Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Oleh:
Kelompok I
2019
i
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Makalah yang berjudul "Kedatangan Ras Mongoloid Ke Amerika” telah
dapat diselesaikan. Penulis sangat berterima kasih kepada Bapak Drs. Teuku
Kusnafizal, M.Pd., yang telah memberikan tugas ini serta membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai
kedatangan ras mongoloid ke Amerika.
Penulis telah berusaha keras membuat makalah ini dengan semaksimal
mungkin untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika. Namun apabila
terdapat kekeliruan, penulis memohon kritik dan saran dari semua pihak, demi
penyempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penulisan makalah ini, antara lain:
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Qonitah Nuraini, “Ras dan Etnis”, diakses dari https://www.kompasiana.com/www.qonitahnur
aini.com/54f93b58a3331169018b4aee/ras-dan-etnis, pada tanggal 21 Maret 2019 pukul 20:34.
2
3
2
Krisnadi, Sejarah Amerika Serikat, (Yogyakarta: Ombak, 2015), hlm. 20.
3
4
nada jalan ke daerah yang lebih menarik di Amerika Utara. Dimungkinkan proses
berselang-seling ini berlangsung beberapa kali dan setiap kali memasukkan
gelombang baru dari Siberia.3
Sampai waktu yang relatif belum lama, tidak seorang pun diantara para
pendatang dari Asia ini termasuk bangsa Mongoloid dalam arti modern, sebab
bangsa Mongoloid sejati seperti yang sekarang secara khas terwujud dalam orang
Cina belumlah muncul dari perkembangan evolusinya atau setidak-tidaknya
belum mencapai Siberia-Timur, bahkan mungkin gelombang-gelombang
pendatang itu secara jasmani bermacam-macam. Yang paling mendukung teori ini
adalah bahwa gelombang-gelombang orang Indian itu beraneka ragam.Secara
umum, semakin jauh mereka hidup dari Selat Bering berarti dianggap lebih
dahulu meninggalkan Asia sehingga semakin berkurang kemiripan nya dengan
orang Mongolia sekarang.Beberapa golongan memiliki hidung mancung, kepala
panjang, atau rambut ikal.Hal ini bertentangan dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh
orang-orang Mongolia sekarang ini yang berhidung pesek, kepala bundar, rambut
lurus, mata sipit.Teori kedatangan orang secara bergelombang dari Siberia sangat
cocok untuk menjelaskan perbedaan ini karena setiap gelombang semakin berciri
Mongoloid.4
Menurut beberapa ahli antropologi, para pendatang awal hampir seragam
dan terbaginya bangsa Indian dalam beberapa golongan itu merupakan akibat
“penyimpangan gen” dan penyesuaian terhadap iklim. Penyimpangan gen adalah
suatu perubahan keturunan secara acak dalam kelompok kecil yang terpencil.
Missal jika suatu kelompok terdiri atas 30 pemburu primitive didominasi oleh dua
atau tiga laki-laki yang kuat, keturunan kelompok itu sangat mungkin
menunjukkan ciri-ciri beberapa orang itu. Mungkin tubuhnya lebih tinggi dari
pada kelompok lain atau mungkin kulitnya lebih terang atau hidungnya lebih
mancung. Pada populasi besar yang banyak mengalami perkawinan silang, ciri-
ciri khas semacam itu segera menjadi merata, tetapi dalam kelompok kecil ciri-ciri
ini cenderung untuk tidak berubah dan semakin menonjol. Jika suatu kelompok
kecil tumbuh subur dan membesar, kelompok itu mungkin akan tumbuh menjadi
suku bangsa besar dengan ciri-ciri tetap yang terjadi dari kekhasan beberapa
leluhurnya.
Dalam menciptakan bangsa Amerika yang berbeda-beda, penyimpangan
gen tentunya dibantu oleh perbedaan iklim yang dijumpai oleh para
pendatang.Orang-orang Indian yang hidup di daerah panas yang lembab
cenderung menjadi lebih kecil dan langsing daripada penduduk daerah yang lebih
dingin. Hal ini tentu berbeda dengan orang-orang Indian yang tinggal di
pegunungan Andes yang dingin yang memiliki paru-paru yang lebih besar dan
3
Jonathan Leonard, Abad Besar Manusia: Sejarah Kebudayaan Dunia Amerika Kuno, terj. Roekmini
M. Noor, (Jakarta: Tira Pustaka, 1982), hlm. 12.
4
Krisnadi, Sejarah Amerika Serikat, (Yogyakarta: Ombak, 2015), hlm. 22.
4
5
5
Krisnadi, Sejarah Amerika Serikat, (Yogyakarta: Ombak, 2015), hlm. 24-25.
5
6
secara nomaden dengan berburu binatang yang mudah dibunuh, dan meramu
dengan mencari kacang-kacangan, biji-bijian maupun umbi.6
Kelompok kecil pertama nenek moyang orang-orang Indian telah berani
menempuh gletser yang berbahaya dan berhasil menginjakkan kakinya di Benua
Amerika sekitar 80.000 tahun yang lalu. Dibenua ini tidak ada manusia lain yang
menjadi musuh ataupun pesaingnya dan persediaan makanan melimpah karena
binatangnya belum mengerti bahwa manusia itu berbahaya. Dalam keadaan
demikian mereka berkembang pesat dan menyebar dengan cepat di seluruh Benua
Amerika. Akan tetapi, agaknya mereka jarang berkumpul dalam jumlah yang
cukup banyak pada suatu tempat untuk menghidupi beberapa keluarga primitif,
karena mereka masih hidup secara nomaden dengan mengandalkan hidupnya dari
hasil berburu dan meramu diperlukan mobilitas tinggi, sehingga mereka
cenderung menjelajahi kawasaan hutan belantara yang tersedia luas di Benua
Amerika.
Dilihat dari jenis senjatanya, orang-orang Indian kuno tersebut tidak
mungkin berburu binatang besar dengan menggunakan senjata yang sederhana,
namun kira-kira memasuki 12.000 tahun yang lalu terjadi perubahan besar. Bukti
perubahan dengan ditemukannya beberapa mata lembing clovis (clovis point) di
Amerika Serikat dan Meksiko. Mata lembing clovis yang diketemukan tersebut
dalam bentuk mata lembing yang diserpih runcing sepanjang 12,5 cm. Bagian
pangkalnya agak cembung dengan jalur lekukan yang dibuat secara mahir di
kedua sisi dan dapat dijepit dengan tangkai kayu yang dibelah. Di dekat pangkal
diasah dengan hati-hati agar tumpul dan tidak memutuskan tali pengikat mata
lembing pada tangkainya. Lembing clovis merupakan senjata yang sangat ampuh
dan berguna untuk berburu jenis binatang besar seperti mamut dan gajah bersar
besar berbulu. Cara menangkap binatang buruannya dimungkinkan pemburu tidak
menyerang dari depan binatang buruannya yang sangat berbahaya, namun
diperlukan siasat yang cerdik dengan mendekati binatang tersebut secara
perlahan-lahan, selanjutnya melukainya dengan lemparan lembing pada salah satu
organ vital. Selain mamut atau gajah besarpurba yang berbulu, binatang besar
lainnya yang menjadi sasaran perburuan adalah bison dan unta Amerika.7
Orang Amerika paling awal yang mengenal sistem pertanian adalah orang
indian dari Meksiko. Pada 1954, Richard S. Mac Neish dari Museum Nasional
Kanada mengali dua gua dan menemukan sampah lapis-lapis peninggalan
manusia masa lampau. Setelah ditelit secara cermat melalui tes karbon 14,
ternyata sampah tersebut berasal dar 7000 SM. Ia dengan sabar mengindetifikasi
sisa tumbuhan dan binatang untuk menentukan makanan penghuni gua itu. la
berpendapat bahwa antara 7000-5000 SM, penduduk Tamaulipas hampir semata-
mata hidup dengan mengumpulkan hasil tumbuhan liar yang dikeringkan lalu
6
R.G. Seokadijo, Pre Histori (Solo: Tiga Serangkai, 1953), hlm. 6.
7
Jonathan Leonard, Abad Besar Manusia: Sejarah Kebudayaan Dunia Amerika Kuno, terj. Roekmini
M. Noor, (Jakarta: Tira Pustaka, 1982), hlm. 13.
6
7
disimpan dalam keranjang dan kantong jala. Mereka telah hidup menetap dan
menanam tanaman labu dan semangka." Kebudayaan manusia yang hidup di Gua
Tamaulipas tersebut meninggalkan sampah dapur atau disebut sebagai
kjokkenmodding.8 Sisa sisa sampah dapur tersebut terdapat mata lembing yang
terbuat dari batu yang telah digosok pada tahap awal (masih kasar) sehingga
dikategorikan sebagai kebudayaan mesolitikum atau yang dikenal dengan
kebudayaan batu tengah. Dalam perkembangannya, sekitar 2500-1000 SM, orang-
orang Indian di Meksiko telah mengenal sistem pertanian dengan menanam jenis
tanaman seperti labu, semangka, kacang merah, kacang kuning, dan jagung.
Menurut Mac Neish, jenis tanaman jagung pertama kali dapat diketemukan ada
sampah dapur yang terdapat di dalam Gua Tehuakan di sebelah tenggara Kota
Meksiko. Sekitar 2000 sebelum M tanaman jagung juga telah terdapat di New
Meksiko, Arizonai dan Tanah Genting Panama di Amerika Selatan.4 la dengan
sabar mengidentifikasi sisa tumbuhan dan binatang.
Sekitar 2000 SM di daerah Andes di Amerika Selatan, tanaman yang
pertama kali berjenis umbi-umbian seperti ka dipelihara manusia purba para
petani kent tang dan ubi jalar. Tanaman pangan dibudidayakan oleh para petani.
Indian Kuno di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, memainkah péran penting
sekali dalam penyediaan pangan bagi dunia modern. Jagung merupakan makanan
pokok di kebanyakan negeri yang terlampau dingin dan tidak kekurangan cahaya
matahari untuk pembu Tanaman ini bahkan menandingi tanaman padi yang m terd
per san rut pir de div Ba didayaannya, erupakan tanaman asli di berbagai bagian di
Timur Jauh. Kentang putih yang dikembangkan oleh orang Indian Kuno di
Pegunungan Peru makanan pokok pada negara-negara yang beriklim sejuk. Ubi
jalar dan ubi kayu yang ditanam di hutan tropis di Amerika Selatan merupakan
enis tanaman pangan yang penting di negeri-negeri panas merah dari Meksiko
merupakan sumber protein bagi orang miskin di mana-mana, kecuali di Timur
Jauh. Kacang tanah (Peru) tidak hanya menjadi hasil panen yang penting untuk
industri di banyak tempat, tetapi juga merupakan bagian pokok di kebanyakan
Afrika. Selain itu masih banyak lagi sumbangan orang-orang Indian bagi pangan
dunia termasuk buncis, tomat, cabai, berbagai jenis labu, semangka, cokelat,
nanas, dan sebagainya. Sumbangan mereka tidaklah terbatas pada tanaman yang
dapat dimakan. Kapas dan tembakau sudah dibudidayakan di banyak tempat di
Amerika Kuno ketika para penjajah pertama tiba.
Dalam perkembangan dari abad ke abad berikutnya jauh sebelum
Kristoforus Kolumbus menamai para imigran yang berasal dari cina tersebut
sebagai bangsa Indian, bangsa ini akhirnya tumbuh dan berkembang menjadi
suku-suku bangsa baru seperti: suku bangsa Tolyec dan Aztek di Meksiko, suku
bangsa Arawak dan Karib di Kepulauan karibia suku bangsa Maya di Amerika
Tengah, suku bangsa Inka di Peru suku bangsa Chibcha di Kolombia, suku bangsa
8
R.G. Seokadijo, Pre Histori (Solo: Tiga Serangkai, 1953), hlm. 12.
7
8
2.3
9
Krisnadi, Sejarah Amerika Serikat, (Yogyakarta: Ombak, 2015), hlm. 28.
8
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
10
DAFTAR PUSTAKA
J. Harry. 1980. Benda, Bulan Sabit dan Matahari Terbit: Islam Indonesia pada
masa pendudukan Jepang. Medan: Pustaka Jaya.
Moedjanto, G.. 1998. Indonesia abad Ke-20: Dari Kebangkitan nasional Sampai
Linggarjati. Yogyakarta: Penebit Kanisius
Nisa, Khairu. 2010. Sejarah Shumubu (Cikal Bakal Departemen Agama) Pada
Masa Pergerakan di Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
10