HIDROLOGI
Dosen pengampu :
Disusun Oleh :
3203331006
KELAS A
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga critical jurnal report ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pengampu ibu “Dr. Dwi
Wahyuni Nurwihastuti, S. Si, M. Sc.” yang telah memberikan materi maupun
ilmunya.
Dan harapan saya semoga kritikan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam kritikan ini, Oleh
karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan kritikan ini kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
2.1. Tujuan
5.1. Teori
BAB I
PENGANTAR
BAB II
RINGKASAN ARTIKEL
2. Penggunaan Lahan
DAS Bulok memiliki luas 87.670 Ha yang terdiri
dari 7 penggunaan lahan yaitu hutan, pemukiman,
perkebunan, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering
campuran, sawah dan semak. Pertanian lahan kering
campuran memiliki luas 55,56% dari luas total DAS Bulok
yang didominasi oleh tanaman kayu dengan fungsi utama
penghasil buah dan diantaranya terdapat tanaman
penghasil kayu yang masih bercampur semak di selang
jarak antar tanamannya.
Perubahan penggunaan lahan terjadi juga pada areal
hutan yang turun 4,98% dari luas tahun 2001. Perubahan
penggunaan lahan ini bergeser pada meningkatnya luas
areal penggunaan lahan lainnya seperti pertanian lahan
kering, pemukiman, dan perkebunan. Pertanian lahan
kering meningkat 35,4% dari luas DAS tahun 2001 hal ini
terlihat dari keadaan pertanian lahan kering yang paling
banyak ditemui adalah kopi (Coffea spp) yang berada pada
daerah hulu dan kakao (Therobroma cacao) yang merata
pada daerah tengah dan hilir.
3. Debit Aliran
Debit aliran menggambarkan respon sistem DAS
terhadap input curah hujan secara keseluruhan. Besarnya
debit aliran sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, luas
tutupan vegetasi, topografi, dan curah hujan yang terjadi
(BPDAS, 2008). Pada interval 10 tahun pengamatan
terlihat fluktuasi debit menurun cukup besar. Hal ini
terlihat pada tahun 2001 sebesar 12,45 yang termasuk
dalam kelas sangat rendah dan mengalami kenaikan pada
tahun 2006 menjadi 51,27 yang termasuk kelas sedang
serta semakin naik di tahun 2011 menjadi 129,96 yang
termasuk kelas sangat tinggi.
Data tersebut menunjukkan bahwa DAS Bulok sudah
mengalami degradasi. Secara tidak langsung kondisi ini
menunjukkan bahwa infiltrasi lahan di suatu DAS kurang
mampu menahan dan menyimpan air hujan yang jatuh dan
air limpasannya banyak yang terus masuk ke sungai dan
terbuang kelaut hingga ketersediaan air di DAS tersebut
pada musim kemarau sedikit. Pengunaan lahan yang
terjadi pada DAS Bulok yaitu berkurangnya semak dan
pertanian bercampur semak dan pada didominasi oleh
pertanian lahan kering serta debit sungai yang mengecil
dapat dilihat dengan beralihfungsinya sawah menjadi
pertanian kering. Kondisi seperti ini menyebabkan
terjadinya debit yang tinggi, terutama apabila terjadi hujan
dalam intensitas tinggi dan relatif lama. Debit air yang
menurun pun terjadi akibat pengelolaan air dengan adanya
bendungan/irigasi dengan peruntukan pertanian.
4. Koefisien aliran permukaan (Runoff Coefficient)
Daerah aliran sungai merupakan suatu ekosistem
yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Aktifitas
komponen ekosistem selalu memberi pengaruh terhadap
komponen ekosistem yang lain. Aktifitas dalam DAS yang
menyebabkan perubahan ekosistem misalnya perubahan
tata guna lahan. Penggunaan lahan merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan koefisien
aliran permukaan. Penggunaan lahan yang cukup baik
akan membuat nilai koefisien aliran permukaannya rendah
sedangkan penggunaan lahan yang kurang baik akan
menyebabkan nilai koefisien aliran permukaannya tinggi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara umum terjadi
penurunan kualitas karakteristik hidrologi yang terlihat
dengan adanya perubahan penggunaan lahan berpengaruh
terhadap koefisien aliran permukaan.
Kelebihan : Penelitian ini memiliki kelengkapan data yang menurut
Jurnal saya sudah cukup bagus karena data gampang untuk di
dapat atau diperoleh. Serta di dalam jurnal ini juga
dilengkapi dengan tabel dan grafik hasil penelitian yang
menurut saya sangat membantu pembaca agar lebih mudah
dalam memahami isi ataupun pembahasan yang ada di
dalam dari jurnal tersebut.
Kelemahan : Kelemahan dalam jurnal ini adalah dalam jurnal ini banyak
Jurnal bahasa ilmiah yang tidak mempunyai pengertian, sehingga
pembaca agak kesulitan dalam mengartikan kata kata yang
digunakan di dalam jurnal tersebut.
KEUNGGULAN PENELITIAN
Dalam jurnal yang saya bahas, menurut saya jurnal tersebut memiliki
dasar elemen yang benar adanya dan memiliki beberapa teori yang memang dapat
dibenarkan, karena memang benar adanya dengan apa yang dijelaskan pada jurnal
tersebut dengan adanya hubungan antar elemen, akan tercipta suatu ide untuk
memudahkan mahasiswa di dalam mempelajari analisis perubahan pengalihan
lahan dan analisis potensi erosi pada DAS.
BAB IV
KELEMAHAN PENELITIAN
Pada kegayutan antar elemen dalam jurnal pertama dan kedua ini, reviewer
sulit didalam menemukan kelemahan di dalam jurnal ini sebab penulis sudah
mampu menjabarkannya dengan baik.
Pada jurnal pertama dan kedua tersebut data-data yang terlampir pada
jurnal tersebut tidak secara detail pada objeknya. Sehingga pembaca kurang
memahami maksud dari objek yang digambarkan tersebut.
Pada bagian kohesi dan koherensi kedua jurnal masih terdapat kesalahan
pengetikan sehingga terkesan kurang rapi dan tertata dengan baik. Selain itu,
menurut saya penulisan dalam jurnal ini juga banyak menggunakan bahasa-bahasa
ilmiah yang sulit untuk dimengerti oleh pembaca sehingga pembaca binggung
didalam mengartikan isi dari tulisan jurnal tersebut.
BAB V
IMPLIKASI
Dari segi teori yang ada pada jurnal yang saya bahas merupakan teori yang
benar dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Konsep atau teori
yangdigunakan dalam pembahasan ini adalah dengan metode deskriptif yaitu
dengan mendeskripsikan sebuah pemaparan mengenai DAS dengan berbagai
macam penjelasan yang berbeda namun memiliki unsure inti pembahasan yang
sama. Begitu pula dengan gambar, tabel, dan diagram yang dilampirkan di dalam
jurnal tersebut yang menurut saya sangat membantu para pembaca didalam
memahami materi pembahasan dari isi jurnal tersebut.
Pada pembelajaran dalam materi ini, perlu kita tekankan bahwa sumber
daya alam air di Indonesia sangat banyak bahkan tidak mungkin akan habis
persediaannya. Semua itu karena sumber air mengalami siklus air sepanjang tahun
yang mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia. Hal ini alangkah baiknya jika
kita dapat memanfaatkan keadaan ini seefisien mungkin agar pembangunan di
Indonesia terutama dalam bidang sumber air terus terjaga kelestariannya dan
persediaannya.
6.1 Kesimpulan
Selain itu, Klasifikasi bahaya erosi yang terjadi bervariasi mulai dari
sangat ringan sampai kategori sangat berat. Di Kabupaten Touna bahaya erosinya
sangat ringan, hal ini menunjukkan kondisi DAS nya sangat baik. Di Kabupaten
Donggala (DAS Taweli dan Lolitasiburi) tergolong sangat berat, artinya kondisi
DAS sudah sangat kritis. Sedangkan di kabupaten lain tergolong klasifikasi
sedang.
6.2 Saran
Adapun saran terkait dengan masalah erosi pada DAS tersebut ialah perlu
melakukan konservasi lahan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas
lahan guna mendukung pertumbuhan tanaman dan menurunkan atau
menghilangkan dampak negatif pengelolaan lahan seperti erosi, sedimentasi dan
banjir.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad S. 2010. Konservasi tanah dan air. Buku. IPB Press. Bogor. 396p.
Asdak, C. 2010. Hidrologi dan pengelolaan daerah aliran sungai. Buku. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta. 630p.
Dahlia, 2006. Prediksi Erosi Aktual Daerah Aliran Sungai (DAS) Wuno dengan
Geografis. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Handayani, W, dan Indrajaya, Y. 2011. Analisis hubungan curah hujan dan debit
sub DAS Ngatabaru Sulawesi Tengah. Jurnal Penelitian Hutan dan Konseervasi
Alam. 8(2): 143--153.
Nirmaningsih, Bata, 2009. Analisis Tingkat Bahaya Erosi Aktual Daerah Aliran
Sungai (DAS) Pu Hulu. Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Purba, M.P. 2009. Besar aliran permukaan (runoff) pada berbagai tipe kelerengan
tegakan Eucalyptus spp. Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Sumatra Utara. 78p.
Wani Hadi Utomo, 1987. Erosi dan Konservasi Tanah. Universitas Brawijaya.
Malang.