Anda di halaman 1dari 28

ENDOKARDITIS

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medikal Bedah 1

Dosen pengampu : Esti Nur Janah, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :

1. Isnaeni Rahmawati (21.022)


2. Iqbal Kanebi (21.077)
3. Naely Nur Ilahi (21.039)

YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIKMAH 2

AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 2 BREBES

PRODI DIII KEPERAWATAN

2022

I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta karunianya-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah  ini disusun untuk  memenuhi
tugas Keperawatan Medikal Bedah 1 dengan pokok bahasan “Endokarditis”.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses


pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga
tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan
dan doanya.

            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses belajar
mengajar. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap
kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.

Brebes, 11 September 2022

Penyusun

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. I

DAFTAR ISI................................................................................................ II

BAB I : PENDAHULUAN

1. 1................................................................................................ Latar
Belakang................................................................................. 4
1. 2................................................................................................
Rumusan Masalah................................................................... 5
1. 3................................................................................................ Tujuan
6

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Definisi.................................................................................. 7
2.2 Klasifikasi.............................................................................. 8
2.3 Etiologi.................................................................................. 8
2.4 Patofisiologi...........................................................................15
2.5 Manifestasi Klinis..................................................................17
2.6 Komplikasi.............................................................................19
2.7 Pemeriksaan Diagnostik........................................................21
2.8 Penatalaksanaan.....................................................................23

BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................26
3.2 Saran.....................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

III
IV
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Endokarditis infektif (EI) merupakan infeksi permukaan


endokardium jantung, dapat mengenai satu atau lebih katup jantung,
mural endokardium, atau defek septum. Efeknya terhadap jantung dapat
berupa insufi siensi katup, gagal jantung dan abses miokardium.
Penyakit ini merupakan penyakit yang jarang dijumpai, namun dapat
memberikan komplikasi neurologis yang dekat dengan kematian. Pada
sebagian kasus, gangguan neurologis merupakan satu-satunya gejala saat
pasien datang ke rumah sakit. Gejala neurologis yang muncul dapat
sangat aneh (bizarre) ataupun terlihat sangat berat, sehingga menutupi
gejala endokarditisnya. Apabila tidak segera diobati dapat menyebabkan
kematian.
Jantung yang telah mengalami kerusakan biasanya mudah
terserang endokarditis infekstif. Penyakit jantung yang mendahului
endokarditis, bisa berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit
jantung baru. Dahulu diduga infeksi yang terjadi pada endokard hanya
disebabkan oleh bakteri, sehingga mendapat nama endokarditis bakterial.
Namun kini diketahui infeksi ini bukan saja disebabkan oleh bakteri
tetapi bisa juga disebabkan oleh mikro-organisme lain, seperti jamur,
virus dan lain-lain.
Pertama kali endokarditis infektif dideskripsikan oleh Lazaire
Riviere pada tahun 1674 dari pemeriksaan otopsi. Pada tahun 1885,
presentasi pertama dalam bahasa Inggris dilakukan oleh William Osler
menggunakan deskripsi komprehensif. Insidens terjadinya endokarditis
infektif diperkirakan 3-9 kasus per 100.000 penduduk di Negara maju.
Perbandingan angka kejadian pria dan wanita sekitar 2 : 1. Pada
penelitian Osler, insidens gangguan neurologis pada endokarditis infektif
terjadi pada 12,5% kasus; 3% kasus gejala primer yang dijumpai hanya

5
gangguan neurologis. Ditemukan 15-30% penderita endokarditis infektif
mengalami gangguan neurologis pada penelitian lainnya.
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katup yang
telah mengalami kerusakan, akan tetapi juga pada endokard dan katup
sehat, misalnya endokarditis yang terjadi pada penyalahgunaan narkotik
intervena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa hiperakut,
akut, subakut atau kronik, bergantung pada virulensi mikro-organisme
dan daya tahan penderita. Sebelum era antibiotik, endokarsitis infektif
subakut hampir selalu fatal dalam beberapa bulan sampai dua tahun,
sedangkan endokarditis hiperakut atau akut secara klinis hampir tidak
dikenal, karena penderita telah meninggal lebih dahulu disebabkan oleh
sepsis, sebelum gejala klinis jantung yang terkena infeksi timbul,
walaupun pada autopsi jelas terlihat vegetasi infektif pada endokard atau
katup jantung.
Endokarditis infektif kronik hampir tidak dapat dibuat
diagnosisnya sewaktu penderita masih hidup karena gejala yang tidak
khas dan yang ditemukan hanyalah gejala-gejala infeksi saja. Untuk itu
pada makalah ini penulis tertarik untuk membahas tentang endokarditis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari endokarditis ?


2. Apa klasifikasi dari endokarditis?
3. Bagaimanakah etiologi dari endokarditis ?
4. Bagaimana patofisiologi dari endokarditis ?
5. Apa saja manifestasi klinis dari endokarditis ?
6. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan dari endokarditis?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostik dari endokarditis ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari endokarditis ?

6
1.3 TUJUAN

A. Tujuan umum :
Mengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dan konsep
asuhan keperawatan dari endokarditis.

B. Tujuan khusus :
1. Mengetahui definisi dari endokarditis.
2. Mengetahui klasifikasi dari endokarditis.
3. Mengetahui etiologi dari endokarditis.
4. Mengetahui patofisiologi dari endokarditis.
5. Mengetahui manifestasi klinis dari endokarditis.
6. Mengetahui komplikasi yang ditimbulkan endokarditis
7. Mengetahui pemeriksaan diagnostik endokarditis.
8. Mengetahui penatalaksanaan dari endokarditis.

7
BAB II
PEMBAHASAN

1. 1
2. 1 DEFINISI
Endokarditis adalah inflamasi yang terjadi pada lapisan
endothelial jantung. (Marylinn E. Doengoes, 2000: 129).
Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan permukaan
jantung. Endokarditis bisa bersifat endokarditis infeksi dan
endokarditis rematik. Penyebab terjadinya endokarditis rematik
disakibatkan langsung oleh demam rematik yang merupakan penyakit
sistemik karena infeksi streptokokus. Sedangkan endokarditis infeksi
(endokarditis bakterial) adalah infeksi yang disebabkan oleh invasi
langsung bakteri atau jenis organisme lain, sehingga menyebabkan
deformitas bilah katup. ( Muttaqin. 2009 )
Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. (Wajan Yuni
Udjianti, keperawatan kardiovaskuler)
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang
telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokard dan katub yang
sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit
kronik. Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub akut, dan kronik,
tergantung pada virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita.
Infeksi subakut hampir selalu menjadi fatal, sedangkan hiperakut/akut
secara klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal terlebih
dahulu yang disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik hampir
tidak dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya tidak khas (buku
saku KMB burner & suddart)
Endokarditis merupakan penyakit yang disebabkan infeksi
mikroba pada lapisan endotel jantung, ditandai oleh vegetasi yang

8
biasanya terdapat pada katup jantung, namun dapat terjadi pada
endokardium di tempat lain (Mansjoer, 2000).
Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung
(lapisan yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/
mikroorganisme yang masuk.  Biasanya secara normal selalu ada
kuman yang komensal di permukaan luarnya. Pada lapisan ini didapat
adanya lesi spesifik, berupa vegetasi, yang merupakan masa dengan
ukuran yang bervariasi, yang terbentuk platelet, fibrin, mikroba, dan
sel-sel inflamasi saling berkaitan satu sama lain.

2. 2 KLASIFIKASI
Endokarditis diklasifikasikan secara klinis menjadi akut dan
subakut. Dalam pembagian ini dapat diketahui rentang keparahan
penyakit dan temponya, dan untuk mengetahui penyebab dari
endokarditis penderita akibat virulensi mikroorganisme penginfeksi
atau akibat adanya penyakit jantung yang mendasari. Endokarditis
akut adalah infeksi berat destruktif, biasa terjadi pada katup yang
normal, disebabkan oleh organisme virulen dan dapat mengakibatkan
kematian dalam hitungan hari sampai minggu pada lebih dari 50%
pasien meskipun telah mendapatkan terapi antibiotik maupun tindakan
pembedahan.
Sedangkan organisme dengan virulensi yang rendah dapat
menyebabkan infeksi pada jantung yang sebelumnya abnormal
terutama pada katup yang mengalami deformitas. Pada kasus seperti
ini, penyakit endokarditis ini muncul secara perlahan dan bahkan
tanpa terapi pengobatan yang berlangsung hingga berminggu-minggu
atau beberapa bulan. Kasus seperti ini disebut dengan endokarditis
subakut dan sebagian besar akan pulih setelah mendapatkan terapi
antibotik yang sesuai (Robbins, 2009).

2. 3 ETIOLOGI

9
Penyebab utama dari endokarditias infeksiosa (sekitar 80%)
adalah jenis mikroorganisme Streptococcus dan Staphylococcus.
Proporsinya berbeda tergantung katup jantung (asli atau buatan),
sumber infeksi, usia, dan kondisi premorbid. Saat ini, Staphylococcus
yang paling sering diidentifikasi sebagai penyebab, mungkin karena
peningkatan proporsi kasus endokarditis infeksiosa yang berhubungan
dengan tindakan medis. Kasus endokarditias infeksiosa yang
disebabkan oleh Streptococcus dalam rongga mulut insidensnya
menurun di negara-negara maju.
Jenis Endokarditis Infektif yang berbeda memiliki penyebab
yang beragam dan melibatkan patogen yang berbeda pula.
Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit ini paling banyak
adalah Streptococcus viridans untuk endokarditis subakut, dan
Staphylococcus aureus untuk endokarditis infektif akut. Etiologi lain
adalah Streptococcus faecalis, streptokok dan stafilokok lain, bakteri
Gram negatif aerob dan anaerob, jamur, virus, dan kandida. Faktor
predisposisi endokarditis infeksiosa adalah kelainan katup jantung,
terutama penyakit jantung reumatik, katup aorta bikuspid, prolaps
katup mitral dengan regurgitasi, katup buatan, katup yang floppy pada
sindrom Marfan, tindakan bedah gigi atau orofaring yang baru,
tindakan atau pembedahan pada saluran urogenital atau saluran napas,
pecandu narkotika intravena, kelainan jantung bawaan, luka bakar,
hemodialisa, penggunaan kateter vena sentral, dan pemberian nutrisi
parenteral yang lama.
Pembagian penyebab bisa juga berdasarkan jenis katup dan
kondisi tertentu seperti :

a. Endokarditis Pada Katup Buatan


Pada tahap awal endokarditis ini, (biasanya setelah
pembedahan), memiliki gambaran bakteriologis dan prognosis
yang berbeda dengan endokarditis pada katup buatan tahap akhir,

10
yang mirip dengan gambaran pada endokarditis subakut pada
katup asli (alami/bukan buatan). 
Infeksi yang terjadi pada katup buatan biasanya
berhubungan dengan abses lokal, pembentukan fistula, atau luka
operasi yang membuka kembali (eviscerasi/dishiscence). Hal ini
dapat mengakibatkan syok, gagal jantung, block jantung,
pengalihan darah menuju atrium kanan, tamponade perikardium,
dan emboli perifer ke sistem saraf pusat atau tempat lainnya.
Endokarditis katup buatan tahap awal dapat disebabkan
oleh beberapa macam patogen, antara lain Staphylococcus aureus
dan Staphylococcus epidermidis.  Mikroorganisme nosokomial
ini biasanya resisten terhadap methicillin (MRSA). Secara
keseluruhan Coagulase-Negative Staphylococcus adalah
penyebab tersering Endokarditis pada katup prostetik (30%).
Staphylococcus aureus menyebabkan 17% Endokarditis katup
buatan tahap awal dan 12% tahap akhir. Corynebacterium,
nonenterococcal streptococci, fungi (Candida albicans, Candida
stellatoidea, Aspergillus species), Legionella, Haemophilus
aphrophilus, Actinobacillus actinomycetemcomitans,
Cardiobacterium hominis, Eikenella corrodens, Kingella kingae)
merupakan mikroorganisme penyebab endokarditis katup buatan
lainnya.

b. Endokarditis pada Katup Asli 


Beberapa penyebab utama endokarditis pada katup alami antara
lain : 

 Penyakit Rematik Katup (30% dari kasus) utamanya


melibatkan katup mitral diikuti oleh katup aorta.
 Penyakit Jantung kongenital (15% dari kasus) antara lain
patent ductus arteriosus ventricular septal defect (VSD),

11
tetralogi   Fallot, atau lesi bawaan atau lesi bedah beraliran
tinggi.
 Prolaps katup mitral dengan murmur (pada 20% kasus)
 Penyakit Jantung degeneratif, termasuk di dalamnya
stenosis aorta terklasifikasi dikarenakan katup bikuspid,
sindroma Marfan, atau penyakit sifilitik.   
 Sekitar 70% dari infeksi endokarditis jenis ini disebabkan
oleh Streptococcus sp, termasuk Streptococcus viridans,
Streptococcus bovis, dan enterococci. Staphylococcus
species menjadi penyebab pada 25% dari kasus
endokarditis tipe biasanya menunjukkan manisfestasi akut
yang lebih agresif.

c. Endokarditis Infektif pada Penyalahgunaan Narkoba


Intravena
Penegakan diagnosis untuk endokarditis pada
penyalahgunaaan obat melalui intravena biasanya sulit dan butuh
tingkat kejelian yang tinggi. Dua dari tiga pasien tidak memiliki
riwayat terdahulu akan adanya penyakit jantung atau penemuan
murmur pada pemeriksaan sebelumnya. Murmur dapat tidak
ditemukan pada pasien dengan penyakit trikuspid, yang
disebabkan pressure gradient yang relatif kecil pada katup
tersebut. Gejala paru sering ditemukan pada pasien dengan
infeksi trikuspid, sepertiga kasus memiliki nyeri dada pluera, dan
75% kasus menunjukkan kelainan radiologis pada dada.
Staphylococcus aureus adalah penyebab paling umum (<
50% kasus) pada pasien endokarditis jenis ini.  Penemuan MRSA
meningkat pada infeksi Staphylococcus Aureus dan biasanya
berhubungan dengan riwayat opname sebelumnya, kecanduan
jangka panjang, dan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai
resep.  Streptococci dan enterococci grup A, C dan G juga

12
ditemukan pada pasien endokarditis tipe ini. Akhir-akhir ini
kuman gram negatif juga menjadi penyebab  namun lebih jarang,
contohnya P. aeruginosa dan kuman kelompok HACEK
(Haemophilus aphrophilus, Actinobacillus
actinomycetemcomitans, Cardiobacterium hominis, Eikenella
corrodens, Kingella kingae).

d. Endokarditis Infektif Nosokomial


Penanganan endokarditis tertentu biasanya dilakukan
dengan pendekatan metode-metode terbaru yang melibatkan
peralatan intravaskuler seperti kateter intravena perifer, alat pacu
irama jantung seperti pacemaker, defibrillator, kateter dan shunt
hemodialysis, terapi obat dan makanan melalui
hyperalimentation. Pasien yang terindikasi melakukan prosedur-
prosedur ini biasanya memiliki penyakit penyerta yang
signifikan, umur yang lebih lanjut, dan mudah terpapar infeksi
Sthaphylococcus aureus. Angka kematian pada pasien kelompok
ini tinggi.
Mikroorgansime yang paling umum menyebabkan
endokarditis infektif nosokomial (endokarditis yang terjadi saat
pengobatan pada fasilitas pelayanan kesehatan) adalah kuman
coccus gram positif (Staphylococcus aureus, Coagulase-Negative
Staphylococcus, enterococci, streptococci nonenterococcal).

e. Fungi (Jamur)
Fungal endokarditis biasanya ditemukan pada
penyalahgunaan obat melalui intravena (suntikan) dan pasien
ICU (intensive care unit) yang menerima antibiotik spektrum
luas. Kultur darah biasanya negatif, dan diagnosis kadangkala
terjadi pada saat pemeriksaan mikroskopis dari emboli yang
besar. Biasanya pada kasus EI subakut. Fungi yang paling umum

13
menyebabkan EI dan mengenai baik katup buatan maupun katup
alami adalah Candida albicans. Fungi yang ditemukan pada
Endokarditis Infektif Penyalahgunaan obat Intravena biasanya
adalah Candida parapsilosis or Candida tropicalis. Aspergillus
species juga ditemukan pada EI katup buatan dan EI nosokomial.

f. Faktor Risiko Endokarditis Infektif 


Prinsip faktor risiko ini adalah dengan dasar pertimbangan
bahwa pada individu yang sehat, bakteremia (kuman yang masuk
ke aliran darah) dapat secara cepat tertangani tanpa dampak yang
merugikan. Walaupun demikian, jika suatu katup jantung
mengalami kerusakan, bakteri dapat menempel pada katup
tersebut, yang akhirnya menyebabkan EI. Sebagai tambahan,
seorang pasien dengan sistem imun yang melemah, konsentrasi
bakteri dalam darah dapat mencapai level yang cukup tinggi
untuk meningkatkan kemungkinan beberapa menempel pada
katup.  Beberapa faktor risiko signifikan seperti di bawah ini :
 Katup jantung buatan
 Alat di dalam jantung (Intracardiac) seperti pacemaker,
Implantable cardioverter-defibrillators
 Kelainan jantung sianotik kongenital
 Riwayat endokarditis infektif
 Penyakit jantung rematik kronik yang merupakan respon
autoimun terhadap infeksi Streptococcus pyogenes
berulang
 Lesi valvular degeneratif yang berhubungan dengan umur
 Hemodialysis (cuci darah)
 Kondisi yang menyebabkan sistem imun menurun seperti
diabetes mellitus, alkoholik, HIV/AIDS dan
penyalahgunaan obat intravena.

14
Keadaan lain yang menyebabkan bakteri dengan jumlah
yang tinggi memasuki aliran darah antara lain kanker kolorektal
(paling banyak Streptococcus bovis), infeksi saluran kemih berat
(paling banyak enterococci) dan injeksi obat (Staphylococcus
aureus). Dengan jumlah bakteri yang sangat tinggi, atau bakteri
yang memiliki virulensi tinggi seperti Staphylococcus aureus
sebuah katup jantung yang sehat dan normal pun dapat
terinfeksi .
Pengguna obat-obatan yang disuntik (intravenous) lebih
cenderung mendapatkan infeksi pada katup-katup jantung
sebelah kanan karena vena yang diinjeksi masuk ke jantung
bagian kanan. Pada penyakit jantung rematik, infeksi terjadi pada
katup aorta dan mitral pada jantung bagian kiri. Faktor risiko lain
untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya endokarditis
infektif adalah kadar sel darah putih yang rendah,
immunodefisiensi, immunosupresi, dan keganasan.

g. Tindakan dokter gigi


Prosedur-prosedur yang dilakukan oleh dokter gigi
(biasanya karena Streptococcus viridans, yang tinggal di dalam
rongga mulut) seperti pembersihan karang gigi, ekstraksi
(pencabutan) gigi dan lain-lain sebaiknya pasien dikonfirmasi
sebelumnya apakah memiliki kelainan pada jantung. Antibiotik
diberikan pada pasien dengan kelainan jantung sebagai
pencegahan, walaupun praktek ini tidak lagi dilakukan di
amerika serikat sejak dikeluarkannya panduan oleh American
Heart Association pada tahun 2007, dan di Inggris pada maret
2008 berdasarkan panduan pedoman NICE.   

15
2. 4 PATOFISIOLOGI
Endokarditis adalah infeksi permukaan endokardium jantung,
termasuk katup. Endokarditis infeksi adalah penyakit serius dengan
angka mortalitas 20% sampai 30%. Angka ini lebih tinggi pada
individu yang berusia lebih dari 60 tahun. Diagnosis yang cepat
mulainya terapi yang tepat dan identifikasi dini komplikasi adalah
kunci untuk pasien yang baik. Pada masa lalu penyakit jantung
reumatik menjadi penyebab dari sebaian besar kasus endokarditis.
Saat ini endokarditis lebih ditemukan pada pasien yang memiliki
katup prostetik, mereka yang menyalahgunakan obat-obatan intravena
(IV) atau pasien yang mengalami prolaps katup mitral atau
abnormalitas nonreumatik lain. Organisme infeksius umum adalah
streptokokus, enterokokus dan staphylococcus aureus.

Perkembangan endokarditis infektif adalah proses kompleks


yang memerlukan terjadinya beberapa elemen kritis. Pertama, harus
ada kerusakan endotel yang memajankan dasar membran katup ke
aliran darah turbulen. Endokard yang memiliki permukaan tidak rata
akan mudah terinfeksi oleh bakteri. Sehingga akan mudah terjadi
vegetasi atau penempelan bakteri yang terdiri dari trombosis dan
fibrin. Kedua bekuan ini atau vegetasi harus terpajan dengan bakteri
melalui transport aliran darah, seperti yang telah terjadi pada
manipulasi gigi atau prosedur urologi.

Vaskularisasi jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga


memudahkan mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya akan
menambah kerusakan katub dan endokard, kuman yang sangat
patogen dapat menyebabkan robeknya katub hingga terjadi
kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya,
menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik. Bila infeksi
mengenai korda tendinae maka dapat terjadi raptup yang

16
mengakibatkan jantung bocor. Bakteri berpoliferasi pada vegetasi ini
untuk dua alasan yakni aliran darah turbulen yang melintasi katup
membantu mengonsentrasikan sejumlah bakteri dekat dengan vegetasi
dan vegetasi itu sendiri menutup bakteri dengan lapisan trombosit dan
fibrin yang melindungi koloni bakteri dari mekanisme pertahanan
alami tubuh. Katup yang tidak berfungsi ini pada akhirnya
menyebabkan gagal jantung berat. Partikel dari vegetasi yang
terinfeksi atau katup yang rusak berat dapat terlepas dan dapat
menyebabkan emboli perifer (Nodus Osler). (Morton, 2011).

Pembentukan trombus yang mengandung kuman dan kemudian


lepas dari endokard merupakan gambaran yang khas pada
endokarditis infeksi. Besarnya emboli bermacam-macam. Emboli
yang disebabkan jamur biasanya lebih besar, umumnya menyumbat
pembuluh darah yang besar pula. Tromboemboli yang terinfeksi dapat
terangkut sampai di otak, limpa, ginjal, saluran cerna, jantung,
anggota gerak, kulit, dan paru. Bila emboli menyangkut di ginjal,
akan meyebabkan infark ginjal, glomerulonepritis. Bila emboli pada
kulit akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri tekan.

Faktor resiko endokarditis :

Endokarditis katup asli

o Prolpas katup mitral


o Lesi degeneratif katup mitral dan katup aortic
o Penyakit jantung kongenital
o Penyakit jantung reumatik
o Penyalahgunaan obat intravena (IV)
o Usia lebih dari 60 tahun (terutama pada individu yang
memiliki katup prostetik atau lesi degeneratif)
o Diabetes (karena aterosklerosis yang dipercepat dan
predisposisi infeksi)

17
o Kehamilan (jarang), yang berkaitan dengan penyakit
jantung yang mendasarinya, prosedur gigi, kelahiran
prematur, pecah ketuban yang lama, kala tiga
persalinan yang memanjang, dan pelepasan plasenta
manual.
Endokarditis katup prostetik
Dini (dalam 60 hari pembedahan)
o Infeksi nosokomial
o Kateter IV sentral
o Kateter arteri
o Kabel pacu jantung
o Slang endotrakeal

Lambat (setelah 60 hari)

o Manipulasi gigi, geniourinari atau gastrointestinal.

2. 5 MANIFESTASI KLINIS

Endokardritis lebih sering terjadi pada jantung yang memiliki


kecacatan, penyakit timbul mendadak. Tanda-tanda infeksi lebih
menonjol, seperti demam yang tinggi dan menggigil, sering
ditemukan jari tabuh atau clubbing finger dan bercak kemerahan pada
telapak tangan dan kaki atau yang biasa disebut janeway lession.
Terdapat tanda-tanda pada mata berupa petechiae pada mukosa dan
perdarahan retina atau biasa disebut roth spot. Kemudian diikuti
kebutaan, tanda-tanda endoftalmitis, dan panoftalmitis. Emboli
biasanya lebih sering terjadi dan umumnya menyangkut pada arteri
yang lebih besar sehingga menimbulkan infark atau abses paru dan
sebagainya. Bising jantung baru atau perubahan murmur jantung
dapat terjadi.

18
Gejala timbulnya dapat lebih kurang dari 2 minggu sesudah
masa inkubasi. Keluhan umum yang sering dirasa pada penderita
endokarditis adalah demam tidak terlalu tinggi, letih, lesu, banyak
keringat malam, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, sakit
kepala dan sakit sendi. Bila terjadi emboli akan timbul keluhan seperti
paralisis, sakit dada, hematuria, sakit perut, buta mendadak, sakit pada
jari tangan, dan sakit pada kulit.

Demam dapat terjadi terus-menerus, remiten, intermiten atau


sama sekali tidak teratur, disertai menggigil dengan puncak panas 38
– 40 0 C dan terjadi ketika sore atau malam hari. Sering disertai juga
menggigil pada suhu badan yang tinggi, kemudian muncul keringat
banyak. anemia, pembesaran hati dan limpa dapat terjadi. Gejala
emboli dan vaskular dapat terjadi berupa petechiae pada mukosa,
tenggorokan, mata dan juga pada semua bagian kulit terutama di
dada.

Gejala-Gejala Dari Endokarditis :

 demam,
 kelelahan,
 petechiae (bintik-bintik merah)
 osler nodes
 janeway lesion
 clubbing finger
 takikardia
 bradikardia
 murmur jantung
 splinter hemorarghies
 sesak nafas
 takipnea
 batuk

19
 nafsu makan menurun

Pada endokarditis, pembiakan-pembiakan darah dapat seringkali


mendeteksi bakteri-bakteri yang menyebabkan endokarditis. Gejala-
gejala juga dapat berkembang menjadi anemia, darah dalam urin,
jumlah sel darah putih yang meningkat, dan bunyi desiran jantung
yang tidak normal yang baru.

2. 6 KOMPLIKASI
Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis
komplikasi neurologi merupakan hal yang penting karena sering
terjadi, merupakan komplikasi neurologik. Dapat melalui 3 cara:
a. Penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal
dari vegetasi endokardial.
b. Infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah
karena septik emboli atau bakterimia.
c. Reaksi immunologis.
Melalui mekanisme tersebut dapat menyebabkan:
 Infark atau infark berdarah.
 Pendarahan intra serebral, sab, perdarahan subdural.
 Proses desak ruang, seperti abses atau mycotic aneurysma.
 Perubahan fungsi otak karena berbagai faktor.
Bila terjadi emboli akan mengakibatkan :
 Gejala neurologik fokal bila mengenal hanya satu pembuluh
darah.
 Lebih dari satu pembuluh darah tergantung dari istemianya
apakah dapat membaik sebelum terjadi kerusakan yang
permanen maka gejalanya mirip TIA, atau bila berlanjut
menyebabkan kerusakan jaringan otak dan terjadi proses
supurasi.

20
Hal tersebut mengakibatkan:
 Septik atau septic meningitis.
 Abses, mikro abses otak.
 Meningoencephalitis.
Bila dinding arteri atau vasa vaserum terkena maka akan terjadi
aneurisma, yang akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah yang
bersangkutan. Berbagai faktor yang dapat menimbulkan kelainan
neurologis yaitu: Hipoksia, ganguan metabolisme, pengaruh obat-
obatan, pengaruh toksis dari infeksi sistemik, reaksi imunitas terhadap
pembuluh darah, proliferatif endarteritis.

Komplikasi dapat terjadi disemua organ bila terjadi emboli


infektif :
a. Gagal jantung
Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah gagal
jantung sedang sampai berat dan kematian terjadi 85% dari 95
kasus.
b. Emboli
Emboli terjadi pada 13-35% endokarditis infektif subakut
dan 50-60% pada penderita endokarditis akut. Emboli arteri
sering terjadi pada otak, paru, arteri koronaria, limpa, ginjal
ekstrimitas, usus, mata dll.
c. Aneurisma nekrotik
Terjadi pada 3-5% endokarditis infektif dan akan
mengalami perdarahan.
d. Gangguan neurologik
Ditemukan pada 40-50% endokarditis infektif.Gangguan
bisa berupa, gangguan kesadaran, gangguan jiwa (psikotik)
meningo ensepalitis seteril.Kelainan pada pembuluh darah otak
80% disebabkan infark dan 20% karena perdarahan otak.

21
2. 7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Laboratorium

Sangatlah penting mengisolasi penyebab organisme dari


aliran darah. Hal ini tidak hanya untuk menegakkan diagnosis
tetapi juga memberi petunjuk jenis antibiotik atau kombinasi obat
yang akan diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme
penyebab infeksi. Sewaktu melakukan kultur darah, sangatlah
penting mencegah kontaminasi bakteri kulit dari sekelilingnya
terhadap sampel darah. Melakukan sterilisasi kulit di atas vena
yang akan diambil darahnya penting dilakukan, biasanya
menggunakan antiseptik kuat seperti klorherksidin dalam 70%
etanol. Sekitar seperempat kultur darah menunjukkan
pertumbuhan bakteri kulit, sehingga terjadi kesalahan diagnosis
dan pengobatan yang tidak tepat. Pembebasan bakteri dari
vegetasi mungkin dilakukan secara bertahap dalam jumlah yang
sedikit. Karenanya kultur darah yang multiple sebaiknya
dilakukan setiap hari, sampai dua atau tiga hari. Pada prakteknya
pada penderita dalam keadaan sangat sakit atau menderita, secara
klinis pengobatan harus segera mungkin dilakukan begitu
dicurigai. Walaupun hasil kultur darah belum selesai diperiksa.
Pada sebagian besar penderita dengan bukti jelas adanya
endokarditis, kultur darah menunjukkan hasil negatif. Penyebab
kegagalan dapat menentukan organisme karena :

 Adanya dinding pembatas bakteri di dalam massa fibrinosa


vegetasi
 Pemberian antibiotik sebelum kultur darah dilaksanakan,
dimana terjadi kondisi klinis yang tertutupi karenanya perlu
penghentian pengobatan untuk sementara waktu dan
kemudian baru diambil darahnya untuk kultur.

22
 Kadang-kadang organisme yang tidak biasa , seperti
riketsia penyebab demam “Q” yang tidak tumbuh pada
media kultur biasa pada kasus ini diagnosis ditegakkan
berdasarkan pola tes serial antibodi.
b. Elektrokardiografi
Ekokardiografi pada saat ini merupakan alat penting yang
digunakan untuk :
 Melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang
besar ( > 5 mm)
 Melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang
progresif
 Mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis
(prolap mitral, fibrosis, dan calcifikasi katub mitral)
 Penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan
adanya destrruktif katub aorta dan merupakan indikasi
untuk melakukan penggantian katub.

c. Pemeriksaan lain
Dapat ditemukan anemia yang bersifat hemolitik.
Leukositosis tidak selalu ditemukan, pada tipe yang akut
leukositosis lebih nyata daripada yang subakut. Pada penderita
dengan glomerulonefritis dapat ditemukan hematuria dan
proteinuria. Pada penderita EI juga terjadi peningkatan CRP dan
hipergamaglobulin. Pemeriksaan radiologi berupa foto torak
untuk memastikan kardiomegali pada penderita Endokarditis
Infektif dengan gagal jantung.

23
2. 8 PENATALAKSANAAN
Kesuksesan terapi sangat dipengaruhi oleh diagnosis dini dan
penanganan sesegera mungkin. Tujuan terapi adalah untuk membasmi
mikroorganisme infektif dan menangani seluruh komplikasi sekunder
dengan strategi sebagai berikut menangani bakterimia bila ada
menghilangkan sumber infeksi ekstrakardiak mencegah kerusakan
katup lebih lanjut menangani komplikasi kardiak seperti CHF atau
aritmia dan menangani komplikasi ekstrakardiak.
Terapi dilakukan secara intensif dengan obat-obat antimikroba,
dalam waktu panjang, dan lebih baik didasarkan pada hasil uji
sensitivitas. Untuk menangani infeksi bakteri, pada penanganan awal
dapat menggunakan antibiotik parenteral (secara IV) agar konsentrasi
antibiotik yang tinggi di dalam serum dicapai dengan cepat, selama 1-
2 minggu. Pada penanganan awal dapat menggunakan antibiotik
spektrum luas (ampicilin dan gentamisin atau cefalotin dan
gentamisin), kemudian dapat diganti sesuai dengan hasil uji
sensitivitas. Ampisilin atau cefalotin diberikan pada dosis 20-40.
Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotika
intravena dosis tinggi. Pemberian antibiotika saja tidak cukup pada
infeksi katup buatan. Mungkin perlu dilakukan pembedahan jantung
untuk memperbaiki atau mengganti katup yang rusak dan membuang
vegetasi. Endokarditis infektif dengan vegetasi ukuran kurang dari 1
cm biasanya akan sembuh dengan pemberian antibiotika selama 4-6
minggu. Sedangkan untuk vegetasi yang berukuran lebih dari 1 cm
dan tidak respon terhadap pemberian antibiotika selama 3 minggu
biasanya memerlukan terapi pembedahan. Terapi dan prognosis pada
endokarditis bergantung pada keadaan yang mendasari terjadinya
endokarditis dan sensitifitas organisme terhadap jenis antibiotika
tertentu
Selain beberapa hal diatas terdapat pula penatalaksanaan lainnya
seperti:

24
a. pemberian antibiotik sesuai dengan bakteri yang menyerang
pada endokarditis (contoh : penisilin G pada streptococus)
b. pemberian obat-obatan apabila terjadi gagal jantung seperti
digitalis, diuretik, dan vasodilator
c. Pembedahan  Tindakan pembedahan dilakukan apabila :
- Terjadi komplikasi gagal jantung kongestif
- Terdapat tanda-tanda disfungsi katup prostetik dari
penilaian ekokardiografi trans-esofageal
- Vegetasi yang besar
- Emboli sistemik yang berulang
- Aneurisma katup mitral
- Abses pada katup atau endokard jantung.
- Sepsis yang sulit diatasi
- Terjadi relaps setelah pemberian terapi yang adekuat

d. Sasaran pengobatan adalah eradikasi total organisme


penyerang melalui dosis adekuat agen antimicrobial yang
sesuai
- isolasikan organism penyebab melalui seri kultur darah.
Kultur darah dilakukan untuk memantau perjalanan
terapi
- setelah pemulihan dari proses infeksi, kerusakan katup
serius mungkin membutuhkan penggantian katup
- suhu tubuh pasien dipantau untuk keefektifan
pengobatan, (Dianne, 2000).

e. Pengobatan Suporfit
Pengobatan suporfit perlu diberikan selain pengobatan
pokok. Dalam banyak kasus pengobatan suporfit ini justru
sering kali sangat menentukan keberhasilan pengobatannya.

25
Berikut ini beberapa pengobatan suporfit yang dapat
dilakukan untuk pasien:
- Diet tinggi kalori, protein, vitamin dan mineral
- Perbaikan anemia dan penurunan laju endap darah
- Pada pemberian antibiotik dosis tinggi, perlu
diperhatikan kadar elektrolit dalam darah sehubungan
dengan adanya natrium dan kalium di dalam darah
- Bila ada gagal jantung berikan digitalis dan diuretikum
- Berikan kortikosteroid bila ada tanda hipersensitifitas
terhadap penisilin atau antibiotik lainnya dan pada
komplikasi penyakit jantung rematik aktif.
- Istirahat mutlak dilakukan sampai gejala hilang,
mengingat jantung yang hiperaktif akan memudahkan
terjadinya embolus.
- Bila suhu meningkat dalam tahap pengobatan maka
perlu diperkirakan kemungkinan terjadinya :
a) Pengobatan yang tidak adekuat
b) Tromboflebitis
c) Embolus
d) metastatis dupuratis
e) Drug fever dan
f) Infeksi berulang

26
BAB IV
PENUTUP

4. 1 Kesimpulan
Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan permukaan
jantung. Endokarditis bisa bersifat endokarditis infeksi dan endokarditis
rematik. Penyebab terjadinya endokarditis rematik disakibatkan
langsung oleh demam rematik yang merupakan penyakit sistemik
karena infeksi streptokokus. Sedangkan endokarditis infeksi
(endokarditis bakterial) adalah infeksi yang disebabkan oleh invasi
langsung bakteri atau jenis organisme lain, sehingga menyebabkan
deformitas bilah katup.
Endokarditis tidak dapat dideteksi secara dini, penyakit ini
sering terdeteksi pada level yang lebih parah. Intervensi yang dapat
dilakukan dengan pengobatan Daptomycin untuk mencegah
perkembangan bakteri streptococcus untuk menghindari vegetasi yang
lebih parah.

4. 2 Saran
Perlu adanya identifikasi khusus dalam mendeteksi penyakit
endokarditis, dikarenakan gejala yang muncul pada endokarditis hampir
sama dengan penyakit yang lain. Dan apabila tidak ditangani dengan
baik akan menimbulkan hal yang fatal.
Perawat hendaknya selalu menjalin hubungan kerjasama yang
baik atau kolaborasi terhadapa pengobatan pasien endokarditis agar
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

27
DAFTAR PUSTAKA
Marylinn E. Doengoes, 2000: 129
Muttaqin. 2009
Mansjoer, 2000
Robbins, 2009
Morton, 2011
Dianne, 2000

28

Anda mungkin juga menyukai