Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PENDIDIKAN PADA

NEGARA BERKEMBANG “TURKI” DENGAN NEGARA


BERKEMBANG “INDONESIA”

Disusun untuk memenuhi tugas Laporan Mini Risset

Mata Kuliah Geografi Regional Negara Berkembang

Dosen Pengampu:
Drs.Walbiden Lumbantoruan,M.Si

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4


KELAS A 2018 :
1. Abdullah Situmorang 3183331032
2. Farhan Pratama Tanjung 3183131052
3. Rini Mayasari Siregar 3183131038
KELAS B 2018 :
4. Putridah Sinamo 3183331032
5. Mutiara Lase 3183131052
6. Leo Butarbutar 3183131038

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr,Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Mini
Riset yang berjudul “ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PENDIDIKAN
PADA NEGARA BERKEBANG TURKI DENGAN NEGARA BERKEMBANG
INDONESIA” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan Laporan Mini Riset ini adalah untuk
mempelajari cara pembuatan Laporan Mini Riset yang Baik dan Benar dan
Memenuhi salah satu beban tugas yang dibebankan kepada mahasiswa/i. Pada
kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan sehingga laporan mini riset ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Kedua Orang Tua serta Saudara/I kami yang telah memberikan doa,
dorongan dan semangat selama penyusunan Laporan ini.
2. Bapak Drs.Walbiden Lumbantoruan,M.Si selaku Dosen Pengampu yang
telah mendidik dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
3. Rekan Mahasiswa/I Kelas A Angkatan 2018 yang telah berjuang bersama
dalam melaksanakan tugas Mini Riset.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan Laporan Mini Riset ini sebaik


mungkin, penulis menyadari bahwa Laporan ini masih ada kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan Laporan
MR ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Medan, Desember 2020

Kelompok4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................................4

1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................4

1.4 Tujuan Penelitian................................................................................................5

1.5 Batasan Istilah....................................................................................................5

1.6 Manfaat Penelitian..............................................................................................5

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA................................................................................6

2.1 Kajian Teori.......................................................................................................6

2.1.1 Sejarah Pendidikan di Negara Berkembang Turki......................................6

2.1.2 Kebijakan Pendidikan di Negara Berkembang Turki................................12

2.1.3 Sistem Pendidikan di Turki......................................................................18

2.2 Kerangka Konseptual.......................................................................................24

BAB 3 METODE PENELITIAN.....................................................................25

3.1 Jenis Penelitian.................................................................................................25

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian............................................................................26

3.3 Pendekatan Penelitian.......................................................................................26

3.4 Jenis dan Sumber Data.....................................................................................26

3.5 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................27

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................28

4.1 Perbandingan Pendidikan di Turki dan di Indonesia........................................28

4.2 Hubungan Kerjasama Indonesia dan Turki dalam Bidang Pendidikan.............32

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................34

ii
5.1 Kesimpulan......................................................................................................34

5.2 Saran................................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................36

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Turki, negara bagian di Timur Tengah ini sangat termasyhur dengan

desain khasnya yang megah nan mewah. Tak hanya itu, Turki menjadi

sebuah negara yang banyak sekali merekam jejak sejarah peradaban di

dunia. Sejarah – sejarah besar banyak sekali terukir di kota ini. Sejarah

Peradaban Islam telah membangun manusia dari ketidakbaikan akhlak

menjadi manusia yang berakhlak mulia, dengan masuknya ajaran Islam

yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW telah membawa bangsa

arab yang semula diabaikan oleh bangsa-bangsa lain menjadi bangsa yang

maju, dengan cepat bangsa arab berkembang, membina kebudayaan dan

peradaban yang sangat maju dan penting artinya dalam sejarah peradaban

manusia hingga saat ini. Sejak lahirnya agama islam, lahirlah pendidikan

dan pengajaran islam. Perbaikan dan pengajaran islam terus tumbuh dan

berkembang pada masa khalifah Hurrasyidin dan masa Umaiyah, karena

dalam pandangan islam peradaban merupakan sarana untuk mencapai cita-

cita, maka peradaban merupakan bagian penting dari suatu misi agama

islam dalam sejarah (Syukri, tanpa tahun).

Seiring berjalannya waktu yaitu permulaan masa Abbasiyah yang

merupakan dinasti setelah Hurraisyidin dan Umaiyah, pendidikan dan

pengajaran islam berkembang pesat, sehingga lahir sekolah – sekolah yang

tidak terhitung banyaknya dan tersebar dari kota sampai desa.

Perkembangan lembaga pendidikan ini mencerminkan adanya


perkembangan dan kemajuan bahkan dapat dikatakan sebagai puncak

kejayaan islam pada saat itu. Kemajuan islam tersebut tercipta karena usaha

dari berbagai komponen masyarakat, baik ilmuan, birokrat, agamawan,

militer, ekonom, maupun masyarakat umum. Dapat diketahui bahwa Turki

tidak akan terlepas dari setting budaya dan kondisi sosial politik (Mukarom,

2015). Pada zaman pertengahan yang diawali dengan runtuhnya Abbasiyah

di Bagdad, akibat serangan tentara Mongol yang dipimpin Hulagu Khan,

pada tahun 1928 hingga akhirnya menyebabkan kekuatan politik islam

mengalami kemunduran, termasuk peninggalan budaya dan peradaban

islam. Penurunan kebudayaan dan peradaban islam ini terjadi seiring dengan

kemunduran pendidikan (Syukri, tanpa tahun). Namun, tidak harus

menunggu waktu lama, kemunduran turki berangsur membaik dengan

munculnya tiga kerajaan besar yaitu: kerajaan turki usmani di Turki (1300-

1922), kerajaan safawi di persia (1501 – 1732) dan kerajaan Moghul di

India (1526 – 1857) dan dapat dapat diketahui bahwa kerajaan turki usmani

berdiri paling lama. Kerajaan turki Usmani tidaklah bisa disamakan dengan

kedua dinasti sebelumnya, Umaiyah dan Abbasiyah. Dalam hal ini Turki

Usmani mampu menghasapi serangan musuh dari Eropa Timur (Mukarom,

2015). Munculnya kerajaan Turki Usmani dapat dikatakan sebagai masa

kebangkitan islam kedua, yang tentunya akan menarik untuk dikaji lebih

lanjut mengenai berbagai bidang, khususnya bidang pendidikan.

