Anda di halaman 1dari 46

CRITICAL BOOK

REVIEW
MK.
KEPEMIMPINAN

NILAI

TEORI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

(Dr. Eko Purnomo, S.IP, SE, MM. 2016)

NAMA MAHASISWA : Rizka Savitri Nasution

NIM : 1203351030

DOSEN PENGAMPU : MISWANTO, M.Pd.

MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI : BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS : ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
CBR mata kuliah Kepemimpinan dengan tepat waktu .
Adapun tujuan dari makalah ini untuk memenuhi salah satu ketentuan dari 6 tugas
pokok yang wajib pada setiap mata kuliah salah satunya mata kuliah Kepemimpinan

Tugas ini dibuat dengan usaha yang maksimal dari fikiran dan tenaga saya agar
saya mampu menyelesaikannya dengan sebaik mungkin.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dari tugas yang saya buat ini mungkin
dari segi bahasa,cara penulisan dan hal-hal lain yang kurang dari tugas ini

Saya harap bu dosen dapat mengkritik sesuatu yang kurang dari tugas saya sebagai
saran yang baik kedepannya bagi saya dan saya harap sesuai dengan ketentuan
dalam pembuatan tugas ini.
Saya ucapkan TerimaKasih yang sebesar besarnya kepada Bapak Miswanto M.Pd.

KISARAN, September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………...…………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….…………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………....................……………1
1.2 Tujuan………………………………………………………………………………………………………1
1.3 Manfaat……………………………………………………………………………………….……………1
1.4 Identitas Buku……………………………………………………………………………..……………2
BAB II ISI BUKU…………………………………………………………………………………...…………..3
2.1 Ringkasan Buku Utama……………………………………………………………….……………...3
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………35
3.1 Pembahasan Isi Buku………………………………………………………………………………35
3.2 Kelebihan Buku………………………………………………………………………………………..36
3.3 Kekurangan Buku…………………………………………………………………………………….44
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………...................................45
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………..45
4.2 Saran………………………………………………………………………………………………………
45
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………..46
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Critical Book Review ini adalah berisi tentang kesimpulan dari perbandingan yang
saya lakukan pada buku Kepemimpinan dan saya mengikut sertakan ringkasan dari
buku tersebut dari bab per bab.
Keterampilan membuat CBR dapat menguji kemampuan saya dalam meringkas
dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan
buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang
dianalisis
Seringkali bingung memilih buku referensi untuk baca dan pahami, terkadang 
hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan
misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu saya membuat
CBR Kepemimpinan ini untuk mempermudah dalam memilih buku referensi
terkhusus pada pokok bahasa tentang kepemimpinan

B. Tujuan
Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang kepemimpinan serta
membandingkan dengan dua buku yang berbeda dengan topik yang sama. Yang
dibandingkan dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya, keterkaitan
antar babnya, dan kelemahan dan kelebihan pada buku-buku yang dianalisis.

C. Manfaat
  Menambah wawasan pengetahuan tentang pengertian kepemimpinan, ciri-ciri
kepemimpinan, teori-teori kepemimpinan dan lainnya. Mempermudah pembaca
mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi dengan ringkasan buku ,
pembahasan  isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut..Melatih
merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-buku yang
dianalisis tersebut.
D. Identitas Buku
Buku Utama

1. Judul Buku : Kepemimpinana dan Perilaku organisasi


2. Edisi : Edisi Pertama
3. Pengarang : Syamsu Q. Badu
4. Penerbit : Ideas Publishing,
5. Kota Terbit : Kota Gorontalo
6. Tahun Terbit : 2017
7. ISBN : 978-602-6635-43-3

Buku Pembanding

1. Judul Buku : Kepemimpinana dalam manajemen


2. Edisi : Ke 18
3. Pengarang : Miftah Thoha
4. Penerbit : Rajawali Pers
5. Kota Terbit : Jakarta
6. Tahun Terbit : 2015
7. ISBN : 979-421-018-8
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Buku Utama
a. Bab I

KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN & ORGANISASI


Melalui hasil analisis observasi, adapun potret gaya kepemimpinan dari Kepala MTs N
1 BONBOL adalah lebih dominan pada gaya kempemimpinan demokratis ini ditandai
dengan adanya kriteria sebagai berikut: 1. Wewenang pemimpin tidak mutlak2.
Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan3. Keputusan
dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan4. Interaksi aktif antara
pimpinan dan pegawai serta antar pegawai itu sendiri. Supervisi sikap dan aktivitas
para pegawai dilaksanakan sesuai dengan aturan.6. Prakarsa dapat datang dari
pimpinan maupun bawahan

Saling percaya, menghargai dan menghormati setiap tindakan yang dilakukan


oleh pimpinan maupun pegawai. Dari paparan criteria diatas penulis ingin coba
membahas, bagaimana bentuk aplikatif yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam
upaya menerapkan kepemimpinan demokratis. Adapun paparannya sebagai
berikut:a. Wewenang pemimpin tidak mutlak Kepala madrasah selalu memberikan
wewenang kepada bawahannya sesuai dengan TUPOKSI masing-masing bawahannya.
Artinya kepala madrasah selalu menempatkan semua bawahan apa yang harus
menjadi wewenang bahwannya. Sehingga apa yamg suda menjadi tugas dan tanggung
jawab bawahan itu sendiri dapat terealisasikan dengan baik.b. Pimpinan bersedia
melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan Seperti yang suda dijelaskan
pada bagian pertama, artinya dapat terjalin sebuah pembagian tugas yang efektif,
sehingga kepala madrasah merasa tidak hanya memikul beban tugas secara sendirian
tetapi ada pemerataan tugas yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di
madrasah.c. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahanSelalu menerima saran dan tanggapan dari bawahan saat rapat dan forum
lainnya. Ini dibuktikan dengan selalu membuka sesi atau bagian tanya jawab dalam
pelaksanaan musyawarah badan mufakat yang dilakukan sehinggga apapun hasil dari
rapat atau musyawarah tersebut dapat diterima dengan baik oleh semua anggota
rapat tersebut dan tidak ada kesan yang menjurus pada pemaksaan kehendak yang
dilakukan oleh kepala madrasah ataupun tidak terjadi pengambilan keputusan secara
sepihak.d. Interaksi aktif antara pimpinan dan pegawai serta antar pegawai itu
sendiri.e. Selalu melakukan musyawarah dan mufakat, dan tidak pernah mengambil
keputusan secara sepihak. Sehingga komunikasi yang terjalin terjadi secara timbal
balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan. Ini
merupakan sebuah budaya baru yang diterapkan oleh kepala madrasah sebagai
pemegang otorias tertinggi di madrasah.f. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku,
perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara wajarMemberikan teguran
yang membangun dari tidak menyakiti hati bawahan, contohnya jika ada bawahan
yang terlambat tidak langsung ditegur dengan keras tetapi diberikan pengertian dan
pembinaan yang membangun sehingga bawahan tidak sakit hati dan dapat dengan
mudah memperbaiki kesalahannya dengan baik.g. Prakarsa dapat datang dari
pimpinan maupun bawahanKepala madrash selalu memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk menyampaikan prakarsa sehingga gagasan cermerlang tidak hanya
lahir dari pemimpin. Sehingga dengan adanya saran tersebut mungkin ada hal-hal
yang terlewatkan dan dilupakan oleh kepala madrasah dapat dilakukan secara
bersama-sama dengan langkah-langkah yang efektif.h. Peluang sangat terbuka lebar
bagi para pegawai dalam memberikan saran atau opini; Pekerjaan yang ditugaskan
kepada pegawai tidak bersifat perintah, melainkan amanat.i. Selalu menerima saran
dan tanggapan dari bawahan saat rapat dan formum lainnya.

Sehingga bawahan merasa dihargai dan ditanggapi dalam penyampaian gagasan


dan masukan kepada pemimpin. Dan yang paling besar efek yang dirasakan pada
sikap ini adalah terjalin sifat saling menghargai dari semua komponen yang ada di
madrasah.j. Saling percaya, menghargai dan menghormati setiap tindakan yang
dilakukan oleh pimpinan maupun pegawai.k. Percaya dan menghormati semua yang
dilakukan oleh bawahan sehingga bawahan tidak pernah takut menyampaikan
gagasan. Kepercayaan yang dibangun ini akan melahirkan sifat percaya diri bagi
pemimpin sehingga bawahan tidak risih atau sungkan untuk melakukan tugas dan
fungsinya dalam madrasah.Dari pemaparan di atas penulis dapat menyimpulkan
bahwa kepala MTs Negeri 1 Bone Bolango secara keseluruhan memiliki gaya
kepemimpinan demokratis ini dibuktikan dengan adanya kriteria yang telah dipenuhi
dan dicapai oleh kepala MTs Negeri 1 Bone Bolango. Sehingga penulis menilai dengan
adanya gaya kepemimpinan ini maka sistem pengorganisasian yang ada di MTs
Negeri 1 Bone Bolango dapat dilaksanakan dengan baik sebab penulis merasa gaya
kemepimpinan demoktaris ini merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang harus
dimiliki oleh setiap pemimpin dengan berbagai tantangan dalam menjalankan roda
kepemimpinannya tersebut.

Bab II

PERILAKU INDIVIDU, PERILAKU KELOMPOK DAN PERILAKU ORGANISASI


Perilaku manusia merupakan sebuah fungsi dari hubungan antara manusia dengan
lingkungan sekitarnya. Seseorang membawa rangkaian dalam organisasi meliputi
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa
lalu. Sementara itu, karakteristik manusia akan masuk ke dalam lingkungan kerja
yang baru yaitu organisasi atau lembaga lainnya. Organisasi pun memiliki
karakteristik dan bertindak sebagai sebuh lingkungan untuk manusia. Karakteristik
manusia ber-interaksi dengan karakteristik organisasi yang dapat menciptakan
perilaku individu dalam organisasi.Pada dasarnya, perilaku manusia dimotivasi oleh
hasrat untuk mencapai suatu tujuan, yang mana seseorang seringkali mempunyai
motif dalam pencapaian tujuan tersebut. Motif merupakan ikhwal penyebab perilaku
yang timbul dan mempertahankan kegiatan serta menetapkan arah umum perilaku
manusia. Motif ialah dorongan utama dalam melaksanakan suatu kegiatan. Setelah
bertahun-tahun teori dan riset dikembangkan, akhirnya secara umum disepakati,
bahwa:a. Perilaku timbul karena sutu sebab, Perilaku diarahkan pada tujuan c.
Perilaku yang dapat diamati masih dapat diukur. Membuat laporan, menyusun
program, merangkai sperpart computer, dll. d. Perilaku yang tidak langsung dapat
diamati seperti: berikir, berpersepsi juga penting dalam mencapai tujuane.
Perilaku bermotivasi. Setiap manusia mempunyai ciri seperti kemampuan,
kepercayaan pribadi, harapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi
sebagai lingkungan manusia juga berciri-ciri sebagai berikut: regulasi yang disusun
dalam suatu hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab,
sistem penggajian, sistem pengendalian.

