Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

FISIKA BANGUNAN

“Pengaruh Bentuk Atap Terhadap Kenyamanan Termal Pada Rumah


Tradisional Di Indonesia”

DISUSUN OLEH :

NAMA :UCOK GUNAWAN SEMBIRING 5161111053

IRMADONA 5161111022

KELAS : PTB REGULER B 2016

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review mata
kuliah Fisika Bangunan dengan judul Pengaruh Bentuk Atap Terhadap Kenyamanan Termal
Pada Rumah Tradisional Di Indonesia. Penulis berterima kasih kepada Bapak Dosen yang
bersangkutan yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama proses pembelajaran
mata kuliah ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih. Semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 1
B. TUJUAN .................................................................................................................................... 1
C. MANFAAT ................................................................................................................................ 1
D. IDENTITAS JURNAL ............................................................................................................. 1
1. IDENTITAS JURNAL UTAMA ......................................................................................... 1
2. IDENTITAS JURNAL PEMBANDING ............................................................................. 2
BAB II RINGKASAN JURNAL .......................................................................................................... 3
A. RINGKASAN JURNAL UTAMA ........................................................................................... 3
1. PENDAHULUAN ................................................................................................................. 3
2. METODE PENELITIAN ..................................................................................................... 3
3. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 3
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................. 4
5. KESIMPULAN ..................................................................................................................... 5
B. RINGKASAN JURNAL PEMBANDING .............................................................................. 5
1. PENDAHULUAN ................................................................................................................. 5
2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 5
3. METODE PENELITIAN ..................................................................................................... 6
4. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 8
A. HUBUNGAN ANTARA METODE DENGAN OBJEK PENELITIAN .............................. 8
B. HUBUNGAN HASIL PENELITIAN DENGAN KESIMPULAN ........................................ 8
C. MASALAH ATAU TUJUAN PENELITIAN YANG BELUM TERJAWAB ..................... 8
D. KELEBIHAN JURNAL ........................................................................................................... 9
E. KELEMAHAN JURNAL ......................................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN........................................................................................................................... 11
B. SARAN ........................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mengkritik Jurnal merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal agar dapat mengetahui
dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal yang menitikberatkan pada evaluasi
(penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan, apa yang
menarik, dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah persepsi dan cara berfikir serta menjadi
pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat mampu menambah pemahaman
terhadap suatu bidang kajian tertentu.
Selain itu mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis
dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis. Sehingga menjadi masukan berharga
bagi proses kreatif kepenulisan lainnya.

B. TUJUAN
Tujuan secara umum critical jurnal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan
perbandingan yang jelas mengenai jurnal tersebut. Selain itu, juga bertujuan untuk
mengetahui isi jurnal, mengetahui keunggulan dan kelemahan isi jurnal. Manfaat lainnya
yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan untuk menambah
pengetahuan informasi mengenai topik yang ada pada jurnal tersebut serta melatih diri
berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada pada jurnal.

C. MANFAAT
Manfaat critical journal review yaitu membantu pembaca mengetahui gambaran dan
penilaian umum dari sebuah jurnal, mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal yang
dikritik, menjadi bahan pertimbangan serta mengetahui latar belakang dan alasan jurnal
tersebut dibuat. Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh bentuk atap terhadap
kenyamanan Termal pada rumah tradisional di Indonesia.

D. IDENTITAS JURNAL
1. IDENTITAS JURNAL UTAMA

Judul : Pengaruh Bentuk Bukaan Atap Bangunan Terhadap Tingkat


Kenyamanan Termal Pada Rumah Panjang Suku Dayak Brusu,
Kecamatan Sekatak, Kalimantan Utara
Nama Jurnal : Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil
Edisi Terbit : Desember 2018. Volume 2 Nomor 2
Pengarang : Eko Wahyudi
Penerbit : Universitas Kalimantan Utara
Kota Terbit : Tanjung Selor
No. ISSN : 2581-1134

1
2. IDENTITAS JURNAL PEMBANDING

Judul : Kenyamanan Termal Pada Bangunan Hunian Tradisional Toraja


(Studi Kasus Tongkonan Dengan Material Atap Seng)
Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha
Edisi Terbit : Agustus 2012. Volume 1 Nomor 2
Pengarang : Muchlis Alahudin
Penerbit : Universitas Musamus Merauke
Kota Terbit : Merauke
No. ISSN : 2089-6697

2
BAB II
RINGKASAN JURNAL

A. RINGKASAN JURNAL UTAMA


1. PENDAHULUAN
Rumah panjang suku dayak brusu di Kecamatan Sekatak Kalimantan Utara
merupakan rumah tradisional yang memilik keunikan tersendiri dan mampu bertahaan
hingga saat ini. Bentuk rumah yang sederhana tanpa memiliki bukaan atau ventilasi
berupa jendela. Rumah ini disamping sebagai rumah tinggal juga digunakan sebagai
tempat acara-acara yang bersifat adat, ritual, dan sebagainya, sedangkan penghawaan
hanya memanfaatkan bukaan pada atap saja. Dengan keadaan rumah tanpa memiliki
jendela, sehingga harus perlu pembuktian apakah dengan adanya bukaan pada atap
tersebut, kenyamanan thermal pada bangunaan terpenuhi. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh bentuk bukaan pada atap bangunan rumah panjang suku dayak brusu
terhadap tingkat kenyamanan termal.

2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian meliputi survey langsung ke lapangan dengan cara observasi
terhadap bentuk bangunan dan bentuk bukaan atap pada rumah panjang tersebut, serta
melakukan pegukuran langsung dibeberapa titik yang ditentukan. Pengukuran yang
dilakukan antara lain pengukuran temperatur, kelembaban, pergerakan udara. Pengukuran
dilaksanakan pada setiap 2 jam sekali selama 24 jam dilakukan pada ruang salog dan
ruang lamin, dengan kondisi atap terbuka disetiap lebar 2 meter dari atap rumah panjang
tersebut, dengan target data ukur yang diambil adalah temperature, kelembaban dan
gerakan udara.

3. TINJAUAN PUSTAKA
Arsitektur vernakular merupakan arsitektur dari dan oleh rakyat, yang tumbuh dan
berkembang di dalam masyarakat dengan budaya tertentu, dan dilatari lingkungan binaan alami.
Pada dasarnya arsitektur vernacular dikerjakan sendiri oleh masyarakat yang memiliki atau
mewarisi pengetahuan seni membangunan dari para pendahulunya atau leluhurnya. Indonesia
berada pada daerah tropis lembab, yang keadaan iklimnya banyak dipengaruhi oleh kondisi
geografis sebagai negara kepulauan dengan ciri-ciri iklim tropis lembab (Soegijanto 1998) Untuk
mengkaji pengaruh tropis dalam upaya mencapai kenyamanan suatu bangunan, perlu di
perhatikan faktor-faktor dari iklim yang mempengaruhi kenyamanan. Faktor-faktor tersebut
adalah temperature, kelembaban dan gerakan udara.
Kondisi di dalam bangunan sangat dipengaruhi oleh kondisi luar atau iklim
setempat, baik yang menyangkut intensitas pemansan radiasi matahari yang berpengaruh
langsung pada temperatur, kelembaban dan kecepatan angin (aliran udara). (Soegijanto
1998). Kenyamanan didalam suatu ruang tergantung pada kebudayaan dan istiadat
masing-masing manusia, terutama iklim dan kelembaban, udara dan radiasi, bentuk dan
struktur bangunan, serta warna dan pencahayaan (Heinz and Mulyani 2006). Kelembaban

3
yang nyaman untuk ruangan berkisar antara 40-70%, dengan suhu ruang antara 18-25˚C.
pencapaian kelembaban dan suhu nikmat sangat penting mempertinggi kegairahan kerja
(Szokolay 1980). Gerakan udara terjadi disebabkan oleh pemanasan lapisan udara yang
berbeda-beda. Skalanya berkisar mulai dari angin sepoi-sepoi sampai angin topan dengan
kekuatan angin 0 sampai 120 km/jam (Skala Beaufort). Besarnya kecepatan angin yang
bergerak akan berpegaruh pada tingkat kenyamanan seseorang, dimana kecepatan angin
yang melebihi 1.5 m/dtk dianggap kurang nyaman (Frick 2008).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada ruang lamin kondisi temperatur efektif terendah terdapat pada TU11 dan
TU14 pada pukul 06.00 Wita sebesar 26,1ºC, dimana posisi tersebut berada pada
bangunan disisi timur sebelah selatan dengan kondisi atap tertutup yang hanya memiliki
ventilasi pada dinding. Sedangkan untuk temperatur tertinggi pada TU11 pada pukul
12.00 dan pukul 14.00 Wita sebesar 34,2ºC.

Pada lamin titik ukur tertinggi terdapat pada titik ukur TU14 pada pukul 6:00 Wita
dengan kelembaban 83,7 %, sedangkan untuk kelembaban terendah terdapat pada pukul
12:00 Wita dengan kelembaban sebesar 60.30 % terdapat pada titik ukur TU13.

4
Pergerakan udara tertinggi pada teningkang terjadi pada titik ukur TU4 pada pukul
10.00 Wita dengan kecapatan 0.5 m/s, dimana letak titik ukur TU4 berada pada kondisi
atap terbuka dan pada saat pengukuran terjadi pergerakan yang sangat signifikan.
terendah terjadi pada titik ukur TU11 dan TU13 dengan kecepatan angin 0.02 m/s,
dimana letak kedua titik tersebut posisi disudut bangunan sebelah timur dan pada lamin
dengan kondisi atap tertutup, sehingga pergerakan udara yang terjadi sangat kecil.
Meskipun demikian dapat dikatakan pergerakan udara yang terjadi berlangsung cukup
cepat dan cendrung berubah-rubah.

5. KESIMPULAN
Dari analisa diatas dapat diambil kesimpulan bahwa temperatur efektif untuk
ruang teningkang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan ganak dan lamin, hal ini
dikarenakan bentukan atap rumah panjang yang berada pada teningkang dapat dibuka dan
ditutup sesuai dengan kebutuhan penghuninya. Akan tetapi di waktu-waktu tertentu
dimana radiasi matahari dapat masuk lansung ke dalam bangunan melalui celah-celah
pada saat atap terbuka, sehingga menyebabkan bertambah tingginya temperatur ruang
pada ruang teningkang atau berpengaruh terhadap perubahan temperature udara.
Temperatur yang terjadi pada rumah panjang berpengaruh pula pada tingkat kelembaban
udara, dimana semakin tinggi temperatur efektif makan semakin rendah tingkat
kelembaban udara pada ruangan tersebut dan sebaliknya. Sedangkan besarnya pergerakan
udara dipengaruhi oleh besarnya angka persentasi kelembapan udara.

B. RINGKASAN JURNAL PEMBANDING


1. PENDAHULUAN
Menghasilkan kondisi lingkungan yang sehat dan nyaman didalam bangunan,
adalah merupakan salah satu tujuan dari pembuatan suatu bangunan. Usaha yang
dilakukan untuk mendapatkan kenyamanan termal pada bangunan dalam iklim tropis
lembab, terutama adalah mengurangi radiasi panas, memberikan aliran udara yang cukup
untuk memenuhi persyaratan kesehatan dan membawa panas keluar bangunan serta
mencegah radiasi panas baik yang langsung dari matahari maupun dari permukaan dalam
yang panas. Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap. Sedang bahan
atap pada umumnya mempunyai tahanan dan kapasitas panas yang lebih kecil dari pada
dinding. Untuk memperbesar kapasitas panas dari bahan atap agak sulit karena akan
memperberat atap.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Tandilinting (1975:32) bahwa Tongkonan adalah Rumah adat keluarga
Toraja yang berasa dari kata Tongkonan (bahasa Toraja) yang artinya duduk, berarti
Tongkonan adalah tempat duduk, yang tak lain duduk mendengarkan perintah dan duduk
mendengar Menurut Lippsmeier (1984): ciri-ciri iklim tropis lembab adalah perbedaan
temperatur pada siang dan malam hari sangat kecil, temperatur selalu tinggi, angin sedikit
dan radiasi matahari sedang sampai tinggi. Vegetasi lebat sepanjang tahun, berupa semak

5
belukar tak dapat ditembus dengan pohon-pohon tinggi (hutan rimba) dan hutan bakau.
Variabel iklim yang dapat mempengaruhi kondisi thermal baik dari Szokolay (1980),
Lippsmeier (1994), maupun Rapoport (1969) yaitu Temperatur Udara (Air Temperature),
Kelembaban Udara (Humidity) dan Pergerakan Udara (Air Movement) .
Lippsmeier (1994), menyatakan bahwa : Penempatan bangunan yang tepat
terhadap matahari dan angin, serta bentuk dan konstruksi serta pemilihan bahan yang
sesuai, maka temperatur ruangan dapat diturunkan beberapa derajat tanpa peralatan
mekanis. Perbedaan temperatur yang kecil saja terhadap temperatur luar atau gerakan
udara lambat pun sudah dapat menciptakan perasaan nyaman bagi manusia sedang berada
di dalam ruangan.

3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pendekatan kuantitatif. Lokasi
penelitian dilaksanakan pada Kabupaten Toraja Utara, rencana Tongkonan yang diteliti
berada di kecamatan Ke’te Ke’su kota Rantepao Kabupaten Toraja Utara. Yang menjadi
kasus adalah beberapa rumah tinggal Tongkonan yang berada pada Kabupaten Toraja
Utara yaitu Tongkonan To’Kala’ dan Tongkonan Ne’Gala’. Material/bahan bangunan
Tongkonan dan Lingkungan sekitar Tongkonan yang menjadi perhatian dalam penentuan
rumah kasus, yaitu Tongkonan tidak asli (atap sudah menggunakan bahan seng) dan
vegetasi (vegetasi sudah berkurang atau masih banyak disekitar Tongkonan).
Penentuan daerah pengukuran pada tiap rumah sampel dibagi atas dua titik ukur
yaitu : ruang luar dan ruang dalam. Ruang luar yang dimaksud adalah ruang luar disekitar
Tongkonan kurang lebih 30 – 50 cm dari Tongkonan dengan ketinggian yang sesuai
dengan bukaan (jendela) rumah Tongkonan. Ruang dalam, pengukuran dilakukan pada 3
(tiga ) ruang antara lain : Tangdo/paluang, Sali dan Sumbung. Untuk mempermudah dan
mempercepat proses pengukuran di lapangan, maka perlu adanya penentuan titik ukur
pada daerah pengukuran setiap rumah sampel dan tabel pengukuran yang memuat :
daerah titik ukur, waktu pengukuran, temperatur udara, kelembaban dan kecepatan angin.
Untuk di dalam ruang (Sali) diukur dengan titik ketinggian orang posisi berdiri (+ 1.60 m)
dan posisi duduk (+ 60 m) dan di lantai, sementara di Tangdo dan Sumbung Alat ukur
diletakkan dengan ketinggian 1 m diatas lantai.
Berdasarkan analisis dari hasil pengukuran, pencatatan dan pengamatan, maka
dapat disimpulkan bahwa keberadaan hunian Tongkonan beserta lingkungan telah dapat
merespon terhadap pengaruh variabel iklim tropis untuk mencapai kondisi themal dalam
ruang bangunannya adalah Perbedaan antara Tongkonan Ne’Gala’ dengan Tongkonan
To’Kala’ baik yang diluar maupun di dalam bangunan adalah 1,2oC. Hal ini disebabkan
karena jarak antara Tongkonan Ne’Gala’ dan Tongkonan To’Kala’ tidak ‘terlalu’ jauh
hanya + 1 km saja. Akan tetapi kondisi ketinggian tanah dan kondisi vegetasi cukup
berpengaruh. Perbedaan cukup tinggi untuk diluar tongkonan, pada daerah Toraja kondisi
cukup dingin dan berkabut untuk yang Tongkonan To’Kala’ untuk diluar kondisi
kelembaban lebih tinggi dari Tongkonan Ne’Gala’ dikarenakan lebih lama menerima
matahari sehingga kelembabannya lebih tinggi. pada kedua rumah sampel untuk
kecepatan angin rata 0,4 m/dtk dengan arah angin tegak lurus dan miring terhadap bukaan

6
sudah memenuhi persyaratan untuk kegiatan keluarga. Orientasi keempat rumah sampel
tidak searah dengan pergerakart angin, akan tetapi keberadaan rumah Bugis dan vegetasi
yang ada disekitar Tongkonan cukup menghambat aliran udara yang masuk ke dalam
rumah.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Lingkungan sekitar rumah Tongkonan mempengaruhi pengkondisian termal
dalam ruang Vegetasi dengan kerapatan, jenis beragam dan jarak vegetasi dengan
Tongkonan mempengaruhi kondisi temperatur, kelembaban dan kecepatan udara didalam
Tongkonan. Dan bangunan lain (rumah Bugis) berpengaruh juga terhadap kondisi
didalam Tongkonan. Material penutup atap Tongkonan mempengaruhi pengkondisian
termal dalam ruang. Material penutup atap seng dengan lingkungan bagus, baik didalam
maupun diluar lebih rendah temperaturnya, sedangkan kelembabannya juga rendah dari
tongkonan yang lingkungannya kurang bagus.
Terhadap pengaruh kondisi sekitar dan variabel Material, disarankan agar ada
pemberian jarak pada bangunan rumah Tongkonan dan rumah Bugis untuk mendapatkan
‘citra’ Tongkonan, dimaksudkan juga untuk memberikan efek pengarah udara yang baik
pada lorong-lorong antar bangunan (antar Tongkonan dengan rumah Bugis), berfungsi
juga untuk menurunkan kondisi kelembaban yang tinggi serta menjauhkan efek panas
dari atap rumah Bugis (seng) yang masuk ke Tongkonan.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. HUBUNGAN ANTARA METODE DENGAN OBJEK PENELITIAN


Dalam jurnal utama hubungan antara metode dengan objek penelitian sudah baik. Untuk
mengetahui pengaruh bukaan atap bangunan terhadap tingkat kenyamanan Termal pada
Rumah Panjang Dayak Suku Brutu, peneliti melakukan surveiy langsung ke lapangan dengan
cara observasi untuk mendapatkan hasil yang akurat. Begitu juga yang terdapat dalam jurnal
pembanding. Untuk mendapatkan hasil yang akurat tentang kenyamanan Termal pada hunian
Tradisional toraja, peneliti melakukan surveiy langsung ke lapangan dan menggunakan alat-
alat pengukur yang sesuai standard.

B. HUBUNGAN HASIL PENELITIAN DENGAN KESIMPULAN


Pada jurnal utama hubungan hasil penelitian dengan kesimpulan sudah baik. Pada bagaian
hasil dan pembahasan peneliti menjabarkan tentang hasil penelitiannya mengenai temperatur
efektif, kelembapan udara dan pergerakan udara di setiap ruangan pada rumah. Selain itu
pada bagian pembahasan peneliti melampirkan gambar yang lebih menjelaskan tentang hasil
penelitian yang ia dapatkan. Pada bagian kesimpulan, peneliti menyimpulkan hasil yang di
dapatkan dengan singkat dan sangat jelas.
Sedangkan pada jurnal pembanding hasil penelitian terletak menyatu dalam bagian metode
penelitian dalam jurnal tersebut. Peneliti menggunakan alat-alat yang sesuai standard untuk
mengukur temperatur, kelembapan udara dan pergerakan udara. Peneliti menjelaskan hasil
penelitiannya dengan sangat baik dan menyimpulkan hasil penelitiannya dengan sangat jelas.

C. MASALAH ATAU TUJUAN PENELITIAN YANG BELUM TERJAWAB


Tujuan penelitian dalam jurnal utama adalah untuk mengetahui pengaruh bentuk bukaan
pada atap bangunan rumah panjang suku Dayak Brusu terhadap tingkat kenyamanan termal.
Peneliti telah mendapatkan hasil penelitian bahwa temperatur efektif untuk ruang teningkang
cenderung lebih rendah dibandingkan dengan ganak dan lamin, hal ini dikarenakan bentukan
atap rumah panjang yang berada pada teningkang dapat dibuka dan ditutup sesuai dengan
kebutuhan penghuninya. Akan tetapi di waktu-waktu tertentu dimana radiasi matahari dapat
masuk lansung ke dalam bangunan melalui celah-celah pada saat atap terbuka, sehingga
menyebabkan bertambah tingginya temperatur ruang pada ruang teningkang atau
berpengaruh terhadap perubahan temperatur udara. Temperatur yang terjadi pada rumah
panjang berpengaruh pula pada tingkat kelembaban udara, dimana semakin tinggi temperatur
efektif makan semakin rendah tingkat kelembaban udara pada ruangan tersebut. Besarnya
pergerakan udara atau aliran udara pada rumah panjang akan mempengaruhi besarnya
persentasi angka kelembaban udara. Sehingga tidak ada tujuan penelitian yang belum
terjawab.

8
Tujuan penelitian dalam jurnal kedua adalah menganalisis kenyamanan termal pada
bangunan hunian tradisional Toraja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara Tongkonan atap seng dengan lingkungan masih bagus dengan
Tongkonan Atap seng dengan dengan lingkungan kurang bagus yaitu Tongkonan atap seng
dengan lingkungan bangus lebih rendah temperaturnya dari pada Tongkonan atap seng
dengan lingkungan kurang bagus, sedangkan untuk kelembaban baik Tongkonan atap seng
dengan lingkungan bagus cukup nyaman sedangkan Tongkonan atap seng dengan lingkungan
kurang bagus kondisinya 80,7% atau kondisi kulit akan terasa lengket/kurang nyaman itu
untuk didalam bangunan sementara diluar tongkonan untuk ke 2 tongkonan masih dibatas
nyaman kecuali untuk tongkonan dengan lingkungan kurang bagus kelembaban mendekati
batas nyaman atau nyaman optimal. Sehingga pada jurnal pembanding juga tidak terdapat
tujuan penelitian yang belum terjawab.

D. KELEBIHAN JURNAL
Terdapat beberapa kelebihan dalam jurnal utama, diantaranya adalah:
1. Sistematika penulisan jurnal sudah sesuai dengan standard penulisan karya tulis
ilmiah.
2. Tujuan penelitian terjawab dengan baik dengan mendapatkan hasil penelitian.
3. Hasil penelitian dijelaskan dengan sangat baik dengan melampirkan gambar ilustrasi
Rumah Panjang Dayak Brusu dan menjelaskan setiap hasil penelitian yang di dapat
pada setiap bagian rumah.
4. Bahasa dan kalimat yang terdapat dalam jurnal utama mudah untuk dipahami
pembaca.
5. Kesimpulan yang tertera dalam jurnal sangat jelas dan singkat sehingga memudahkan
pembaca untuk memahami hasil penelitian yang didapatkan.
Terdapat beberapa kelebihan dalam jurnal pembanding, diantaranya adalah:
1. Tinjauan pustaka yang terdapat dalam jurnal pembanding lengkap dan jelas. Sehingga
membantu pembaca untuk memahami hal yang akan dijelaskan dalam hasil
penelitian.
2. Dalam penelitian ini menggunakan alat pengukuran yang sesuai standard. Sehingga
menghasilkan hasil penelitian yang akurat.
3. Terdapat gambar ilustrasi bentuk rumah Toraja yang membantu pembaca untuk
memahami bentuk rumah dengan baik.

E. KELEMAHAN JURNAL
Terdapat beberapa kelemahan dalam jurnal utama, diantaranya adalah:
1. Pada jurnal utama peneliti tidak memberitahukan alat ukur yang digunakan dalam
melakukan penelitian.
2. Tinjauan pustaka yang tertera dalam jurnal terlalu singkat sehingga pembaca kurang
terbantu untuk memahami materi.
Terdapat beberapa kelemahan dalam jurnal pembanding, diantaranya adalah:

9
1. Pada jurnal pembanding sistematika penulisan jurnal kurang baik. Pada jurnal ini hasil
pembahasan menjadi satu dengan metode penelitian. Seharusnya hasil pembahasan
dijelaskan tersendiri sesuai dengan panduan penulisan karya tulis ilmiah.
2. Penulisan hasil penelitian kurang menarik. Sehingga sedikit menyulitkan pembaca
untuk memahami hasil penelitian yang didapatkan.

10
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jurnal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, pihak akademisi lain dan masyarakat
yang ingin mengetahui pengaruh bentuk atap terhadap kenyamanan Termal pada rumah
tradisional yang ada di Indonesia. Dalam jurnal ini terdapat pelajaran yang dapat diambil
untuk membuat kenyamanan Termal pada suatu bangunan
Jurnal ini dilengkapi dengan teori-teori dari sumber-sumber yang bergam baik dari
buku-buku, jurnal ilmiah internasional dan website yang terpercaya sehingga menjadikan
jurnal-jurnal ini relevan dan dijamin dari segi isi pembahasannya. Selain itu dari segi
pembahasan buku ini dilengkapi dengan teori dari para ahli dan point-point penting disetiap
pembahasannya sehingga memudahkan pembaca memahami isi dari pembahasan jurnal
tersebut.

B. SARAN
Semoga dengan adanya Critical Journal Review ini dapat membantu pembaca,
masyarakat khusunya mahasiswa. Diharapkan mahasiswa mampu menggunakan dan
menerapkan ilmu yang bermanfaat yang diperoleh dari kedua jurnal yang dikritik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alahudin, M. 2012. Kenyamanan Termal Pada Bangunan Hunian Tradisional Toraja (Studi
Kasus Tongkonan Dengan Material Atap Seng). Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha.
Volume 1 Nomor 2.

Wahyudi, E. 2018. Pengaruh Bentuk Bukaan Atap Bangunan Terhadap Tingkat Kenyamanan
Termal Pada Rumah Panjang Suku Dayak Brusu, Kecamatan Seratak, Kalimantan
Utara. Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil. Volume 2 Nomor 2.

12

Anda mungkin juga menyukai