Pada awalnya Turki merupakan salah satu negara yang berbentuk

kerajaan. Saat ini pemerintahan turki berbentuk republik yang beribu kota di

Istanbul. Republik Turki termasuk sebagai negara dan memproklamirkan

2
diri sebagai negara sekuler, namun tidak bisa dipungkiri bahwa jiwa

Islamnya tetap melekat dan tak terpisahkan dari bangsa Turki.Begitu pun

berdampak terhadap kemajuan pendidikan di negara tersebut. Masuknya

sistem pendidikan modern dalam kalangan kerajaan Turki Usmani bermula

sejak sultan Mahmud II (1785-1839 M ), Turki mengadakan pembaharuan

dalam berbagai bidang pendidikan. Di zaman itu, madrasah serupakan satu-

satunya lembaga pendidikan yang ada di kerajaan Turki Usmani.Di

madrasah itu Mahmud menyadari bahwa madrasah-madrasah tradisional

tersebut tidak sesuai lagi dengan tuntunan perkembangan zaman.Oleh

karena itu Turki berusaha untuk memperbaiki sistem pendidikan madrasah

yang ada, agar anak-anak bisa mendapatkan pelajaran pengetahuan

umum.Namun mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan

memasukkan pengetahuan-pengetahuan umum pada waktu itu sangat

sulit.Karena itu, Turki mendirikan dua sekolah pengetahuan umum yang

berdiri sendiri.Terpisah dari sistem madrasah tradisional yang ada. Kedua

sekolah tersebut adalah :

a. Sekolah Pengetahuan Umum (Mekteb-Ima’rif)

b. Sekolah sastra (Mekteb-I Ulum Edebiye)

Fenomena kehidupan masyarakat Turki menjadi menarik ketika

negara Turki yang berdiri tahun 1923 menyatakan sebagai sebuah negara

sekuler, di mana Islam yang telah berfungsi sebagai agama dan sistem hidup

bermasyarakat dan bernegara selama lebih dari tujuh abad, dijauhkan

peranannya dan digantikan oleh sistem Barat. Dengan revolusi turki yang

3
menjadi perbincangan inilah maka pemakalah akan membahas polemic

terutama yang berkaitan dengan pendidikan turki sebagai perbandingan

dengan pendidikan yang berkembang di Negara kita tercinta Indonesia.

Berdasarkan permasalahan di atas maka kelompok mengankgkat

sebuah judul yang relevan dengan latar belakag masalah yaitu “ANALISIS

PERBEDAAN TINGKAT PENDIDIKAN PADA NEGARA

BERKEBANG TURKI DENGAN NEGARA BERKEMBANG

INDONESIA”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah yang dihadapi dalam Penyusunan Laporan ini

yaitu:

1. Belum majunya pendidikan di kedua Negara berkembang tersebut.

2. Perlu adanya perbandingan tingkat pendidikan di kedua Negara

berkembang ini untuk kemajuan kedepannya.

3. Masih terdapat Permasalahan pendidikan di kedua Negara

berkembang tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana realitas tingkat

pendidikan antara Negara berkembang turki degan Negara berkembang

indonesia?”

4
1.4 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah “Untuk mengetahui tingkat perbandingan pendidikan

antara Negara berkembang turki dengan Negara berkembang indonesia”

1.5 Batasan Istilah

1. Masih banyaknya ironi pendidikan di Negara turki dengan Indonesia .

2. Status Negara turki dan Indonesia sebagai Negara berkembang menjadikan

permasalhan beberapa aspek seperti pendidikan patut dibahas.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa/i

Dengan adanya Riset Mini ini diharapkan dapat menjadi pemicu

semangat untuk melakukan riset riset lagi kedepannya dan memperbaiki

kualitas riset dari yang ada sebelumnya .

2. Bagi Dosen dan Masyarakat Umum

Dengan diadakannya Riset Mini ini, diharapkan dapat menjadi acuan

penelitian kedepannya mengenai topic masalah yang sama.

5
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Sejarah Pendidikan di Negara Berkembang Turki

Turki merupakan salah satu negara kerajaan yang saat ini

berbentuk republik beribu kota di Istanbul. Turki termasuk dalam negara

yang memproklamirkan diri sebagai negara sekuler (pemikiran yang

memisahkan antara agama dan kehidupan), namun jiwa keislaman bangsa

Turki tidak dapat dipisahkan. Sehingga, dalam sejarah pendidikan islam di

turki terlihat bahwa ada dua pola dalam pemikiran pendidikan di turki,

yaitu pola pemikiran tradisional yang selalu berdasar pada wahyu dan

pola pemikiran rasional yang mementingkan akal dan fikiran (Syukri,

Tanpa tahun). Pola pemikiran yang tradisional berkembang menjadi pola

pemikiran sufistik dan mengembangkan pola pendidikan sufi sehingga

pola pemikiran ini menghasilkan ahli dalam bidang agama, dan pola

pemikiran rasional menimbulkan pola pendidikan empiris rasional yang

lebih memperhatikan pendidikan intelektual danpenguasaan materi,

sehingga pola pemikiran rasional ini menghasilkan ahli dalam bidang ilmu

pengetahuan. Berkembangnya pola pendidikan yang berlawanan tersebut

dapat dilihat dari munculnya kecenderungan rasional yang kuat. Para

penganut pola pemikiran rasional berpendapat bahwa cara memperoleh

suatu pengetahuan dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu melalui panca

indra, mendengarkan berita, dan tulisan / bacaan. Untuk menanggapi

kecenderungan pemikiran rasional tersebut, mucul suatu mahzab (jalan

6
yang dilakukan untuk menetralkan kecenderungan tersebut) yang

menentang kecenderungan rasionalisme sebagai sumber utama suatu

pengetahuan (Syukri, tanpa tahun).

Kecenderungan tersebut terjadi pada zaman abbasiyah, yaitu zaman

ketika pendidikan berkembang sangat pesat dan hebat pada awalnya, hal

ini disebabkan karena adanya pengaruh gerakan ilmiah di dunia barat

(Eropa) karena perkembangan zaman. Kemudian pada pertengahan zaman

abbasiyah (abad pertengahan), pendidikan islam mengalami kemunduran

karena beberapa faktor, diantaranya: adanya faktor eksternal, yaitu

runtuhnya abbasiyah di bagdad di Spanyol sebagai pusat pendidikan dan

kebudayaan islam, akibat serangan tentara Mongol tersebut menyebabkan

masyarakat lebih memperdalam ilmu tasawuf (kaidah ilmu agama dan

bahasa Arab), kurikulum pendidikan pada masa tersebut bukanlah

kurikulum resmi pendidikan, metode yang digunakan pun lebih pada

metode hafalan saja.

Pada masa ini dapat terlihat banyak madrasah – madrasah (lembaga

pendidikan islam), namun materi yang diajarkan semakin sedikit (hanya

terpaut pada pendidikan islam saja, tanpa adanya pendidikan rasional)

dapat dilihat bahwa pada zaman tersebut karya – karya sufi dimasukkan

kedalam kurikulum yang formalis. Sehingga terjadilah stagnasi bidang

ilmu dan teknologi. Ketika pihak Eropa berhasil mengembangkan

teknologi persenjataan, kemudian pihak usmani mengalami kekalahan

ketika terjadi kontak senjata dengan Eropa, sehingga perekonomian

semakin merosot diikuti juga merosotnya pendidikan di negara tersebut

7
(Mukarom. 2015). Penyebab kemunduran lainnya ialah faktor internal,

dimana kelembagaan pendidikan ditentukan penuh oleh penguasa /

khalifah yang berkuasa, karena khalifah / penguasa pada zaman tersebut

memiliki kekuasaan absolut (Syukri, tanpa tahun).

Berdasarkan paparan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan islam setelah penghancuran Bagdad mengalami kemunduran

dari segi intelektual. Pendidikan intelektual di abad pertengahan ini telah

diambil alih pengembangannya oleh dunia Barat (Eropa), hal ini

menyebabkan pola pemikiran masyarakat Timur hanya mengarah pada

pola pemikiran sufistik (tradisional), padahal di masa kejayaan umat islam

yaitu awal pemenrintahan abbasiyah kedua pola yaitu pola pemikiran

tradisional dan pola pemikiran rasional saling dan selalu berpadu dan

saling melengkapi. Sehingga, masa pendidikan selanjutnya yang

dikembangkan umat islam tidak lagi menghasilkan perkembangan

pendidikan maupun kebudayaan islam yang bersifat material. Sehingga

pendidikan islam mengalami kemunduran. Pusat pendidikan pun

berpindah karena adanya kekalahan turki akibat pola pemikiran yang

hanya bersifat sufistik tanpa memntingkan pemikiran rasional tersebut.

Setelah perpindahan pusat pendidikan tersebut, pendidikan intelektual

(Filsafat dan ilmu pengetahuan) dari dunia Barat, berangsur

membangkitkan dunia Barat tersebut dan menimbulkan kelemahan umat

islam (hingga adanya eksploitasi kekayaan islam oleh bangsa Barat).

Adanya reformasi yang dilakukan di zaman modern yaitu pada

masa Sultan Mahmud II pada kerajaan Usmani yang diikuti oleh sultan

8
berikutnya yaitu Abdul Majid, diberbagai bidang termasuk Pendidikan,

karena khalifah tersebut berpendapat bahwa pendidikan mempunyai

pengaruh yang sangat besar untuk mempertahankan daulah usmaniah.

Sultan Mahmud sadar bahwa madrasah tradisional tidak lagi sesuai dengan

tuntunan zaman abad ke – 19. Reformasi atau perubahan pendidikan antara

lain: mewajibkan kehadiran siswa dikelas, dibuatnya sistem kelas,

membuka sekolah asrama bagi anak yatim, dan mengawasi kualitas guru

dengan adanya penegasan bahwa guru yang berhak mengajar ialah guru

yang telah memiliki izin. Bidang pendidikan mendapat perhatian yang

makin besar seiring dengan terbentuknya kementrian sekolah umum yang

bertugas untuk mengawasi dan menerapkan berbagai kebijakan di sekolah

dasar selama 4 tahun dan setelah itu dapat melanjutkan ke sekolah

lanjutan. Menurut nasution (1992) dalam Mukarom (2015) Pada masa

kesultanan Mahmud II berdiri madrasah Mekteb-i Ma’arif (Sekolah

Pengetahuan Umun) dan Mekteb-i Ulum-u Edebiye (Sekolah Sastra), pada

masa ini berdiri pula beberapa sekolah antara lain: sekolah militer,

sekolah teknik, sekolah kedokteran, dan sekolah pembedahan, kedua

sekolah terakhir kemudian digabung dalam satu wadah yaitu: Dar-ul lum-u

hikemiye ve Mekteb-I Tibbiye-I Sabane.

Pada pertengahan atau akhir abad ke-19 dibuat jembatan antara

pendidikan dasar dan pendidikan tinggi.Dalam bentuk rushdiye, atau

sekolah-sekolah menengah, yang tentu saja mengandung pelajaran agama

dalam kurikulumnya.Tetapi masalahnya sepanjang abad kesembilan belas

adalah bagaimana melemahkan cengkeraman ulama atas dunia pendidikan.

9
Pendidikan dasar modern baru diperkenalkan pada tahun 1913, pendidikan

dasar dibagi menjadi tiga kelas ; kelas dasar, kelas primer , dan kelas

ketrampilan. Tetapi pelaksanaan peraturan tersebut mengalami kekurangan

tenaga guru yang memadahi dalam bidangnya, peraturan tersebut

merupakan langkah besar dalam usaha meninggalkan pendidikan dasar

yang tradisional dan murni keagamaan kearah suatu konsep yang praktis

tentang pendidikan agama, sampai ia dihapus dari sistem sekolah negeri

pada masa republik. Antara 1913 dan 1919, pendidikan anak-anak

perempuan juga diorganisasikan atas dasar praktis. Pada waktu itu tidak

semua ulama turki telah menerima gagasan bahwa kaum Muda Turki

harus memperoleh pendidikan yang akan mengisi watak mereka dengan

semangat nasionalis dan ilmiah.

Dalam latar belakang perdebatan antara kaum islamis, westernis,

individualis liberal dan mereka yang membela pendidikan teknik Zia

Gokalp. Muncul sebagai pendekar pandangan nasionalis mencakup

pengaturan nilai-nilai islam sebagaimana diungkapkan melalui norma-

norma Turki sebagai kaum muda Turki yang disebut Tarbiyah (pendidik

atau pembentukan kepribadian). Setelah “Undang – Undang Penyatuan

Pendidikan” di bentuk, maka semua sekolah agama dan madrasah, baik

yang dikelola oleh kementrian Awqaf (wakaf) bahkan oleh yayasan-

yayasan wakaf swasta ditutup. Sementara pembaharu-pembaharu

Tanzimat telah menciptakan suatu dualisme antara pengajaran agama dan

pengajaran sekular, selanjutnya mengajukan usul-usul khususnya oleh

perdana menteri Said pasa untuk memperbaharui madrasah-madrasah dan

10
mengubahnya menjadi fakultas-fakultas theology dalam universitas yang

diusulkannya, maka pemerintah Ataturk, dengan klaim “menyatukan”

semua pendidikan, menghapuskan sekolah-sekolah tradisional, dan dengan

demikian seluruh pendidikan menjadi “dunia” atau “sekular”. Artinya

“penyatuan” dicapai tidak dengan interaksi tapi semata-mata dengan

melenyapkannya salah satu pihak.

Pendidikan fungsioner-fungsioner agama imam-imam dan khatib-

khatib terus berada dibawah lindungan kementrian pendidikan, tetapi ini

juga dihapuskan pada tahun 1928 ketika semua pendidikan agama

dihapuskan dari system sekolah negeri. Pendidikan islam baru

dilaksanakan kembali pada akhir tahun-tahun empat puluhan dan awal

lima puluhan, karena desakan masyarakat semata-mata. Sistem sekolah

yang murni tradisional mengalah kepada sistem yang rancangannya mutlak

sekular, Pendidikan agama didepak dari kurikulum sekolah negeri selama

kira-kira seperempat abad. Kebanyakan orang-orang Turki yang telah

termodernisasi di luar Turki khususnya dibarat, walaupun tentu saja

banyak dari mereka yang telah menerima sesuatu pendidikan islam

dirumah ataupun disekolah-sekolah swasta adalah produk dari system

sekular murni ini, yang dua orang perancang utamanya, Kemal Ataturk

dan Ismet Inonu.

11
2.1.2 Kebijakan Pendidikan di Negara Berkembang Turki

Setelah perubahan dari Usmani ke Republik Turki banyak

reformasi di bidang pendidikan telah dibuat.Seperti di Ottomans, bahasa

Usmani adalah sulit, abjad Arab adalah salah satu yang sangat sulit untuk

dipelajari dengan rasio keaksaraan sangat rendah, dan pendidikan agama

adalah subjek utama.banyak perubahan radikal telah dibuat. Beberapa

yang penting adalah sekularisasi dan perubahan abjad.

Adapun kebijakan-kebijakan pendidikan Turki meliputi:

 Pendidikan Di Turki

Pada awalnya Turki merupakan salah satu negara yang berbentuk

kerajaan. Saat ini pemerintahan turki berbentuk republik yang

beribu kota di Istanbul. Republik Turki termasuk sebagai negara

dan memproklamirkan diri sebagai negara sekuler, namun tidak

bisa dipungkiri bahwa jiwa Islamnya tetap melekat dan tak

terpisahkan dari bangsa Turki.Begitu pun berdampak terhadap

kemajuan pendidikan di negara tersebut. Masuknya sistem

pendidikan modern dalam kalangan kerajaan Turki Usmani

bermula sejak sultan Mahmud II (1785-1839 M ), Turki

mengadakan pembaharuan dalam berbagai bidang pendidikan. Di

zaman itu, madrasah serupakan satu-satunya lembaga pendidikan

yang ada di kerajaan Turki Usmani.Di madrasah itu Mahmud

menyadari bahwa madrasah-madrasah tradisional tersebut tidak

sesuai lagi dengan tuntunan perkembangan zaman.Oleh karena itu

Turki berusaha untuk memperbaiki sistem pendidikan madrasah

12
yang ada, agar anak-anak bisa mendapatkan pelajaran pengetahuan

umum.Namun mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah

dengan memasukkan pengetahuan-pengetahuan umum pada waktu

itu sangat sulit.Karena itu, Turki mendirikan dua sekolah

pengetahuan umum yang berdiri sendiri.Terpisah dari sistem

madrasah tradisional yang ada. Kedua sekolah tersebut adalah

Sekolah Pengetahuan Umum (Mekteb-Ima’rif) dan Sekolah sastra

(Mekteb-I Ulum Edebiye)

 Tujuan Pendidikan

Tujuan sistem pendidikan di Turki adalah untuk mendidik

produktif, individu yang senang dengan pandangan luas pada

urusan dunia yang akan bersatu dalam kesadaran nasional dan

berfikir untuk membentuk sebuah negara yang tidak dapat

dipisahkan, dan akan memberikan kontribusi untuk kesejahteraan

masyarakat melalui keterampilan mereka. Ini adalah pemikiran

yang akan memainkan peranan dalam pembentukan Turki sebagai

bangsa yang kreatif dan membedakan anggotanya dari dunia

modern

 Struktur dan Jenis pendidikan Turki

pendidikan dasar antara usia 6 dan 14, dan pada tahun 2001

pendaftaran anak-anak dalam rentang usia ini adalah hampir 100%.

Untuk 14-18 tahun tiga tahun atau lebih dari pendidikan sekunder

tersedia di depan umum, pembelajaran berjarak, kejuruan dan

sekolah tinggi.. Sekitar 95% dari siswa menghadiri sekolah negeri,

13
tetapi ketidakcukupan ini membuat masyarakat semakin

memotivasi orang tua kelas menengah untuk mencari pendidikan

swasta. Selain dari sistem pendidikan umum, juga ada nursery

school yaitu pelatihan pra-sekolah yang diselenggarakan

swasta.Namun, tingkat pendidikan ini belum umum dan terbatas

pada sekitar 5-10% dari anak-anak prasekolah di

Turki.Kebanyakan keluarga di kota-kota besar dan ibu-ibu bekerja

memilih untuk tidak menyekolahkan anaknya ke sekolah Nursery.

Pada dasarnya anak-anak mulai usia sekitar empat tahun dan

mempelajari permainan, teater, melukis, tata krama, lagu, dll.

Sekolah Dasar, yang wajib selama 8 tahun dimulai pada usia 7

umumnya tetapi, tergantung pada perkembangan fisik anak-anak

juga dapat 6 tahun. Di beberapa daerah pedesaan orang tua tidak

dapat mengelola secara fisik untuk memasukkan anak-anak mereka

ke sekolah karena mereka tinggal jauh dari kota-kota di

pegunungan.Sekolah menengah ini terdiri dari Sekolah Menengah

Atas, yang biasanya memakan waktu 3 tahun.Di sekolah-sekolah

ini, sistem satu guru kelas untuk setiap perubahan ke spesialis guru

untuk setiap mata pelajaran.Siswa dapat memilih satu bahasa asing

dari Inggris, Perancis atau Jerman.Pendidikan pada tingkat ini

adalah gratis kecuali di sekolah swasta di mana biaya rata-rata

sekitar 4.000 US Dolar per tahun. Siswa menunjukkan rasa hormat

terhadap guru mereka dengan memanggil “sir” atau “guru”, atau

berdiri di kelas ketika seorang guru memasuki kelas. Pendidikan

14
Menengah, terdiri dari Ortaokul dan Lioce Ortaokul bagi anak-anak

berumur 12-14 tahun, sedangkan lice sekolah lanjutan atas 3 tahun

setelah Ortaokul. Ortaokul merupakan sekolah umum, yang

mempersiapkan untuk memasuki pendidikan lebih tinggi namun

juga di bangun sekolah ortaokul yang bersifat kejuruan

teknik.Tetapi kebanyakan orang tua menghendaki anaknya

memasuki sekolah tamat ortaokul ini.Sedangkan lice juga terdiri

dari pendidikan yang bersifat umum dan pendidikan yang bersifat

kejuruan dan teknik.Sebagiannya ada yang khusus untuk anak laki-

laki dan lainnya khususnya untuk anak perempuan. Universities

Universitas terdiri dari perguruan tinggi dua tahun dan empat

tahun, yang berasal dari sekolah pendidikan lanjutan yang semua

otonom yang berafiliasi ke Dewan Pendidikan Tinggi.Terdapat

total 60 perguruan yang tidak termasuk swasta. Siswa yang masuk

perguruan tinggi melalui ujian yang diselenggarakan setahun

sekali. Dalam rangka untuk mendapatkan masa depan yang baik,

siswa akan belajar di departemen baik di perguruan tinggi. Ini

sebabnya mereka mulai belajar untuk ujian masuk sebanyak dua

tahun sebelumnya, pada umumnya mengambil kursus swasta

juga.Para siswa harus mendapatkan minimal 105 poin untuk

memiliki kesempatan.Untuk belajar di Perguruan Tinggi tidak

semua orang bisa mendapatkan tempat.Secara umum 1/3 dari para

siswa dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Yang lain, jika

mereka mampu melanjutkan ke perguruan tinggi swasta, mulai

15
bekerja, tunggu satu tahun atau lebih mengikuti, pelatihan militer

untuk laki-laki. Berbeda dengan tingkat pendidikan sebelumnya,

siswa harus membayar biaya sekitar US $ 100-350 per tahun di

pendidikan tinggi. Setelah empat tahun belajar mereka juga dapat

terus melakukan master untuk satu atau dua tahun. Ini juga dengan

pemeriksaan dan biaya yang lebih sedikit.

 Manajemen Pendidikan

 Otorita

Badan yang bertanggung jawab terhadap pendidikan adalah Milli

Egitim Bakanligi (Ministry of National Education) Milli Egitim

Bakanligi (Departemen Pendidikan Nasional) yang dikepalai

seorang menteri.Untuk periode kali ini dikepalai oleh Hüseyin

Çelik.

 Pendanaan

Pada tahun 2002, total pengeluaran untuk pendidikan di Turki

sebesar $ 13,4 miliar, termasuk anggaran negara yang dialokasikan

melalui Departemen Pendidikan Nasional dan swasta dan dana

internasional. Universitas publik biasanya tidak memungut biaya

mahal dengan biaya $ 15.000 per tahun, dan oleh karena itu,

mayoritas siswa mengikuti pendidikan di lembaga-lembaga

publik. Sejak 1998, perguruan tinggi telah diberikan otonomi yang

lebih besar dan didorong untuk meningkatkan dana melalui

kemitraan dengan industri.

 Kurikulum

16
Pelajaran yang diajarkan di sekolah menengah 9 dan kelas 10

adalah:

 Bahasa Turki Geografi Geometry

 Turki sastra Bahasa Inggris

 Matematika Keamanan nasional

 Fisika Studi kesehatan

 Chemistry Electives

 Biologi Sejarah Turki

 Bahasa Asing (Jerman, Perancis, Italia, Jepang, Arab,

Rusia)

17
2.1.3 Sistem Pendidikan di Turki

Sistem Pendidikan di Turki secara umum dapat dikatakan hampir

sama dengan sistem pendidikan di Indonesia. Adapun sitem pendidikan

nasional Turki yang utama terdiri dari dua bagian:

1. Pendidikan Formal (Formal Education)

Penddikan formal adalah sistem sekolah yang terdiri dari lembaga-

lembaga pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi, sama halnya dengan pendidikan

yang ada di Indonesia, mencakup:

a. Pendidikan pra-sekolah

Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang opsional,

bertujuan untuk memberikan kontribusi mental, dan emosional

pada perkembangan fisik siswa untuk membantu mereka

memperoleh kebiasaan baik (ahklak), yang ditekankan pada saat

mereka masih di pendidikan dasar. Pendidikan pra-sekolah

diberikan di TK, rumah penitipan anak, pembibitan kelas di

sekolah dasar dan kelas persiapan oleh berbagai departemen,

instansi terkait, dan Departemen Pendidikan Nasional Turki.

Pendidikan anak usia dini meliputi pendidikan opsional anak antara

36-72 bulan yang berada di bawah usia pendidikan dasar wajib.

Pada tahun akademik 2001-2002, terdapat 256.400 anak didik dan

14.500 guru di 10.500 lembaga pendidikan pra-Primer.

18
b. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar, memberikan pengetahuan dasar pada anak-

anak dan memastikan fisik, perkembangan mental dan moral sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional. Pada umumnya terdiri dari

pendidikan anak-anak dalam kelompok usia 6-14 tahun. Pendidikan

Dasar berlangsung 8 tahun. Pendidikan dasar mencakup

pendidikan yang diwajibkan dan digratiskan di sekolah umum.

Empat tahun pertama dari Sekolah Dasar disebut sebagai "Sekolah

Dasar Pertama dan empat tahun kemudian disebut sebagai sekolah

dasar ke-2. Pada sekolah dasar pertama terdapat empat mata

pelajaran inti yang diajarkan di kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 yaitu;

Bahasa Turki, Matematika, Pengetahuan Dasar dan Bahasa Asing.

Pada kelas IV, "Pengetahuan Dasar" diganti dengan Ilmu Sosial

Ilmu. Bahasa asing yang diajarkan di sekolah itu berbeda-beda

yang paling umum adalah bahasa Inggris, sementara beberapa

sekolah mengajarkan bahasa Jerman, Perancis atau Spanyol bukan

bahasa Inggris. Beberapa sekolah swasta mengajarkan dua bahasa

asing pada waktu yang sama. Sedangkan pada sekolah dasar tingkat

2 ada lima mata pelajaran inti yaitu; Bahasa Turki, matematika,

IPA, IPS, dan bahasa asing. Pada kelas delapan, IPS diganti dengan

sejarah dan kewarganegaraan.

c. Pendidikan Sekunder

Pendidikan sekunder diklasifikasikan dalam tiga kategori

lembaga pendidikan, yaitu sekolah menengah umum dan kejuruan

19
dan sekolah tinggi teknik (lycées) di mana minimal tiga tahun

bersekolah dilaksanakan setelah pendidikan dasar.

1. Pendidikan Menengah

Sekolah Menengah umum adalah lembaga pendidikan yang

mempersiapkan siswa untuk institusi pendidikan tinggi.

Mereka menerapkan program tiga tahun lebih dan di atas

pendidikan dasar, yang terdiri dari siswa dalam kelompok

umur 15-17 tahun.

2. Pendidikan Kejuruan

Pendidikan Kejuruan memberikan instruksi khusus dengan

tujuan memberikan pelatihan kemahiran yang berkualitas.

Organisasi dan periode instruksi dari sekolah berbeda.

Beberapa dari mereka memiliki program empat tahun dalam

hal ini usia sekolah adalah 15-18 tahun. Tujuan pendidikan

menengah adalah untuk memberikan pengenalan pada siswa

dengan budaya umum pada tingkat minimum dan

mempersiapkan mereka dalam mengemban tanggung jawab

bagi masyarakat demokratis, membuat mereka menghormati

hak asasi manusia serta mempersiapkan mereka pada

pendidikan yang lebih tinggi atau bisnis ke arah kepentingan

kehidupan yang sejahtera.

Sekolah-sekolah menengah swasta, memiliki kelas

persiapan bahasa asing, sesuai dengan sasaran program

20
pendidikan, dan dalam pendidikan bahasa asing yang

dipadukan dalam kelompok ilmu pengetahuan dan matematika.

3. Pendidikan Tinggi (Higher education)

Di Turki, pendidikan tinggi meliputi semua institusi

pendidikan setelah pendidikan menengah, yang menyediakan

setidaknya dua tahun pendidikan tinggi dan mendidik siswa

untuk melanjutkan ke jenjang, sarjana, master atau gelar

tingkat doktor. Lembaga pendidikan tinggi terdiri dari

universitas, fakultas, institut, sekolah pendidikan tinggi,

konservatori, sekolah kejuruan pendidikan tinggi dan pusat

penelitian aplikasi. Di Turki, eskalasi pendidikan yang lebih

tinggi adalah untuk mencapai tingkat kemampuan dalam

menghadapi era globalisasi dunia, baik dari segi kualitas dan

kuantitas, telah diadopsi sebagai tujuan utama. Rencana dan

program yang dibuat selalu mencerminkan persepsi dari

rencana itu sendiri.

