Anda di halaman 1dari 14

CASE METHOD

Menemukan Dampak Dan Solusi Dari Permasalahan


Pembelajaran Daring Terhadap Kondisi Psikologis Siswa SMP
Negeri 2Berastagi

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :Dra. ROSDIANA, M.Pd.


Disusun oleh : Kelompok 1
 LORIANA NABABAN (4212421017)
 MARLINDA MANALU (4212421006)
 YOSEPHANY (4213121029)

Kelas : PSPF 21 C
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
2022
Case Method Psikologi Pendidikan

Menemukan Dampak Dan Solusi Dari Permasalahan Pembelajaran Daring Terhadap


Kondisi Psikologis Siswa SMP Negeri 2 Berastagi

Marlinda Manalu1 Loriana Nababan2 Yosephany3

Marlinda Manalu1 merlindamanalu@gmail.com


Loriana Nababan2 loriananababan@gmail.com
Yosephany3yosephany2403@gmail.com

Prodi Pendidikan Fisika,Unimversitas Negeri Medan

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis problematika pembelajaran daring di masa


pandemi covid-19 dan solusi pemecahannya. Jenis penelitian ini adalah dengan metode
observasi dimana peneliti melakukan penelitian ke terhadap siswa dan sakah satu Gutru di
SMP N 2 Berastagi.Juga peneliti menggunakan studi literatur atau penelitian kepustakaan
dengan menggunakan sumber data sekunder yang dikumpulkan melalui jurnal ,website, dan
sumber-sumber lain yang relevan dengan masalah penelitian. Data penelitian ini Data
penelitian diperoleh melalui wawancara. Setiap kategori partisipan mendapat pertanyaan
yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan data yang ingin diperoleh. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 memiliki
beragam problematika yang dialami guru, peserta didik, dan orangtua. Permasalahan dari
guru berupa lemahnya penguasaan IT dan terbatasnya akses pengawasan peserta didik, dari
peserta didik berupa kekurangaktifan mengikuti pembelajaran, keterbatasan fasilitas
pendukung dan akses jaringan internet, sementara dari orangtua berupa keterbatasan waktu
dalam mendampingi anaknya di saat pembelajaran daring. Beragam permasalahan tersebut
dapat diatasi dengan meningkatkan kompetensi penguasaan IT, pengawasan intensif dengan
melibatkan peran orangtua, dan memberikan penugasan secara manual.

Kata Kunci : Kesejahtraan Psikologi,Siswa SMP,pembelajaran Daring


Pendahuluan

Untuk memperlambat penyebaran Covid-19, banyak negara termasuk Indonesia


mengambil kebijakan pembatasan interaksi fisik (physical distancing) (UNICEF, 2020).
Menanggapi kebijakan penutupan sekolah untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 yang
semakin meningkat, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI mengeluarkan SE Mendikbud
RI No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) tertanggal 24 Maret 2020. Salah satu kebijakan
menurut SE Kemendikbud RI No. 15 Tahun 2020 tentang pendidikan selama masa darurat
Covid-19 adalah proses belajar yang dilaksanakan dari rumah melalui Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ).

Pembelajaran daring atau online sudah tidak asing didalam kehidupan masyarakat saat
ini . dimana penerapan Pembelajaran daring merupakan salah satu solusi yang digunakan
untuk mengatasi permasalahan proses pembelajaran selama pandemic Covid19. Pembelajaran
daring merupakan jenis pembelajaran yang memberikan keamanan yang lebih selama
pandemic covid 19, karena perosesnya dilakukan secara tatap muka online atau tidak bertemu
langsung melainkan secara tatap maya (virtual).

Media online berupa aplikasi sosial media merupakan media yang digunakan dalam
pembelajaran daring,Kegiatan pembelajaran daring dilakukan dengan berbagai aplikasi.
Aplikasi yangdigunakan diantaranya adalah whatsapp, Google Classroom, Edmodo, Zoom,
Google meet,webex, Loom, Quizizz, dan Duolingo.Aplikasi-aplikasi tersebut dimanfaatkan
guru untuk mengatasi keterbatasan tatap muka bersama siswa , namun tetap membantu guru
mengawasi dan mengajar siswa secara jarak jauh. adanya pengunaan aplikasi diatas sangatlah
membantu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar selama daring.

Dalam pengunaan aplikasi diatas diperlukanya pengunaan teknologi , contohnya


pengunaan smartphone atau handphone , laptop , notbook , kouta internet, jaringan yang
stabil dan lain sebagainnya. dalam pemenuhan hal-hal diatas didapatkan fakta di masyarakat
saat ini, sebagian orang tua peserta ada yang tidak memiliki perangkat handphone (android)
atau komputer untuk menunjang pembelajaran daring, terlebih bagi peserta didik sendiri.
Kondisi demikian membuat mereka kebingungan menghadapi kenyataan yang ada. Satu sisi
dihadapkan pada ketiadaan fasilitas penunjang, sisilain adanya tuntutan terpenuhinya
Case Method Psikologi Pendidikan

pelayanan pendidikan bagi peserta didik. Permasalahan yang terjadi bukan hanya pada
ketersediaan fasilitaspembelajaran, melainkan ketiadaan kuota (pulsa) yang membutuhkan
biaya cukup tinggi,guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring, terutama orangtua
peserta didik darikalangan ekonomi menengah ke bawah, tidak memiliki anggaran dalam
menyediakanjaringan internet. Tidak berhenti sampai di situ, meskipun jaringan internet
dalam genggamantangan, peserta didik menghadapi kesulitan akses jaringan internet karena
tempat tinggalnyadi daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang
menggunakan jaringanseluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis
yang masih jauh darijangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang
banyak terjadi pada pesertadidik yang mengikuti pembelajaran daring, sehingga

Kesejahteraan psikologis (Psychological Well Being) merupakan salah satu bentuk


kesejahteraan yang cukup relevan untuk tahap perkembangan remaja. Kesejahteraan yang
dirasakan oleh remaja membuat remaja lebih memiliki emosi yang positif serta dapat
menumbuhkan rasa kepuasan hidup dan kebahagiaan, sehingga mengurangi perilaku negatif
dan mengurangi perasaan depresi. Remaja yang memiliki kesejahteraan psikologis yang
tinggi merupakan seseorang yang dapat menerima dirinya apa adanya serta dapat membentuk
hubungan dengan orang lain dan mampu mewujudkan potensi yang ada pada dirinya secara
berkala.

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara di atas, penelitian mengenai kesejahteraan


sekolah selama masa pandemi Covid-19 perlu dilakukan untuk mendapatkan pemaknaan
kesejahteraan sekolah pada siswa selama masa pandemic Covid-19, factor-faktor yang
mempengaruhinya serta dampak kesejahteraan sekolah yang rendah. Pemahaman mengenai
hal tersebut akan memberikan kontribusi positif dalam bidang psikologi pendidikan, untuk
meningkatkan mutu pendidikan satuan pendidikan, terutama selama masa pandemic covid-
19. Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana kesejahteraan
sekolah siswa SMP Negeri 2Berastagi selama masa pandemi Covid-19, apa faktor
penyebabnya dan apa dampaknya. Fokus penelitian ini adalah kepuasan siswa, emosi positif,
dan emosi negatif selama pembelajaran daring .
Case Method Psikologi Pendidikan

METODE

Metode penelitian ini menggunakan Metode Observasi, adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukaan melalui sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau prilaku objek sasaran.. Subyek penelitian adalah 16 siswa dan 1 guru di SMP
Negeri 2 Berastagi. Metode pengumpulan data dengan wawancara menggunakan pertanyaan
terbuka terhadap 16 siswa. Data yang diperoleh dari wawancara secara langsung dengan
mematuhi protocol kesehatan yang berlaku untuk menghindari kontak fisik selama masa
pandemi Covid-19.Sumber data lain yaitu dari jurnal-jurnal yang berjaitan dengan dampak
dan solusi pembelajaran daring bagi kesejahteraan Psikologi siswa. Wawancara tidak
terstruktur digunakan untuk memperoleh data mendalam terkait kesejahteraan sekolah siswa
pada masa pandemi Covid-19. Fokus pertanyaan terkait dengan penilaian secara emosioal
dan koginitif terkait dengan kesejahteraan sekolah selama daring pada masa pandemi Covid-
19. Data yang diperoleh melalui wawancara dianalisis menggunakan analisis fenomenologi,
yaitu mengorganisasikan, membuat kode, mengelompokkan, mendeskripsikan, menarasikan,
dan melaporkan pengalaman dari setiap subyek penelitian dan gabungan dari semua subyek.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis


internet dan Learning Manajemen System (LMS). Pembelajaran daring merupakan program
penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang
masif dan luas (Bilfaqih dan Qomaruddin, 2015). Pembelajaran daring merupakan bagian
dari pendidikan jarak jauh yang secara khusus menggabungkan teknologi elektronika dan
teknologi berbasis internet. Pendekatan moda daring memiliki karateristrik constructivism,
social constructivism, community of learners yang inklusif, pembelajaran berbasis komputer,
kelas digital, interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan (Nurhayati, 2020;
Fitriyani et al, 2020; Susmiati, 2020; Hignasari, 2020). Pembelajaran daring ini menjadi
sebuah pilihan yang tidak terelakkan bagi institusi pendidikan. Di tengah pandemi Covid-19,
metode pembelajaran ini dapat menjadi solusi agar proses belajar mengajar dapat tetap
berlangsung. Guru tetap bisa mengajar dan peserta didik tetap bisa belajar di rumah selama
Case Method Psikologi Pendidikan

pandemi ini. Pembelajaran daring identik dengan pemanfaatan fitur teknologi berbasis
internet, yang sangat bergantung pada ketersediaan teknologi informasi.

Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19

Dari faktor peserta didik, ditemukan permasalahan peserta didik dari hasil wawancara
langsung yang kami lakukan yaitu dalam penggunaan aplikasi diatas diperlukanya pengunaan
teknologi , contohnya pengunaan smartphone atau handphone , laptop , notbook , kouta
internet, jaringan yang stabil dan lain sebagainnya. dalam pemenuhan hal-hal diatas
didapatkan fakta di masyarakat saat ini, sebagian orang tua peserta ada yang tidak memiliki
perangkat handphone (android) atau komputer untuk menunjang pembelajarandaring, terlebih
bagi peserta didik sendiri. Kondisi demikian membuat mereka kebingungan menghadapi
kenyataan yang ada. Satu sisi dihadapkan pada ketiadaan fasilitas penunjang, sisilain adanya
tuntutan terpenuhinya pelayanan pendidikan bagi peserta didik.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya pada ketersediaan fasilitaspembelajaran,


melainkan ketiadaan kuota (pulsa) yang membutuhkan biaya cukup tinggi,guna memfasilitasi
kebutuhan pembelajaran daring, terutama orangtua peserta didik darikalangan ekonomi
menengah ke bawah, tidak memiliki anggaran dalam menyediakan jaringan internet. Tidak
berhenti sampai di situ, meskipun jaringan internet dalam genggaman tangan, peserta didik
menghadapi kesulitan akses jaringan internet karena tempat tinggalnya di daerah pedesaan,
terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan
yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal
ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada peserta didik yang mengikuti
pembelajaran daring, sehingga pelaksanaannya kurang efektif dan terkendala didalam
prosesnya.selain kendala dan permasalahan diatas, daring juga memiliki dampak besar
terhadap psikologi siswa. dampak psikologi yang dialami siswa yaitu stress dan tertekan
emosi yang tidak terkontrol selama proses belajar secara daring. stress dan tekanan emosi
yang tidak terkontrol yang terjadi pada siswa ini dapat diakibatkan karena para siswa merasa
tugas pembelajarannya terasa berat, bosan di rumah terus, proses pembelajaran yang mulai
bosan, tidak dapat bertemu dengan teman-teman dan guru secaralangsung, keterbatasan
sinyal sehingga susah untuk mengikuti pembelajaran online, tidak dapat melakukan hobby
Case Method Psikologi Pendidikan

dengan leluasa dan tidak bisa melakukan praktek di laboratorium. Selain itu juga aktivitas
anakanak menjadi terganggu sehingga dapat merenggut kesempatan bereksplorasi dengan
lingkungan. Anak-anak tidak sama dengan orang dewasa, fungsi kognitif atau pemikiran anak
belum sesempurna orang dewasa dan memiliki keterbatasan. Bila orang dewasa dihadapkan
dalam situasi harus berdiam diri di dalam rumah dalam jangka waktu lama, mereka bisa lebih
memahami karena sudah berpikir tentang dampak di masa sekarang dan masa depan.Pada
masa pandemic sekarang ini juga ada beberapa anak juga mengalami kekerasan oleh orang
tua selama belajar di rumah yang dapat menyebabkan tekanan psikologis bagi anak.
Kekerasan itu dapat berupa kekerasan fisik atau kekerasan secara verbal. Kekerasan secara
verbal yang dilakukan seperti menjelek-menjelekkan atau merendahkan kemampuan anak.
Sedangkan bentuk dari kekerasan fisik yaitu mencubit, menjewer ataupun memukul anak
(Tabi, 2020).

Masalah yang dihadapi dari ke 16 siswa selama beajar daring adalah:

1. Malas Belajar
2. Kurang mengerti pelajaran karena sebagian media pembelajaranyang digunakan
hanya melaui WA
3. Media belajar hanya WA,selain IPA
4. Segan sama guru
5. Tidak ada kartu paket yang dari peerintah dan susahnya dalam mendapatakan kuota
internet
6. Jaringan kurang memadai

Mata pelajaran yang bisa ditangkap IPA .Karena guru mata pelajaran menggunakan aplikasi
zoom dalam proses pembelajaran daring meskipun hanya sesekali.Tapi siswa mengatakan itu
mempunyai dampak terhadap pengetahuan mereka terhadap memahamimateri yang
ada.Sehingga dari hasil wawancara kami secara tatap muka terahadap 16 siswa ditemukan:8
Orang siswa yang bisa menangkap 8 Orang tidak bisa menangkap pelajaran IPA meskipun
sudah dibantu dengan aplikasi zoom.
Dalam suatu wawancara seorang guru di sekolah mengakui bahwa pembelajaran daring ini
kurang efektif apabila dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka langsung, karena
beberapa alas an dan untuk mendapatkan hasil kami mebuat beberapa pertanyaan seperti
berikut:

1. Masalah apa yang dirasakan guru dalam pross pembelajaran secara daring?

Kurangnya pengetahuan atau kurang pandai dalam menggunakan teknologi dan


mengaplikasikannya khususnya hp.yang kedua masalah jaringan sehingga banyak guru
maupun siswa yang kesusahan dalam mengakses medi pembeljaaran seperti wa karena ada
beberapa siswa dan guru yang masih jauh dari tempat yang sinyalnya bagus.

Pemantauan terhadap murid lebih susah karena Tidaka da interaksi langsung antara guru dan
siswa .Sehingga banyak siswa yang kurang minat nya dalam belahar untuk lebih rajin lagi.

2. Aplikasi apa yang paling umum digunakan oleh guru ?

Aplikasi wa dan sebagian kecil ada guru yang menggunakan zoom.class room tidak
digunakan sebagai media pembelajaran karena sinyal tadi sehingga banyak siswa yang tidak
bisa untuk join dan mengakses classroom .oleh karena itu makanya classromm tidak
dipergunakan sebagai media pembelajaran.

3. Apakah pembelajaran daring ini berhasil diterapkan?

Dilihat dari hasil belajar siswa pembelajaran secara daring ini kurang berjalan dengan baik
dikarenakan kondisi tadi baik itu sinyal.kurang interaksi dengan siswa sehingga susah untuk
dipantau .Jika dibandingkan dengan luring berbeda jauh tingkat keberhasilan hasil belahar
siswa .DImana kelancaran masih tercapai dibawah 50% mungkin dikarenakan baru diterpkan
dalam sistem pembelajaran di sekolah SMP tersebut.

4 Dalam mengatasi masalah ini apa cara yang dilakukan oleh guru?

Siswa yang terkendala jaringan dan susah mengakses internet di berlakukan luring untuk
pemberian tugas dan penjelasan materi sedikit.

5. Bagaimaa situasi siswa dalam pembelajaran daring terhadap tugas yang

diberi Banyak siswa yang tidak bertanggung jawab terhadap tugas yang diberi.

6. Menurut ibu mana pembelajaran yang lebih efektif anatara pembelajaran daring atau
luring? Bagaimana perbandingannya!

Tentu saja pembelajaran luring atau tatap muka karena proses belajar lebih terorganisir dan
antara siswa dan guru terjadi pembicaraan dua arah atau interaksi langsung.Namun karena
situasi covid maka tetap pembelajaran daring yang diterapkan dan itu harus bisa kita terapkan

semaksimal supaya guru dan siswa bisa belajar lebih lagi dalam menggunakan ilmu teknologi
yang berkembang sekarang.

7. Apakah pengguanaan teknologi ini menjadi masalah?

Ya tentu terutama dikalangan guru karena sudah banyak guru yang sudah berumur ataupun
tua jadi sudah susah untuk belajar IT .

8. Dari yang kami lihat sudah mulai diterapkan pembelajaran hybrid atau setengah luring dan
daring apakah sudah mengalami peningkatan Bu?

Setelah diterapkan pembelajaran hybrid ini guru dan siswa sudah mulai mengalami
peningkatan baik itu dari segi interaksi dan pengenalan,karena selama daring banyak guru
yang tidak mengenal siawanya lebih dekat lagi.

10 .Harapan ibu kedepannya apa terhada sistem pendidikan ini?

Harapan ibu yakni semoga pandemi cepat berlalu dan walaupun nqntinya pembelajaran sudah
100 % luring tetap juga diterapkan penggunaan media sosial dan media pembelajaran
berbasis IT supaya pengetahuan siswa dan guru itu semakin berkembang dan luas.dwngan
mengkombinasikan antara teknologi dan tatap muka
Case Method Psikologi Pendidikan

Potret lainnya dari proses belajar daring adalah ketidaksiapan guru terhadap
pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke
sistem daringsecara tiba-tiba (karena pandemi covid-19) tanpa persiapan yang matang juga
berdampak terhadap pribadi guru. Akibatnya, sejumlah guru tidak mampu mengikuti
perubahan dengan pembelajaran berbasis teknologi daninformasi terkhususnya pada guru
yang sudah tau. Padahal sebuah keniscayaan guru itu memanfaatkan teknologi untuk
mendukung pembelajarannya, lebih-lebih di masa pandemi Covid-19. Mau tidak mau, siap
tidak siap,semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan dan
terpenuhinyahak peserta didik dalam memperoleh pendidikan walaupun dalam kondisi
pandemi Covid-19.

Solusi Pemecahan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19

Solusi Pemecahan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 adalah :

A. Bagi guru

Dalam meminimalisir hambatan pembelajaran daring, terdapat beberapa

solusi yang bisa diterapkan, yaitu:

a) guru hendaknya menyiapkan materi pembelajaran semenarik mungkin, seperti penyajian


materi dalam slide powerpoint disertai video pembelajaran agar materi lebih hidup dirasakan
oleh peserta didik;

b) dalam hal keterbatasan


Case Method Psikologi Pendidikan

Penguasaan IT, guru dapat menggunakan teknologi yang pengoperasiannya lebih


sederhana, seperti aplikasi whatsapp. Namun, sedikit demi sedikit guru harus meningkatkan
kompetensi IT-nya, antara lain dengan mengikuti workshop terkait, bertanya kepada guru-
guru lain yang mempunyai kemampuan lebih di bidang IT (Puspitasari dalam Kemdikbud,
2020) dan dirasa cukup gampang sebagaimana pengalaman penulis, banyak mengikuti
tutorial di youtube yang banyak menyajikan pengenalan aplikasi pembelajaran dan langkah-
langkah penggunaannya, serta bagaimana memproduksi video pembelajaran; c). peserta didik
yang “kurang peduli” mengikuti pembelajaran daring, dapat diatasi dengan proaktif
menghubungi (via

telepon/video call) peserta didik dan orang tuanya secara personal, apabila tidak
memungkinkan untuk melakukan home visit. Solusi lain, guru mata pelajaran bersama guru
BK berusaha mencari tahu apakah kendalanya dengan menghubungi orang tuanya. Bila
kendala memang anaknya malas, maka guru BK akan meminta pada orangtuanya agar dapat
mendampingi pelaksanaan BDR anaknya (Arianty dalam Kemdikbud, 2020).

B. Peserta didik

Bagi peserta didik yang tidak memiliki perangkat atau bergiliran menggunakannya
dengan orangtua, atau yang tidak memiliki akses jaringan internet, peserta didik dapat

Case Method Psikologi Pendidikan

mengerjakan tugas secara manual, terpenting tetap belajar dan berada di rumah. Pengalaman
Susani (dalam Kemdikbud, 2020) peserta didik yang mengalami permasalahan koneksi
internet dapat diatasi dengan thethering ke anggota keluarga lainnya atau menghemat dengan
cara connect saat dibutuhkan saja. Penulis berpendapat bahwa dapat juga diatasi dengan BDR
bagi peserta didik dengan mengikuti program pendidikan lewat siaran televisi yang
Case Method Psikologi

diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan TVRI


dalam rangka memfasilitasi pendidikan di masa pandemi Covid-19 di Indonesia.

C. Orangtua

Solusi permasalahan dari faktor orang tua yakni dengan melakukan komunikasi (via
handphone/whatsapp) dengan para orangtua untuk meluangkan waktu untuk segera kembali
ke rumah dari tempat kerja agar handphone/gadget segera digunakan oleh anaknya
untukbelajar daring; memberi kelonggaran waktu mengerjakan tugas agar peserta didik yang
bergantian handphone/gadget dengan orang tuanya dapat terlayani; meminta bantuan wali
kelas untuk menginformasikan kemajuan belajar peserta didik melalui whatsapp grup
paguyuban orang tua sehingga orang tua diharapkan mampu memotivasi dan mendampingi
anaknya yang kurang memperhatikan tugas dari guru; pengampu mata pelajaran meminta
oleh peserta yang kurang peduli; pengampu mata pelajaran menghubungi langsung nomor
handphone peserta didik untuk menanyakan sebab-sebab tidak mengerjakan tugas yang
diberikan; meminta bantuan kepada guru BK untuk memotivasi peserta didik dalam belajar
(Susilowati dalam Kemdikbud, 2020).

Kesimpulan

Pelaksanaan pembelajaran daring yang merupakan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi
covid-19 memiliki beragam problematika yang dialami guru, peserta didik, dan orangtua.
Permasalahan dari guru berupa lemahnya penguasaan IT dan terbatasnya akses pengawasan
peserta didik, dari peserta didik berupa kekurangaktifan mengikuti pembelajaran,
keterbatasan fasilitas pendukung dan akses jaringan internet, sementara dari orangtua berupa
keterbatasan waktu dalam mendampingi anaknya di saat pembelajaran daring. Beragam
permasalahan tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan kompetensi penguasaan IT,
Case Method Psikologi

pengawasan intensif dengan melibatkan peran orangtua, dan memberikan penugasan secara
manual.

Saran

Dari hasil studi kepustakaan dalam penelitian ini, saran yang dapat diberikan yaitu, (1) hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi guru dan peserta didik dalam
melaksanakan pembelajaran daring dan bagi orangtua dalam mendukung pembelajaran
daring, dan (2) pembelajaran daring di saat pandemi covid-19 hendaknya guru mencari solusi
yang inovatif dan berpikir secara kreatif agar proses pembelajaran di sekolah tetap berjalan
walaupun tidak dapat bertatap muka langsung

Daftar Pustaka

Asmuni, A. (2020). Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan


Solusi Pemecahannya. Jurnal Paedagogy, 7(4), 281.

Erastus Mosha, & Ruíz, A. A. B. (2010). Title. Theoretical and Applied Genetics, 7(2), 1–
7...2941

Hidayat, M. T., Hasim, W., & Hamzah, A. (2020). Pembelajaran Daring Selama
Pandemi Covid-19: Solusi atau Masalah Baru dalam Pembelajaran? Journal Civics
& Social Studies, 4(2), 47–56. https://doi.org/10.31980/civicos.v4i2.918

Noor, T., Suharto, E. D., & Astuti, K. (2021). Kesejahteraan siswa SMP pada masa pandemi
Covid-19. Prosiding Seminar Nasional 2021 Fakultas Psikologi UMBY, 138–147.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai