Anda di halaman 1dari 30

TELAAH JURNAL

KECEMASAN PADA LANSIA PADA MASA PANDEMI COVID 19

Oleh : Kelompok 3

Yuni Kartikawati

Herlin Indah Wisyastuti

Nita Rosiani

Ami Purnama

Lely Meilani Rahmania

Neli agustini

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG

2021
2
ABSTRAK

Pendahuluan: Tingginya angka kematian lansia dimasa pandemi Covid-19 berdampak


terhadap kondisi psikologis lansia seperti kecemasan, kondisi ini dapat menurunkan daya
tahan tubuh lansia, apalagi lansia yang memiliki penyakit comorbid. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada lansia
pada masa pandemi pandemi Covid-19. Tujuan: Untuk mengidentifikasi gambaran
kecemasan lansia pada masa covid-19. Metode Penelitian: Dengan menggunakan literature
review sebagai panduan pencarian artikel penelitian diperoleh dari internet menggunakan
situs Science Direct, dan Google Scholar. Hasil: . before after study dan observational study
dimasukkan ke dalam studi literatur ini. yang dapat merangkum keseluruhan jurnl yang
kemudian di interpretasikan sesuai dengan teori

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan telaah jurnal yang berjudul “Kecemasan pada
lansia pada masa covid 19” dapat terselesaikan.
Makalah ini akan membahas mengenai kecemasan pada lansia di masa pandemic
covid 19. Adapun isi dari makalah ini meliputi pengertian, tujuan, manfaat, dan pembahasan
tiap jurnal.
Dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari bantuan serta dorongan semua
pihak. Oleh karena itu diucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini masih memerlukan koreksi, maka kritik dan saran sangat diharapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua tenaga kesehatan khususnya yang
berkaitan dengan kecemasan pada Lansia

Bandung, 14 Juli 2021

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

ABSTRAK ………………………………………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1


1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 1
1.4.1 Tujuan Umum .................................................................................................. 1
1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................................. 1
1.3 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 1
1.6.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................... 1
1.6.2 Manfaat Praktis ................................................................................................ 2

BAB II METODOLOGI ..................................................................................................... 3

2.1 Jenis Penulisan .......................................................................................................... 3


2.2 Metode Penulisan ...................................................................................................... 3
2.3 Tempat dan Waktu .................................................................................................... 3
2.4 Etika Literature Review ............................................................................................ 3
2.4.1 Formulasikan Permasalahan.............................................................................
2.4.2 Literature Review …………………………………………………………….
2.4.3 Evaluasi Data …………………………………………………………………
2.4.4 Analisis dan Interpretasi ………………………………………………………
2.4.5 Metode Pencarian Jurnal Yang Ditelaah ………………………………………

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 6

3.1 Hasil yang berhubungan dengan jurnal


....................................................................................................................................
6
3.2 Teori yang terkait dengan jurnal …………………………………………………..
3.3 Pembahasan teori dan hasil jurnal …………………………………………………

v
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 24

4.1 Simpulan ................................................................................................................... 24


4.2 Saran .......................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


COVID-19 muncul pada Desember 2019, di kota Wuhan Provinsi Hubei tengah
Cina (Holshue et al., 2020). WHO menyatakannya Kesehatan Masyarakat Darurat
Kepedulian Internasional pada 30 Januari 2020 (WHO,2020b, 2020c)1. Secara global
sampai tanggal 2 Juli 2020, ada 10.667.217 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan
sebanyak 515.646 kasus kematain.2 Peningkatan status Covid-19 dari epidemi ke
pandemi secara resmi diumumkan World Health Organization (WHO) pada tanggal 11
Maret 2020 (WHO, 2020).
COVID-19 di Indonesia dilaporkan pertama kali pada tanggal 2 Maret 2020
sejumlah dua kasus3Data di Indonesia hingga tanggal 30 Juni 2020, sebanyak 56.3855
kasus konfirmasi, 24.806 kasus yang sembuh, 2.876 kasus yang meninggal, dan 25.610
kasus dalam perawatan. Kecemasan atau ansietas adalah suatu perasaan takut akan
terjadinya sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya dan merupakan sinyal yang
membantu individu untuk bersiap mengambil tindakan menghadapi ancaman. Pengaruh
tuntutan, persaingan, serta bencana yang terjadi dalam kehidupan dapat membawa
dampak terhadap kesehatan fisikdan psikologi. Salah satu dampak psikologi yaitu
ansietas atau kecemasan. kecemasan dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat
hingga 30-40%4.
Hipertensi merupakan penyakit pembunuh nomor satu diseluruh dunia. Hipertensi
merupakan faktor risiko utama terjadinya kematian secara medadak bagi penderitanya
5.
Menurut Geneva, Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan peningkatanan
tekanan darah melebihi batas normal dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Disamping menyebabkan kerusakan jantung, otak dan
ginjal, tekanan darah yang tinggi juga merupakan faktor yang dapat menimbulkan
penyakit kardiovaskuler, yang dapat meningkatkan mordibitas dan mortalitas penyakit
kardiovaskuler. Penyakit darah tinggi lebih rentan menyerang para lansia seiring
bertambahnya usia, sehingga berpotensi menyebabkan pengerasan pembuluh darah.
Pengerasan tersebut mengurangi kelenturan pembuluh darah arteri besar dan aorta,
sehingga pada lansia lebih rentan mengidap tekanan darah tinggi. Berdasarkan data dari
WHO 2018 (World Health Organization), penyakit hipertensi menyerang 51% atau 1,5

1
miliar orang penduduk dunia. Sedangkan berdasarkan data di Asia Tenggara tahun 2018,
angka kejadian hipertensi mencapai 36% atau 1,5 juta orang.
Berdasarakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia tahun 2018,
prevalensi kejadian hipertensi sebesar 34,11%. Hipertensi dari hasil riskesdas yang
diderita oleh lansia adalah 63,5% 6. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat tahun 2018, prevalensi hipertensi sebesar 40.1%. %. Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kabupaten Cirebon jumlah keseluruhan penderita hipertensi di puskesmas
tahun 2018 sebanyak 58.271 jiwa atau 4,12%. Berdasarkan data Puskesmas Pamengkang
Kabupaten Cirebon tahun 2020, menujukkan jumlah lansia dengan kasus hipertensi yaitu
70 orang.
Kurangnya pengetahuan tentang pandemic Covid-19 dapat menimbulkan
berbagai macam spekulasi tentang penyebaran virus Corona, sehingga menimbulkan
kecemasan yang dapat menurunkan sistem imun tubuh seseorang dan dapat pula
meningkatkan tekanan darah lansia. Dengan menurunnya sistem imun seseorang maka
virus tersebut mudah menyerang seseorang dan meningkatnya tekanan darah dapat
mengancam nyawa seseorang, sehingga pemerintah perlu memberikan informasi yang
baik tentang pandemic Covid-19. Faktor yang menyebabkan seseorang merasa cemas
akan pandemic ini adalah informasi yang kurang tepat yang didapatkan seseorang
tentang penyakit tersebut.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melihat lebih dalam beberapa
literatur terkait manfaat senam lansia bagi kesehatan lansia. Tujuan kajian pustaka ini
adalah untuk mengetahui berbagai manfaat kesehatan yang diberikan senam lansia
sehingga nantinya dapat dijadikan rekomendasi untuk intervensi modalitas yang terapeutik
untuk lansia.

1.2 TUJUAN
1.2.1.1 Tujuan umum
Untuk menjelaskan gambaran dan tingkat kecemasan pada lansia

1.2.1.2 Tujuan khusus


1 Mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan pada lansia
2 Mengidentifikasi gambaran kecemasan lansia yang memiliki komorbid
3 Menganalisis hubungan kecemasan dengan

2
3.1 MANFAAT
1.3.1 Manfaat Teoritis
Bagi program studi pendidikan profesi Ners, diharapkan literatur ini dapat
dijadikan sebagai perkembangan teori yang dapat diterapkan dalam teori tambahan,
aplikasi dalam asuhan keperawatan dasar, sebagai pengetahuan dan wawasan
dalam upaya menurunkan kecemasan pada lansia.

1.3.2 Manfaat Praktis


Diharapkan dapat dijadikan sebagai teori yang bisa dikembangkan luas bagi
perawat dalam memodifikasi aplikasi asuhan keperawatan pada lansia dengan
teknik-teknik baru sebagai upaya ,menurunkan kecemasan pada lansia.

3
BAB II

METODOLOGI

2.1 Jenis Penulisan


Jenis penulisan yang digunakan adalah literature review. Literature Review
merupakan uraian analisa kritis mengenai teori, temuan, dan bahan penelitian lainnya yang
diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian dalam menyusun
kerangka pikir yang jelas dari perumusan masalah yang akan diteliti.

2.2 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah literature review
berbasis journal, dengan beberapa tahap yakni; penentuan topik besar, screening journal,
coding journal, dan menentukan tema dari referensi jurnal yang didapatkan.

2.3 Lokasi dan Waktu


Lokasi yang digunakan untuk melakukan literature review bertempat di Institut
Kesehatan Rajawali. Adapun waktu yang digunakan selama 7 hari, dimulai dari tanggal 12
Juli sampai dengan 19 Juli 2021.

2.4 Etika Literature Review


Dalam melakukan penulisan ini, struktur penulisan yang harus diperhatikan meliputi:
formulasi permasalahan, pencarian literatur, evaluasi data, analisis dan interpretasi.
2.4.1 Formulasikan Permasalahan
Merumuskan atau menyusun sesuai topik yang akan diambil dalam bentuk
yang tepat. Dalam pemformulasian masalah yang dibahas, ditulis dalam bentuk
tinjauan pustaka yang mengacu pada jurnal atau hasil studi pustaka. Penulisan
dilakukan secara kronologis dari penelitian–penelitian sebelumnya.

2.4.2 Pencarian Literatur


Proses ini berawal dari pengumpulan jurnal yang berjumlah 10 jurnal.
Literatur dari jurnal yang dikumpulkan harus relevan dengan topik. Screenning
dilakukan untuk memudahkan proses codding yang bertujuan untuk mengevaluasi
data yang muncul sebagai kelolaan sub topik.

4
2.4.3 Evaluasi Data
Proses ini lebih mengarahkan penulis kepada pengelompokan sub-sub topik
yang dikontribusikan dari hasil codding. Data yang didapatkan dari journal
codding dapat berupa data kualitatif, data kuantitatif maupun data yang berasal dari
kombinasi keduanya. Data yang telah dikelompokan akan dilihat kembali compare
(kesamaan) dan contrast (ketidaksamaan) baik dari segi kelebihan dan kelemahan
untuk mengidentifikasi level of significance yang terdiri dari literatur utama
(significant literature) dan literature penunjang (collateral literature).

2.4.4 Analisis dan Interpretasi


Proses akhir dari penulisan literature review adalah menganalisis dan
menginterpretasikan data dalam sub topik. Pandangan yang kritis diperlukan untuk
memparafrasekan isi sub topik (literature of journal).

2.4.5 Metode Pencarian


Literature Review ini menggunakan 4 (empat) media atau metode pencarian
jurnal, yaitu sebagai berikut:
• www.google.com
• Proquest.com
• Sciencedirect.com

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL YANG BERHUBUNGAN DENGAN JURNAL


Pada bab ini menggambarkan tentang literature review tentang kecemasan pada
lansia

3.1.1 Pengaruh edukasi terhadap kecemasan pada lansia pada masa covid -19
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasy eksperimental
dengan Sampel penelitian: 40 sampel dan tehnik pengambilan sample Purposive
sampling

Hasil penelitian ini : ada perbedaan yang signifikan antara kecemasan tentang
penularan Covid-19 sebelum dan setelah diberikan edukasi dan ada pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap kecemasan keluarga p (0,013).

3.1.2 Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang covid 19 terhadap tingkat


Kecemasan pada Lansia yang memiliki hipertensi tahun 2020
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian menggunakan metode
descriptive correlation dengan sampel sejumlah 32 sampel dengan teknik
penelitian: convenience dengan metode snowballing
Hasil penelitian ini, tidak ada hubungan yang signifikan hubungan antara
tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan lansia terhadap COVID-19. nilai p-value
0,619>0,05

3.1.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan pada lansia


terhadap covid-19 tahun 2021
Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian : deskripsi kuantitatif
pendekatan cross sectional dengan sample sejumlah 28 sample penelitian accidental
sampling
Hasil penelitian interpretasi bahwa terdapat hubuhgan antara pengetahuan
tentang covid 19 dengan tingkat kecemasan pada lansia.

