Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAH GUNUNG KARANGETAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

MENTOR KELOMPOK 2
1.
2.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas segala karunia dan hikmatnya sehingga makalah yang berjudul
“Sejarah Gunung Karangetan” ini dapat diselesaikan dengan baik, tanpa ada halangan. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok kami.

Pemilihan tema ini didasari atas keputusan bersama kelompok, Semoga dengan adanya makalah
ini kita dapat membuka pola fikir kita dan pembaca pada umumnya.

Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi
EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk kami jadikan sebagai bahan
evaluasi.

Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari karya
ini.

Tomohon, 14 Agustus 2018


DAFTAR ISI
 

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………...i

KATA PENGANTAR……………………………………………...............ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………...2

1.3 Tujuan ……………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah ……………………………………………………5

2.2 Pemahaman……...………………………………………..6

PENUTUP…………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………9
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebuah mite dari masa purba di bawah 1500 SM menyebut pulau Alamina merupakan daratan pulau besar
yang membentang dari pulau Bacan hingga pulau Mindanao. Masyarakat pulau itu dipimpin seorang
kulano tua bernama Ampuang Tatetu yang dipercaya sebagai wakil dewa moyang tertinggi yang disebut
juga Aditinggi. Aditinggi berdiam di puncak gunung Karangetang, yang merupakan gunung tertinggi di
daratan Alamina. 
Konon Alamina di hancurkan dan ditenggelamkan lewat letusan gunung Garengetang yang begitu dasyat
sebagai manifestasi kemarahan dewa Aditinggi, karena manusia tak lagi patuh pada hukum dewa moyang
tertinggi (narang).
Dari bencana besar itu, yang tersisa adalah puncak-puncak gunung yang kemudian membentuk pulau-
pulau. Sementara hamparan karang di dalam laut di wilayah utara muncul menjadi pulau-pulau karang
yang baru. Karena letaknya jauh ke laut maka disebut pulau karang jauh di laut (Malaude atau Talaude).
Sisa-sisa dari reruntuhan Alamina itu oleh datuk Tatetu dinamakan Nusalawo (Pulau banyak).
Saat ini orang menyebut kawasan pulau-pulau di utara daratan Minahasa itu dengan nama Nusa Utara
(kepulauan Siau Tagulandang, Sangihe dan Talaud). Padahal sebutan Nusa Utara tidak tercatat dalam
artefak sejarah dan mitologi Nusalawo.
Selanjutnya peristiwa letusan gunung Awu di Pulau Sangihe tercatat juga menelan banyak korban jiwa
serta hancurnya 7777 rumah di abad ke XI menenggelamkan sebagian daratan pulau Sangihe dan
membentuk pulau-pulau kecil seperti pulau-pulau Nusa, Lipang dan beberapa pulau lain hingga pulau
Marore. Kejadian itu dikaitkan dengan adanya dosa sumbang (nedosa) antara Mekondangi dan
Tampilangbahe.

1.2 Rumusan Masalah


1. Sebutkan ketinggian dari Gunung Karangetan tersebut?
2. Pada Tahun-Tahun Berapakah Gunung Karangetan meletus?

1.3 Tujuan Penuliasan Makalah


1. Untuk bisa di pelajari dan di pahami.
BAB II
PEMBAHASAN

Gunung Karangetang

Gunung Karangetang (dikenal juga dengan nama Api Siau) adalah gunung berapi yang terletak di
bagian utara Sulawesi Utara, Indonesia tepatnya di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
Gunung Karangetang adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia dengan letusan sebanyak lebih
dari 40 kali sejak 1675 serta banyak letusan kecil yang tidak terdokumentasi pada catatan sejarah.
[1]
 Gunung ini merupakan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia. Pada letusan gunung Karangetang
tahun 1997 menewaskan 3 orang.
Pada bulan Agustus 2007 terjadi letusan yang memaksa dilakukannya evakuasi dari sekitar gunung
berapi.

Letusan Karangetang 2010


Gunung Karangetang pada 4 Agustus sekitar pukul 00.15 WITA meletus. Masyarakat melakukan
evakuasi untuk menghindari letusan susulan. Akibat letusan sedikitnya 4 orang dinyatakan hilang. Akses
transportasi ke lokasi bencana lumpuh setelah jembatan ambruk oleh endapan lahar panas. Rombongan
Bupati yang meninjau lokasi bencana terdekat dengan lereng gunung mengalami kesulitan karena
beberapa jembatan rusak parah.

Letusan Karangetang 2011


Sejak ditetapkan berstatus Awas pada Jumat 18 Maret 2011, aktivitas Gunung Karangetang, Kabupaten
Sitaro, Sulawesi Utara, tetap tinggi. Hari ini, gunung itu masih mengeluarkan api dan awan
panas.Sementara, awan panas Karangetang mengarah ke Barat, ke arah tiga kampung yakni Kampung
Kinali, Mini dan Winangun. Awan panas dan guguran lava diketahui telah merusak satu jembatan dan
rumah warga.
Gunung api aktif itu adalah ikon Pulau Siau yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara. Puncak Gunung Api Karangetang menjulang setinggi 1.827
meter di atas permukaan laut (mdpl) Jarak sekitar 146 km dari kota Manado, termasuk kedalam
Kabupaten Sitaro (Provinsi Sulawesi Utara). Secara geografis gunung Karangetang terletak pada posisi
02°47’ Lintang Utara dan 125°29’ Bujur Timut.
Gunung ini pernah meletus pada tahun 1675, mengeluarkan lava pijarnya dengan sangat dahsyat.
Karangetang tercatat juga sudah mengalami erupsi sebanyak 41 kali sejak tahun 1675 dan salah satu ciri
khas dari gunung api ini, adalah satu-satunya gunung didunia yang pernah di Baptis.
Gunung ini di Baptis oleh salah satu Pendeta yang datang ke Siau untuk menyebarkan Injil ( misionaris).
Pendeta tersebut adalah orang Belanda dan kemudian gunung ini diberi nama sesuai dengan nama
Pendeta yang Membaptisnya , yaitu ( YOHANIS ). tapi kebanyakan orang di pulau Siau hanya
mengetahui nama gunung tersebut " Karangetang" tapi nama yang sebenarnya adalah " Yohanis".
Pada malam hari, kawahnya yang tak pernah tidur menjadi penanda lewat pijar lahar yang menyala. Lebih
dari setengah penduduk Pulau Siau bermukim di Kaki Gunung Karangetang dan bahkan sampai ke badan
gunung api yang hidup itu. Bahkan tanaman pala yang menjadi andalan penduduk Siau tumbuh hingga
mendekati puncaknya. Pergilah ke Siau bagian Utara, Anda akan sadar bahwa Anda sedang mengelilingi
badan gunung yang dijuluki The Real Volcano ini. Sambil berdecak kagum dengan pemandangan
memesona yang tersaji, Anda juga akan menggeleng kepala kala menyaksikan rumah-rumah warga
menempel di tebing-tebing batu Gunung Karangetang.
Karangetang yang masuk dalam daftar salah satu gunung api teraktif di Indonesia sangat sering erupsi.
Tapi bukan takut, malah bagi penduduk Siau, letusan Karangetang dianggap berkah. Material vulkanik
yang dimuntahkan kawah Karangetang diyakini sebagai kasalitator penyubur tanaman pala. Siau masih
tersohor dengan kualitas pala nomor satu di dunia.
Walau dalam beberapa letusan dahsyatnya, erupsi Karangetang merusak pemukiman warga dan lahan
perkebunan. Namun gunung ini hadir dengan mite yang terus hidup. Penduduk Siau bahkan menganggap
erupsi Karangetang adalah pertanda pelanggaran kesusilaan telah terjadi di tengah masyarakat. Aktivitas
kawah yang mengamuk adalah alarm, dan akan berhenti jika pelaku asusila ketahuan. Demikianlah yang
diyakini penduduk Siau, bahwa alarm erupsi itu adalah teguran telah terjadi tindak asusila yang
melibatkan pelaku sedarah.

Mite Karangetang seolah menjadi ruh bagi penampakan gunung yang terlihat sangat agung ini. Bergitu
kapal sandar di dermaga Ulu, Karangetang akan menyampaikan salam sua dan memaksa kepala Anda
menengadah ke puncaknya. Sebabnya dermaga pelabuhan Ulu tepat berada di kakinya. Mengelilingi Kota
Ulu yang menjadi pusat perniagaan di Pulau Siau, Anda bisa menyaksikan bekas-bekas amukan erupsi
Karangetang. Jalur luncuran lahar masih menjadi saksi erupsi Karangetang. Beranjaklah sedikit ke
Kampung Bebali, dan saksikan bagaimana alam membentuk hamparan lahar yang dimuntahkan
Karangetang yang telah membatu. Dari lokasi ini juga, Anda bisa memasang tripod pada malam hari, lalu
menengadahkan ujung lensa ke kawah Karangetang. Jika cuaca cerah, Anda akan mendapatkan foto
pijaran api dari kawah yang tak pernah tidur itu.

Wisatawan Eropa khususnya dari Perancis memasukkan Pulau Siau dalam destinasi tujuan perjalanannya
ke Sulawesi Utara hanya agar bisa mendaki Karangetang. Di Siau terdapat beberapa pemandu agar Anda
aman mendaki Karangetang. Terdapat beberapa jalur pendakian yang aman jika sewaktu-waktu kawahnya
bereaksi. Anda memang tidak diperbolehkan mendaki hingga ke puncak kawah. Berada di ketinggian
Karangetang adalah kebahagiaan menyaksikan keindahan yang sungguh memesona di sekitar kepulauan
yang punya 49 pulau ini. Cluster Buhias dengan pulau-pulau kecilnya adalah panorama hamparan pulau
yang seakan menyembul dari dasar samudera. Di samping menyiapkan perbekalan yang cukup, fisik yang
prima juga menjadi sebuah keharusan mendaki Karangetang. Lengakapi pula pendakian Anda dengan
peralatan keselamatan dasar. Jangan sekali-kali mendaki tanpa pemandu lokal.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Karangetang punya karakteristik sendiri. Jika Anda yang tidak biasa mendaki, jangan khawatir. Selain
bisa menyaksikan Karangetang dari arah laut, keagungan gunung ini bisa disaksikan dari beberapa titik di
Pulau Siau. Bergeserlah ke kampung Sawang. Di sana ada dermaga yang cukup luas untuk memotret
Karangetang dengan leluasa. Pun demikian dari posisi pantai-pantai di seputaran kampung Biau. Lalu
beranjaklah lebih jauh ke Balirangeng, sungguh pemandangan yang sangat indah akan tersaji di sana. Jika
ingin menimati Karangetang saat matahari terbenam, pergilah ke Pehe, dan nantikan cahaya sunset
dengan latar belakang Karangetang yang terlihat menjulang dengan gagahnya. Sungguh, Sitaro adalah
negeri kepulauan yang diberkahi dengan keindahan alam yang luar biasa. Tinggalah pemerintah daerah
memaksimalkan potensi ini bagi kesejahteraan masyarakatnya.
Salah satu keunikan dari gunung ini adalah, jika masyarakat yang ada di pulau Siau melakukan
pelanggaran maka gunung ini akan memberi tanda yang berupa suara gemuruh ataupun langsung
mengeluarkan lava pijar. 
Gunung Api Karangetang sudah menjadi bagian keseharian masyarakat Pulau Siau. Keaktifan gunung ini
merupakan berkat bagi tanah di sekitarnya yang menyuburkan lahan-lahan tanaman Pala yang merupakan
salah satu Pala terbaik di dunia.

PENUTUP

Demikianlah isi makalah kami, atas kekurangan dan kesalahan kami dalam penulisana makalah
ini, kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas keritik teman-teman dan dosen
pembimbing mata kuliah perbandingan hukum kami ucapkan termakasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Karangetang

https://travel.kompas.com/read/2017/06/19/030500927/gunung.api.karangetang.sang.penjaga.pulau
.siau

https://sitaro.wordpress.com/2011/03/21/mite-dan-sejarah-gunung-karangetang/

Anda mungkin juga menyukai