Anda di halaman 1dari 13

“KEDATANGAN RAS MONGOLOID KE AMERIKA”

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika

Oleh:

Kelompok I

Tihaya Anisa : 1606101020030

Indah Munadia : 1606101020037

Fhani Aprilia Novita : 1606101020052

Putri Rahmadani Desky : 1606101020004

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2019

i
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Makalah yang berjudul "Kedatangan Ras Mongoloid Ke Amerika” telah
dapat diselesaikan. Penulis sangat berterima kasih kepada Bapak Drs. Teuku
Kusnafizal, M.Pd., yang telah memberikan tugas ini serta membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai
kedatangan ras mongoloid ke Amerika.
Penulis telah berusaha keras membuat makalah ini dengan semaksimal
mungkin untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika. Namun apabila
terdapat kekeliruan, penulis memohon kritik dan saran dari semua pihak, demi
penyempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 21 Maret 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
2.1 Ras Mongoloid ........................................................................................ 2
2.2 Proses Kedatangan Ras Mongoloid Ke Amerika ................................ 3
2.3 8
BAB III ................................................................................................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan latar belakang diatas. Maka kami


tertarik untuk mengangkat judul, "Kependudukan Jepang di Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan
makalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Awal Kedatangan Jepang di Indonesia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penulisan makalah ini, antara lain:

1. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Awal Kedatangan Jepang di


Indonesia

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ras Mongoloid


Ras Mongoloid(Berkulit Kuning), adalah ras manusia yang sebagian besar
menetap di Asia Utara, Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar di lepas pantai
timur Afrika, beberapa bagian India Timur Laut, Eropa Utara, Amerika Utara,
Amerika Selatan dan Oseania. Anggota ras Mongoloid biasa disebut “berkulit
kuning”, namun ini tidak selalu benar. Misalkan orang Indian di Amerika
dianggap berkulit merah dan orang Asia Tenggara seringkali berkulit coklat muda
sampai coklat gelap. Nama ras Mongoloid diambil dari nama negara Mongolia
dan diberikan oleh orang Eropa karena kontak mereka dengan anggota ras ini
terutama berkaitan dengan orang Mongolia. 1

a. Ras mongoloid meliputi:


1) Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur).
2) Malayan Mongoloid Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan
penduduk asli Taiwan).
3) American Mongoloid (penduduk asli Amerika).

b. Ciri-ciri umum Ras Mongoloid adalah sebagai berikut:


1) Kulit berkisar dari kuning langsat sampai sawo matang
2) Bulu badannya sedikit, tapi rambutnya lebat dan panjang, lurus, kaku,
dan kasar dengan diameter lebih kurang 100 mikroni;
3) Dahi banyak yang curam dan keningnya datar;
4) Bola mata kecil, hidungnya tidak mancung dengan akar datar dan
batang yang cekung atau lurus, ujung hidung membulat dan lebarnya
sedang;
5) Bibir umumnya tebal sedang;
6) Perawakan pendek sampai tinggi dan kecil;
7) Tubuh panjang dan bidang dengan bahu lebar dan pinggul sempit;

c. Fosil-fosil pendukung Ras Mongoloid adalah:


1) Pithecanthropus modjokertonis dan megathropus palaeojavanicus (usia
kurang lebih 0,4 juta tahun yang lalu, ditemukan dilapisan tertua)
2) Pithecanthropus soloensis (usia kurang lebih 200 juta tahun yang lalu
dan hidup di zaman es).
3) Pithecanthropus erectus (usia kurang lebih 500.000- 700.000 tahun
yang lalu dan berasal dari gunung muria).

1
Qonitah Nuraini, “Ras dan Etnis”, diakses dari https://www.kompasiana.com/www.qonitahnur
aini.com/54f93b58a3331169018b4aee/ras-dan-etnis, pada tanggal 21 Maret 2019 pukul 20:34.

2
3

2.2 Proses Kedatangan Ras Mongoloid Ke Amerika


Benua Amerika tidak memiliki penduduk asli.Sampai sekarang ini di Benua
Amerika belum pernah ditemukan jenis manusia primitive seperti manusia Jawa
atau manusia Peking (manua purba).Para arkeolong maupun para antropolog
hingga kini belum pernah menemukan fosil manusia purba yang mirip kera seperti
Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Erectus yang ditemukan di
Jawa.Seseungguhnya kera bukan asli jenis binatang yang berasal dari Benua
Amerika karena berdasarkan hasil penelitian purbakala, di benua ini belum pernah
ditemukan fosil kera.2
Para ahli purbakala sependapat bahwa nenek moyang bangsa Indian adalah
varietas-varietas jenis Homo Sapiens yang telah mengalami evolusi. Menurut para
ahli purbakala berpendapat bahwa mereka mulai menetap di benua baru yaitu
Amerika sejak kala Pleistosen (Zaman Es sekitar 34.000-30.000 SM) setelah
mendapat perlengkapan kebudayaan, pakaian hangat, dan tempat berlindung yang
memadai untuk mempertahankan hidup dalam iklim dingin di daerah baru.
Mereka diduga berasal dari daratan Asia, yakni Cina dan termasuk ras Mongoloid
yang datang ke Benua Amerika melalui rute Siberia-Selat Bering menuju Alaska
yang pada waktu itu masih terdapat jalan barat. Blum ada bukti arkeologis yang
menjelaskan sebab-sebab mereka bermigrasi ke Benua Amerika.Apakah mereka
berpindah dari daratan Cina di Asia menuju Amerika karena dikejar musuh atau
tergerak untuk mencari makan, belum ada hasil penelitian purbakala yang
menjawabnya.Setelah mereka tiba di Alaska kemudian bergerak secara perlahan
kea rah selatan dan tiba di Meksiko sekitar 10.000 SM. Dari Meksiko kemudian
mereka melintasi Amerika Tengah dan tiba di Amerika Selatan. Pada saat mereka
tiba di Amerika Selatan (±10.000 SM) berakhirlah Zaman Es (1.000.000-50.000
SM) yang berakibat terputusnya jalan darat Siberia-Alaska dikarenakan oleh
pencairan es Kutub Utara yang akhirnya memunculkan Selat Bering.
Nenek moyang orang-orang Indian bermigrasi ke Benua Amerika dalam
kelompok-kelompok kecil secara bertahap dengan melalui Siberia Timur, Selat
Bering, kemudian menuju Alaska yang ada di Benua Amerika bagian utara.
Pelintasan ini tidak pernah dapat dilakukan dengan mudah.Memang beberapa kali
selama kala Pleistosen permukaan laut menurut 100 meter lebih akibat
terserapnya air laut oleh gletser pada Zaman Es, sehingga selat ini berupa tanah
kering. Mereka yang berjalan melintasi jembatan daratan Bering itu menemui
hambatan.Hampir sepanjang waktu ketika permukaan laut rendah, gletsernya
besar-besar dan lempengan es yang tidak terlewati di Alaska selatan dan Kanada
Barat menutup jalan ke selatan. Atau mungkin mereka telah berjalan melintasi
jembatan daratan ketika selatnya sedang kering, lalu mereka tinggal berabad-abad
didaerah yang bebas es di Alaska dan Kanada Barat sampai gletser menyusut da

2
Krisnadi, Sejarah Amerika Serikat, (Yogyakarta: Ombak, 2015), hlm. 20.

3
4

nada jalan ke daerah yang lebih menarik di Amerika Utara. Dimungkinkan proses
berselang-seling ini berlangsung beberapa kali dan setiap kali memasukkan
gelombang baru dari Siberia.3
Sampai waktu yang relatif belum lama, tidak seorang pun diantara para
pendatang dari Asia ini termasuk bangsa Mongoloid dalam arti modern, sebab
bangsa Mongoloid sejati seperti yang sekarang secara khas terwujud dalam orang
Cina belumlah muncul dari perkembangan evolusinya atau setidak-tidaknya
belum mencapai Siberia-Timur, bahkan mungkin gelombang-gelombang
pendatang itu secara jasmani bermacam-macam. Yang paling mendukung teori ini
adalah bahwa gelombang-gelombang orang Indian itu beraneka ragam.Secara
umum, semakin jauh mereka hidup dari Selat Bering berarti dianggap lebih
dahulu meninggalkan Asia sehingga semakin berkurang kemiripan nya dengan
orang Mongolia sekarang.Beberapa golongan memiliki hidung mancung, kepala
panjang, atau rambut ikal.Hal ini bertentangan dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh
orang-orang Mongolia sekarang ini yang berhidung pesek, kepala bundar, rambut
lurus, mata sipit.Teori kedatangan orang secara bergelombang dari Siberia sangat
cocok untuk menjelaskan perbedaan ini karena setiap gelombang semakin berciri
Mongoloid.4
Menurut beberapa ahli antropologi, para pendatang awal hampir seragam
dan terbaginya bangsa Indian dalam beberapa golongan itu merupakan akibat
“penyimpangan gen” dan penyesuaian terhadap iklim. Penyimpangan gen adalah
suatu perubahan keturunan secara acak dalam kelompok kecil yang terpencil.
Missal jika suatu kelompok terdiri atas 30 pemburu primitive didominasi oleh dua
atau tiga laki-laki yang kuat, keturunan kelompok itu sangat mungkin
menunjukkan ciri-ciri beberapa orang itu. Mungkin tubuhnya lebih tinggi dari
pada kelompok lain atau mungkin kulitnya lebih terang atau hidungnya lebih
mancung. Pada populasi besar yang banyak mengalami perkawinan silang, ciri-
ciri khas semacam itu segera menjadi merata, tetapi dalam kelompok kecil ciri-ciri
ini cenderung untuk tidak berubah dan semakin menonjol. Jika suatu kelompok
kecil tumbuh subur dan membesar, kelompok itu mungkin akan tumbuh menjadi
suku bangsa besar dengan ciri-ciri tetap yang terjadi dari kekhasan beberapa
leluhurnya.
Dalam menciptakan bangsa Amerika yang berbeda-beda, penyimpangan
gen tentunya dibantu oleh perbedaan iklim yang dijumpai oleh para
pendatang.Orang-orang Indian yang hidup di daerah panas yang lembab
cenderung menjadi lebih kecil dan langsing daripada penduduk daerah yang lebih
dingin. Hal ini tentu berbeda dengan orang-orang Indian yang tinggal di
pegunungan Andes yang dingin yang memiliki paru-paru yang lebih besar dan

3
Jonathan Leonard, Abad Besar Manusia: Sejarah Kebudayaan Dunia Amerika Kuno, terj. Roekmini
M. Noor, (Jakarta: Tira Pustaka, 1982), hlm. 12.
4
Krisnadi, Sejarah Amerika Serikat, (Yogyakarta: Ombak, 2015), hlm. 22.

4
5

lebih banyak darahnya serta berhidung mancung daripada kebanyakan orang-


orang Indian yang hidup di daerah panas dan lembap. Penyesuaian ini pnting
untuk mempertahankan hidup di daerah tinggi yang udaranya tipis.Demikian juga
orang-orang Cina ras Mongoloid yang berabad-abad tinggal di Alaska yang dingin
dan berudara tipis. Agar tetap bisa bertahan hidup, tubuhnya akan mengalami
perubahan guna menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitar missal
dengan hidung berubah menjadi mancung, memiliki paru-paru yang lebih besar,
dan memiliki darah yang lebih banyak serta pertumbuhan fisik lebih besar
(tinggi).5
Perkiraan waktu kedatangan nenek moyang orang-orang Indian dari
daratan Cina ke Benua Amerika terus bergeser semakin jauh ke dalam jangkauan
prasejarah. Para antropolog (sebelum 1950-an) berpendapat bahwa nenek moyang
orang-orang Indian yang berasal dari Cina untuk pertama kali menginjakkan kaki
di Benua Amerika diduga sekitar 15.000 tahun yang lalu.Namun, berdasarkan
beberapa bukti temuan aerkeologis, perkiraan tersebut masih kurang tepat. Sebuah
tengkorak yang diketemukan di Los Angeles diduga berumur 23.600 tahun dan
dua tengkorak di San Diego bahkan lebih mengejutkan karena diperkirakan
berumur 44.000 tahun dan 48.000 tahun. Jika penetapan waktu tengkorak San
Diego itu benar, maka akan besar implikasinya bagi sejarah umat manusia di
Benua Amerika. Hal ini karena pada 44.000 atau 48.000 tahun silam tidak ada
jembatan darat (land bridge) di Selat Bering, karena orang-orang tersebut telah
menyeberang melalui jembatan darat pada 80.000 tahun yang lalu.Oleh karena itu,
sebagian para ahli purbakala maupun antropolog menolak kebenaran penentuan
waktu penemuan tengkorak di Los Angeles dan di San Diego.
Pendatang dari Asia pada masa lampau itu kemudian menyebar luas
didaerahnya yang baru dan meninggalkan tempat perkemahan yang terpencar-
pencar dengan meninggalkan bukti arkeologis berupa kumpulan alat kasar dari
batu seperti kapak serta penggaruk.Aktefak tertua yang sudah ditarikhkan dengan
jelas diketemukan di situs-situs yang terpisah jauh, missal di Peru dan Kanada.Di
sebuah gua di Peru diketemukan sekumpulan alat batu kasar yang menurut
penarikhkannya berumur 20.000 tahun yang lalu. Di Yukon, kanada diketemukan
sebuah penggaruk berumur 27.000 tahun dari tulang karibu. Semua artefak tua di
dua daerah tersebut termasuk dalam budaya paleolitikum.Manusia purba yang
berbudaya paleolitikum biasanya hidup secara nomaden dengan mengandalkan
hidupnya dari hasil perburuan dan pengumpulan buah-buahan, daun-daunan,
umbi-umbian, kacang-kacangan, dan biji-bijian yang dapat dimakan.Alat-alat
yang digunakan di samping terbuat dari kayu, tulang, dan tanduk, juga terbuat dari
batu yang belum digosok atau sebagian sisi yang telah digosok tapi masih
kasar.Artefak tua yang diketemukan di Peru dan Kanada berupa senjata atau alat
batu kasar.Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang di dua tempat tersebut hidup

5
Krisnadi, Sejarah Amerika Serikat, (Yogyakarta: Ombak, 2015), hlm. 24-25.

5
6

secara nomaden dengan berburu binatang yang mudah dibunuh, dan meramu
dengan mencari kacang-kacangan, biji-bijian maupun umbi.6
Kelompok kecil pertama nenek moyang orang-orang Indian telah berani
menempuh gletser yang berbahaya dan berhasil menginjakkan kakinya di Benua
Amerika sekitar 80.000 tahun yang lalu. Dibenua ini tidak ada manusia lain yang
menjadi musuh ataupun pesaingnya dan persediaan makanan melimpah karena
binatangnya belum mengerti bahwa manusia itu berbahaya. Dalam keadaan
demikian mereka berkembang pesat dan menyebar dengan cepat di seluruh Benua
Amerika. Akan tetapi, agaknya mereka jarang berkumpul dalam jumlah yang
cukup banyak pada suatu tempat untuk menghidupi beberapa keluarga primitif,
karena mereka masih hidup secara nomaden dengan mengandalkan hidupnya dari
hasil berburu dan meramu diperlukan mobilitas tinggi, sehingga mereka
cenderung menjelajahi kawasaan hutan belantara yang tersedia luas di Benua
Amerika.
Dilihat dari jenis senjatanya, orang-orang Indian kuno tersebut tidak
mungkin berburu binatang besar dengan menggunakan senjata yang sederhana,
namun kira-kira memasuki 12.000 tahun yang lalu terjadi perubahan besar. Bukti
perubahan dengan ditemukannya beberapa mata lembing clovis (clovis point) di
Amerika Serikat dan Meksiko. Mata lembing clovis yang diketemukan tersebut
dalam bentuk mata lembing yang diserpih runcing sepanjang 12,5 cm. Bagian
pangkalnya agak cembung dengan jalur lekukan yang dibuat secara mahir di
kedua sisi dan dapat dijepit dengan tangkai kayu yang dibelah. Di dekat pangkal
diasah dengan hati-hati agar tumpul dan tidak memutuskan tali pengikat mata
lembing pada tangkainya. Lembing clovis merupakan senjata yang sangat ampuh
dan berguna untuk berburu jenis binatang besar seperti mamut dan gajah bersar
besar berbulu. Cara menangkap binatang buruannya dimungkinkan pemburu tidak
menyerang dari depan binatang buruannya yang sangat berbahaya, namun
diperlukan siasat yang cerdik dengan mendekati binatang tersebut secara
perlahan-lahan, selanjutnya melukainya dengan lemparan lembing pada salah satu
organ vital. Selain mamut atau gajah besarpurba yang berbulu, binatang besar
lainnya yang menjadi sasaran perburuan adalah bison dan unta Amerika.7
Orang Amerika paling awal yang mengenal sistem pertanian adalah orang
indian dari Meksiko. Pada 1954, Richard S. Mac Neish dari Museum Nasional
Kanada mengali dua gua dan menemukan sampah lapis-lapis peninggalan
manusia masa lampau. Setelah ditelit secara cermat melalui tes karbon 14,
ternyata sampah tersebut berasal dar 7000 SM. Ia dengan sabar mengindetifikasi
sisa tumbuhan dan binatang untuk menentukan makanan penghuni gua itu. la
berpendapat bahwa antara 7000-5000 SM, penduduk Tamaulipas hampir semata-
mata hidup dengan mengumpulkan hasil tumbuhan liar yang dikeringkan lalu
6
R.G. Seokadijo, Pre Histori (Solo: Tiga Serangkai, 1953), hlm. 6.
7
Jonathan Leonard, Abad Besar Manusia: Sejarah Kebudayaan Dunia Amerika Kuno, terj. Roekmini
M. Noor, (Jakarta: Tira Pustaka, 1982), hlm. 13.

6
7

disimpan dalam keranjang dan kantong jala. Mereka telah hidup menetap dan
menanam tanaman labu dan semangka." Kebudayaan manusia yang hidup di Gua
Tamaulipas tersebut meninggalkan sampah dapur atau disebut sebagai
kjokkenmodding.8 Sisa sisa sampah dapur tersebut terdapat mata lembing yang
terbuat dari batu yang telah digosok pada tahap awal (masih kasar) sehingga
dikategorikan sebagai kebudayaan mesolitikum atau yang dikenal dengan
kebudayaan batu tengah. Dalam perkembangannya, sekitar 2500-1000 SM, orang-
orang Indian di Meksiko telah mengenal sistem pertanian dengan menanam jenis
tanaman seperti labu, semangka, kacang merah, kacang kuning, dan jagung.
Menurut Mac Neish, jenis tanaman jagung pertama kali dapat diketemukan ada
sampah dapur yang terdapat di dalam Gua Tehuakan di sebelah tenggara Kota
Meksiko. Sekitar 2000 sebelum M tanaman jagung juga telah terdapat di New
Meksiko, Arizonai dan Tanah Genting Panama di Amerika Selatan.4 la dengan
sabar mengidentifikasi sisa tumbuhan dan binatang.
Sekitar 2000 SM di daerah Andes di Amerika Selatan, tanaman yang
pertama kali berjenis umbi-umbian seperti ka dipelihara manusia purba para
petani kent tang dan ubi jalar. Tanaman pangan dibudidayakan oleh para petani.
Indian Kuno di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, memainkah péran penting
sekali dalam penyediaan pangan bagi dunia modern. Jagung merupakan makanan
pokok di kebanyakan negeri yang terlampau dingin dan tidak kekurangan cahaya
matahari untuk pembu Tanaman ini bahkan menandingi tanaman padi yang m terd
per san rut pir de div Ba didayaannya, erupakan tanaman asli di berbagai bagian di
Timur Jauh. Kentang putih yang dikembangkan oleh orang Indian Kuno di
Pegunungan Peru makanan pokok pada negara-negara yang beriklim sejuk. Ubi
jalar dan ubi kayu yang ditanam di hutan tropis di Amerika Selatan merupakan
enis tanaman pangan yang penting di negeri-negeri panas merah dari Meksiko
merupakan sumber protein bagi orang miskin di mana-mana, kecuali di Timur
Jauh. Kacang tanah (Peru) tidak hanya menjadi hasil panen yang penting untuk
industri di banyak tempat, tetapi juga merupakan bagian pokok di kebanyakan
Afrika. Selain itu masih banyak lagi sumbangan orang-orang Indian bagi pangan
dunia termasuk buncis, tomat, cabai, berbagai jenis labu, semangka, cokelat,
nanas, dan sebagainya. Sumbangan mereka tidaklah terbatas pada tanaman yang
dapat dimakan. Kapas dan tembakau sudah dibudidayakan di banyak tempat di
Amerika Kuno ketika para penjajah pertama tiba.
Dalam perkembangan dari abad ke abad berikutnya jauh sebelum
Kristoforus Kolumbus menamai para imigran yang berasal dari cina tersebut
sebagai bangsa Indian, bangsa ini akhirnya tumbuh dan berkembang menjadi
suku-suku bangsa baru seperti: suku bangsa Tolyec dan Aztek di Meksiko, suku
bangsa Arawak dan Karib di Kepulauan karibia suku bangsa Maya di Amerika
Tengah, suku bangsa Inka di Peru suku bangsa Chibcha di Kolombia, suku bangsa
8
R.G. Seokadijo, Pre Histori (Solo: Tiga Serangkai, 1953), hlm. 12.

7
8

Araucania di Chili dan suku bangsa Patagonia di Argentina. Berdasarkan hasil


penelitian arkeologis maka dapat diketahui bahwa jauh sebelum kedatangan
orang-orang Eropa, bangsa Indian tersebut sudah memiliki peradaban yang
bermutu tinggi seperti yang telah diwariskan suku bangsa Maya, Aztek dan inka.9
Memang sungguh begitu ironis nenek moyang orang-orang Indian
terdahulu yaitu sekelompok ras Mongoloid yang berasal dari daratan Cina pergi
untuk menemukan Benua Amerika melalui rintangan alam yang sangat dahsyat
berupa lempengan-lempengan es raksasa di sepanjang rute Selat Bering-Alaska.
Mereka tumbuh dan berkembang (beranak-pinak) dan menyebar menempati
seluruh pelosok Benua Amerika dengan membangun peradaban yang bermutu
tinggi seperti yang telalh diwariskan oleh suku bangsa Maya, Aztek dan Inka.
Namun, para sarjana Barat tidak memberikan predikat kepadanya bahwa
sesungguhnya merekalah yang pertama kali menemukan Benua Amerika jika
dibandingkan Kristoforus Kolumbus yang belum pernah menginjakkan kakinya di
Benua Amerika, namun ia mendapat penghargaan sebaga penemu Benua
Amerika. Padahal ia hanya menginjakkan kakinya di Guanahanni di Pulau
Walting, sebuah gugusan Kepulauan Bahama pada 12 Oktober 1492.1 Walaupun
demikian, nenek moyang orang prang Indian masih terhibur karena Jonathan
Norton Leonard dan para antropolog maupun arkeolog Amerika yang lain masih
menyebut mereka sebagai orang-orang Amerika paling awal.

2.3

9
Krisnadi, Sejarah Amerika Serikat, (Yogyakarta: Ombak, 2015), hlm. 28.

8
9

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

9
10

DAFTAR PUSTAKA

Azzuhnah, Liy, Shir. 2011. Peranan Muslim Masa Pendudukan Jepang di


Indonesia Tahun 1942-1945. Skripsi. Surabaya: IAIN Sunan Ampel.

J. Harry. 1980. Benda, Bulan Sabit dan Matahari Terbit: Islam Indonesia pada
masa pendudukan Jepang. Medan: Pustaka Jaya.

Moedjanto, G.. 1998. Indonesia abad Ke-20: Dari Kebangkitan nasional Sampai
Linggarjati. Yogyakarta: Penebit Kanisius

Mulyono, Slamet. 2008. Kesadaran Nasional dari kolonialisme sampai


kemerdekaan jilid II. Yogyakarta: LKIS.

Nisa, Khairu. 2010. Sejarah Shumubu (Cikal Bakal Departemen Agama) Pada
Masa Pergerakan di Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Poesponegoro, D.M & Notosusanto, N. 1993. Sejarah National Indonesia VI


zaman Jepang dan zaman republik Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ricklef M.C.. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi.

Suhartono. 1994. Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo Sampai


Proklamasi 1908-1945. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ofset.

Diakses di internet pada 12 Maret 2019, pukul 21:22, pada link:


http://kikitoaba.blogspot.com/2016/01/makalah-pendudukan-militer-jepang-
di.html

10

Anda mungkin juga menyukai