3.1.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia tentang covid -19 dengan Gangguan
Psikologis Lansia di Masa Pandemik

6
Penelitian ini menggunakan metode penelitian metode kuantitatif desktiptif
dengan sample penelitian 88 sample dengan teknik penelitian sample purposive
sample.
Hasil: terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan tingkat
kesepian dengan nilai p=0,000.

3.1.5 Faktor yang berhubungan dengan Covid dengan tingkat kecemasan lansia
pada masa Pandemi Covid 19
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan
dengan tingkat kecemasan pada lansia pada masa pandemi pandemi Covid-19 di
Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin. Penelitian dilakukan pada
bulan November 2020. Desain penelitian deskriptif analitik, dengan teknik
pengambilan sampel Total sampling. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 110
lansia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terpimpin
dengan menggunakan kuesioner Self Reporting Qoutioner (SRQ-20) yang terdiri
dari 20 item pertanyaan. Metode analisa data dalam penelitian ini analisa univariat
menggunakan analisis distribusi frekuensi. Dan analisa bivariat menggunakan uji chi
square. Hasil penelitian Ada hubungan umur lansia dengan tingkat kecemasan yang
dialami lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin Kab. Padang Pariaman.Tidak ada
hubungan jenis kelamin, tingkat pengetahuan dan penyakit yang diderita lansia
dengan tingkat kecemasan yang dialami lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin
Kab. Padang Pariaman
3.1.6 Implementasi Promosi Kesehatan melalui latihan fisik dalam upaya
meningkatkan kesehatan lansia Pada Masa Covid 19
. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan latihan fisik lansia sebagai upaya
meningkatkan kesehatan di masa pandemi covid 19. Metode pelaksanaan dengan
metode ceramah (pemberian edukasi) dan pembentukan kader pojok lansia yang
melibatkan warga sekitar dengan tujuan pemberdayaan masyarakat. Pembentukan
pojok lansia melalui Pelatihan Kader diharapkan dapat menggerakkan kader dalam
upaya meningkatkan kesehatan warga. Pelatihan kader berisi materi pelatihan
kader, pembekalan mengenai kesehatan lansia, gizi lansia selama pandemi dan
teknik aktifitas fisik yang dilakukan lansia dimasa pandemi.
3.1.7 Kecemasan Masyarakat terhadap Covid-19 berdasarkan Usia dan Zona
tempat tinggal

7
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dan perbedaan tingkat
kecemasan masyarakat terhadap pandemi COVID19 berdasarkan usia dan zona
tempat tinggal serta implikasinya terhadap bimbingan dan konseling. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif komparatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat 12 Kabupaten/Kota di Provinsi
Riau dengan teknik pengambilan sampel menggunakansimple random
samplingyang mana didapatkan sampel sebanyak 200 orang mulai dari usia
remaja sampai dengan usia lanjut dengan rincian 100 orang berasal dari
wilayah zona merah dan 100orang berasal dari wilayah zona hijau penularan
COVID-19. Instrumen penelitian menggunakan angket tingkat kecemasan
masyarakat dengan opsi jawaban mengacu pada skala likert. Instrumen
penelitian ini disebarkan dengan menggunakan aplikasi google formulir yang
dimulai dari bulan April sampai dengan mei 2020.

3.1.8 Gambaran Tingkat depresi pada lansia di Masa Pandemic Covid-19

3.1.9 Tingkat Kecemasan bagi lansia yang memiliki penyakit penyerta di tengah
situasai Pandemic Covid-19

Kecemasan yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 dirasakan oleh para orang tua yang
telah berusia lanjut (lansia), terutama lansia yang memiliki penyakit penyerta seperti:
Hipertensi, Jantung dan Diabetes Melitus. Kondisi pandemi COVID-19 tentu akan
menambah tingkat kecemasan yang dialami lansia dengan penyakit penyerta. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh lansia dengan
penyakit penyerta (komorbid) disituasi pandemi yang berada di Kecamatan Parongpong,
Kabupaten Bandung Barat. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kuantitatif, pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling.
Sampel pada penelitian ini adalah lansia (usia 60 tahun ke atas) dengan penyakit
komorbid (jantung, hipertensi, diabetes melitus). Pengumpulan data menggunakan
kuesioner dan informed consent bekerja sama dengan Puskesmas Parongpong dan klinik
Unai kecamatan parongpong dengan mengikuti protokol kesehatan. Hasil yang diperoleh
adalah tingkat kecemasan yang dialami oleh lansia dengan penyakit penyerta (komorbid)
adalah berat sekali dengan skala tingkat kecemasan 30.35. Lansia penderita penyakit
hipertensi mengalami tingkat kecemasan berat sekali dengan skala tingkat kecemasan
31.43, penderita penyakit Jantung mengalami tingkat kecemasan berat dengan skala

8
tingkat kecemasan 29.41, dan penderita penyakit Diabetes Melitus mengalami tingkat
kecemasan berat dengan skala tingkat kecemasan 29.67.

3.1.10 Hubungan Pandemi Covid-19 dan PSBB dengan Gangguan Depresi pada
lansiadi Panti Werdha Hana Ciputat Jakarta Tahun 2021
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian menggunakan metode
descriptive analitik dengan sampel sejumlah 110 sampel dengan teknik penelitian
menggunakan total sampling
Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah responden 110 sampel Ada
hubungan umur lansia dengan tingkat kecemasan yang dialami lansia di PSTW
Sabai Nan Aluih Sicincin Kab. Padang Pariaman. Tidak ada hubungan jenis
kelamin dengan tingkat kecemasan yang dialami lansia di PSTW Sabai Nan Aluih
Sicincin Kab. Padang Pariaman Padang Pariaman. Tidak ada hubungan
pengetahuan dengan tingkat kecemasan yang dialami lansia di PSTWSabai Nan
Aluih Sicincin Kab. Tidak ada hubungan penyakit dengan tingkat kecemasan yang
dialami lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin Kab. Padang Pariaman

3.2 Teori Yang Terkait Dengan Jurnal


3.2.1 Lansia
3.2.2.1 Definisi Lansia dan Proses Menua
Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok
yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging
Process atau proses penuaan.
Seseorang dikatakan lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, karena
faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,
rohani maupun sosial (Nugroho, 2012).
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-
tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan,
pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring
meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada

9
kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh
pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada
activity of daily living (Fatimah, 2010).

3.2.2.2 Teori Proses Menua


Menurut Depkes RI (2016) tentang proses menua yaitu:
1. Teori-teori biologi
a. Teori genetik dan mutase (somatic mutatie theory)
b. Pemakaian dan rusak
c. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
d. Teori“immunology slow virus”
e. Teori stress
f. Teori radikal bebas
g. Teori rantai silang
h. Teori program
2. Teori Kejiwaan Sosial
a. Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
b. Kepribadian berlanjut (continuity theory)
c. Teori pembebasan (disengagement theory)
3.2.2.3 Batasan Lanjut Usia
Menurut World Health Organization (WHO), ada empat tahapan
lanjut usia yaitu:
a. Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
3.2.2.4 Karakteristik Lansia
Lansia memiliki karakteristik yang berusia lebih dari 60 tahun, kebutuhan
dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, kebutuhan
biopsikososial dan spiritual, kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif (Maryam,
2008).

3.3.2.5 Menurut Depkes RI (2013) klasifikasi lansia terdiri dari:


1. Pra lansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
2. Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3. Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun lebih dengan

10
masalah kesehatan.
4. Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
kegiatan yang dapat mengahasilkan barang atau jasa
5. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain
3.3.2.6 Ciri-ciri lansia
Menurut Depkes RI (2016), ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut
1. Lansia merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis sehingga motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran
pada lansia. Misalnya lansiayang memiliki motivasi yang rendah dalam
melakukan kegiatan, maka akanmempercepat proses kemunduran fisik, akan
tetapi ada juga lansia yang memilikimotivasi yang tinggi, maka kemunduran
fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
2. Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap
lansiadan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang
lebih senangmempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat
menjadi negatif, tetapiada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada
orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri
bukan atas dasar tekanan dari lingkungan Misalnya lansia menduduki jabatan
sosial di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak
memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena usianya.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan
bentuk perilaku yang buruk.Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula. Contoh: lansia yang tinggal
bersama keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena
dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan lansia menarik
diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang
rendah.
3.3.2.7 Perubahan-perubahan pada Lansia
11
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara
degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia,
tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan seksual
(Azizah dan Lilik M, 2011).
1. Perubahan Fisik
Adanya perubahan pada sistem indra, integument, musculoskeletal,
kardiovaskuler, respirasi, pencernaan dan metabolisme, perkemihan, saraf dan
reproduksi.
2. Perubahan Kognitif
Daya Ingat (Memory), IQ (Intellegent Quotient), kemampuan Belajar
(Learning), kemampuan pemahaman (Comprehension); pemecahan masalah
(Problem Solving), pengambilan keputusan (Decision Making), kebijaksanaan
(Wisdom), kinerja (Performance), motivasi (Motivation).
Pada lansia terjadi penurunan fungsi kognitif. Fungsi kognitif adalah
kemampuan berfikir rasional yang terdiri dari beberapa aspek. Fungsi kognitif
diukur dengan Mini Mental State Examination (MMSE). Hasil skornya yaitu
kognitif normal (skor: 16–30) dan gangguan kognitif (skor: 0-15). Aspek yang
dinilai pada MMSE adalah status orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi,
memori, bahasa dan kemampuan menulis serta menggambar spontan (Folstein
dkk, 1975).
Fungsi kognitif yang menurun dapat menyebabkan terjadinya
ketidakmampuan lansia dalam melakukan aktifitas normal sehari-hari. Hal ini
dapat mengakibatkan para lansia sering bergantung pada orang lain untuk
merawat diri sendiri (care dependence) pada lansia (Reuser dkk, 2010).
Olahraga atau latihan fisik merupakan kegiatan yang dapat menghambat
kemunduran kognitif akibat dari penuaan. Peningkatan kebugaran fisik serta
senam otak (Senam Vitalisasi Otak) dapat meningkatkan potensi kerja otak
(Markam dkk, 2006).
Faktor usia dapat berhubungan dengan fungsi kognitif. Perubahan yang
terjadi pada otak akibat bertambahnya usia antara lain fungsi penyimpanan
informasi (storage) hanya mengalami sedikit perubahan. Sedangkan fungsi
yang mengalami penurunan yang terus menerus adalah kecepatan belajar,
kecepatan memproses informasi baru dan kecepatan beraksi terhadap
rangsangan sederhana ataukompleks, penurunan ini berbeda antar individu
(Lumbantobing, 2006).
12
3. Perubahan Psikologi/Mental
Perubahan psikologis pada lansia dipengaruhi oleh keadaan fisik lansia
yang mengalami penurunan, kondisi kesehatan pada lansia, tingkat pendidikan
pada lansia, keturunan (hereditas), serta kondisi lingkungan dimana lansia
berada. Perubahan psikologis pada lansia adalah kenangan (memory) serta IQ
(Intellgentia Quantion) yakni kemampuan verbal lansia, penampilan lansia,
persepsi lansia serta ketrampilan psikomotor lansia menjadi berkurang.
4. Perubahan Psikososial
Lansia akan mengalami penurunan tingkat kemandirian dan psikomotor.
Tingkat kemandirian yakni kemampuan lansia untuk melakukan sesuatu.
Fungsi psikomotor yakni meliputi gerakan, tindakan, serta koordinasi. Adanya
penurunan fungsi pada tingkat kemandirian serta psikomotor menyebabkan
lansia mengalami suatu perubahan dari sisi aspek psikososial. Hal ini tentunya
dikaitkan dengan kepribadian lansia (Hardywinoto dan T., 2005)

3.2.2 Kecemasan
3.2.2.1 Kecemasan

3.3 Pembahasan teori dan hasil jurnal


3.3.1 Pengaruh edukasi terhadap kecemasan pada lansia pada masa covid -19
Hasil; bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kecemasan tentang penularan
Covid-19 sebelum dan setelah diberikan edukasi dan ada pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap kecemasan keluarga p (0,013). Kesimpulan; bahwa ada perbedaan signifikan
dari frekuensi kecemasan tentang COVID-19 sebelum dilakukan intervensi dan sesudah
dilakukan intervensi edukasi kesehatan.
Hasil yang diharapkan dari edukasi kesehatan adalah terjadinya perubahan pola
pikir dan sikap individu, keluarga dan masyarakat untuk dapat menanamkan pola pikir
dan prinsip sehat dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Menurut asumsi peneliti menjelaskan bahwa edukasi tentang penularan Covid-
19 adalah kewajiban bersama, edukasi berupa informasi yang benar dan tidak ambigu
hanya bisa diperoleh dari tenaga kesehatan yang kompeten. Lansia perlu mendapatkan
perhatian khusus bagi tenaga kesehatan karena merupakan kelompok rentan terdampak
penularan Covid-19. Hal ini sejalan dengan Penelitian ini sejalan dengan penelitian Li et
al. (2020), menemukan bahwa dibutuhkan informasi kesehatan tentang Covid-19 yang
akurat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Menurut Balkhi,
13
Nasir, Zehra, and Riaz (2020), menemukan bahwa laki-laki cenderung lebih sering
mencuci tangan di bandingkan dengan perempuan. Namun secara umum perbandingan
antara jenis kelamin tidak begitu signifikan berbeda hanya saja sedikit perubahan seperti
laki-laki lebih cenderung takut meninggalkan rumah setelah pandemi, berpura-pura sakit
untuk menghindari datang ke tempat kerja atau kuliah dan mempertimbangkan berhenti
atau mengambil cuti. Sedangkan perempuan lebih cenderung membeli lebih banyak
makanan untuk stok karena takut kehabisan. Penelitian ini juga menemukan bahwa usia
diatas 35 tahun lebih merasa cemas di bandingkan dengan kelompok umur di bawah 35
tahun di karenakan usia di bawah 35 tahun merasa cemas akibat menonton atau membaca
dan mendengarkan berita tentang Covid-19

3.3.2 Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang covid 19 terhadap tingkat Kecemasan


pada Lansia yang memiliki hipertensi tahun 2020
Tingkat pengetahuan tentang COVID-19 pada lansia dalam kategori cukup masih dapat
ditingkatkan. Dengan pengetahuan yang baik maka penularan dapat diminimalkan. Hal
ini dapat dilakukan dengan memberikan bahan bacaan kepada lansia, menganjurkan
untuk mendengar informasi aktual tentang COVID19 dari sumber sumber atau media-
media yang dapat dipercaya (Saputra & Simbolon, 2020). Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa tingkat kecemasan lansia berada dalam kategori ringan/tanpa gejala.
Ini terbukti karena mayoritas responden yaitu berjumlah 20 responden (63%) tidak
memiliki gejala dan sebagian kecil mengalami kecemasan yang ringan. Namun ada juga
responden mengalami kecemasan berat 1 orang (4%). Hal ini menunjukan bahwa masih
ada yang lansia yang merasa cemas terhadap COVID-19. Karena pengetahuan
merupakan dasar dari tindakan seseorang, sehingga menstimulus seseorang untuk
melakukan sesuatu.
Pengetahuan dapat diperoleh dari sumber yang berbeda-beda dan pengetahuan yang
cukup memampukan seseorang mengurangi kecemasan dalam menghadapi
perubahanperubahan yang terjadi (Mukhoirotin, 2016). Meskipun tingkat pengetahuan
maupun tingkat kecemasan lansia terhadap COVID19 berada dalam sebagian besar
dalam kategori cukup baik artinya meskipun sudah lanjut usia namun, lansia masih
memiliki pengetahuan dalam berpartisipasi untuk mencegah penularan dan COVID-19
dan lansia terbanyak tidak memiliki gejala tentang kecemasan terhadap COVID-19.
Menurut (Sirait,2020) kecemasan atau anxiety merupakan suatu kondisi psikologis atau
bentuk individu berupa ketegangan, kegelisahan, kekhawatiran yang berkesan dengan
perasaan terancam dan ketakutan oleh ketidakpastian pada masa mendatang bahwa
14
sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai macam
faktor, salah satunya adalah pengetahuan yg kurang (Suwandi dan Malinti, 2020).
Kecemasan adalah ketakutan, kekhawatiran dan kegelisahan yang berdampak pada
perubahan perilaku seperti, menarik diri dari lingkungan, sulit fokus dalam beraktivitas,
susah makan, mudah tersinggung, rendahnya pengendalian emosi amarah, tidak logis,
susah tidur (Jarnawi, 2020). Itulah sebabnya dengan pengetahuan yang cukup maka
kecemasan dapat diturunkan dan tentunya dampakdampak negatif dari kecemasan itu
sendiri. Sebaliknya pengetahuan yang kurang dapat menimbulkan kecemasan. Seperti
yang ditemukan oleh Manurung et al. (2020) siswa yang berpengetahuan rendah
memiliki kecemasan yang berat.

3.3.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan pada lansia terhadap
covid-19 tahun 2021
Didapati bahwa tingkat pengetahuan lansia termasuk dalam kategori cukup
dengan nilai rata-rata 79.92%. Sementara pada tingkat kecemasan lansia terdapat dalam
kecemasan ringan/tanpa gejala sebanyak 63% Hubungan tingkat pengetahuan dan
kecemasan berada pada kategori hubungan lemah dengan nilai r hitung adalah -0,091
namun nilai p-value 0,619>0,05 yang mengindikasikan tidak ada hubungan yang
signifikan hubungan antara tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan lansia terhadap
COVID-19.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara pengetahuan dan tingkat kecemasan lansia tentang tentang
COVID19. Walaupun tidak signifikan ada hubungannya dalam kategori rendah namun
didapati bahwa tingkat pengetahuan berada dalam kategori cukup dan tingkat kecemasan
ringan. Walaupun belum bisa digeneralisasi namun diharapkan dengan hasil penelitian
ini sekelompok lansia tidak terlalu cemas terhadap COVID-19. Pada penelitian-penelitian
selanjutnya dapat diteliti faktor-faktor atau koping mekanisme apa yang digunakan lansia
untuk mengurangi kecemasan selain meningkatkan pengetahuan mereka. Pengetahuan
bukanlah satu-satunya faktor masih dibutuhkan evaluasi tentang faktor-faktor lain seperti
faktor ekonomi, hubungan keluarga, dan faktor lainnya. Untuk itu peneliti menyarankan
dalam penelitianpenelitian berikutnya untuk mengkaji faktorfaktor lainnya yang dapat
menyebabkan kecemasan pada lanjut usia

15
3.3.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia tentang covid -19 dengan Gangguan
Psikologis Lansia di Masa Pandemik

3.3.5 Faktor yang berhubungan dengan Covid dengan tingkat kecemasan lansia pada
masa Pandemi Covid 19
Hasil penelitian Ada hubungan umur lansia dengan tingkat kecemasan yang dialami
lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin Kab. Padang Pariaman.Tidak ada hubungan
jenis kelamin, tingkat pengetahuan dan penyakit yang diderita lansia dengan tingkat
kecemasan yang dialami lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin Kab. Padang
Pariaman. Kecemasan lansia timbul dari rasa kekhawatiran yang tidak jelas dan
menyebar yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti, tidak berdaya, serta obyek
yang tidak spesifik. Kecemasan tersebut dimanifestasikan secara langsung melalui
perubahan fisiologis seperti (gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, nyeri
abdomen, sesak nafas) dan secara perubahan perilaku seperti (gelisah, bicara cepat,
reaksi terkejut) dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala sebagai upaya untuk
melawan kecemasan (Febrina & Lesmana, 2015) . Hasil dari kuesioner didapatkan
bahwa kecemasan yang ditemukan pada lansia menunjukkan gejala ringan dimana
sebagian besar lansia menjawab adanya perasaan khawatir dan takut serta tidur yang
tidak nyenyak, nafsu makan terganggu, namun untuk aktifitas dan konsentrasi tidak
terganggu. Hubungan Umur dengan Tingkat Kecemasan Lansia di PSTW Sabai Nan
Aluih Semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin matang dalam menghadapi
masalah, hal ini disebabkan karena banyaknya pengalaman menggunakan koping untuk
menyelesaikan masalah sehingga lansia mudah beradaptasi dengan keadaannya.
Hubungan Jenis Kelamin dengan Kecemasan Hal ini sejalan dengan penelitian Heningsih
(2014), bahwa didapatkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat
kecemasan di Panti Dharma Bhakti Kasih Surakarta (Heningsih, 2014). Menurut Sri
Redjeki, dkk (2019), yang berkaitan dengan kecemasan wanita lebih rentan dibandingkan
dengan laki – laki, karena laki – laki lebih aktif dan eksploratif dalam merespon
kecemasannya, sedangkan wanita lebih sensitif dan memilih memendam semua
perasaannya, wanita merasa tabu untuk bercerita akan stressor sehingga lebih cenderung
berkoping maladaftif, laki – laki lebih sering berinteraksi dengan dunia luar sedangkan
wanita lebih banyak diam di tempat atau di rumah (Sri Redjeki & Tambunan, 2019).
PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin Kab. Padang Pariaman mempunyai banyak kegiatan
diantaranya senam lansia yang diikuti baik oleh lansia laki-laki maupun lansia
16
perempuan. Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak
memberatkan yang diterapkan pada lansia. Senam lansia tidak hanya menyehatkan fisik
tetapi juga dapat menjaga mental dan emosi. Aktivitas ini setidaknya dapat
mempertahankan emosi lansia tetap stabil, senantiasa bahagia, tidur lebih nyenyak serta
mengkondisikan pikiran tetap segar. Para lansia baik lansia laki laki maupun wanita
umumnya cukup aktif mengikuti senam sehingga tidak ada perbedaan yang bermakna
untuk tingkat kecemasannya

3.3.6 Implementasi Promosi Kesehatan melalui latihan fisik dalam upaya meningkatkan
kesehatan lansia Pada Masa Covid 19
Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya suatu perilaku terbuka atau
open behavior (Donsu, 2017). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang dimilikinya. Pengetahuan seseorang
sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan (Notoatmodjo,
2014).
Peningkatan Usia (thn) Jenis Kelamin Jumlah (orang) 55-64 Laki-laki Perempuan 64 65 >65 Laki-
laki 63 Perempuan 84 Total 276 Persentase (%) Pre test Post test 45 80 Jurnal Pengabdian
Masyarakat (JUPEMAS) Volume 1, No 2, Oktober 2020 36 pengetahuan tidak mutlak diperoleh
dari pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal. Cara non
formal dapat diperoleh dengan mengikuti pelatihan dan penyuluhanpenyuluhan. Salah satu
kegiatannya adalah pembentukan kader “pojok lansia”. Tema pelatihan kader yang diberikan
adalah PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) pada masa
pandemic Covid-19, pemahaman tentang lansia, nutrisi pada lansia, senam khusus lansia dan
PTM (Penyakit Tidak Menular) pada lansia.
3.3.7 Kecemasan Masyarakat terhadap Covid-19 berdasarkan Usia dan Zona tempat
tinggal

3.3.8 Gambaran Tingkat depresi pada lansia di Masa Pandemic Covid-19


Lansia merupakan tahap lanjut dari kehidupan dimana terjadi penurunan kemampuan
tubuh dalam melakukan adaptasi terhadap stress lingkungan. Perubahan fungsi fisik,
perubahan fungsi kognitif, dan perubahan psikososial merupakan perubahan yang terjadi
pada proses penuaan yang dapat membuat timbulnya depresi pada lansia.(Kurniawan,
2016) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis kelamin lansia yang mengalami depresi
sebagian besar adalah perempuan dengan jumlah 42 orang (70 %), dan Laki-laki 18
orang (30 %). Menurut penelitian Kurniawan, et all depresi lebih sering terjadi pada

