Anda di halaman 1dari 33

Critical Journal Review

“KALOR (TRANSFER PANAS)”


TUGAS CJR
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dalam
Mata Kuliah Termodinamika
Dosen Pengampu : 1. Prof.Dr.Nurdin Bukit, S.Si, M.Si.
2. Budiman Nasution, S.Pd, M.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 3 (Tiga)
Nama : Antonius Andi S. Halawa (4183540004)
Berliana Sitompul (4183240001)
Nora PL Sitompul (4183240008)
Sri Rezeki Berutu (4181240009)
Kelas : Fisika Nondik A 2018

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat serta Karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review sebagai tugas dalam mata kuliah
Termodinamika pada kurikulum KKNI tahun ajaran 2018/2019. Kami sebagai
mahasiswa menyadari benar bahwa pada hakikatnya buku adalah jendela dunia,
buku adalah sumber pengetahuan, sumber dari segala ilmu yang menjembatani
manusia untuk lebih mapan dalam berpengetahuan serta menambah pengetahuan
baru dalam bidang apapun dengan membaca buku. Karena itulah untuk
meningkatkan minat baca kepada para mahasiswa agar giat membaca adalah
dengan membuat tugas yang secara keseluruhannya bersumber dari buku bacaan
yang bersifat akademik maupun non akademik tetapi yang sifatnya membangun.
Dengan adanya tugas membuat Critical Jurnal Review ini kami sebagai
mahasiswa menyadari bahwa untuk menyelesaikan tugas ini tahap awal yang
harus dilakukan adalah dengan membaca jurnal yang akan dikritik dengan
pemahaman yang baik, agar dapat menganalisis, melakukan evaluasi terhadap
jurnal yang kami baca sehingga kami dapat meyelesaikan tugas membuat sebuah
Critical Jurnal Review.
Demikianlah yang kami sampaikan sebagai pengantar kata dan sekaligus
kata pembuka dalam tugas yang kami selesaikan semoga bermanfaat.

Medan, 29 Oktober2019
Penulis

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN JURNAL....................................................................2
Jurnal I
- Identitas Jurnal I.................................................................................2
- Abstrak I.............................................................................................2
- Ringkasan Jurnal I..............................................................................3
- Kelemahan Dan Kelebihan I...............................................................9
Jurnal II
- Identitas Jurnal II................................................................................10
- Abstrak II............................................................................................10
- Ringkasan Jurnal II.............................................................................11
- Kelemahan Dan Kelebihan II.............................................................16
Jurnal III
- Identitas Jurnal III...............................................................................18
- Abstrak III...........................................................................................18
- Ringkasan Jurnal III............................................................................18
- Kelemahan Dan Kelebihan III............................................................20
Jurnal IV
- Identitas Jurnal IV...............................................................................22
- Abstrak IV..........................................................................................22
- Ringkasan Jurnal IV...........................................................................23
- Kelemahan Dan Kelebihan IV............................................................28
BAB III PENUTUP.............................................................................................29
3.1 Kesimpulan..........................................................................................30
3.2 Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Mengkritik sebuah Jurnal atau lebih adalah salah satu kegiatan yang harus
dikuasai oleh mahasiswa. Terlebih lagi untuk kita calon pendidik bangsa.
Banyak jurnal-jurnal yang beredar sekarang ini yang bisa dikritik. Baik dari
segi penulisan, cocok tidaknya bahan materi  dengan pembaca, maupun dari
segi kelengkapan materi.
Adapun tujuan penulis di dalam makalah ini adalah untuk menguraikan
tentang kelebihan dan kekurangan dari dua buah jurnal serta perbedaan antara
kedua jurnal tersebut hal ini dilakukan demi memenuhi tugas Mata Kuliah
Termodinamika yaitu tentang Critical Journal Review dimana tujuannya
adalah tidak lain untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa di dalam
menilai sebuah jurnal. Di dalam makalah ini juga tidak ada maksud untuk
menyudutkan beberapa pihak tertentu. Pada makalah ini di sertakan
keunggulan dan kekurangan dari jurnal tersebut. Baik itu dari segi penulisan
dan pemakaian bahasa, bahan materi yang dusampaikan, maupun dari segi
kelengkapan materi. Karena pada dasarnya tidak ada jurnal yang sempurna.
Dengan demikian, diharapkan tidak ada pihak-pihak yang tersinggung atas
penyajian makalah ini. Karena makalah ini dibuat dari sudut opini pembaca.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Yang menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah :
A.    Apakah Identitas Jurnal 1 dan Hasil Review Jurnal 1?
B.     Apakah Identitas Jurnal 2 dan Hasil Review Jurnal 2?
C.     Apakah Identitas Jurnal 3 dan Hasil Review Jurnal 3?
D.    Apakah Identitas Jurnal 4 dan Hasil Review Jurnal 4?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan yang dari penulisan makalah ini adalah :
A.    Mengetahui Identitas Jurnal 1 dan Hasil Review Jurnal.
B.     Mengetahui Apakah Identitas Jurnal 2 dan Hasil Review Jurnal 2.
C.     Mengetahui Apakah Identitas Jurnal 3 dan Hasil Review Jurnal 3.
D.     Mengetahui Apakah Identitas Jurnal 4 dan Hasil Review Jurnal 4.

1
BAB II
PEMBAHASAN JURNAL
Jurnal I
No Keterangan Penjelasan
1 Judul Jurnal Kinerja termal dan termodinamika parabola melalui
penerima panas dari nanofluid Syltherm800-Al 2 O
3 sebagai cairan pentransfer panas

2 Nama Penulis Aggrey Mwesigye dan Zhongzie Huan


3 TahunTerbit 2015
4 Kota Terbit Afrika Selatan
5 Penerbit Departemen Teknik Mesin, universitas Teknologi
Tshwane, Afrika Selatan
6 ISSN -
7 Volume dan Nomor -
8 Abstrak Dengan kemajuan teknologi baru-baru ini,
penggunaan rasio konsentrasi yang lebih tinggi telah
layak dan menunjukkan potensial untuk mengurangi
biaya listrik melalui sistem kolektor parabola.
Dengan ini, efisien dan peningkatan kinerja
perpindahan panas dari parabola sebagai penerima
menjadi penting. Nanofluida dikenal dapat
meningkatkan kemampuan transfer panas ke level
yang lebih tinggi dari pada cairan transfer panas
biasa. Dalam usaha ini, termal dan kinerja
termodinamika penerima palung parabola
menggunakan nanofluid Syltherm800-Al 2 O 3
sebagai transfer panas Cairan digunakan. Suhu
saluran masuk fluida dalam kisaran 350 K hingga
650 K, fraksi volume partikel nano dalam kisaran 0
- 8% dan angka Reynolds dalam kisaran 3560
hingga 1.333.000 tergantung pada pertimbangan
suhu saluran yang masuk. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan peningkatan kinerja termal dan
termodinamika penerima palung parabola
penggunaan nanofluida. Efisiensi termal meningkat
hingga 8% untuk rentang parameter yang telah
dipertimbangkan. Hasil lebih lanjutnya
menunjukkan bahwa ada bilangan Reynolds selain
penggunaan nanofluida menjadi termodinamika
yang tidak disangka pada suhu saluran masuk yang
diberikan.

9 Tujuan jurnal untuk menyajikan analisis kinerja termal dan

2
termodinamika melalui parabola dengan
syltherm800-Al 2 O 3 nanofluid sebagai penerima
panas

10 Pendahuluan Teknologi palung parabola adalah yang paling baik


secara komersial dan teknis dikembangkan dalam
teknologi tenaga surya. Beberapa pembangkit listrik
tenaga surya terkonsentrasi telah dibangun
berdasarkan pada teknologi ini, termasuk sistem
pembangkit listrik tenaga surya pertama (SEGS) di
gurun Mojave California. Operasi yang sukses dari
pabrik SEGS, alasan salah satunya adalah teknologi
dan komersial pengembangan teknologi palung
parabola. Dengan beberapa inisiatif penelitian dan
pengembangan,biaya listrik dari sistem ini terus
berkurang.

Peningkatan rasio konsentrasi adalah salah satu area


yang dianggap memiliki potensi besar untuk biaya
reduksi yang lebih lanjut. Dengan rasio konsentrasi
yang lebih tinggi, lubang kolektor yang lebih besar
digunakan mengurangi panjang yang dibutuhkan
untuk area bukaan yang sama. Ini berarti koneksi
dan drive berkurang, sehingga berkurang biaya
pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan
sistem ini. Contohnya adalah Ultimate Trough®
dengan bukaan 7,5 m dan panjang rakitan kolektor
surya 247 m, menjadikannya yang terbesar di dunia
kolektor palung parabola. Kolektor ini diharapkan
dapat mengurangi biaya medan surya sebesar 20
hingga 25%.

Dengan kemajuan dalam pengembangan kolektor


ini, desain tabung penerima yang ditingkatkan
sangat penting untuk peningkatan kinerja termal.
Pada laju aliran tertentu, peningkatan rasio
konsentrasi akan menghasilkan tinggi gradien suhu
tabung keliling dan suhu tabung penyerap tinggi
yang mengarah ke peningkatan kehilangan panas
penerima. Apalagi dengan gradien suhu tinggi ini,
generasi entropi tingkat dalam penerima parabola
akan meningkat, menurunkan kinerja
termodinamika dari penerima.

Baru-baru ini penggunaan nanofluida untuk


peningkatan perpindahan panas pada perangkat
perpindahan panas telah memperoleh perhatian yang

3
signifikan. Nanofluida hanyalah rekayasa suspensi
koloid partikel encer dengan ukuran dalam kisaran
skala nano (kurang dari 100 nm) dalam fluida dasar.
Kinerja perpindahan panas dapat diperoleh dengan
nanofluids adalah usaha untuk melampaui kinerja
cairan perpindahan panas yang tersedia saat ini.

Sistem kolektor palung parabola terdiri dari cermin


yang ditekuk dalam bentuk parabola dengan panas
elemen koleksi pada fokusnya. Penerima sistem
palung parabola terdiri dari tabung penyerap baja
yang tertutup dalam amplop kaca. Ruang antara
tabung penyerap dan kaca penutup dievakuasi ke
tekanan yang sangat rendah sekitar 0,0103 Pa untuk
menekan kehilangan panas konvektif. Itu tabung
absorber dilapisi dengan lapisan selektif yang
memiliki daya serap yang tinggi untuk solar yang
masuk radiasi dan emisivitas rendah untuk radiasi
inframerah. Dalam usaha ini, Al 2 O 3 , nanopartikel
yang umum digunakan dan murah digunakan
dengan Syltherm800 sebagai cairan dasar. Dalam
campuran nanofluid Syltherm-Al 2 O 3 , partikel
nano itu diikat dengan diameter 38 nm mirip dengan
investigasi sebelumnya [23,24]. Kepadatan
diperoleh dengan menggunakan rumus klasik untuk
campuran padat-cair konvensional dan kapasitas
panas spesifik diperoleh dengan mengasumsikan
termal keseimbangan antara partikel dan cairan di
sekitarnya

11 Metode ekperimen a. Metode analisis numeric


1. Kondisi batas yang digunakan meliputi:
1.1 fluks panas yang tidak seragam pada
penyerap dinding luar tabung
1.2 Kecepatan masuk dan kondisi batas outlet
tekanan digunakan untuk inlet dan outlet
masing-masing tabung absorber.
1.3 Kondisi batas tanpa selip dan tanpa penetrasi
ditentukan untuk penyerap tabung dan
dinding penutup kaca.
1.4 Tidak ada aliran dalam ruang annulus
penerima
1.5 Kondisi batas campuran digunakan di
dinding luar penutup kaca untuk
memperhitungkan radiasi dan perpindahan
panas konveksi

4
1.6
b. Prosedur numerik

Aliran di dalam tabung penyerap penerima turbulen.


Oleh karena itu, solusinya diperoleh secara numerik
dengan memecahkan persamaan Navier-StoNes
rata-rata Reynolds bersama-sama dengan Re-
Realizable N-ε model untuk penutupan turbulensi.
Model ordinat diskrit digunakan untuk memodelkan
panas radiasi transfer dalam ruang annulus
penerima.

Untuk menangkap dinding dekat gradien, koordinat


dinding tanpa dimensi y + sekitar 1 dipastikan
dalam semua simulasi. Untuk yang rendah ini nilai-
nilai y + , opsi perawatan dinding ditingkatkan
digunakan untuk pemodelan daerah dekat dinding.
Konvergensi diperoleh dengan skala residual massa,
momentum, energi Ninetik turbulen ( k ) dan tingkat
disipasi turbulensi ( ε ) kurang dari 10-5 sedangkan
residu energi kurang dari 10-7 . Solusi tadinya akan
sepenuhnya terkonvergensi ketika proses
konvergensi laju perpindahan panas, kehilangan
panas penerima dan proses entropi berhenti berubah
selama lebih dari 150 iterasi berturut-turut.

12 Hasil dan a. Validasi model numerik


pembahasan
Hasil numerik yang diperoleh dalam penelitian ini
divalidasi terhadap data eksperimental dan analitik
solusi tersedia dalam literatur. Validasi model
penerima, hasil jejak ray disajikan dalam sebuah
studi sebelumnya dan model generasi entropi juga
divalidasi dalam studi sebelumnya.
b. Kinerja termal

Kinerja termal penerima dapat ditentukan dalam hal


kehilangan panas penerima, efisiensi termal kolektor
dan juga koefisien perpindahan panas. Dalam
menentukan efisiensi termal, daya pompa termasuk
dalam persamaan efisiensi termal untuk memenuhi
peningkatan daya pompa dengan dimasukkannya
nanopartikel. . Dengan demikian, efisiensi termal
diberikan oleh:

5
W
q−
η
ηth =
IA

efisiensi listrik dari blok daya, η el taNen 32,7%,


keuntungan panas yang berguna diberikan oleh:

qu = mc (Ti – T),

daya pemompaan diberikan oleh:

Wp = V∆ P

Gambar. 3 (a) menunjukkan koefisien perpindahan


panas sebagai fungsi dari bilangan Reynolds dan
volume partikel nano fraksi pada suhu 600 K. Pada
bilangan Reynolds yang diberikan, koefisien
perpindahan panas ditunjukkan meningkat sebagai
fraksi volume partikel nano meningkat seperti yang
diharapkan. Untuk rentang parameter yang
dipertimbangkan, kinerja perpindahan panas
meningkat hingga 76% karena fraksi volume
meningkat dari 0 - 8%. Ara.

Gambar. 4 (a) dan (b) menunjukkan variasi efisiensi


termal sebagai fungsi dari bilangan Reynolds dan
fraksi volume nanopartikel pada suhu inlet masing-
masing 450 K dan 550 K. Seperti yang ditunjukkan
pad angka, variasi efisiensi termal tergantung pada
suhu saluran masuk fluida. Rendahnya suhu,
efisiensi termal terus berkurang seiring
meningkatnya angka Reynolds. Sebagai suhu
meningkat, tren perubahan bilangan Reynolds,
meningkat dan mencapai maksimum nilai pada
beberapa bilangan Reynolds dan menurun lagi. Ini
mungkin karena, pada suhu rendah, suhu tabung
absorber rendah dan, oleh karena itu, kehilangan
panas penerima rendah, sehingga meningkatkan
aliran tingkat tidak secara signifikan mempengaruhi

6
kehilangan panas penerima dan kinerja termal.
Namun sejak itu fluida lebih padat dan lebih kental
pada suhu rendah, meningkatkan laju aliran
menurunkan termal efisiensi karena peningkatan
daya pompa. Dengan meningkatnya suhu, suhu
tabung penyerap, juga sebagai penerima radiasi
yang hilang, meningkat. Dengan demikian,
peningkatan laju aliran mengurangi suhu tabung
penyerap dan dengan demikian kehilangan radiasi,
sehingga meningkatkan efisiensi termal penerima.
Peningkatan lebih lanjut dalam laju aliran mengarah
ke kebutuhan daya pemompaan yang jauh lebih
tinggi dan efisiensinya berkurang. Dengan demikian
penggunaan nanofluids terbukti layak pada nilai
rendah dari suhu fluida dan Nomor Reynolds di
mana kinerja perpindahan panas biasanya rendah.
Pada nomor Reynolds terendah dan

suhu masuk 400 K, efisiensi termal meningkat


sebanyak 8% sebagai nanopartikel fraksi volume
meningkat dari 0% menjadi 8%. Saat angka
Reynolds dan fraksi volume meningkat, angka daya
pompa yang dibutuhkan juga meningkat dan
mengurangi efisiensi termal. Peningkatan lebih
lanjut dalam Reynolds angka dan fraksi volume
mengurangi efisiensi termal ke nilai yang lebih
rendah daripada penerima hanya cairan dasar.
Dengan demikian, peningkatan efisiensi yang
signifikan dapat dicapai pada laju aliran lebih
rendah dari 24,6 m 3 / jam untuk sebagian besar
suhu yang dipertimbangkan. Peningkatan efisiensi
tertinggi berada di laju aliran terendah 4,93 m 3 /
jam dan suhu terendah dipertimbangkan dalam
penelitian ini. Peningkatan efisiensi dikaitkan
dengan peningkatan kinerja perpindahan panas dan
berkurangnya suhu tabung absorber yang
menyebabkan kerugian termal yang lebih rendah.

c. Kinerja termodinamika

Mengenai kinerja termodinamika, penggunaan


nanofluida di penerima tidak boleh menghasilkan
tingkat generasi entropi yang lebih tinggi
dibandingkan ketika hanya cairan dasar yang
digunakan. Menggunakan metode untuk
menentukan generasi entropi yang dijelaskan dalam

7
penelitian sebelumnya, generasi entropi karena
perpindahan panas dan gesekan cairan diperoleh dan
disajikan.

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 5 (a), pada


laju aliran 18,5 m 3 / jam dan saluran masuk suhu
mulai dari 350 K - 600 K, tingkat generasi entropi di
penerima berkurang penggunaan nanofluida. Perlu
dicatat bahwa pada laju aliran tertentu, angka
Reynolds meningkat dengan suhu karena sifat fluida
tergantung suhu. Tingkat generasi entropi juga
terbukti mengurangi sebagai fraksi volume
nanopartikel meningkat karena peningkatan kinerja
perpindahan panas. Pada laju aliran rendah,
irreversibilitas perpindahan panas dominan dan
menggunakan nanofluid meningkatkan penerima
kinerja perpindahan panas sehingga mengurangi
irreversibilitas perpindahan panas.

Gambar. 5 (b) menunjukkan entropi generasi


sebagai fungsi dari bilangan Reynolds dan fraksi
volume nanopartikel, seperti yang ditunjukkan,
penggunaan nanofluida meningkatkan kinerja
termodinamika pada bilangan Reynolds yang
rendah. Sebagai Reynolds angka meningkat dan
menjadi lebih besar dari beberapa nilai pada fraksi
volume yang diberikan, generasi entropi menjadi
lebih dari itu dalam penerima dengan hanya cairan
dasar dan memanfaatkan penggunaan nanofluida
termodinamika tidak berguna. Ini karena pada
bilangan Reynolds yang tinggi, perpindahan panas
tidak dapat dibalikan berkurang secara signifikan
sementara irreversibilitas fluida fluida meningkat
secara signifikan dan menjadi sumber dominan
ireversibilitas. Angka Reynolds di luar yang
penggunaan nanofluid tidak Indera termodinamika
dapat berkurang ketika fraksi volume partikel nano
meningkat.

8
13 Simpulan jurnal Dalam penelitian ini, sebuah studi numeric
penjelasan tentang kinerja termal dan
termodinamika palung parabola penerima
menggunakan Syltherm800-Al 2 O 3 nanofluids.
Dari penelitian tersebut, terlihat bahwa penggunaan
nanofluida meningkatkan kinerja termal dan
termodinamika penerima untuk beberapa rentang
aliran tingkat (atau angka Reynolds) pada suhu
fluida yang diberikan. Kinerja perpindahan panas
meningkat dengan naik hingga 76%, efisiensi termal
kolektor meningkat hingga 8% untuk laju aliran
lebih rendah dari 24,6 m 3 / jam untuk sebagian
besar suhu fluida dipertimbangkan. Dari analisis
termodinamika, terlihat bahwa ada Reynolds nomor
di luar yang penggunaan nanofluids memperburuk
kinerja termodinamika penerima karena tingkat
generasi entropi menjadi lebih tinggi daripada yang
ada di penerima hanya menggunakan fluida dasar.

- KELEBIHAN
a. Pada bagian pembahasan juga dijelaskan juga cara menghitung kinerja
termal, baik efisiensi termal dan pemompaan.
b. Pada bagian hasil dan pembahasan tampak jelas terdapat gambar yang
mendukung penjelasan materi agar pembaca lebih memamahami dan
apabila nanti dihadapkan dengan soal bisa menerapkannya dengan baik.
c. Terdapat contoh soal sebagai sarana pembantu agar pembaca dapat
lebih mudah memahami materi tersebut
- Kekurangan
a. Berhubung bahasa jurnal adalah bahasa internasional, maka bagi yang
tidak terlalu paham dengan bahasa tersebut akan sangat sulit memahami
apa yang dijelaskan jurnal tersebut

9
Jurnal II
Identitas Jurnal

Judul Jurnal : Hukum Pertama Dan Kedua Analisis Termodinamika Dari


Aliran Nanofluid Di Dalam Panas Saluran Penukar
Dengan Dinding Bergelombang Dan Insert Berpori.

Nama penulis : Akbarzadeh, M., Rashidi, S., Karimi, N. dan Omar, N.


Tahun : 2018
Volume :1
No : 01
Jenis Jurnal : Jurnal Analisis Termal dan Kalorimetri ,
Publikasi : University of Glasgow

2.1 Abstrak
Makalah ini menyelidiki efek gabungan dari penggunaan nanofluid,
insert berpori dan dinding bergelombang pada panas perpindahan, penurunan
tekanan dan entrop y generasi di dalam saluran penukar panas. Serangkaian
numerik simulasidilakukan untuk sejumlah parameter terkait. Terlihat
bahwadinding secara keruntuhan destruktif mempengaruhi proses perpindahan
panas pada amplitudo gelombang rendah dan dapat meningkatkan konveksi
panas hanya setelah melebihi amplitudo tertentu.
Lebih lanjut, penurunan tekanan pada saluran ditemukan sangat
dipengaruhi oleh amplitudo gelombang dengan cara yang sangat tidak seragam.
Hasil, juga, menunjukkan bahwa hukum kedua dan kinerja perpindahan panas
dari sistem meningkat pesat dengan menebal memasukkan berpori dan
mengurangi permeabilitasnya. Namun, ini terkait dengan penurunan tekanan
yang lebih tinggi.
Dikatakan bahwa hidraulik: Perilaku terma ldan entropik sistem terkait
erat dengan interaksi antarapusaran pembentukandekat dinding bergelombang
dan aliran nanofluid melalui sisipan berpori. Irreversibilities viskos terbukti
dominan di wilayah inti saluran di mana insert berpori ditempatkan. Namun, di

10
daerah yang lebih dekat dengan dinding bergelombang, generasi entropi termal
adalah sumber utama ireversibilitas.

2.2 Kata Kunci


Nanofluid; Masukkan berpori; Dinding bergelombang; Saluran
penukar panas; Perpindahan panas ; Irreversibilities.
2.3 Pendahuluan
kebutuhan untuk mengembangkan manajemen termal yang tinggi dan
lebih efisien panas mentransfer sistem telah terus meningkat dalam
beberapa tahun terakhir. Contoh-contoh dapat dengan mudah ditemukan
di daerah yang muncul sepertienergi terma penyimpanan serta generasi
berikutnya dari teknologi energi elektrokimia, matahari dan panas bumi
[1]. Akibatnya,saat ini ada permintaan yang kuat untuk pengembangan
teknik yang efektif untuk mencapai ultra kinerjadi tingkat perpindahan
panas. Selama dua dekade terakhir bidang peningkatan perpindahan panas
telah mengalami kemajuan yang signifikan.
Sebagai sarana peningkatan perpindahan panas. Ini berada pada
berbeda tahap pematangan yang. Meskipun demikian, keefektifannya
terbukti dengan baik. Terlepas dari semua peningkatan yang ditawarkan
oleh teknik-teknik tersebut di atas, tantangan untuk meningkatkan laju
perpindahan panas dalam sistem termal masih berlanjut. Ini panggilan
untuk menemukan strategi baru di bidang ini, yang meliputi
menggabungkanada teknik yangdalam upaya untuk lebih mendorong
batas kinerja termal sistem termal. Berikut ini, teknik peningkatan
perpindahan panas terkait ditinjau secara individual. Studi ada pada
teknik dikombinasikan dibahas lebih lanjut. Nanofluida telah menjadi
pusat pengembangan.
Dalam sepuluh tahun terakhir, sejumlah besar artikel penelitian
muncul di saluran berpori yang sebagian terisi. Nield dan Bejan
memberikan ringkasan dari upaya ini dalam versi terbaru dari buku mani
mereka [26]. Di sini ikhtisar penelitian tentang masalah ini dikemukakan.

11
Shokouhmand et al. [27] dianggap sebagai saluran yang sebagian diisi
oleh bahan berpori dan memeriksa efek dari posisi memasukkan berpori
pada perpindahan panas peningkatan. Para penulis ini menyelidiki dua
konfigurasi berbeda dari insert berpori. Untuk kasus pertama, lapisan
berpori melekat pada permukaan saluran, sedangkan pada konfigurasi
kedua ditempatkan di sepanjang garis tengah saluran. Shokouhmand et al.
menyimpulkan bahwa lokasi insert berpori Memberikan penting efek
pada efisiensi termal sistem [27]. Maerefat et al. [28] menyelidiki secara
numeric efek sisipan berpori pada konveksi paksa transfer panas dalam
pipa bundar. Mereka menemukan bahwa ketikaketebalan insert berpori
meningkat, jumlah Nusselt meningkat untuk nilaitermal yang tinggi
konduktivitas[28]. Kemudian, Torabi et al. [29] mengambil pendekatan
analitis untuk masalahterisi sebagian saluran berpori yang. Mereka
mendapatkan solusi yang tepat untuk bidang suhu dan kecepatan dan
jugaNusselt angkadalam saluran dua dimensi dengan sisipan berpori yang
melekat pada dinding [29]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
ketebalan ekstrem dari memasukkan berpori yang nomor Nusselt
diminimalkan. Karya. Torabi etal. selanjutnya termasuk prediksi dari
tingkat generasi entropi lokal dan total dalam sistem.
Efektivitas dinding bergelombang dalam meningkatkan
perpindahan panas telah dikenal untuk waktu yang relatif lama. Pengaruh
dinding bergelombang pada konveksi bebas dalam selungkup telah
diselidiki dalam serangkaian karya numeric dan teoretis oleh Mahmud
dan rekan kerjanya, misalnya [34,35,36]. Karya-karya ini
termasukparametrik yang luas studitentang efek rasio aspek, kerutan
permukaan pada perpindahan panas dan generasi entropi pada berbeda
bilangan Rayleigh yangdan sudut kemiringan. Dalam karya awal tentang
konveksi paksa di saluran bergelombang, Rush etal. [37] menyelidiki
secara eksperimental efek dinding bergelombang sinusoidal pada struktur
aliran dan panas perpindahan dalam saluran. Mereka menemukan bahwa
dinding bergelombang menghasilkan pencampuran di bidang aliran dan
wilayah timbulnya pencampuran tergantung pada bilangan Reynolds dan

12
geometri saluran. Kemudian, Wang dan Chen [38] melakukan studi
numerik pada perpindahan panas konveksi paksa di saluran permukaan
bergelombang

2.4 Pernyataan Masalah


Gambar 1 menunjukkan model fisik yang dipertimbangkan dalam
simulasi numerik penelitian ini. Konfigurasidiselidiki termasuk saluran
bergelombang dua dimensi dengan jarak rata-rata H antara bagian atas
dan dinding bawah dan panjang L. Dinding bergelombang memiliki
panjang gelombang L w = 2 H dan amplitudo bergelombang dari dan
duktus berisi lima panjang gelombang. Sebuah lapisan berpori dengan
ketebalan H p ditempatkan di inti dari 5duktus. Dinding saluran pemanas
mengalami fluks panas konstan q ′ ′ . Nanofluida Cu-water denganinlet
suhu T in dan kecepatan inlet U dalam mengalir melalui saluran. Asumsi
berikut dibuat di seluruh pekerjaan ini.
• Aliran dua-dimensi, mantap, tidak kompres nanofluid fase tunggal
dalam rezim laminar digunakan.
• Substrat berpori adalah homogen dan isotropik dan di bawah
kesetimbangan termal lokal dengan fase nanofluid.
• Angka Reynolds diatur ke 700, dan kisaran 10 −6 ≤ Da ≤ 10 −2 , 0,01
<φ <0,04, 0 ≤ α ≤ 0,2, dan 0 ≤ S ≤ 0,4 diasumsikan untuk bilangan Darcy,
fraksi volume padat dari nanopartikel, amplitudo bergelombang non-
dimensi, dan ketebalan lapisan berpori non-dimensi, masing-masing./
• Investigasi sebelumnya dari penulis telah mengungkapkan bahwa
pengaruh bilangan gelombang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
parameter lain yang dibahas dalam penelitian ini [48]. Oleh karena itu,
nomor gelombang dikeluarkan dari daftar parameter yang diselidiki.
 Transport momen dalam insert berpori dijelaskan oleh model Darcy-
Brinkman-Forchheimer.
 Model fase tunggal yang efektif dianggap menggambarkan sifat
termofisik nanofluid. Asumsi ini dibenarkan dalam terang temuan terbaru
dari Albojamal dan Vafai [49], yang membandingkan tiga model termasuk

13
fase tunggal, diskrit, dancampuran yang efektif modeluntuk menentukan
karakteristik nanofluid. Mereka menyimpulkan bahwa teknik fase tunggal
dapat digunakan untuk menentukan karakteristik nanofluida dalam kisaran
akurasi yang dapat diterima.
 Gerakan Brown nanopartikel diperhitungkan dan sifat termo-fisik
nanofluid disajikan dalam Lampiran A.
 Efek dispersi termal diabaikan [29,30].Masukkan gambar 1 di sini

2.5 Model Komputasi


Konservasi massa dan transportasi momentum dan persamaan
energi adalah dasar dari simulasi yang dilaporkan dalam pekerjaan ini.
Persamaan ini disajikan dalam bentuk dimensi dan non-dimensi pada
bagian berikut.
1. Persamaan yang mengatur
a. Persamaan yang mengatur dimensi

Dengan mendefinisikan parameter biner λ bervariasi dari 0 untuk daerah


nanofluida bening hingga 1 untuk daerah berpori, persamaan yang
mengatur dapat dituliskan sebagai berikut:

∂u ∂ v
Konservasi massa: + =0
∂x ∂ y

Transportasi momentum:

Transfortasi Energi:

14
Metode numerik Metode

Berbasis tekanan digunakan untuk menyelesaikan persamaan yang


tercantum dalam bagian 3.1.1.Dengan relevan kondisi batas yangsebagaimana
diuraikan dalam bagian 3.2. Skema gridv terhuyung digunakan untuk
menyimpan istilah tekanan dan kecepatan di pusat wajah sel dan sel, masing-
masing. Algoritma SIMPLE dianggap memberikan sambungan antara istilah
tekanan dan kecepatan [58]. Semua persamaan didiskritkan dengan
menggunakan metode Second-Order Upwind. Akhirnya, konvergensi
diasumsikan ketika penjumlahan dari residual lebih kecil dari 10 -6 untuk
semua persamaan.

Studi independensi dan validasi kisi

Domain disatukan dengan menerapkan elemen segiempat dengan


distribusi terstruktur. Grid khas yang digunakan dalam pekerjaan ini
diungkapkan pada Gambar. 2. Grid di sekitar dinding bergelombang dan
antarmuka antarabening nanofluiddan wilayah berpori lebih padat. Ini
diperlukan untuk mendapatkan hasil yang akurat karena kecepatan dan gradien
suhu sangat bervariasi di wilayah ini. Untuk mengukur sensitivitas hasil
terhadap ukuran kisi, studi independensi kisi dilakukan dengan
mempertimbangkan empat ukuran kisi yang berbeda. Untuksetiap ukuran grid,
nilai-nilaiterkait dari Nu ave untuk α = 0,2, φ = 0,02, S = 0,3 dan Da = 10 -4
dihitung dan hasilnya.

2.6 Hasil dan Diskusi

15
Bidang aliran dan suhu
Pada bagian ini efek dari parameter yang berbeda termasuk fraksi
volumetrik dari nanopartikel,Darcy angka, ketebalan lapisan berpori, dan
gelombang amplitudo pada bidang kecepatan dan suhu di dalam saluran
dibahas. Gambar 4 menunjukkan vektor kecepatan dari tampilan yang
diperbesar sepanjang saluran untuk α = 0,15 ، S = 0,3 ، Da = 10− 4 d an φ
= 0,02. Diamati bahwa vektor kecepatan di daerah i nti dari saluran
sangat kecil karena adanya insert berpori di wilayah ini. Seperti yang
diharapkan, di bagian konvergen dinding bergelombang, vektor kecepatan
lebih padat dibandingkan dengan bagian lain. Yang penting, pembalikan
aliran terjadi di bagian divergen dari dinding bergelombang. Arus balik
ini menghasilkan zona sirkulasi ulang, yang mengganggu aliran di
wilayah ini dan, seperti yang ditunjukkan kemudian, mempengaruhi
medan suhu secara signifikan.a. Streamline untuk nilai amplitudo
gelombang yang berbeda pada S = 0,3 ، Da = 10− 4 d an φ = 0,02
ditunjukkan pada Gambar. 5. Dapat dengan mudah dilihat pada gambar
ini bahwa zona sirkulasi kembali terbentuk di dalam bagian divergen dari
dinding bergelombang karena adanya aliran pembalikan di bagian-bagian
saluran (lihat Gambar 4.). Ukuran dan kekuatan zona resirkulasi ini
tergantung pada amplitudo gelombang dan meningkat dengan amplitude
gelombang meningkatnya. Untuk α = 0,2, zona sirkulasi ulang ini lebih
rumit dan alih-alih satu pusaran di setiap bagian, dua pusaran terbentuk.
Perlu dicatat bahwa, seperti yang akan dibahas di seluruh bagian ini,ini
sangat vortisitas mempengaruhi pola aliran, perpindahan panas, dan
pembentukan entropi di dalam saluran bergelombang. Diharapkan, tidak
ada vortisitas pada saluran lurus, yang menyoroti perbedaan hidrodinamik
yang signifikan yang ditimbulkan oleh keruntuhan dinding.

- Kelebihan
a. Pada Jurnal adanya abstrak sebagai konsep utama dan tujuan dalam
penelitian.
b. Terdapat kata kunci dasar dalam jurnal sehingga mudah mengetahui
pembahasan materi.

16
c. Pada Jurnal adanya keterangan symbol-simbol fisika dan satuannya
sehingga mudah memahami penggunaan rumus dan symbol dalam jurnal.
d. Pada Pembahasan jurnal banyak materi penjelasan dan penjabaran baik
dari penggunaan rumus, grafik maupun gambar sehingga mudah
memahami isi dari pembahasan jurnal tersebut.
e. Pada Jurnal terdapat sumber referensi pendukung pada penelitain dan
pembahasan isi jurnal.

- Kekurangan

a. Berhubung bahasa jurnal adalah bahasa internasional, maka bagi yang


tidak terlalu paham dengan bahasa tersebut akan sangat sulit memahami
apa yang dijelaskan jurnal tersebut
b. Pada Jurnal tidak terdapatnya contoh soal dan pembahasan sehingga sulit
memahami penggunaan rumus-rumus yang terdapat di jurnal.

17
Jurnal III
Identitas Jurnal
Judul : Teknik Mekanik Entropi Analisis Aliran Mhd
Konvektif Cairan Non-Newtonian Kelas Tiga Di
Atas Lembar Peregangan
Jenis : Jurnal Teknik Ain Sham
Penulis : MM Rashidi, S.Bagheri, E. Momoniat & N.Freidoonimehr
Nomor :8
Tahun : 2017
ISSN : 2090-4479
Halaman : 77-85

Abstrak
Tujuan artikel ini adalah untuk mempelajari dan menganalisis aliran
konvektif fluida non-Newtonian tingkat tiga karena lembaran peregangan
linear yang tunduk pada medan magnet. Persamaan generasi entropi tanpa
dimensi diperoleh dengan menyelesaikan persamaan momentum dan energi
yang berkurang. Persamaan momentum dan energi direduksi menjadi sistem
persamaan diferensial biasa dengan metode kesamaan. Metode analisis
homotopy optimal (OHAM) digunakan untuk menyelesaikan sistem yang
dihasilkan dari persamaan diferensial biasa. Efek medan magnet, bilangan Biot
dan bilangan Prandtl pada komponen kecepatan dan temperatur dipelajari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan lapisan batas termal semakin
menurun dengan meningkatnya jumlah Prandtl. Selain itu, gerakan Brown
memainkan peran penting untuk meningkatkan konduktivitas termal fluida.
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk mempelajari efek dari bilangan
Reynolds, perbedaan suhu tanpa dimensi, bilangan Brinkman, bilangan
Hartmann dan parameter fisik lainnya pada generasi entropi. Hasil ini
dianalisis dan dibahas.

1. Pendahuluan

18
Penggunaan energi yang efisien dan konsumsi sumber daya yang
optimal telah memotivasi penelitian untuk meningkatkan efisiensi proses
industri. Penelitian tentang peningkatan transfer panas sebagai salah satu
faktor yang paling berpengaruh dalam konsumsi energi telah menjadi fokus
utama. Evaluasi generasi entropi dan penggunaan cairan khusus seperti
cairan non-Newtonian.
Dengan kemajuan industri dan peningkatan keahlian insinyur generasi
entropi dipandang sebagai solusi yang tepat untuk meningkatkan efisiensi
dalam proses industri. Bejan adalah peneliti pertama yang memperkenalkan
konsep ini dengan cara minimalisasi generasi entropi (EGM) RUPSLB juga
dikenal sebagai analisis hukum kedua dan optimisasi termodinamika.
Analisis hukum kedua termo-dinamika yang diterapkan pada cairan
nanofluid yang melakukan secara elektrik yang mengalir di atas cakram
berputar berpori dengan medan magnet vertikal seragam yang diterapkan
secara eksternal telah nonlinier dipertimbangkan oleh Rashidi et al. Abel et
al. mempelajari aliran magneto-hidrodinamik karena permukaan peregangan
dengan panas dan perpindahan massa cairan non-Newtonian .
Sarpakaya adalah peneliti pertama yang mempelajari efek medan
magnet pada aliran cairan non-Newtonian . Sidappa dan Subhas menyelidiki
aliran cairan non-Newtonian viscoelastik karena pelat peregangan . Qasim et
al. menyelidiki aliran stabil dari cairan mikropolar di atas permukaan
peregangan dengan perpindahan panas di hadapan pemanasan New-tonian .
Nadeem et al. pertimbangkan aliran stabil cairan Jeffrey pada lembar
peregangan . Prasad et al. menyelidiki MHD pada lembar peregangan
nonlinier fluida hukum daya.
Kishan dan Reddy termasuk efek hisap / injeksi untuk masalah
yang dipertimbangkan oleh Prasad et al. untuk menyelidiki sistem
persamaan diferensial biasa yang lebih rumit Abel dan Mahesha
mempertimbangkan efek dari konduktivitas termal yang bervariasi dan
sumber panas yang tidak seragam pada perpindahan panas dalam cairan
NHD viscoelastik pada lembar peregangan. Mukhopadhyay
mempertimbangkan aliran cairan Casson pada lembar peregangan

19
Javeda Prasad et al. memperluas karya et al. memperluas dengan
mempertimbangkan aliran cairan Eyring-Powell di atas lembar peregangan
non-isotermal.

2. Analisis Aliran Dan Formulasi Matematis


Pada bagian ini kami menurunkan sistem persamaan nonlinier
memodelkan aliran fluida tingkat tiga di atas lembar peregangan. Aliran
dihasilkan karena plat yang meregang secara linear di bidangnya sendiri.
Nanofluid kelas tiga yang tidak tertekan ditempatkan di atas pelat pada y = 0
di mana fluida menempati ruang y > 0. Di hadapan sumber panas atau heat
sink, pendinginan.
d. Solusi HAM
Metode yang terkenal untuk memecahkan sistem persamaan nonlinier
adalah metode analisis homotopy (HAM). Solusi analitik dari sistem
persamaan diferensial biasa nonlinier dibangun dalam bentuk seri dan
konvergensi dari solusi seri yang diperoleh dianalisis dengan cermat.
e. Parameter kontrol konvergensi yang optimal
Harus diperhatikan bahwa solusi seri mengandung parameter bantu
bukan nol ⁄f dan ⁄h, yang menentukan wilayah konvergensi dan juga laju
solusi seri homotopy. Untuk mendapatkan nilai optimal ⁄f dan ⁄h, di sini apa
yang disebut rata-rata kesalahan residual yang didefinisikan oleh referensi.
f. Generasi Entropi
Pada bagian ini kami ingin memperoleh generasi entropi karena
Aliran MHD Konvektif dari Cairan Non-Newtonian Kelas Tiga di atas
Lembar Peregangan. Dari karya Bejan [38,39] pada generasi entropi di
hadapan medan magnet dengan perpindahan panas dan massa, laju
volumetrik local.

- Kelebihan
a. Pada Jurnal adanya abstrak sebagai konsep utama dan tujuan dalam
penelitian.
b. Terdapat kata kunci dasar dalam jurnal sehingga mudah mengetahui
pembahasan materi.

20
c. Pada Jurnal adanya keterangan symbol-simbol fisika dan satuannya
sehingga mudah memahami penggunaan rumus dan symbol dalam jurnal.
d. Pada bagian hasil dan pembahasan tampak jelas terdapat gambar dan
grafik yang mendukung penjelasan materi agar pembaca lebih
memamahami dan apabila nanti dihadapkan dengan soal bisa
menerapkannya dengan baik.

- Kelemahan
a) Berhubung bahasa jurnal adalah bahasa internasional, maka bagi yang
tidak terlalu paham dengan bahasa tersebut akan sangat sulit
memahami apa yang dijelaskan jurnal tersebut
b) Pada Jurnal tidak terdapatnya contoh soal dan pembahasan sehingga
sulit memahami penggunaan rumus-rumus yang terdapat di jurnal.
c) Pada Penulisan rumus-rumus di jurnal ukuran hurufnya berbeda satu
sama lain, ada ukuran hurufnya yang besar dan kecil.

21
Jurnal IV
Identitas Jurnal
Judul : Conjugate Heat Transfer And Entropy Generation In A
Cavity filled With A Nanofluid-Saturated Porous Media
And Heated By A Triangular Solid.
Jenis : Journal of the Taiwan Institute of Chemical Engineers
Penulis : Muneer A. Ismael, T. Armaghani, Dan Ali J. Chamkha
Nomor : 59
Tahun : 2016
ISSN : 1876-1070
Halaman : 138-151

Abstrak

Generasi entropi karena konjugasi konveksi alami - perpindahan panas


konduksi dalam domain persegi tidak diselidiki secara meriah dalam kondisi
mapan. Domain terdiri dari rongga berpori dipanaskan oleh tri-dinding padat
bersudut dan jenuh dengan nanofluid CuO-air. Persamaan yang mengatur
perpindahan panas di padatan segitiga bersama dengan panas dan aliran
nanofluid dalam medium berpori nanofluid jenuh tersebut dipecahkan secara
numeric dengan menggunakan metode perbedaan hingga relaksasi
berlebih. Tergantung suhu konduktivitas termal dan ekspresi dimodifikasi
untuk ekspansi termal nanofluid diadopsi. Kriteria baru terion untuk penilaian
kinerja termal diusulkan. Parameter yang diselidiki adalah nanopar- fraksi
volume tikel ϕ (0-0,05), modifikasi nomor Rayleigh Ra (10–1000), dinding
padat menjadi fluida jenuh-dasar rasio konduktivitas termal media
berpori K ro (0,44, 1, 23,8), dan ketebalan padat segitiga D (0,1–1). Hasilnya
menunjukkan bahwa baik jumlah rata-rata Nusselt dan generasi entropi

22
meningkat fungsi dari K ro , sementara mereka maxima di beberapa nilai
kritis D . Juga ditemukan penambahan nanopartikel meningkatkan generasi
entropi. Menurut kriteria yang diusulkan baru, hasilnya menunjukkan bahwa
yang terbesar ketebalan padat ( D = 1.0) dan rasio konduktivitas termal dinding
yang lebih rendah menunjukkan kinerja termal yang lebih baik.

Ringkasan Jurnal

Studi perpindahan panas konveksi pada media berpori adalah subjek


teresting karena aplikasi industrinya. Ada dua keuntungan menggunakan media
berpori. Pertama, area pembuangannya lebih besar daripada sirip konvensional
yang meningkatkan perpindahan panas konveksi. Kedua, adalah gerakan tidak
teratur dari aliran fluida di sekitar individu. manik-manik ual yang mencampur
cairan lebih efektif [1]. Alami perpindahan panas dalam media berpori ditemui
dalam berbagai riety aplikasi industri seperti penyimpanan biji-bijian,
penyaringan, pengeringan gas, polutan bawah tanah, penyimpanan dan
pendinginan radioac-tive wadah limbah, pembersihan tanah menggunakan
injeksi uap, bangunan isolasi termal, teknologi kolektor surya, pendingin
elektronik, dan banyak aplikasi lain [1] . Peningkatan perpindahan panas
adalah salah satu tujuan utama di beberapa perangkat rekayasa yang
disebutkan. Termal rendah konduktivitas cairan transfer panas konvensional,
biasanya ter, minyak, etilen glikol, telah membatasi desainer. Cairan
mengandung Partikel padat berukuran nano menawarkan solusi yang
memungkinkan untuk menaklukkan ini masalah. Nanofluid memiliki
konduktivitas panas yang lebih efektif dari cairan basa murni. Nanofluida,
nama yang dikandung oleh Choi [2], di Laboratorium Nasional Argonne,
adalah cairan yang terdiri dari nanopar padat tikel dengan ukuran kurang dari
100 nm tergantung dengan volume padat frac- Biasanya kurang dari
4%. Nanofluida dapat digunakan untuk meningkatkan panas sistem manajemen
dalam banyak aplikasi teknik seperti portasi, instrumen mikromekanik dan
perangkat pendingin. Sebuah makalah yang relatif sedikit berhubungan dengan

23
nanofluida jenuh dalam media berpori diterbitkan. Sebagian besar makalah ini
mempelajari aliran lapisan batas. Nield dan Kuzentsov [3] meneliti
pengaruhnya dari nanopartikel konveksi alami melewati pelat vertikal. Ahmad
dan Pop [4] secara numerik mempelajari lapisan batas konveksi campuran
aliran masalah yang sama [3] menggunakan tiga nanopartikel berbeda
berdasarkan pada model konvensional Tiwari dan Das [5] yang
menggabungkan hanya menampung fraksi volume nanofluid. Gorla dan
Chamkha [6] dianggap lapisan batas konveksi alami di atas non-isotermal plat
datar tertanam di media berpori. Konveksi alami batas aliran lapisan sekitar
bola yang tertanam di media berpori itu dipertimbangkan oleh Chamkha et
al. [7]. Baru-baru ini, Cimpean dan Pop [8] mempelajari aliran konveksi
campuran mapan yang dikembangkan sepenuhnya nanofluida dalam saluran
berpori cenderung. Hajipour dan Dehkordi [9] dianggap transfer panas
konveksi campuran nanofluida berdasarkan Gerakan Brown dan termoforesis
dalam saluran vertikal sebagian diisi dengan media yang sangat berpori
menggunakan Brinkman Forchheimer model. Cheng [10] mempertimbangkan
studi [6] dan [7] tetapi untuk kerucut cated. Sun and Pop [11] menganggap
konveksi gratis dalam triangu- lar rongga dipanaskan oleh pemanas dinding
dan diisi dengan media berpori dan jenuh dengan tiga nanofluida yang
berbeda. Chamkha dan Ismael [12] mempelajari perpindahan panas konjugat
dalam rongga berpori diisi dengan nanofluida dan dipanaskan oleh dinding
tebal segitiga. Semua studi yang disebutkan di atas didasarkan pada analisis
hukum pertama. Baru-baru ini, investigasi berdasarkan hukum kedua telah
mendapatkan perhatian untuk mempelajari sistem termal. Generasi entropi
telah digunakan sebagai pengukur untuk mengevaluasi kinerja sistem
termal. Analisis- sis pemanfaatan exergi dan generasi entropi telah menjadi
salah satu tujuan utama dalam merancang sistem termal. Bejan [13–15]
berfokus pada berbagai alasan di balik generasi entropi dalam teknik termal
terapan. Menghasilkan generasi entropi- mampu kerja sistem. Oleh karena itu,
masuk akal teknik fokus pada ireversibilitas perpindahan panas dan proses
gesekan cairan. Hanya ada sedikit studi yang mempertimbangkan analisis
hukum kedua di hadapan nanofluid sebagai fluida kerja di media berpori. Itu

24
efek perpindahan panas dalam aliran nanofluida di atas peregangan permeable
Dinding di media berpori diselidiki oleh Sheikholeslami et al. [16]. Mereka
menunjukkan peningkatan volume nanopartikel fraksi mengurangi ketebalan
lapisan batas momentum dan en- tingkat generasi trofi sedangkan ketebalan
lapisan batas termal meningkat. Ting et al. [17] mempelajari generasi entropi
kental aliran nanofluid disipatif dalam media berpori non-kesetimbangan
termal tertanam di saluran mikro.

1. Pemodelan matematika

Gambar 1. adalah ilustrasi skematis dari masalah yang sedang dipertimbangkan


tion. Ini adalah domain persegi dua dimensi dengan panjang L , semakin
rendah sudut kiri adalah dinding kokoh seperti balok segitiga sama kaki sama
kaki dinding bawah dan vertikal, dengan panjang d , disimpan lebih tinggi
secara isothermal suhu T h . Panjang d bervariasi sedemikian rupa untuk
menjaga over- semua domain sebagai kotak. Dinding miring dari padatan
segitiga ada di kontak dengan media berpori isi-jenuh membentuk domain
utama. Batas luar domain berpori dijaga adiabatik kecuali dinding vertikal
kanan tempat didinginkan dengan konstan suhu T c . Semua batas dianggap
kedap. Dalam penelitian ini, asumsi ini diandalkan fakta bahwa tidak ada
perbedaan suhu yang besar antara nanofluid dan matriks padat [18], dan tidak
ada kecepatan yang cukup besar [19]. Menurut kecepatan rembesan rendah dan

25
asumsi konstan media porositas dengan efek diabaikan batas padat, kebutuhan
Istilah Brinkman dan Forchheimer dikecualikan. Oleh karena itu, tive (lambat)
gerakan nanofluid dalam media berpori jenuh dianggap memenuhi model
Darcy dan persetujuan Boussinesq mation

Mengatur Persamaan Perpindahan Panas

Untuk simulasi numerik, dua pendekatan telah diadopsi dalam literatur


untuk menyelidiki karakteristik perpindahan panas nanofluida, model fase
tunggal dan model dua fase. Aplikasi lain pendekatan adalah untuk
mengadopsi teori Boltzmann [20]. Persamaan yang mengatur berdasarkan
model fase tunggal dapat ditulis sebagai

Ekspansi termal 

26
Difusivitas termal

Kapasitas panas

Konduktivitas termal

c. Solusi Numerik Dan Validasi


Oleh karena itu, persamaan perbedaan berikut dipanggil untuk
menghitung Suhu antarmuka :

Prosedur iterasi Gauss – Seidel dengan Over Successive Relax- Metode ation
(OSR) diikuti dalam solusi. Iterasi adalah termi- tertanggal ketika kriteria
berikut dipenuhi ;

Kesimpulan
Konversi panas konjugat alami - perpindahan panas konduksi dan
generasi entropi dalam rongga berpori persegi diisi dengan CuO–air nanofluid
dipelajari secara numerik. Rongga dipanaskan oleh dinding segitiga sama kaki
yang menempati sudut kiri bawah. Tiga jenis bahan dinding padat diperiksa di

27
bawah berbagai ketebalan dinding, fraksi volume nanopartikel, dan Rayleigh
jumlah. Selain itu, kriteria baru untuk kinerja termal adalah diusulkan. Kriteria
baru ini menentukan rasio termodinamika. irreversibilitas namic untuk
perpindahan panas konvektif. Pengikut kata penutup diekstraksi dari
penelitian ini:
1. Untuk bilangan Rayliegh yang rendah, perpindahan panas keseluruhan
meningkat fungsi ketebalan dinding solid untuk semua jenis dinding padat
Sebaliknya, laju generasi entropi meningkat dengan solid ketebalan
dinding hanya untuk dinding yang sangat konduktif, jika tidak sedikit
terpengaruh oleh D . Untuk angka Rayliegh tinggi, nilai kritis dari D = 0,7
memberikan perpindahan panas maksimum untuk conduc- buruk dinding
padat tive ( K ro ≤ 1). Karena generasi entropi global, di umum,
irreversibilitas maksimum muncul pada D = 0,5.
2. Untuk dinding padat konduktivitas tinggi, transfer panas keseluruhan dan
tingkat generasi entropi global meningkat lebih cepat daripada yang
rendah dinding padat konduktivitas.
3. Efek nanopartikel CuO meningkatkan trans-panas keseluruhan fer dan
meningkatkan generasi entropi global. Kedua efek tersebut berkomentar
melebihi Ra = 100.
4. Dari sudut pandang kinerja termal optimal, yang terbesar ketebalan
dinding ( D = 1.0) dan konduktivitas termal dinding lebih rendah manifes
minimum ε rasio, yaitu minimum global entropy genera-rasio rasio angka
Nusselt rata-rata.

- Kelebihan Jurnal
a. Pada Jurnal adanya abstrak sebagai konsep utama dan tujuan dalam
penelitian .
b. Terdapat sumber artikel info dan kata kunci dalam jurnal.
c. Dalam jurnal adanya tinjau teoritis dari berbagai sumber beberapa ahli
sebagai dasar pemahaman dalam jurnal penelitian.
d. Pada bagian pembahasan terdapat rumusrumus yang dijabarkan dan
disertai dengan gambar
e. Pada bagian hasil dan pembahasan tampak jelas terdapat gambar yang
mendukung penjelasan materi agar pembaca lebih memamahami dan
apabila nanti dihadapkan dengan soal bisa menerapkannya dengan
baik.
- Kekurangan
a. Berhubung bahasa jurnal adalah bahasa internasional, maka bagi yang
tidak terlalu paham dengan bahasa tersebut akan sangat sulit
memahami apa yang dijelaskan jurnal tersebut

28
b. Pada Jurnal tidak terdapatnya contoh soal dan pembahasan sehingga
sulit memahami penggunaan rumus-rumus yang terdapat di jurnal.
c. Pada Penjabaran rumus tidak disertai keterangan dari setiap huruf dan
symbol rumus yang digunakan sehingga sulit memahami apa yang
dijelaskan atau penjabaran rumus.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi, kesimpulan yang kami dapat ambil dari critical jurnal review ini
adalah bahwa jurnal yang kami bahas memiliki kelebihan dan kekurangan. Di satu
sisi kelebihan jurnal ini adalah pembahasannya yang sangat bagus dan detail yang
membuat Jurnal ini cocok digunakan mahasiswa Jurusan Fisika sebagai panduan
dan pedoman untuk menambah pengetahuan tentang penelitian sebuah kajian
Termodinamika baik dalam pembelajaran maupun dalam aplikasinya
3.2 SARAN
Kami menyadari bahwa kajian review yang telah kami lakukan ini tidak
terlepas dari kekurangan, seperti halnya pepatah yang mengatakan, “tak ada
gading yang tak retak, tak ada satupun manusia yang sempurna.” maka saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan sehingga
dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya lebih baik. Akhirnya, semoga
kajian ini memberikan manfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan dalam
keilmuan tentang pengkajian sebuah jurnal. Amin.

29
DAFTAR PUSTAKA

Ismael. M.A, dkk. 2016. Conjugate Heat Transfer And Entropy Generation In A
Cavity filled With A Nanofluid-Saturated Porous Media And Heated By A
Triangular Solid. Journal of the Taiwan Institute of Chemical Engineers.
No.59. ISSN : 1876-1070. Hal : 138-151.

M. Akbarzaedah, dkk. 2018. Hukum Pertama Dan Kedua Analisis


Termodinamika Dari Aliran Nanofluid Di Dalam Panas Saluran Penukar
Dengan Dinding Bergelombang Dan Insert Berpori. Jurnal Analisis
Termal dan Kalorimetri. Vol. 1. No. 01.

Mwesigye, Aggrey & Huan, Zhongzie. 2015. Kinerja Termal Dan


Termodinamika Parabola Melalui Penerima Panas Dari Nanofluid
Syltherm800-Al 2 O 3 Sebagai Cairan Pentransfer Panas. Afrika Selatan ;
Departemen Teknik Mesin, universitas Teknologi Tshwane, Afrika
Selatan.
Rashidi. MM, dkk. 2017. Teknik Mekanik Entropi Analisis Aliran Mhd
Konvektif Cairan Non-Newtonian Kelas Tiga Di Atas Lembar
Peregangan. Jurnal Teknik Ain Sham. No.8. ISSN : : 2090-4479. Hal :
77-85.

30

Anda mungkin juga menyukai