona atau dikenal juga dengan nama Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan virus baru yang
menginfeksi sistem pernapasan orang yang terjangkit, virus ini umumnya
dikenal sebagai Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan hal yang fatal
terutama bagi mereka yang mengidap gangguan pernapasan sebelumnya akan
mengalami sindrom gangguan pada pernapasan tingkat akut walaupun sudah
dinyatakan sembuh dari virus ini (Wahidah, Muhammad, M. Chaerul, Nur, &
Raihan, 2020).
Penyakit virus corona 2019 (corona virus disease/COVID-19) sebuah
nama baru yang diberikan oleh Wolrd Health Organization (WHO) bagi pasien
dengan infeksi virus novel corona 2019 yang pertama kali dilaporkan dari kota
Wuhan, Cina pada akhir 2019. Covid-19 (Corona Virus Disease-19)
merupakan penyakit menular dimana penularan ini terjadi umumnya melalui
droplet dan kontak dengan virus kemudian virus dapat masuk ke dalam mukosa
yang terbuka (Siregar, Yulia, & Maduri, 2020).
Virus Corona atau dikenal dengan nama Covid-19 sangat mempengaruhi
kehidupan di seluruh dunia. Virus Corona atau dikenal dengan nama Covid-19
telah mengancam Dunia dengan kematian yang semakin hari semakin
bertambah. Menurut data yang dilansir (www.Covid19.go.id) Covid-19 telah
menyebar pada 223 negara per tanggal 10 Juli 2021 dengan jumlah kasus
seluruh Dunia mencapai 185.291.530 kasus secara keseluruhan dan jumlah
kasus meninggal dunia 4.010.834. Di Indonesia sendiri virus corona mulai di
deteksi setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua warga negara
yang telah positif corona pada tanggal 2 Maret 2020 (Jokowi Umumkan Dua
WNI Positif Corona Di Indonesia). Saat ini jumlah kasus corona di Indonesia
semakin meningkat, per tanggal 10 Juli berjumlah 2. 491.006 orang,
meninggal 65.457 dan sembuh 2.052.109 kasus seluruh Indonesia.

3
B. Patogenesis dan Patofisiologis
Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.
Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan
kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi,
kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus
yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat
membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular
tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa
ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber
utama untuk kejadian severe acute respiratorysyndrome (SARS) dan Middle
East respiratory syndrome (MERS) (Yuliana, 2020).
Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus
tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah
menemukan sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk
virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada dipermukaan virus.5
Protein S penentu utama dalam menginfeksi spesies host-nya serta penentu
tropisnya (Wang, 2020). Pada studi SARS-CoV protein S berikatan dengan
reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2).
ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru,
lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati,
ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri
vena, dan sel otot polos.20 Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi
replikasi gen dari RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi
dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan dari kompleks
replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus (Yuliana,
2020).
Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian
bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya).
Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi
peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa

4
waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai
muncul penyakit sekitar 3-7 hari (Yuliana, 2020).

C. Penularan
Virus corona merupakan zoonosis, sehingga terdapat kemungkinkan virus
berasal dari hewan dan ditularkan ke manusia. Pada Covid-19 belum
diketahui dengan pasti proses penularan dari hewan ke manusia, tetapi data
filogenetik memungkinkan Covid-19 juga merupakan zoonosis.
Perkembangan data selanjutnya menunjukkan penularan antar manusia
(human to human), yaitu diprediksi melalui droplet dan kontak dengan virus
yang dikeluarkan dalam droplet. Hal ini sesuai dengan kejadian penularan
kepada petugas kesehatan yang merawat pasien COVID-19, disertai bukti lain
penularan di luar Cina dari seorang yang datang dari Kota Shanghai, Cina ke
Jerman dan diiringi penemuan hasil positif pada orang yang ditemui dalam
kantor (Handayani, Dwi, Fathiyah, Erlina, & Helldy, 2020)
Penularan ini terjadi umumnya melalui droplet dan kontak dengan virus
kemudian virus dapat masuk ke dalam mukosa yang terbuka. Suatu analisis
mencoba mengukur laju penularan berdasarkan masa inkubasi, gejala dan
durasi antara gejala dengan pasien yang diisolasi. Analisis tersebut
mendapatkan hasil penularan dari 1 pasien ke sekitar 3 orang di sekitarnya,
tetapi kemungkinan penularan di masa inkubasi menyebabkan masa kontak
pasien ke orang sekitar lebih lama sehingga risiko jumlah kontak tertular dari
1 pasien mungkin dapat lebih besar (Handayani, Dwi, Fathiyah, Erlina, &
Helldy, 2020).

D. Klarifikasi Infeksi Covid-19


Berikut klasifikasi menurut buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disesase (COVID-19) per 27 Maret 2020 (Handayani, Dwi,
Fathiyah, Erlina, & Helldy, 2020):

5
1. Pasien dalam Pengawasan (PdP)
a) Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam
(≥38oC) atau riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit
pernapasan seperti: batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan, pilek,
pneumonia ringan hingga berat dan tidak ada penyebab lain
berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
b) Orang dengan demam (≥38oC) atau riwayat demam atau ISPA pada
14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan
kasus konfirmasi COVID-19.
c) Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.
2. Orang dalam Pemantauan (OdP)
a) Orang yang mengalami demam (≥38oC) atau riwayat demam; atau
gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran
klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang
melaporkan transmisi lokal.
b) Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti
pilek/sakit tenggorokan/batuk dan pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi Covid-
19.
3. Orang Tanpa Gejala (OTG)
Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang
konfirmasi Covid-19. Orang tanpa gejala merupakanseseorang dengan
riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi Covid-19.

6
E. Pencegahan
Pencegahan utama adalah membatasi mobilisasi orang yang berisiko
hingga masa inkubasi. Pencegahan lain adalah meningkatkan daya tahan tubuh
melalui asupan makanan sehat, meperbanyak cuci tangan, menggunakan
masker bila berada di daerah berisiko atau padat, melakukan olah raga,
istirahat cukup serta makan makanan yang dimasak hingga matang dan bila
sakit segera berobat ke RS rujukan untuk dievaluasi. Saat ini tersedia
vaksinasi untuk pencegahan primer. Pencegahan sekunder adalah segera
menghentikan proses pertumbuhan virus, sehingga pasien tidak lagi menjadi
sumber infeksi. Upaya pencegahan yang penting termasuk berhenti merokok
untuk mencegah kelainan parenkim paru (Handayani, Dwi, Fathiyah, Erlina,
& Helldy, 2020).
Pencegahan pada petugas kesehatan juga harus dilakukan dengan cara
memperhatikan penempatan pasien di ruang rawat atau ruang intensif isolasi.
Pengendalian infeksi di tempat layanan kesehatan pasien terduga di ruang
instalasi gawat darurat (IGD) isolasi serta mengatur alur pasien masuk dan
keluar. Pencegahan terhadap petugas kesehatan dimulai dari pintu pertama
pasien termasuk triase. Pada pasien yang mungkin mengalami infeksi COVID-
19 petugas kesehatan perlu menggunakan APD standar untuk penyakit
menular. Kewaspadaan standar dilakukan rutin, menggunakan APD termasuk
masker untuk tenaga medis (N95), proteksi mata, sarung tangan dan gaun
panjang (gown) (Handayani, Dwi, Fathiyah, Erlina, & Helldy, 2020).

F. Surveilans
Surveilans merupakan rangkaian proses pengamatan yang dilakukan terus
menerus, sistematis dan berkesinambungan dalam pengumpulan data, analisis,
dan interpretasi data kesehatan sebagai upaya untuk memantau kejadian
kesehatan agar dapat dilakukan penanggulangan yang efektif dan efisien.
Surveilans secara aktif dilakukan kepada setiap pelaku perjalanan jika datang
ke sebuah tempat sebelum melakukan perjalanan selanjutnya (Siregar, Yulia,
& Maduri, 2020).

7
Salah satu bentuk surveilans epidemiologi yaitu melakukan pengamatan
terhadap pelaku perjalanan dari wilayah dari negara/area terjangkit. Kegiatan
surveilans terhadap pelaku perjalanan dari negara terjangkit yang tidak
berisiko dan tidak bergejala dilakukan melalui pemantauan HAC (Health Alert
Card) yang diberikan di pintu masuk negara. Petugas pintu masuk negara
diharapkan melakukan notifikasi ke Dinas Kesehatan setempat sesuai dengan
alamat yang tertera di HAC (Siregar, Yulia, & Maduri, 2020).

8
BAB III
METODOLOGI

A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan dalam
mendukung pelaksanaan praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1) Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penilitian kali ini adalah dengan
menggunakan metode kuantitatif.
2) Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah kumpulan dari semua orang lain yang menjadi objek
perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Populasi
dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang terpapar covid-19 di wilayah
mandonga .
3) Sumber data penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
sumber data sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh
secara langsung dari petugas surveilans di puskesmas labibia.
4) Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik
penelitian. Dalam penelitian ini, obyek penelitiannya adalah masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Labibia yang terpapar
Covid-19.
5) Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni 2021 di Puskesmas Labibia
terletak di Jl. Imam Bonjol, Kecamatan Mandonga Kota Kendari.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Pengambilan Data


Puskesmas Labibia terletak di Jl. Imam Bonjol, Kecamatan Mandonga
Kota Kendari, sekitar 6 km dari ibukota provinsi serta memiliki kondisi
geografis daerah daratan rendah yang berbatasan dengan:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Gunung Nipa-Nipa
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Mandonga
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bondoala
Wilayah kerja Puskesmas Labibia terdiri dari 4 kelurahan dari 6 kelurahan
yang ada di Kecamatan Mandonga, yaitu:
1) Kelurahan Labibia
2) Kelurahan Wawombalata
3) Kelurahan Alolama
4) Kelurahan Anggilowu

B. Hasil
Tabel 1. Indikator Tenaga
Standar Tenaga
Item Tidak Total Keterangan
Sesuai
sesuai

Jumlah petugas 1 0 1 Petugas surveilans hanya 1


orang.
Kualifikasi Petugas surveilans lulusan
1 0 1 kesehatan masyarakat
pendidikan
peminatan epidemiologi.
Tidak rangkap
1 0 1 Petugas surveilans tidak
jabatan/tugas rangkap jabatan.

Pelatihan 2 0 2 Petugas surveilans


mengikuti pelatihan yang

10
diadakan sebanyak 2 kali.

Tabel 2. Indikator Sarana


Sarana Pendukungan
Item Keterangan
Ada Tidak Ada
Komputer dan
✓ Tidak ada sarana komputer
perlengkepannya
Referensi Referensi yang dipakai yaitu

survailens buku refisi 5

Tabel 3. Indikator Pembiayaan Kegiatan Surveilans


Item Sesuai Tidak Keterangan
Dana untuk ✓ - Ada dana untuk kegiatan
kegiatan survailens surveilans Covid-19
COVID-19
Kecukupan Dana ✓ - Dana untuk kegiatan surveilans
Covid-19 mencukupi

Tabel 4. Indikator Sumber Data Laporan Surveilans


Laporan Keterangan
Item
Ada Tidak
Ada puskesmas
Puskesmas Pembantu ✓ pembantu untuk
Puskesmas Labibia.
Puskesmas Labibia
Rumah Sakit ✓ memperoleh data
dari Rumah Sakit.
Puskesmas Labibia
memperoleh data
Klinik/Dokter Praktek ✓
dari Klinik/Dokter
Praktek.

11
Puskesmas Labibia
sudah pernah
Kunjungan Puskesmas ✓
melakukan
kunjungan.
Petugas surveilans
Survei Langsung ✓ melakukan
kunjungan langsung
Puskesmas
Masyarakat ✓ mendapatkan laporan
dari masyarakat.

Tabel 5. Frekuensi Pengumpulan Data


Frekuensi Pelaporan
Item Keterangan
Melapor Tidak
Laporan Mingguan ✓ Di Puskesmas
Labibia terdapat
laporan mingguan.
Survailens Terpadu (W2) ✓ Di Puskesmas
Labibia terdapat
surveilans terpadu.
Laporan KLB ✓ Di Puskesmas
Labibia terdapat
laporan KLB.

Tabel 6. Analisis dan Interpretasi Data


Item Ya Tidak Keterangan
Data yang dimiliki selalu diolah ✓ Data yang diperoleh
akan diolah oleh
petugas surveilans.
Data yang diolah disajikan ✓ Data yang diperoleh

12
dalam bentuk tabel/grafik/peta akan diolah dalam
bentuk tabel.
Data yang disajikan dianalisis ✓ Data yang diperoleh
akan diolah lalu
dianalisis oleh
petugas surveilans.
Data diolah dan dianalisis ✓ Data yang diolah dan
menurut wilayah dianalisis oleh
petugas surveilans
wilayah kerja
Puskesmas Labibia.

Tabel 7. Jumlah yang Terkonfirmasi Positif Covid-19


Tahun Jumlah Keterangan
2020 43 Dari bulan maret sampai desember
2021 13 Dari bulan januari sampai bulan
juni

C. Pembahasan
1. Tenaga
Berdasarkan standar KMK RI No. 1116/SK/VIII/2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan,
jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Labibia telah mencukupi
serta kualifikasi pendidikan petugas telah sesuai dengan standar indikator.
Suveilans menjadi kegiatan utama sebelum kasus covid 19 ditemukan,
yakni merupakan metoda yang diterapkan dengan ketat untuk mendata,
menganalisa dan mengawasi semua orang dan barang, lingkungkan yang
potensial menjadi sumber penularan penyakit yang datang/berasal dari
daerah terjangkit, membuat rekomendasi persiapan yang harus dilakukan
sesuai data/informasi surveilans lapangan seperti menyusun team, FGD
dengan ahli, melakukan pelatihan/simulasi pencegahan dan

13
penanggulangan pandemic, mengadakan koordinasi dan konsolidasi
dengan kab/kota, dsb., dan orang-orang yang teridentifikasi diinvestigasi
dan diharuskan melakukan karantina diri selama 14 hari.
2. Sarana
Sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk
membantu menyelesaikan tujuan dengan baik. Tanpa sarana tugas dan
tujuan spesifik tidak dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya.
Sedangkan menurut Depkes RI (2003) sarana dan prasarana merupakan
salah satu faktor pendukung terselenggaranya kegiatan surveilans,
sehingga sarana dan prasarana harus tersedia, dapat dimanfaatkan dengan
baik dan mudah dioperasikan.
Sarana yang ada masih kurang dan belum memenuhi standar indikator
yang telah ditetapkan dalam KMK No. 1116 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
Ketidaktersediaan sarana pendukung surveilans akan menyebabkan
terhambatnya kegiatan surveilans, banyak kegiatan spesifik yang tidak
terlaksana yang berakibat terhadap ketidakmampuan dan keterlambatan
dalam penanggulangan kasus COVID-19.
3. Dana
Dana yang tersedia dalam kegiatan surveilans COVID-19 di
Puskesmas Labibia sudah mencukupi untuk mendukung kegiatan
surveilans tersebut. Sehingga kegiatan surveilans dapat berjalan secara
optimal yaitu kegiatan surveilans dapat dijalankan sesuai dengan pedoman.
4. Sumber Data
Data pelaporan surveilans yang digunakan dalam survei Covid-19
berdasarkan data yang dikirim dari Rumah Sakit, klinik maupun dokter
praktek, dan melakukan tracking langsung ke masyarakat dengan
kunjungan rumah berdasarkan data dari Puskesmas. Sumber data yang
paling berperan dalam kegiatan surveilans COVID-19 di Puskesmas
Labibia adalah data yang diambil berdasakan surveilans langsung ke
masyarakat.

14
5. Frekuensi Pengumpulan Data
Frekuensi pengumpulan data mingguan dan bulanan di Puskesmas
Labibia sudah sesuai dengan pedoman sistem kewaspadaan dini dan
respon, sehingga hal ini membantu dalam penetapan status
kegawatdaruratan pada sektor wilayah tersebut.
6. Interpretasi dan Analisis Data
Data surveilans COVID-19 Puskesmas Labibia diolah kemudian
disajikan kedalam bentuk tabel, grafik, maupun peta, yang selanjutnya data
yang telah disajikan tersebut dianalisis berupa analisis perbandingan
menurut wilayah.
Dengan dilakukannya analisis data, hal ini sangat membantu karena
proses penyebaran informasi kepada pihak instansi terkait akan sangat
cepat. Selain itu data yang telah diolah lebih mudah dipahami dan dibaca
semua pihak termasuk pemegang kebijakan sehingga keputusan untuk
melakukan penanggulangan dapat dilaksanakan cepat dan tepat.
7. Jumlah yang terkonfirmasi Positif Covid-19
Adapun jumlah orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di
lingkungan kerja Puskesmas Labibia yaitu pada tahun 2020 berjumlah 43
orang (berdasarkan data surveilans dari bulan Maret sampai Desember)
dan pada tahun 2021 berjumlah 13 orang (berdasarkan data surveilans dari
bulan Januari sampai Juni).

15
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data penyakit Covid-19 Yang diperoleh di Puskesmas
Labibia terletak di Jl. Imam Bonjol, Kecamatan Mandonga Kota Kendari,
total dari Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 tahun 2020 berjumlah 43
orang Tahun 2021 per januari sampai dengan juni berjumlah 13
orang.Penyakit virus corona 2019 (corona virus disease/COVID-19) sebuah
nama baru yang diberikan oleh Wolrd Health Organization (WHO) bagi
pasien dengan infeksi virus novel corona 2019 yang pertama kali dilaporkan
dari kota Wuhan, Cina pada akhir 2019. Covid-19 (Corona Virus Disease-19)
merupakan penyakit menular dimana penularan ini terjadi umumnya melalui
droplet dan kontak dengan virus kemudian virus dapat masuk ke dalam
mukosa yang terbuka.Virus Corona atau dikenal dengan nama Covid-19
sangat mempengaruhi kehidupan di seluruh dunia.
Evaluasi sistem surveilans Covid-19 di Puskesmas Labibia berdasarkan
komponen imput adalah : jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Labibia dari
segi jumlah tenaga masih belum sesuai karena hanya terdiri dari 1 orang,
kualifikasi pendidikan sesuai, petugas tidak rangkap jabatan dan sudah pernah
mendapat pelatihan khusus tentang surveilans. Untuk sarana pendukung
surveilans di Puskesmas Labibia hanya satu indikator yang belum sesuai yaitu
komputer dan kelengkapannya. Akan tetapi referensi surveilans, pedoman
pelaksanaan survailens, formulir perekaman data survailens, dan dana
transportasi sudah sesuai. Di Puskesmas Labibia tersedia dana untuk
melaksanakan kegiatan surveilans Covid-19 secara optimal . Sumber data
yang paling berperan dalam kegiatan surveilans Covid-19 Puskesmas Labibia
bersumber dari data yang didapatkan oleh puskesmas pembantu, rumah sakit,
klinik, survei langsung dan dari masyarakat serta frekuensi pengumpulan data
mingguan dan bulanan dari puskesmas ke Dinas Kesehatan sudah sesuai
dengan pedoman pencegahan Covid-19.

16
B. Saran
Dinas Kesehatan perlu memperkuat kapasitas dan kapabilitas Puskesmas
sebagai unit terdepan dalam operasionalisasi sistem surveilans melalui
peningkatan dukungan dana serta sarana dan prasarana yang memadai.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Masdalina Pane & Ciciliah Widyaningsih (2020). Pedoman Teknis


Sureveilans Epidemiologi di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Dalam
Pengendalian Pandemi Covid-19. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
Handayani, D., D. R., F. I., E. B., & H. A. (2020). Penyakit Virus Corona 2019.
Jurnal Respirologi Indonesia, 119-129.
Siregar, P. A., Y. K., & M. S. (2020). Manajemen Surveilans Covid-19 di
Wilayah Kerja Bandar Udara Internasional Hang Nadim. Journal of
Health Epidemiology and Communicable Diseases, 73-81.
Wahidah, I., M. A., M. A., N. F., & R. A. (2020). Pandemik Covid-19: Analisis
Perencanaan Pemerintah dan Masyarakat dalam Berbagai Upaya
Pencegahan. Jurnal Manajemen dan Organisasi, 179-188.
Yuliana. (2020). Corona Virus Diseases (Covid-19); Sebuah Tinjauan Literatur.
Wellness and Healthy Magazine, 187-192.

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai