Anda di halaman 1dari 18

Isu Isu Kritis dalam olahraga

”Bagaimana Sarana Dan Prasarana Olahraga Prestasi


Di Tim Poomsea Sibolga Tahun 2020”

PJMK : Dr. Rahma Dewi, M.Pd

OLEH :

NAMA : Christine Stevany Hutabarat


NIM : 6191121028
Kelas : PKO III A 2019

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2020
RINGKASAN

Olahraga Taekwondo merupakan cabang olahraga yang sudah tidak asing lagi di
masyarakat dan banyak penggemarnya baik dikalangan anak-anak sampai dewasa.Hal itu
membuat olahraga ini disukai oleh banyak orang, terutama kaum pria tetapi tidak bisa dipungkiri
kaum wanita banyak yang nyukainya.karena olahraga Taekwondo dapat dikatakan olahraga yang
sudah dipertandingkan sampai mencapai prestasi tingkat nasional, maupun internasional.

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey yang meneliti
suatu objek dengan menggunakan mata.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket yang berisi data dari tempat yang sedang uji.

Hasil data penelitian tentang ketersediaan sarana dan prasarana olahraga prestasi di Tim
Pomseea Provinsi Sibolga 2020, maka pembahasan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:

(1) Ketersediaan sarana di Tim Pomseea Provinsi Sibolga 2020,

(2) Ketersediaan prasarana di Tim Pomseea Provinsi Sibolga 2020

(3) Pembahasan akan menjelaskan tentang jenis, dan jumlah total yang meliputi kondisi dan
status kepemilikan sarana dan prasarana Tim Pomseea Provinsi Sibolga 2020.

Proses pencapaian prestasi maksimal dalam olahraga memerlukan jangka waktu yang
panjang dan biaya yang besar untuk mendapatkan hasil yang optimal. Keberadaan olahraga
sebagai salah satu pilar dalam kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari prestasi olahraga yang
dicapai oleh negara tersebut.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan penyusunan
makalah Mini Riset ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk pemenuhan tugas individu mata kuliah “ISU
OLAHRAGA” sebagai bahan perkuliahan.
Makalah ini penulis yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik
isi maupun penyusunannya.Atas semua itu dengan rendah hati saya harapkan kritik dan saran
yang membangun guna menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Medan, 8 November 2020

Christine Stevany Hutabarat


DAFTAR ISI

Halaman Kulitmuka.............................................................................................................i
Ringkasan............................................................................................................................ii
Kata Pengantar....................................................................................................................iii
Daftar Isi.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................7
1.3 Tujuan............................................................................................................................7
1.4 Manfaat..........................................................................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................................8
2.1 Olahraga.........................................................................................................................8
BAB III HASIL PENELITIAN.........................................................................................14
3.1 Deskripsi Data..............................................................................................................14
3.2 Pembahasan dan Rekomendasi....................................................................................15
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................16
4.2 Saran............................................................................................................................16
4.3 Implikasi......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18
Dokumentasi.......................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Prestasi olahraga merupakan hasil optimal yang dicapai oleh seorang olahragawan (atlet)
atau sekelompok orang (tim/regu) dalam bentuk kemampuan dan keterampilan dalam
menyelesaikan tugas-tugas, baik dalam kompetisi beregu maupun individu.Usaha latihan yang
maksimal dan terstuktur dapat memberikan hasil yang maksimal dalam prestasi olahraga. UU
No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional ialah olahraga prestasi dilaksanakan
melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan
dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. UU RI Nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VII pasal 21 ayat 2 dan 3, Pembinaan dan
pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga
pada tingkat daerah, nasional, dan internasional yang dilakukan oleh induk organisasi cabang
olahraga tingkat pusat maupun pada tingkat daerah. Untuk pelaksanaan pengembangan prestasi
pengorganisasian adalah salah satu cara untuk dapat melakukan pembinan yang sistematis dan
terstruktur. Melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 95 tahun 2017 tentang
peningkatan prestasi olahraga nasional, Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional adalah kegiatan
untuk menciptakan atlet berprestasi dalam rangka mencapai target medali di kejuaraan maupun
pekan olahraga tingkat internasional. Selain itu, pemerintah pusat melalui UUD RI nomor 3
tahun 2015 tentang sistem keloahragaanmenekankan pemerintah kabupaten/kota melaksanakan
perencanaan, pembinaan, pengembangan, penerapan standardisasi, dan penggalangan sumber
daya keolahragaan yang berbasis keunggulan lokal. Proses pembinaan dan pengembangan
dilakukan salah satunya dengan menyelengarakan kompetisi secara berjenjang dan
berkelanjutan, di tambah dengan adanya lembaga-lembaga keolahragaan di Indonesia dapat
memberikan upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga.

Sarana prasarana olahraga adalah semua sarana prasarana olahraga yang meliputi semua
lapangan dan bangunan olahraga beserta perkengkapannya untuk melaksanakan program
kegiatan olah raga (Seminar Prasarana Olah Raga Untuk Sekolah dan Hubungannya dengan
Lingkungan 1978).Sarana prasarana olahraga adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari
segala bentuk jenis bangunan/tanpa bangunan yang digunakan untuk perlengkapan
olahraga.Sarana prasarana olahraga yang baik dapat menunjang pertumbuhan masyarakat yang
baik. Prasarana olaharaga secara umum berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang
terselengaranya suatu proses (usaha atau pembangunan). Dalam olah raga prasarana
didefinisikan sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang
relatif permanen (Soeparnoto, 2000: 5).Dari definisi tersebut dapat disebutkan beberapa contoh
prasarana olaharaga ialah, stadion sepakbola, stadion atletik dan lain-lain.Gedung olahraga
merupakan prasarana berfungsi serba guna yang secara berganti-ganti dapat diguankan untuk
pertandingan beberapa cabang olahraga.

Sarana olahraga adalah terjemahan dati “facilities”, yaitu sesuatu yang dapat digunakan
dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani (Soeparnoto,
2000: 5). Sarana olahraga dapat di bedakan menjadi dua kelomppok yaitu: 1. Peralatan
(apparatus), ialah sesuatu yang digunakan, contoh: peti lincat, palang tungggal, palang sejajar,
gelang gelang, kuda-kuda dan lain-lain. 2. Perlengkapan (device),yaitu : - Sesuatu yang
melengkapi kebutuhan prasarana, misalnya: net, bendera untuk tanda, garis batas dan lain-lain. -
Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki misalnya; bola, raket,
pemukul, dan lain lain. Seperti halnya prasarana olahraga, sarana yang dipakai dalam kegiatan
olahraga memiliki ukuran standard.Kegiatan olah raga memerlukan ruang untuk
bergerak.Kebutuhan ruang untuk bergerak itu ditentukan dengan standar ruang
perorangan.Sarana prasarana olah raga paling sedikit atau minimal disesuaikan dengan kondisi
masyarakat yang berolah raga itu sendiri.Sehingga disini kunci dan tujuan sarana prasarana
adalah sehingga media olah raga yang diharapkan dengan adanya sarana penunjang kegiatan olah
raga berjalan dengan baik.Sehingga masyarakat dapat menikmati olahraga dengan baik dan
optimal.Sarana prasarana olahraga merupakan modal utama dalam penyelenggaraan kegiatan
olahraga, melalui peningkatan ketersediaan fasilitas olahraga yang berkualitas baik dan memadai
dalam artian harus disesuaikan dengan standar keutuhan ruang perorangan.Fungsi sarana dan
prasarana olahraga adalah sebagai pendukung pelaksanan suatu kegiatan terutama dalam
pengajaran olahraga.Manfaat sarana dan prasarana olahraga adalah dapat meningkatkan kualitas
kesehatan dengan pemakaian alat dan tempat olahraga dengan benar.Standar sarana prasarana
olahraga misalnya standard harga bangunan, standar mutu bangunan, standar anggaran
pemeliharaan, dan masih banyak lagi. Tetapi di sini akan dibahas secara singkat ukuran standar
fasilitas olahraga berkaitan dengan fasilitas olahraga untuk lingkungan/pemukiman, fasilitas
olahraga untuk sekolah, fasilitas olahraga berdasarkan ketentuan/peraturan nasional dan
internasional. Standard sarana dan prasarana untuk olahraga prestasi yang
dipertandingkan/dilombakan mulai tingkat internasional, tingkat nasional, dan tingkat daerah
menggunakan fasilitas alat dan lapangan dengan ukuran yang sama untuk masing-masing cabang
olahraga. Ukuran yang sama disemua tingkat dan disemua tempat inilah yang dinamakan ukuran
standard (Soeparnoto, 2000: 5).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, penulis
mengajukan perumusan masalah dimana nantinya akan terjawab setelah penulis melakukan
penelitian. Perumusan masalah yang diajukan adalah : “Kelayakan sarana dan prasaran olahraga
prestasi Teakwondo di Provinsi Sibolga tahun 2020”.

1.3Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kelayakan
sarana dan prasaran olahraga prestasi Teakwondo di Provinsi Sibolga tahun 2020.

1.4 Manfaat Penelitian Setiap penelitian pasti dapat memberikan manfaat bagi objek yang
diteliti untuk pengembangan ilmu. Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari
penelitian ini antara lain :
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Olahraga
a. Hakekat Olahraga Saat ini, masalah kesehatan pada individu sedang meningkat
karena kurang olahraga dan aktivitas fisik, seperti mesin melakukan sebagian besar
pekerjaan, yang membuat aktivitas tubuh penting secara individual. Di sisi lain, lewat
acara olahraga, banyak orang terlibat dengan olahraga secara langsung atau tidak
langsung, baik dengan aktif tampil atau dengan menonton olahraga. Secara umum,
olahraga membantu individu menjaga kesehatan fisik dan mental mereka dan menjadi
sumber kesenangan dan hiburan. Dari hal inilah bahwa dengan melakukan aktifitas
fisik atau dengan kita berolahraga akan memberikan berbagai manfaat bagi tubuh kita
(Suleyman Yildiz, 2012: 689). Olahraga saat ini menjadi sebuah trend atau gaya
hidup bagi sebagian masyarakat umum, bahkan hingga menjadi sebuah kebutuhan
mendasar dalam hidup. Olahraga menjadi kebutuhan yang sangat penting karena
tidak terlepas dari kebutuhan mendasar dalam melaksanakan aktivitas gerak sehari-
hari. Olahraga itu sendiri pada dasarnya merupakan serangkaian gerak raga yang
teratur dan terencana untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak, serta
bertujuan untuk mempertahankan, dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Hal
tersebut sejalan dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem
Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2005 bahwa, “olahraga adalah segala
kegiatan yang sistematisuntuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi
jasmani, rohani, dan sosial”. Secara sederhana olahraga dapat dilakukan oleh
siapapun, kapanpun, dimanapun, tanpa memandang dan membedakan jenis kelamin,
suku, ras, dan lain sebagainya. Toho Cholik Mutohir (2007: 23) menjelaskan bahwa,
hakekat olahraga adalah sebagai refleksi kehidupan masyarakat suatu bangsa. Di
dalam olahraga tergambar aspirasi serta nilai-nilai luhur suatu masyarakat, yang
terpantul melalui hasrat mewujudkan diri melalui prestasi olahraga. Kita sering
mendengar kata-kata bahwa kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat tercermin
dari prestasi olahraganya. Harapannya adalah olahraga di Indonesia dijadikan alat
pendorong gerakan kemasyarakatan bagi lahirnya insan manusia unggul, baik secara
fisikal, mental, intelektual, sosial, serta mampu membentuk manusia seutuhnya.
Menurut Giriwijoyo (2005: 30) mengatakan bahwa olahraga adalah serangkaian
gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk
meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Kusmaedi (2002: 1) menyatakan bahwa
kata olahraga berasal dari: 1) Disport, yaitu bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
2) Field Sport, kegiatan yang dilakukan oleh para bangsawan yang terdiri dari
kegiatan menembak dan berburu 3) Desporter, membuang lelah 4) Sport, pemuasan
atau hobi 5) Olahraga, latihan gerak badan untuk menguatkan badan, seperti
berenang, main bola, agar tumbuh menjadi sehat. Jane Ruseski (2014: 396 )
mengatakan dengan berolahraga atau melakukan aktifitas fisik yang teratur dapat
mengurangi resiko penyakit kronis, mengurangi stress dan depresi, meningkat
kesejahteraan emosional, tingkat energi, kepercayaandiri dan kepuasan dengan
aktivitas sosial. Douglas Hartmann, Christina Kwauk. (2011: 285) mengatakan pada
dasarnya olahraga adalah tentang partisipasi. Olahraga menyatukan individu dan
komunitas, menyoroti kesamaan dan menjembatani perbedaan budaya atau etnis.
Olahraga menyediakan forum untuk belajar keterampilan seperti disiplin,
kepercayaan diri, dan kepemimpinan dan mengajarkan prinsip-prinsip inti seperti
toleransi, kerja sama, dan rasa hormat. Olahraga mengajarkan nilai usaha dan
bagaimana mengatur kemenangan dan juga kekalahan. Saat ini aspek positif dari
olahraga ditekankan, olahraga menjadi kendaraan yang kuat yang melaluinya.
Berdasarkan penjelasan menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa olahraga
merupakan suatu kegiatan yang bersifat fisik mengandung unsur-unsur permainan
serta berisi perjuangan dengan diri sendiri dengan orang lain yang terkait dengan
interaksi lingkungan atau unsur alam yang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat
sesuai dengan kemampuan dan kesenangan. Kegiatan olahraga tergantung dari sikap
sesorang dari mana dia memaknainya, karena beragam definisi olahraga disebabkan
oleh karakteristik olahraga itu sendiri yang semakin berkembang, semakin lama
semakin berubah dan semakin kompleks baik dari jenis kegiatannya, dan juga
penekanan motif yang ingin dicapai ataupun konteks lingkungan sosial budaya tempat
pelaksanaannya.
a. Ruang Lingkup Olahraga Mengacu pada Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional
Nomor 3 tahun 2005 Bab II pasal 4 menetapakan bahwa keolahragaan nasional bertujuan
memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualaitas
manusia,menanmkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan
membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan nasional, serta
mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Selanjutnya pada Bab VI pasal 17
menetapkan ruang lingkup olahraga itu sendiri mencakup tiga pilar, yaitu: olahraga
pendidikan, olahraga prestasi, dan olahraga rekreasi. Ketiga pilar olahraga tersebut
dilaksanakan melalui pembinaan dan pengembangan olahraga secara terencana,
sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan, yang dimulai dari pembudayaan dengan
pengenalan gerak pada usia dini, pemassalan dengan menjadikan olahraga sebagai gaya
hidup, pembibitan dengan penelusuran bakat dan pemberdayaan sentra-sentra olahraga,
serta peningkatan prestasi dengan pembinnaan olahraga unggulan nasional sehingga
olahragawan andalan dapat meraih puncak pencapaian prestasi. Adapun ruang lingkup
dari ketiga pilar olahraga dapat dijabarkan sebagi berikut:

1) Olahraga Pendidikan Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan


olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan
berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan kepribadian, keterampilan,
kesehatan, dan kebugaran jasmani. Olahraga pendidikan sebagai bagian dari
proses pendidikan secara umum yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan baik
satuan pendidikan formal maupun non formal, biasanya dilakukan oleh satuan
pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, guru pendidikan jasmani dengan
dibantu oleh tenaga olahraga membimbing terselenggaranya kegiatan
keolahragaan. Menurut Barrie Houlihan (2016: 171) dalam meningkatkanprestasi
olahraga, salah satunya adalah melalui jenjang sekolah dan juga sistem
pendidikan yang baik. Kebijakan olahraga di dalam dunia pendidikan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan prestasi olahraga. Sehingga sangatlah penting
dalam mempertimbangkan bagaimana perumusan dan kebijakan olahraga dalam
dunia pendidikan, karena sekolah merupakan elemen yang penting dalam
pembangunan olahraga di masa depan.
2) Olahraga Prestasi Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan
mengembangkan olahragawan secara khusus dengan cara, terprogram, berjenjang
dan berkelanjutan melalui kompetisi yang dilakukan selanjutnya para
olahragawan yang memiliki potensi untuk dapat ditingkatakan prestasinya akan
dimasukan kedalam asrama maupun tempat pelatihan khusus agar dapat dibina
lebih lanjut guna mendapatkan prestasi yang lebih tinggi dan dengan didukung
bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan yang lebih modern.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan adalah peningkatan
kualitas maupun kuantitas pengetahuan dan teknologi yang bertujuan
memanfaatkan kaedah dan teori ilmu pengetahuan yang telahterbukti
kebenarannya untuk peningkatan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan
dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru bagi kegiatan
keolahragaan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Kristiyanto (2012: 12) yang
menyatakan bahwa, “Dalam lingkup olahraga prestasi, tujuannya adalah untuk
menciptakan prestasi yang setinggi-tingginya. Artinya bahwa berbagai pihak
seharusnya berupaya untuk mensinergikan hal-hal dominan yang berpengaruh
terhadap peningkatan prestasi di bidang olahraga. Untuk mendapatkan atlet
olahraga yang berprestasi, disamping proses latihan yang terprogram dan
terencana dengan menerapkan prinsip-prinsip latihan, juga harus memperhatikan
asupan gizi para atlet, selain itu harus pula di barengi dengan pengadaan
kompetisi-kompetisi secara rutin agar atlet dapat menerapkan teknik dan taktik
yang diperoleh selama pelatihan di arena sesungguhnya dan itu dapat mengasah
mental para atlet itu sendiri dalam menghadapi kompetisi yang sesungguhnya.
Semakin banyak jam terbang atlet dalam suatu kompetisi maka akan semakin
berpengalaman pula atlet itu dalam megnhadapi situasi yang berubah-ubah dalam
pertandingan. Pembinaan olahraga prestasi bertujuan untuk mengembangkan
olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi
untuk mencapai yang prestasi yang tinggi dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi keolahragaan. Keterbatasan dari pemerintah menuntut
cabangcabang olahraga lain yang belum menjadi prioritas pendanaan pemerintah,
perlu menggalang dana kolektif dari masyarakat dan swasta. Para
pemerhatiolahraga di Indonesia perlu menyatukan suara guna membangun
kejayaan olahraga. Salah satunya dengan menetapkan sebuah badan yang benar-
benar independen dan hanya berfokus pada pembangunan olahraga di Indonesia
serta bebas dari segala kepentingan politik di dalamnya. Pembinaan olahraga
prestasi berbentuk segitiga atau sering disebut pola piramida adan berporos pada
proses pembinaan yang berkelanjutan. Dikatakan berkelanjutan karena pola itu
harus didasari cara pandang yang utuh dalam memaknai program pemassalan dan
pembibitan dengan program pembinaan prestasinya. Program tersebut
memandang arti penting pemassalan dan pembibitan yang bisa jadi berlangsung
dalam program pendidikan jasmani yang baik, diperkuat dengan program
pengembangannya dalam kegiatan klub olahraga sekolah, dimatangkan dalam
berbagai aktivitas kompetisi intramural dan idealnya tergodok dalam program
kompetisi intersklastik, serta dimantapkan melalui pemuncakan prestasi dalam
bentuk training camp bagi para bibit atlet yang terbukti berbakat. Membangun
strategi pembinaan olahraga secara nasional memerlukan waktu dan penataan
sistem secara terpadu. Pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Pemuda dan
Olahraga tidak dapat bekerja sendiri tanpa sinergi dalam kelembagaan lain yang
terkait dengan pembinaan sistem keolahragaan secara nasional. Penataan olahraga
prestasi harus dimulai dari pemassalan olahraga dimasyarakat yang diharapkan
memunculkan bibit-bibit atlet berpotensi dan ini akan didapat pada atlet yang
dimulai dari usia sekolah. Pembinaan olahraga prestasi harus berjangka waktu
kehidupan atlet, dimulaipada saat merekrut seorang anak untuk dikembangkan
menjadi seorang atlet. Dalam merekrut calon atlet, postur dan struktur tubuhnya
harus dilihat apakah tubuh (termasuk kemampuan jantung dan paru-paru) calon
atlet itu bisa dibentuk dengan latihan-latihan untuk menjadi kuat, cepat dan punya
endurance atau daya tahan
3) Olahraga Rekreasi Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh
masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan,
kebugaran dan kegembiraan. Hal ini sejalan dengan pasal 19 Bab VI UU Nomor 3
Tahun 2005 dinyatakan bahwa “olahraga rekreasi bertujuan untuk memperoleh
kesehatan, kebugaran jasmani dan kegembiraan, membangun hubungan sosial dan
atau melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional”.
Selanjutnya dinyatakan bahwa pemerintah daerah dan masyarakat berkewajiban
menggali, mengembangkan dan memajukan olahraga rekreasi. Menurut
Kristiyanto (2012: 6) berpendapat bahwa “olahraga rekreasi terkait erat dengan
aktivitas waktu luang dimana orang bebas dari pekerjaan rutin. Waktu luang
merupakan waktu yang ridak diwajibkan dan terbebas dari berbagai keperluan
psikis dan sosial yang telah menjadi komitmennya”. Kegiatan yang umum
dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi dan
kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan. Kegiatan rekreasi
merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan
tersebut ada yang diawali dengan mengadakan perjalanan ke suatu tempat dan
sebagainya. Secara psikologi banyak orang yang di lapangan merasa jenuh
dengan adanya beberapa kesibukan dari masalah, sehingga mereka membutuhkan
istirahat dari bekerja, tidur dengannyaman, bersantai sehabis latihan,
keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan, mempunyai teman bekerja
yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan merasa aman dari resiko buruk.
Melihat beberapa pernyataan di atas, maka rekreasi dapat disimpulkan sebagai
suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu luang untuk satu atau
beberapa tujuan, diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan
mental yang dapat memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental.
BAB III
HASIL PENELITIAN

3.1 Deskripsi data

1. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survai
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:156), “survai adalah suatu aktivitas memperhatikan
suatu objek dengan menggunakan mata. Hasil dalam penelitian kemudian dijelaskan
secara deskriptif”.
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini,
perlu diketahui terlebih dahulu variable penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan
pembatasan masalah yang telah ditetapkan, variabel dalam penelitian ini yaitu
tentangketersediaan sarana dan prasarana olahraga prestasi yang berfungsi sebagai
pendukung pelatihan atlet latihan Tim Pomsea Provinsi Sibolga tahun 2020. Harimurti
Kridalaksana (1991:888) menyatakan bahwa, “ketersediaan adalah kesiapan suatu sarana
(tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu
yang telah ditentukan".
3. Populasi dan Lokasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu tempat latihan Tim
Pomsea Provinsi Sibolga tahun 2020.
4. Teknik Pengumpulan Data Langkah dalam pengumpulan data yaitu dengan mendatangi
tempat latihan sesuai rencana pelaksanaan penelitian. Di tempat latihan peneliti mendata
langsung ketersediaan sarana dan prasarana atlet yang tersedia. Dalam pengambilan data
ini peneliti didampingi oleh pelatih guna membantu kegiatan pengisian data supaya hasil
yang diperoleh lebih valid.
5. Teknik Analisis Data Analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan cara
mengklasifikasikan jenis data yang diperoleh dari lembar obsevasi dan dikelompokkan.
Menurut Anas Sudijono (2012: 4), “statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai
tugas mengorganisasi dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan gambaran
secara teratur, ringkas, dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga
dapat ditarik pengertian atau makna tertentu”.

6. Dalam analisis hasil penelitian dijelaskan ketersediaan sarana dan prasarana olahraga
prestasi. Ketersediaan yang dimaksud yaitu meliputi: jenis yang tersedia, jumlah total
sarana dan prasarana atlet pomseea tim Sibolga, kondisi sarana dan prasarana atlet
pomseea tim medan(standar baik, modifikasi baik, dan rusak), dan status kepemilikan
sarana dan prasarana pendidikan jasmaatlet pomseea tim medan (milik sendiri,
meminjam, dan menyewa).

3.2 Pembahasan dan rekomendasi


Berdasarkan hasil data penelitian tentang ketersediaan sarana dan prasarana olahraga
prestasi di Tim Pomseea Provinsi Sibolga 2020, maka pembahasan dibagi menjadi 2 kategori,
yaitu:
(1) ketersediaan sarana di Tim Pomseea Provinsi Sibolga 2020, (2) ketersediaan prasarana di
SMA Negeri seKabupaten Sibolga. Pembahasan akan menjelaskan tentang jenis, dan jumlah
total yang meliputi kondisi dan status kepemilikan sarana dan prasarana di Tim Pomseea
Provinsi Sibolga 2020.
Adapun deskripsi hasil penelitian disampaikan sebagai berikut:
1. Ketersediaan Sarana latihan Tim Pomsea Provinsi Sibolga tahun 2020 Sarana yang
tersedia di latihan Tim Pomsea Provinsi Sibolga 2020 ada beberapa jenis, yaitu: karet
kaki, barbel tangan, target tendang.
2. Ketersediaan Prasarana latihan di Tim Pomsea Provinsi Sibolga tahun 2020 Prasarana
yang tersedia latihan di Tim Pomsea Provinsi Sibolga tahun 2020 adanya matras untuk
atlet latihan yang membuat atlet menjadi semakin nyaman dalam berlatih.
3. Ketersediaan Prasarana (Fasilitas) latihan di Tim Pomsea Provinsi Sibolga tahun 2020
Untuk fasilitas sangat cukup baik karena dilakukan ditempat yang lebar dikarenakan
tempat latihan untuk Atlet Tim Sibolga ada dua tempat satu dijalan Sisingamangaraja dan
si Simare mare.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Proses pencapaian prestasi maksimal dalam olahraga memerlukan jangka waktu yang
panjang dan biaya yang besar untuk mendapatkan hasil yang optimal. Keberadaan olahraga
sebagai salah satu pilar dalam kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari prestasi olahraga yang
dicapai oleh negara tersebut.Tentunya hal ini membutuhkan pengorbanan dan perjuangan semua
pihak untuk mewujudkan semua itu.Tidak hanya berfokus kepada pemerintah saja, tetapi harus
dimulai dari elemen yang paling bawah untuk mewujudkan prestasi olahraga Indonesia yang
maksmal.Keberadaan olahraga sudah tidak bisa dipungkiri lagi sebagai salah satu alat yang
digunakan oleh suatu bangsa untuk menunjukkan eksistensi kepada dunia tentang keberadaannya
sebagai suatu negara yang maju dan besar.
Peranan pemerintah dalam mengembangkan prestasi olahraga harus mutlak dilakukan.Hal ini
tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.Peranan pemerintah tersebut terlihat pada
dengan adanya Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) pada tahun
2005.Tentunya hal ini merupakan payung hukum untuk memajukan keolahragaan nasional.
Dukungan sarana, prasarana, pemanfaatan ilmu dan tekhnologi olahraga dan peningkatan mutu
SDM dalam bidang olahraga yang mendukung untuk pembinaan olahraga nasional sudah saatnya
untukdiadakan revitalisasi mulai dari level daerah sampai dengan level nasional

4.2 Saran
Untuk memperbaiki prestasi olahraga sebaiknya kita memperhatikan energi yang kita
pakai untuk menjalankan latihan. Tentunya selama menjalankan latihan ada beberapa hal yang
penting antara lain takaran latihan harus dipenuhi. baik intensitas dan frekuensinya. Beberapa
pengamatan, masih banyak atlet kita yang berlatih dengan takaran yang kurang dan cukup,
terutama takaran intensitasnya tidak mencapai training zone.Akibatnya prestasi sukar
berkembang, meskipun frekuensi latihan sudah cukup.bahkan lebih. Untuk mendapatkan prestasi
yang tinggi berlatih dengan memenuhi ketiga macam takaran yang diuraikan tadi, sehingga tidak
membuang waktu dan biaya yang banyak untuk latihan-latihan.Uraian-uraian di atas terlihat jelas
peran fisiologi olahraga dapat membantu meningkatkan prestasi atlet.
4.3 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi secara teoritis dan praktis
sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
a. Pemilihan metode latihan yang tepat dapat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi Atlet.
Untuk metodenya adalah difokuskan ke atlet dengan pelatihan yang keras dan sangat tersusun.
b. Motivasi latihan atlet mempunyai pengaruh terhadap prestasi. Atlet dengan motivasi latihan
yang tinggi tentunya mempunyai prestasi yang lebih baik dari pada atlet dengan motivasi latihan
yang sedang maupun rendah. Diharapkan pelatih dapatmenumbuhkan motivasi latihan pada diri
atlet dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan pelatih dan menarik bagi atlet.
c. Walaupun tidak ada interaksi antara metode latiahn dan motivasi latihan baik yang tinggi,
sedang dan rendah dalam penelitian ini, diharapkan adanya kerjasama antara atlet, pelatih dengan
mencari solusi terbaik dalam proses latihan untuk meningkatkan prestasi atlet.

1. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi pelatih dan calon
pelatih.Membenahi diri sehubungan dengan pelatihan yang telah dilakukan dan prestasi
atlet yang telah dicapai dengan memperhatikan metode pelatihan yang tepat dan motivasi
atlet untuk meningkatkan prestasi dari atlet tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Soepartono. 2000. Sarana Dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional.Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Cv.
Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian (kuantitatif, kualitatif, dan R&D) Bandung, ALFABETA

Muthohir TC., 2007. Kebijakan dan strategi Penguatan Kelembagaan Keolahragaan Nasional
Indonesia, Masa kini dan Masa Depan.Jurnal Pemuda dan Olahraga. Jakarta. Kemenegpora.

Setiono Hari., 2006. Model Sistematik Pembinaan Olahragawan Berprestasi.

Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai