Kelompok 4::
1. Misriyah (18013)
SAMPANG
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karna berkat
kasih juga kami ucapkan kepada dosen karena telah mengarahkan kami pada
hal-hal yang positif dan juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
agar makalah yang Kami buat ini dapat dipahami dan selanjutnya dapat
sepenuhnya, karena itu kami memohon maaf kepada pembaca dan juga
mengharapkan kritik maupun saran guna perbaikan dimasa yang akan datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................3
KONSEP DASAR PENYAKIT...............................................................................3
2.1 Definisi...........................................................................................................3
2.2 Etiologi...........................................................................................................3
2.3 Manifestasi Klinis..........................................................................................2
2.4 Patofisiologi...................................................................................................6
2.5 Pemeriksaan Penunjang.................................................................................8
2.6 Komplikasi.....................................................................................................9
2.7 Penatalaksanaan.............................................................................................9
2.8 Pathway........................................................................................................12
BAB II....................................................................................................................15
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI...................................................................15
BAB 3....................................................................................................................16
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................16
3.1 Pengkajian....................................................................................................16
3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................17
3.3 Intervensi......................................................................................................18
3.4 implementasi................................................................................................28
3.5 Evaluasi........................................................................................................28
BAB III..................................................................................................................29
PENUTUP..............................................................................................................29
4.1 Kesimpulan..................................................................................................29
Daftar Pustaka........................................................................................................31
BAB I
3
KONSEP DASAR PENYAKIT
1.1 Definisi
sejak lahir, dan terjadi ketika bayi masih berada dalam kandungan. Kelainan
pembentukan jantung terjadi pada awal kehamilan karena saat usia kandungan
telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama
ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan
orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui
seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.
1.2 Etiologi
sebagai penyebab. Faktor-faktor yang berpotensi antara lain infeksi virus pada
ibu hamil (misalnya campak Jerman atau rubella), obat-obatan atau jamu-
jamuan, alkohol.
4
genetik dan maternal dimana saat ini sebagai faktor-faktor yang paling
berperan. Selain itu infeksi virus, paparan radisasi, alkohol dan obat-obatan
yang diminum pada ibu hamil juga di duga sebagai penyebab penyakit jantung
bawaan.
Akibatnya darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada systole.
pembenjolan dada kiri. Tanda yang menonjol adalah nafas pendek dan
foramen ovale atau pada septum atrium. Tekanan pada foramen oval
5
DAP terjadi bila duktus tidak menutup bila bayi lahir. Penyebab
prematuritas
ventrikel kiri.
Pada kelainan ini striktura terjadi diatas atau dibawah katup aorta.
menunjukan striktura.
6
Kelainan pada stenosis pulmonik, dijumpai adanya striktura pada
jantung.
3. Koarktasio Aorta
Tekanan darah lebih tinggi pada lengan daripada kaki. Denyut nadi
pada lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal dan femoral.
7
Tetralogi of fallot merupakan penyakit jantung yang umum, dan
a. Stenosis pulmonal,
nayata yaitu adanya cianosis, letargi dan lemah. Setain itu juga tampak
Anak tidak akan hidup kecuali ada suatu duktus ariosus menetap atau
kelurnya posisi aorta dan a.pulmonalis yakni aorta keluar dari ventrikel
8
a.pulmonalis keluar dari ventrikel kiri terletak posterior terhadap aorta.
tidak adekuat, dan bila duktus arteriosus menutup maka tidak terdapat
jiwa penderita.
1.4 Patofisiologi
Penyakit jantung bawaan asianotik; kondisi ini disebabkan oleh lesi yang
memungkinkan darah shunt dari kiri ke sisi kanan sirkulasi atau yang
9
menghalangi aliran darah dengan penyempitan katup serta pencampuran
atrium kiri lebih besar ketimbang atrium kanan, sehingga darah akan
mengalir dari atrium kiri ke kanan. Darah yang mengalir dari atrium kiri
hipertropi atrium kanan dan selain itu meningkatnya volume dan tekanan
atrium kanan maka darah akan mengalir ke ventrikel kanan dan paru-paru
paru sehingga alveoli membesar dan terjadi pola nafasnya tidak efektif.
akan terasa lemas dan pusing. Kurangnya nafsu makan menjadikan nutrisi
1. Foto thoraks : Melihat atau evaluasi adanya atrium dan ventrikel kiri
meningkat.
2. Echokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1
pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan
10
oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke
kanan).
dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya
ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek
tambahan lainnya.
(CK,CKMB) meningkat.
1.6 Komplikasi
3. Aritmia
4. Endokarditis bakterialistis
5. Hipertensi
11
6. Hipertensi pulmonal
1.7 Penatalaksanaan
operasi dapat ditunda sampai usia 2-3 tahun. Tindakan bedah sangat
kontraksi otot lunak pada duktus arteriosus. Ketika anak berusia 1-5
12
Stenosis dikoreksi dengan pembedahan pada katup yang dilakukan
3. Koarktasio Aorta
jantung sianosis.
13
permanent. Septum dihilangkan dibuatkan sambungan sehingga darah
14
1.8 Pathway
Penyakit Jantung Bawaan non Sianotik
15
Pathway Penyakit Jantung Bawaan Sianotik : ToF
Aliran darah
Menurun O2 Hipertrofi vent kanan aorta meningkat
dalam darah
Percampuran darah
kaya O2 dengan
CO2
Hipoksemia
16
sesak Sianosis (blue spells)
Kelemahan tubuh
Hipoksia dan laktat
Penurunan
Asidosis metabolik O2 di otak
Kesadaran menurun
Gangguan pertukaran
gas
Kejang
Resiko cedera
17
BAB II
2.1 Pengkajian
nyeri dada.
Q:Klien biasa ditanya dengan menggunakan rentang 0-5 dan klien akan
menillai seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan. Biasanya pada saat
apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM, dan
beta serta obat-obat antihipertensi. Catat adanya efek samping yang terjadi di
masa lalu. Tanyakan juga mengenai alergi obat dan reaksi alergi apa yang
18
timbul. Seringkali klien tidak bias membedakan antara reaksi alergi dengan
ditanyakan.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik klien terdiri atas keadaan umum dan B1-B6
Keadaan umum
19
Pada pemeriksaan keadaan umum klien biasanya didapatkan
kesadaran baik atau compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat
gangguan yang melibatkan perfusi system saraf pusat.
B1 (Breathing)
Terlihat sesak, frekuensi napas melebihi normal, dan keluhan napas
seperti tercekik. Biasanya juga terdapat dispnea kardia. Sesak napas
ini terjadi akibat pengerahan tenaga dan disebabkan oleh kenaikan
tekanan akhir diastolic dari ventrikel kiri yang meningkatkan
tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjadi karena terdapat kegagalan
peningkatan curah darah ventrikel kiri pada waktu melakukan
kegiatan fisik. Dyspnea kardia dapat timbul pada waktu beristirahat
bila keadaannya sudah parah.
B2 (bleeding)
Pemeriksaan B2 yang dialkukan dapat melalui teknik inspeksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi.
Inspeksi: Inspeksi adanya parut
Palpasi: Denyut nadi perifer melemah.
Auskultasi: Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan
volume sekuncup pada IMA.
Perkusi: Tidak ada pergeseran batas jantung.
B3 (brain)
Kesadaran biasanya CM, tidak didapatkan sianosi perifer.
Pengkajian objektif klien berupa adanya wajah meringis, perubahan
postu tubuh, menangis, merintih, meregang, dan menggeliat.
B4 (bladder)
Pengukuran volume keluaran urine berhubungan dengan asupan
cairan.
20
B5 (bowel)
Kaji pola makan klien apakah sebelumnya terdapat peningkatan
konsumsi garam dan lemak. Adanya nyeri akan memberikan respons
mual dan muntah.
B6 (bone)
Hasil yang biasa terdapat pada pemeriksaan B6 adalah sebagai
berikut.
Aktivitas, gejala : kelemahan, tidak dapat tidur, gerak statis, dan
jadwal olahraga tidak teratur.
Tanda : takikardi, dispnea pada saat istirahat/aktivitas, dan kesulitan
melakukan tugas perawatan diri.
Pemeriksaan diagnostic
Tes laboratorium seperti enzim jantung dan kimia darah
EKG
Echocardiogram
Kateterisasi jantung
CT angiogram koroner
Magnetic Resonance Angiogram
Penyimpangan KDM
21
Diagnosa keperawatan
22
Berdasarkan patofisiologi dan data pengakjian di atas, diagnosa
keperawatan utama untuk klien tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut :
Nyeri yang berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan
kebutuhan miokardium sekunder dari penurunan suplai darah ke miokardium.
Aktual / risiko tinggi menurunnya curah jantung yang berhubungan dengan perubahan
frekuensi atau irama koduksi elektrikal.
Aktual / risiko gangguan perfusi perifer yang berhubungan dengan menurunnya curah
jantung.
Intervensi
Nyeri yang berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen
dengan kebutuhan miokardium sekunder dari penurunan suplai darah ke
miokardium.
Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam terdapat penurunan respons nyeri dada
Kriteria hasil : Secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada,
secara objektif didapatkan TTV dalam batas normal, wajah rileks, tidak terjadi
penurunan perfusi perifer.
Intervensi Rasional
Catat karakteristik nyeri, lokasi, Variasi penampilan dan perilaku
intensitas, lama, dan penyebarannya. klien karena nyeri terjadi sebagai
temuan pengkajian
Berikan oksigen tambahan dengan Meningkatkan jumlah oksigen yang
kanul nasal atau masker sesuai ada untuk pemakaian miokardium
indikasi dan mengurangi ketidaknyamanan
karena iskemia
Atur posisi semi fowler / fowler Dengan posisi semi fowler ekspansi
paru maksimal sehingga
memudahkan pernapasan.
Kolaborasi pemberian terapi farmakologis Nitrat berguna untuk control nyeri
antiangina (nitrogliserin) dengan efek vasodilatasi koroner
Kolaborasi untuk tindakan terapi Transplantasi pintas arteri coroner
nonfarmakologis (CABG). bertujuan untuk meningkatkan
asupan suplai darah ke miokardium
dengan mengganti alur pintas
23
Aktual / risiko tinggi menurunnya curah jantung yang berhubungan dengan
perubahan frekuensi atau irama koduksi elektrikal.
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam tidak terjadi penurunan curah jantung.
Kriteria hasil : stabilitas hemodinamik baik (tekanan darah dalam batas
normal curah jantung )
Intervensi Rasional
Pantau frekuensi jantung dan irama Perubahan frekuensi dan irama
jantung menunjukkan komplikasi
distrimia
Pantau data laboratorium enzim Enzim memantau perluasan infark,
jantung, GDA, dan elektrolit elektrolit berpengaruh terhadap
irama jantung
Pertahankan pemasukan total cairan Memenuhi kebutuhan cairan tubuh
2.000 ml/ 24 jam dalam toleransi orang dewasa, tetapi memerlukan
kardiovaskular pembatasan dengan adanya
dekompensasi jantung.
Berikan diet tanpa garam Natrium meningkatkan retensi cairan
dan meningkatkan volume plasma
yang berdampak terhadap
peningkatan beban kerja jantung
sehingga akan meningkatkan pada
kebutuhan miokardium
24
ketat pada produksi urine < 600
ml/hari merupakan tanda-tanda
terjadinya syok kardiogenik
Catat adanya keluhan pusing Keluhan pusing merupakan
manifestasi penurunan suplai darah
ke jaringan otak yang parah
Pertahankan cara masuk heparin (IV) Jalur yang paten penting untuk
sesuai indikasi pemberian obat darurat
Evaluasi
Bebas nyeri
Menunjukkan peningkatan curah jantung
Terhindar dari risiko penurunan perfusi perifer
25
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
gizi ibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.
yang menunjang.
26
1. Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang. Anak terlihat
3. Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum,
pernafasan atas.
lengan daripada kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi
27
3.3 Intervensi
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Berikan respirasi support Untuk meminimalkan resiko
kekurangan oksigen.
Analisa gas darah Untuk mengetahui adanya
jantung
jantung.
Kriteria Hasil :
a. Tanda vital dalam rentang normal (TD 120/80 mmHg, Nadi 60-
28
c. Tidak ada edema paru, perifer dan tidak ada asites
Intervensi Rasional
Bina hubungan saling percaya Menciptakan suasana yang kondusif
keluarga pasien.
Observasi keadaan kulit terhadap Pucat menunjukan adanya
lanjut.
Monitor tanda-tanda PJB seperti Untuk mengetahui sejauh mana
29
indikasi. untukmelawan efek
hipoksia/iskemia.
Informasikan dan anjurkan tentang Istirahat yang adekuat dapat
yang ada.
Observasi perubahan pada sensori, Dapat menunjukan tidak adekuatnya
pasien dan keluarga pasien tentang dan informasi bagi pasien dan
padahubungan AV untuk
jantung.
30
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan anak dapat makan dan menyusu dan tidak terjadi penurunan
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Observasi selama pemberian makan Selama makan atau menyusui
atau tersedak.
Timbang berat badan setiap hari Mengawasi penurunan berat badan
31
sering dengan diet sesuai instruksi
(TKTP).
Berikan health education pada Lebih meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga pasien tentang dan informasi bagi pasien dan
perawat.
Berikan dan bantu hygiene mulut meningkatkan nafsu makan dan
kelemahan.
Kriteria Hasil :
32
TTV Normal
Intervensi Rasional
kelelahan.
yang ada.
pasien dan keluarga pasien tentang dan informasi bagi pasien dan
perawat.
33
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, nyeri
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Observasi adanya keluhan nyeri, Perbedaan gejala perlu untuk
ketidaknyamanan
Berikan lingkungan istirahat yang Aktivitas berlebih dapat
dada.
Ajarkan teknik distraksi relaksasi Dengan adanya distraksi nyeri anak
yang dirasakan.
34
Berikan health education pada lebih meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga pasien tentang dan informasi bagi pasien dan
perawat.
Kolaborasi dengan team medis Analgesik bekerja dengan
berkurang
terjadi
Kriteria Hasil :
20x/menit, SB 36,5OC-37,5OC)
Intervensi Rasional
Dorong teknik mencuci tangan Mencegah infeksi nosokomial saat
35
secara dini dapat membantu dalam
Kriteria Hasil :
5. Pasien dapat menunjukan sikap melindungi diri sendiri dari risiko cidera
Intervensi Rasional
Ciptakan lingkungan yang aman Mencegah terjadinya risiko cidera
untuk pasien
laku
lingkungan
36
Sediakan tempat tidur yang rendah Membantu pasien memudahkan
dan keluarga
3.4 implementasi
3.5 Evaluasi
37
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit jantung bawaan ( PJB ) adalah penyakit dengan kelainan pada
struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir.
Klasifikasi :
c. Koarktasio Aorta
3.2 Saran
38
Kita hendaknya lebih memahami tentang congenital heart diseases
Demikian saran dari kami semoga apa yang kami suguhkan dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
39
Daftar Pustaka
http://ZUMROTUS_SAADAH_G2A009149_BAB_1_KTI.pdf pada
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Edisi 9. Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti,
Dan Nike Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrah Bariid,
http://jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/index.php/JK/article/view/12 pada
40