Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL JURNAL REVIEW

FISIKA UMUM

DOSEN PENGAMPU : YENI MEGALINA,S.Pd.,M.Si.

OLEH :

SISCHA YOLANDA

4193131014

PENDIDIKAN KIMIA C 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Critical Journal Review
ini sebagai tugas mata kuliah fisika umum. Serta terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pengampuh mata kuliah fisika umum, Ibu Yeni
Megalina,S.Pd.,M.Si yang telah banyak mencurahkan ilmunya pada kelas dik
C 2019 prodi Pendidikan Kimia.

Dalam memenuhi tugas ini, penulis menyadari masih terdapat banyak


kekurangan yang mungkin tidak penulis sadari secara langsung. Maka dari itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan
sebagai bentuk perubahan yang lebih baik kepada penulis. Semoga hasil laporan
Critical Journal Review ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan bagi
penulis khususnya.

Medan, 28 September 2019

Sischa Yolanda
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTARISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah ........................................................................................................1
B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan ....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Identitas Jurnal .............................................................................................................2
B. Review Jurnal ................................................................................................................3

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL


A.KelebihanJurnal.............................................................................................................13
B.KekuranganJurnal..........................................................................................................13

BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan....................................................................................................................15
B.Saran...............................................................................................................................15
DAFTARPUSTAKA.........................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
Mengkritik jurnal merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan ketertarikan minat baca. Dengan mengulas suatu jurnal kita dapat mengetahui
dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal. Pada dasarnya review jurnal
menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis ) mengenai kelemahan
dan kelebihan sehingga kita dapat mengetahui kualitas jurnal yang dibaca dengan
membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya, apa yang
menarik dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah persepsi dan cara berfikir serta menjadi
pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat mampu menambah pemahaman
terhadap suatu bidang kajian tertentu. Selain mengkritik jurnal, juga dapat melatih
kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis.
Serta memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap isi jurnal.

A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan critical jurnal review ini dapat
dijabarkan sebagai berikut.
1. Bagaimana review maupun ringkasan jurnal tersebut?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut?

B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas Critical Junal Review dari Mata Kuliah fisika
umum
2. Untuk meningkatkan minat baca terhadap isi jurnal dan buku
3. Untuk menguatkan pemahaman mengenai materi Getaran dan
Gelombang
4. Untuk mengetahui kesulitan dalam menyelesaikan soal fisika tentang
getaran dan gelombang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identitas Jurnal
Identitas jurnal yang akan di revew adalah sebagai berikut :

Jurnal 1
Judul Jurnal : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
GETARAN DAN GELOMBANG BERBASIS
HOLOGRAFI
Nama Pengarang : Adi Pramuda, Lia Angraeni
Penerbit : Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Halaman : 157-173
Volume : Vol. 5 No. 2

Jurnal2

Judul Jurnal : PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS


MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

Nama Pengarang : Oky Purwo Teo Pambudi


Penerbit : ejournal-pensa
Tahun Terbit : 2018
Jumlah Halaman : 27-31
Volume : Vol. 6 No. 1
B. REVIEW JURNAL

Jurnal 1
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendapatkan media berbasis holografi yang dapat
merepresentasikan dengan baik konsep getaran dan gelombang terutama konsep sifat
gelombang; 2) mengetahui kemampuan mahasiswa mereproduksi media pembelajaran
getaran dan gelombang berbasis holografi hasil pengembangan; dan 3) mendapatkan
perangkat pendukung media pembelajaran getaran dan gelombang berbasis holografi hasil
pengembangan. Penelitian dilaksanakan di IKIP PGRI Pontianak, pada mahasiswa
pendidikan fisika. Bentuk penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan
rancangan model Kemp. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) analisis
isi media berbasis holografi hasil pengembangan dapat merepresentasikan dengan baik
konsep getaran dan gelombang terutama konsep sifat gelombang.; 2) mahasiswa dapat
mereproduksi media pembelajaran getaran dan gelombang berbasis holografi hasil
pengembangan, namun, untuk media pembelajaran getaran dan gelombang holografi
interferensi transmisi belum dapat direproduksi; 3) perangkat pendukung media pembelajaran
getaran dan gelombang berbasis holografi hasil pengembangan yang telah dihasilkan
berwujud dokumen rancangan pembelajaran yang berisi PKMM, RKPS, dan RPP.
Kata Kunci: Pengembangan, media, getaran, gelombang, holografi.
PENDAHULUAN
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memiliki kaitan yang erat dengan
timbulnya permasalahan-permasalahan dalam dunia pendidikan
(Santyasa, 2003: 12). Fisika sebagai salah satu ilmu pengetahuan dalam rumpun sains yang
berkaitan langsung dengan aplikasinya di bidang teknologi, bila dikuasai dengan baik dapat
mempersiapkan mahasiswa untuk “melek teknologi” guna memahami diri dan lingkungan
sekitarnya melalui pengembangan keterampilan proses, sikap ilmiah, penguasaan konsep
sains yang esensial, serta kreativitas dengan kegiatan berbasis teknologi. Tidak ada satu
bidang pun dalam teknologi yang tidak memiliki relevansi dengan fisika, karena kajian fisika
menjangkau dari mulai dari energi dan termodinamika, getaran dan gelombang, optik, listrik
dan magnet, kebumian, astrofisika, serta kosmologi, hingga struktur inti partikel yang
melibatkan kajian kuantum. Menurut Sembiring (2008:2) seperti halnya yang telah dialami
negara maju, fisika sangat berperan dalam pengembangan industri dan teknologi, untuk
mencapai negara makmur, khususnya tren nano teknologi saat ini. Lembaga kependidikan
dituntut untuk dapat berperan aktif lebih luas menyangkut upaya untuk menciptakan
kehidupan masyarakat yang lebih baik dengan adanya perkembangan sains teknologi
lingkungan dan masyarakat yang sedang berlangsung keterkaitanya dengan dunia pendidikan.
Dengan demikian, lembaga kependidikan memiliki peran yang sangat penting untuk
membentuk manusia Indonesia yang kreatif, produktif serta berwawasan keilmuwan di
bidang fisika yang luas dalam rangka alih teknologi berpatokan pada pemilihan teknologi
tepat guna. Tujuan utama penerapan kurikulum adalah agar lembaga kependidikan khususnya
pada jenjang perguruan tinggi dapat merancang sendiri perangkat pembelajaran yang
diperlukan untuk keberlangsungan proses pembelajaran. Pada umumnya kegiatan
pembelajaran fisika yang sangat mendasar dan masih dipraktekkan berpusat pada pengajar
(Sujanem, 2005: 793). Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika IKIP-PGRI Pontianak
merupakan calon guru di daerah Kalimantan Barat yang di daerah ini tidak seluruhnya
sekolah memiliki fasilitas lengkap, akibatnya merupakan hal yang sangat penting untuk
menjadi guru yang profesional dan peka terhadap kondisi lingkungan. Guru fisika di daerah
Kalimantan Barat diharapkan dapat menjadi ujung tombak untuk mengatasi permasalahan
yang erat kaitannya dengan teknologi pembelajaran fisika, seperti

perlunya media pembelajaran fisika. Profesionalisme mahasiswa calon guru untuk


menghasilkan media pembelajaran tidak dapat dibentuk secara insidental, melainkan melalui
proses pembelajaran di perguruan tinggi yang melibatkan kegiatan praktek. Berkenaan
tuntutan pengembangan media pembelajaran yang dapat menyesuaikan dengan
perkembangan teknologi, menurut Ross, et. al. (2010:17) perlu adanya konsepsi topik
pengembangan ke arah teknologi yang efektif yang dapat diterapkan dalam desain perangkat
pembelajaran, dan dengan demikian diperlukan suatu penelitian. Apabila mahasiswa calon
guru memiliki mind set wawasan bahwa media pembelajaran fisika adalah media praktik
laboratorium seperti pada saat berada di perguruan tinggi yang harganya cukup mahal, maka
pengajaran fisika tidak akan berkembang dengan baik, karena kelas yang akan dihadapi
nantinya akan berbeda. Mahasiswa calon guru ketika kembali ke sekolah akan cenderung
pasif mengembangkan media pembelajaran karena keterbatasan dana. Sebagai contoh, untuk
konsep getaran dan gelombang khususnya yang mencakup sifat gelombang pemantulan,
pembiasan, difraksi, interferensi, dan polarisasi, umumnya digunakan beberapa media yang
berbeda. Penggunaan media yang beragam untuk menjelaskan konsep sifat gelombang akan
lebih memakan biaya daripada media yang terpadu. Penggunan sebuah media secara parsial
untuk menjelaskan suatu konsep akan terbentur pada minimnya tataran kemanfaatannya
ditinjau dari aplikasi teknologi. Hal ini disebabkan produk teknologi adalah multikonsep
bahkan multi interdisipliner. Tantangan multikonsep pula yang menyebabkan mayoritas
pengajar kesulitan untuk memilah dan menggunakan produk teknologi dalam pembelajaran
fisika khususnya pada getaran dan gelombang. Akibatnya sangat sulit menemukan media
pembelajaran getaran gelombang di luar kit konvensional yang sudah lama ada. Berkaitan
dengan inovasi media getaran gelombang, menurut Saxby (2004: 3) ada keterkaitan antara
mempelajari sifat gelombang dengan (wave phenomena) seperti konsep difraksi dan
interferensi dengan teknologi holografi. Menurut fisikawan sebuah karya holografi pada
dasarnya adalah proses merekam cahaya koheren untuk membentuk pola frinji interferensi
mikroskopik. Ada

METODE
Bentuk penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan rancangan model Kemp
yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu: identifikasi masalah pembelajaran; analisis peserta
didik; analisis tugas; merumuskan indikator; penyusunan instrumen evaluasi; strategi
pembelajaran; pemilihan media atau sumber pembelajaran; analisis layanan pendukung;
evaluasi formatif; evaluasi sumatif; revisi perangkat pembelajaran, pada setiap tahap
memungkinkan terjadinya revisi. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa semester III
Program Studi Pendidikan Fisika IKIP- PGRI Pontianak pada tahun akademik 2014/2015
yang terdaftar dalam mata kuliah getaran dan gelombang. Berkenaan dengan tujuan
penelitian pertama, yaitu mendapatkan media berbasis holografi yang dapat
merepresentasikan dengan baik konsep getaran dan gelombang terutama konsep sifat
gelombang, maka untuk menjawab permasalahan ini dideskripsikan hasil dari tiap tahapan
pengembangan media pembelajaran berdasarkan model Kemp sehingga diperoleh media
pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa mereproduksi media pembelajaran
getaran dan gelombang berbasis holografi hasil pengembangan, maka dilakukan kegiatan
penugasan dengan desain media pembelajaran getaran dan gelombang berbasis holografi
hasil pengembangan, hasil dari kegiatan ini selanjutnya dilakukan evaluasi oleh peneliti
kesesuaiannya dengan desain yang diberikan. Untuk perangkat pendukung media
pembelajaran getaran dan gelombang berbasis holografi hasil pengembangan, maka
dilakukan pengembangan Dokumen Rancangan Pembelajaran Berbasis KKNI yang
didalamnya terdapat Media dan RPP yang diperlukan untuk mendukung media pembelajaran
getaran dan gelombang berbasis holografi hasil pengembangan.
Berdasarkan hasil penelitian dan mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan,
dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) analisis isi media berbasis holografi hasil
pengembangan dapat merepresentasikan dengan baik konsep getaran dan gelombang
terutama konsep sifat gelombang. Setiap bagian konsep dari holografi proyeksi dan holografi
interferensi refleksi dapat dijadikan sebagai bahan apersepsi dan pendalaman materi setiap
indikator pada mata kuliah getaran dan gelombang; (2) mahasiswa dapat mereproduksi media
pembelajaran getaran dan gelombang berbasis holografi hasil pengembangan, secara khusus
yaitu media pembelajaran getaran dan gelombang holografi proyeksi dan interferensi refleksi.
Namun, untuk media pembelajaran getaran dan gelombang holografi interferensi transmisi
belum dapat direproduksi; (3) perangkat pendukung media pembelajaran getaran dan
gelombang berbasis holografi hasil pengembangan yang telah dihasilkan berwujud Dokumen
Rancangan Pembelajaran yang berisi Peta Kajian Materi Mata Kuliah (PKMM), Rencana
Kegiatan Pembelajaran Semester (RKPS), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Jurnal 2

Abstrak Pada Kurikulum 2013 kegiatan pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada


pengembangan ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan dan diperkuat dengan penerapan
pembelajaran berbasis penelitian pembelajaran inkuiri, sedangkan keterampilan proses sains
wajib dipelajari dan dikuasai agar dapat menunjang proses pembelajaran IPA. Penelitian ini
mendeskripsikan kelayakan lembar kerja siswa, keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa,
hasil belajar siswa, peningkatan keterampilan proses sains siswa, dan respon siswa terhadap
pembelajaran inkuiri terbimbing. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan dengan rancangan uji coba One group pretest-posttest design. Subjek uji
coba yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa VIII-H SMP Negeri 01 Jabon. Hasil
Penelitian ini menunjukkan aktivitas pengembangan keterampilan proses sains siswa
pertemuan I hingga pertemuan II mengalami peningkatan yaitu 3,00 (baik), dan 3,36 (sangat
baik). Keterampilan proses sains siswa pada tiap aspek memiliki skor N-gain sebesar 0,76
(tinggi) aspek merumuskan masalah, aspek merumuskan hipotesis sebesar 0,67 (sedang),
mengidentifikasi variabel 0,02 (Rendah), aspek menyimpulkan data 1,00 (tinggi), dan
keterampilan mengkomunikasikan 0,17 . . Kata Kunci: inkuiri terbimbing, keterampilan
proses IPA
PENDAHULUAN Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kurikulum 2013 mengalami
perubahan, di antaranya merupakan pembelajarann terpadu (integrative science). Perubahan
ini tentu saja berdampak pada proses pembelajaran. Melalui pembelajaran ilmu pengetahuan
alam, peserta didik mendapatkan pengalaman langsung,

sehingga dapat meingkatkan serta menguatkan konsep yang akan diaplikasikan siswa. Ilmu
Pengetahuan Alam diartikan ilmu yang mempelajari segala peristiwa yang ada. Metode
ilmiah berdasarkan Buku Guru SMP kelas VII terdiri dari: menyusun hipotesis,
merencanakan eksperimen atau percobaan, penilaian, dan pengambilan kesimpulan. Hasil yag
didapatkan berupa fakta, prinsip, hukum, dan teori (Kemendikbud, 2014). Pada Buku Guru
Sekolah Menengah Pertama Kelas tujuh terdapat satu aspek tambahan mengenai aplikasi
yang berarti pengamalan cara ilmiah dan seluruh ide IPA dalam kehidupan seharihari
(Kemendikbud, 2014), pada pembelajaran IPA agar dapat menumbuhkan kembangkan siswa
pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kemdikbud,2014). Pada pembelajaran
kurikulum 2013, untuk mencapai ketiga ranah tersebut diperlukan sebuah pendekatan,
pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).
Pembelajaran konstektuaal dapat diterapkan dengan pendekatan saintifik.. Model
pembelajaran didefinisikan sebagai bentuk pengajaran yang mempunyai nama, ciri, sintaks,
aturan dan kebiasaan, contohnya: pembelajaran penemuan, problem based learning,
pengajaran projek dan pmbelajaran inkuiri (Permendikbud 103, 2014). Pembelajaran
penemuan menerapkan pengajaran ilmu pengetahuan agar meningkatkan pendekatan ilmiah.p
(Kemdikbud, 2014). Menurut Sudjana, pembelajaran inkuiri ialah bentuk pengajaran yang
mengharuskan siswa daalam memperoleh pengetahuan , sikap, dan keteramilan secara
mandiri. Dengan demikian, penelaahan inkuiri adalah pembelajaran yang mengharuskan
siswa mencari serta mengetahui pengetahuan, sikap, dan keterampilan sendiri untuk
menjawab masalah yang ada dengan berpikir kritis dan analitis.

hasil generalisasinya sehingga siswa dapat memanfaatkannnya. Proses dan hasil pra-
penelitian pembelajaran terdapat hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan,
berdasarkan hasil uji kehlian ilmiah siswas yang diberikan pada 29 siswa VIII-D SMPN 1
Jabon, didapatkan hasil untuk masing-masing keterampilan sebagai berikut: 59 % siswa
belum mampu merumuskan masalah, 59% siswa belum mampu mengidentifikasi variabel,
90% siswa belum mampu membuat hipotesis, 62% siswa belum mampu membuat
kesimpulan hasil percobaan dan 38 % siswa belum mampu mengkomunikasikan hasil
percobaan.. Hasil wawancara menunjukkan bahwa materi getaran dan gelombang masih sulit
dipahami oleh siswa. Sesuai taraf perkembangan berpikirnya, pembelajaran IPA, siswa SMP
lebih cocok menggunakan inkuiri terbimbing, Hal tersebut juga didukung oleh beberapa
penelitian bahwa keterampilan proses sasin daapat ditingkatkan melalui inkuiri terbimbing, di
antaranya penelitian yang dilakukan oleh Subiyanti (2015) dalam Jurnal yang berjudul
“penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi dampak pencemaran bagi
kehidupan untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa”, menunjukkan peningkatan
keterampilan proses sains siswa yang mengalami perbedaan nilai pretest dan posttest dari
nilai rata-rata 1,35 menjadi 2,86 dengan Ngain sebesar 0,6 dengan kategori peningkatan
keterampilan proses sains siswa kategori sedang.pada Penelitian A’iniyah (2015)
menunjukka hasil analisis gain ternormalisasi menunjukkan hasil tiap aspek keterampilan
proses sains termasuk dalam kategori tinggi dengan ketuntasan sebesar 91,2 %, dan penelitian
yang dilakukan oleh Pangestika (2015) berdasarkan hasil analisis gain ternormalisasi dengan
model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa sebesar 0,5,
dan terdapat perbedaan yang signifikan dan memberikan respon yang sangat kuat terhadap
siswa yaitu sebesar 92,9 %, sesuai dengan penelitian Ceylan SEN dalam jurnalnya “ the study
that application of inquiry based instruction approach had positive effects on the scientific
process skills”. Berkaitan dengan keterampilan proses sains siswa, pemilihan mata pelajaran
yang tepat sangat diperlukan, oleh sebab itu, materi yang digunakan KD 3.10 “memahami
konsep getaran, gelombang, bunyi dan pendengaran, serta penerapannya dalam sistem sonar
pada hewan dan dalam kehidupan sehari-hari”. Pemilihan materi tersebut, dikarenakan pada
materi tersebut banyak sekali penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dan merupakan
fenomena yang sangat dekat dengan kehidupan siswa, Sehingga dapat dilakukan
penyelidikan dalam pembelajaran keterampilan proses sains siswa yang dapat dilatihkan
antara lain merumuskan masalah,

Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada


Materi Getaran dan Gelombang

membuat hipotesis, membuat variabel penelitian, dan menyimpulkan hasil percobaan, serta
didukung melalui penelitian sahhyar bahwa “based on the hypothesis testing obtained that
students’ science process skill (SPS) using scientific inquiry learning model based on
conceptual change was better than using conventional learning”. Berdasarkan hasil uraian
kegiatan tersebut, maka akan dilaksanakan riset dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja
Siswa dengan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada materi getaran dan gelombang untuk
Melatihkan Keterampilan Proses Sains dan Meningkatkan pengetahuan siswa ”. Agar
proses dan hasil suatu pembelajaran sesuai dengan kemmapuan peserta didik, dan memiliki
hasil yang maksimal, diperlukan tahapan-tahapan dengan ketentuan yang ada. Tahapan-
tahapan dalam pembelajaran inkuiri terbimbing antara lain (Anam, 2015) : Perumusan
Masalah, Menyusun Hipotesis, Merancang Percobaan, Mengumpulkan Data dan
Menganalisis Data, Menyimpulkan Hasil Percobaan Tokoh pembelajaran inkuiri terbimbing
adalah Bruner dan Piaget. , bahwa belajar dapat berjalan lancar apabila siswa diberikan
kesempatan oleh guru untuk mengetahui konsep, teori dalam sehari-hari. Menurut Bruner
perkembangan kognitif sesorang terjadi melalui tiga tahap, yaitu: Tahap Enaktif, Tahap
Ikonik, dan Tahap Simbolik Menurut Piaget, umumnya semakin besar tigkat perkembangan
kognitisnya maka semakin tinggi pula cara berpikirnya. Dan pada penelitian ini
perkembangan kognitif peserta didik berada pada perkembangan formal, artinya bahwa, anak
telah memiliki kemampuan untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang tidak
mereka yakini. Dan mereka juga menghimpun sebanyak mungkin informasi dan memadukan
variabel sebanyak mungkin. Keterampilan proses sains adalah keahlian khusu untuk
mengetahui dan mengaplikasikan konsep ipa ( Ibrahim, 2010) American Association for the
Advancement of Science (1970) mengelompokkan menjadi keterampilan proses dasar dan
keterampilan proses terpadu. Indikator kedua keterampilan proses tersebut.

METODE Riset ini merupakan salah satu jenis Research and Development (R&D). Subjek
uji coba adalah seluruh siswa kelas 2-H SMP Negeri 01 Jabon-Sidoarjo. Penelitian ini
merancang pengembangan perangkat pembelajaran yang mengarah pada cara research and
development (R&D) yang dimodifikasi dengan tahapan penelitian

metode pengamatan, dan metode tes, dan Metode Angket. Metode analisa yang digunakan
yaitu analisis data yang berupa kualitatif deskriptif untuk data yang diperoleh melalui hasil
validasi, hasil pengamatan, hasil tes soal kognitif dalam pembelajaran dan hasil tes
keterampilan proses sains siswa. Tabel 3 Kriteria gain ternormalisasi Persentase Klasifikasi
0,0 <(<g>) ≤ 0,3 Rendah 0,3 <(<g>)≤ 0,7 Sedang 0,7 <(<g>)≤ 1,0 Tinggi

Simpulan

Pada hasil pre-test ketuntasan siswa hanya 2,26% dan yang tidak tuntas sebesar 97,74%
siswa, sedangkan pada saat post-test siswa mendapat persen ketuntasan sebesar 100%.
Berdasarkan hasil uji gain ternormalisasi, menunjukkan keterampilan proses sains siswa
mengalami peningkatan dari pre-test ke post-test yaitu dengan ratarata skor gain sebesar 0,6
(kategori sedang). Pada keterampilan merumuskan masalah mendapat skor gain sebesar 0,76
dengan kriteria tinggi, keterampilan merumuskan hipotesis mendapat skor gain sebesar 0,67
dengan kriteria sedang, mengidentifikasi variabel mendapatkan skor 0,02 dengan kategori
rendah, menyimpulkan data dengan skor 1 mendapatkan kategori tinggi, dan keterampilan
mengkomunikasikan mendapatkan skor sebesar 0,17 dengan kategori sedang.
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

KELEBIHAN JURNAL

Kelebihan dari jurnal 1 yaitu bahasa dan sistematika penulisan


yang digunakan mudah dipahami, hasil penelitian pada jurnal juga
dijelaskan secara rinci mengenai media pembelajaran tentang getaran dan
gelombang. Selain itu, memiliki penyajian penelitian yang lengkap mulai
dari teori, penjelasan dan hasil yang dicapai, data yang tersedia dalam
penelitian sesuai dengan teori, memiliki metode-metode atau langkah-
langkah yang cukup akurat, sehingga hasil dapat diperoleh dengan baik,
serta terdapat rumus dan tabel yang melengkapi data yang di analisis.
Kelebihan jurnal ke2 yaitu pada hasil pembahasan disertai gambar atau
penyelesaiannya dengan jelas,dan pada jurnal 2 memiliki ISSN bentuk
jurnal atau susunan format penulisan jurnal sudah baik.

KEKURANGAN JURNAL

Setiap jurnal pasti memiliki kesalahan atau kekurangan, kekurangan


dari jurnal yang saya review yaitu pada jurnal 1 tidak memiliki ISSN dan
tidak memiliki grafik sebagai pelengkap data.pada jurnal 2 penyajian
penelitian terlalu singkat
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Simpulan Pada hasil pre-test ketuntasan siswa hanya 2,26% dan yang tidak tuntas sebesar
97,74% siswa, sedangkan pada saat post-test siswa mendapat persen ketuntasan
sebesar 100%. Berdasarkan hasil uji gain ternormalisasi, menunjukkan keterampilan
proses sains siswa mengalami peningkatan dari pre-test ke post-test yaitu dengan
ratarata skor gain sebesar 0,6 (kategori sedang). Pada keterampilan merumuskan
masalah mendapat skor gain sebesar 0,76 dengan kriteria tinggi, keterampilan
merumuskan hipotesis mendapat skor gain sebesar 0,67 dengan kriteria sedang,
mengidentifikasi variabel mendapatkan skor 0,02 dengan kategori rendah,
menyimpulkan data dengan skor 1 mendapatkan kategori tinggi, dan keterampilan
mengkomunikasikan mendapatkan skor sebesar 0,17 dengan kategori sedang.

B. SARAN
Dari hasil review saya mengenai jurnal analisis kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika ditinjau dari koneksi matematis materi limit
fungsi, setelah penulis menganalisis dan mengetahui persentase bagaimana
pengembangan media pembelajaran tentang getaran dan gelombang bagi
siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Ackermann, G. K. & Eichler, J. 2007. Holography a Practical Approach. Weinheim: Wiley-


Vch Verlag Gmbh & Co. Kgaa.

Depdiknas. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta: Depdiknas.

Folks, W. R, Pandey, S. K, & Boreman, G. 2007. Refractive Index at THz Frequencies of


Various Plastics. J. Optical Society of America. OCIS codes: (160.4670) Optical materials;
(220. 0220).

Knowles, M. 2005. The Adult Learner. USA: Elsevier California.

Nieveen, Nienke dan Plomp, Tjered(Ed).2003. Educational Design Research.pdf

Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Subiyanti, Lilis. 2015. “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi
Dampak Pencemaran Bagi Kehidupan Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa”.
Jurnal Pendidikan Sains. Vol. 1(1).

Sugiyono. 2010. Metode penelitian kualitatif kuantatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai