Anda di halaman 1dari 96

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Yana Rahajaan Vergina Paputungan
Gladys Sariowan Lady Andih
Anggela Reyaan Yuli Dimara
Gustinando Hamangau Faniciya Laluyan
Stefanus Takege Berta Siep
Delvi Luneto

MATA KULIAH:
Keperawatan Keluarga

DOSEN MATA KULIAH:


Ns. Selvie Rumagit, S.Kep., M.Kes

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON


FAKULTAS KEPERAWATAN
SULAWESI UTARA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan
serta pengalaman. Karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari
semua pihak yang membangun guna dijadikan pedoman bagi kami dikemudian hari.

Tomohon, April 2021

DAFTAR ISI

i
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................

A. Latar Belakang................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................2
C. Tujuan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................

A. Definisi Remaja...............................................................3
B. Tahap Perkembangan Remaja.......................................3
C. Karakteristik Perkembangan Remaja.................................4
D. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja....................9
E. Keluarga........................................................................11
F. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Remaja
.......................................................................................12
G. Masalah-Masalah Yang Terjadi Pada Keluarga Dengan Tahap
Perkembangan Anak Usia Remaja...............................12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................

A. Gambaran Kasus...........................................................16
B. Pengkajian.....................................................................19
C. Analisa Data..................................................................45
D. Rencana Keperawatan Keluarga..................................51
BAB IV PENUTUP.................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................92
B. Saran.............................................................................92
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................93

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang memiliki
karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan tahap perkembangan
lainnya, karena pada tahap ini seseorang mengalami peralihan dari masa anak-
anak ke dewasa. Masa remaja adalah masa dimana terjadinya krisis identitas
atau pencarian identitas diri. Karakteristik psikososial remaja yang sedang
berproses untuk mencari identitas diri ini sering menimbulkan banyak masalah
pada diri remaja. Transisi dari masa anak-anak dimana selain mneingkatnya
kesadaran diri (self consciousness) terjadi juga perubahan secara fisik, kognitif,
sosial maupun emosional pada remaja sehingga remaja cenderung mengalami
perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi mudah marah, tersinggung
bahkan agresif. Perubahan-perubahan karakteristik pada masa remaja tersebut,
ditambah dengan faktor-faktor eksternal seperti kemiskinan, pola asuh yang tidak
efektif dan gangguan mental pada orang tua diprediksi sebagai penyebab
timbulnya masalah-masalah remaja (Pianta, 2005 dalam Santrock, 2007).
Laporan situasi Kependudukan Dunia Tahun 2012 pada peluncurannya,
disebutkan bahwa jumlah penduduk dunia terus tumbuh dan telah mencapai 7
miliar. Sebanyak 1,2 miliar penduduk dunia atau hampir 1 dari 5 orang di dunia
berusia 10-19 tahun. Adapun 900 juta orang di antaranya tinggal di negara
berkembang. Negara Indonesia sendiri, hasil sensus penduduk tahun 2010
menunjukkan 1 dari 4 orang penduduk Indonesia merupakan kaum muda berusia
10-24 tahun, dari 240 juta penduduk Indonesia, jumlah remaja terbilang besar,
mencapai 63,4 juta atau sekitar 26,7 % dari total penduduk (BKKBN, 2012).
Peran perawatn dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak
usia remaja adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi
dan tugas perawatan kesehatan keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan

1
program asuhan kesehatan secara mandiri, dan masalah yang timbul bisa
teratasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi remaja?
2. Bagaimana tugas perkembangan remaja?
3. Bagaimana tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja?
4. Bagiamana Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan anak remaja?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan
masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan anak remaja.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
a) Menyebutkan definisi keluarga dengan anak remaja.
b) Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja.
c) Menjelaskan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak remaja.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Remaja


Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata
bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh menjadi
dewasa. Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik,
akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada hakikat
umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya
secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al-
Mighwar, 2006).

2.2 Tahap Perkembangan Remaja


Menurut Sarwono (2006) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses
penyesuaian diri menuju dewasa :
a. Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih terheran–
heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan
dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan
mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan
jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah
dengan berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para
remaja awal sulit dimengerti orang dewasa.

b. Remaja Madya (Middle Adolescence)

3
Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan kawan-kawan. Ia senag kalau banyak teman yang
menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri sendiri,
dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia
tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai
atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau meterialis, dan sebagainya.
Remaja pria harus membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan
cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat
hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.

c. Remaja Akhir (Late Adolescence)


Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode
dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini.
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan
dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
masyarakat umum (the public).

2.3 Karakteristik Perkembangan Remaja


Menurut Wong (2009), karakteristik perkembangan remaja dapat dibedakan
menjadi :
a. Perkembangan Psikososial
Teori perkembangan psikososial menurut Erikson dalam Wong (2009),
menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan
terbentuknya identitas. Periode remaja awal dimulai dengan awitan pubertas
dan berkembangnya stabilitas emosional dan fisik yang relatif pada saat atau

4
ketika hampir lulus dari SMU. Pada saat ini, remaja dihadapkan pada krisis
identitas kelompok versus pengasingan diri.
Pada periode selanjutnya, individu berharap untuk mencegah otonomi
dari keluarga dan mengembangkan identitas diri sebagai lawan terhadap
difusi peran. Identitas kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan
pembentukan identitas pribadi. Remaja pada tahap awal harus mampu
memecahkan masalah tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum
mereka mampu menjawab pertanyaan tentang siapa diri mereka dalam
kaitannya dengan keluarga dan masyarakat.

1) Identitas kelompok
Selama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki suatu kelompok
semakin kuat. Remaja menganggap bahwa memiliki kelompok adalah hal
yang penting karena mereka merasa menjadi bagian dari kelompok dan
kelompok dapat memberi mereka status. Ketika remaja mulai
mencocokkan cara dan minat berpenampilan, gaya mereka segera
berubah. Bukti penyesuaian diri remaja terhadap kelompok teman
sebaya dan ketidakcocokkan dengan kelompok orang dewasa memberi
kerangka pilihan bagi remaja sehingga mereka dapat memerankan
penonjolan diri mereka sendiri sementara menolak identitas dari generasi
orang tuanya. Menjadi individu yang berbeda mengakibatkan remaja
tidak diterima dan diasingkan dari kelompok.

2) Identitas Individual
Pada tahap pencarian ini, remaja mempertimbangkan hubungan
yang mereka kembangkan antara diri mereka sendiri dengan orang lain
di masa lalu, seperti halnya arah dan tujuan yang mereka harap mampu
dilakukan di masa yang akan datang. Proses perkembangan identitas
pribadi merupakan proses yang memakan waktu dan penuh dengan
periode kebingungan, depresi dan keputusasaan. Penentuan identitas

5
dan bagiannya di dunia merupakan hal yang penting dan sesuatu yang
menakutkan bagi remaja. Namun demikian, jika setahap demi setahap
digantikan dan diletakkan pada tempat yang sesuai, identitas yang positif
pada akhirnya akan muncul dari kebingungan. Difusi peran terjadi jika
individu tidak mampu memformulasikan kepuasan identitas dari berbagai
aspirasi, peran dan identifikasi.

3) Identitas peran seksual


Masa remaja merupakan waktu untuk konsolidasi identitas peran
seksual. Selama masa remaja awal, kelompok teman sebaya mulai
mengomunikasikan beberapa pengharapan terhadap hubungan
heterokseksual dan bersamaan dengan kemajuan perkembangan,
remaja dihadapkan pada pengharapan terhadap perilaku peran seksual
yang matang yang baik dari teman sebaya maupun orang dewasa.
Pengharapan seperti ini berbeda pada setiap budaya, antara daerah
geografis, dan diantara kelompok sosioekonomis.

4) Emosionalitas
Remaja lebih mampu mengendalikan emosinya pada masa remaja
akhir. Mereka mampu menghadapi masalah dengan tenang dan rasional,
dan walaupun masih mengalami periode depresi, perasaan mereka lebih
kuat dan mulai menunjukkan emosi yang lebih matang pada masa
remaja akhir. Sementara remaja awal bereaksi cepat dan emosional,
remaja akhir dapat mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat
untuk mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat untuk
mengekspresikan dirinya dapat diterima masyarakat. Mereka masih tetap
mengalami peningkatan emosi, dan jika emosi itu diperlihatkan, perilaku
mereka menggambarkan perasaan tidak aman, ketegangan, dan
kebimbangan.

b. Perkembangan Kognitif

6
Teori perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Wong (2009),
remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri
periode berpikir konkret; mereka juga memerhatikan terhadap kemungkinan
yang akan terjadi. Pada saat ini mereka lebih jauh ke depan. Tanpa
memusatkan perhatian pada situasi saat ini, mereka dapat membayangkan
suatu rangkaian peristiwa yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan kuliah
dan bekerja; memikirkan bagaimana segala sesuatu mungkin dapat berubah
di masa depan, seperti hubungan dengan orang tua, dan akibat dari tindakan
mereka, misalnya dikeluarkan dari sekolah. Remaja secara mental mampu
memanipulasi lebih dari dua kategori variabel pada waktu yang bersamaan.
Misalnya, mereka dapat mempertimbangkan hubungan antara kecepatan,
jarak dan waktu dalam membuat rencana perjalanan wisata. Mereka dapat
mendeteksi konsistensi atau inkonsistensi logis dalam sekelompok
pernyataan dan mengevaluasi sistem, atau serangkaian nilai-nilai dalam
perilaku yang lebih dapat dianalisis.

c. Perkembangan Moral
Teori perkembangan moral menurut Kohlberg dalam Wong (2009),
masa remaja akhir dicirikan dengan suatu pertanyaan serius mengenai nilai
moral dan individu. Remaja dapat dengan mudah mengambil peran lain.
Mereka memahami tugas dan kewajiban berdasarkan hak timbal balik
dengan orang lain, dan juga memahami konsep peradilan yang tampak
dalam penetapan hukuman terhadap kesalahan dan perbaikan atau
penggantian apa yang telah dirusak akibat tindakan yang salah. Namun
demikian, mereka mempertanyakan peraturan-peraturan moral yang telah
ditetapkan, sering sebagai akibat dari observasi remaja bahwa suatu
peraturan secara verbal berasal dari orang dewasa tetapi mereka tidak
mematuhi peraturan tersebut.

d. Perkembangan Spiritual

7
Pada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otoritas yang lain,
beberapa diantaranya mulai mempertanyakan nilai dan ideal keluarga
mereka. Sementara itu, remaja lain tetap berpegang teguh pada nilai-nilai ini
sebagai elemen yang stabil dalam hidupnya seperti ketika mereka berjuang
melawan konflik pada periode pergolakan ini. Remaja mungkin menolak
aktivitas ibadah yang formal tetapi melakukan ibadah secara individual
dengan privasi dalam kamar mereka sendiri. Mereka mungkin memerlukan
eksplorasi terhadap konsep keberadaan Tuhan. Membandingkan agama
mereka dengan orang lain dapat menyebabkan mereka mempertanyakan
kepercayaan mereka sendiri tetapi pada akhirnya menghasilkan perumusan
dan penguatan spiritualitas mereka.

e. Perkembangan Sosial
Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan
diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang
mandiri dari wewenang orang tua. Namun, proses ini penuh dengan
ambivalensi baik dari remaja maupun orang tua. Remaja ingin dewasa dan
ingin bebas dari kendali orang tua, tetapi mereka takut ketika mereka
mencoba untuk memahami tanggung jawab yang terkait dengan
kemandirian.
1) Hubungan dengan orang tua
Selama masa remaja, hubungan orang tua-anak berubah dari
menyayangi dan persamaan hak. Proses mencapai kemandirian sering
kali melibatkan kekacauan dan ambigulitas karena baik orang tua
maupun remaja berajar untuk menampilkan peran yang baru dan
menjalankannya sampai selesai, sementara pada saat bersamaan,
penyelesaian sering kali merupakan rangkaian kerenggangan yang
menyakitkan, yang penting untuk menetapkan hubungan akhir. Pada
saat remaja menuntut hak mereka untuk mengembangkan hak-hak
istimewanya, mereka sering kali menciptakan ketegangan di dalam

8
rumah. Mereka menentang kendali orang tua, dan konflik dapat muncul
pada hampir semua situasi atau masalah.

2) Hubungan dengan teman sebaya


Walaupun orang tua tetap memberi pengaruh utama dalam
sebagian besar kehidupan, bagi sebagian besar remaja, teman sebaya
dianggap lebih berperan penting ketika masa remaja dibandingkan masa
kanak-kanak. Kelompok teman sebaya memberikan remaja perasaan
kekuatan dan kekuasaan.
a) Kelompok teman sebaya
Remaja biasanya berpikiran sosial, suka berteman, dan suka
berkelompok. Dengan demikian kelompok teman sebaya memiliki
evaluasi diri dan perilaku remaja. Untuk memperoleh penerimaan
kelompok, remaja awal berusaha untuk menyesuaikan diri secara
total dalam berbagai hal seperti model berpakaian, gaya rambut,
selera musik, dan tata bahasa, sering kali mengorbankan
individualitas dan tuntutan diri. Segala sesuatu pada remaja diukur
oleh reaksi teman sebayanya.

b) Sahabat
Hubungan personal antara satu orang dengan orang lain yang
berbeda biasanya terbentuk antara remaja sesama jenis. Hubungan
ini lebih dekat dan lebih stabil daripada hubungan yang dibentuk pada
masa kanak-kanak pertengahan, dan penting untuk pencarian
identitas. Seorang sahabat merupakan pendengar terbaik, yaitu
tempat remaja mencoba kemungkinan peran-peran dan suatu peran
bersamaan, mereka saling memberikan dukungan satu sama lain.

2.4 Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja

9
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut (Hurlock, 2001)
antara lain :
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik
pria maupun wanita
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar
dalam sikap dan perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-laki dan
anak perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugastugas
tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya
terlambat. Kebanyakan harapan ditumpukkan pada hal ini adalah bahwa
remaja muda akan meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan
pola perilaku.

b. Mencapai peran sosial pria, dan wanita


Perkembangan masa remaja yang penting akan menggambarkan
seberapa jauh perubahan yang harus dilakukan dan masalah yang timbul
dari perubahan itu sendiri. Pada dasarnya, pentingnya menguasai tugas-
tugas perkembangan dalam waktu yang relatif singkat sebagai akibat
perubahan usia kematangan yang menjadi delapan belas tahun,
menyebabkan banyak tekanan yang menganggu para remaja.

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif


Seringkali sulit bagi para remaja untuk menerima keadaan fisiknya bila
sejak kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang
penampilan diri pada waktu dewasa nantinya. Diperlukan waktu untuk
memperbaiki konsep ini dan untuk mempelajari cara-cara memperbaiki
penampilan diri sehingga lebih sesuai dengan apa yang dicita-citakan.

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab


Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah
mempunyai banyak kesulitan bagi laki-laki; mereka telah didorong dan
diarahkan sejak awal masa kanak-kanak. Tetapi halnya berbeda bagi anak

10
perempuan. Sebagai anak-anak, mereka diperbolehkan bahkan didorong
untuk memainkan peran sederajat, sehingga usaha untuk mempelajari peran
feminin dewasa yang diakui masyarakat dan menerima peran tersebut,
seringkali merupakan tugas pokok yang memerlukan penyesuaian diri
selama bertahun-tahun. Karena adanya pertentangan dengan lawan jenis
yang sering berkembang selama akhir masa kanak-kanak dan masa puber,
makan mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus mulai
dari nol dengan tujuan untuk mengetahui lawan jenis dan bagaimana harus
bergaul dengan mereka. Sedangkan pengembangan hubungan baru yang
lebih matang dengan teman sebaya sesama jenis juga tidak mudah.

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa


lainnya
Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk
mandiri secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain
merupakan tugas perkembangan yang mudah. Namun, kemandirian emosi
tidaklah sama dengan kemandirian perilaku. Banyak remaja yang ingin
mandiri, juga ingin dan membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari
ketergantungan emosi pada orang tua atau orang-orang dewasa lain. Hal ini
menonjol pada remaja yang statusnya dalam kelompok sebaya tidak
meyakinkan atau yang kurang memiliki hubungan yang akrab dengan
anggota kelompok.

f. Mempersiapkan karier ekonomi


Kemandirian ekonomi tidak dapat dicapai sebelum remaja memilih
pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja. Kalau remaja memilih
pekerjaan yang memerlukan periode pelatihan yang lama, tidak ada jaminan
untuk memperoleh kemandirian ekonomi bilamana mereka secara resmi
menjadi dewasa nantinya. Secara ekonomi mereka masih harus tergantung

11
selama beberapa tahun sampai pelatihan yang diperlukan untuk bekerja
selesai dijalani.

g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga


Kecenderungan perkawinan muda menyebabkan persiapan perkawinan
merupakan tugas perkembangan yang paling penting dalam tahuntahun
remaja. Meskipun tabu sosial mengenai perilaku seksual yang berangsur-
ansur mengendur dapat mempermudah persiapan perkawinan dalam aspek
seksual, tetapi aspek perkawinan yang lain hanya sedikit yang dipersiapkan.
Kurangnya persiapan ini merupakan salah satu penyebab dari masalah yang
tidak terselesaikan, yang oleh remaja dibawa ke masa remaja.

h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk


berperilaku mengembangkan ideologi
Sekolah dan pendidikan tinggi mencoba untuk membentuk nilai-nilai
yang sesuai dengan nilai dewasa, orang tua berperan banyak dalam
perkembangan ini. Namun bila nilai-nilai dewasa bertentangan dengan teman
sebaya, masa remaja harus memilih yang terakhir bila mengharap dukungan
teman-teman yang menentukan kehidupan sosial mereka. Sebagian remaja
ingin diterima oleh teman-temannya, tetapi hal ini seringkali diperoleh
dengan perilaku yang oleh orang dewasa dianggap tidak bertanggung jawab.

2.5 Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak
belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak
melakukan interaksi yang intim. Menurut Slameto (2006) keluarga adalah
lembaga pendidikan yang yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik
pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua mendidik anak-
anaknya akan berpengaruh terhadap belajar. Sedangkan menurut Mubarak, dkk
(2009) keluarga adalah perkumpulan dua orang atau lebih yang diikat oleh

12
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan keanggotaannya, keluarga dapat dibagi dalam 3 jenis (Duval,
1972 dalam Setiadi 2008), yaitu :
a. Nuclear family, sering disebut dengan keluarga inti, yaitu keluarga yang
anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah.
b. Extended family, atau keluarga besar, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri
dari ayah, ibu, serta family dari kedua belah pihak.
c. Horizontal extended family, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang telah menikah dan masih menumpang pada orang tuanya.

2.6 Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Remaja


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah
anak dan adaatau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua.Tugas perkembangan :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

2.7 Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan


Anak Usia Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh
adanya pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus mengritik
atau buat komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau
perilaku anggota keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja.
Pada saat ini hubungan keluarga biasanya berada pada titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap
usia, terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan

13
perempuan sangat tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga
untuk memperoleh rasa aman. Yang lebih penting lagi, mereka memerlukan
bimbingan atau bantuan dalam menguasai tugas perkembangan masa remaja.
Kalau hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan pertentangan, perasaan-
perasaan tidak aman berlangsung lama, dan remaja kurang memiliki kesempatan
untuk mengembangkan pola perilaku yang tenang dan lebih matang. Remaja
yang hubungan keluarganya kurang baik juga dapat mengembangkan hubungan
yang buruk dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun semua hubungan, baik
dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-kadang tegang
namun orang ang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain
dianggap tidak matang dan kurang menyenangkan. Hal ini menghambat
penyesuaian sosial yang baik.
Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh
romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan
kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial.
Masa ini akan membuat remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih
anak-anak, tetapi dilain pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa.
Situasi ini membuat mereka dalam kondisi konflik, sehingga akan terlihat
bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol dengan baik dapat
menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas diri, mereka sering
membantah orang tuanya, karena memulai mempunyai pendapat sendiri, cita-
cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun
sebenarnya mereka juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang yang
dianggap penting dalam masa ini adalah teman sebaya. Mereka berusaha untuk
mengikitu pendapat dan gaya teman-temannya karena dianggap memiliki
kesamaan dengan dirinya. Karenanya sering kali remaja terlibat dalam geng-
geng, dengan menjadi anggota geng mereka akan saling memberi dan mendapat
dukungan mental. Beberapa kasus terakhir seperti geng-geng motor yang terlibat
kegiatan merupakan bentuk dari kecenderungan tersebut. Mereka akan berani
melakukan tindakan-tindakan kejahatan ketika dilakukan dalam kelompok dan

14
tidak akan berani melakukannya secara individual. Masalah lain yang sering
mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ
reproduksi (seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual,
yang menyebabkan mereka memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi lain
kebudayaan dan norma sosial melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar
pernikahan. Padahal untuk menikah banyak persyaratan yang harus dipenuhi,
bukan hanya kemampuan dalam melakukan hubungan seksual, tetapi diperlukan
ekonomi, kematangan psikologi, dan sebagainya.syarat-syarat ini sangat berat
dan mungkin belum dicapai pada usia remaja. Oleh karena itu, para remaja
mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film
porno. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma masyarakat,
tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi-sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam
menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara
bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri
secara bertahap sampai akhirnya dewasa.

MASALAH-MASALAH KESEHATAN
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi
promosi kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus
diidentifikasi dan dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup
keluarga yang sehat mulai dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner
meningkat dikalangan pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa
mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-
perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini lebih menerima strategi
promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan
mobil merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cedera karena
atletik juga umum terjadi .
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana,
kehamilan yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks
merupakan bidang perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini

15
dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah
antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari pelayanan
kesehatan mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS,
keluarga berencana, dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin.
Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan
kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua diikutsertakan maka dilakukan
wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan .
Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan dan
bantuan untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja
dengan orang tua. Konseling langsung yang bersifat menunjang atau mulai
rujukan ke sumber-sumber dalam komunitas untuk konseling, dan juga
pendidikan yang bersifat rekreasional, dan pelayanan lainnya mungkin
diperlukan, pendidikan promosi kesehatan umum juga diindikasikan.

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Gambaran Kasus


Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Mei 2013 jam 10.00 WIB pada keluarga
Bp. R (38 tahun). Bp. R merupakan kepala keluarga dari Ibu R (30 tahun), An. H (14
tahun), An. F (12 tahun), An. L (9 tahun) dan Nenek. R (61 tahun). Pendidikan
terakhir Bp. R adalah SMP. Pekerjaan sehari-hari sebagai buruh di pabrik dan MC
(pembawa acara) di acara-acara pernikahan. Alamat tinggal sekarang ini di RT 02
RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Keluarga Bp. R
merupakan keluarga extended family (keluarga luas/besar) yang terdiri dari keluarga
inti dan orang tua dari Bp.R yaitu Nenek. R. Diamana keluarga Bp. R merupakan
keluarga yang didalamnya masih terdapat hubungan darah, perkawinan dan saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, karena
didalam satu rumah di keluarga Bp. R terdiri dari 6 orang yang hidup bersama,
segala kebutuhan dicukupi oleh kepala keluarga. Keluarga Bp. R mengatakan
bersuku Betawi. Keluarga Bp. R mempunyai kebiasaan jika ada anggota keluarga
yang sakit dibelikan obat warung terlebih dahulu untuk pertolongan pertamanya. Ibu.
R mengatakan keluarga beragama Islam. Kegiatan ibadah keagamaan keluarga Bp.
R yaitu sholat 5 waktu dan bepuasa. Di keluarga Bp. R pencari nafkah utama adalah
Bp. R yang bekerja sebagai buruh, selain itu Bp. R juga masih aktif sebagai
pembawa acara/MC di acara-acara pernikahan, maka dari itu Bp. R terlihat jarang
ada dirumah. Ibu. R mengatakan bahwa dirinya merasa cukup dengan penghasilan
suaminya saat ini. Ibu. R mengatakan tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi
keluarga, hanya sesekali anaknya mengajak berwisata. An. H mengatakan jika
banyak kegiatan dan dirinya stress maka dia akan main keluar dengan teman-
temannya, biasanya nongkrong sambil mengobrol tidak jelas, main ke warnet atau
rental PS dan menonton balapan motor. An. H juga mengatakan sering main dengan
teman-temannya hingga malam hari.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Bp. R berada dalam tahap
perkembangan keluarga dengan anak remaja dimana tugas perkembangan keluarga

17
dengan remaja yaitu: Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung
jawab remaja mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa, mempertahankan
hubungan yang intim dalam keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara
anak dan orang tua, hindari perdebatan Ibu. R mengatakan bahwa An. H adalah
anak pendiam dan jarang berbicara jika tidak ditanya. Terutama saat memasuki usia
remja An. H sudah jarang berkumpul dengan keluarga, jika berada dirumah An. H
banyak menghabiskan waktu di dalam kamarnya. An. H mengatakan jarang
berbicara dengan Bp. R karena menurut An. H bapaknya itu galak dan kalau
menyuruh sesuatu, misalkan belajar, Bp. R sering marah-marah sehingga An. H
malas untuk menanggapinya. Ibu. R mengatakan sebenanrnya Bp. R baik, tetapi
memang agak keras untuk mendidik anak-anaknya. Ibu. R juga mengatakan bahwa
An. H sulit diatur semenjak memasuki SMP. An. H mengtakan tidak mengetahui
tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja., karena
sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasi mengenai tugas perkembangan
maupun tanggung jawabnya sebagai remaja.
Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen peninggalan
orang tua Bp. R yang berukuran 70 m 2. Desain interior rumah terbagi menjadi 6
ruangan. Terdapat 2 jendela yang kurang lebih yang berukuran 1,5 x 1 meter di
depan samping pintu masuk. Namun, jendela yang selalu terlihat terbuka ini jarang
dibersihkan. Anak-anak Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan
kemasyarakatan di daerah setempat RW 02. An. H mengatakan sudah jarang (suka
membolos) dalam mengikuti pengajian. An. H berteman dengan beberapa teman
seusianya, sering nongkrong di pos hansip dekat rumahnya, bermain ke warnet dan
rental PS dan jalan-jalan dengan menggunakan motor. Ibu. R mengatakan bahwa
komunikasi pada keluarganya menekankan keterbukaan. Namun, An. H mengatakan
lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-temannya dibandingkan kepada
orang tua atau pun keluarganya yang lain. Bp. R sibuk bekerja dan jarang
menyempatkan berbicara kepada anaknya. Ibu. R juga mengatakan di rumahnya
tidak ada peraturan yang jelas tentang apa saja tugas setiap anggota keluarga. Ibu.
R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada ibuya. An. H
mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya. Ibu. R

18
mengatakan bahwa anaknya jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu. R
mengatakan tidak pernah memantau aktivitas belajar anakya di rumah.
Ibu. R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat saling
terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H termasuk anak yang
pendiam dan jarang menyampaikan pendapatnya. Hubungan antar anggota keluarga
dalam rumah berjalan degan baik. Ibu. R mengatakan bahwa ketika ada anggota
yang sakit, maka yang sakit akan langsung diberikan obat dari warung atau dari
apotik. Keluarga Ibu. R juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi
jika sudah sembuh dengan mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati di rumah
saja. Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan An. H yang sudah memasuki masa
remaja. An. H sudah mulai ditawari untuk mencoba merokok oleh teman-temannya,
baik teman di sekolah maupun teman di lingkungan rumahnya. An. H juga sering
nongkrong tidak jelas dengan teman sekoah maupun teman di sekitar rumahnya
tersebut. An. H juga mengatakan pernah ikut-ikutan tawuran dengan teman-teman
sekolahnya. An. H mengatakan sudah memiliki teman dekat wanita (pacar)

19
3.2 Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN


KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa : ....................................................

Pengkajian diambil tanggal: ....................................................

Jam : ....................................................

A. IDENTITAS UMUM

1. Identitas Kepala Keluarga:


Nama : Bp. R Pendidikan : SMP

Umur : 38 tahun Pekerjaan : Buruh

Agama : Islam Alamat : RT 02, RW Kelurahan Cisalak Pasar, Kec.


Cimanggs

Suku : Betawi Nomor Telp :-

2. Komposisi keluarga:

Nama L/P Hub dg KK Umur Pend Imunisasi KB


No
1. Ibu. R P Istri 30 thn SMP Lengkap Pil KB

2. An. H L Anak 1 14 thn SMP Kls 2 Lengkap -


3. An. F P Anak 2 12 thn SD Kls 6 Lengkap -
4. An. L P Anak 3 9 thn SD Kls 3 Lengkap -
5. Nenek. R P Ibu 61 thn SD Lengkap -

20
3. Genogram

Nenek R

61 thn

Ibu R
Bp. R
30 thn
38 thn

An. H An. F An. L


14 thn
11 thn 9 thn

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Remaja / Pasien

: Cerai

: Tinggal dalam satu rumah

21
4. Tipe keluarga : Keluarga Bp. R termasusk tipe keluarga extended family
(keluarga luas/besar). Keluarga Bp. R (38 thn) terdiri dari Bp. R,
Ibu R, ketiga anaknya dan ibu dari Bp. R yaitu nenek R (61 thn).

5. Suku bangsa : Bp. R berasal dari Jakarta (Betawi) dan istrinya, Ibu R juga
berasal dari Jakarta (Betawi). Bahasa dominan yang mereka
gunakan sehari-hari di rumah adalah Bahasa Indonesia dalam
percakapan. Ibu R mengatakan keluarganya tidak memiliki
kebiasaan khusus yang mempengaruhi status kesehatan
keluarga yang diajarkan turun-temurun.

6. Agama : Seluruh keluarga Bp. R beragama Islam. Kegiatan ibadah


keagamaan keluarga Bp. R yaitu sholat 5 waktu dan puasa
dilakukan. Menurut keluarga Bp. R, agama berperan penting
dalam kehidupan mereka, bahkan dalam hal kesehatan. Ketika
ada anggota keluarga yang sedang sakit, keluarga uga selalu
mendoakan untuk kesembuhan anggota keluarga yang sedang
sakit tersebut.

7. Status social ekonomi keluarga : Di keluarga Bp. R pencari nafkah utama di


keluarga adalah Bp. R yang bekerja sebagai buruh
dengan penghasilan 2.000.000 – 2.500.000 setiap
bulan. Selain itu Bp. R juga masih aktif menjadi
pembawa acara/MC di acara-acara pernikahan,
maka dari itu Bp. R terlihat jarang ada di rumah. Ibu
R sehari-hari membuka warung yang menjual
kebutuhan sehari-hari dan makanan ringan di
rumahnya dengan penghasilan perhari 50.000-an.
Keperluan keluarga sehari- hari adalah untuk makan
dan jajan An. H, An. F dan An. L. Ibu R mengatakan
bahwa dirinya merasa cukup dengan penghasilan
suaminya saat ini. Bp. R saat ini memiliki tabungan
atau dana kesehatan dari tempatnya bekerja.

22
8. Aktifitas rekreasi keluarga : Keluarga Bp. R tidak memiliki jadwal khusus untuk
rekreasi keluarga, hanya sesekali anaknya mengajak
berwisata. Waktu liburan biasanya disesuaikan
dengan jadwal libur kerja dan libur anak sekolah,
tetapi sekarang jarang dilakukan., hanya jika ada
waktu saja keluarga pergi rekreasi. Ibu R juga
mengatakan biasanya dirinya berkunjung ke rumah
kerabat yang letak rumahnya berdekatan dengan
rumah keluarga Bp. R. Di rumah Ibu R mengatakan
keluarganya dapat menikmatihiburan melalui TV dan
radio yang tersedia di rumahnya. An. H mengatakan
jika banyak kegiatan dan membuat dirinya stress
maka dia akan main keluar dengan teman-
temannya, biasanya nongkrong sambil mengobrol
tidak jelas, main ke warnet atau rental PS dan
menonton balapan motor. An. H juga mengatakan
sering main dengan teman-temannya hingga malam
hari.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini:


Termasuk keluarga dengan remaja. Tugas perkembangan keluarga dengan
anak remaja yang dilakukan oleh keluarga antara lain :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan mandiri.
Keluarga sudah memberikan kesempatan bagi An. H untuk memilih apa
yang ingin dilakukan. An. H mengatakan tanggung jawabnya adalah belajar
dan membantu orang tua, itupun jarang dilakukan atas kemauannya sendiri.
An. H sudah memiliki cita-cita, yaitu menjadi seorang pemain bola, tetapi hanya
sebatas harapan dan tidak tahu bagaimana mencapai tujuannya.

23
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
Pernikahan Bp. R dan Ibu R saat ini sudah berlangsung selama 15 tahu,
anaknya yang paling kecil sudah memasuki usia sekolah. Saat ini, Ibu R dan
Bp. R mengatakan untuk berusaha membesarkan ketiga anaknya dengan
memenuhi segala kebutuhan mereka.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

a. Berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak.


Ibu R mengatakan bahwa An. H adalah anak yang pendiam dan jarang
berbicara jika tidak ditanya. Terutama saat memasuki usia remaja, An. H sudah
mulai jarang berkumpul dengan keluarga, jika berada di rumah An. H banyak
menghabiskan waktunya di dalam kamarnya. An. H mengatakan jarang
berbicara dengan Bp. R karena menurut An. H bapaknya itu galak dan kalau
menyuruh sesuatu misalnya belajar, Bp. R sering marah-marah sehingga An. H
malas untuk menanggapinya. Ibu R mengatakan sebenarnya Bp. R baik, tetapi
memang agak keras untuk mendidik anak-anaknya. Ibu R juga mengatakan
bahwa An. H sulit untuk diatur semenjak memasuki SMP. An. H mengatakan
tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja, karena
sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasi mengenai tugas
perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja.

C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA INTI


Bp. R dan Ibu R menikah pada tahun 1998, dan anak pertamanya lahir setahun
kemudian. Ibu R dan Bp. R baru memutuskan memakai kontrasepsi setelah kelahiran
anak ke-3. Jenis kontrasepsi yang dipih adalah pil KB.

1. Riwayat keluarga sebelumnya:

Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun. Bila sakit, keluarga Bp. R
pergi ke dokter swasta langganan keluarga. Tidak ada pola makan atau jenis
makanan yang dibatasi.

24
2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang telah


kesehatan (BCG/Polio/ Kesehatan dilakukan
DPT/HB/
Campak
1. Bp. R 38 thn 68 kg Sehat Lengkap - Membantu
2. Ibu. R 30 thn 48kg Sehat Lengkap - pemenuhan
3. An. H 14 thn 36,5 Tidak Sehat Lengkap Ketidakefektifan perkembangan An. H
kg koping: dengan Komunikasi
Komunikasi efektif yang saling
Inefektif terbuka dalam
4. An. F 12 thn 36 kg Sehat Lengkap -
menyampaikan
5. An. L 9 thn 31 kg Sehat Lengkap -
pendapatnya.
6. Nenek. R 61 thn 52 kg Sehat Lengkap -

2. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:


Ibu. R mengatakan bahwa ketika ada anggota yang sakit, maka yang sakit akan
langsung diberikan obat dari warung atau dari apotik. Keluarga Ibu. R juga sering
memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi jika sudah sembuh dengan
mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati di rumah saja.

25
D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah :

a. Gambaran tipe tempat tinggal:


Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen peninggalan
orang tua Bp. R yang berukuran 70 m2.

b. Denah rumah:

Kamar Dapur
Mandi/WC

Ruang Ruang t

Tidur Tidur e
10 m
r

Ruang Ruang a
Warung
Tidur Tamu s

Teras

7m

26
c. Gambaran kondisi rumah:
Desain interior rumah terbagi menjadi 6 ruangan, yang paling depan adalah ruang
tamu. Lalu, 3 ruang tidur dan yang paling belakang adalah dapur dan kamar
mandi.

d. Dapur:
Dapur terletak dibagian belakang didalam rumah

e. Kamar mandi:
Hanya ada 1 kamar mandi/WC, yaitu terletak dibagian belakang di dalam rumah

f. Mengkaji pengaturan tempat tidur didalam rumah:


Ada 3 kamar tidur, yang 1 digunakan oleh Bp. R dan Ibu R, sedangkan 2 kamar
tidur lainnya digunakan oleh anak-anak dan Nenek R yang tinggal bersama Bp. R
dan Ibu R.

g. Mengkaji keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah:


Kondisi rumah tampak rapi dan bersih dan terdapat beberapa perabot rumah yang
sesuai.

h. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah:


Lantai rumah terbuat dari kerami. Terdapat 2 jendela yang kurang lebih berukuran
1,5 x 1 meter di depan samping pintu masuk. Namun, jendela yang terlihat selalu
terbuka ini jarang dibersihkan. Warna dinding rumah adalah putih yang kondisinya
cukup bersih. Sumber air yang digunakan oleh keluarga berasal dari tanah
(sanyo) sehingga airnya tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau. Pada saat
hari mulai gelap pencahayaan lampu dalam rumah Bp. R terbilang terang.

i. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah:


Sampah dibuang disamping rumahnya yang juga tempat pembuangan sampah
yang nantinya akan dibakar.

j. Penataan/pengaturan rumah:
Setiap ruangan tertata dengan baik: bagian depan dan samping terdapat teras, di
depan samping pintu masuk terdapat 2 jendela yang kurang lebih berukuran 1,5 x
27
1 meter dan juga terdapat ruang tamu, bagian depan dan tegah terdapat ruang
tidur, bagian belakang ada dapur dan wc.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW:

Bp. R jarang berkumpul dengan tentangga karen akesibukannya, namun Ibu R


aktif di arisan PKK dan pengajian yang ada di lingkungan rumah. Ibu R sendiri tidak
bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan mengurus warung yang ada di
rumah. Keluarga Bp. R tinggal di RT 02 RW 02, di sisi kanan rumah Bp. R yaitu
rumah saudaranya dan sebelah kiri adalah rumah tetangganya, di belakang rumah
ada tanah kosong dan jalan. Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.

3. Mobilitas geografis keluarga:


Saat ini keluarga Bp. R sudah tinggal menetap di rumah yang sekarang selama
15 tahun dan tidak berniat untuk pindah. Bp.R sendiri sudah tinggal di rumah
tersebut sejak Bp. R lahir, karena Bp. R adalah anak tunggal dari kedua orang
tuanya yang telah bercerai maka di rumah tersebut ditinggali keluarga Bp. R dan
ibunya. Rumah Bp. R dibangun di atas tanah milik orang tuanya, kepemilikan tanah
masih milik ibunya Bp. R.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:


Bp. R selalu menekankan pada Ibu R supaya mengikuti acara yang diadakan
oleh RT/RW, misalnya pengajian, arisan RT dan kegiatan lainnya. Apabila ada
waktu luang Ibu R mengajak anaknya bermain ke tetangga. Hubungan anggota
keluarga terlihat rukun, tidak ada konflik antara satu dengan yang lain (terlihat
harmonis).

Anak-anak Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di


daerah setempat RT 02. An. H mengatakan sudah jarang (suka membolos) dalam
mengikuti pengajian. Bp. R sendiri sering diminta untuk menjadi pembawa acara/MC
di acara-acara pernikahan ataupun acara yang diadakan RT/RW. Ibu R juga
bersosialisasi dengan tetangga di kanan, kiri dan depan rumahnya. Saudara Ibu R
tinggal tidak jauh dari rumah Ibu R, setiap hari selalu bertemu. An. H berteman
dengan beberapa teman seusianya, sering nongkrong di pos hansip dekat

28
rumahnya, bermain ke warnet dan rental PS dan jalan-jalan dengan menggunakan
motor.

5. Sistem pendukung keluarga:


Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang menyelesaikan
dengan anggota keluarga. Kadang juga melibatkan orang tua, karena dengan orang
tua tinggal bersama dan berdekatan. Hal yang dirasakan sebagai pendukung
keluarga adalah keluarga yang tinggal tidak jauh dari rumah yang memperhatikan
bila ada anggota keluarga yang sakit dan tetangga yang idup saling menghormati
serta menghargai. Disamping itu adanya fasilitas dana kesehatan dari tempat kerja
Bp. R untuk anggota keluarga yang sakit menurut Ibu R sangat membantu keluarga.

E. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga:

Ibu R mengatakan bahwa komunikasi dengan keluarganya menekankan


keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ibu R mendiskusikan bersama Bp.
R, terkadang meminta bantuan nasihat dari orang tu. Waktu yang biasanya
digunakan untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam hari dan waktu makan
bersama dengan anggota keluarga. Namun An. H mengatakan lebih suka
menceritakan masalahnya kepada teman-temannya dibandingkan kepada orang tua
ataupun keluarganya yang lain. Bp. R sibuk bekerja dan jarang menyempatkan
berbicara kepada anaknya.

2. Struktur kekuatan keluarga:

Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. R sebagai kepala keluarga, tetapi


tidak menutup kemungkinan suatu ketika Ibu R punya pendapat sendiri dan
membuat keputusan sendiri, misalnya pada saat membeli keperluan rumah tangga
dan mengatur posisi perabotan rumah tangga. Terkadang Ibu R juga berinisiatif
sendiri untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan, bila ada yang sakit dan
tidak bisa sembuh dengan mengkonsumsi obat warung.
29
3. Struktur peran (formal dan informal):

 Bp. R
Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam mencari nafkah untuk
kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.
 Ibu R
Ibu R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan kepada ibunya.
Sebagai istri Bp. R, sebagai ibu rumah tangga dan juga membuka usaha
warung di rumah.
 An. H
An. H mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya.
Ibu R mengatakan bahwa anaknya jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Ibu
R mengatakan tidak pernah membantu aktivitas belajar anaknya di rumah.
 An. F
Sebagai anak ke dua Bp. R dan Ibu R yang pada tahun ini akan memasuki
SMP. An. F juga berperan sebagai adik dari An. H dan kakak dari An. L.
 An. L
Sebagai anak ke tiga Bp. R dan Ibu R juga berperan sebagai adik dari kedua
orang kakaknya yaitu An. H dan An. F.
 Nenek R
Sebagai ibu dari Bp. R dan nenek dari ketiga cucunya yaitu An. H, An. F dan
An. L.
Ibu R juga mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang jelas tentang apa saja
tugas setiap anggota keluarga.

4. Nilai dan norma keluarga:


Nilai dan norma yang dipegang oleh Bp. R adalah sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam dan tidak terpengaru oleh norma budaya. Penerimaan keluarga
terhadap perawat sangat baik, setiap masalah yang ada diutarakan dan menerima
kehadiran perawat.

30
F. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif:

Ibu R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat saling
terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H termasuk anak yang
pendiam dan jarang menyampaikan pendapat.

2. Fungsi sosialisasi:
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan baik.
Hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga baik apalagi keluarga Bp. R
tergolong paling lama tinggal di wilayah tersebut.

3. Fungsi perawatan kesehatan:


Ibu R mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit, maka yang
sakit akan langsung diberikan obat dari warung atau dari apotek. Keluarga Ibu R
juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi jika sudah sembuh
dengan mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati di rumah saja. Bp. R
mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki keluhan fisik dan tidak merokok hanya
saja jika sedang banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya biasanya Bp. R
mengeluhkan pegal-pegal pada badannya.

4. Fungsi reproduksi:

Bp. R dan Ibu. R menikah pada tahun 1998, dan anak pertamanya lahir
setahun kemudian. Ibu. R dan Bp. R baru memutuskan memakai kontrasepsi
setelah kelahiran anak ke-3. Jenis kontrasepsi yang dipilih adalah pil KB.

5. Fungsi ekonomi:

Pencari nafkah utama di keluarga adalah Bp. R yang bekerja sebagai


buruh dengan penghasilan 2.000.000 – 2.500.000 setiap bulan. Selain itu
Bp. R juga masih aktif sebagai pembawa acara/ MC di acara-acara pernikahan,
maka dari itu Bp. R terlihat jarang berada dirumah.

31
Ibu. R sehari-hari membuka warung yang menjual kebutuhan sehari-
hari dan makanan ringan di rumahnya dengan penghasilan perhari menurut
Ibu. R adalah 50.000-an. Keperluan keluarga sehari – hari adalah untuk makan
dan jajan An. H, An. F dan An. L. Ibu. R mengatakan bahwa dirinya merasa
cukup dengan penghasilan suaminya saat ini. Bp. R saat ini memiliki tabungan
atau dana kesehatan dari tempatnya bekerja.

G. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek dan panjang:


 Jangka Pendek :
Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan An. H yang sudah memasuki masa
remaja. An. H sudah mulai ditawari untuk mencoba merokok oleh teman-
temannya, baik teman di sekolah maupun teman di lingkungan rumahnya. An. H
juga sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah maupun teman di
lingkungannya tersebut. An. H juga mengatakan pernah ikut-ikutan tawuran
dengan teman-teman sekolahnya. An. H mengatakan sudah memiliki teman dekat
wanita (pacar).
 Jangka Panjang :
Ibu R mengeluhkan biaya sekolah ketiga anaknya yang semakin mahal,
terlebih lagi tahun ini anak keduanya yaitu An. F akan lulus dari SD dan akan
memasuki SMP.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor:


Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar dari masalah
tersebut dengan jalan musyawarah. Keluarga meyakini kalau setiap masalah ada
jalan keluarnya, misalnya dengan meminta bantuan dari orang tua dan tetangga
yang terdekat.

3. Strategi koping yang digunakan:


Ibu R mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang terjadi kepada
Allah SWT tetapi tetap berusaha untuk mengatasi masalah yang ada.

32
4. Strategi adaptasi disfungsional:
Tidak ada.

H. PEMERIKSAAN FISIK (Setiap individu anggota keluarga)


TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
1 Bp. R
130/90 86 21 36,7 68 172
(38 tahun)
Keluhan/RPS Tidak memiliki keluhan fisik
Riwayat penyakit Bp. R mengatakan
dahulu
Pemeriksaan Fisik Kepala :
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul
dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak
ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva
tidak anemis, kornea tidak ikterik, memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan
ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis dengan
baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung,
uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak
bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak
mendengar dengan baik.

Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran
33
JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke
kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi
intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ
2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak
terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal, pernafasan
21 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi
vesikuler, dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada
lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising usus terdengar 10x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan,
dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela normal kiri dan
kanan, kekuatan otot :
5 5
5 5

Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, tidak ada lesi,
sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.

TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
2 Ibu. R
110/70 82 19 36,8 48 154
(30 tahun)
Pemeriksaan Fisik Kepala :
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul
34
dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak
ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva
tidak anemis, kornea tidak ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan
ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis dengan
baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung,
uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak
bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak
mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran
JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke
kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi
intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ
2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak
terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal (juga pada
payudara), pernafasan 19 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan,
bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada
lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :

35
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan,
dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela normal kiri dan
kanan, kekuatan otot :
5 5
5 5

Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis, tidak ada lesi,
sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
3 An. H
120/80 88 20 36,5 51 156
(14 tahun)
Pemeriksaan Fisik Kepala :
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul
dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak
ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva
tidak anemis, kornea tidak ikterik.

Mulut dan Hidung :


Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan
ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis dengan
baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung,
uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak
bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak
mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran
36
JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke
kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi
intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ
2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak
terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal, pernafasan
20 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi
vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada
lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan,
dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela normal kiri dan
kanan, kekuatan otot :
5 5
5 5

Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak ada lesi,
sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
4 An. F
110/80 91 21 36,8 36 139
(12 tahun)
Pemeriksaan Fisik Kepala :
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul
dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak
37
ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva
tidak anemis, kornea tidak ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan
ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis dengan
baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung,
uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak
bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak
mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran
JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke
kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi
intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ
2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak
terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal (juga pada
payudara), pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan,
bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada
lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan,
dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela normal kiri dan
38
kanan, kekuatan otot :
5 5
5 5

Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis, tidak ada lesi,
sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
5 An. L
110/70 92 22 36,9 31 134
(9 tahun)
Pemeriksaan Fisik Kepala :
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul
dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak
ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva
tidak anemis, kornea tidak ikterik.

Mulut dan Hidung :


Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan
ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis dengan
baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung,
uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak
bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak
mendengar dengan baik.

Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran
JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke
kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
39
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi
intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ
2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak
terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal (juga pada
payudara), pernafasan 22 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan,
bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada
lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan,
dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela normal kiri dan
kanan, kekuatan otot :
5 5
5 5

Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis, tidak ada lesi,
sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
6 Nenek. R
140/90 90 23 37 52 155
(61 tahun)
Pemeriksaan Fisik Kepala :
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan benda tumpul
dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan pemeriksa, tidak
ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva
tidak anemis, kornea tidak ikterik.
40
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan
ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, manis dengan
baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung,
uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada benjolan, tidak
bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen. Klien tampak
mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran
JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat bergerak proporsional ke
kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada retraksi
intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ
2 terauskultasi normal, serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit lainnya (tidak
terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat tonjolan abnormal (juga pada
payudara), pernafasan 23 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan,
bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya (tidak ada
lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa, hepar tidak teraba, bising usus terdengar 8x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan,
dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks platela normal kiri dan
kanan, kekuatan otot :
5 5
41
5 5

Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis, tidak ada lesi,
sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.

Kesimpulan hasil pemeriksaan fisik :

Bp. R :

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan pada pemerikasaan
fisiknya, Bp. R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya, tidak merokok, aktif berkegiatan, tidak
ada riwayat penyakit keturunan.

Ibu R :

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tidak memiliki kelainan pada pemerikasaan
fisiknya, Ibu R tidak mengeluhkan keadaan fisiknya, tidak merokok, aktif berkegiatan, tidak
ada riwayat penyakit keturunan.

An. H

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh seimbang, tidak meiliki
keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan.

An. F

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh seimbang, tidak meiliki
keluhan penyakit, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan.

An. L

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh kurus, tidak meiliki
keluhan fisik, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan.

Nenek R

42
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, merokok, tidak meiliki keluhan fisik,
penglihatan mulai berkurang, tidak ada riwayat pengobatan dalam 3 bulan terakhir.

43
I. HARAPAN KELUARGA

1. Terhadap masalah kesehatannya:

Harapan keluarga, An. H dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapatnya


kepada keluarga dan perkembangan serta aktivitas An. H sebagai remaja bisa
berjalan normal kembali seperti biasa.

2. Terhadap petugas kesehatan yang ada:

Harapan keluarga, untuk tenaga kesehatan yaitu dapat mengajarkan pada An. H
bagaimana cara bersikap saling terbuka dengan keluarganya serta bagamana cara
bertanggung jawab dalam perkembangannya sebagai remaja dan mengingatkan
anak membuang kebiasaan buruknya dan bahaya dengan pergaulan bebas.

Kendal , ...............................

TTD

--------------------------------------

44
FORMAT DIAGNOSIS ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA

A. ANALISA DATA

No Data Masalah Penyebab


1 DS : Ketidak Ketidakefektifan
- Ibu. R mengatakan dirumahnya tidak mampuan performa peran
ada peraturan yang jelas tentang apa keluarga remaja An. H
saja tugas setiap anggota keluarga. mengenal keluarga Bp. R
- An. H mengatakan tidak mengetahui masalah tentang
tugas perkembangan maupun tanggung tugas dan fungsi
jawabnya sebagai remaja. perkembangan
- An. H mengatakan sebelumnya tidak keluarga dengan
pernah mendapatkan informasi anak remaja.
mengenai tugas perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai remaja.
- Ibu. R mengatakan urusan anaknya
lebih banyak diserahkan kepada ibunya

DO :
- An. H marupakan anak pertama dalam
keluarga.
- An. H berusia 14 tahun, berada pada
masa remaja awal.
- Dirumahnya tidak ada yang
mengajarkan peran dan tanggung jawab
kepada remaja (An. H)
2 DS : Ketidak Ketidakefektifan
- Ibu. R mengatakan urusan anaknya mampuan koping keluarga
45
lebih banyak diserahkan kepada ibunya keluarga Bp.R
- Ibu. R mengatakan An. H lebih suka mengenal
menghabiskan waktunya didalam kamar masalah tentang
dari pada berkumpul dengan keluarga pentingnya
- Ibu. R mengatakan Bp. R memang agak komunikasi
keras untuk mendidik anak-anaknya efektif antara
- An. H mengakui tidak pernah orang tua dan
menceritakan masalah yang dihadapinya remaja.
pada orang tua
- An. H mengatakan kadang percakapan
dengan orang tua akan berakhir dengan
ketegangan
- An. H mengatakan lebih suka
menceritakan masalahnya kepada
teman-temannya debandingkan kepada
orang tua ataupun keluarganya yang
lain.

DO :
- Bp. R sibuk bekerja dan jarang
menyempatkan berbicara kepada
anaknya.

46
B. PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

N Diagnosis
o Keperawatan
1 Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R b/d ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas dan fungsi perkembangan
keluarga dengan anak remaja.
2 Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak mampuan keluarga
mengenal masalah tentang pentingnya komunikasi efektif antara orang tua dan
remaja.

47
C. PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Diagnosa Kep : Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga Bp. R b/d
ketidak mampuan keluarga mengenal masalah tentang tugas dan fungsi
perkembangan keluarga dengan anak remaja.

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1 Sifat masalah 1 Saat ini An. H masih dalam tahap
- Tidak/ kurang sehat 3 3/3 x 1 = 1 perkembangan remaja yang
- Ancaman 2 membutuhkan perhatian dan komunikasi
kesehatan yang efektif dalam mengungkapkan
- Keadaan sejahtera 1 masalahnya. Orang tua biasanya hanya
menanyakan kemana An. H pergi dan
kadang memarahi jika ada masalah
dengan sekolah.
2 Kemungkinan 2 An. H masih dapat diajak
masalah berkomunikasi dan menurut pada orang
dapat diubah tuanya, melalui pendekatan komunikasi
- Mudah 2 2/2 x 2 = 2 yang efektif akan pengenalan peran dan
- Sebagian 1 tanggung jawab remaja maka penerapan
- Tidak dapat 0 peran pada remaja di keluarga Bp. R
akan efektif.
3 Potensi masalah 1 Adanya perhatian yang baik dari orang
untuk tua dan saudara An. H akan
dicegah perkembangan peran dan tanggung
- Tinggi 3 1/3 x 1 = jawabnya.
- Cukup 2 1/3
- Rendah 1
4 Menonjolnya 1 Keluarga mengatakan ada masalah dan
masalah segera perlu ditangani karena mereka
- Masalah berat 2 2/2 x 1 = 1 takut anaknya tidak bisa penerapkan
harus peran dan tanggung jawab remaja di
segera ditangani
keluarga.
- Ada masalah tetapi 1
48
tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan

2. Diagnosa Kep : : Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak mampuan


keluarga mengenal masalah tentang pentingnya komunikasi efektif antara orang tua
dan remaja.

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1 Sifat masalah 1 Timbul mekanisme koping negatif baik
- Tidak/ kurang sehat 3 3/3 x 1 = 1 pada orangtua, keluarga maupun remaja
- Ancaman 2 karena kurangnya kualitas komunikasi
kesehatan antara mereka.
- Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan 2 Pola komunikasi antara remaja dan


masalah orang tua merupakan suatu proses yang
dapat diubah harus dimulai dan dijaga
- Mudah 2 2/2 x 2 = 2 keberlangsungannya, keluarga sudah
- Sebagian 1 memberikan respon positif dengan
- Tidak dapat 0 bertanya cara komunikasi yang baik
dengan remaja.
3 Potensi masalah 1 Keluarga sudah mengetahui stressor dan
untuk cara mencegahnya.
Dicegah
- Tinggi 3 3/3 x 1 = 1
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya 1 Keluarga menganggap masalah terjadi
masalah tetapi tidak menjadikan masalah ini
- Masalah berat 2 1/2 x 1 = prioritas utama.
harus
49
segera ditangani 1/2
- Ada masalah tetapi 1
tidak perlu segera
Ditangani
- Masalah tidak 0
Dirasakan

50
D. PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Prioritas Diagnosis Skor


Keperawatan
1 Ketidakefektifan koping keluarga Bp.R b/d ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah tentang pentingnya 4 1/3
komunikasi efektif antara orang tua dan remaja.
2 Ketidakefektifan performa peran remaja An. H keluarga 4½
Bp. R b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
tentang tugas dan fungsi perkembangan keluarga dengan
anak remaja.

51
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar Intervensi


1. Ketidakefektifan koping Setelah 1. Setelah 2 x Respon Keluarga mampu Diskusikan
keluarga Bp.R b/d dilakukan 15 menit verbal menyebutkan bersama keluarga apa
ketidak mampuan intervensi pertemuan, komunikasi adalah yang diketahui
keluarga mengenal sebanyak 3 kali keluarga pengiriman dan keluarga mengenai
masalah tentang kunjungan, mampu penerimaan pesan pengertian
pentingnya komunikasi diharapkan mengenal atau berita antara komunikasi.
efektif antara orang tua koping komunikasi dua orang atau lebih Berikan pujian
dan remaja. keluarga yang efektif dengan cara yang kepada keluarga
menjadi efektif. dengan tepat sehingga pesan tentang pemahaman
remaja, yang dimaksud dapat keluarga yang benar.
dengan dipahami. Berikan informasi
mampu: kepada keluarga
Menyebutkan mengenai pengertian
pengertian komunikasi dengan
komunikasi. menggunakan media
52
lembar balik dan
leaflet.
Berikan
kesempatan kepada
keluarga untuk
bertanya tentang
materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk mengulang
materi yang telah
dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga.

1.2 Menyebutkan Respon Keluarga mampu Diskusikan


pengertian verbal menyebutkan bersama keluarga apa
komunikasi komunikasi keluarga yang diketahui
keluarga yang efektif adalah keluarga mengenai

53
yang efektif. komunikasi yang pengertian
berjalan dua arah komunikasi keluarga
dan dapat mencapai yang efektif.
tujuan dari Berikan pujian
komunikasi tersebut. kepada keluarga
tentang pemahaman
keluarga yang benar.
Berikan informasi
kepada keluarga
mengenai pengertian
komunikasi keluarga
yang efektif dengan
menggunakan media
lembar balik dan
leaflet.
Berikan
kesempatan kepada
keluarga untuk
bertanya tentang
materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum
54
dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk mengulang
materi yang telah
dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga.

55
1.3 Menyebutkan Respon Keluarga mampu Diskusikan
penyebab verbal menyebutkan 3 dari 6 bersama keluarga
komunikasi tidak penyebab komunikasi apa yang
efektif tidak efektif, yaitu: diketahui keluarga
tentang penyebab
 Orang tua lebih
komunikasi tidak
banyak bicara
efektif.
daripada
Berikan pujian
mendengar
kepada keluarga
 Orang tua merasa tentang
tahu lebih banyak pemahaman
keluarga yang
 Orang tua
benar.
cenderung
Berikan
memberi arahan
informasi kepada
dan nasihat
keluarga tentang
 Orang tua tidak penyebab
berusaha untuk komunikasi tidak
mendengar efektif dengan
terlebih dahulu menggunakan
apa yang terjadi media lembar
dan sebenarnya balik dan leaflet.
terjadi pada Berikan
remaja kesempatan
56
kepada keluarga
 Orang tua tidak
untuk bertanya
mencoba
tentang materi
menerima dahulu
yang
kenyataan yang di
disampaikan.
alami remaja dan
Berikan
memahaminya
penjelasan ulang
 Orang tua merasa terhadap materi
putus asa dan yang belum
dimengerti.
 marah-marah
Motivasi
karena tidak tahu
keluarga untuk
lagi apa yang
mengulang materi
harus dilakukan
yang telah
terhadap remaja
dijelaskan.
Berikan
reinforcement
positif atas usaha
keluarga.
1.4 Menyebutkan Respon Keluarga mampu
Diskusikan
syarat-syarat verbal menyebutkan 4 dari 6 bersama keluarga
komunikasi efektif syarat-syarat apa yang
diketahui keluarga
dalam keluarga. komunikasi efektif tentang syarat-
dalam keluarga, syarat komunikasi
efektif dalam
57
antara lain:
keluarga.
 Mengenal diri
Berikan pujian
sendiri kepada keluarga
tentang
 Mengenal diri pemahaman
keluarga yang
remaja benar.

 Mendengar aktif Berikan


informasikepada
keluarga tentang
 “Pesan kamu” dan
syarat-syarat
“pesan saya” komunikasi efektif
dalam keluarga
 Menentukan dengan
menggunakan
masalah siapa media lembar
balik dan leaflet.
 Mengenal dan
Berikan
menghindari gaya kesempatan
penghambat kepada keluarga
untuk bertanya
komunikasi tentang materi
yang disampaikan.

Berikan
penjelasan ulang
terhadap materi
yang belum
dimengerti.

Motivasi
keluarga untuk

58
mengulang materi
yang telah
dijelaskan.

Berikan
reinforcement
positif atas usaha
keluarga.
1.5 Mengidentifikasi Respon Keluarga mengetahui Motivasi keluarga
ketidakefektifan afektif bahwa komunikasi untuk menyebutkan
koping pada yang terjadi antara syarat- syarat
keluarga Bp. R orang tua dan remaja komunikasi yang
terutama masalah di keluarga adalah efektif dalam keluarga.
komunikasi komunikasi yang tidak Bantu keluarga
inefektif antara efektif. untuk mengidentifikasi
orang tua dan komunikasi yang tidak
remaja. efektif pada keluarga
Bp. R.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga
Respon Keluarga mampu Diskusikan
2. Setelah 1 x 15
verbal menyebutkan 3 dari 5 bersama keluarga
menit pertemuan,
risiko akibat masalah apa yang diketahui
keluarga mampu
komunikasi yang tidak keluarga tentang
mengambil
efektif dalam keluarga risiko akibat masalah
keputusan yang
59
bila tidak diatasi, komunikasi yang
tepat dalam
yaitu: tidak efektif dalam
menciptakan
keluarga bila tidak
komunikasi yang  Kenakalan remaja
diatasi.
efektif dalam
 Menimbulkan Berikan pujian
keluarga, dengan
perubahan sikap kepada keluarga
mampu:
pada diri remaja tentang
Menyebutkan risiko pemahaman
 Anggota keluarga
akibat masalah keluarga yang
saling tertutup
komunikasi yang benar.
satu sama lain
tidak efektif dalam Berikan informasi
keluarga bila tidak  Seringnya terjadi kepada keluarga
diatasi. perceraian orang tentang risiko akibat
tua masalah komunikasi
yang tidak efektif
 Anak remaja
dalam keluarga bila
merasa kesepian
tidak diatasi dengan
menggunakan media
lembar balik dan
leaflet.
Berikan
kesempatan kepada
keluarga untuk
bertanya tentang
60
materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk mengulang
materi yang telah
dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga.
2.2 Mengambil Respon Keluarga Memotivasi
keputusan yang afektif memutuskan untuk anggota keluarga
tepat untuk mengikuti program dalam mengambil
mengikuti program mengatasi masalah keputusan untuk
mengatasi ketidakefektifan mengikuti program
masalah koping terutama masalah
ketidakefektifan masalah komunikasi ketidakefektifan koping
koping terutama dengan konseling terutama masalah
masalah individu dan konseling komunikasi.
komunikasi keluarga. Berikan
dengan reinforcement positif

61
konseling individu atas minat keluarga
dan konseling untuk mengikuti
keluarga. program masalah
ketidakefektifan koping
terutama masalah
komunikasi.
Respon Keluarga mampu Diskusikan
3. Setelah 1 x 15
verbal menyebutkan jenis- bersama keluarga
menit pertemuan,
jenis komunikasi, apa yang
keluarga mampu
yaitu: diketahui keluarga
menciptakan
tentang jenis-jenis
komunikasi yang  Komunikasi
komunikasi.
efektif dalam verbal dengan
Berikan pujian
keluarga, dengan kata-kata
kepada keluarga
mampu:
 Komunikasi non tentang pemahaman
Menyebutkan jenis- verbal disebut yang benar.
jenis komunikasi. dengan bahasa Berikan informasi
tubuh kepada keluarga
mengenai jenis-jenis
komunikasi dengan
menggunakan media
lembar balik dan
leaflet.
Berikan

62
kesempatan kepada
keluarga untuk
bertanya tentang materi
yang disampaikan.
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk mengulang
materi yang telah
dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga.

3.2 Menyebutkan Respon Keluarga mampu Diskusikan


hambatan dalam verbal menyebutkan bersama keluarga
berkomunikasi. menyebutkan 7 dari apa yang diketahui
12 hambatan dalam keluarga tentang
komunikasi, yaitu: hambatan dalam
berkomunikasi.
 Memerintah
Berikan pujian
 Menyalahkan kepada keluarga

63
tentang
 Meremehkan
pemahaman yang
 Membandingkan benar.
Berikan informasi
 Memberi cap
kepada keluarga
 Mengancam mengenai hambatan
dalam berkomunikasi
 Menasihati
dengan
 Membohongi menggunakan media
lembar balik dan
 Menghibur
leaflet.

 Mengkritik Berikan
kesempatan kepada
 Menyindir keluarga untuk
bertanya tentang
 Menganalisa
materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk mengulang
materi yang telah
64
dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga.
3.3 Mendemonstrasika Respon Cara berkomunikasi Demonstrasikan
n cara komunikasi psikomotor efektif antara orang dengan keluarga cara
yang efektif antara tua dan remaja harus berkomunikasi efektif
orang tua dan memenuhi syarat- antara orang tua dan
remaja. syarat komunikasi remaja.
efektif. Beri kesempatan
keluarga bertanya.
Beri kesempatan
keluarga
mendemonstrasikan
kembali cara
berkomunikasi efektif
antara orang tua dan
remaja
Berikan
reinforcement
positif atas usaha
keluarga.

Respon Keluarga mampu Diskusikan


4. Setelah 1 x 15 menit
65
verbal menyebutkan 2 dari bersama keluarga
pertemuan, keluarga
3 faktor-faktor dalam apa yang diketahui
mampu
diri remaja untuk keluarga tentang
memodifikasi
mendukung faktor-faktor dalam
lingkungan dalam
komunikasi efektif, diri remaja untuk
menciptakan
yaitu: mendukung
komunikasi yang
komunikasi efektif.
efektif dalam  Sebelum memulai
Berikan pujian
keluarga, dengan proses
kepada keluarga
mampu: komunikasi
tentang pemahaman
hubungan remaja
Menyebutkan faktor- yang benar.
dan orang tua
faktor dalam diri Berikan
hangat dan
remaja untuk informasi kepada
terbuka
mendukung keluarga mengenai
komunikasi efektif.  Remaja telah faktor-faktor dalam
menyatakan diri remaja untuk
bersedia mendukung
mengungkapkan komunikasi efektif
permasalahannya dengan
menggunakan media
 Teridentifikasi
lembar balik dan
bahwa remaja
leaflet.
berada pada
Berikan
kondisi yang
kesempatan kepada
66
keluarga untuk
membutuhkan
bertanya tentang
bantuan orang tua
materi yang
untuk
disampaikan.
memfasilitasi
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk mengulang
materi yang telah
dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga.
4.2 Menyebutkan Respon Keluarga mampu Diskusikan
faktor-faktor dalam verbal menyebutkan 2 dari bersama keluarga
diri orang tua untuk 4 faktor-faktor dalam apa yang
mendukung diri orang tua untuk diketahui keluarga
komunikasi efektif. mendukung tentang faktor-
komunikasi efektif, faktor dalam diri
yaitu: orang tua untuk
mendukung
 Mendengar
komunikasi efektif.
supaya remaja
67
Berikan pujian
banyak bicara
kepada keluarga
 Menerima dahulu tentang pemahaman
perasaan remaja yang benar.
agar remaja lebih Berikan informasi
terbuka dan kepada keluarga
dihargai mengenai faktor-faktor
dalam diri orang tua
 Berbicara supaya
untuk mendukung
didengar
komunikasi efektif
 Mau berubah dengan menggunakan
dimana orang tua media lembar balik dan
memiliki waktu leaflet.
yang khusus Berikan
dalam kesempatan kepada
mendengarkan keluarga untuk
dan bertanya tentang
berkomunikasi materi yang
dengan remaja disampaikan.
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga
68
untuk mengulang
materi yang telah
dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga.
4.3 Menyebutkan Respon Keluarga mampu Diskusikan
faktor-faktor afektif menyebutkan 2 dari bersama keluarga
lingkungan untuk 4 faktor-faktor apa yang diketahui
mendukung lingkungan untuk keluarga tentang
komunikasi efektif mendukung faktor-faktor
komunikasi efektif, lingkungan untuk
yaitu: mendukung
komunikasi efektif.
 Kondusif
Berikan pujian
 Tenang kepada keluarga
tentang pemahaman
 Privacy remaja
yang benar.
terjaga
Berikan informasi
 Jika dilakukan di kepada keluarga
rumah sebaiknya lingkungan untuk
dilakukan di mendukung
ruangan tertutup komunikasi efektif
untuk menjaga dengan menggunakan

69
media lembar balik dan
privacy remaja
leaflet.
dan keleluasaan
Berikan
remaja
kesempatan kepada
mengekspresikan
keluarga untuk
perasaan
bertanya tentang
materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum
dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk mengulang
materi yang telah
dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga.
Respon Keluarga mampu Diskusikan
5. Setelah 3 x 20 menit
verbal menyebutkan bersama keluarga
pertemuan, keluarga
pelayanan kesehatan mengenai jenis-jenis
mampu
yang dapat pelayanan kesehatan
memanfaatkan
dikunjungi keluarga yang dapat dikunjungi
pelayanan
70
untuk berkonsultasi keluarga untuk
kesehatan untuk
masalah komunikasi berkonsultasi
fasilitasi komunikasi
antara orang tua dan masalah komunikasi
efektif dalam
remaja, yaitu: antara orang tua dan
keluarga, dengan
remaja yang ada
mampu:  Puskesmas
disekitar tempat
Menyebutkan jenis- (PKPR)
tinggal.
jenis pelayanan
 Psikolog Motivasi keluarga
kesehatan yang
untuk mengulang
dapat dikunjungi  Guru wali kelas
jenis-jenis pelayanan
keluarga untuk
 Guru BP di kesehatan yang dapat
berkonsultasi
sekolah dikunjungi keluarga.
masalah komunikasi
Berikan
antara orang tua dan
reinforcement positif
remaja.
atas usaha
keluarga.

Mengunjungi Respon Keluarga Motivasi keluarga


fasilitas pelayanan afektif mengunjungi untuk berkunjung ke
kesehatan untuk pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan
berkonsultasi mengenai untuk konsultasi kesehatan.
masalah komunikasi mengenai masalah Berikan
antara orang tua dan komunikasi antara reinforcement positif
remaja. orang tua dan atas usaha keluarga

71
remaja. untuk menggunakan
fasilitas pelayanan
kesehatan

72
RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar Intervensi


Keperawatan
2 Ketidakefektifan Setelah Respon Keluarga mampu Diskusikan
1. Setelah 1 x 20
performa peran dilakukan verbal menyebutkan bersama keluarga apa
menit pertemuan,
remaja An. H keluarga intervensi pertumbuhan adalah yang diketahui keluarga
keluarga mampu
Bp. R b/d ketidak sebanyak 3 kali bertambahnya mengenai pengertian
mengenal masalah
mampuan keluarga kunjungan, ukuran anak dari segi tumbuh kembang.
tumbuh kembang
mengenal masalah performa peran jasmani. Sedangkan Berikan pujian
remaja, dengan
tentang tugas dan remaja menjadi perkembangan kepada keluarga
mampu:
fungsi perkembangan efektif. adalah tentang pemahaman
keluarga dengan anak Menyebutkan berkembangnya keluarga yang benar.
remaja. definisi tumbuh kemampuan atau Berikan informasi
kembang. keahlian anak. kepada keluarga
mengenai pengertian
tumbuh kembang
dengan menggunakan
media lembar balik dan
leaflet.
Berikan

73
kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga.
1.2 Menyebutkan Respon Keluarga mampu Diskusikan
definisi remaja. verbal menyebutkan remaja bersama keluarga apa
adalah anak yang yang diketahui keluarga
berusia 13-21 tahun. mengenai pengertian
Remaja merupakan remaja.
masa transisi/ Berikan pujian
peralihan dari masa kepada keluarga
kanak-kanak menuju tentang pemahaman
dewasa yang ditandai keluarga yang benar.

74
dengan adanya Berikan informasi
perubahan aspek kepada keluarga
fisik, psikis dan mengenai pengertian
psikososial. remaja dengan
menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
Berikan
kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga.
1.3 Menyebutkan Respon Keluarga mampu Diskusikan
definisi tumbuh verbal menyebutkan tumbuh bersama keluarga apa

75
kembang remaja. kembang remaja yang diketahui keluarga
adalah proses lebih tentang definisi tumbuh
lanjut remaja menuju kembang remaja.
tahap perkembangan Berikan pujian
dan pertumbuhan kepada keluarga
selanjutnya tentang pemahaman
(dewasa). keluarga yang benar.
Berikan informasi
kepada keluarga
tentang definisi tumbuh
kembang remaja
dengan menggunakan
media lembar balik dan
leaflet.
Berikan
kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.

76
Motivasi keluarga
untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga.
1.4 Menyebutkan Respon Keluarga mampu Diskusikan
perubahan- verbal menyebutkan 6 dari bersama keluarga apa
perubahan yang 11 perubahan- yang diketahui
terjadi pada remaja. perubahan yang keluarga tentang
terjadi pada remaja, perubahan- perubahan
yaitu: pada remaja.
Berikan pujian
 Perubahan fisik,
kepada keluarga
meliputi:
tentang pemahaman
- Perubahan TB keluarga yang benar.
dan BB Berikan informasi
kepada keluarga
- Perubahan
tentang perubahan-
bentuk tubuh:
perubahan pada
Remaja putri
remaja dengan
(penimbunan
menggunakan media
jaringan

77
lembar balik dan
lemak, kulit
leaflet.
halus, suara
Berikan kesempatan
nyaring,
kepada keluarga
payudara
untukbertanya tentang
membesar,
materi yang
tumbuh
disampaikan.
rambut di
Berikan penjelasan
daerah
ulang terhadap materi
tertentu.
yang belum dimengerti.
- Remaja putra Motivasi keluarga
(peningkatan untuk mengulang materi
besar otot, yang telah dijelaskan.
kulit kasar, Berikan
tumbuh kumis, reinforcement positif atas
tumbuh usaha keluarga
rambut di
daerah
tertentu).

- Mengalami
pubertas:

78
Remaja putra
(mimpi basah).
Remaja putri
(menstruasi).

 Perubahan
mental, meliputi:

- Berpikir
abstrak

- Kritis

- Egosentris

- Selalu ingin
tahu

- Cenderung
menentang
orang tua

- Ingin mencoba
hal-hal yang
menguji

79
keberanian

 Perubahan sosial,
meliputi:

- Mulai
melepaskan
diri dari
keluarga

- Membentuk
kelompok
teman sebaya

1.5 Mengidentifikasi Respon Keluarga Tanyakan kepada


afektif
anggota keluarga mengatakan An. H keluarga, adakah
yang berusia adalah remaja. anggota keluarga yang
remaja. memiliki kriteria remaja
sebagaimana yang telah
dibahas.
Berikan
reinforcement positif
atas apa yang telah
dikemukakan keluarga

80
yang tepat dan benar.
Respon Keluarga mampu Diskusikan
2. Setelah 1 x 15
verbal menyebutkan bersamakeluarga apa
menit pertemuan,
minimal 2 yang diketahui keluarga
keluarga mampu
dari 4 permasalahan tentang akibat
mengambil
akibat perubahan perubahan fisik pada
keputusan yang
fisik pada remaja, remaja.
tepat untuk
yaitu: Berikan pujian
mengasuh anak
kepada keluarga
remaja, dengan  Jerawat
tentang pemahaman
mampu:
 Kegemukan yang benar.
Menyebutkan Berikan informasi
 Anemia
permasalahan kepada keluarga
akibat perubahan  Infeksi karena mengenai akibat
fisik pada remaja kekebalan tubuh perubahan fisik pada
mulai menurun remaja dengan
menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi
yang disampaikan.

81
Berikan penjelasan
ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan
reinforcement
positif atas usaha
keluarga.
2.2 Menyebutkan Respon Keluarga mampu Diskusikan
permasalahan verbal menyebutkan 2 bersama keluarga
akibat perubahan permasalahan akibat apa yang diketahui
kejiwaan pada perubahan kejiwaan keluarga tentang
remaja. pada remaja, yaitu: akibat perubahan
kejiwaan pada
 Mencari identitas
remaja.
diri
Berikan pujian
 Timbul kepada keluarga
pertanyaan: Siapa tentang pemahaman
aku ini? Apa yang benar.
jadinya aku ini? Berikan informasi

82
kepada keluarga
mengenai akibat
perubahan kejiwaan
pada remaja dengan
menggunakan media
lembar balik dan
leaflet.
Berikan
kesempatan kepada
keluarga untuk
bertanya tentang
materi yang
disampaikan.
Berikan
penjelasan ulang
terhadap materi yang
belum dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif

83
atas usaha keluarga.
2.3 Menyebutkan Respon Keluarga mampu Diskusikan
permasalahan verbal menyebutkan bersama keluarga
akibat perubahan minimal 2 apa yang diketahui
sosial pada remaja. dari 3 permasalahan keluarga tentang
akibat perubahan akibat perubahan
sosial pada remaja, sosial pada remaja.
yaitu: Berikan pujian
kepada keluarga
 Timbul konflik
tentang pemahaman
dengan orang tua
yang benar.
akibat keinginan
Berikan informasi
remaja ingin
kepada keluarga
mempunyai
mengenai akibat
keleluasaan
perubahan sosial pada
pribadi.
remaja dengan
 Melibatkan remaja menggunakan media
pada perkelahian lembar balik dan
antar genk, bolos, leaflet.
terlibat dalam Berikan
narkoba, minum kesempatan kepada
minuman keras, keluarga untuk

84
bertanya tentang
merokok akibat
materi yang
setia kawan
disampaikan.
kepada kelompok.
Berikan
 Sifat egosentris penjelasan ulang
dan menonjolkan terhadap materi yang
kelompoknya. belum dimengerti.
Motivasi keluarga
untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan
reinforcement positif
atas usaha keluarga.
2.4 Mengambil Respon Keluarga Bantu keluarga
keputusan yang afektif mengatakan akan untuk mengenal dan
tepat untuk mengasuh anak menyadari akan adanya
mengasuh anak remaja dengan tepat remaja di keluarganya.
remaja. sesuai dengan Bantu keluarga
tumbuh kembangnya. untuk memutuskan
mengasuh anak remaja
dengan tepat sesuai
dengan tumbuh

85
kembangnya.
Berikan
reinforcement positif
atas keputusan tepat
yang telah diambil
keluarga.
Respon Keluarga mampu Dorong keluarga
3. Setelah 1 x 15
verbal menyebutkan untuk menceritakan
menit pertemuan,
minimal 3 dari 4 sikap sikap orang tua dalam
keluarga mampu
orang tua dalam mengasuh anak remaja.
mengasuh anak
mengasuh anak Informasikan
remaja, dengan
remaja, yaitu: kepada keluarga
mampu:
tentang sikap orang tua
 Mengenal anak
Menyebutkan sikap dalam mengasuh anak
orang tua dalam  Sering melakukan remaja dengan
mengasuh anak percakapan menggunakan media
remaja. dengan anak lembar balik dan leaflet.
Motivasi keluarga
 Mendampingi dan
untuk menjelaskan
membimbing
kembali materi yang
remaja dalam
telah disampaikan.
menghadapi
Tanyakan
tantangan hidup

86
kepada keluarga
 Menjadi pemimpin
mengenai materi yang
dan teman bagi
belum dimengerti.
remaja
Jelaskan kepada
keluarga mengenai
materi yang belum
dimengerti.
Berikan
reinforcement positif
terhadap kemampuan
yang dicapai oleh
keluarga.
3.2 Menyebutkan sikap Respon Keluarga mampu Dorong keluarga
anak remaja dalam verbal menyebutkan untuk menceritakan
menjalani masa minimal 3 dari 5 sikap sikap anak remaja
remaja. anak remaja dalam dalam menjalani masa
menjalani masa remaja.
remaja, yaitu: Informasikan
kepada keluarga
 Mengetahui
tentang sikap anak
kelebihan dan
remaja dalam menjalani
kekurangan diri.
masa remaja dengan

87
menggunakan media
 Menerima diri
lembar balik dan leaflet.
sendiri.
Motivasi keluarga
 Meningkatkan untuk menjelaskan
keimanan kepada kembali materi yang
Tuhan semesta telah disampaikan.
ini. Tanyakan
kepada keluarga
 Bersikap terbuka.
mengenai materi yang
 Memiliki kegiatan belum dimengerti.
positif. Jelaskan kepada
keluarga mengenai
materi yang belum
dimengerti.
Berikan
reinforcement terhadap
kemampuan yang
dicapai oleh keluarga.
3.3 Melakukan Respon Pada kunjungan yang Tanyakan
komunikasi yang psikomotor tidak direncanakan, kepada keluarga, hal
terbuka dengan keluarga melakukan apa yang telah
remaja. komunikasi yang dibicarakan dengan

88
terbuka dengan anggota keluarga yang
remaja dan saling remaja.
berbincang tentang Berikan
kehidupan remaja. reinforcement positif
terhadap kemampuan
yang dicapai oleh
keluarga.
Respon Keluarga mampu Diskusikan cara
4. Setelah 1 x 15
verbal menyebutkan 2 memodifikasi
menit pertemuan,
modifikasi lingkungan lingkungan yang
keluarga mampu
yang sesuai dengan sesuai dengan remaja.
memodifikasi
remaja, yaitu: Jelaskan kepada
lingkungan yang
keluarga tentang cara
sesuai dengan  Pergaulan dengan
memodifikasi
anak remaja. teman sebaya
lingkungan yang
yang baik (selektif
sesuai dengan remaja
memilih teman)
dengan menggunakan
 Komunikasi media lembar balik dan
terbuka dengan leaflet.
keluarga Motivasi keluarga
untuk menjelaskan
kembali cara

89
memodifikasi
lingkungan yang sesuai
dengan remaja.
Tanyakan
kepada keluarga
tentang materi yang
belum dimengerti.
Jelaskan
kepada keluarga
mengenai materi
yang belum
dimengerti.
Berikan
reinforcement positif
terhadap kemampuan
yang dicapai oleh
keluarga
Respon Keluarga dapat Diskusikan
5. Setelah 1 x 20
verbal menyebutkan fasilitas bersama keluarga
menit pertemuan,
yang dapat mengenai fasilitas
keluarga mampu
dikunjungi, yaitu: kesehatan yang ada
menggunakan
disekitar tempat
fasilitas kesehatan  Puskesmas

90
tinggal.
yang ada untuk (PKPR)
Motivasi keluarga
berkonsultasi
 Rumah sakit untuk mengulang
mengenai tumbuh
fasilitas kesehatan
kembang remaja,  Klinik dokter
yang dapat dikunjungi.
dengan mampu:
 Psikolog Berikan
Menyebutkan reinforcement positif
 Guru wali kelas
tempat pelayanan atas usaha keluarga.
kesehatan untuk  Guru BP di
berkonsultasi sekolah
mengenai tumbuh
kembang remaja.
Mengunjungi Respon Keluarga Motivasi keluarga
fasilitas pelayanan afektif mengunjungi untuk berkunjung ke
kesehatan untuk pelayanan kesehatan fasilitas kesehatan.
berkonsultasi untuk konsultasi Berikan
mengenai tumbuh tumbuh kembang reinforcement positif
kembang remaja. remaja. atas usaha keluarga
untuk menggunakan
fasilitas pelayanan
kesehatan.

91
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan
atau kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan
yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat

4.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan keluarga
melalui penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan perkembangan
keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna
mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal.Upaya ini perlu
dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang
peduli terhadap kesehatan keluarga.

92
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2012. Laporan situasi kependudukan dunia tahun 2012. Jakarta

Santrock, J. W. 2007. Perkembangan anak edisi kesebelas jilid 2. Jakarta: Erlangga

Setiadi. 2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga edisi pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu

Slameto. 2006. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta

Mubarak, dkk. 2009. Ilmu keperawatan komunitas: konsep dan aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika

Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia

Wong, D. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Sarwono. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

ners.unair.ac.id/materikuliah/askep%20remaja%20new.pdf

93

Anda mungkin juga menyukai