KONSEP KELUARGA
BY
NS. SELVIE RUMAGIT, S.KEP,
M.KES
TUJUAN UMUM
MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI KONSEP KELUARGA
DAN KELUARGA SEJAHTERA
TUJUAN KHUSUS
MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI :
1. DEFINISI KELUARGA
2. STRUKTUR KELUARGA
3. TIPE KELUARGA
4. FUNGSI KELUARGA
5. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
6. PENGERTIAN SEJAHTERA
7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEJAHTERAAN
8. TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA
Definisi Keluarga
KELUARGA MERUPAKAN ORANG YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN RESMI, SEPERTI
IKATAN DARAH, ADOPSI, PERKAWINAN ATAU PERWALIAN, HUBUNGAN SOSIAL
(HIDUP BERSAMA) DAN ADANYA HUBUNGAN PSIKOLOGI (IKATAN EMOSIONAL)
(HANSON 2001, DALAM DOANE & VARCOE, 2005).
KELUARGA ADALAH SEKUMPULAN ORANG DENGAN IKATAN PERKAWINAN,
KELAHIRAN, DAN ADOPSI YANG BERTUJUAN UNTUK MENCIPTAKAN,
MEMPERTAHANKAN BUDAYA, DAN MENINGKATKAN PERKEMBANGAN FISIK,
MENTAL, EMOSIONAL, SERTA SOSIAL DARI TIAP ANGGOTA KELUARGA (DUVALL DAN
LOGAN, 1986 DALAM FRIEDMAN, 1998).
KELUARGA MERUPAKAN UNIT TERKECIL DARI MASYARAKAT YANG TERDIRI ATAS
KEPALA KELUARGA DAN BEBERAPA ORANG YANG BERKUMPUL SERTA TINGGAL DI
SUATU TEMPAT DI BAWAH SATU ATAP DAN SALING KETERGANTUNGAN
(DEPARTEMEN KESEHATAN RI,1988).
• MENURUT UU NO. 10 TAHUN 1992 TTG PERKEMBANGAN
KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA,
KELUARGA ADALAH : UNIT TERKECIL DARI MASYARAKAT YANG
TERDIRI DARI SUAMI-ISTRI, ATAU SUAMI-ISTRI DAN ANAKNYA,
ATAU AYAH DAN ANAKNYA ATAU IBU DAN ANAKNYA.
2. Faktor Extern
a. Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.
b. Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.
c. Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita
rendah, inflasi.
TAHAPAN-TAHAPAN KESEJAHTERAAN
1. Keluarga pra sejahtera
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic need) secara
minimal, seperti kebutuhan akan spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan
KB.
• Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing masing anggota keluarga
• Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau lebih dalam sehari.
• Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian berbeda di rumah, bekerja,
sekolah atau berpergian.
• Bagian yang terluas dari lantai bukan dari tanah.
• Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke sasaran
kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera I
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhnan dasarnya secara minimal
tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan akan
pendidikan, KB, interaksi lingkungan tempat tinggal dan trasportasi. Pada keluarga
sejahtera I kebutuhan dasar (a s/d e) telah terpenuhi namun kebutuhan sosial
psikologi belum terpenuhi yaitu:
· Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
· Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyadiakan daging, ikan atau telur.
· Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian baru
pertahun
· Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap pengguna rumah
· Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam kedaan sehat
· Paling kurang satu anggota 15 tahun keatas, penghasilan tetap.
· Seluruh anggota kelurga yang berumur 10-16 tahun bisa baca tulis huruf latin.
· Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini
· Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang yang usia subur memakai
kontrasepsi (kecuali sedang hamil)
3. Keluarga sejahtera I
Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat
memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi
Pada keluarga sejahtera ii kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi namun
kebutuhan pengembangan belum yaitu:
•Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama.
•Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.
•Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan ini dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga
•Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan keluarga.
•Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 1 kali perbulan
•Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio, televisi atau majalah
•Anggota keluarga mampu menggunakan sarana trasportasi sesuai kondisi daerah.
4. Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan
sosial psikologis dan perkembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan
sumbangan yang teratur bagi masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan
aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
Pada keluarga sejahtera III kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan
telah terpenuhi (a s/d u) telah terpenuhi) namun kepedulian belum yaitu:
• Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan
sumbangan bagi kegiatan sosial/masyarakatdalam bentuk material.
• Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan atau
yayasan atau instansi masyarakat.
• Kesejahteraan pada hakekatnya dapat terpenuhinya kebutuhan (pangan,
sandang, dan papan) yang harus dipenuhi dengan kekayaan atau pendapatan
yang dimiliki barulah dikatakan makmur dan sejahtera
PERAN PERAWAT DALAM PEMBINAAN KELUARGA SEJAHTERA
1. Pemberi informasi
2. Penyuluh
3. Pendidik
4. Motivator
5. Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan.
6. Penghubung keluarga dengan sektor terkait.
7. Pemberi pelayanan kesehatan
8. Membantu keluarga dengan mengenal kekuatan mereka dan
menggunakan kekuatan mereka untuk memenuhi kebutuhan
kesehatannya
9. Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat
MASALAH DAN TINDAK LANJUT
Kenyataan, dalam melaksanakan perannya sebagai pembina keluarga sejahtera masih banyak
ditemukan hambatan/masalah antara lain :
a. Faktor Keluarga :
• Keluarga menolak kehadiran perawat
• Ketidak-percayaan masyarakat terhadap perawat
• Adat istiadat
• Ekonomi
• Dan lain-lain.
b. Faktor Perawat
• Secara kuantitas jumlah perawat masih kurang
• Secara kualitas, belum optimal Hal ini terjadi karena "basic" pendidikan perawat yang
berbeda-beda, kemauan menambah ilmu pengetahuan masih kurang, kepercayaan diri yang
kurang.
• Terlalu muda khususnya bagi perawat yang ada di desa (PKD) sehingga sering diabaikan
oleh masyaakat
• Kompensasi yang berlebihan dengan rasa sesama Corps ("ESPRIT DE CORPS") yang
kurang.
• Masih ada perawat yang bekerja di luar wewenangnya sebagai perawat
Untuk menanggulangi masalah/hambatan di atas, khususnya
ditujukan kepada diri sendiri (perawat) antara lain :
1. Interospeksi, yaitu menilai, mengevaluasi diri sendiri, kelemahan
dan kekuatan yang dimiliki, kesempatan apa yang bisa
diraih/diperoleh dan tantangan apa yang akan dihadapi.
2. Perubahan perilaku untuk maju dan berkembang dengan kemauan
yang keras untuk menambah ilmu pengetahuan
3. Menunjukkan "eksistensi" perawat sebagai "mitra dokter"
4. Menyadari dan mencari upaya-upaya koordinasi dan kolaborasi
Meningkatkan rasa sesama Corps
5. Dan yang terpenting adalah "menghargai diri sendiri"
6. Perubahan pendidikan keperawatan
7. Mentaati kode etik keperawatan.
TERIMA KASIH