A. Definisi
Atrial septal defect atau defek septum atrium merupakan jenis penyakit jantung bawaan
tipe asianotik dimana terdapat suatu abnormalitas pada septum yang membatasi atrium
kanan dan atrium kiri. Ketika janin berkembang dalam rahim, sebuah septum terbentuk
untuk membagi ruang atrium menjadi atrium kiri dan kanan. Namun, apabila septum
tidak terbentuk sempurna atau ada kerusakan, maka akan menyebabkan kelainan saat
lahir yaitu ASD (Liegeois, 2018)
Atrial Septal Defeft (ASD) adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek)
pada septum inter atrial yang terjadi karena kegagalan fusi septum interatrial
semasa janin (Wong, 2012).
2. Faktor Genetik :
Anak yang lahir sebelumnya menderita Penyakit Jantung Bawaan, Ayah dan ibu
menderita Penyakit Jantung Bawaan , Kelainan kromosom (down syndrome), Lahir
dengan kelainan bawaan lain
C. Klasifikasi
Berdasarkan lokasi lubang, diklasifikasikan dalam 3 tipe. Yaitu
1. ASD sekundum, bila lubang terletak pada daerah fosa ovalis,
2. ASD primum, bilalubang terletak di daerah ostium primum, yang mana ini termasuk
salah satu bentuk Atrio Ventricular Septal Defeck (AVSD), dan
3. Sinus Venosus Defect (SVD) bila lubang terletak di daerah sinus venosus dekat muara
vena kaya superior atau inferior (Wong, 2012).
D. Pathway
Tekanan atrium
sinistra > atrium
dextra
Preload
Kelemahan
Edema paru
TD
Dx 2 :
intoleransi Dx 4 : kerusakan
aktivitas pertukaran gas
Dx 1 : penurunan
CO
Ketidakadekuatan O2
dan nutrisi ke jaringan BB rendah/tidak bertambah,
pertumbuhan dan perkembangan
lambat
Banyak anak-anak atau remaja dengan ASD tidak menunjukkan gejala apa-apa
(asimptomatik). Pada pemeriksaan fisik menisfestasi klinis pada Atrial Septal
Defect (ASD) :
1. Habitus kurus,
2. Dispnea,
3. Kecenderungan infeksi saluran nafas berulang,
4. Kardiomegali, Palpitasi,
5. mudah lelah dalam beraktifitas,
6. nafas pendek dan kedsuitan bernafas
F. Komplikasi
Adapun komplikasi dari Aterial Septal Defect
1. Gagal jantung
2. Penyakit pembuluh darah paru
3. Endokarditis
4. Aritmia
5. Clubbing finger
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiogram
Deviasi sumbu QRS kekanan, Right Bundle Branch Block (RBB), Hipertrofi
ventrikel kanan, ASD Primum : interval PR memanjang dan sumbu QRS berdeviasi
ke kanan, SVD : mungkin sumbu gelombang P negative.
4. Kateterisasi jantung
Kateterisasi dilakukan untuk melihat tekanan pada masing-masing ruang jantung.
Bila terdapat hipertensi pulmonal pada keteterisasi jantung terdapat peningkatan
saturasi O2 di atrium kanan dengan peningkatan ringan tekanan ventrikel kanan dan
kiri
H. Penatalaksanaan
1. Bedah
Bila tidak ada tanda-tanda hipertensi pulmonal operasi closure ASD dilakukan secara
elektif, pada anak dianjurkan usia pra sekolah. ASD closure adalah penutupan dengan
dakron pacth pada lubang defek Atrium. Bila pada pemeriksaan echokardiografi
lubang ASD sudah cukup jelas dengan flow rasio lebih dari 1,5 mm, maka penutupan
operasi ASD closure. Operasi dapat dilakukan tanpa pemeriksaan sadap
jantung (kateterisasi jantung). Komplikasi yang terjadi pada pasien post operasi yaitu
perdarahan, tamponade jantung, hemolisis, kegagalan pernafasan, gangguan irama
jantung, henti jantung, curah jantung rendah, kegagalan ginjal, infeksi luka, sepsis,
gangguan neorologi dll ( Rahayu, dkk, 2014)
2. Non bedah
ASD juga dapat dilakukan penutupan menggunakan alat khusus melalui prosedur
kateresiasi amplatzer septal occluder (ASO), prognosis angka mortalitas pembedahan
sangat rendah yaitu kurang dari 1%
Asuhan Keperawatan ASD
A. Pengkajian
1. Pengkajian Umum
a. Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari jenis
defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesak,
b. Riwayat Kesehatan
tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat dari defek yang terjadi.
a) Prenatal History
b) Intra natal
c) Riwayat Neonatus
a) Keletihan/kelelahan
b) Dispnea
e) Takipnea
a) Riwayat hipertensi
b) Endokarditis
a) Anoreksia
a) Kelemahan
b) Pening
jantung.
Abnormal.
katup pulmonalis
e) Jika shuntnya besar, murmur juga bisa terdengar akibat peningkatan aliran
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung,
menurunnya preload
4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan
C. Intervensi
Dx 1: Penurunan curah jantung bd perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung,
menurunnya preload
SLKI:
Luaran tambahan:
1. Perfusi miokard
2. Perfusi renal
3. perfusi perifer
4. perfusi serebral
5. status cairan
6. status neurologis
7. status sirkulasi
8. tingkat keletihan
SIKI
Observasi
Terapeutik
1. Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
2. Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan kafein, natrium, kolestrol, dan
makanan tinggi lemak)
3. Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi
4. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi hidup sehat
5. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu
6. Berikan dukungan emosional dan spiritual
7. Berikan oksigen untuk memepertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi
Kolaborasi
SLKI:
Luaran tambahan:
1. Ambulasi
2. Curah jantung
3. konservasi energy
4. tingkat keletihan
SIKI
Observasi
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
2. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
4. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
Kolaborasi
SLKI:
SIKI:
Observasi
Terapeutik
Edukasi
D. Implementasi
Adalah tindakan keperawatan dari sebuah perencanaan yang langsung diberikan kepada
penderita. Tindakan keperawatan dibagi menjadi dua macam yaitu tindakan (dependen)
atau disebut juga kolaborasi, tindakan kolaborasi adalah tindakan yang berdasarkan hasil
keputusan bersama, yang kedua tindakan (independen) disebut juga dengan tindakan
mandiri (Wartonah, 2015).
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan
apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan,
merevisi rencana atau menghentikan rencana. (Manurung, 2018)
Kesimpulan
Jantung merupakan sebuah organ muskuler berongga yang terdiri dari otot-otot. Otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena jika dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan
otot serat lintang, dan cara kerjanya dipengaruhi oleh susunan saraf otonom atau diluar
kemauan kita.
Defek Septum Atrium (ASD, Atrial Septal Defect) adalah suatu lubang pada dinding
(septum) yang memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium kanan). Kelainan
jantung ini mirip seperti VSD, tetapi letak kebocoran di septum antara serambi kiri dan
kanan. Kelainan ini menimbulkan keluhan yang lebih ringan dibanding VSD.
Seluruh penderita dengan ASD harus menjalani tindakan penutupan pada defek tersebut,
karena ASD tidak dapat menutup secara spontan, dan bila tidak ditutup akan menimbulkan
berbagai penyulit di masa dewasa. Namun kapan terapi dan tindakan perlu dilakukan sangat
tergantung pada besar kecilnya aliran darah dan ada tidaknya gagal jantung kongestif,
peningkatan tekanan pembuluh darah paru (hipertensi pulmonal) serta penyulit lain.
Daftar Pustaka