17
wanita. Depresi merupakan endapan dari perasaan cemas yang dapat dipengaruhi oleh
perubahan hormon. Adanya depresi pada wanita berkaitan dengan ketidakseimbangan
hormon pada wanita menambah
ingginya prevalensi depresi. Ketidakseimbangan hormon dapat terjadi pada wanita yang
mengalami menopause atau pasca melahirkan. Menopouse yang terjadi dapat
memengaruhi keadaan psikologis pada wanita seperti mudah tersinggung, cepat marah,
merasa tertekan, merasa tidak berguna, mudah lupa, dan dapat mengalami depresi ringan
pada masa perubahan hormonal. Pada wanita usia lanjut, depresi juga terkait dengan
meningkatnya sensitivitas perasaan sehingga lebih mudah merasa tersinggung di samping
merasa lebih rentan terhadap masalah yang dihadapi. (Kurniawan, 2016). Penelitian oleh
Agus yang menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat depresi pada lansia. Hasil penelitian Agus Bhayu, 2014
mengemukakan bahwa berdasarkan karakteristik jenis kelamin, menunjukkan bahwa
proporsi kejadian depresi lebih banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan
dibandingkan laki-laki. Menurut beberapa studi lansia perempuan memang memiliki
risiko depresi lebih tinggi dibandingkan dengan lansia lakilaki dengan perbandingan
antara perempuan dan laki-laki yaitu 2:1. Selain itu hasil yang serupa juga didapatkan
pada penelitian yang dilakukan oleh Leal et all 2014 yang melakukan penelitian
prevalensi pada lansia di Portugal dan Brazil mendapatkan hasil bahwa proporsi
terjadinya depresi pada lansia lebih banyak pada perempuan dengan proporsi 81,0% pada
lansia perempuan di Brazil dan 62,4% pada lasia perempuan di Portugal.15. Penelitian
yang dilakukan oleh Das et all 2014, menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin
kejadian depresi terbanyak terjadi pada perempuan. Hasil yang berbeda justru didapatkan
pada penelitian Onya & Nailil , 2013 yang menyatakan bahwa proporsi terjadinya
depresi lebih banyak pada perempuan, Hal ini dapat disebabkan karena adanya beberapa
faktor lain yang kemungkinan mempeedukasngaruhi depresi, seperti: kematian pasangan
hidup, perbedaan sosial dan budaya, dan kurangnya partisipasi dalam beraktivitas selama
masa hidupnya. Proporsi depresi yang lebih banyak terjadi pada perempuan daripada
laki-laki kemungkinan juga diakibatkan oleh adanya pengaruh perubahan fisiologis,
misalnya early onset of menopauseatau post-menopause. Karena pada penelitian ini usia
sampel dimulai pada usia 60 tahun ke atas, kemungkinan pada masa ini sampel
perempuan pada penelitian ini berada dalam tahap postmenopause. Sehingga sesuai
dengan kemungkinan faktor risiko yang dapat menyebabkan depresi lebih banyak pada
perempuan dibandingkan laki-laki. Hasil yang cukup berbeda justru ditemukan pada
penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2012), hasil yang didapatkan bahwa proporsi
18
kejadian tertinggi depresi terdapat pada lansia laki-laki. Perbedaan tersebut kemungkinan
disebabkan karena lokasi penelitian yang berbeda, pada penelitian ini berlokasi di
komunitas sehingga sedikit sulit untuk mendeteksi
3.3.9 Tingkat Kecemasan bagi lansia yang memiliki penyakit penyerta di tengah situasai
Pandemic Covid-19
Bagi penderita penyakit jantung yang mengalami kecemasan dapat menimbulkan spasme
pembuluh darah. Keadaan ini menyebabkan infark miokard yang disebut dengan
serangan jantung sehingga mempengaruhi penyembuhan.
3.3.10 Hubungan Pandemi Covid-19 dan PSBB dengan Gangguan Depresi pada lansiadi
Panti Werdha Hana Ciputat Jakarta Tahun 2021

19
BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan
Dari berbagai Jurnal yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari
literature review ini bahwa lansia memiliki tingkat kecemasan yang cukup tinggi pada
masa pandemic covid-19 . Sehingga diperlukan kegiatan
4.2. Saran
4.2.1. Bagi Program Studi Profesi Ners
Diharapkan litrev jurnal ini dapat dijadikan tambahan teori dan bahan
bacaan tentang asuhan keperawatan pada gerontik.
4.2.2. Bagi Perawat
Diharapkan literature jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
perawat dalam memberikan asuhan keparawatan pada gerontik.
4.2.3. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan literature jurnal ini dapat menjadi masukan bagi sarana
pelayanan kesehatan dasar dalam memberikan asuhan keperawatan pada
gerontik.
4.2.4. Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat menjadikan hasil karya literature review ini
sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya, dengan konteks yang
sama namun dengan objek berbeda. Atau dapat membandingkan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi hal tersebut.

20
Lamp. Format litrev

Literatur Review

Keaslian Penulisan

No Judul Penelitian Variabel Jenis Penelitian (Metode Hasil Penelitian (Hasil


dan Penulis Penelitian, Sampel sesuai Variabel)
Penelitia, Teknik
Penelitian)
1 HUBUNGAN Variabel Metode : deskriptif Dapat dilihat dari hasil
TINGKAT independen: tersebut bahwa
PENGETAHUAN pengetahuan Sample penelitian ; masyarakat Cilacap
DAN TINGKAT Variabel 34 memiliki kecemasan
KECEMASAN dependen: Tehnik penelitian : yang cukup tinggi sebesar
LANJUT USIA kecemassan Purposive sample 18 % di antaranya
TERHADAP lansia kecemasan umum, panik,
COVID-19 sosial dan obsessive

1. Pengaruh Edukasi Variabel Metode: quasy Hasil: ada perbedaan


Kesehatan independen: eksperimental yang signifikan antara
Terhadap edukasi kecemasan tentang
Kecemasan Kesehatan Sampel penelitian: 40 penularan Covid-19
Lansia Tentang Variabel sampel sebelum dan setelah
Penularan Covid dependen: diberikan edukasi dan ada
19 Tahun 2021 kecemassan Teknik penelitian : pengaruh pendidikan
lansia Purposive sampling kesehatan terhadap
Meriem kecemasan keluarga p
Meisyaroh (0,013).
Syamson, Abd.
Hayat Fattah,
Sulkifli Nurdin
2. Hubungan Variabel Metode: deskripsi Hasil:
Pengetahuan independen: kuantitatif pendekatan ada hubungan antara
Tentang Covid-19 pengetahuan cross sectional pengetahuan tentang
Terhadap Tingkat Variabel Covid-19 dengan tingkat
Kecemasan Pada dependen: Sampel: 28 sampel kecemasan pada lansia
Lansia Yang tingkat yang mengalami
Mengalami kecemassan Teknik Penelitian: hipertensi di RW 09
Hipertensi Tahun lansia accidental sampling Perumahan Gerbang
2020 Permai Pamengkang
Wilayah kerja Puskesmas
Seventina Sirait, pamengkang tahun 2020
Awis Hamid dengan
Dani, Devy p value = 0,007 (α=
Rokhmah 0,05).
Maryani
3. Hubungan Variabel Metode: descriptive Hasil: tidak ada
Tingkat independen: correlation hubungan yang signifikan
Pengetahuan Dan tingkat hubungan antara tingkat
Tingkat pengetahuan Sampel: 32 sampel pengetahuan dan tingkat
21
Kecemasan Variabel kecemasan lansia
Lanjut Usia dependen: Teknik penelitian: terhadap COVID-19.
Terhadap Covid- tingkat convenience dengan nilai p-value 0,619>0,05
19 Tahun 2021 kecemassan metode snowballing
lansia

Richard Jonathan
Sitohang, Idauli
Simbolon
4. Hubungan Variabel Metode: kuantitatif Hasil: terdapat
Tingkat independen: deskriptif hubungan yang signifikan
Pengetahuan tingkat antara pengetahuan
Lansia Tentang pengetahuan Sampel: 88 sampel dan tingkat kesepian
Covid-19 dengan Variabel dengan nilai p=0,000
Gangguan dependen: Teknik penelitian:
Psikologis Lansia gangguan purposive sampling
di Masa Pandemik psikologis
Tahun 2021 lansia

Esti Nur Janah,


Slamet Riyadi,
Raden Nur
Abdurakhman
5. Faktor Yang Tingkat Metode: deskriptif Hasil:
Berhubungan kecemasan analitik Ada hubungan umur
Dengan Tingkat lansia pada lansia dengan tingkat
Kecemasan masa covid 19 Sampel: 110 sampel kecemasan yang
Lansia dialami lansia di PSTW
Pada Masa Teknik penelitian: total Sabai Nan Aluih
Pandemi Covid 19 sampling Sicincin Kab. Padang
Pariaman. Tidak ada
Guslinda. Nova hubungan jenis kelamin
Fridalni, Aida dengan tingkat
Minropa kecemasan yang dialami
lansia di PSTW Sabai
Nan Aluih Sicincin Kab.
Padang
PariamanPadang
Pariaman. Tidak ada
hubungan pengetahuan
dengan tingkat
kecemasan yang dialami
lansia di PSTW
Sabai Nan Aluih Sicincin
Kab. Tidak ada
hubungan penyakit
dengan tingkat
kecemasan yang dialami
lansia di PSTW
Sabai Nan Aluih Sicincin
Kab. Padang
Pariaman.
6. Implementasi Variabel Metode: ceramah Hasil: lansia mengetahui
Promosi independent: makanan bergizi secara
Kesehatan implementasi Sampel: 59 sampel seimbang berolahraga
Melalui Latihan promosi dapat meningkatkan

22
Fisik Kesehatan Teknik penelitian: - kekebalan tubuh dan
Dalam Upaya Variabel system imun.
Meningkatkan dependen:
Kesehatan Lansia Latihan fisik
Pada Masa
Pandemi Covid 19

Denni Fransiska
Helena M , Eki
Pratidina , R.
Nety Rustikayanti
7. Hubungan Variabel Metode: analitik Hasil: terdapat hubungan
Pandemi Covid- independent: observasional yang signifikan pandemi
19 Dan Psbb pandemic COVID-19 dan PSBB
Dengan covid 19 dan Sampel: 56 sampel dengan gangguan depresi
Gangguan psbb pada lansia di Panti
Depresi Pada Variabel Teknik penelitian: non- Wreda Hana Ciputat
Lansia Di Panti dependen: random sampling dengan Jakarta dengan p-value
Wreda Hana gangguan jenis consecutive 0,000 (p<0,005).
Ciputat Jakarta depresi lansia sampling
Tahun 2021

Anggun Tsabitah
Rachmah, Noer
Saelan Tadjudin
8. Kecemasan Variabel Metode: deskriptif Hasil: (1) kecemasan
Masyarakat independent: komparatif masyarakat terhadap
Terhadap kecemasan pandemi COVID-19
COVID-19 masyarakat Sampel: 200 sampel sebagian besar berada
Berdasarkan Usia Variabel pada kategori sedang; (2)
dan Zona Tempat dependen: Teknik penelitian: simple kecemasan masyarakat
Tinggal Tahun covid 19 random sampling terhadap pandemi
2021 COVID-19 dengan
persentase paling tinggi
Roby Maiva berada pada kategori
Putra, Zulfan lanjut usia; (3) terdapat
Saam, Raja perbedaan yang
Arlizon signifikan antara tingkat
kecemasan masyarakat
yang tinggal pada
wilayah zona hijau
dengan zona merah
terhadap COVID-19.
9. Gambaran Tingkat Metode: deskriptif Hasil:
Tingkat Depresi Depresi Pada kuantitatif Distribusi Karakteristik
Pada Lansia Di Lansia Di responden lansia (Umur
Masa Pandemic Masa Sampel: 60 sampel lansia
Covid-19 Pandemic yang mengalami depresi
Covid-19 Teknik penelitian: pada
Sri Hartutik, consecutive sampling masa Pandemic Covid-19
Anjar Nurrohmah sebagian besar adalah
Usia
lanjut. Jenis kelamin
lansia yang
mngalami depresi pada
masa

23
pandemic Covid-19
sebagian
besar adalah perempuan.
Status
perkawinan lansia yang
mengalami depresi pada
masa
pandemic Covid-19
sebagian
besar adalah Janda.
2. Riwayat penyakit
lansia yang
mengalami depresi pada
masa
Pandemic Covid-19
sebagian
besar adalah Hipertensi.
3. Tingkat pendidikan
lansia yang
megalami depresi pada
masa
pademic Covid-19
sebagian
besar adalah SD.
4. Gambaran tingkat
depresi pada
lansia pada masa
pandemic
covid-19 sebagian besar
mengalami depresi
ringan.
10. Tingkat Tingkat Metode: deskriptif Hasil penelitian
Kecemasan Bagi Kecemasan kuantitatif menyatakan bahwa
Lansia Yang Lansia pandemi COVID-19
Memiliki Sampel: 66 sampel berdampak pada
Penyakit Penyerta kesehatan fisik dan
Ditengah Situasi Teknik penelitian: kesehatan mental
Pandemik Covid- purposive sampling (psikologis) khususnya
19 Di Kecamatan kecemasan yang
Parongpong, mempengaruhi penyakit
Bandung Barat penyerta (komorbid)
Tahun 2021 yang diderita lansia.

Clark Pangapuli
Reinhart Lumban
Tobing, Imanuel
Sri Mei
Wulandari

24

Anda mungkin juga menyukai