Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JURNAL REPORT

HIDROLOGI

Dosen pengampu :

Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S. Si, M. Sc.

Disusun Oleh :

Reiza Mariati Nababan

3203331006

KELAS A

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga critical jurnal report ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pengampu ibu “Dr. Dwi
Wahyuni Nurwihastuti, S. Si, M. Sc.” yang telah memberikan materi maupun
ilmunya.

Dan harapan saya semoga kritikan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam kritikan ini, Oleh
karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan kritikan ini kedepannya.

Medan, 2 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
2.1. Tujuan

BAB II RINGKASAN JURNAL

2.1. Identitas Jurnal


2.2. Ringkasan

BAB III KEUNGULAN PENELITIAN

3.1. Kegayutan Antar


3.2. Originalitas Temu
3.3. Kemuktahiran M
3.4. Kohesi dan Kohe

BAB IV KELEMAHAN PENELITIAN

4.1. Kegayutan Antar


4.2. Originalitas Temu
4.3. Kemuktahiran M
4.4. Kohesi dan Kohe

BAB V IMPLIKASI TERHADAP

5.1. Teori

5.2. Program Pemban

5.3. Pembahasan dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENGANTAR

1.1 Abstrak Jurnal Utama

Penggunaan lahan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap


fungsi tata air suatu daerah aliran sungai (DAS). Kondisi hidrologi DAS Bulok
pada saat ini mengalami degradasi. Penelitian ini menganalisis curah hujan, debit
sungai, perubahan penggunaan lahan, fluktuasi debit dan koefisien aliran
permukaan. Untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan terhadap
karakteristik hidrologi digunakan metode analisis deskriptif dan tabulasi. Hasil
penelitian menunjukkan telah terjadi perubahan penggunaan lahan DAS Bulok
meliputi penurunan luas hutan dan pertanian lahan kering bercampur semak, serta
peningkatan luas pemukiman dan pertanian lahan kering. Hal tersebut
berpengaruh terhadap debit sungai dan koefisien aliran permukaan. Fluktuasi
debit DAS Bulok tahun 2001 sebesar 12,45 dan tahun 2011 sebesar 41%.
Peningkatan fluktuasi debit dan aliran permukaan tahun 2001-2011 menunjukkan
DAS Bulok telah mengalami degradasi.

1.2 Abstrak Jurnal Pembanding

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi erosi yang terjadi di


beberapa DAS di Sulawesi Tengah dan upaya yang perlu ditempuh untuk
meningkatkan produktivitas lahan guna mendukung pertumbuhan tanaman dan
menurunkan atau menghilangkan dampak negatif pengelolaan lahan. Penelitian ini
dilakukan di Kabupaten Touna, Donggala, Banggai dan Kota Palu dengan
memilih DAS dari setiap kabupaten secara acak. Besarnya erosi dihitung dengan
metode empiris USLE dan menggunakan perangkat lunak Arcview GIS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi bahaya erosi bervariasi mulai sangat
ringan sampai sangat berat. Di Kabupaten Touna bahaya erosinya tergolong
sangat ringan yag menunjukkan kondisi DASnya sangat baik.

BAB II

RINGKASAN ARTIKEL

2.1. REVIEW JURNAL UTAMA

Judul : ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN


TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROLOGI DI DAS
BULOK
Tahun : 2016
Penulis : Willy Pratama dan Slamet Budi Yuwono
Reviewer : Reiza Mariati Nababan (3203331006)
ISSN : 2339-0913
Tanggal : 2 Maret 2021

Tujuan : Untuk mengetahui perubahan karakteristik hidrologi DAS


Penelitian yang ditandai dengan meningkatnya potensi banjir karena
peningkatan debit sungai pada musim penghujan serta
kekeringan pada musim kemarau.
Metode : Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014-
Penelitian Maret 2015 di DAS Bulok yang mencakup wilayah
kabupaten Pringsewu dan sekitarnya. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Global Positioning System
(GPS), kamera, dan perangkat komputer dengan Software
pendukung meliputi ArcGIS 10.3 dan Mirosoft Excel.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
curah hujan, data debit air dan peta penggunaan lahan di
DAS Bulok tahun 2001, 2006, dan 2011.
Penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan.
Tahap pertama adalah mempersiapkan data, tahap kedua
adalah melakukan cek lapang dan analisis terhadap peta
digital, Tahap ketiga adalah melakukan analisis data
terhadap data curah hujan bulanan dan debit bulanan pada
tahun 2001, 2006 dan 2011, tahap keempat adalah
melakukan analisis hubungan terhadap fluktuasi debit dan
koefisien aliran permukaan pada tahun 2001, 2006 dan
2011 yang kemudian dihubungkan dengan keadaan
perubahan penggunaan lahan di setiap DAS Bulok.
Hasil dan : 1. Curah Hujan
Pembahasan Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson
dalam Arsyad (2010) diukur dari tahun 2001-2011, curah
hujan DAS Bulok memiliki perbandingan rata-rata bulan
kering (100mm/bulan) sebanyak 5 bulan, dengan demikian
maka DAS Bulok memiliki tipe iklim sedang. Kondisi ini
menunjukkan potensi air yang berasal dari curah hujan
cukup besar. Intensitas hujan yang besar diwaktu yang
singkat dapat menggambarkan nilai curah hujan total besar
dengan hari hujan sedikit dalam setahun. Permasalahan ini
menjadi salah satu penyebab terjadinya debit air yang
cukup besar hingga terjadi koefisien aliran permukaan
yang besar.

2. Penggunaan Lahan
DAS Bulok memiliki luas 87.670 Ha yang terdiri
dari 7 penggunaan lahan yaitu hutan, pemukiman,
perkebunan, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering
campuran, sawah dan semak. Pertanian lahan kering
campuran memiliki luas 55,56% dari luas total DAS Bulok
yang didominasi oleh tanaman kayu dengan fungsi utama
penghasil buah dan diantaranya terdapat tanaman
penghasil kayu yang masih bercampur semak di selang
jarak antar tanamannya.
Perubahan penggunaan lahan terjadi juga pada areal
hutan yang turun 4,98% dari luas tahun 2001. Perubahan
penggunaan lahan ini bergeser pada meningkatnya luas
areal penggunaan lahan lainnya seperti pertanian lahan
kering, pemukiman, dan perkebunan. Pertanian lahan
kering meningkat 35,4% dari luas DAS tahun 2001 hal ini
terlihat dari keadaan pertanian lahan kering yang paling
banyak ditemui adalah kopi (Coffea spp) yang berada pada
daerah hulu dan kakao (Therobroma cacao) yang merata
pada daerah tengah dan hilir.
3. Debit Aliran
Debit aliran menggambarkan respon sistem DAS
terhadap input curah hujan secara keseluruhan. Besarnya
debit aliran sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, luas
tutupan vegetasi, topografi, dan curah hujan yang terjadi
(BPDAS, 2008). Pada interval 10 tahun pengamatan
terlihat fluktuasi debit menurun cukup besar. Hal ini
terlihat pada tahun 2001 sebesar 12,45 yang termasuk
dalam kelas sangat rendah dan mengalami kenaikan pada
tahun 2006 menjadi 51,27 yang termasuk kelas sedang
serta semakin naik di tahun 2011 menjadi 129,96 yang
termasuk kelas sangat tinggi.
Data tersebut menunjukkan bahwa DAS Bulok sudah
mengalami degradasi. Secara tidak langsung kondisi ini
menunjukkan bahwa infiltrasi lahan di suatu DAS kurang
mampu menahan dan menyimpan air hujan yang jatuh dan
air limpasannya banyak yang terus masuk ke sungai dan
terbuang kelaut hingga ketersediaan air di DAS tersebut
pada musim kemarau sedikit. Pengunaan lahan yang
terjadi pada DAS Bulok yaitu berkurangnya semak dan
pertanian bercampur semak dan pada didominasi oleh
pertanian lahan kering serta debit sungai yang mengecil
dapat dilihat dengan beralihfungsinya sawah menjadi
pertanian kering. Kondisi seperti ini menyebabkan
terjadinya debit yang tinggi, terutama apabila terjadi hujan
dalam intensitas tinggi dan relatif lama. Debit air yang
menurun pun terjadi akibat pengelolaan air dengan adanya
bendungan/irigasi dengan peruntukan pertanian.
4. Koefisien aliran permukaan (Runoff Coefficient)
Daerah aliran sungai merupakan suatu ekosistem
yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Aktifitas
komponen ekosistem selalu memberi pengaruh terhadap
komponen ekosistem yang lain. Aktifitas dalam DAS yang
menyebabkan perubahan ekosistem misalnya perubahan
tata guna lahan. Penggunaan lahan merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan koefisien
aliran permukaan. Penggunaan lahan yang cukup baik
akan membuat nilai koefisien aliran permukaannya rendah
sedangkan penggunaan lahan yang kurang baik akan
menyebabkan nilai koefisien aliran permukaannya tinggi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara umum terjadi
penurunan kualitas karakteristik hidrologi yang terlihat
dengan adanya perubahan penggunaan lahan berpengaruh
terhadap koefisien aliran permukaan.
Kelebihan : Penelitian ini memiliki kelengkapan data yang menurut
Jurnal saya sudah cukup bagus karena data gampang untuk di
dapat atau diperoleh. Serta di dalam jurnal ini juga
dilengkapi dengan tabel dan grafik hasil penelitian yang
menurut saya sangat membantu pembaca agar lebih mudah
dalam memahami isi ataupun pembahasan yang ada di
dalam dari jurnal tersebut.
Kelemahan : Kelemahan dalam jurnal ini adalah dalam jurnal ini banyak
Jurnal bahasa ilmiah yang tidak mempunyai pengertian, sehingga
pembaca agak kesulitan dalam mengartikan kata kata yang
digunakan di dalam jurnal tersebut.

2.2 REVIEW JURNAL 2

Judul : ANALISIS POTENSI EROSI PADA DAERAH ALIRAN


SUNGAI (DAS) DI SULAWESI TENGAH
Tahun : 2010
Penulis : I Wayan Sutapa
Reviewer : Reiza Mariati Nababan (3203331006)
ISSN : 2302-7312
Tanggal : 2 Maret 2021
Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi erosi yang
Penelitian terjadi di beberapa DAS di Sulawesi Tengah dan upaya
yang perlu ditempuh untuk meningkatkan produktivitas
lahan guna mendukung pertumbuhan tanaman dan
menurunkan atau menghilangkan dampak negatif
pengelolaan lahan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Touna, Donggala, Banggai dan Kota Palu dengan memilih
DAS dari setiap kabupaten secara acak.
Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yakni
Penelitian : dengan paparan penjelasan yang diperkuat dengan
mengunakan bagan/diagram di dalam pembahasannya.
Hasil dan : Rata-rata potensi erosi yang terjadi di DAS Sulawesi
Pembahasan Tengah sangat bervariasi, mulai klasifikasi sangat ringan
sampai sangat berat.

Dalam analisis potensi erosi pertahun dari setiap


DAS, juga menunjukkan bahwa klasifikasi bahaya erosi
bervariasi dari sangat ringan sampai sangat berat.
Perbedaan klasifikasi ini terjadi karena beberapa hal antara
lain intensitas hujan yang bervariasi, faktor erodibilitas,
kemiringan lereng, pengolahan tanaman dan konservasi
tanah.

Untuk klasifikasi bahaya erosi sangat ringan/ ringan


terjadi karena intensitas hujan rendah, kemiringan lahan
relatif landai dan vegetasi penutup lahan yang baik.
Demikian sebaliknya untuk klasifikasi bahaya erosi yang
sangat berat.

Jika dilihat bahaya erosi setiap kabupaten, dapat


dikatakan bahwa untuk Kabupaten Tojo Unauna, pada
umumnya klasifikasi sangat ringan; Kab. Donggala
tergolong bervariasi dari ringan sampai sangat berat; Kota
Palu tergolong bahaya erosi klasifikasi sedang dan
Kabupaten Touna tergolong sangat ringan.
Klasifikasi ini, dapat dipakai sebagai barometer
kondisi vegetasi penutup yang ada di setiap DAS. Untuk
klasifikasi bahaya erosi yang ringan, menunjukkan bahwa
kondisi hutannya masih lebat dan terpelihara dengan baik.
Kelebihan : Penelitian ini memiliki kelengkapan data yang menurut
Penelitian saya sudah cukup bagus, serta dilengkapi dengan gambar
dan bagan sehingga menarik minat para pembaca
Kelemahan : Kelemahan penelitian ini adalah masih kurang lengkapnya
Penelitian indentitas pada jurnal ini, jenis hurufnya dan penggunaan
kertasnya juga berbeda-beda ada porter dan landscape
sehingga terkesan kurang rapi.
BAB III

KEUNGGULAN PENELITIAN

3.1. Kegayutan Penelitian

Dalam jurnal yang saya bahas, menurut saya jurnal tersebut memiliki
dasar elemen yang benar adanya dan memiliki beberapa teori yang memang dapat
dibenarkan, karena memang benar adanya dengan apa yang dijelaskan pada jurnal
tersebut dengan adanya hubungan antar elemen, akan tercipta suatu ide untuk
memudahkan mahasiswa di dalam mempelajari analisis perubahan pengalihan
lahan dan analisis potensi erosi pada DAS.

3.2. Originilitas Temuan

Pada jurnal pertama terlampir data-data akurat sehingga keoriginalitas


jurnal bisa dikatakan baik dan mencakup standar untuk melakukan penelitian.
Pada jurnal yang kedua juga sudah terlampir data-data yang akurat sehinga
keoriginalitas penelitian bisa dikatakan baik dan mencukupi standard untuk
melakukan penelitian.

3.3. Kemuktahiran Masalah

Pada jurnal pertama telah disajikan tentang analisis perubahan lahan


terhadap karakteristik hidrologi pada DAS Bulok, yang menunjukan bahwa adana
perubahan karakteristik pada DAS tersebut. Dalam jurnal kedua telah
dikemukakan bahwa analisis potensi erosi pada DAS memiliki bahaya erosi yang
terjadi bervariasi mulai sangat ringan sampi sangat berat.

3.4. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian

Pada kedua jurnal tersebut tidak dijumpai satupun kalimat yang


menyimpang dari gagasan utama ataupun yang membingungkan. Selain itu
penulis juga mampu memadupadankan setiap penggunaan kata-kata dalam setiap
paragraph.

BAB IV

KELEMAHAN PENELITIAN

4.1. Kegayutan Penelitian

Pada kegayutan antar elemen dalam jurnal pertama dan kedua ini, reviewer
sulit didalam menemukan kelemahan di dalam jurnal ini sebab penulis sudah
mampu menjabarkannya dengan baik.

4.2. Originilitas Temuan

Pada jurnal pertama dan kedua tersebut data-data yang terlampir pada
jurnal tersebut tidak secara detail pada objeknya. Sehingga pembaca kurang
memahami maksud dari objek yang digambarkan tersebut.

4.3. Kemuktahiran Masalah

Kemuktahiran pada jurnal pertama ini diuraikan tidak memiliki unsure


muktahir, hal ini dapat dilihat dari data-data yang disajikan penulis yang
melampirkan data laporan penelitian. Dan pada jurnal yang kedua,tidak
menyajikan data-data yang baru. Dalam jurnal ini menyajikan data-fata yang sudh
lama, dan bahasa dalam jurnal kedua ini juga kurang dapat dimengerti sebab
banyak menggunakan bahasa-bahasa ilmiah di dalam penulisannya.

4.4. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian

Pada bagian kohesi dan koherensi kedua jurnal masih terdapat kesalahan
pengetikan sehingga terkesan kurang rapi dan tertata dengan baik. Selain itu,
menurut saya penulisan dalam jurnal ini juga banyak menggunakan bahasa-bahasa
ilmiah yang sulit untuk dimengerti oleh pembaca sehingga pembaca binggung
didalam mengartikan isi dari tulisan jurnal tersebut.
BAB V

IMPLIKASI

5.1 Teori / Konsep

Dari segi teori yang ada pada jurnal yang saya bahas merupakan teori yang
benar dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Konsep atau teori
yangdigunakan dalam pembahasan ini adalah dengan metode deskriptif yaitu
dengan mendeskripsikan sebuah pemaparan mengenai DAS dengan berbagai
macam penjelasan yang berbeda namun memiliki unsure inti pembahasan yang
sama. Begitu pula dengan gambar, tabel, dan diagram yang dilampirkan di dalam
jurnal tersebut yang menurut saya sangat membantu para pembaca didalam
memahami materi pembahasan dari isi jurnal tersebut.

5.2 Program Pembangunan di Indonesia

Pada pembelajaran dalam materi ini, perlu kita tekankan bahwa sumber
daya alam air di Indonesia sangat banyak bahkan tidak mungkin akan habis
persediaannya. Semua itu karena sumber air mengalami siklus air sepanjang tahun
yang mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia. Hal ini alangkah baiknya jika
kita dapat memanfaatkan keadaan ini seefisien mungkin agar pembangunan di
Indonesia terutama dalam bidang sumber air terus terjaga kelestariannya dan
persediaannya.

5.3 Analisis Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa kita tentu harus mampu menjaga kelestarian


dari pada sumber daya air tersebut. Kita sebagai mahasiswa tentu sudah
mengetahui betapa pentingnya air bagi sumber kehidupan di bumi ini. Air
merupakan bagian dari kehidupan yang tak dapat dipisahkan lagi fungsinya bagi
kehidupan mahluk hidup. Maka dari itu kita haruslah menjaga kelestarian sumber
air tersebut.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Konversi hutan menjadi areal penggunaan lain seperti berkurangnya lahan


hutan dan pertanian lahan kering bercampur semak berganti dengan areal
pemukiman dan pertanian lahan kering mempengaruhi karakteristik hidrologi
yaitu penurunan debit air khususnya pada musim kemarau dan meningkatnya
aliran permukaan pada curah hujan tinggi pada DAS Bulok. Curah hujan yang
tinggi dengan kondisi penutupan lahan yang semakin buruk maka menyebabkan
sebagian besar air yang jatuh akan menjadi aliran permukaan.

Selain itu, Klasifikasi bahaya erosi yang terjadi bervariasi mulai dari
sangat ringan sampai kategori sangat berat. Di Kabupaten Touna bahaya erosinya
sangat ringan, hal ini menunjukkan kondisi DAS nya sangat baik. Di Kabupaten
Donggala (DAS Taweli dan Lolitasiburi) tergolong sangat berat, artinya kondisi
DAS sudah sangat kritis. Sedangkan di kabupaten lain tergolong klasifikasi
sedang.

6.2 Saran

Perlu dilakukan perbaikan tata guna lahan dengan memandang aspek


ekologi maupun ekonomi berdasarkan keruangan dan penelitian lanjutan
berdasarkan aspek sosial ekonomi dan keadaaan terkini DAS Bulok.

Adapun saran terkait dengan masalah erosi pada DAS tersebut ialah perlu
melakukan konservasi lahan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas
lahan guna mendukung pertumbuhan tanaman dan menurunkan atau
menghilangkan dampak negatif pengelolaan lahan seperti erosi, sedimentasi dan
banjir.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad S. 2010. Konservasi tanah dan air. Buku. IPB Press. Bogor. 396p.

Asdak, C. 2010. Hidrologi dan pengelolaan daerah aliran sungai. Buku. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta. 630p.

Baniva, R, Sobriyah, Susilowati. 2013. Simulasi pengaruh tata guna lahan


terhadap debit banjir di DAS Keduang. E-Jurnal Matriks Teknik Sipil.
149(1):102--110.

Banuwa, I.S, N. Sinukaban, S.D. Tarigan, D. Daarusman. 2008. Evaluasi


kemampuan lahan DAS Sekampung Hulu. Jurnal Tanah Tropika. 13(2):145--153.

Dahlia, 2006. Prediksi Erosi Aktual Daerah Aliran Sungai (DAS) Wuno dengan
Geografis. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

Handayani, W, dan Indrajaya, Y. 2011. Analisis hubungan curah hujan dan debit
sub DAS Ngatabaru Sulawesi Tengah. Jurnal Penelitian Hutan dan Konseervasi
Alam. 8(2): 143--153.

Nirmaningsih, Bata, 2009. Analisis Tingkat Bahaya Erosi Aktual Daerah Aliran
Sungai (DAS) Pu Hulu. Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

Purba, M.P. 2009. Besar aliran permukaan (runoff) pada berbagai tipe kelerengan
tegakan Eucalyptus spp. Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Sumatra Utara. 78p.

Wani Hadi Utomo, 1987. Erosi dan Konservasi Tanah. Universitas Brawijaya.
Malang.

Anda mungkin juga menyukai