Tujuan pendidikan tinggi adalah untuk melatih tenaga kerja

dalam suatu system, prinsip-prinsip pendidikan dan pelatihan

kontemporer untuk memenuhi kebutuhan Negara. Namun

demikian dipendidikan tingggi juga disediakan beberapa

pendidikan khusus di berbagai bidang bagi siswa yang telah

menyelesaikan pendidikan menengah.

Universitas yang terdiri dari beberapa unit yang dibentuk

oleh negara dan oleh hukum sebagai perusahaan publik

21
memiliki otonomi dalam pengajaran dan penelitian. Selain itu,

lembaga-lembaga pendidikan tinggi, di bawah pengawasan dan

kontrol negara, juga dapat dibentuk oleh yayasan swasta sesuai

dengan prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam

undang-undang dengan ketentuan bahwa mereka adalah non-

profit di dunia. Universitas adalah lembaga pendidikan tinggi

pokok. Ia memiliki otonomi akademik dan kepribadian hukum

publik. Hal ini bertanggung jawab untuk melaksanakan

kegiatan pendidikan tingkat tinggi, penelitian ilmiah dan

publikasi. Setiap universitas terdiri dari fakultas dan sekolah

empat tahun, menawarkan program yang tingkat sarjana, yang

kedua dengan penekanan kejuruan, dan tahun-dua sekolah

kejuruan yang menawarkan rekan) tingkat's (program pra-

sarjana dari alam kejuruan ketat. Tingkat pascasarjana program

terdiri dari master dan doktor program, dikoordinasi oleh

lembaga untuk studi pascasarjana.

program magister ditetapkan sebagai program "dengan

tesis" atau "tanpa tesis". program "Dengan tesis" gelar master

yang menyelesaikan pendidikan tertentu diikuti dengan

pengajuan tesis. Sementara itu program "tanpa tesis" juga

bagian penyelesaian dari program sarjana namun disini disebut

istilah proyek. Durasi program ini adalah dua tahun setidaknya.

Akses ke program doktor membutuhkan gelar master.

22
Program Doktor memiliki jangka waktu minimal empat

tahun yang terdiri penyelesaian kursus, lulus ujian kualifikasi

doktor, serta menyiapkan dan mempertahankan tesis doktor.

Medis program pelatihan khusus untuk program setara tingkat

doktor,  namun dilakukan dalam fakultas kedokteran dan

pelatihan di rumah sakit yang dimiliki Departemen Kesehatan

dan Organisasi Negara Asuransi Sosial.

2. Pendidikan Non-formal (Non-formal Education)

Sesuai dengan accordance with Basic LawNo. 1739 for National

Education. Undang-Undang Dasar Pendidikan Nasional Turki.

Pendidikan non formal mencakup semua kegiatan yang

diselenggarakan di dalam atau di luar sekolah.

23
2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual untuk memudahkan kegiatan penelitian dalam

menghubungkan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu

dijelaskan hubungan variabel independen dengan variabel dependen

(Sugiyono, 2011). Serta untuk memperjelas akar pemikiran dalam riset mini

ini.

Berikut ini gambar kerangka konseptual dalam Mini Riset ini :

Persamaan kedua Negara sebagai Negara berkembang

Masalah di bidang pendidikan yang masih terdapat di kedua negara

Meneliti perkembangan pendidikan di kedua negara

Membandingkan tingkat pendidikan di kedua negara untuk diambil kesimpulan


pembangunan pendidikan kedepannya

Gambar 1 Kerangka Konseptual

24
BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan pada mini riset ini yaitu

penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif merupakan sebuah metode

penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan permasalahan dalam

kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan,

kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga

dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksankan demi kesejahteraan

bersama.

Dalam metodologi penelitian kualitatif, ada berbagai metode

pengumpulan data/sumber yang biasa digunakan. Jamesh Mc. Millan dan

Sally Schumacer dalam Research in Education; A Conceptual Introduction,

paling sedikit ada empat strategi pengumpulan data dengan multi-metode

dalam penelitian kualitatif, yaitu dengan observasi partisipatif, wawancara

mendalam, studi literatur dan artefak, serta teknik pelengkap. Dalam

kesempatan ini, yang akan dibahas lebih lanjut adalah mengenai strategi

pengumpulan data lewat metode literaturter.

Metode atau studi literatur, meski pada mulanya jarang

diperhatikan dalam metodologi penelitian kualitatif, pada masa kini menjadi

salah satu bagian yang penting dan tak terpisahkan dalam metodologi

penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan oleh adanya kesadaran dan

pemahaman baru yang berkembang di para peneliti, bahwa banyak sekali

25
data-data yang tersimpan dalam bentuk literatur dan artefak. Sehingga

penggalian sumber data lewat studi literatur menjadi pelengkap bagi proses

penelitian kualitatif. Bahkan Guba seperti dikutip oleh Bungin menyatakan

bahwa tingkat kredibilitas suatu hasil penelitian kualitatif sedikit banyaknya

ditentukan pula oleh penggunaan dan pemanfaatan literatur yang ada..

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Karena Jenis penelitian yang kami gunakan adalah studi literature,

maka waktu penelitiannya bersifat relative karena tidak ada waktu khusus

dalam mengolah data dalam penelitian ini dan begitupun lokasinya

3.3 Pendekatan Penelitian

Pendekatan adalah persoalan yang berhubungan dengan cara

seseorang meninjau dan bagaimana seseorang menghampiri persoalan

tersebut sesuai dengan disiplin ilmunya. Adapun pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena

dimaksudkan untuk memahami fenomena atau suatu masalah, kemudian

menguraikan permasalahan tersebut dengan kata kata secara rinci sesuai

rumusan masalah yang ada.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini yaitu penelitian Studi Literatur atau Studi Pustaka

atau Library Research dan untuk sumber data yang kami gunakan yaitu

berasal dari penelitian terdahulu berupa jurnal penelitian dan

mengumpulkan informasi dari surat kabar ataupun media cetak elektronik.

26
3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka/Library Research/Studi Literatur

Studi kepustakaan adalah kegiatan untuk menghimpun

informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi

obyek penelitian. Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku,

karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, internet, dan sumber-

sumber lain. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat

memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang

relevan dengan penelitiannya.

27
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perbandingan Pendidikan di Turki dan di Indonesia

Pada tanggal 6 sd 16 Oktober 2008 sebanyak 50 kepala sekolah RSBI

diberangkatkan ke Turki oleh Direktorat Jendral peningkatan mutu pendidik

dan tenaga kependidikan departemen pendidikan nasional untuk melakukan

studi banding dengan sekolah-sekolah yang ada di negara Turki yang bertaraf

internasional. Selain itu kegiatan ini juga dimaksudkan untuk pelatihan

kepemimpinan kepala-kepala sekolah agar memiliki pengetahuan dan

wawasan global.

Pada prinsipnya pendidikan yang ada di negara Turki hampir sama dengan

yang ada di Indonesia, tingkat dasar (Primary School) ditempuh dalam waktu

8 tahun dan tingkat lanjutan (High School) ditempuh dalam waktu 4 tahun

jadi jumlah semuanya 12 tahun, hal ini sama dengan pendidikan di Indonesia

yaitu 12 tahun yang terdiri dari SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3 tahun.

Sistem pendidikan di Turki dimulai dari anak usia 3 sampai 6 tahun

dikategorikan Pre School. Periode ini tidak wajib bagi orangtua untuk

mengirim anaknya ke sekolah. Tingkat partisipasi masyarakat mengirim anak

mereka hanya 33% dari usia anak pre school. Pendidikan wajib belajar

dimulai dari anak berusia 6 sampai dengan 14 tahun ( 8 tahun wajib belajar).

Sistem pendidikan di Turki menggabungkan antara sekolah dasar dan SMP,

di Indonesia menjadi satu nama yaitu pendidikan dasar. Setamat dari

pendidikan dasar anak bisa melanjutkan ke sekolah umum (SMA) atau

kejuruan (SMK) selama 4 tahun.

28
Menurut Fajrun Najah (2006) Pendidikan di Turki dapat lebih maju

dibandingkan di negeri kita. Peran masyarakat dan perusahaan (stakeholder)

sangat tinggi, sehingga pendidikan di Turki lebih maju dibandingkan di

Indonesia. Padahal  prestasi anak-anak kita lebih gemilang prestasinya.

Anak-anak kita banyak yang sukses dalam berbagai ajang olympiade sains.

Bahkan putra Indonesia semacam Prof Dr BJ Habibie diakui kemampuannya

di dunia internasional. Bahkan semestinya bangsa kita patut berbangga karena

memiliki saintis belia yang mengukir prestasi tingkat dunia. Berbagai

penelitian dari lembaga-lembaga internasional memang menempatkan

Indonesia pada urutan-urutan terakhir dalam strata kualitas pendidikan.

Mereka menilai, kita kurang bermutu, tapi sebenarya bukan disitu letak

soalnya.

Konsep pendidikan sekolah berasrama di negara Turki sama dengan

konsep pendidikan di sekolah Indonesia, lokasi yang terisolir dari keramaian

kota menghindari dampak-dampak negatif lingkungan sekitar pemenuhan

fasilitas sarana dan prasarana pendidikan didalam kampus dan melarang

seluruh siswa-siswanya untuk menggunakan televisi, handphone dan lain

sebagainya yang dianggap menggangu proses belajar mengajar.

Rekruitmen murid dilakukan secara selektif dengan mengutamakan

potensi akademik dan kesediaan orangtua untuk membantu semua program-

program sekolah, tenaga-tenaga pendidik yang ada juga melalui proses

seleksi yang ketat tidak sembarang orang bisa menjadi guru disekolah ini,

sehingga guru yang mengajar betul-betul ahli dalam bidangnya dan memiliki

kompetensi yang digariskan oleh lembaga pendidikan tersebut.

29
Proses pembelajaran yang dilakukan penuh dengan kedisplinan yang

tinggi, semua guru yang mengajar harus mengacu kepada silabus yang telah

ditentukan dan membuat persiapan mengajar sebelum PBM dimulai. Selain

itu semua guru juga dihimbau untuk berprestasi dalam bidang yang diampu,

baik prestasi akademik maupun non akademik.

Di Turki juga terlihat hubungan kerjasama yang baik antara sekolah

dengan masyarakat. Turki merupakan contoh sangat baik tentang kedekatan

hubungan antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat sekitar

sekolah. Bahkan sekolah menyediakan kamera monitor yang bisa diakses

langsung oleh orang tua siswa dari rumahnya. Orang tua bisa mengetahui

kegiatan anaknya di sekolah,aktifitasnya didalam kelas dan lain-lain. Jadi

orang tua ikut mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Dengan demikian

guru juga tidak bisa berbuat macam-macam. Dan guru-guru disana

memperlakukan siswa-siswanya dengan sangat baik.

Nirwan (2009) mengatakan, kepedulian masyarakat terhadap mutu

pendidikan dan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan

pendidikan di Turki. Sebagai contoh adalah Sekolah menengah “ Ahmet

Ulusoy”. Lokasi Sekolah menengah Ahmet Ulusoy ini merupakan

sumbangan dari seorang konglemerat di daerah Cankaya yang bernama

Ahmet Ulusoy Sekolah ini merupakan satu dari 7 sekolah di bawah naungan

Atlantik School di daerah Cankaya ( bagian dari kota Ankara). Murid di

sekolah ini tinggal di asrama putera dan puteri. Bagi siswa-siswi yang tinggal

bersama orangtua disediakan bis sekolah untuk antar jemput.

30
Sekolah dilaksanakn Senin s.d Jumat dari jam 09.00 s.d 16.30. Ilhan Yerli,

general manajer yang mengelolah 7 sekolah Atlantik di daerah Cankaya,

mengatakan bahwa tidak hanya orang kaya saja yang peduli akan pendidikan

anak-anak di Turki akan tetapi semua masyarakat juga sangat peduli akan hal

yang satu ini. Semua orang baik kaya maupun orang yang hidup pas-pasan

sudah terbiasa menyumbangkan uang mereka untuk memajukan pendidikan.

Yang lebih berkesan lagi bahwa setiap penyumbang, besar atau kecil, tidak

pernah ikut campur tentang penggunaan uang yang mereka sumbangkan.

Jadi di Turki baik orang kaya maupun yang hidup pas-pasan semua sudah

terbiasa menyumbangkan uang mereka untuk kemajuan pendidikan anak-

anak mereka sehingga pendidikan di Turki dapat lebih maju dan merata bagi

semua anak, sedangkan di Indonesia hanya sebagian kecil saja dari orang

kaya dan pengusaha yang membangun sekolah bertaraf Internasional, itupun

hanya mereka yang mempunyai biaya saja yang mendapatkan kesempatan

untuk belajar di sana karena untuk masuk ke sekolah swasta bertaraf

Internasional perlu biaya yang sangat besar..

31
4.2 Hubungan Kerjasama Indonesia dan Turki dalam Bidang Pendidikan

Untuk saling meningkatkan hubungan kerjasama dalam bidang

pendidikan antar dua Negara tersebut, maka diadakan penandatanganan

MoU tahun 2009 antara Indonesia dan Turki. Penandatanganan naskah

MoU yang bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi kerjasama

pendidikan kedua negara tersebut. Kepada para wartawan Mendiknas

Bambang Sudibyo mengatakan dengan MoU ini nanti akan ada sebuah

technical meeting Joint Working Group yang akan mendisain lebih lanjut

bentuk-bentuk kerjasama ini dan garis besarnya sudah ditentukan.

Dalam kerjasama ini disetujui untuk pertukaran informasi di

bidang pendidikan, kemudian pertukaran dosen, guru, siswa dan

mahasiswa. Ditjen Pendidikan Tinggi juga memberikan beasiswa bagi

dosen-dosen Indonesia untuk belajar di luar negeri dan tahun 2009 lebih

dari 1.000 dosen untuk belajar di berbagai negara di seluruh dunia

termasuk ke Turki. Untuk peningkatan bahasa Turki di Indonesai dan

bahasa Indonesia di Turki, akan diadakan kerjasama untuk mengetahui

kebudayaan kedua bangsa. Sementara itu Menteri Pendidikan Turki

Husyin Celik mengatakan kerjasama (MoU) ini tujuannya untuk

meningkatkan hubungan Indonesia dan Turki menjadi lebih jauh lagi, dan

selama ini Turki selalu terbuka dalam kerjasama khususnya pada jenjang

pendidikan SD hingga SMU, tapi untuk jenjang perguruan tinggi pihaknya

juga hadir. Turki juga berharap akan mengirimkan mahasiswanya untuk

belajar di Indonesia untuk program S2, S3 dari urutan tiga papan atas

universitas di Indonesia.

32
Turki pada tahun 2009 meningkatkan jumlah beasiswa untuk

mahasisiwa Indonesia sampai dengan 300 persen. Sebelum tahun 2009

pemerintah Turki memberikan beasiswa program S2, S3 kepada Indonesia

hanya 5 orang setiap tahun dan mulai tahun 2009 akan meningkatkan

sampai 20 orang setiap tahunnya. Untuk S2 yang tadinya 2 orang sekarang

menjadi 5 orang, dan untuk kursus bahasa Turki yang tadinya hanya 2

orang sekarang jadi 5 orang, sedangkan untuk penelitian di Turki tetap 2

orang setiap tahunnya.

33
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pendidikan di Turki juga tidak jauh berbeda dengan Negara-negara yang

lainnya, hanya saja pertama kalinya mendirikan madrasah-madrasah karena

pendidikan umum disana pada mulanya sangatlah sulit karena itulah di

Turki mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang orientasinya pada

pendidikan umum. Madrasah-madrasah yang sangat menonjol pada pra-

reformasi, namun kemudian pasca-reformasi pendidikan di Turki berubah

hingga sistem dan abjad pun menjadi berubah pula.

Sedangkan jenjang atau tahapan pendidikan disana juga tidak jauh

berbeda. Di tingkat dasar hanya ditempuh 8 tahun, sekolah menengah ata

atau kita kenal SMA selama 3 tahun (Artaokul) yang siswa-siswinya lebih

dikenalkan kepada lapangan kerja serta berbagai macam teknik, desamping

itu juga ada sekolah umun (Lice Sekolah) setelah ia menyelesaikan di

sekolah menengah atas yaitu melanjutkan ke Lice sekolah. Di saat siswa-

siswi di sekolah menengah atas, ia diwajibkan memilih satu bahasa asing

yang terdiri dari 3 / tiga bahasa yaitu bahasa inggris, jerman dan prancis.

Baru setelah itu mereka melanjutkan ke perguruan tinggi di berbagai

perguruan tinggi yang mereka senangi. Dan manajemen pendidikannya

dengan cara Otorita, Pendanaan dan Kurikulum.

Kemajuan yang sudah dicapai Turki selama 9 tahun terakhir antara lain:

pengembangan kurikulum, kemampuan fisik siswa, perbaikan dan

pembangunan gedung sekolah baru, peningkatan mutu guru, bimbingan dan

34
konseling serta penggunaan ICT di sekolah. Di Turki baik orang kaya

maupun yang hidup pas-pasan semua sudah terbiasa menyumbangkan uang

mereka untuk kemajuan pendidikan anak-anak mereka  sehingga pendidikan

di Turki dapat lebih maju dan merata bagi semua anak, sedangkan di

Indonesia hanya sebagian kecil saja dari orang kaya dan pengusaha yang

membangun sekolah bertaraf Internasional, itupun hanya mereka yang

mempunyai biaya saja yang mendapatkan kesempatan untuk belajar di sana

karena untuk masuk ke sekolah swasta bertaraf Internasional perlu biaya

yang sangat besar.

5.2 Saran

Perlunya menumbuhkembangkan ideologi pancasila dan nilai-nilai

kebudayaan lokal dalam pengembangan sistem pendidikan di Indonesia, hal

ini bertujuan agar sistem pendidikan di Indonesia memiliki pijakan kuat

dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan di tataran yang lebih rendah.

Seperti halnya dengan beberapa negara asia timur seperti china, korea

selatan dan jepang, kentalnya ideologi konfusianisme memberikan efek

positif terhadap daya juang siswa dalam kompetisi yang semakin ketat.

Budaya kerja keras dan penegakan disiplin yang ketat merupakan kunci

keberhasilan pembangunan di berbagai negara asia timur tersebut.

Sementara nilai-nilai kebebasan dan kesetaraan dapat kita contoh dari sistem

pendidikan di negara-negara barat.

35
DAFTAR PUSTAKA

Al-Bahy, Muhammad. 1986. Pemikiran Islam Modern. Jakarta : Pustaka


Panjimas.

Asmuni, Yusran. 1998. Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan


dalam Dunia Islam. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Background written by the Ministry of National Education at The Beginning Of


2002 Overview of the Historical Development of the Ministry of National
Education. Online. in http://en.wikipedia.org/wiki/education_in_Turkey;
diakses tanggal 3 Maret 2015

Giuli Alasania, Nani Gelovani. 2011. Islam and Religious Education in Turky, In
IBSU Scientific Journal, 5 (2) 2011

Junaedi, Mahfud. 2016. IMAM HATIP SCHOOL (IMAM HATIP LISESI):


Islamic School in Contemporary Secular Turkey. Analisa Journal of Social
Science and Religion. Volume 01 No. 01

Mukarom. 2015. Pendidikan Islam pada Masa Kerajaan Turki Usmani 1300 –
1922M. JURNAL TARBIYA. Volume: 1 No: 1 2015 (109-126)

Nasution, Harun. 2003. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan


Gerakan. Jakarta : PT. Bulan Bintang.

Putra Daulay, Haidar, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara (Jakarta:


Rineka Cipta, 2009)

Salim, Agus. 2012. Perbandingan Pendidikan Islam. Jepara: INISNU

See an article in English of March. 2012 Modern Turkey’s new liberal education
system. Online. http://en.wikipedia.org/wiki/Education_in_turkey; [18 Oktober
2016]

Syukri, Ahmad. Tanpa tahun. pendidikan masa kemunduran umat islam. Online.
http://e-journal.iainjambi.ac.id/index.php/Innovatio/article/download/586/551.
[18 Oktober 2016]

36

Anda mungkin juga menyukai