Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH KOMPRES JAHE MERAH

TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI SENDI


PADA LANSIA PENDERITA GOUT ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES
KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2017

Rachmad Subarkah

Anggi oktapian

Program studi S1 keperawatan


STIKes Muhamadiyah Pringsewu Lampung

Rachmadsubarkah@gmail,com

ABSTRAK

Prevalensi gout artritis mencapai lebih dari 7% di Inggris dan di Indonesia mencapai 11,9 %
dan berdasarkan gejala 24,7%. Untuk menurunkan angka ini diperlukan keperawatan lanjut
usia dan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup. Terapi non farmaklogi sangat baik
diterapkan terutama pada lansia karena tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Salah satu terapi non farmakologi yaitu kompres hangat menggunakan jahe merah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan skala nyeri sendi sebelum dan sesudah
kompres jahe merah pada lansia penderita gout artritis di wilayah kerja Puskesmas Wates.
Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
40 orang yang dibagi ke dalam 20 kelompok intervensi dan 20 kelompok kontrol, penelitian
ini memakai uji statistik paired t-test dependent (Uji T) dengan tingkat signifikansi 0,05.
Secara keseluruhan ada hubungan yang bermakna antara tingkat skala nyeri sebelum dan
sesudah pemberian kompres jahe merah dengan p-value 0,000. Pada data pre dan post
treatment didapatkan penurunan rata-rata skala nyeri dari skala nyeri 6 menjadi skala 3. Ada
perbedaan signifikan tingkat nyeri sebelum dan setelah pemberian kompres jahe merah pada
lansia penderita gout arthritis
Kata Kunci ; Kompres Jahe Merah , Skala Nyeri Pada Sendi Lansia , Gout Atritis

ABSTRAK
The prevalence of gout arthritis reached more than 7% in the UK and in Indonesia reached
11.9% and based on symptoms of 24.7%. To reduce this number, nursing seniors and
families need to improve the quality of life. Non-pharmacological therapy is very well
applied especially in the elderly because it does not cause harmful side effects. One of the
non-pharmacological therapy is a warm compress using red ginger. This study aims to
determine differences in joint pain scale before and after compression of red ginger in
elderly people with gout arthritis in the working area of Wates Public Health Center. This
research uses quasy experiment design. The sample in this study amounted to 40 people
divided into 20 intervention groups and 20 control groups, this study used paired t-test
dependent statistical test (T test) with a significance level of 0.05. Overall there was a
significant relationship between pain scale scale before and after giving of red ginger
compress with p-value 0.000. In the pre and post treatment data obtained decrease the
average of pain scale from pain scale 6 to scale 3. There is a significant difference of pain
level before and after giving red ginger compress on elderly people with gout arthritis

Key words : Red Ginger Compress, Painful joints level of Elderly, Gout- artritis
A. Pendahuluan darah diatas normal. Klarifikasi asam urat di bagi
. Penyakit pirai (gout) atau athritis pirai menjadi 2 jenis ; (1)Asam urat primer,disebabkan
adalah penyakit yang disebabkan oleh tumpukkan oleh faktor genetik dan ketidakseimbangan
asam/kristal urat pada jaringan, terutama pada hormonal dalam tubuh. Faktor-faktor tersebut
jaringan sendi. Hal ini disebabkan oleh beberapa menyebabkan gangguan pada metabolisme yang
faktor yaitu, alkohol, makanan tinggi purin, dapat meningkatkan produksi asam urat. Faktor
penyakit dan obat-obatan. Pirai berhubungan erat genetik dan pola diet berpengaruh terhadap resiko
dengan gangguan metabolisme purin yang penyakit asam urat. Selain itu, hal-hal yang
memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah mempengaruhi ketidakseimbangan hormonal
(hiperurisemia). Hiperurisemia adalah keadaan dalam tubuh antara lain pola hidup yang tidak
dimana terjadi peningkatan kadar asam urat dalam teratur, penumpukan racun dalam tubuh, dan
radikal bebas. (Noormindhawati, 2014). (2) Gout Pemilihan sampel menggunakan tenik purposive
Sekunder Metabolik Terjadi karena pembentukan sampling
asam urat berlebihan karena penyakit lain, seperti yang didasarkan sesuatu oleh peneliti. Pada
leukemia, terutama yang di obati dengan penelitian ini jumlah sample di tetapkan dengan
sitostatika. Psoriasis, polisitemiavera, dan menggunkan rumus uji hipotesis beda rata-rata
mielofibrosis (Noormindhawati,2014). Prevalensi berpasangan ;
gout atritis di Amerika Serikat dua kali lipat 𝑛= 𝜎² 𝑍1−𝛼/2+𝑍2−𝛽 ²
dalam populasi lebih dari 75 tahun dari 21 per
1000 menjadi 41 per 1000. Berdasarkan hasil 𝜇1−𝜇2 ²
Riskesdas Indonesia tahun 2013 prevalensi
penyakit sendi yang terdiagnosa tertinggi adalah Keterangan;
Provinsi Bali 19,3% , diikuti Banda Aceh 18,3%, o σ² : Estimasi varian kedua kelompok
Jawa Barat 17,5%. Provinsi Lampung memiliki berdasarkan literatur yang dihitung
angka prevalensi penyakit sendi berdasarkan o Z1- α/2 : Derajat Kemaknaan α : 5% : 1,96
tingkat diagnosis dokter / tenaga kesehatan pada o Z2-β : Kekuatan uji 95% = 1,64
umur >15 tahun 11,5 % pada tahun 2013 dengan o μ1 : Nilai mean kelompok kontrol yang
meningkatnya angka kejadian nyeri sendi didapat dari literatur
terutama pada pasien dengan goat atrirtis perlu o μ2 : Nilai mean kelompok intervensi didapat
dilakukan penanganan yang tepat. Salah satu dari literature
terapi yang dapat dilakukan adalah melakukan Pada penelitian yang dilakukan Izza (2014)
kompres hangat dengan jahe merah , karena jahe didapatkan mean pada sebelum intervensi 4,18
merah memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dengan standar deviasi 1,741 dan sesudah
dan memiliki sensasi rasa hangat yang lebih tinngi intervensi mean 2,06 dengan standar deviasi
dibandingkan jenis jahe lainnya. Sensasi panas 1,519. Uji hipotesis menggunakan derajat
tersebut dapat melancarkan aliran pembuluh darah kemaknaan 5% (Z1-𝛼 ) sebesar 1,96 dengan
dan menurunkan skala nyeri yang tentu berbeda kekuatan uji 95% (Z1-𝛽) sebesar 1,64, maka besar
jika mengunakan air hangat saja.(Tim Lentera, sampel minimal yang diperoleh dalam penelitian
2015). ini adalah :
B. Metode penelitian 𝜎2=1/2( 12+𝜇22 )
Kegiatan pengumpulan data menggunakan data =1/2 (4,182+2,062 )
primer dan sekunder. Data primer didapat =1/2 (17,4724+4,2436)
langsung dari responden dengan cara wawancara, =1/2 (13,22)
sedangkan data sekunder didapatkan dari = 6,61
Puskesmas Wates Kabuapaten Priingsewu untuk 𝑛=6,61 (1,96+1,64) 2
mengetahui jumlah lansia gout atriritis di wilayah
kerja Puskesmas Wates Kabupaten Pringsewu. (4,18 – 2,06)²
= 6,61 x 12,96
Jumlah 40 200
4,4
= 85,66 4,4
= 19,46 = 20 sampel Berdasarkan tabel 2 diatas dari 40 responden
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang didapatkan hasil bahwa penderita yang mengalami
diperlukan adalah sebesar 20 orang untuk gout arthtritis terbanyak adalah perempuan yaitu
kelompok perlakuan dan 20 orang untuk sebanyak 32 responden (80%).
kelompok kontrol.
C. Hasil dan Pembahasan
C. Skala Nyeri Sendi pada Kelompok Intervensi
1. Hasil penelitian
Sebelum Diberikan Kompres Jahe Merah
a. Analisa univariat
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Sendi
pada Kelompok Intervensi Sebelum Diberikan
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan
Kompres Jahe Merah pada Lansia Penderita
Usia pada Lansia Penderita Gout Atritis di
Gout Artritis di wilayah kerjaPuskesmas
Wilayah Kerja Puskesmas Wates Tahun 2017
Wates Tahun 2017
Usia frekuensi Persentase (%)
45-59 tahun 23 57,5 Nyeri frekuensi Persentase (%)
60-70 tahun 17 42,5
Skala nyeri 4-6 13 65
Jumlah 40 100 Skala nyeri 7-9 7 35
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 2 diatas di dapatkan bahwa dari
40 responden yang mengalami kejadian gout Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa skala
atritis terbanyak yaitu usia 45-49 tahun sebanyak nyeri sendi sebelum diberikan kompres jahe merah
23 responden (57,7%) sebagian besar memiliki skala nyeri 4-6 yaitu
berjumlah 13 responden (65%) dan responden yang
B. Karakteristik responden berdasarkan jenis memiliki skala nyeri 7-9 sebanyak 7 responden
kelamin (35%).

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan D. Skala Nyeri Sendi pada Kelompok Intervensi
Jenis Kelamin pada Lansia Penderita Gout Sesudah Diberikan Kompres Jahe Merah
Artritis di Wilayah Kerja Puskesmas Wates
Tahun 2017 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Sendi
Jenis kelamin Frequensi Persentase (%) pada Kelompok Intervensi Sesudah Diberikan

Laki laki 8 20 Kompres Jahe Merah pada Lansia Penderita

Perempuan 52 80 Gout Artritis di Wilayah Kerja Puskesmas


Wates Tahun 2017
Nyeri frekuensi Persentase (%)

Nyeri frekuensi Persentase (%) Skala nyeri 4-6 19 95

Skala nyeri 4-6 19 95 Skala nyeri 7-9 1 5

Skala nyeri 7-9 1 5 Jumlah 20 100

Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa skala skala nyeri sendi pada kelompok kontrol sesudah
nyeri sendi pada kelompok kontrol paling banyak intervensi paling banyak berada pada kategori
berada pada kategori skala nyeri 4-6 yaitu berjumlah skala nyeri 4-6 yaitu berjumlah 19 responden
18 responden (95%). (95%)

E. Skala Nyeri pada Kelompok Kontrol


b. Hasil Analisa Bivariat
Sesudah Intervensi Analisis ini digunakan untuk menganalisis pengaruh
kompres jahe merah terhadap penurunan skala nyeri
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri sendi pada lansia penderita gout artritis di wilayah
Sendi pada Kelompok Kontrol Lansia kerja Puskesmas Wates tahun 2017.
Penderita Gout Artritis Sebelum Intervensi di Tabel Pengaruh Kompres Jahe Merah Terhadap
Wilayah Kerja Puskesmas Wates Tahun Penurunan Skala Nyeri Sendi pada Lansia Penderita
2017 Gout Artritis di wilayah kerja Puskesmas Wates

Nyeri frekuensi Persentase (%) Tahun 2017


Tabel 7 Pengaruh Kompres Jahe Merah
Skala nyeri 4-6 18 95
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi pada
Skala nyeri 7-9 2 5
Lansia Penderita Gout Artritis di wilayah kerja
Jumlah 20 100
Puskesmas Wates Tahun 2017
Skala nyeri mea SD SE N P 95%
Berdasarkan tabel 5 diatas diketahui bahwa skala value
cilower
n
upper
nyeri sendi pada kelompok kontrol paling banyak
Skala nyeri 6,30 0,574 0,128 20 0,000 2,660
berada pada kategori skala nyeri 4-6 yaitu
sebelum
berjumlah 18 responden (95%). intervensi
Skala nyeri 3,30 0,657 0,14 20 3,340
F. Skala Nyeri pada Kelompok Kontrol setelah 7
intervensi
Sesudah Intervensi
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Sendi
pada Kelompok Kontrol Lansia Penderita Berdasarkan tabel 7 diatas didapatkan rata-rata

Gout Artritis Sesudah Intervensi di Wilayah skala nyeri sendi sebelum diberikan intervensi

Kerja Puskesmas Wates Tahun 2017 kompres jahe merah yaitu 6,30 dan rata-rata skala
nyeri setelah diberikan intervensi kompres jahe
merah yaitu 3,30 dengan nilai OR 2,660-3,340 kelompok kontrol yaitu rata-rata skala nyeri sendi
artinya kompres jahe merah memiliki kemampuan pada kelompok intervensi sesudah diberikan
2 kali lebih besar dalam menurunkan nyeri sendi. kompres jahe merah adalah 3,30 sedangkan pada
Hasil uji statisrik Paired T-test diperoleh p value kelompok kontrol rata-rata skala nyeri sendi adalah

0.000, maka dapat disimpulkan bahwa ada 5,20. Hasil nilai OR pada kelompok intervensi juga

pengaruh yang signifikan antara skala nyeri menunjukkan bahwa kompres jahe merah

sebelum dan sesudah pemberian kompres jahe mempengaruhi penurunan skala nyeri sendi yang
lebih signifikan hal ini di karenakan nilai OR pada
merah pada lansia penderita gout artritis.
kelompok intervensi > 1 yang menunjukkan bahwa
Tabel 8 uji bivariat kelompok control
kompres jahe merah merupakan faktor resiko
Skala nyeri mea SD SE N P 95%
cilower terjadinya penurunan skala nyeri sendi. Nilai OR
n value
upper
kelompok intervensi juga < 5 yang menunjukkan
Skala nyeri 5,90 0,553 0,124 20 0,002 0,295 bahwa tidak ada faktor bias dalam penelitian ini.
sebelum
Pada kelompok kontrol didapatkan nilai OR < 1
intervensi
yang menunjukkan bahwa penurunan skala nyeri
Skala nyeri 5,20 0,834 0,86 20 1,105
setelah sendi terjadi secara kebetulan.
intervensi D. Kesimpulan
Berdasarkan tabel 8 didapatkan rata-rata skala nyeri Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
sendi pada kelompok kontrol sebelum diberikan terhadap 20 responden kelompok intervensi dan 20
intervensi yaitu 5,90 dan rata-rata skala nyeri sendi responden kelompok kontrol di wilayah kerja
setelah diberikan intervensi yaitu 5,20. Hasil rata- Puskesmas Wates Tahun 2017 dapat disimpulkan
rata penurunan skala nyeri sendi pada kelompok sebagai berikut :
kontrol tidak terlihat signifikan karena hasilnya 1. Karateristik usia penderita gout arthritis dari 40
tidak jauh berbeda dari pengukuran sebelum responden terbanyak yaitu di usia 45-59 tahun
intervensi. Hasil uji statisrik Paired T-test diperoleh sebanyak 23 responden (57,7%).
p value 0,002.
2. Karateristik responden berdasarkan jenis kelamin,
Tabel 4.9 Perbedaan Skala Nyeri Sendi
dari 40 responden didapatkan hasil bahwa penderita
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
yang mengalami gout arthtritis terbanyak adalah
Skala nyeri mea SD SE N P 95%
cilower perempuan yaitu sebanyak 32 responden (80%).
n value
upper

Skala nyeri 3,30 0,657 0,147 20 0,000 2,660 3. Karateristik skala nyeri sendi sebelum diberikan
sebelum kompres jahe merah pada kelompok intervensi,
-3,440
intervensi
dalam penelitian ini sebagian besar responden
Skala nyeri 5,20 0,834 0,186 20 0,000 0,295-
memiliki skala nyeri 4-6 sebanyak 13 orang, dan
setelah 2
1,105
intervensi responden dengan skala nyeri 7-9 sebanyak 7 orang.

Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa


4. Karakteristik skala nyeri sendi setelah diberikan
penurunan skala nyeri sendi pada kelompok
kompres jahe merah pada kelompok intervensi,
intervensi lebih signifikan dibanding dengan
dalam penelitian ini sebagian besar mengalami
perubahan skala nyeri yaitu responden yang
memiliki skala nyeri 1-3 sebanyak 14 orang, dan
skala nyeri 4-6 sebanyak 6 orang.
Agar penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti
5. Karekteristik skala nyeri sendi pada kelompok lain dengan desain yang berbeda, serta variabel yang
kontrol sebelum diberikan perlakuan yaitu berbeda dan menggunakan media yang berbeda
responden yang memiliki skala nyeri 4-6 sebanyak namun masih dalam satu jenis. Serta agar peneliti
18 orang dan yang memiliki skala nyeri 7-9 yaitu 2 lebih berhati-hati dalam memilih responden agar
orang. bias penelitian dapat diminimalkan.

6. Karakteristik skala nyeri pada kelompok kontrol


4. Bagi Masyarakat
setelah diberikan perlakuan, yaitu terdapat 19
responden dengan skala nyeri 4-6 dan 1 responden
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi
dengan skala nyeri 7-9.
masyarakat serta perlunya meningkatkan
pengetahuan tentang penyakit gout artritis
7. Ada pengaruh terapi kompres jahe merah dalam
khususnya dalam penanganan pertama saat nyeri
menurunkan skala nyeri sendi pada kelompok
gout artritis muncul dengan melakukan kompres
intervensi lansia penderita gout artritis dengan p
menggunakan jahe merah.
value = 0,000.

E. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini sebagai cara untuk
meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan
dalam bidang keperawatan khususnya dalam
keperawatan medikal bedah dan agar lebih
memotivasi mahasiswa untuk melakukan penelitian
yang sejenis sebagai bentuk aplikasi dari catur
dharma perguruan tinggi, serta lebih meningkatkan
sistem pembelajaran terapi komplementer
khususnya terapi kompres jahe merah guna
meningkatkan mutu pendidikan dan dapat
menghasilkan perawat yang memiliki nilai tambah

2. Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas Wates)


Agar tenaga medis dipuskesmas lebih menerapkan
terapi modalitas yang gunanya untuk memandirikan
pasien dan sebisa mungkin menjauhkan pasien dari
obat-obatan farmakologi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai