Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sektor pariwisata hingga saat ini merupakan salah satu sektor yang dapat

memberikan konstribusi atau pemasukan yang besar bagi pembangunan, baik dalam

skala regional maupun nasional. Pembangunan pada sektor pariwisata telah mampu

meningkatkan pendapatan perekonomian masyarakat, meratakan kesempatan berusa-

ha dan menciptakan peluang kerja, selain juga memperkenalkan kekayaan alam dan

budaya bangsa. Salah satu wisata minat khusus adalah wisata alam. Seperti gunung

tangkuban parahu.

Tangkuban Parahu mempunyai legenda yang sangat terkenal di jawa barat

yaitu Legenda Sangkuriang. dimana legenda itu mencaritakan seorang anak bernama

Sangkuriang yang ingin menikahi ibunya sendiri dan konon gunung Tangkuban

Parahu itu adalah perahu buatan Sangkuriang yang ditendang sampai terbalik

sehingga menjadi gunung yang menyerupai perahu terbalik (Tangkuban Parahu =

Perahu terbalik) karena dia tidak berhasil menyunting ibunya. Namun menurut

proses geologi menyatakan bahwa lekukan kawah Tangkuban parahu terjadi karena

letusan gunung Tangkuban Parahu, gunung ini pernah meletus pada tahun 1829,

1846, 1910, dan 1926, sehingga ,mengakibatkan bagian runcing dari gunung ini

hilang atau sudah hancur akibat letusan yang berulang ulangdan pada saat ini yang

tersisa hanyalah bagian tengah dari keruncingan gunung tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa gunung tangkuban perahu sering mengalami letusan?

1.2.2 Bagaimana letak secara geografis gunung tangkuban parahu?

1.2.3 Apa arti dan fungsi gunung tangkuban parahu bagi warga sekitar?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengenal lebih lanjut objek wisata yang ada di indonesia

1.3.2 Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi diri sendiri juga para pembaca

tentang Gunung Tangkuban Perahu

1.3.3 Untuk melatih dan mengembangkan bakat serta kemampuan penulisan dalam

menyusun laporan perjalanan ataupun karya tulis secara sistematis.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Obyek wisata Tangkuban Perahu selain dijadikan sebagai tempat rekreasi juga dapat

dijadikan bahan penelitian ilmu-ilmu pengetahuan

1.4.2 Obyek wisata Tangkuban Perahu merupakan salah satu obyek yang menarik di

wilayah Bandung dan kaya akan budaya serta tinggi nilai sejarahnya

1.4.3 Obyek wisata Tangkuban Perahu harus dilestraikan dan dimanfaatkan secara

optimal

1.5 Metode Penelitian

Dalam penyusunan karya tulis ini Penulis memilih menggunakan metode-metode

sebagai berikut :

1.5.1 Metode Observasi

Teknik pengumpulan data dengan melihat dan mengujungi secara langsung

obyek yang telah ditentukan.

2
1.5.2 Metode Pustaka

Teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan mencatat dari buku-buku yang

berhubungan langsung dengan Gunung Tangkuban Perahu

1.5.3 Metode Interview

Teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya - jawab secara langsung dengan

pihak yang bersangkutan.

2.8 Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran, penulis memberikan garis besar karya tulis ini, yaitu :

1.6.1 BAB I

Pendahuluan yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Rumusan masalah, Tujuan

Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan laporan

perjalanan

1.6.2 BAB II

Sejarah singkat gunung Tangkuban Perahu dan Topografi yang meliputi :Asal usul

Gunung Tangkuban Perahu , Letak Geografis , Iklim Luas Areal , Legenda sangkuriang ,

Aktifitas Letusan.

Obyek–obyek wisata di sekitar gunung Tangkuban Perahu yang meliputi : Bumi

Perkemahan Cikole.Pemandian Air Panas, Situ Lembang Air Terjun Maribaya. Curug

Cimahi, Taman Junghun Jaya Giri Desa Wisata Bunga ”Cihideung“

Observatorium/Teropong Bintang “Bosscha“.

Arti dan fungsi Tangkuban Perahu bagi penduduk sekitar, wisatawan domestik dan

asing yang meliputi: Biologis, Ekonomis, Psikologis dan Akademis.

1.6.3 BAB III

Bab ini meliputi : PENUTUP , Kesimpulan Dan Saran

3
BAB II

Pembahasan

2.1 Gunung Tangkuban Parahu

Ketinggian : 2,084 meter (6,837 kaki)

Lokasi : Jawa Barat, Indonesia

Koordinat : 6.77°LS 107.6°BT

Geologi : Jenis Stratovolcano

Letusan terakhir : 1983[1]

Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung

yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota

Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung

Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah

Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang

dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan

adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap

belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-

rata hariannya adalah 17’C pada siang hari dan 2 ‘C pada malam hari.

Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan

Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

2.2 Legenda rakyat setempat

Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang

dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya

menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu

4
dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu,

sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk

Gunung Tangkuban Parahu.

Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus

oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda

tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas

belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya di antaranya adalah di kasawan

Ciater, Subang.

Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan

bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah)

besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa

kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m diatas permukaan

laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda.

Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif.

Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan

Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita

masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan

Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.

2. 3 Asal – Usul Gunung Tangkuban Perahu

Gunung Tangkuban Perahu terbentuk dari aktivitas letusan yang paling muda di

antara jajaran / kompleks Gunung Api Sunda Purba dengan type letusan Strato / berlapis ,

sekitar 3000 tahun yang lalu.

Dari gunung Sunda Purba (dengan ukuran yang lebih besar) kemudian Terbentuklah 3

tiga gunung api baru, yaitu : Gunung Sunda (Baru) , Gunung Tangkuban Perahu. Gunung

5
Burangrang dan Pada Fase terakhir sekitar 2000 tahun yang lalu terbentuklah dasar batuan

Sedimen neogen/endapan batu bara.

Bagian sisa kawah (Kaldera) gunung Sunda Purbamasih terdapat di antara Gunung

Burangrang dan Tangkuban Perahu. Sedangkan Danau atau Situ. Lembang masih

merupakan salah satu bagian dari dasar kawah gunung Sunda Purba itu sendiri. Peristiwa

runtuhan ini terjadi pada dua tahap, yaitu:

1. Terjadinya patahan di Lembang sekitar + 3000 tahun yang lalu

2. Runtuhnya bagian puncak di sebelah Utara, kemudian muncullah kegiatan gunung

Tangkuban Perahu di sebelah Timur yang merupakan sisa kawah Kaldera gunung

Sunda (+ 2000 tahun yang lalu).

Dalam perkembangan-nya membentuk tubuh gunung dengan puncak gunung api

yang memanjang. Bentuk tubuh yang memanjang disebabkan oleh adanya tempat perpin-

dahan titik letusan yang memanjang + 1100 m dengan arah timur dan barat. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan adanya sisa–sisa tepi kawah yang lama yang mendirikan adanya

gerakan atau perpindahan aktifitas puncak. Pada waktu yang bersamaan terbentuk pula

mata air panas Ciater dan Maribaya

Perpindahan aktifitas puncak yang membentang dari timur ke barat, maka apabila

dilihat dari arah Selatan (kota Bandung) maka tampak seperti trapesium atau seperti

perahu yang terbalik (Bahasa Sunda) perahu nangkub = Tangkuban Perahu .

Keadaan / aktifitas gunung Tangkuban Perahu Sampai saat ini adalah dalam

keadaan aktif dan normal. Dengan suhu permukaan kawah 96 ’ C s/d 98 ’ C dengan kon-

disi asap berwarna putih tipis. setelah kira–kira 3 bulan yang lalu Gunung Tangkuban

Perahu dinyatakan statusnya ”WASPADA”, dengan ketinggian antara 5–15 m dari

permukaan (kawah Baru, Ratu, Domas). Dalam masyarakat setempat (Sunda),

terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu tidak lepas dengan legenda Sangkuriang.

6
2.4 Letak Geografis

Secara geografis Gunung Tangkuban Perahu berada pada 64 derajat 06 LS dan

107 derajat 36 BT dengan puncak tertinggi kurang lebih 2,084 meter dpi. Obyek wisata

gunung Tangkuban Perahu yang terletak tidak jauh dari jalan raya Bandung – Jakarta via

Subang, Cikampek. Sekitar 30 km dari Bandung (merupakan Ibukota Provinsi Jawa

Barat) ke arah Utara 200 km dari Jakarta atau 32 km sebelah selatan kota Subang secara

administratif berada di wilayah kabupaten Subang dan kabupaten Bandung.

2.5 Iklim

Daerah Tangkuban Perahu termasukkategori daerah tropis dengan suhu rata-rata

siang hari 18 derajat celcius dan antara 7 derajat sampai 9 derajat celcius malam hari.

Memiliki curah hujan 2.700 mm pertahun dengan curah hujan terendah 100 mm di bulan

Juli dan tertinggi 320 mm di bulan Nonember dengan kelembaban udara 45 % - 95 %

2.6 Luas Areal

Secara keseluruhan luas areal gunung Tangkuban Perahu : 3.320 km2 dan dalam

pengelolaannya terbagi dalam tiga kelompok, yaitu :

1. Hutan Produksi : 1.290 km2

2. Hutan Wisata : 370 km

2.7 Aktifitas Letusan

Peristiwa letusan–letusan yang besar yang pernah terjadi tidak pernah dilakukan

pencatatan sebelumnya. Baru kemudian mulai tercatat dalam sejarah setelah seorang

berkewarga negaraan Jerman bernama Junghun yang pernah menulis erupsi tahun 1829

sejak itulahkegiatan gunung Tangkuban perahu mulai diadakan pencatatan aktivias

sampai saat ini. dan tercatat sebagai berikut :

7
Tahun Kegiatan

1829 Terjadi letusan abu secara terus menerus di kawah Ratu dan Upas

1846 Erupsi dalam kawah baru

1862 Peningkatan kegiatan di dalam kawah Ratu dan Upas

1896 Letusan freaktif, terbentuk kawah baru

1910 Letusan kawah ratu

1929 Letusan kawah lumpur setinggi 10 m di kawah Ratu

1935 Terbentuklah celah panjang 50 m lebar 1m di kawah Ratu

1936 Kenaikan kegiatan di kawah Ratu tinggi asap mencapai 100 m

1952 Awan hitam mengepul setinggi 25 m disertai hujan abu tipis di kawah Ratu

1969 Hujan abu tipis mencapai perkebunan teh di daerah sebelah utara

1970 Erupsi lumpur di kawah Ratu

2.8 ARTI DAN FUNGSI TANGKUBAN PERAHU BAGI PENDUDUK SEKITAR,

WISATAWAN DOMESTIK DAN ASING

Gunung Tangkuban Perahu memiliki beberapa fungsi bagi masyarakat penduduk

sekitar, wisatawan domestik dan asing dan berikut ini beberapa fungsi yang akan

dijabarkan penulis sebagai berikut :

2.8.1 Fungsi Biologis

Secara Biologis, asap belerang berguna untuk kesehatan kulit. daerah Gunung

Tangkuban Perahu mempunyai tanah yang subur karena berdekatan dengan dapur magma

sehingga cocok ditanami tumbuhan yang hidup pada suhu dingin.

8
2.8.2 Fungsi Ekonomis

Secara ekonomis, adanya tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu merupakan

keuntungan bagi penduduk sekitar dapat mencari nafkah dengan menjual souvenir,

pakaian dan lain–lain, barang dagangan dijual dan dibangun semacam stan–stan tempat

berdagang berjejer–jejer sambil

menawarkan barang dagangannya pada wisatawan. Dengan demikian penduduk sekitar

dapat memperoleh keuntungan dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari.

2.8.3 Fungsi Psikologis

Tempat wisata alam Gunung Tangkuban Perahu sangat cocok untuk tempat rekreasi,

liburan dan refresing, karena suasana alamnya yang sejuk,tenang,damai dan tentram

sehingga dapat menghilangkan perasaan yang stress dan jenuh dengan aktifitas pekerjaan

mereka. Tempat ini juga cocok untuk berlibur keluarga, sekolah (Study Tour) liburan anak–

anak muda atau sekedar berlibur mencari kedamaian agar hati menjadi tenang.

2.8.4 Fungsi Akademis

Gunung Tangkuban Perahu selain sebagai tempat wisata juga dapat digunakan

sebagai tempat penelitian ilmu–ilmu pengetahuan seperti Geografi, Geologi bagi para

ilmuawan dan sarana bagi pelajar untuk dapat mengetahui kehebatan alam yang merupakan

ciptaaan Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri dan dipelihara agar tetap terjaga

kelestraiannya dan dapat diolah dengan baik sesuai kegunaannya.

2.9 Legenda Sangkuriang

Pada jaman dahulu kala ada seorang maha raja yang bernama Sungging Purbang

kara dari kerajaan Galuh Pakuan pergi berburu ke hutan larangan dengan diiringi bala

Punggawa kerajaan. Konon dalam perburuannya sang raja sempat membuang air kecil ke

9
tampar tanpa sengaja air seninya tergenang di sebuah belahan tempurung kelapa yang

tergeletak di tanah. Saat itu seekor babi hutan betina lari terbirit–birit karena ketakutan

dikejar-kejar para penggawa yang akhirnya bersembunyi dekat genangan air kencing sang

raja yang terkenal kesaktiannya itu. Karena babi betina yangmerupakan jelmaan dari

seorang pertapa cantik( yang dikutuk menjadi seekor babi hutan oleh gurunya karena

melanggar pantangannya) meminum air seni sang raja. Selang beberapa waktu kemudian

pada musim berburu berikutnya raja kembali ke hutan tersebut dan betapa terkejutnya dia

saat mendengar jeritan tangis seorang bayi yang tergeletak di atas semak–semak belukar.

lalu raja memerintahkan seluruh pung- gawa membawa bayi perempuan yang cantik kepada

raja. Ia sangat gembira dan kemudian kembali ke Istana membawa bayi itu dan kemudian

tumbuh menjadi seorang putri yang cantik jelita yang kemudian diberi nama Dayang Sumbi.

2.9.1 Dayang Sumbi Dibuang Ke Hutan

Sejak kehadiran Dayang Sumbi ke Istana Galuh, negara menjadi kisruh dan sering

dilanda malapetaka, bencana demi bencana datang silih berganti.keresahan semakin

memuncak Pada saat Dayang Sumbi menjelang remaja ia selalu menolak lamaran para

pangeran dari kerajaan tetangga sehingga sang raja menjdi panik dan khawatir bila mereka

bersatu dan menyerang Galuh karena sakit hati, maka keputusan untuk membawa kembali

Dayang Sumbi ke tempat asalnya (ke Hutan) dan hanya ditemani oleh seekor anjing Penjaga

yang bernama si Tumang (yang merupakan jelmaan dari seorang manusia yang melanggar

larangan guru) dan dibawa seperangkat alat tenun untuk menghibur dan mengisi waktu

senggang di hutan yang sunyi dan sepi kerjanya hanya menenun setiap hari sesal duka

akhirnya menjadi bencana, berbagai macam penyakit datang silih berganti.

10
2.9.2 Kawin Dengan Si Tumang

Suatu hari Dayang Sumbi memaksakan dirinya menenun kain meskipun ia sedikit

sakit, tiba–tiba tenun tanpa sengaja alat tenunan itu jatuh dari tangannya ke lereng yang

terjal, dengan badan lemah tak berdaya Dayang Sumbi tidak mampu mengambil kembali

alat tenun itu . Maka Dayang Sumbi bersumpah dan berkata “Siapa saja yang sudi

membawa alat tenun itu kembali bila ia perempuan akan ku angkat sebagai saudara dan bila

ia laki – laki maka akan ku-angkat menjadi suami.sungguh aku tak bohong”

Dayang Sumbi bersungguh–sungguh dengan ucapan itu. Alangkah terkejutnya

Dayang Sumbi setelah beberapa saat kemudian datanglah si Tumang yang membawa alat

tenun itu. Apa boleh buat janji seorang istri tidak dapat dipungkiri maka Dayang Sumbi

dengan si Tumang jadilah suami istri. Setelah mereka menikah maka keduanya mempunyai

seorang anak laki-laki yang diberi nama ”Sangkuriang” si anak Tumang yang diasuhnya

bersama.

2.9.3 Sangkuriang Membunuh Ayahnya

Pada suatu hari Sangkuriang kecil mengemban kuasa sang bunda untuk mencari hati

rusa hasil buruannya sebagai santap malam ditemani si Tumang pergi membawa busur

panah dan menuju ke hutan. Beberapa kali sangkuriang berusaha mem-bidik panahnya ke

sasaran namun selalu gagal akhirnya Sangkuriang semakin kesal karena tidak mendapatkan

hati rusa, kemudian dengan maksud menenangkan hati sang ibunda akhirnya Sangkuriang

mengambil anak panah untuk mengambil hati si Tumang Setelah selesai makan malam tiba-

tiba Dayang Sumbi bertanya ”Wahai anakku kemanakah gerangan si Tumang? dari tadi

tidak tampakrupa dan bayangannya?” tanya sang bunda. Dengan nada datar Sangkuriang

menjawab ’’Hati yang kita makan tadi sebenarnya bukanlah hati rusa tetapi “ Hati “ yang

disantap pada makan malam adalah hati si Tumang. Dengan sangat terkejut dan perasaan

11
yang sangat marah ketika itu Dayang Sumbi mengambil Centong dan akhirnya Sangkuriang

dipukul dengan keras dan menyebabkan luka kepala yang cukup dalam. Pada saat itu

Dayang Sumbi memohon kepada sang Hyang Widi atas kesalahannya yang tidak pernah

menceritakan keadaan yang sebenarnya ayah Sangkuriang. Pada waktu Dayang Sumbi

mendapat “wamgsit” bisikan dari Hyang Widhi bahwa ia tidak boleh memakan setiap

makhluk yang berdarah antar lain harus mandi air pancuran dan sejak saat itu Dayang

Sumbi hanya memakan aneka tumbuhan dan daun – daunan ( lalaban ) sebagai lauk

pauk.serta harus mandi dan minum dari air pancuran

2.9.4 Sangkuriang diusir Ibunya

Dalam keadaan kepala yang luka dan berdarah dengan kondisi setengah hilang

ingatan, Sangkuriang di usir oleh ibunnya dari kampung halamannya dan iamenggembara

entah kemana tujuannya dari masuk hutan keluar hutan,dari satu desa ke desa lain, ia

menuju ke arah matahari terbit dan dalam pengembaraannya itu Sangkuriang selalu berburu

dan mempelajari ilmu dari setiap guru yang dijumpainya. Akhirnya sekarang Sangkuriang

menjadi seorang pemuda yang tampan dan perkasa (sakti mandraguna) Setelah sekian lama

mengembara timbul hasrat untuk pulang ke kampong halamannya untuk mencari ibunya .

setelah menempuh perjalanan dalam beberapa hari kemudian sampai juga di suatu desa.

Dalam perjalanan Sangkuriang berpapasan dengan seorang gadis cantik Dan Sangkuriang

mempunyai hasrat untuk mencintai gadis itu yang sesungguhnya adalah ibunda, dan

Sangkuriang tidak menyadari bahwa kampung yang disinggahinya adalah kampung

halamannya sendiri yang pernah ia tinggalkan. Dan gadis tersebut sesungguhnya adalah

ibunya ” Dayang Sumbi ” Atas ampunan segala perihal sang Dewata Dayang Sumbi tetap

ayu dan tampak muda. Pada suatu hari Sangkuriang dan Dayang Sumbi sedang memadu

kasih untuk merencanakan perkawinannya.Dayang Sumbi terkejut akan luka yang pernah

12
dilakukan pada anaknya, semua bentuk dan ciri-ciri luka pada kepalanya Sangkuriang (sang

kekasih). Dayang Sumbi menyadari hal itu dan dia fikir tak ingin menikah dengan

Sangkuriang (yang ia yakini bahwa dia adalah anak kandungnya sendiri) namun di sisi lain

ia tak mampu membatalkan rencana perikawinannya tersebut.

Kepada sang Dewata sekali lagi ia mohon bagaimana cara melakukan siasat untuk

menggagal-kan perkawinannya .sebagai siasat suatu syarat (sebagai Mas kawin)

Sangkuriang harus membuat danau dengan perahu raksasa dalam tempo satu malam yang

akan dipakai nanti untuk dilayari berbulan madu .Perahu dan danau tersebut harus sudah

selesai sebelum

fajar menyingsing Tenanglah fikiran Dayang Sumbi ketika itu, karena menurutnya

persyaratan itu tidak akan mampu dipenuhi oleh Sangkuriang. Dengan percaya diri dan

tenang, syarat perkawinan itupun ia terima tanpa basa-basi Sangkuriang perkasa langsung

menyanggupi persyaratan sang kekasih.

2.9.5 Sangkuriang Membuat Perahu

Dengan dibantu bala tentara siluman ”gunung tujuh” Sangkuriang mulai memben-

dung aliran sungai Citarum sang Hyang Tikoro (kini sudah menjadi Padalarang sekitar 30

km barat kota Bandung). Perahu dibangun di hutan Lembitan (Lembang). sepanjang malam

Dayang Sumbi mengamati apa yang diperbuat oleh Sangkuriang, dengan perasaan cemas,

menjelang tengan malam Situ Hyang alias danau atau telaga Bandung telah terbentang dan

perahu pun siap diluncurkan. sementara fajar menyingsing masih jauh menjelang Di kala itu

pun Dayang Sumbi tak kekurangan akal untuk mengagalkan rencana anaknya yang angkara

murka, Dayang Sumbi berdoa kepada Dewata dan beberapa saat kemudian Dayang Sumbi

mengambil sehelai selendang mayang (berwarna putih) hasil tenunannya dan ilmu kesaktian

yang dimilikinya Dayang Sumbi mulai mengibar-ibarkankan selendang putihnya di ufuk

13
timur sehingga menimbulkan cahaya seolah fajar telah tiba Selain itu pula dayang Sumbi

memerintahkan penduduknya pengiringnya Untuk menyalakan obor, ayam–ayam yang

berada di sekitarnya mulai berkokok, sedangkan kaum wanitanya disuruh bersenandung

sambil menumbuk padi seolah–olah hari sudah pagi. Sangkuriang Girang karena kesiangan

karena ia merasa yakin melaksanakan apa yang diinginkan oleh calon istrinya akan tetapi

ternyata ia gagal dan begitu murkanya ia menendang perahunya yang hampir selesai itu

kemudian terbalik (dalam bahasa Sunda yaitu Nangkub) dan berubah menjadi gunung yang

sekarang dinamakan Tangkuban Perahu (yang berarti perahu terbalik ). Dan sisa ranting

pohon untuk membuat perahu yang berubah menjadi gunung Burangrang dan sisa kayu

yang ditebang berubah menjadi bukit yang dinamakan bukit Tunggul.

Bendungan Sang Hyang Tikoro. untuk membuat danau itu pun diobrak – abrik

sehingga air menjadi surut dan danaunya pun berubah menjadi sebuah desa Bandung. Kini

desa tersebut telah berubah menjadi kota yang kita kenal dengan sebutan kota ”Bandung”

(Berasal dari Kata Bendung / bendungan)

BAB III

14
PENUTUP

Kesimpulannya Gunung Tangkuban Parahu adalah salah satu gunung yang terletak di

provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun

pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai

ketinggian setinggi 2.084 meter . Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan

legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk

menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya

Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah

dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang

kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.

Jangan merusak kekayaan alam yang bangsa indonesia punya , salah satu nya gunung

tangkuban perahu yang mempunyai kesejukan yang indah. Sayang , bila kekayaan alam yang

kita punya dirusak oleh ulah manusia.

15
tanda dan gejalanya, antara lain :

1. Perilaku Kekerasan

Tanda dan Gejala :

- Aspek biologi

Tekanan darah meningkat, takikardi, wajah memerah, pupil melebar, frekuensi dan pengeluaran urin

meningkat

- Aspek Emosional

Individu merasa tidak nyaman, tidak berdaya, mengamuk, bawel, bermusuhan, menarik diri

- Aspek Intelektual

Mendominasi, berdebat, meremehkan

- Aspek Sosial

Interaksi sosial budaya, konsep rasa percaya diri, ketergantungan, tanda menarik diri, pengasingan,

ejekan

- Aspek Spiritual

1Mempengaruhi hubungan individu dengan orang lain dan moral mempengaruhi ungkapan marah

individu

2. Menarik Diri

Tanda dan Gejala :

- Kurang sopan

- apatis

- ekspresi wajah kurang berseri

- tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri

- komunikasi verbal menurun atau tidak ada

- mengisolasi diri

- tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitar

- aktivitas menurun

16
- kurang energi dan harga diri rendah

3. Halusinasi

Tanda dan Gejala :

- menarik diri

- tersenyum dan bicara sendiri

- duduk terpaku memandang satu arah

- kadang menyerang

- gelisah

- menggerakkan mulut tanpa suara

- pergerakan mata yang cepat

- respon verbal yang lambat

- diam dan berkonsentrasi

- terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah

- perhatian dengan lingkungan berkurang

- konsentrasi terhadap pengalaman sensorinya

- kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realita

- perintah halusinasi ditaati

- sulit berhubungan dengan orang lain

- tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor dan berkeringat

4. Harga Diri Rendah

Tanda dan Gejala :

- perasaan negatif terhadap diri sendiri

- hilangnya percaya diri

- merasa bersalah terhadap diri sendiri

17
- merasa gagal mencapai keinginan

- perasaan malu terhadap diri sendiri

- gangguan dalam hubungan sosial ( menarik diri )

- menciderai diri sendiri

- mengungkapkan ketakutan

18

Anda mungkin juga menyukai