GEOMORFOLOGI
“HILANGNYA BENTUKLAHAN GLASIAL AKIBAT
PEMANASAN GLOBAL, SOLUSI YANG DAPAT DITEMPUH
DALAM MENGURANGI PEMANASAN GLOBAL”
DOSEN PENGAMPU:
Dr. DWI WAHYUNI NURWIHASTUTI, S.Si, M.Sc
DISUSUN OLEH:
RUTH ELLYANA GANDA
NIM. 3192431014
KELAS: GEO DIK D 2019
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
12/2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide ini dengan tepat
waktu. Tugas Rekayasa Ide ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Geomorfologi.
Tak lupa Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas Rekayasa Ide ini, terutama kepada
dosen kami Ibu Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si, M.Sc selaku dosen
pengampu mata kuliah Geomorfologi yang telah membimbing dalam pelaksanaan
tugas ini.
Terlepas dari itu, penulis meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis memohon maaf sebesar-besarnya apabila ada
kesalahan baik dari susunan kalimat, kajian teoritis dan tata bahasa. Maka, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan tugas ini
kedepannya agar lebih baik lagi.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada
seluruh pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
terlihat saat ini. Indonesia yang terletak di equator, merupakan negara
yang pertama akan merasakan dampak pemanasan global. Contohnya saja
perubahan iklim yang terjadi di Indonesia. Perubahan iklim yang
disebabkan oleh pemanasan global atau global warming telah menjadi isu
besar di dunia. Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan
menyebabkan kepunahan habitat di sana merupakan bukti dari pemanasan
global. Bentang lahan es semakin berkurang akibat suhu panas yang
membuat terjadinya pencairan es pada kutub selatan dan kutub utara.
Deretan bencanapun kian panjang seperti banjir, tanah longsor,
kekeringan, gagal tanam dan panen hingga konflik-konflik horizontal di
dalam masyarakat
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak
yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha
perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat saat ini. Dampak
negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut
sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai
masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa
pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan
untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Masalah Global
Warming ini tidaklah dapat diungkiri untuk diteliti dan diteliti lebih lanjut
demi kelangsungan kehidupan manusia.
5
1.3 Tujuan
1.4 Masalah
Semakin hari semakin terasa dampak dari pemanasan global tersebut. Segala
cara telah dilakukan baik dari pemerintah sendiri maupun dari dunia. Banyak
orang yang peduli akan alam berbondong-bondong melakukan sosialisasi
untuk menyadarkan masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam mengurangi
pemanasan global, namun hal itu belum cukup jika itu pemerintah dan
masyarakat bergotong royong atau bekerjasama dalam mengurangi pemanasan
global tersebut. Nah, jika dengan sosialisasi belum bisa menyadarkan
masyarakat dan pemerintah untuk mengurangi pemanasan global, maka di
dalam rekayasa ide ini, saya akan memaparkan apa solusi yang dapat
dilakukan untuk mengurangi pemanasan global tersebut.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Adapun sifat-sifat khas dari sebuah gerakan gletser pada lahan glacial adalah
sebagai berikut:
– Pada tepi gerakan gletser lebih lambat daripada di tengah
– Pada ujung lidah gletser itu lebih lambat daipada akarnya
– Kita dapat menentukan bahwa gletser itu lambat laun menjadi pendek
7
– Juga dapat ditemukan, bahwa garis yang menunjukan gerakan yangpaling cepat
letaknya tepat di tengah-tengah, tetapi di sini kita lihat gejala yang sama seperti
pada garis arus sungai yaitu pada belokan garis arus tadi terletak pada belokan
luar
8
oleh fjord-fjord, permukaan bumi di sini dengan demikian rupanya lain sekali
dengan relief di pegununan alpen.Beda relief ini sendirinya menyebabkan
perbedaan tipe gletser
*Tipe Gletser Mustag
Tipe ini banyak didapatkan di pegungan yang tinggi di asia Dikarakoum
didapatkan lekukan-lekukan firm yang kecil-kecil sekali bermuara dalam lidah
gletser yang besar dan panjang. Barangkali hal ini disebabkan oleh fase
pengikisan yang lebih lanjut daripada pegunungan Alpen
*Tipe Gletser PiedmontPiedmont gletser,
yaitu gletser yang didapatkan pada alur-alur Valley Glacier dan berakhir pada
dataran rendah. Pada tipe pletmonttersebut yang merupakan daerah pengumpulan
gletsernya adalah seluruh dataran es yang tertutup. Kemudian lidah Gletsernya
terdapat pada lembah-lembah yang berada di sela-sela pegunungan. Contoh
daritipe ini adalah Malaspina di Alaska.
*Ice Sheet/Ice Caps .
Ice Sheet/Ice caps, yaitu gletser yang didapatkan pada daerah rendah dan luas.
Ice sheet menempati daerah yang sangat luas,sedangkan
Ice caps menempati wilayah yang sempit. Tipe ini merupakan selubung es yang
luas sekali meliputi sebagian besar dari daratan, sehingga relatifnya hampir tidak
ada yang terlihat. Terutama di Greenland kita dapatkan contoh yang baik dari tipe
ini.
9
*Drumline
Endapan yang mempunyai bentuk topografi yang kecil danmerupakan oval hill.
Drumline tersusun terutama dari till tetapi kadang-kadang terdiri dari massa yang
berbentuk lensa yang terdiri dari krikil dan pasir. Sumbu memanjang drumline
biasanya sejajar dengan arah gerakan es dan kebanyakan berada dalam bentuk
yang bergerombol dan disebut dengan double, triple, multipled rumlins.
*Outwash
Adalah dataran dengan slope rendah hasil pengendapan sungai pencairan es,
terletak di depan tubuh gletser.
*Kame adalah Bukit-bukit kecil hasil pengendapan dari cairan es.
Keberadaan gletser pada sebuah lahan dipengaruhi oleh beberapa faktor agar
tetap terjaga dan dapat bertahan, faktor-faktor tersebut yaitu :
- Tingginya tingkat presipitasi
- Suhu lingkungan yang sangat rendah
- Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah yang besar
- Pada musim panas tingkat peleburannya rendah.
Jika keempat faktor tersebut berjalan dengan baik maka pembentukan bentuk
bentang alam glasial akan berjalan cepat dan luas.
B. Pemanasan Global
a. Pengertian Pemanasan Global Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemanasan berarti proses, cara,
perbuatan memanasi atau memanaskan. Sedangkan global berarti bersangkut paut,
mengenai, meliputi seluruh dunia. Jadi, pemanasan global yaitu proses menaiknya
suhu rata-rata bumi.
Pengertian Pemanasan Global Menurut Lembaga Dunia
Terdapat beberapa lembaga dunia yang mengemukakan definisi dari pemanasan
global, diantaranya yaitu Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat,
Asosiasi Energi New Mexico, Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam, dan
National Wildlife Federation. Penjelasannya sebagai berikut:
10
a. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, pemanasan
global adalah peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi, baik yang telah
berlalu dan yang terjadi pada saat ini.
b. Asosiasi Energi New Mexico
Menurut Asosiasi Energi New Mexico, pemanasan global adalah
peningkatan suhu atau temperatur rata-rata di permukaan bumi akibat efek rumah
kaca yang efek rumah kaca adalah perangkap panas dalam acara bumi karena
obstruksi gas emisi seperti karbon dioksida di atmosfer akibat emisi kendaraan
bermotor, polusi udara dari pabrik atau industri -Pabrik dan kebakaran hutan.
c. Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam
Menurut Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam, pemanasan global adalah
krisis lingkungan terbesar dan kemanusiaan yang terjadi saat ini. Atmosfer bumi
sangat panas karena terperangkap oleh gas karbon dioksida yang bisa mengancam
perubahan iklim dan dapat menyebabkan bencana di permukaan bumi.
d. National Wildlife Federation
Menurut National Wildlife Federation, pemanasan global adalah peristiwa
dimana bumi semakin hari panas demi hari, semakin banyak hujan lebat dan
banjir, badai yang lebih intens dan kekeringan diperdalam. Peristiwa merupakan
dampak nyata yang terjadi sebagai akibat dari pemanasan global di bumi.
Pemanasan global juga mengubah lanskap kehidupan di bumi dan mematikan
banyak spesies.
11
memutihkan kain. Molekul O2 banyak terdapat di troposfer. Adapun ozon dapat
ditemukan di dua lapisan atmosfer. Kira-kira 10 persen ditemukan di troposfer.
Sisanya (kira-kira 90 persen) menetap di stratosfer. Sebagian besar ozon yang
berada dalam lapisan stratosfer inilah yang disebut lapisan ozon. Dengan
demikian, lapisan ozon berada pada stratosfer pada ketinggian 19 sampai 48 km.
Pengukuran menunjukkan bahwa ozon sangat sedikit terdapat di atmosfer,
yaitu kira-kira satu molekul per satu juta molekul dalam atmosfer bumi.
Walaupun ozon yang terdapat dalam stratosfer berjumlah sangat kecil,
keberadaanya sangat vital untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup di
permukaan bumi. Tanpa ozon di stratosfer akan lebih banyak radiasi UV sampai
ke permukaan bumi. Radiasi UB menyebabkan mutasi pada hampir semua
organisme. Terhadap manusia, radiasi UV berlebih dapat menyebabkan kanker
kulit. Tanpa perisai dari lapisan ozon, dipercaya kasus kanker kulit dapat
meningkat dengan pesat. Bagaimana ozon di stratosfer dapat menjadi perisai bumi
dari radiasi UV berlebih? Konsentrasi ozon di stratosfer tidaklah statis karena ada
proses terus-menerus pembentukan dan pemusnahan ozon. Ozon terbentuk atas
bantuan dari sinar UV yang memiliki energi lebih besar daripada cahaya tampak.
Pertama, radiasi UV gelombang pendek (energi tinggi) diserap oleh oksigen
diatomik (O2) yang berlimpah di atmosfer. Energi ini mampu memecah ikatan
kimia pada O2 sehingga menjadi atom O bebas yang bersifat reaktif.
O2 + UV O + O
Reaksi tersebut penting karena :
1. Radiasi UV berenergi tinggi dari sinar matahari telah disaring,
2. Atom O bebas yang reaktif tersebut akan bergabung dengan oksigen
diatomik untuk membentuk ozon, yang akan menyerap radiasi berlebih.
Proses pembentukan dan penghancuran ozon di stratosfer berlangsung
terus, sehingga tanpa adanya gangguan dari luar, kadar ozon stratosfer cenderung
konstan. Sejak jutaan tahun silam, ozon di stratosfer selalu mempertahankan
keseimbangan dinamis melalui proses pembentukan dan pemusnahan. Dengan
kata lain, jumlah ozon yang terbentuk dan musnah setiap saatnya selalu sama.
Dari sudut pandang pembentukan dan pemusnahan, ozon berfungsi
sebagai katalisator yang mengubah energi radiasi dari sinar UV melalui
12
penyerapan dalam pembentukan ozon menjadi panas yang dilepaskan melalui
proses pemusnahan ozon. Oleh karena itu, semakin tinggi kita naik ke stratosfer,
semakin tinggi suhunya. Hal ini disebabnya semakin banyaknya energi radiasi UV
yang diubah menjadi panas oleh ozon.
Pada tahun 1950, ilmuwan memperkenalkan suatu senyawa baru bernama
Chlorofluorocarbon (CFC) dengan rumus kimia CF2Cl2 (dikenal dengan nama
dagang Freon). Senyawa ini memiliki sifat fisis maupun kimia yang
menguntungkan dari aspek teknologi karena sangat stabil, tidak berbau, tidak
mudah terbakar, tidak beracun terhadap manusia, serta tidak korosif terhadap
logam-logam di sekitarnya. Dengan sifat-sifat yang menguntungkan dan harga
CFC yang tidak mahal, CFC sering digunakan terutama untuk mengganti
senyawa-senyawa kimia seperti amonia dan sulfur dioksida yang mudah terbakar,
beracun, dan berbau menyengat sebagai bahan pendingin dalam mesin pendingin
ruangan (AC) maupun lemari pendingin es. Penggunaan lain yang banyak
dijumpai dalam keseharian adalah pada pendorong aerosol.
Tidak seperti senyawa-senyawa kimia lain yang umumnya dapat terurai di
atmosfer dalam waktu beberapa jam, hari, minggu, atau bulan, gas CFC yang
sangat stabil dan secara kimia tidak reaktif, tidak bisa diuraikan pada ketinggian
rendah dari permukaan bumi. Diperlukan waktu 5 sampai dengan 10 tahun untuk
CFC yang terlepas ke atmosfer untuk mencapai lapisan ozon. Setelah sampai,
CFC dapat bertahan di lapisan ozon selama 70 sampai 400 tahun.
Pada pertengahan 1970, sebelum lubang ozon ditemukan, sekelompok
peneliti menyadari bahwa CFC yang stabil ini dapat menyebabkan kerusakan
ozon dalam atmosfer. Seperti telah Anda ketahui bahwa CFC dapat berada di
stratosfer selama 100 tahun tanpa mengalami kerusakan. Di lapisan ozon, oleh
pengaruh radiasi UV matahari berenergi tinggi, molekul-molekul CFC yang
terurai membebaskan atom-atom klorin (Cl). Atom-atom klorin yang dibebaskan
bereaksi dengan ozon, dan mengubah ozon menjadi oksigen biasa (O2) dan klorin
terbentuk kembali. Jadi, dalam reaksi ini klorin bertindak sebagai katalis. Adapun
reaksinya sebagai berikut,
Kata-kata: (ozon + klorin + UV) menjadi (oksigen biasa + klorin).
Reaksi Kimia: 2O3 + Cl + UV 3O2 + Cl
13
Klorin yang terbentuk kembali selanjutnya dapat melakukan reaksi
berantai untuk memusnahkan ozon. Hal itu menyebabkan satu atom klorin yang
dibebaskan dari CFC dan tinggal di lapisan ozon dapat memusnahkan 100.000
molekul ozon. Walaupun oksigen diatomik (O2) yang terlepas dari ozon nantinya
dapat bergabung lagi membentuk ozon, proses ini memerlukan waktu cukup lama,
lebih lambat dibandingkan dengan pemusnahan ozon menjadi oksigen diatomik
oleh klorin yang dibebaskan dari CFC. Akibatnya, penipisan lapisan ozon tetap
berlangsung. Oleh karena itu, kerusakan lapisan ozon yang teramati saat ini
kemingkinan besar disebabkan oleh CFC yang sebenarnya sudah terlepas ke
atmosfer sejak 20-30 tahun sebelumnya.
Dugaan peneliti tersebut akhirnya terbukti ketika pada awal tahun 1980-
an, para peneliti yang bekerja di Antartika (kutub selatan) mendekati hilangnya
ozon secara periodik di atas benua tersebut. Keadaan ini dinamakan lubang ozon
(ozon hole), yaitu suatu area ozon tipis pada lapisan ozon, yang terbentuk saat
musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan sebelum menebal
kembali. Studi-studi yang dilakukan dengan balon pada ketinggian tinggi dan
satelit-satelit cuaca menunjukkan bahwa persentase ozon secara keseluruhan di
Antartika terus menurun.
Dugaan penipisan lapisan ozon oleh CFC semakin diperkuat ketika pada
tahun 1986, ilmuwan menemukan daerah-daerah dalam stratosfer dengan jumlah
ozon yang sangat rendah. Sebuah libang ozon besar ditemukan di atas Antartika.
Lubang ozon yang lebih kecil ditemukan di Kutub Utara.
2. Rumah Kaca
Berdasarkan urutan panjang gelombang, mulai dari yang terpanjang ke
yang terpendek, radiasi sinar matahari dibagi tiga, yaitu infra merah (IM), cahaya
tampak, dan ultraviolet (UV). Ketika sinar matahari mengenai kaca sebuah rumah
kaca (green house) radiasi dengan gelombang pendek diserap oleh tanah dan
tanaman di dalam rumah kaca, dan tanaman menjadi hangat. Tanah dan tanaman
yang hangat dapat digolongkan sebagai sumber kalor yang lebih dingin
dibandingkan dengan matahari yang suhunya sangat tinggi. Tanah dan tanaman
sebagai sumber kalor yang lebih dingin pada gilirannya akan memancarkan
14
kembali kalor yang diserapnya dalam bentuk radiasi IM dengan panjang
gelombang yang lebih panjang. Energi dari kalor radiasi IM yang dipancarkan
kembali oleh tanah dan tanaman ini tidak mampu menembus kaca. Energi ini
diserap oleh molekul-molekul udara dalam kaca sehingga suhu udara dalam
rumah kaca meningkat. Ini membuat suhu dalam rumah kaca dapat tetap hangat
dibandingkan suhu luarnya. Keadaan ini membuat tanaman dalam rumah kaca
dapat tumbuh subur. Sinar matahari sampai ke permukaan bumi setelah melalui
atmosfer bumi. Atmosfer berfungsi menyaring, menyerap, dan memantulkan
radiasi sinar matahari yang datang padaya. Bumi memantulkan rata-rata 30% dari
radiasi matahari, 20% dipantulkan oleh awan, 6% dihamburkan oleh partikel-
partikel udara, dan 4% dipantulkan oleh permukaan bumi. Tentu saja persentase
yang dipantulkan bumi bergantung pada jangkauan penutupan awan, jumlah debu
di atmosfer, dan luas salju serta tumbuh-tumbuhan pada permukaan. Perubahan
besar dari variabel-variabel itu dapat meningkatkan atau mengurangi pemantulan
radiasi matahari, yang akhirnya mengarah ke peningkatan pemanasan atau
pendinginan atmosfer.
Setelah melalui penyaringan, penyerapan, dan pemantulan, hanya setengah
dari radiasi matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Bebatuan, tanah, dan air
menyerap energi radiasi matahari yang sampai kepadanya, sehingga daratan
menjadi hangat. Pada giliran material sebagai sumber dingin ini akan
memancarkan kembali energi yang diserapnya menuju ke atmosfer dalam bentuk
radiasi IM yang memiliki panjang gelombang lebih panjang. Frekuensi radiasi IM
yang dipancarkan oleh material-material di permukaan bumi ke atmosfer sesuai
dengan beberapa frekuensi alami getaran-getaran molekul-molekul gas rumah
kaca (teruatama karbon dioksidan dan uap air).
Kesesuaian frekuensi tersebut menyebabkan radiasi IM yang dipancarkan
oleh permukaan bumi dengan mudah diserap oleh molekul-molekul gas rumah
kaca seperti karbon dioksida dan uap air. Energi IM yang diserap menyebabkan
peningkatan energi kinetik molekul-molekul gas rumah kaca, yang kemudian
ditunjukkan dengan peningkatan suhu. Sekarang molekul-molekul gas rumah kaca
dalam atmosfer dapat memancarkan radiasi IM mereka sendiri ke segala arah.
Sejumlah radiasi yang dipancarkan, diserap oleh molekul-molekul lain dalam
15
atmosfer, sebagian kecil dipancarkan ke angkasa, dan sejumlah radiasi lainnya
dipancarkan kembali ke permukaan bumi. Secara total dapat dikatakan bahwa
sejumlah kecil radiasi IM menghilang ke luar angkasa, sedangkan sebagian besar
diarahkan kembali ke permukaan bumi untuk meningkatkan suhu permukaan
bumi.
Proses pemanasan atmosfer bagian bawah oleh penyerapan radiasi
gelombang pendek matahari dan pemancaran kembali berbentuk radiasi
gelombang panjang infra merah, inilah yang disebut efek rumah kaca (greenhouse
effect). Disebut efek rumah kaca karena pemancaran kembali radiasi IM yang
dihasilkan permukaan bumi oleh atmosfer menuju ke permukaan bumi kembali
untuk menghangatkan bumi mirip dengan terkurungnya radiasi IM yang
dipancarkan kembali oleh tanah dan tanaman dalam rumah kaca.
Efek rumah kaca alamiah sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa sehingga
seluruh makhluk hidup bisa bertahan hidup di Bumi yang diciptakan-Nya. Jika
tidak ada efek rumah kaca alamiah ciptaan Tuhan ini, suhu rata-rata bumi (siang-
malam, musim dingin-musim panas) kira-kira akan mencapai -20°C. Jika ini yang
terjadi maka kehidupan makhluk hidup seperti saat ini tidak mungkin
berlangsung. Dengan kata lain Bumi tidak layak untuk mendukung kehidupan.
Sebagai perbandingan, planet Mars dengan lapisan atmosfer tipis dan tidak
memiliki efek rumah kaca, bersuhu rata-rata -32°C. Itulah sebabnya kita tidak
menjumpai kehidupan di planet Mars.
Walaupun fungsi gas rumah kaca sama dengan fungsi rumah kaca, yaitu
menjaga suhu di permukaan tetap hangat sekalipun tidak ada sinar matahari, tetapi
analogi menyamakan efek rumah kaca yang terjadi di bumi dengan yang terjadi
dalam rumah kaca dapat menyesatkan. Pada rumah kaca, kaca mengijinkan radiasi
matahari dengan panjang gelombang pendek untuk lewat ke dalam rumah kaca.
Energi ini diserap oleh tanah dan tumbuh-tumbuhan dan kemudian dipancarkan
kembali sebagai radiasi IM dengan panjang gelombang yang lebih panjang. Akan
tetapi, radiasi IM ini tidak diijinkan keluar oleh lapisan kaca pada rumah kaca.
Dengan kata lain kaca dari rumah kaca “mengurung” radiasi IM yang dipancarkan
kembali oleh tanah dan tumbuh-tumbuhan. Sebaliknya, molekul-molekul karbon
dioksida dan uap air tidak “mengurung” radiasi IM melainkan terlibat dalam
16
proses penyerapan dinamis dan pemancaran kembali radiasi IM kembali ke arah
bawah sehingga meningkatkan suhu permukaan bumi. Semakin banyak molekul-
molekul karbon dioksida dan uap air yang terlibat dalam proses dinamis ini,
semakin banyak radiasi IM yang diarahkan kembali ke permukaan bumi. Sebagai
akibatnya suhu permukaan bumi akan meningkat lebih besar. Sebaliknya, lapisan-
lapisan kaca pada rumah kaca tidak meningkatkan suhu dalam rumah kaca secara
berarti. Faktor pemanasan dalam rumah kaca sebenarnya adalah lapisan kaca
menahan konveksi kalor radiasi tetap dalam rumah kaca. Proses ini tidak terjadi
dengan kehadiran karbon dioksida dan uap air di atmosfer.
4. Variasi Matahari
Variasi Matahari adalah perubahan jumlah energi radiasi yang dipancarkan
oleh Matahari. Terdapat beberapa komponen periodik yang memengaruhi variasi
ini, yang terutama adalah siklus matahari 11-tahunan (atau siklus bintik hitam
matahari), selain fluktuasi-fluktuasi lainnya yang tidak periodik. Aktivitas
matahari diukur dengan menggunakan satelit selama beberapa dekade terakhir
17
setelah pada waktu sebelumnya pengukuran dilakukan melalui variabel-variabel
'proksi'. Para ilmuan iklim tertarik untuk mengetahui apakah variasi matahari
berpengaruh terhadap Bumi.
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi
dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan
akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan
memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer.
Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,
yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama
pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek
pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.)
Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi
mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun
1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi
Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari
Duke University memperkirakan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi
terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000,
dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya
mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat
perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan
pengaruh Matahari, mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari
debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun
demikian, mereka menyimpulkan bahwa, bahkan dengan meningkatkan
sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar
pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas
rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan
Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat
"keterangan" dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya
memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat "keterangannya" selama
18
30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan
global. Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak
ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985,
baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.
Variasi dalam total solar irradiance (TSI) sebelumnya tidak dapat diukur
atau dideteksi hingga era penggunaan satelit, walaupun sebagian kecil panjang
gelombang ultraviolet bervariasi beberapa persen. Output total matahari yang
telah diukur (selama 3 kali periode siklus bintik hitam 11-tahunan) menunjukkan
variasi sekitar 0,1% atau sekitar 1,3 W/m2 dari maksimum ke minimum selama
siklus bintik hitam 11-tahunan. Jumlah radiasi matahari yang diterima permukaan
luar atmosfer Bumi sedikit bervariasi dari nilai rata-rata 1366 watt per meter
persegi (W/m2).
Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung
berapi mungkin telah memberikan beberapa efek perubahan iklim, sebagai contoh
selama Maunder Minimum. Sebuah studi tahun 2006 dan review dari beberapa
literatur, yang dipublikasikan dalam Nature, menyatakan bahwa tidak terdapat
peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari sejak 1970, dan bahwa perubahan
output matahari selama 400 tahun terakhir kecil kemungkinannya berperan dalam
pemanasan global. Perlu ditekankan, laporan tersebut juga menyatakan, "Selain
tingkat "keterangan" matahari, hal-hal lain yang dapat memengaruhi iklim seperti
radiasi sinar kosmik atau sinar ultraviolet matahari tidak dapat dikesampingkan,
kata penulis tersebut. Akan tetapi, pengaruh-pengaruh lain ini belum dapat
dibuktikan, tambah mereka, karena model-model fisik untuk efek-efek ini masih
belum sempurna dikembangkan."
19
dibuang ke atmosfer berkaitan dengan gaya hidup dan jumlah penduduk. Amerika
Serikat merupakan negara dengan penduduk yang gaya hidupnya sangat boros,
dengan mengonsumsi energi yang berasal dari bahan bakar fosil. Sebaliknya,
negara berkembang mengemisikan sejumlah gas rumah kaca karena akumulasi
jumlah penduduk.
6. Sampah Organik
Sampah organik menghasilkan gas rumah kaca metana (CH4).
Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metana. Menurut
kementrian lingkungan hidup pada tahun 1995 rata-rata orang Indonesia di
perkotaan menghasilkan sampah sebanyak 0,8 kg per hari, dan setiap tahun
kecenderungannya terus meningkat. Dengan jumlah penduduk yang terus
meningkat maka pada tahun 2020 diperkirakan dihasilkan sampah 500 juta kg per
hari atau 190 ribu ton per tahun. Dengan jumlah ini maka sampah akan
mengemisikan metana sebesar 9.500 ton per tahun. Dengan demikian sampah
pada perkotaan berpotensi besar mempercepat proses terjadinya pemanasan
global.
7. Kerusakan Hutan
Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbon dioksida (CO2) dan
mengubahnya menjadi oksigen (O2). Gas karbon dioksida merupakan gas rumah
kaca sehingga kerusakan atau penggundulan hutan secara besar-besaran berarti
hilangnya faktor penyerap gas rumah kaca karbon dioksida di atmosfer. Laju
kerusakan hutan di Indonesia, menurut data Forest Watch Indonesia (2001)
sekitar 22 juta per tahun. Ini disebabkan oleh kebakaran hutan, perubahan tata
guna lahan, seperti perubahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit secara
besar-besaran. Dengan kerusakan hutan tentu saja penyerapan karbon dioksida
tidak optimal, sehingga akan mempercepat terjadinya pemasan global.
20
penggunaan pupuk, pembakaran sisa-sisa tanaman dan pembusukan sisa-sisa
pertanian. Bahkan dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock’s Long
Shadow: Environmental Issues and Options (dirilis bulan November 2006), PBB
mencatat bahwa industri peternakan merupakan penghasil emisi gas rumah kaca
yang terbesar (18%). Junlah itu lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca
seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi gas rumah kaca industri
peternakan meliputi 9% karbon dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72
kali lebih kuat daripada karbon dioksida), nitrogen oksida (efek pemanasan 296
kali lebih kuat daripada karbon dioksida), serta amonia penyebab hujan asam.
Peternakan menempati 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan
33% dari are tanah subur yang dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak.
Peternakan sudah menyebabkan 80% penggundulan hutan Amazon. Menurut
laporan yang baru saja dirilis World Watch Institute menyatakan bahwa
peternakan bertanggung jawab terhadap sedikitnya 51 persen dari pemanasan
global.
21
mengalaminya lagi. Pegunungan di daerah subtropis bagian utara yang ditutupi
salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan
lebih panjang di beberapa daerah. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan
cenderung meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih
banyak air yang menguap dari lautan. Kelembapan yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata sekitar 1 persen untuk setiap derajat
Fahrenheit pemanasan. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah.
Akibatnya, beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin
akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai
yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air akan menjadi lebih besar.
Dengan demikian, pola cuaca menjadi sukar diprediksi dan lebih ekstrem.
22
3. Pertanian
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan
lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini tidak sama di beberapa
tempat. Sebagai contoh, bagian selatan Kanada mungkin diuntungkan dari lebih
tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan
pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat
ditanami. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-
gunung yang jauh dapat menderita jika kumpulan salju musim dingin yang
berfungsi sebagai cadangan (reservoir) alami mencair sebelum puncak bulan-
bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat. Kenaikan suhu global sebesar 4°C
menyebabkan penurunan produksi jagung sebesar 5% akibat kekeringan dan
meningkatnya potensi intrusi air asin pada pertanian pesisir yang rentan akibat
naiknya permukaan laut.
5. Kesehatan Manusia
Kenaikan suhu global telah memicu banyaknya penyakit yang berkaitan
dengan panas dan kematian, seperti stress, stroke, dan gangguan kardiovaskular.
Tidak hanya itu, penyakit dengan vektor seperti demam berdarah dan malaria juga
mengalami perluasan wilayah lokasi serangan dan durasi penularan yang lebih
23
lama. Penyebabnya adalah dengan meningkatnya suhu daerah subtropis,
memungkinkan perkembangan patogen di daerah tersebut.
24
BAB III
REKAYASA IDE
25
sebagai energi alternatif. Kurangi penggunaan atau pemakaian kulkas dan
AC yang akan menghasilkan gas CFC.
26
6. Gunakan Pupuk Organik
Pupuk yang digunakan kebanyakan petani mengandung unsur nitrogen,
yang kemudian berubah menjadi N2O yang menimbulkan efek GRK (Gas
Rumah Kaca) 320 kali lebih besar dari pada karbon dioksida (CO2). Jika
Anda memiliki hobi berkebun, sebaiknya gunakanlah pupuk organik.
Disamping aman, juga memiliki harga yang murah.
7. Naik Kendaraan Umum
Saat ini jumlah kendaraan pribadi sudah teramat banyak dan bikin
sumpek. Sector transportasi menyumbang sampai 13% emisi gas rumah
kaca ke atmosfer, jika kita menggunakan kendaran umum maka kita
mengurangi emisi gas rumah kaca.
8. Tidak Menggunakan Kantong Plastik
Di beberapa negara bagian Amerika, urusan kantong plastik bahkan
sampai dibuat undang-undangnya. LSM peduli lingkungan mendorong
pemerintah Negara setempat unutk melarang penggunaan kantong plastik
sebagai kantong belanjaan. Plastik ini memang unsur yang sulit terurai,
butuh 1000 tahun untuk mengurainya di dalam tanah. Efek gas rumah kaca
yang ditimbulkannya juga cukup besar. Maka beralihlah ke kantong kain,
misal dari kain serat alami.
9. Hidup Efisien
Apapun aktivitas manusia di bumi akan berdampak pada bumi yang kita
diami ini. Pola komsumsi energi, pola lingkungan dan sebagainya.
Hiduplah seefisien mungkin, gunakan sedikit energi, komsumsilah sedikit
makanan, tinggalkan pola hidup konsumtif, ramahlah terhadap lingkungan,
sedikit bicara lebih banyak berpikir, dan sebagainya.
10. Mengemudi dengan Cerdas
Hindari perjalanan yang panjang dan menghabiskan waktu, bila mungkin
memotong jalan lakukanlah. Kurangilah aktivitas yang menggunakan
kendaraan pribadi. Jika terpaksa menggunakan kendaraan pribadi, pilihlah
jalan-jalan alternatif yang bebas macet dan tidak mengkonsumsi energi.
Bila Anda menunggu, matikan mesin sebab gas buangan tetap keluar
sementara bahan bahan bakar terpakai.
27
Perjanjian Internasional Berkaitan Ancaman Penipisan Lapisan Ozon
a. Pada tahun 1986 lubang besar ozon ditemukan di Antartika dan lubang
ozon kecil ditemukan di atas Kutub Utara. Secara mayoritas para ilmuwan
juga sudah sepakat bahwa pemicu utama penipisan lapisan ozon adalah
penggunaan gas CFC secara besar-besaran untuk industri. Kekhawatiran
tentang dampak penipisan lapisan ozon yang akhirnya akan
membahayakan kelangsungan hidup manusia, maka pada tahun 1986
dalam pertemuan internasional di Montreal dihasilkan suatu perjanjian di
mana seluruh Negara industri dunia setuju untuk membatasi produk CFC
sambil mencari bahan pengganti yang tidak berbahaya, dan pada akhirnya
CFC dilarang untuk diproduksi.
b. Kebijakan penghapusan produksi gas CFC membuat perusahaan-
perusahaan kimia segera melakukan penelitian untuk mencari bahan
pengganti CFC yang tidak merusak lapisan ozon. Pada tahun 1992,
penggunaan CFC berhasil dikurangi secara cepat sehingga kemudian
dijadwalkan untuk menghilangkan produksi CFC pada tahun 1996. Jika
penggunaan CFC berhasil dikurangi secara besar-besaran pada tahun
1996, maka hitungan menunjukkan bahwa lapisan ozon baru kembali akan
normal paling cepat pada abad dua puluh satu. Pemerintah kita melalui
Kementrian Lingkungan Hidup telah menerbitkan berbagai peraturan
terkait larangan memproduksi dan memperdagangkan bahan perusak
lapisan ozon seperti Freon. Pelarangan ini mulai berjalan pada akhir tahun
2013.
28
bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau
menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan
global.
Jika berhasil diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi
rata-rata cuaca global antara 0,02°C dan 0,28°C pada tahun 2050. Nama
resmi persetujuan ini adalah Kyoto Protocol to the United Nations
Framework Convention on Climate Change (Protokol Kyoto mengenai
Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim). Protokol ini
dinegosiasikan di Kyoto pada Desember 1997, dibuka untuk
penandatanganan pada 16 Maret 1998 dan ditutup pada 15 Maret 1999.
Persetujuan ini mulai berlaku pada 16 Februari 2005 setelah ratifikasi
resmi yang dilakukan Rusia pada 18 November 2004.
b. Menurut siaran pers dari Program Lingkungan PBB: “Protokol Kyoto
adalah sebuah persetujuan sah di mana negara-negara industri akan
mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif sebesar 5,2%
dibandingkan dengan tahun 1990 (namun yang perlu diperhatikan adalah,
jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah emisi pada tahun 2010 tanpa
Protokol, target ini berarti pengurangan sebesar 29%). Tujuannya adalah
untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca, yaitu karbon
dioksida, metana, nitrogen oksida, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC,
yang dihitung sebagai rata-rata selama masa lima tahun antara 2008-2012.
Target nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa, 7% untuk
Amerika Serikat, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan
yang diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Eslandia.”
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Bagi teman-teman mahasiswa agar kita selalu menjaga dan melestarikan
alam, dengan tidak membuang sampah sembarangan, memakai
kendaraan umum, dan lain sebagainya.
2. Bagi masyarakat sekitar agar juga menjaga dan melestarikan alam
dengan tidak membuang sampah sembarangan khususnya di sungai,
30
tidak menebang pohon dengan sembarangan, dan berusaha untuk
menghemat energi listrik.
3.Bagi pemerintah agar mampu mendukung dan berpartisipasi dalam
menjaga dan melesatarikan alam. Mengembangkan alat-alat yang
mampu mengurangi pemanasan global tersebut.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dw.com/id/pemanasan-global-dan-lapisan-es-di-kutub-bumi/a-
2957925
https://www.gatra.com/detail/news/422777/international/es-kutub-utara-mencair-
dunia-internasional-kembali-khawatir
https://kikigeografi.wordpress.com/2015/12/25/bentuk-lahan-glasial/
32