B. Perilaku Kelompok dalam Organisasi Dalam kesehariannya, setiap manusia


memiliki kebutuhan dan tujuan yang berbeda antar satu sama lain. Hal ini
menyebabkan adaya beragam karakteristik yang secara pasti juga akan memiliki
kemampuan yang tinggi jika diwujudkan dalam suatu kebutuhan dan tujuan bersama.
Setelah mereka menjadi bagian dari kepentingan dan tujuan kelompok tersebut, akan
terbentuklah perilaku kelompok untuk kebersamaan.
1. Pengertian Perilaku Kelompok dan Klasiikasi KelompokAktivitas yang
dilaksanakan oleh lebih dari satu orang yang saling berhubungan, mempengaruhi dan
bergantung satu sama lain untuk mencapai kinerja positif jangka panjang dan
perkembangan diri disebut dengan perilaku kelompok.Anggota kelompok organisasi
harus termotivasi untuk bergabung, melihat kelompok sebagai wadah interaksi,
berpartisipasi langsung dalam kegiatan-kegiatan kelompok
22dan menyetujui kesepakatan dan ketidaksepakatan melalui berbagi
interaksi.Sebuah kelompok terdiri atas kelompok formal dan kelompok informal.
Kelompok formal ditetapkan oleh struktur organisasi seperti presiden dan menteri,
ketua DPR dan anggota komisi. Kelompok informal merupakan kelompok yang
dideinisikan sebagai tanggapan terhadap kepentingan akan kontak sosial baik ada
tidaknya struktur dan formal atau tidak ditetapkan secara organisasi. Kelompok
merupakan bagian kehidupan individu dan organisasi dimana mereka akan terus
terlibat dalam proses kelompok yang ditemui dalam suatu organisasi.Ciri-ciri sebuah
kelompok antara lain memiliki lebih dari satu anggota, saling berkomunikasi,
memiliki tujuan yang sama dan mengganggap dirinya sebagai anggota sebuah
kelompok.
2. Dasar-Dasar Perilaku KelompokDasar-dasar perilaku kelompok terdiri dari:
kondisi eksternal pada kelompok, sumber daya anggota, sumber kelompok, proses
kelompok,tugas-tugas kelompok, kinerja dan kepuasan, teori psikologi.a. Kondisi
eksternal pada kelompok1) Startegi organisasi: Tujuan organisasi dan usahanya
untuk menapai tujuan tersebut.2) Struktur otoritas: Penetapan otoritas yang berbeda
setiap anggota organisasi.3) Peraturan formal: ketentuan mengenai aturan, prosedur,
kebijakan, dan ragam lain dari peraturan induk membakukan perilaku karyawan.4)
Sumber daya organisasional: Sumber daya inansial, waktu, bahan mentah, serta alat-
alat yang diserahkan oleh organisasi pada kelompok.
Proses seleksi perilaku para personil: Semua persyaratan yang harus dipenuhi
calon pegawai dalam proses seleksi yang akan menentukan posisi mereka.6) Evaluasi
kinerja dan sistem ganjaran: Evaluasi terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh anggota kelompok yang kemudian diberikan sistem ganjaran
terhadap hasil evaluasi yang diperoleh.7) Budaya organisasi: merupakan standar
untuk karyawan mengenai perilaku yang dapat diterima dengan baik dan yang tidak
dapat diterima.b. Sumber daya anggotaKemampuan dan karakteristik kepribadian
merupakan sumber daya yang sangat diperlukan eksistensinya pada setiap
individu.1) KemampuanKorelasi antara kecerdasan intelektual dengan relevansi
pekerjaan terhadap prestasi kelompok.2) Karakteristik kepribadianAda hubungan
antara karakterisitik kepribadian yang positif dalam budaya terhadap produktivitas,
semangat, dan kekohesifan kelompok.c. Struktur kelompokTerdapat beberapa
variabel struktur kelompok dapat membentuk sikap anggota kelompoknya yaitu
kepemimpinan formal, peran, norma, status kelompok, ukuran kelompok, dan
komposisi kelompok.1) Kepemimpinan formal2) Pemimpin formal sangat
berpengaruh terhadap kesuksesan kelompok, sehingga pemimpin ini hampir sering
ada dalam setiap kelompok.

Peran Variasi peran yang dimainkan secara konsisten oleh individu kelompok
dapat memberika hasil yang baik, meskipun terkadang, terdapat pula konlik dan
pengalaman selain perintah dari pemberi peran.4) NormaPerilaku yang diterima
dengan baik semua anggota kelompok tersebut. Setiap kelompok memiliki standar
perilaku yang berbeda-beda.5) StatusKedudukan atau jabatan yang diberikan orang
lain kepada anggota kelompok secara sosial. Status ini berdampak pada kekuatan
perilaku dan tekanan dalam kelompok.6) KomposisiUntuk menyelesaikan suatu
kegiatan, kelompok yang terdiri dari beraneka ragam keterampilan dan pengetahuan
akan lebih efektif dibanding kelompok yang anggotanya homogen.d. Proses
kelompokKontribusi anggota kelompok pada proses pengerjaan tugas kelompok
tidak terlihat jelas yang disebabkan oleh kurangnya usaha beberapa anggota sehingga
hasil pekerjaan tidak maksimal. Namun, ada pula anggota yang memberikan lebih
besar output dibandingkan input.e. Tugas-tugas kelompokTugas-tugas kelompok
yang mempunyai tingkat ketidakjelasan yang besar ingin lebih banyak informasi,
tergantung pada: Syamsu Q.Badu Novianty Djafri& 251) Pengambilan keputusan
kelompokPengambilan keputusan secara kelompok akan lebih baik dibandingkan
keputusan yang diambil oleh satu orang.
Dukungan dan keputusan yang diambil oleh kelompok. Kekurangan:
menghabiskan waktu, tekanan untuk sesuai, dominasi oleh anggota-anggota tertentu,
tanggung jawab yang sama.2) Teknik pengambilan keputusan Teknik pengambilan
keputusan kelompok terdiri atas interaksi, saran, teknik kelompok nominal teknik
delphi, pertemuan elektronik.f. Kinerja dan kepuasanTerdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja: persepsi peran, norma, status, ukuran kelompok, susunan
demograis, tugas kelompok dan kekohesifan. Keputusan yang diambil oleh individu
kelompok dipengaruhi oleh persepsi, peran kinerja antara pimpinan dan bawahan.g.
Teori psikologiThe Collaborative Classroom. Kerjasama dilaksanakan oleh lebih dari
satu orang dalam mencapai suatu tujuan. Terdapat dua komponen yaitu kerjasama
dan saling ketergantungan yang positif. Semua anggota kelompok harus melihat
dirinya sebagai bagian dari kelompok tersebut yang didasarkan pada kepercayaan,
sehingga akan terciptalah kekompakan dalam kelompok.

D. Teori-Teori Pembentukan KelompokBerikut ini beberapa teori terkait


pembentukan kelompok:1. Teori kedekatanTeori dasar yang mendeksripsikan
tentang eksistensi ailiasi di sebagian orang. Manusia berinteraksi dengan orang lain
karena suatu kedekatan yang terjadi diantara mereka.2. Teori interaksiTeori ini
mengungkapkan kelompok yang dibentuk dari kegiatan, interaksi, serta perasaan dan
emosi (sentimen) yang saling berhubungan.• Banyaknya kegiatan yang dilakukan
bersama dapat menimbulkan berbagai interaksi dan menguatkan perasaan serta
emosi mereka.• Banyaknya interaksi yang dilakukan antar individu dapat
memungkinkan mereka melaksanakan banyak kegiatan serta perasaan dan emosi
yang ditularkan pada orang lain.• Banyaknya kegiatan, perasaan dan emosi yang
ditularkan pada orang lain, dan orang lain mengerti tentang sentimen tersebut, maka
terciptalah banyak kegiatan dan interaksi. 3. Teori keseimbanganTeori ini
menjelaskan tentang ketertarikan yang muncul dari manusia pada orang lain
dipengaruhi oleh kesamaan perilaku dalam memahami sebuah tujuan.4. Teori
pertukaranTeori ini memiliki fungsi yang sama dengan teori motivasi dalam
menyelesaikan pekerjaan. Teori kedekatan, teori interaksi, dan teori keseimbangan
juga berperan dalam teori ini.

Alasan Pembentukan KelompokBerikut merupakan empat alasan pentingnya


setiap individu untuk berkelompok:1. Untuk pemuasan kebutuhanPemuasan
kebutuhan manusia merupakan motivasi inti dalam berkelompok.2. Adanya
kedekatan dan daya tarikKedekatan dan daya tarik yang berorientasi pada persepsi,
sikap, prestasi atau kesamaan motivasi mampu menciptakan interaksi antar
individu.3. Adanya tujuan kelompokApabila tujuan masing-masing individu
diaplikasikan dalam sebuah kelompok, maka menyatulah tujuan kelompok tersebut
dan menghasilkan kinerja yang positif.4. Alasan ekonomiKekuatan yang dimiliki
setiap kelompok, utamanya motif ekonomi dan kerja keras tiap anggota akan
meningkatkan proses kerja kelompok yang mampu menguntungkan kelompok itu
sendiri. Interaksi antar kelompok dapat terbentuk melalui dasar-dasar yang termuat
dalam buku perilaku organisasi oleh Miftah Thoha, antara lain:a) Kesempatan untuk
berinteraksiAdanya daya tarik antar individu mampu men-ciptakan interaksi
kelompok.b) Kesamaan latar belakangLatar belakang yang sama cenderung lebih
membantu manusia untuk berhubungan satu sama lain. Contoh kesamaan latar
belakang yaitu: usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan ras
Syamsu Q.Badu Novianty Djafri& 29kebangsaan. Kesamaan ini juga menjadi daya
tarik individu untuk berinteraksi dengan orang lain seperti mahasiswa yang berasal
dari Malaysia dan belajar di Indonesia akan cenderung berinteraksi dengan orang-
orang di sekitarnya. c) Kesamaan sikapKesamaan sikap dalam pergaulan antara
mahasiswa, tetangga, teman, pasangan suami istri, tentara, buruh dan lainnya
menyebabkan adanya ketertarikan individu yang saling berinteraksi. Kesamaan ini
berdasarkan pengalaman yang menuntun mereka ke persamaan tersebut serta
membuat mereka lebih bergaul dengan sesamanya.Setiap manusia mempunyai
kemampuan, kepercayaan pribadi, harapan, kebutuhan dan pengalaman masa
lalunya. Organisasi sebagai lingkungan manusia juga berciri-ciri sebagai berikut:
regulasi yang disusun dalam suatu hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas,
wewenang, tanggung jawab, sistem pengajian, sistem pengendalian. Suatu kelompok
dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelompok formal dan kelompok informal.

Bab III
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Setiap manusia mempunyai sebuah tujuan, tetapi keterbatasan yang dimiliki menjadi
faktor penyebab terbentuknya suatu organisasi. Organisasi inilah yang
mengumpulkan mereka untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
bersama.Organisasi harus mempunyai seorang pemimpin untuk membantu mereka
menjalankan semua komponen dalam organisasi tersebut. Meskipun demikian,
seorang pimpinan tidak semata-mata dipilih dan ditentukan. Terdapat persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi, serta kemampuan berpikir dan bertindak yang
tentu harus dipertimbangkan.Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang
berbeda antara satu dan lainnya.
Cara pandang mengenai isu-isu tertentu menjadi kapasitas kepemimpinan
individu. Tidak bisa dipungkiri bahwa menjadi seorang pemimpin harus bertanggung
jawab dan memiliki peran yang berat dan berpengaruh. Akan tetapi, setiap hal dapat
diatasi jika ia menggunakan taktik dan strategi yang sesuai dengan
keadaannya.Kepemimpinan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan leadership
memiliki arti luas meliputi “ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni
memimpin, ciri kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan” (Tikno Lensuie).
Kepemimpinan mengacu pada seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau
lembaga, dan bukan sekedar memimpin upacara bendera, paduan suara dan
sejenisnya (memimpin sesaat).
Pentingnya Kepemimpinan dalam Sebuah OrganisasiManajemen yang baik
oleh manajer yang berpengalaman dapat mensukseskan sebuah bisnis. Namun,
keterampilan manajemen dasar tidak cukup untuk mencapai kesuksesan di dunia
yang penuh dengan persaingan ini. Dibutuhkan keterampilan kepemimpinan
(leadership skill) yang baik dan efektif untuk menciptakan, mendorong dan
mempromosikan budaya yang kuat dalam perusahaan sampai meraih keberhasilan.
Manajer biasanya dipahami sebagai pemimpin yang pada kenyataannya tidak semua
manajer bisa menjadi pemimpin, meskipun seorang pemimpin merupakan manajer.
Oleh karenannya, keterampilan kepemimpinan sangat penting untuk meningkatkan
eisiensi dan mencapai tujuan organisasi.
Pemimpin adalah orang yang mampu menggerakkan pengikutnya yang
mana ia tidak bekerja sendiri, namun membutuhkan komponen-komponen lain
dalam kepemimpinan: Pemimpin, yaitu orang yang mampu menggerakkan pengikut
untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin harus mempunyai visi, spirit, karakter,
integritas, dan kapabilitas yang tinggi.Kemampuan menggerakkan, yaitu bagaimana
pemimpin menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi Pengikut,
yaitu orang-orang yang berada di bawah otoritas atau jabatan seorang pemimpin.
Tujuan yang baik, yaitu apa yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Organisasi,
yaitu wadah atau tempat kepemimpinan berada.

Fungsi Kepemimpinan dalam OrganisasiTugas pokok seorang atasan ialah


melakukan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri atas: merencanakan, meng-
organisasikan, menggerakkan, dan mengawasi. Tugas-tugas tersebut dapat
terselesaikan dengan menggerakkan orang-orang yang mengikutinya. Seorang
pemimpin harus kreatif dan inisiatif serta selalu memperhatikan interaksi manusiawi
agar para bawahan mau bekerja dengan baik. Berikut tugas-tugas rinci seorang
pemimpin organisasi: pengambilan keputusan, menetapkan sasaran dan menyusun
kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara
horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan
pekerjaan. Secara umum, tugas-tugas pokok pemimpin meliputi. Melaksanaan fungsi
managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan:

1. Penyusunan rencana. Penyusunan organisasi pengarahan organisasi pengendalian


penilaian atau pelaporan

2. Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan teku

3. Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing


secara baik
4. Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan eisien

5. Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis

6. Menyusun fungsi manajemen secara baik

7. Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreativitas

8. Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luarUnk

Bab IV

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan adalah proses menyeleksi sejumlah alternatif pengambilan


keputusan penting bagi manajer administrator karena proses ini berperan aktif
dalam memotivasi kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan
organisasi. Weyne dan Miskel (2014:490) menjelaskan “pengambilan keputusan
merupakan tanggung jawab semua penyelenggara sekolah, namun sebelum
keputusan diubah menjadi tindakan, maka keputusan tersebut tidak lebih baik dari
iktikad baik”. Selain itu, Usman, (2013:440) berpendapat “pemutusan merupakan
syarat mutlak bagi administrasi pendidikan karena sekolah, seperti halnya semua
organisasi formal, pada dasarnya berupa pengambilan keputusan”.

A. Dasar Pengambilan Keputusan George R.Terry dan Brinckloe


menyebutkan “dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat
digunakan yaitu :1. Intuisi : pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau
perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan
keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan
kelemahan.2. Pengalaman : pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap
keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan
lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak
sama dengan peristiwa yang terjadi kini.3. Fakta : pengambilan keputusan
berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan
fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi,
sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela
dan lapang dada.4. Wewenang : pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan
keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Proses Pengambilan KeputusanProses pengambilan keputusan diartikan
sebagai tahapan yang dilakukan oleh pembuat keputusan dalam memilih alternatif
yang disediakan. Langkah sistematis yang perlu dilakukan dalam mengambil
keputusan yaitu:1. Pengambilan keputusan : Proses penyelesaian masalah yang
menghalangi pencapaian tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu
harus dikenali apa masalahnya.2. Mencari alternatif pemecahan : Setelah masalah
dikenali, selanjutnya mencari alternatif yang mungkin dapat menyelesaikan masalah
yang dihadapi. Dalam mencari alternatif hendaknya tidak memikirkan masalah
eisiensi dan efektivitas. Yang terpenting adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya
alternatif, dan setelah alternatif terkumpul, barulah disusun berurutan dari yang
paling diinginkan sampai yang tidak diinginkan.3. Memilih alternatif: Setelah
alternatif tersusun, selanjutnya dilakukan pilihan alternatif yang dapat memecahkan
masalah dengan cara yang paling efektif dan eisien. Sebelum menjatuhkan pilihan
pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.4. Pelaksanaan
alternatif : Setelah alternatif terpilih, tibalah saatnya untuk melaksanakan alternatif
tersebut dalam bentuk tindakan yang pelaksanaannya harus berdasarkan rencana,
agar tujuan memecahkan masalah dapat tercapai.5. Evaluasi : Setelah alternatif
dilaksanakan, proses pengambilan keputusan belumlah selesai. Pelaksanaan
alternatif harus terus diobservasi, apakah hal ini berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan dengan benar tetapi
hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah waktunya untuk mempertimbangkan
kembali pemilihan alternatif lainnya. Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin
terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar terjadi, atau mungkin
pengaruh negatif yang tadinya tidak diperkirakan.

Bab V
BUDAYA ORGANISASI

Deinisi Budaya Organisasi Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt,


Osborn (2001:391), “budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang
dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota
organisasi itu sendiri”. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh
Munandar (2001:263), “budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan
dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang
ada pada bagian-bagian organisasi”. Menurut Robbins (1996:289), “budaya
organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota
organisasi itu”. Menurut Schein (1992:12), “budaya organisasi adalah pola dasar yang
diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk
karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-
anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang
baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah
yang dihadapi”. Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), “budaya organisasi
merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan
dan cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan budaya organisasi dalam penelitian iniadalah sistem nilai organisasi yang
dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan
berperilaku dari para anggota organisasi”.

Fungsi Budaya OrganisasiMenurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya


organisasi adalah sebagai berikut :1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas
antara satu organisasi dan yang lain.2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi
anggota-anggota organisasi.3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada
sesuatu yang lebih luas ketimbang kepentingan pribadi atau individu.4. Budaya
merupakan perekat sosial yang mampu menyatukan organisasi itu dengan
memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan. Budaya
sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk
sikap serta perilaku karyawan.Isu dan kekuatan suatu budaya berperan penting
terhadap suasana etis suatu organisasi dan anggotanya. Budaya organisasi yang
cenderung menciptakan standar dan etika yang tinggi adalah yang memiliki fokus
terhadap tingkat toleransi yang beragam (tinggi, rendah, sedang) mengenai karakter
agresif, sarana, serta hasil. Oleh karena itu, manajemen harus berupaya menciptakan
budaya yang lebih etis.

Sumber-Sumber Budaya OrgansasiTosi, Rizzo, Carroll (1994) mengatakan


bahwa “budaya organisasi dipengaruhi oleh empat factor, yaitu: (1) pengaruh umum
dari luar yang luas, (2) pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat (societal
values), dan (3) faktor-faktor spesiik dari organisasi, (4) nillai-nilai dari kondisi
dominan”.1. Pengaruh eksternal yang luas (broad external inluences) Hal ini meliputi
faktor-faktor yang tidak mampu dikontrol organisasi, seperti lingkungan alam
(adanya empat musim atau situasi iklim yang terbatas) dan peristiwa-peristiwa
sejarah yang membentuk sebuah lingkungan sosial (sejarah para raja terdahulu
dengan nilai-nilai feodal).

Nilai-nilai budaya dan budaya nasional (societal values and national culture).
Keyakinan dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas (contohnya kebebasan
individu, kolektivisme, kesopansantunan, dan kebersihan). 3. Unsur-unsur tertentu
dari organisasi (organization specifis elements). Organisasi selalu aktif melakukan
interaksi dengan lingkungan sekitar sehingga masalah yang berasal dari dalam
maupun luar organisasi dapat terselesaikan dengan baik. Upaya penyelesaian
tersebut merupakan perwujudan dari berbagai nilai dan keyakinan. Di samping itu,
kesuksesan suatu organisasi dalam mengatasi masalah merupakan dasar
berkembangnya budaya organisasi. Contohnya, saat mengalami masalah terhadap
biaya produksi dan pemasaran yang tinggi, suatu organisasi akan mencari jalan
keluar dengan melakukan penghematan di segala aspek jika memungkinkan. Bila
usaha ini berhasil, kedua anggaran ini dapat ditekan sehingga penghematan menjadi
poin utama dalam perusahaan tersebut.

Fungsi Budaya OrganisasiMenurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya


organisasi adalah sebagai berikut :1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas
antara satu organisasi dan yang lain.2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi
anggota-anggota organisasi.3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada
sesuatu yang lebih luas ketimbang kepentingan pribadi atau individu.4. Budaya
merupakan perekat sosial yang mampu menyatukan organisasi itu dengan
memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan. Budaya
sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk
sikap serta perilaku karyawan.Isu dan kekuatan suatu budaya berperan penting
terhadap suasana etis suatu organisasi dan anggotanya. Budaya organisasi yang
cenderung menciptakan standar dan etika yang tinggi adalah yang memiliki fokus
terhadap tingkat toleransi yang beragam (tinggi, rendah, sedang) mengenai karakter
agresif, sarana, serta hasil. Oleh karena itu, manajemen harus berupaya menciptakan
budaya yang lebih etis.

Bab VI

KEEFEKTIFAN ORGANISASI

Dari deinisi menganai efektivitas,bahwa efektivitas lebih menekankan pada


perbandingan antara rencana dan pencapaian tujuan atau hasil dari apa yang telah
direncanakan/ditetapkan sebelumnya.Pengertian organisasi merupakan sebuah
sistem kerja sama sekelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu. Sistem
tersebut terdiri dari tiga komponen pembentuk yang saling berhubungan yaitu:
orang-orang (sekelompok orang), kerja sama, dan tujuan. Semakin banyak dan
kompleks upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dengan efektif,
maka orang-orang yang terlibat harus dituntut untuk lebih bekerja sama. Namun,
masih ada beberapa organisasi yang memiliki pekerja kompetenmasih saja
mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan beberapa faktor di antaranya kurangnya
bahan baku, performa individu yang kurang, kualitas produksi yang rendah,
perolehan laba yang tidak maksimal, serta iklim yang tidak stabil.

Pendekatan Berdasarkan TujuanMenurut pendekatan ini, sebuah organisasi


didirikan untuk mencapai tujuan. Apa yang dimaksud keefektifan adalah pencapaian
tujuan yang dtetapkan dengan usaha kerjasama. Banyak praktek manajemen melihat
efektivitas didasarkan atas pendekatan menurut tujuan. Salah satu praktik yang
banyak digunakan adalah, manajemen berdasarkan sasaran (manajement by
objektives). Dengan menggunakan praktek ini, para manajer terlebih dahulu
membuat spesiikasi tujuan yang diharapkan akan tercapai oleh para bawahannya,
dan secara berkala mengevaluasi tingkat pencapaian tujuan tersebut. Pada
praktiknya secara nyata di perusahaan-perusahaan, manajer dan bawahannya
mendiskusikan sasaran dan mencoba mencapai kesepakatan yang menguntungkan
bersama. Dalam hal-hal lain, manajer menentukan sasaran itu. Idea manajemen
berdasarkan sasaran ialah memerinci terlebih dahulu sasaran yang akan dicapai.

Pendekatan Teori SistemTeori sistem: Pendekatan ini menekankan pentingnya


adaptasi terhadap tutuntan ekstern sebagai kriteria penilaian keefektifan. Teori
sistem, memungkinkan kita membahas perilaku organisasi secara intern dan ekstern.
Secara intern,kita dapat melihat bagaimana dan mengapa orang didalam organisasi
melaksanakan tugas individual dan kelompok. Secara ekstern, kita dapat
menghubungkan transaksi organisasi itu dengan organisasi atau lembaga lain. Setiap
organisasi membutuhkan sumber daya dari lingkungan luar dimana organisasi
tersebut menjadi bagiannya, dan pada gilirannya menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan lingkungan uang lebih luas. Para manajer harus menghadapi aspek-aspek
perilaku organisasi intern dan ekstern secara serempak. Proses yang pada dasarnya
kompleks ini dapat disederhanakan dengan menggunakan konsep dasar teori istem
untuk tujuan analisis. Dalam teori sistem, organisasi dianggap sebagai suatu elemen
dari sejumlah elemen yang saling bergantung. Arus masukan dan keluaran
merupakan titik dasar dalam menggambarkan organisasi. Dalam pengertian yang
paling sederhana, organisasi mengambil sumber daya masukan dari sistem yang lebih
luas (lingkungan), sumberdaya ini diproses, dan keluarannya merupakan barang atau
jasa yang dihasilkan perusahaan.

Pendekatan Sasaran (goal approach)Identiikasi sasaran organisasi dan mengukur


tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai sasarannya merupakan langkah awal
pendekatan sasaran dalam mengukur tingkat efektivitas organisasi. Dengan kata lain,
pendekatan ini mengukur sejauh mana organisasi berhasil merealisasikan target yang
ingin dicapainya. Sasaran yang sebenarnya (operative goal) merupakan fokus
utamatahap ini. Hal ini akan membuahkan hasil yang lebih riilketimbang
hasilpengukuran keefektifan berdasarkan sasaran resmi (oficial goal), dengan
memperhatikan permasalahan yang ditimbulkan oleh beberapa hal berikut:a) Adanya
macam-macam luaran (multiple outcomes)b) Adanya subyektivitas dalam penilaian
c) Pengaruh perbedaan kontekstual.

Pendekatan Sumber (system resources approach)Pendekatan ini mengukur


tingkat efektivitas organisasi melalui keberhasilan memperoleh kebutuhan sumber
dalam menjaga keandalan sistem organisasi agar menjadi efektif. Dalam suatu
lingungan, kerap ditemukan sumber yang langka dan bernilai mahal. Hal ini
menyebabkan bahwa efektivitas suatu organisasi dilihat melalui pemanfaatan
lingkungannya untuk memperoleh berbagai jenis sumber yang bersifat langka atau
mahal. Sederhananya, tingkat efektivitas organisasi seringkali dinilai dengan
kuantitas dari sumber-sumber berbeda yang diperoleh dari lingkungan untuk
bertahan hidup. Secara lebih luas J. Barton Cunningham (dalam Lubis Huseini dalam
Muzaki, 2010) menggunakan berbagai dimensi dalam mengukur keefektifan
organsasi dengan pendekatan sumber yaitu:• Kemampuan organisasi untuk
memanfaatkan lingkungan untuk memperoleh berbagai jenis sumber yang bersifat
langkah dan nilainya tinggi.• Kemampuan para pengambil putusan dalam organisasi
untuk menginterpretasikan sifat-sifat lingkungan secara tepat.• Kemampuan
organisasi untuk menghasilkan outputtertentu dengan menggunakan sumber-
sumber yang berhasil diperoleh• Kemampuan organisasi dalam memelihara kegiatan
operasionalnya sehari-hari• Kemampuan organisasi untuk bereaksi dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.

Pendekatan Proses (internal proces approach)Pendekatan proses memandang


keefektifan organisasi sebagai eisiensi dan kondisi (kesehatan) serta organisasi
internal. Proses internal yang terdapat pada organisasi yang efektif umumnya bersifat
lancar dengan karyawan bekerja dengan gembira dan memiliki kepuasan yang tinggi
sehingga kegiatan di setiap bagian dapat terkoordinasi dengan baik dan dengan
produktivitas yang tinggi. Pendekatan ini terfokus pada kegiatan yang dilaksanakan
terhadap sumber dalam organisasi dan mengabaikan lingkungan di sekitar
organisasi.Pendekatan proses banyak digunakan oleh penganut teori organisasi
neoklasik (human relation). Penganut teori ini utamanya meneliti hubungan antara
efektivitas dengan sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi. J. Borton
Cunningham (ibid) (2010) menjabarkan berbagai komponen yang dapat
menunjukkan efektivitas organisasi:a) Perhatian atasan terhadap karyawanb)
Semangat kerjasama dan loyalitas kelompok kerjac) Saling percaya dan komunikasi
antara karyawan dengan manajerd) Desentralisasi dalam pengambilan putusane)
Adanya komunikasi vertikal dan horizontal yang lancar dalam organisasif) Adanya
usaha dari setiap individu maupun keseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakang) Adanya sistem imbalan yang merangsang manajer untuk
mengusahakan terciptanya kelompok-kelompok kerja yang efektif serta performansi
dan pengembangan karyawan h) Organisasi dan bagian-bagian bekerja sama secara
baik, dan konlik yang terjadi selalu diselesaikan dengan acuan kepentingn organisasi.

Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Organisasi yaitu, Karakteristik


OrganisasiKarakteristik organisasi berkaitan erat dengan struktur dan teknologi yang
diterapkan. Tingkat kompleksitas dan formalitas struktur serta sistem kewenangan
dalam pengambilan putusan (sentralisasi dan desentralisasi)berpengaruh terhadap
efektiitas organisasi. Struktur yang mendukung tercapainya tingkat efektifitas yang
tinggi bergantung pada jenis organisasi serta tujuan yang akan dicapai. Namun
demikian,dapat dikemukakan bahwa secara umum,suatu kondisi dapat dikatakan
telah memberikan peluang lebih besar dalam mencapai efektifitas yang tinggi jika
sebuah organisasi menggunakan struktur yang memiliki tingkat kompleksitas rendah,
formalitas rendah, dan sistem desentralisasi. Kondisi tersebut tidak bersifat absolut,
beberapa organisasi tertentu dapat saja melakukan hal sebaliknya. Keefektifan yang
tinggi kemungkinan tercapai dengan menerapkan struktur yang memiliki tingkat
kompleksitas, atau formalitas tinggi, atau sistem sentralisasi.

Karakteristik Lingkungan Organisasi tidak berjalan sendirian melainkan


bersama beberapa organisasi lain dalam lingkungan yang lebih luas. Dengan kata lain,
interaksi antara organisasi dengan lingkungan merupakan sesuatu yang lazim
sehingga keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi
oleh kemampuan interaksi dengan lingkungan. Steers dalam Pian (2014)
mengemukakan tiga dimensi lingkungan yang mempengaruhi keefektifan sebuah
organisasi, yaitu:a) Tingkat keterdugaan keadaan lingkunganb) Ketepatan persepsi
atas terhadap keadaan lingkunganc) Pengertian rasionalitas dalam tindakan
organisasiDengan kata lain keefektifan sebuah organisasi dipengaruhi oleh seberapa
ketepatan tindakannya terhadap lingkungan sebab lingkungan memiliki sifat selalu
berubah. Oleh karena itu organisasi, khususnya manajer dituntut untuk selalu
memantau perubahan lingkungan dan meresponnya secara tepat melalui berbagai
penyesuaian, baik menyangkut struktur, teknologi, proses, maupun perilaku setiap
anggota.

Karakteristik PekerjaFaktor manusia (anggota organisasi) merupakan faktor


yang pengaruhnya besar terhadap efektivitas. Perilaku anggota dapat dikatakan
sebagai dukungan yang petning berarti bagi pencapaian keefektifan organisasi.
Namun di satu sisi,hal ini dapat dikatakan sebagai hambatan yang sanggup
mengurangi bahkan menggagalkan keefektifan. Satu hal yang selalu terdapat pada
setiap organisasi ialah bahwa masing-masing anggota memiliki karakteristik berbeda
dari satu anggota kepada anggota lain sehingga mempengaruhi perilaku. Perilaku
yang ditunjukkan tersebut tidak selamanya berhubungan dengan usaha pencapaian
tujuan organisasi sebab tujuan individu yang mungkin saja berbeda dengan tujuan
organisasi. Setiap anggota organisasi cenderung lebih memilih untuk mencapai
tujuan pribadinya. Akibatnya, perilaku yang mereka tunjukkan pun bisa saja
beragam.

Kebijakan dan Praktik ManajemenKebijakan yang diambil seorang manajer


dalam mengelola organisasi memiliki dampak langsung terhadap keefektifan
organisasi. Hal ini meliputi proses dan mekanisme kerja yang berlangsung dalam
sebuah organisasi. Pada intinya,aspek-aspek yang berkaitan dengan kebijakan
manajer mencakup penentuan tujuan yang strategi, pencarian dan pemanfaatan
sumber daya secara eisien, penciptaan lingkungan yang merangsang anggota untuk
berprestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan putusan, dan
kebijakan yang menyangkut kemampuan organisasi dalam merespon lingkungan.

Pendekatan Balance Score CardPendekatan ini diuraikan oleh Kaplan dan


Norton (dalam Budiharjo, 2011). Pendekatan ini memiliki fokus pada empat
perspektif yang saling berimbang dan diturunkan sampai pada level divisi, unit
bahkan individu. Keempat perspektif tersebut meliputi : 1. Perspektif inansial
mengukur antara revenue, proit, market share;2. Perspektif customer, mengukur
kepuasan pelanggan (seperti index kepuasan pelanggan)3. Perspektif internal
business process mengukur produktivitas, antara lain diukur berdasarkan
input/output, dan angka reject;4. Perspektif learning dan growth mengukur antara
lain peningkatan kompetensi karyawan dan peningkatan motivasi karyawan.

Pendekatan Dynamic Multi-Dimensional Performance Model (Matz, et, al,


2003).The Dynamic Multi Multidimensional Performance Model (DMP) dikemukakan
oleh Matz, et, al. dalam Budiharjo (2011) menitikberatkan pada pengukuran yang
berorientasi ke depan untuk melengkapi BSC (balance Score Card), di antaranya:1.
Perspektif inansial pada dasarnya sama seperti goal attainment approach misalnya
revenue ROI2. Perspektif pelanggan : misalnya index retensi pelanggan3. Perspektif
proses: mengukur efisiensi organisasi. Misalnya kesiapan berubah, learning
organization index, dst4. Perspektif pengembangan manusia, mengukur peran utama
para stakeholder dalam keberhasilan organisasi5. Perspektif masa depan: contohnya
besarnya anggaran untuk berinvestasi dalam bidang teknologi.

Bab VII

PENGEMBANGAN ORGANISASI PENDIDIKAN

Pengembangan organisasi adalah suatu proses yang berguna dalam menganalisis


serta menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam suatu organisasi. Pengertian
ini mengandung dua hal penting yang pertama, “pengembangan organisasi adalah
suatu proses yang dilakukan secara terus menerus dan kedua, proses tersebut
dilakukan untuk menyempurnakan proses yang terjadi dalam suatu organisasi”
(Serero,2015). Di dalam pengembangan organisasi ada tiga faktor yang harus
diperhatikan :a. Perkembangan konsepsi organisasi dan manjemen yang lebih
bersifat manusiawi, konsep ini mempengaruhi baik pandangan terhadap hakekat
manusia dalam organisasi, mana dari tempat kerja maupun hakikat kehidupan
organisasi b. Perkembangan konsep tentang latihan kepekaan dan metoda
laboratori.c. Gerakan pengembangan potensi manusia.

Pengembangan organisasi adalah suatu strategi terencana guna mewujudkan


suatu perubahan organisasional. Perubahan yang dimaksud harus memiliki sasaran
yang jelas dan berlandaskan suatu diagnosa mengenai isu yang dihadapi oleh
organisasi. “Pengembangan organisasi harus strategi untuk merubah nilai-nilai
daripada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi itu adaptif dengan
lingkungannya” (Dewi, 2014). Pengembangan organisasi menurut Fred Luthan adalah
“pendekatan modern dalam manajemen terhadap perubahan dan perkembangan
organisasi dari sudut sumber daya manusia (SDM)”. Pengertian ini langsung
mengarah pada perubahan dan perkembangan organisasi yang hanya akan terjadi
dengan memperbaiki sumber daya manusia di lingkungannya masing-masing.

Pengembangan organisasi bukan merujuk pada suatu proses menyeluruh dalam


meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan perubahan dalam organisasi
melainkan merujuk pada suatu rangkaian teknik. Hal ini membutuhkan metode yang
disebabkan oleh ketidaksempurnaan susunan ataupun interaksi dalam organisasi.
Lebih lanjut, pengembangan organisasi tidak hanya meliputi teknik-teknik
pengembangan team, latihan kepekaan, manajemen berdasarkan sasarana,
perancagan pekerjaan. Sebagai proses menyeluruh, maka pengembangan organisasi
dideinisikan sebagai pendekatan sistem terhadap perubahan organisasi berencana,
yang di dalamnya selalu terdapat serangkaian nilai sistem dan proses khusus
tertentu, penggunaan berbagai macam teknik intervensi yang berasal dari ilmu
perilaku terapan atau cabang ilmu lainnya.

Tujuan Pengembangan OrganisasiTujuan utama pengembangan organisasi


adalah memperbaiki fungsi organisasi. Peningkatan produktivitas dan keefektifan
organisasi akan mempengaruhi kapabilitas organisasi dalam membuat keputusan
yang tepat melalui beberapa perubahan terhadap struktur, kultur, tugas, teknologi,
dan sumber daya manusia. Pendekatan utama terhadap hal ini adalah pengembangan
budaya organisasi yang mampu menambah efektivitas keterlibatan orang dalam
pembuatan keputusan dalam organisasi.Menurut Robbins dalam Wibowo (2010),
“usaha PO pada umumnya diarahkan pada dua tujuan akhir, yaitu peningkatan
keefektifan organisasi dan peningkatan kepuasan anggotanya.

Hampir semua pakar memiliki pandangan yang sama bahwa “pengembangan


organisasi bertujuan melakukan perubahan” (Thoha dalam Wibowo, 2010). “Dengan
demikian, jika diterima pendapat bahwa penyempurnaan dalam organisasi sebagai
suatu sarana perubahan yang harus terjadi maka kemudian secara luas
pengembangan organisasi dapat diartikan pula sebagai perubahan organisasi
(organizational change)” (Thoha dalam Wibowo, 2010).

Selanjutnya Abdul Azis Wahab:(2008) mengemukakan bahwa: ”Tujuan


organisasi berupaya untuk menyediakan peluang-peluang untuk menjadi
“manusiawi” dan untuk meningkatkan pemahaman, partisipasi dan pengaruh. Salah
satu tujuan utamanya adalah mengintegrasi sasaran-sasaran individual dan
keorganisasian. Secara lebih rinci tujuan pengembangan organisasi dijabarkan oleh
Zizer.

Pada intinya, pengembangan organisasi bertujuan untuk memperbaiki


organisasi dengan menciptakan hubungan yang harmonis antara para anggota
organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan saling memahami tugas dan tanggung
jawab, menumbuhkan rasa tanggungjawab dalam memecahkan setiap permasalahan,
serta adanya keterbukaan sehingga meningkatkan semangat kerja.

Langkah-Langkah Pengembangan Pada dasarnya, perkembangan organisasi


adalah suatu proses sistematis dan terencana dengan mengintegrasikan praksis
maupun prinsip-prinsip ilmu perilaku terapan, dalam hal ini ilmu psikologi, dalam
meningkatkan efektivitas dan kompetensi organisasi. Biasanya, perkembangan
organisasi dilakukan melalui diagnosis dan manajemen kultur organisasi yang
ditekankan pada tim kerja formal, tim temporer, dan kultur antar kelompok. Dalam
prakteknya, perkembangan organisasi seringkali memanfaatkan jasa konsultan-
fasilitator. Tiga faktor utama mengapa organisasi memerlukan perkembangan,
yaitu:a) Tingkat kompetisi yang makin tinggi di era globalisasi.b) Kebutuhan akan
peningkatan daya tahan organisasi. c) Kebutuhan akan peningkatan kinerja
organisasi. Ketiga hal tersebut mengharuskan organisasi untuk melakukan
perubahan dan perkembangan guna memperoleh sifat atau karakteristik organisasi
unggul abad-21, yakni: a) Lebih cepat b) Sadar kualitas c) Keterlibatan karyawan
tinggi d) Berorientasikan pelanggan e) Lebih ramping.

Perkembangan organisasi acapkali diikuti oleh perubahan yang menciptakan


suatu perilaku organisasi dalam hal tujuan-tujuan individu (individual purposes) atau
hubungan kelompok dalam organisasi (group cohesion). Perkembangan organisasi
terjadi karena adanya kompetisi pasar (level of market competition), inovasi produk,
dan teknologi. Munculnya kompetisi akan memicu temuan-temuan produksi dan
pemanfaatan teknologi yang mengharuskan peningkatan sumber daya manusia yang
bermutu. Hal ini berpengaruh terhadap perubahan organisasi, struktur organisasi
serta perilaku organisasi.

Pengembangan organisasi dijabarkan sebagai suatu proses yang bertujuan


untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam organisasi serta mewujudkan
perubahan organisasional. Beberapa aspek seperti pengetahuan ilmu dan tingkah
laku yang dimulai dari pemimpin merupakan dasar dari pengembangan organisasi. Di
samping itu, serangkaian nilai sistem tertentu, proses tertentu,sertaimplementasi
berbagai macam teknik intervansi yang berasal baik ilmu perilaku terapan, maupun
berbagai cabang ilmu lainnyajuga termasuk ke dalam aspek pengembangan
organisasi. Oleh karenanya, kemampuan SDM sangat diperlukan untuk merespon
perubahan sehingga tercapailah suatu prestasi dan suatu tingkat optimum yang dapat
dipertahankan yang dianggap penting dan pantas untuk dikembangkan.

Tujuan pengembangan organisasi, pada umumnya, adalah utuk meningkatkan


kualitas organisasi melalui berbagai macam pendekatan, seperti menjalin
hubunganyang harmonis antara sesama anggota organisasi, saling memahami tugas
dan tanggung jawab, bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas, adanya
keterbukaan, serta adanya upaya untuk meningkatkan semangat kerja.
BUKU PEMBANDING
BAB I
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut
pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa
kesamaan. Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka,
pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala,
penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah pemimpin adalah
orang yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan suatu organisasi
Menurut  Tead; Terry; Hoyt (dalam  Kartono,2003) Pengertian  Kepemimpinan 
yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Hikmat (2009: 249), kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas
dan kewajiban individu. Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam
memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan
wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya.
Owen dalam Sudarmiani (2009: 33) menyimpulkan kepemimpinan sebagai
fungsi kelompok non individu, terjadi dalam interaksi dua orang atau lebih, dimana
seseorang menggerakkan yang lain untuk berpikir dan berbuat sesuai yang
diinginkan. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
    Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).  

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok


yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan)
pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai
tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
Atas dasar itu dapatlah kiranya disusun definisi kepemimpinan yang mudah
dipahami, yaitu rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi
perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

BAB II
PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen dalam bahasa inggris berarti mengelola atau mengatur. Dalam
Fattah (2006: 1), manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Manajemen
sebagai ilmu merupakan bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha
memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Manajemen sebagai kiat
seperti pernyataan Follet merupakan hal yang dapat mencapai sasaran melalui cara-
cara dengan mengatur orang lain dalam menjalankan tugas. Manajemen sebagai
profesi menjelaskan adanya landasan keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi
manajer dan para profesional dengan dituntun oleh sebuah kode etik.
Manajemen merupakan suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen sebagai sistem memiliki fungsi-
fungsi pokok yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).

Manajemen dapat kita lihat di beberapa sumber yang cukup terkenal. Yang


pertama, pengertian manajemen menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
adalah “penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran” atau
“pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusaahaan dan organisasi”.

Menurut Hikmat (2009: 11) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-
sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
orang yang memimpin organisasi disebut manager.
Menurut Hasibuan manajmen adalah Ilmu dan seni mengatur pemanfaatan
SDM dan sumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu  Manajemen menurut Fayol adalah kegiatan untuk  Memprediksi,
merencanakan, mengkordinasikan,dan mengendalikan
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan
bahwakepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan
atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok,
memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh
kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

BAB III
PERBEDAAN ANTARA KEPIMPINANAN  DAN MANAJEMEN

Kepemimpinan dan manajemen sering kali disamakan pengertiannya oleh


banyak orang. Pada hakikatnya kepemimpinan mempunyai pengertian agak luas
dibandingkan dengan manajemen.
Dalam arti yang luas kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak
hanyaterbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu. Kepemimpinan
adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi
perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Disini, menurut kami
,kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata karma birokrasi.
Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu. Melainkan
kepemimpinan bisa terjadi di manasaja, asalkan seseorang menunjukkan
kemampuannya mempengaruhi orang-orang lain ke arah tercapainya tujuan tertentu.

Seorang ulama dapat diikuti orang lain dan memiliki pengaruh yang besar
terhadap orang-orang di daerahnya, tidak harus terlebih dahulu diikat oleh aturan-
aturan atau ketentuan-ketentuan organisasi yang sering dinamakan birokrasi.
Konkretnya seorang kiai atau ulama, dengan pengaruhnya yang besar, mampu
mempengaruhi tingkah laku seorang Bupati Daerah, di dalam memimpin daerahnya,
sehingga tidak harus pegawai itu menjadi pegawai di Kabupaten.
Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan tidak harus
terjadi dalam suatu organisasi tertentu. Apabila kepemimpinan dibatasi oleh tata
krama birokrasi atau dikaitkan dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan
manajemen.
Dari penjelasan di atas, maka dapat saja terjadi seorang manajer berperilaku
sebagai seorang pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku orang-orang
lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu
menyandang manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain,
seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer
bisa berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin.

BAB IV
4       KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN
Manajemen adalah bagian integral dari kepemimpinan. Sesungguhnya,
dapatlah dikatakan bahwa manajemen tidak bisa dipisahkan dari kepemimpinan, dan
sebaliknya. Dalam kaitan ini, berbicara tentang manajemen berarti berbicara tentang
kepemimpinan, karena pada saat pemimpin melaksanakan upaya memimpin, ia
memanejemeni. Uraian kali ini akan membahas pokok tentang hubungan
kepemimpinan dengan manajemen, sebagai upaya untuk menegaskan mekanisme
integral dari kepemimpinan dan manajemen seperti yang telah tekankan di atas.
Dalam upaya memperjelas mekanisme keterhubungan dimaksud, di sini kami akan
diulas tujuh hal penting seputar hubungan manajemen dan kepemimpinan, yaitu
antara lain: (1) Tempat manajemen dalam kepemimpinan; (2) Pemimpin dan
manajemen; (3) Manajer dan manajemen; (4) Administrator dan manajemen dalam
kepemimpinan; (5) Bawahan dan manajemen; (6) Manajemen dalam organisasi; dan
(7) Manajemen dan upaya memimpin
1.      Tempat Manajemen Dalam Kepemimpinan
Manajemen seperti telah disinggung sebelumnya adalah fungsi umum
kepemimpinan. Sebagai fungsi umum, manajemen menjelaskan mengenai aspek
substansial dan praksis kepemimpinan, yang berhubungan dengan pelaksanaan
kepemimpinan secara nyata atau aktual. Dalam kaitan ini, manajemen dapat disebut
sebagai seni kepemimpinan. Sebagai seni kepemimpinan, ada tujuh aspek dalam
manajemen yang berhubungan langsung dengan kepemimpinan secara praksis, yaitu
antara lain:
a)      Manajemen adalah seni bekerja sama
b)      Manajemen adalah seni pemenuhan kebutuhan
c)      Manajemen adalah seni penggalangan
d)     Manajemen adalah seni mempengaruhi
e)      Manajemen adalah seni menyampaikan perintah atau komunikasi
f)       Manajemen adalah seni membuat masa depan organisasi
g)      Manajemen adalah seni mendayagunakan sumber-sumber
Menegaskan hubungan kepemimpinan dan manajemen ini, dapatlah dikatakan
bahwa kepemimpinan dalam kaitan ini mewadahkan manajemen, dan manajemen
adalah pembuktian bagi aktualisasi pelaksanaan kepemimpinan, atau praksis
kepemimpinan dari tujuh aspek seperti yang telah disinggung di atas. Dengan ini
dapatlah dikatakan bahwa manajemen membutikan bahwa kepemimpinan sedang
terlaksana, karena kepemimpinan hanya berjalan dengan adanya pelaksanaan
manajemen.

BAB V
Pemimpin Dan Manajemen
Hubungan pemimpin dan manajemen dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama,
Dari perspektif posisi tugas, seorang pemimpin puncak (top leader) dapat disebut
sebagai manajer puncak, atau manajer eksekutif (executive manager). Penyebutan
seperti ini menjelaskan tentang peran pemimpin sebagai seorang manajer puncak,
yang tidak berarti bahwa pemimpin ada pada posisi manajerial. Kedua, Dari
perspektif hubungan pelaksanaan kepemimpinan, telah dikatakan bahwa pemimpin
tatkala melaksanakan upaya memimpin sesungguhnya ia sedang melaksanakan
tindakan memanejemeni. Dalam perspektif kepemimpinan ini tatkala pemimpin
memanajemeni, ia sedang melaksanakan “seni bekerja sama, seni pemenuhan
kebutuhan, seni merangkum, seni mempengaruhi, seni memerintah, seni membuat
peta keinginan masa depan organisasi, dan seni menggunakan sumber-sumber” yang
dibuktikan dengan melaksanakan upaya memimpin (actuating). Upaya memimpin ini
adalah bukti adanya kepemimpinan yang sedang telaksana.
Manajer Dan Manajemen
Manajer dalam hubungan dengan menajemen menjelaskan tentang substansi
tugas yang ada padanya. Pada satu sisi, manajer ada pada posisi tugas pelaksana
kepemimpinan dengan membantu pemimpin memimpin pekerjaan yang bersifat
departemenal. Di sini manajer adalah kepala atau pemimpin suatu departemen atau
unit kerja dalam suatu organisasi. Pada sisi yang bersifat lebih substansial,
manajemen adalah tugas seorang manajer yang berhubungan dengan pelaksanaan
tugas kepemimpinan pada aras manajerial. Tentu tatkala melaksanakan tugasnya,
manajer memanejemeni, tetapi perbedaannya, ialah bahwa ia memanejemeni
tugasnya atas nama pemimpin yang mendelegasikan tugas manajerial kepadanya.
4.      Administrator Dan Manajemen Dalam Kepemimpinan.
Administrator yang telah dijelaskan sebagai pelaksana tugas-tugas khusus
kepemimpinan adalah ujung tombak dari tugas manajemen. Sebagai ujung tombak
kepemimpinan, administrator adalah pelaksana tugas kepemimpinan pada aras
operasional. Dalam hubungan  penyebutan posisi tugas dan peran administrator, hal
ini tergantung pada besar kecilnya organisasi dimana kepemimpinan dijalankan.
Apabila organisasinya besar, administrator dapat disebut sebagai manajer lapangan,
dan sebaliknya bila organisasinya kecil, administrator dapat menjadi pelaksana tugas
langsung, baik sebagai sekretaris atau tugas lapangan yang lainnya.
5.      Bawahan Dan Manajemen.
Bawahan dan para bawahan adalah pelaksana tugas yang ditempatkan pada unit
kerja yang dipimpin oleh seorang administrator atau manajer tugas yang menyentuh
pekerjaan secara langsung di lapangan. Dalam hubungan dengan manajemen, para
bawahan akan selalu ditempatkan pada suatu unit tugas,yang menyetuh pekerjaan
secara langsung. Sifat pekerjaan langsung ini dapat berupa tugas dasar, tugas utama
mau pun tugas pendukung.
6.      Manajemen Dalam Organisasi.
Dalam hubungan dengan organisasi, manajemen adalah istilah yang sering
identik atau idiom dengan kepemimpinan. Misalnya tatkala orang menyebut
manajemen sewaktu menjelaskan kata “manajemen dari organisasi ini atau itu”
sesungguhnya ia menunjuk kepada kepemimpinan dari organisasi atau pun sistem
kepemimpinan dalam suatu organisasi.
7.      Manajemen Dalam Upaya Memimpin.
Pemimpin dalam menerapkan manajemen menyentuh upaya memimpin seperti
yang telah disinggung di atas. Dengan demikian, hubungan pemimpin dalam
memanejemeni kepemimpinan akan sangat terlihat dalam upaya memimpin yang
menyentuh bidang berikut:
a)      Pemimpin memastikan bahwa ia mengkoordinir kepemimpinan dengan
menggerakkan unsur SDM dan mengelola semua sumber menggerakkan semua
kompenen untuk terlibat dalam kerja secara sinergis dan simultan.

b)      Pemimpin memastikan bahwa ia mendasarkan semua upaya memimpin di atas


suatu perencanaan strategis yang lengkap.
c)      Pemimpin harus memastikan adanya pengorganisasian tugas dan penempatan SDM
yang tepat bagi semua tugas yang dibuktikan dengan adanya delegasi dan penugasan
yang benar dan baik. Dalam hubungan ini, pemimpin harus memastikan bahwa
semua unsur pendukung tersedia dan dapat digunakan dalam upaya memimpin.
Pemimpin di sini juga harus memastikan adanya komunikasi yang jelas dan lancar
dalam seluruh sistem organisasinya.
d)     Pemimpin harus memimpin dengan menggerakkan semua komponen SDM terlibat
dalam pelaksanaan yang bergerak kerja secara sinergis dan simutan ke arah
produktivitas optimal (pencapaian hasil kerja optimal) dengan menggunakan strategi
dan taktik yang andal.
e)      Pemimpin harus memastikan pelaksanaan kerja dengan melaksanakan supervisi
atau pengawasan dan evalusi untuk refinesasi kerja dalam kepemimpinan guna
memperlancar upaya memimpin yang ditanganinya secara bersinambung ke arah
pencapaian tujuan organisasi.

BAB VI
FUNGSI – FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi – fungsi kepemimpinan bagi seorang manajer adalah sebagai berikut :
1.       Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi
dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat
– manfaat tersebut antara lain :
a)   Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk
memutuskan apa yang akan dilakukan.
b)      Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang
berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui
c)      Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan
dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.

2.      Fungsi memandang ke depan


Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu
mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal
ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan
dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan
yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan
situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi
hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3.      Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para
pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan
ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-
kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya
pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala
sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4.      Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan –
hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan
kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5.      Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan
lain sebagainya.
6.      Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya.
Pemimpin harus dapat memberi semangat dan mempengaruhi anak buahnya agar
rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang
dipimpinnya. Pemberianhadiah, pujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan
oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan
dihargai oleh pemimpinnya.

BAB VII
TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti
dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-
instruksinya harus ditaati.
Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian
dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung
jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap
kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap
anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan
yang diinginkan.
Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan
diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para
bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau
turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu
tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan
demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya
bekerja bebas tanpa kekangan.
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe
kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh
para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah
dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang
pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan
atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi,
posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para
pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai
seorang pemimpinan yang profesional.

BAB VIII
SYARAT-SYARAT PEMIMPIN YANG BAIK 

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong


sebagai pemirnpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang
telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan
bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja. Pengambangan kemampuan
itu adalah suatu proses yang berlangsung terus  menerus dengan maksud agar yang
bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan. Walaupun
belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syaratsyarat ideal yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang
terpenting adalah sebagai berikut :
a) Pendidikan umum yang luas.
b) Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.
c) Kemampuan berkembang secara mental
d) Ingin tahu
e) Kemampuan analistis
f) Memiliki daya ingat yang kuat
g) Mempunyai kapasitas integratif 
h) Keterampilan berkomunikasi
i) Keterampilan mendidik
j) Personalitas dan objektivitas
l) Mempunyai naluri untuk prioritas
m) Sederhana dan sebagainya
BAB III

PEMBAHASAN

a. Pembahasan isi buku

Bab I
Pada Bab I buku utama membahas tentang KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN &
ORGANISASI yang sudah melakukan penelitian, pada bab I juga menjelaskan tentang
Saling percaya, menghargai dan menghormati setiap tindakan yang dilakukan oleh
pimpinan maupun pegawai. Dari paparan criteria diatas penulis ingin coba
membahas, bagaimana bentuk aplikatif yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam
upaya menerapkan kepemimpinan demokratis. . Selalu menerima saran dan
tanggapan dari bawahan saat rapat dan formum lainnya.
Sehingga bawahan merasa dihargai dan ditanggapi dalam penyampaian gagasan dan
masukan kepada pemimpin. Dan yang paling besar efek yang dirasakan pada sikap ini
adalah terjalin sifat saling menghargai dari semua komponen.Pada Bab ini juga
menjelaskan bahwa lebih dominan pada gaya kempemimpinan demokratis ini
ditandai dengan adanya kriteria sebagai berikut: 1. Wewenang pemimpin tidak
mutlak2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan3.
Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan4. Interaksi
aktif antara pimpinan dan pegawai serta antar pegawai itu sendiri. 5. Supervisi sikap
dan aktivitas para pegawai dilaksanakan sesuai dengan aturan.6. Prakarsa dapat
datang dari pimpinan maupun bawahan Pada buku pembanding pada Bab I hanya
ada pendahuluan.
Pembahasan Bab II
Pada buku utama membahas PERILAKU INDIVIDU, PERILAKU KELOMPOK DAN
PERILAKU ORGANISASI Perilaku manusia merupakan sebuah fungsi dari hubungan
antara manusia dengan lingkungan sekitarnya. Seseorang membawa rangkaian dalam
organisasi meliputi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan
pengalaman masa lalu. Sementara itu, karakteristik manusia akan masuk ke dalam
lingkungan kerja yang baru yaitu organisasi atau lembaga lainnya. Pada bab ini juga
membahas perilaku individu dalam kesehariannya didalam berorgansasisetiap
manusia memiliki kebutuhan dan tujuan yang berbeda antar satu sama lain. Hal ini
menyebabkan adaya beragam karakteristik yang secara pasti juga akan memiliki
kemampuan yang tinggi jika diwujudkan dalam suatu kebutuhan dan tujuan bersama.
Setelah mereka menjadi bagian dari kepentingan dan tujuan kelompok tersebut, akan
terbentuklah perilaku kelompok untuk kebersamaan.sedangkan pada buku
pembanding mejelaskan apa itu kepemimpinan, kepemimpinan adalah kegiatan
untuk memengaruhi perilaku orang lain atau seni memengaruhi perilaku manusia
baik perorangan maupun kelompok . Menurut Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. Ii
Sumantri,M.Ag dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan ia mengatakan bahwa
manajemen adalah Sedangkan menurut Dr. Kartino Kartono dalam bukunya yang
berjudul Pemimpin dan Kepemimpinan, ia menyebutan bahwa kepemimpinan adalah
cabang dari kelompom ilmu adminitrasi khususnya adminitrasi negara. Dan menurut
Prof. Dr. Sudarwan Danim dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan Pendidikan,
ia menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu
atau kelompok.
Pembahasan Bab III
Pada bab III membahas KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

paada bab dan buku ini juga menjelaskan bahwa seorang pimpinan tidak semata-
mata dipilih dan ditentukan. Terdapat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi,
serta kemampuan berpikir dan bertindak yang tentu harus dipertimbangkan.Setiap
pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu dan lainnya. Cara
pandang mengenai isu-isu tertentu menjadi kapasitas kepemimpinan individu. Buku
ini juga menjelaskan apa itu Pemimpin, Pemimpin menurut buku utama adalah orang
yang mampu menggerakkan pengikutnya yang mana ia tidak bekerja sendiri, namun
membutuhkan komponen-komponen lain dalam kepemimpinan: Pemimpin, yaitu
orang yang mampu menggerakkan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi.
Pemimpin harus mempunyai visi, spirit, karakter, integritas, dan kapabilitas yang
tinggi.Kemampuan menggerakkan, yaitu bagaimana pemimpin menggerakkan
pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi Pengikut, yaitu orang-orang yang
berada di bawah otoritas. Sedangkan pada buku pembanding membahas
, Pembentukan Tim dan Kaderisasi adalah suatu kelompok atau kumpulan orang yang
terdiri dari dua atau lebih yang berinteraksi dengan stabil dan diantara mereka
mempunyai tujuan yang sama serta menganggap kelompok itu sebagai kelompoknya
sendiri.

Pembahasan Bab IV

Pada buku utama membahas tentang PENGAMBILAN KEPUTUSAN, Bab ini juga
membahas Pengambilan keputusan adalah proses menyeleksi sejumlah alternatif
pengambilan keputusan penting bagi manajer administrator karena proses ini
berperan aktif dalam memotivasi kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan
perubahan organisasi. Weyne dan Miskel (2014:490) menjelaskan “pengambilan
keputusan merupakan tanggung jawab semua penyelenggara sekolah, namun
sebelum keputusan diubah menjadi tindakan, maka keputusan tersebut tidak lebih
baik dari iktikad baik”. Selain itu, Usman, (2013:440) berpendapat “pemutusan
merupakan syarat mutlak bagi administrasi pendidikan karena sekolah, seperti
halnya semua organisasi formal, pada dasarnya berupa pengambilan
keputusan”.Sedangkan pada buku pembanding membahas tentang Teori
Kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin dan konsep-
konsep kepemimpinannya,dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-
penyebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat
pemimpin, tugas pokok dan fungsinya.

Pembahasan Bab V
Pada buku utama membahas tentang BUDAYA ORGANISASI Buku ini membahas
tentang Deinisi Budaya Organisasi Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn,
Hunt, Osborn (2001:391), yaitu“budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan
nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari
anggota organisasi itu sendiri”. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh
Munandar (2001:263), “budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan
dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang
ada pada bagian-bagian organisasi”. Menurut Robbins (1996:289), “budaya
organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota
organisasi itu”. Menurut Schein (1992:12), “budaya organisasi adalah pola dasar yang
diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk
karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-
anggota organisasi. Sedangkan pada buku pembanding membahas Kepemimpinan
Dalam Manajemen  ini menjelaskan perkembangan studi klasik dari kepemimpinan
dibawah pengarahan Kurt Lewin (Studi Iowa) usahanya mempunyai dampak yang
panjang terhadap studi-studi berikutnya. Kepemimpinan seperti ini cenderung
memberikan perhatian individual ketika memberikan pujian dan kritik , tetapi
berusaha untuk lebih bersikap impersonal dan berkawan dibandingkan dengan
bermusuhan secara terbuka. Sedangkan didalam buku prof.Dr.Sudarwan Danim yang
berjudul Kepemimpinan Pendidikan membahas Teori Kurt Lewin. Ia memimpin
sekelompok penelitian ini sesungguhnya merupakan sebuah studi awal, penelitian
lanjutan yang lebih spesifik telah berhasil mengidentifikasi jenis kepemimpinan
utama yang sangat berpengaruh bagi pengembangan teori kepemimpinan era
berikutnya. Pada buku yang saya analisi juga menjelaskan Teori Ohio studi ini
memulai dengan premis bahwa tidak ada kepuasan atas rumusan atau definisi
kepemimpinan  yang ada, tim Ohio telah mempelajari kepemimpinan  dengan tidak
memperdulikan rumusan-rumusan yang ada atau apakah hal tersebut efektif atau
tidak efektif. Pembahasan yang sama dengan buku Prof. Dr. Sudarwan Danim pada
bukunya yang berjudul Kepemimpinan Pendidikan didalamnya dijelaskan Studi Ohio
dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku kepemimpinan yang sukses, penelitian itu
dilakukan pakar Ohio State University dan Michigan University.

Pembahasan bab VI KEEFEKTIFAN ORGANISASI Dari definisi menganai efektivitas


yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas lebih menekankan
pada perbandingan antara rencana dan pencapaian tujuan atau hasil dari apa yang
telah direncanakan/ditetapkan sebelumnya.Pengertian organisasi merupakan sebuah
sistem kerja sama sekelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu. Sistem
tersebut terdiri dari tiga komponen pembentuk yang saling berhubungan yaitu:
orang-orang (sekelompok orang), kerja sama, dan tujuan. Semakin banyak dan
kompleks upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dengan efektif,
maka orang-orang yang terlibat harus dituntut untuk lebih bekerja sama. Namun,
masih ada beberapa organisasi yang memiliki pekerja kompetenmasih saja
mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan beberapa faktor di antaranya kurangnya
bahan baku, performa individu yang kurang, kualitas produksi yang rendah,
perolehan laba yang tidak maksimal, serta iklim yang tidak stabil.Sedangkan pada
buku pembanding Kepemimpinan otokratis dipandang sebagai gaya didasarkan atas
kekuatan posisi dan penggunaan oritas sedangkan kepemimpinan demokratis
dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Ada beberapa buku yang
membahas tentang Gaya-Gaya Kepemimpinan diantaranya buku yang diterbitkan
Universitas Negeri Medan yang berjudul Kepemipinan didalam buku tersebut juga
dijelaskan beberapa gaya-gaya kepemimpinan diantaranya yaitu: Kepemimpinan
Otokratis, Kepemimpinan Demokratis, Kepemimpinan Delegatif, Kepemimpinan 
Birokratis, Kepemimpinan Laissez Faire, Kepemimpinan Otoriter, Kepemimpinan
Karismatis, Kepemimpinan Diplomatis, Kepemimpinan Moralis,Kepemimpinan
Administratif, Kepemimpinan Analitis, Kepemimpinan Asertif, Kepemimpinan
Enterpreneur, Kepemimpinan Visioner,Kepemimpinan Situasional, Kepemimipinan
Perilaku, Kepemimpinan Militeristik. Pada buku Prof. Dr. Sudarwan Danim yang
berjudul Kepemimpinan Pendidikan disebutkan beberapa gaya kepemimpinan yaitu:
gaya otokratis, gaya paternalis, gaya partisipatif, gaya delegatif, dan gaya
demokratisasi.

Pembahasan Bab VII

Bab VII membahas tentang PENGEMBANGAN ORGANISASI PENDIDIKAN


Pengembangan organisasi adalah suatu proses yang berguna dalam menganalisis
serta menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam suatu organisasi. Pengertian
ini mengandung dua hal penting yang pertama, “pengembangan organisasi adalah
suatu proses yang dilakukan secara terus menerus dan kedua, proses tersebut
dilakukan untuk menyempurnakan proses yang terjadi dalam suatu organisasi”
(Serero,2015). Di dalam pengembangan organisasi ada tiga faktor yang harus
diperhatikan :a. Perkembangan konsepsi organisasi dan manjemen yang lebih
bersifat manusiawi, konsep ini mempengaruhi baik pandangan terhadap hakekat
manusia dalam organisasi, mana dari tempat kerja maupun hakikat kehidupan
organisasi b. Perkembangan konsep tentang latihan kepekaan dan metoda
laboratori.c. Gerakan pengembangan potensi manusia.. Sedangkan pada buku
pembanding Kekuasaan dan kepemimpinan kekuasaan adalah kemampuan  untuk
menggunakan kekuatan. Sumber dan bentuk kekuasaan itu terbagi menjadi lima
yaitu: kekuasaan keahlian, kekuasaan paksaan, kekuasaan legitimasi, kekuasaan
referensi, kekuasaan penghargaan, kekuasaan informasi, kekuasaan hubungan .
Kekuasaan paksaan ini didasarkan atas rasa takut dengan demikian sumber
kekuasaan diperoleh dari rasa takut. Kekuasaan keahlian kekuasaan ini bersumber
dari keahlian, kecakapan, atau pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang pemimpin
yang diwujudkan lewat rasa hormat dan pengaruhnya terhadap orang lain.
Kekuasaan legitimasi kekuasaan ini bersumber pada jabatan yang dipegang oleh
pemimpin, kekuasaan referensi kekuasaan ini bersumber pada sifat –sifat pribadi
dari pribadi seorang pemimpin. Kekuasaan penghargaan kekuasaan ini bersumber
atas kemampuan  untuk menyediakan penghargaan atau hadiah bagi orang lain.
Kekuasaan informasi kekuasaan ini bersumber karena adanya akses informasi yang
dimiliki oleh pemimpin. Kekuasaan hubungan kekuasaan ini  bersumber pada
hubungan yang di jalin oleh pemimpin dengan orang-orang penting.

b. Kelebihan Buku

Buku Utama

Dari tata bahasa, bahasa yang digunakan dalam buku ini menggunakan bahasa yang
ringan dan tidak berbelit-belit sehingga memudahkan pembaca untuk memahami
penyampaian-penyampaian materinya, ukuran tulisan yang digunakan sudah tepat
dan bisa dibaca jelas oleh pembacanya. Tanda-tanda bacanya sudah dibubuhkan
sesuai dengan yang diharapkan.
Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitas-identitasnya sehingga
tidak menyulitkan pembaca jika hendak meresensi buku ini, isi dan penyampaian
pada materi ini disampaikan dengan jelas dan rinci . isi dari buku ini banyak
memaparkan suatu definisi-definisi para ahli sehingga menambah pengetahuan kita
berdasarkan definisi tersebut, penulis juga memaparkan beberapa contoh yang
konkret dan seakan-akan mengajak pembaca untuk ikut dalam keadaan yang
sebenarnya. Kesimpulan dari keseluruhan disampaikan pada Bab terakhir.
Buku pembanding

Satu hal yang menarik dari buku ini ialah tak hanaya memaparkan tentang bagaimana
hakikat kepemimpinan yang akan dipilih dari seorang pemimpin berdasarkan gaya-
gaya kepemimpinan yang tersirat dalam buku ini akan tetapi bicara mengenai
kepemimpinan pasti berbicara mengenai kekuasaan. Buku ini memaparkan secara
gamblang pengaruh kepemimpinan terhadap kekuasaan. Dua hal yang tidak bisa
terpisahkan dan sangat penting bagi kemajuan sebuah negara berkembang ke arah
yang lebih baik. Namun, tak hanya itu buku ini juga memaparkan strategi pemecahan
konflik dalam organisasi. Sangat menarik untuk dibacaagar pengetahuan dapat
bertambah.

c. Kelemahan Buku

Buku Utama

Pada buku ini tidak memiliki kekurangan semua sudah jelas dipaparkan pada
covernya, ada judul, nama pengarang serta penerbitnya sehingga pembaca tidak
perlu membuka halaman lainnya untuk mencari identitas buku tersebut. Dari aspek
isi buku hanya saja kesimpulan tidak dipaparkan pada setiap bab tetapi dibuat pada
keseluruhan kesimpulan dari bab I sampai bab terakhir, dan pengulangan
pembahasan sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.

Buku Pembanding

Di dalam buku ini terkadang kita harus memiliki bekal kosa kata Bahasa Indonesia
Baku yang banyak jika ingin memahami isi buku secara eksplisit sebab, banyak
terdapat kata kata yang menggunakan istilah teknis sehingga sulit dipahami para
pembaca. Itu adalah hal yang wajar ketika kita ingin belajar harus ada tantangan
tersendiri untuk bisa mendapatkan ilmu tersebut. Dalam buku ini juga para pembaca
daiajak untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya, tujuannya tak lain ialah agar para
pembaca lebih faham dan langsung dapat mengaplikasikannya di kehidupan nyata.
BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan

Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar


mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dari penjelasan diatas dapat
ditangkap suatu pengertian bahwa jika seseorang telah mulai berkeinginan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, maka kegiatan kepemimpinan itu telah dimulai,
pengaruh dan kekuasaan dari seseorang pemimpin mulai tampak. Demikian pula
peranan pemimpin didalan mengatasi konflik, oleh karena itu seringkali
kepemimpinan dikaitkan dengan manajemen. Ada dua hal yang biasa dilakukan  oleh
pemimpin terhadap pengikutnya yaitu mengarahkan dan mendukung. Oleh karena
itu fungsi kepemimpinan adalah membuat keputusan, gaya kepemimpinan itu
tampak pada saat ia mengambil sebuah keputusan yang bijak dan baik. Buku ini
secara lintas memperlengkapi pemimpin dalam mengatasi konflik yang terjadi dalam
organisasi yang dipimpinnya. Gaya kepemimpinan seseorang sangat mempengaruhi
perilaku maupun kinerja seorang individu atau kelompok. Kepemimpinan kini sangat
penting bagi mahasiswa untuk menyambung aspirasi masyarakat . dengan
mempelajari kepemimpinan mahasiswa mampu menargetkan sebuah target yang
sudah dia rencana kan sebelumnya ingin menjadi seorang pemimpin, jadi jika sudah
mempelajari ilmu kepemimpinan dari awal maka dia akan mengerti seperti apakah
pemimpin yang ideal itu.

b. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, diharapkan mahasiswa bisa menjadi seorang


pemimpin yang baik dan bijaksana. Menerapkan beberapa gaya kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan seseorang sangat mempengaruhi perilaku maupun kinerja seorang
individu atau kelompok. Kepemimpinan kini sangat penting bagi mahasiswa untuk
menyambung aspirasi masyarakat . dengan mempelajari kepemimpinan mahasiswa
mampu menargetkan sebuah target yang sudah dia rencana kan sebelumnya ingin
menjadi seorang pemimpin, jadi jika sudah mempelajari ilmu kepemimpinan dari
awal maka dia akan mengerti seperti apakah pemimpin yang ideal itu.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

 file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/Novianty-Djafri-Buku-
Kepemimpinan-dan-Perilaku-Organisasi.pdf

 https://books.google.co.id/books/about/Kepemimpinan_dalam_manajemen.h
tml?id=TJGMNwAACAAJ&redir_esc=y

Anda mungkin juga menyukai