Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL BOOK REPORT

PENGUKURAN LISTRIK
DISUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK : DOSMAR AGUS MANIK (5193530018)

SIGIT IRAWAN (5193530008)

M.WAHYU (5191230007)

DOSEN PENGAMPU : Ir.MUSTAMAM,MT.

MATAKULIAH : PENGUKURAN LISTRIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatNya lah penulis masih dapat membuat tugas Critical Book Report (CBR)
tentang “PENGUKURAN LISTRIK”.

Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CBR mata kuliah Pengukuran
Listrik.Penulis berharap CBR ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca bila mana
hendak membeli atau memilih buku.

Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan supaya
CBR selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.

Medan , 26 September 2018

RIZKY JOCHAFA GULTOM

ANJAS PRATAMA SINAGA

INDRA TARIGAN

DODI LASE
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................1

A. RASIONAL PENTINGNYA CBR...................................................................................................1


B. TUJUAN PENULISAN CBR............................................................................................................1
C. MANFAAT CBR.................................................................................................................................1
D. IDENTITAS BUKU YANG DI REVIEW.........................................,............................................2

BAB 2 RINGKASAN ISI BUKU....................................................................................................................3

BAB I – PENGUKURAN DAN KESALAHAN UKUR.............................................................................3

BAB II – ALAT UKUR ARUS SEARAH...................................................................................................4

BAB III – ALAT UKUR ARUS BOLAK BALIK......................................................................................5

BAB IV – ALAT UKUR JEMBATAN DC DAN PEMAKAIANNYA...................................................6

BAB V – ALAT UKUR JEMBATAN AC DAN PEMAKAIANNYA.....................................................7

BAB 4 PENUTUP.........................................................................................................................................25

 KESIMPULAN.................................................................................................................................25
 SARAN...............................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................26
BAB 1

PENDAHULUAN

A. RASIONAL PENTINGNYA CBR


Sering kita salah memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami.Terkadang kita memilih buku yang tidak sesuai dengan topik yang kita
inginkan alhasil kurang memuaskan hati kita.Misalnya dari segi analisis
bahasa , pembahasan tentang “ Teknik Pengukuran Listrik “ .
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi,terkhusus pada pokok
bahasan tentang Teknik pengukuran listrik dan elektronika .

B. TUJUAN PENULISAN CBR


o Mengidentifikasi buku
o Mengulas isi buku
o Mencari dan Mengetahui informasi yang terdapat dalam buku
o Membandingkan isi buku utama dengan isi buku yang lain.
o Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang
diberikan oleh setiap bab dari buku tersebut.
C. MANFAAT CBR
1. Menambah ilmu pengetahuan.
2. Memberikan gambaran kepada pembaca agar mudah dal pemilihan buku
referensi.
3. Memenuhi tugas mata kuliah Pengukuran Listrik.
D. IDENTITAS BUKU YANG DI REVIEW :

BUKU UTAMA
1. Judul : Pengukuran Listrik
2. Edisi :1
3. Penyusun : Dr. Muhammad Amin,ST.,M.Pd
Dr. Rosnelli,M.Pd
Ir. Mustamam Nst,MT.
4. Kota Terbit : Medan
5. Tahun Terbit : 2006

BUKU PEMBANDING

1.Judul : Teknik pengukuran listrik dan elektronika

2.Edisi :3

3. Pengarang : F.Suryatmo

4. Penerbit : PT.Bumi Aksara

5.Kota Terbit : Jakarta

6. Tahun Terbit : 2003


7. ISBN : 979-526-114-2
BAB II

RINGKASAN BUKU

Ringkasan buku utama

Bab 1 pengukuran dan kesalahan ukur

1.1 pengertian pengukuran

Pengukuran adlah sutu teknik untuk menyatakan suati sifat fisis dan bilangan sebagai hasil-
hasil untuk membandingkan dengan suatu besaran baku yang di terima sebagai satuan.

Dengan demikian kegiatan yang di lakukan untuk merubah besaran listrik ke


dalam suatu penomena fisis yang dapat diamati oleh panca indra kita di kenal sebagai
pengukur besaran listrik.

Pada umumnya sistem pengukuran ini di bagi atas 3 bagian :

1. detektor transunder itu mendeteksi besaran fisika dan melakukan transformasi secara
mekanik atau listrik untuk mengubah sinyal di (isyarat) menjadi bentuk yang lebih
berguna. jadi transunder adalah suatu piranti yang dapat mengubah
(mentransformasi) suatu efek fisika menjadi efek fisika lain. akan tetapi dalam
banyak hal sering variabel fisika itu ditransformasi diubah menjadi sinyal listrik.

2. Suatu tahap antara yang mengubah sinyal langsung dengan penguatan jaringan
penyaringan atau cara lain agar dapat maupun sesuai dengan yang diinginkan tiga
tahap akhir atau penutup fungsi menunjukkan merekam dan mengendalikan variabel
yang diukur pada tahap akhir sistem pengukuran itu bisa berupa suatu voltmeter
mengukur tegangan. Suatu tahap antara yang mengubah sinyal langsung dengan
penguatan jaringan penyaringan atau cara lain agar dapat maupun sesuai dengan
yang diinginkan.
3. tahap akhir atau penutup menunjukan merekam dan mengendalikan variabel yang
diukur. pada tahap akhir sistem pengukuran itu bisa berubah suatu Volt berupa suatu
voltmeter mengukur tegangan.

Pengukuran elektronika iyalah suati ilmu yang mempelajari tentang gejala input yang
berupa :
 Tekanan
 Panas
 Gaya
 Cahaya
 Gerakan \

1.2 Besaran listrik dan alat ukurnya

Besaran satuan Alat Ukurnya rumus


Kuar Arus A Amper Meter I= E/R
Tegangan V Volt Meter E= I.R
Tahanan R Ohm Mrter R= E/I
Daya Listrik W Watt Meter W= E.I atau I2 .R
Usaha/ Kerja Wh Watt Meter A= E.I.T ( jam)
Freqwensi Hz Freqwensi Meter F= I/t
Faktor Kerja - Cos Ø Meter  

1.3 kesalahan ukur


dalam suatu pengukuran sering terjadi kesalahan kesalahan/ketidak pastian yaitu
sebagai berikut :
1. adanya nilai skala yang terkecil
2. adanya kealahan/ ketidak pastian bersistem
3. adanya kesalahan acak
4. adanya keterbatasan pada si pengamat

1.4 ketelitian dan ketepatan pengukuran


a) ketelitian (accuracy)
b) ketepatan (precesion)
c) sensitivitas (sensitynity)
d) resolusi (resulotion)

contoh : menghitung nilai pengukuran :

untuk menentukan penurunan tegangan, Arus sebesar 3,14 Adi alirkan melalui
sebuah tahanan 35,68 Ohm. Tentukan penurunan tegangan pada tahanan tersebut
sampai angka- angka yang berarti memenuhi .

jawab : E = I.R

= 3,18 .35,68

= 113, 4624

= 113 Volt

Kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi yang sering tidak diketahui apa
penyebabnya hasil pengukuran itu jauh berbeda dari harga yang sebenarnya. Dimana
bahwa instrument penunjuk berubah kondisinya sampai batas tertentu setelah di gunakan
mengukur sebuah rangkaian.

Penyimpangan penyimpangan Volt Meter dari pembacaan 1 sampai 6

 d1 = 12,8 - 12,65 = 0,15mA


 d2 = 12,2 - 12,65 = -0,45 mA
 d3 = 12,5 - 12,65 = -0,15 mA
 d4 = 13,1 - 12,65 = 0,45 mA
 d5 = 12,9 - 12,65 = 0,25 mA
 d6 = 12,4 - 12,65 = -0,25 mA

perlu diingat : penyimpangan terhadap nilai rata-rata boleh (+) dan boleh (-), dan jumlah
aljabar seluruh penyimpangan harus rol. Deviasi rata – rata D:
0,15+0,45+0,15+ 0,45+ 0,25+0,25
¿
6

1,7
= = 0,283 mA
6

= 0, 283 mA

BAB II Alat Ukur Arus Searah

2.1. Galvanometer
Pada awalnya galvanometer pengukuran arus searah mengunakan galvanometer
dengan system gantung (suspension). Instrument ini merupakan pelopor instrument
kumparan putar. Prinsip dasar bekerjanya galvanometer suspension meliputi sebuah
kumparan kawat halus di dalam medan magnet yang di hasilkan oleh sebuah medan
magnet permanen.
Menurut hukum dasar gaya elektro megnetik kumparan tersebut akan berputar di
dalam medan magnet bila dio aliri oleh arus listrik.

2.2. Amper meter DC


Gerak dasar darisebuah amper meter arus searah (dc ammeter) adalah galvanometer
PMMC (permanent magnet moving coil). Kaarena gulungan kumparan dari sebuah
gerakan dasar adalah akecil dan ringan, maka dia hanya dapat mengaliri arus kecil. Bila
yang di ukur adalah arus besar, maka sebagian besar dari arus tersebut perlu di alirkan ke
sebuah tahanan yang di sebut tahanan shunt.
Tahanan shunt yang di gunakan dalam sebuah alat ukur dasar bisa terbuat dari
sebuah kawat tahanan temperature konstan yang di tempatkan di dalam instrument atau
sebuah shunt luar yang memiliki tahanan yang sangat rendah.

2.3 Voltmeter DC
Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), mengubah gerakan
PMMC menjadi sebuah voltmeter arus searah .
Tahanan pengali membatasi arus kea lat ukur agar tidak melebihi arus skala penuh
(Idp).
Biasanya untuk batas ukur alat ini iyalah 500 Volt pengali di pasang di dalam kontak Volt
meter.
2.4. Mengubah Batas Ukur
Untuk mengukur arus bahwa alat ukurnya selalu di hubungkan seri terhadap beban
yang hendak di ukur aaupun terhadap rangkaian luar.
Prinsip mengukur tegangan dan arus ialah :
 alat ukur ampermeter selalu di hubungkan seri dengan rangkaian luar, dan yang
akan di ukur adalah besaran arus.
 Alat ukur Voltmeter selalau di hubung parallel dengan beban yang hendak di ukur.

a. Mengubah batas ukur arus


Dalam pelaksanaan suatu pengukuran arus, ampermetr harus di lalui kuat arus
yang hendak di ukur besarnya, sehingga harus di hubungakan secara seri dengan alat
pemakai. (beban).
Dalam hal ini ampermeter tidak akan mennghitung harga kuat arus sebenarnya,
akan tetapi suatu harga yang lebih rendah dari pada itu. Oleh ebab itu makin kecil
tahanan dalam alat ukur (Rm) maka alat ukur lebih makin baik dalam penunjukanya.

Persamaan :

 Em = Esh atau Im.rsh


 I = n. Im I = Im + Ish untuk mencari Ish maka : Ish = I –
Im
 Ia . Im = (I - Im). Rsh
I
 I = n . Im n=
Ia
Rm
 Rsh =
(n−1)

b. Mengubah Batas Ukur Tegangan


Volt meter harus memiliki tahanan yang cukup besar agar tidak terjadi sesuatu
pembebanan berat. Tetapi volt meter tidak selalu memiliki tahanan alat ukur yang
cukup besar. Oleh sebab itu memperluas batas ukur volt meter perlu di tambah suatu
tahanan muka yang bergunan untuk membatasi arus pada tegangan yang lebih tinggi
dari pada tegangan yang telah di tetapkan oleh volt meter.
Besar tahanan pesawat suatu volt meter biasanya di tulis pada plat skalanya
yaitu Ohm/Volt.
Untuk mengubah batas ukur tengangan dapat di rumuskan sebagai berikut :

Vin
 I=
Rd + RI
 Vs = Vin – Vm
Vm
 Im =
Rm

c. Ohm Meter
ohm meter ada 2 jenis yaitu :
1. Ohm meter tipe seri menggunakan PMMC yang di hubungkan seri
dengan sebuah tahanan.
2. Ohm meter tipe shunt terdiri dari sebuah baterai yang di hubungkan
seri dengan sebuah tahanan pengatur RI dan PMMC.

d. Multitester
Ampermeter, Voltmeter, dan Ohm meter, semua digunakan alat penunjuk PMMC.
Perbedaan instrument ini adalah rangkaian di dalam alat ukur tersebut, sehingga jelas
bahwa instrumen yang berdiri sendiri ini dapat di gabungkan menjadi satu untuk
menjalankan tiga fungsi pengukuran.

Cara menggunakan multitester :


1. Saklar jangkauan di di buat dalam posisi ohm, AC, atau DC.
2. Husus Untuk Ohm setiap melakukan pengukuran harus di kalibrasi terlebih
dahulu.
3. Konektor yang berwarna hitam di hubungkan ke bagian yang bertanda (-) dan
konektor yang berwarna merah di hubungkan ke tanda (+).
4. Perkirakan berapa besar tahanan, tegangan atau arus yang hendak kita ukur.
5. Lalu tempatkan kabel pada bagian yang mau kita ukur, maka jarus pada papan
skala akan menunjukan berapa hasil pengukuran.
BAB III Alat Ukur Arus Bolak Balik

3.1 Prinsip-Prinsip Dasar

Gerak d’Arsonval memberi tanggapan (response) terhadap nilai arus rata-rata


(averrage) atau searah (dc) melalui kumparan putar. Jika frekuensi arus bolak balik sangat
rendah jarum akan berayun ke kiri ke kanan sekitar titik nol sepanjang skala. Pada
frekuensi frekuensi yang lebih tinggi, mersia (kelembaman) kumparan begitu besar
sehingga jarum tidak dapat mengikuti pergantian arah torsi yang cepat sehingga dia
berayun ayun sekitar nol sambil bergetar ringan.

Untuk mengukur arus bolak balik dalam gerakan d’Arsonval, beberapa cara untuk
memperoleh torsi satu arah yang tidak berlawanan setiap setengah prioda harus
direncanakan. Salah satu cara adalah dengan menyerahkan arus bolak balik sehingga arus
yang disearahkan (diratakan) tersebut menyimpang kumparan. Cara lain adalah dengan
cara memanfaatkan efek pemanasan arus bolak balik agar menghasilkan indikasi
kebesarannya. Beberapa dari metoda ini dibicarakan dalam bab ini.

3.1.1 Elektrodinamometer

Salah satu alat ukur arus bolak balik yang paling penting adalah elektrodinamo-
meter. Sering digunakan sebagai voltmeter dan amperemeter akurat bukan hanya pada
frekuensi jala jala (power line), tetapi juga dalam daerah frekuensi audio yang rendah.
Gerak elektrodinamo-meter dapat juga berfungsi sebgai instrumen alih (transfer
instrumen), sebab dia dapat dikalibrasi pada arus searah dan digunakan langsung pada arus
bolak balik, menyatakan cara langsung yang pasti untuk menyamakan pengukuran
tegangan dan arus (dc & ac)

Bekerjanya instrumen ini dapat dipahami dengan meninjau kembali persamaan


torsi yang dibangkitkan oleh sebuah kumparan yang tergantung di dalam medan magnit.
Persamaan standart menyatakan bahwa :

T =B× A × I × NB×A×I×N

nunjukkan bahwa torsi yang menyimpangkan kumparan putar berbanding langsung


dengan konstanta-konstanta kumparan (A dan H) kuat medan magnit daidalm mana
kumparan berputar (B). Dan arus melalui kumparan (I). Di dalam elektrodinamometer
kerapatan fluksi (B) bergantung pada arus melalui kumparan yang diam dan berarti
berbanding langsung dengan arus defleks (I) . karena dimensi dimensi kumparan dan
jumlah lilitan kumparan merupakan besaran besaran yang diketahui, untuk satu alat ukur
tertentu, torsi yang dibangkitkan menjadi fungsi kuadrat arus ( I 2 ¿.

3.1.2. Besi Putar


Instrumen instrumen besi putar dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu
instrumen tarikan (attraction) dan tolakan (repulsion). Yang terakhir ini lebih sering
digunakan. Gerak ini terdiri dari sebuah kumparan stasioner (diam) yang
mempunyaibanyak gulungan dan membawa arus yang akan diukur. Dua daun besi lunak
(iron-vane)ditempatkan di bagian dalam kumparan. Salah satu daun di ikatkan tetap ke
kerangka kumparan sedang daun lainnya dihubungkan keporos instrumen sehingga dapat
berputar secara bebas. Kedua daun yang termagnetisasi ini menghasilkan gaya tolakan, dan
karena hanya satu daun yang bisa berputar, difleksi (penyimpangannya) adalah analogi dari
besarnya arus kumparan. Gaya tolak sebanding dengan kuadrat arus, tetapi efek frekuensi
dan histeris cenderung menghasilkan defleksi jarum yang tidak linear dan akibatnya tidak
mempunyai hubungan kuadrat yang sempurna.

Intrumen konsentrik memiliki sensitivitas yang sedang dan mempunyai


karakteristik skala kuadratis. Adalah mungkin untuk mengubah bentuk daun daun agar
memiliki karakteristik skala yang khusus, yaitu dengan “membuka skala” bila diinginkan.
Ketelitian instrumen instrumen besi putar terutama dibatasi oleh ketidak linearan kurva
megnetisasi daun daun besi. Untuk nilai ams yang rendah, puncak ams bolak balik
menghasilkan penyimpangan persatuan arus yang lebih besar dari nilai rata rata,
mengakibatkan pembacaan bolak balik yang lebih tinggi dari pembacaan ams searah
ekivalen pada sekala rendah. Dengan cara sama, pada sekala tinggi lutut kurva magnetisasi
didekati, dan nilai puncak arus bolak balik akan menghasilkan defleksi persatuan arus yang
lebih kecil dari nilai rata rata, sehingga pembacaan arus bolak balik akan lebih rendah dari
nilai arus searah ekivalen.

3.1.3 Termo Instrumen

Arus yang akan diukur akan dilewatkan melalui sebuah kawat halus yang di
renggang kencang antara dua terminal. Kawat kedua diikat ke kawat halus tersebut pada
satu ujung dan pada ujung lainnya ke sebuah pegas yang menarik kawat arus ke bawah.
Kawat kedua ini di lewatkan melalui senuah canai (roller) pada mana jarum dihubungkan.
Arus yang akan diukur menyebabkan pemanasan kawat halus dan memuai sebanding
dengan kuadrat arus pemanasan. Perubahan panjang kawat menggerakkan jarum dan
menunjukkan basarnya arus. Katidak stabilan karena renggangan kawat, lambatnya
tanggapan (respons), dan kurangnya kompensasi terhadap temperatur sekeliing membuat
mekanisme ini tidak memuaskan secara komersil. Sekarang ini mekanisme kawat panas
tidak dipakai lagi dan diganti dengan yang lebih sensitif, lebih terliti, dan memiliki
kombinasi kompensasi yang lebih baik bagi elemen termolistrik dan gerak PMMC.

3.2 Wattmeter Satu Fasa.

Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran daya, dia dapat dipakai


untuk mengukur daya searah (DC) maupun daya bolak-balik (AC) untuk setiap bentuk
gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas pada gelombang sinus saja. “Wattmeter
tipe elektrodinamometer” terdiri dari satu pasang kumparan yaitu kumparan tetap yang
disebut kumparan arus dan kumparan berputar yang disebut dengan kumparan tegangan,
sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui suatu sudut, yang berbanding lurus
dengan hasil perkalian dari arus-arus yang melalui kumparan-kumparan tersebut.

3.3 Wattmeter Fasa Banyak

Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak, memerlukan pemakaian dua atau
lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan pembacaan
masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan bahwa daya nyata
dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dan sejumlah kawat-kawat dalam
setiap fasa banyak, dengan persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat common terhadap
semua rangkaian potensial

3.4 Alat Ukur Wattjam

Kumparan arus dihubungkan seri dengan jala-jala, dan kumparan tegangan


dihubungkan paralel. Kedua kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka logam dengan
desain khusus melengkapi dua rangkaian maghnit. Sebuah piringan aluminium ringan
digantung di dalam senjang udara medan kumparan arus yang menyebabkan arus pusar
mengalir di dalam piringan. Reaksi arus pusar dan medan kumparan tegangan
membangkitkan sebuah torsi (aksi motor) terhadap piringan dan menyebabkannya
berputar.

Torsi yang dibangkitkan sebanding dengan kuat medan kumparan tegangan dan
arus pusar di dalam piringan yang berturut-turut adalah fungsi kuat medan kumparan arus.
Berarti jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang telah dipakai oleh beban
dalam selang waktu tertentu, dan diukur dalam kilowatt-jam (kWh, kilowatt hour). Poros
yang menopang piringan aluminium dihubungkan melalui susunan roda gigi ke mekanisme
jam dipanel alat ukur, melengkapi suatu pembacaan kWh yang terkalibrasi dalam desimal.

3.5 Alat Ukur Faktor Daya

Menurut definisi, faktor daya adalah cosinus sudut fasa antara tegangan dan arus,
dan pengukuran faktor daya biasanya menyangkut penentuan sudut fasa ini. Pada dasarnya
instrumen ini bekerja berdasarkan prinsip elektrodinamometer, dimana elemen yang
berputar terdiri dari dua kumparan yang dipasang pada poros yang sama tetapi tegak lurus
satu sama lain. Kumparan putar berputar di dalam medan maknetik yang dihasilkan oleh
kumparan medan yang membawa arus jala-jala. Ini ditunjukkan dalam kerja alat ukur
faktor daya.

BAB IV ALAT UKUR JEMBATAN DC DAN PEMAKAIANNYA

4.1.JEMBATAN WHEATSTONE
Pada prinsipnya rangkaian jembatan mempunyai 4 buah lengan resistif dan sebuah
sumber GGL(baterai) dan sebuah Galvanometer atau pun sebuah detector nol.jembatan
disebut setimbang apabila beda potensial pada galvanometer adalah nol volt.artinya tidak
ada arus mengalir melalui Galvanometer. Pada saat tidak setimbang, jembatan berfungsi
untuk mengetahui sensitivitas dari galvanometer,karena ada arus yang mengalir. Untuk
menganalisa rangkaian dalam keadaan tidak setimbang ini maka memakai rangkaian
Theveint Equivalent dengan langkah sebagai berikut:

1. Mencari tegangan pengganti(tegangan Theivenin) VTH → VCD


2. Mencari tahanan pengganti Thevenin (RTH→ Rₒ)
3. Dengan rangkaian yang baru dapat dicari besar arus yang mengalir bila R₄
diketahui.

4.2 UJI SIMPAL

4.2.1 UJI SIMPAL MURAY

Pengujian simpal Murray digunakan untuk menemukan kerusakan


pertahanan”( ground) didalam kabel-kabel terbungkus.

4.2.2 UJI SIMPAL VARLEY

Ujian simpal varley digunakan untk metoda yang paling teliti untuk menemukan
hubungan tanah, persimpangan atau hubungan-hubungan singkat dalam sebuah kabel.

BAB V ALAT UKUR JEMBATAN AC DAN PEMAKAIANNYA

5.1 JEMBATAN MAXWELL


Jembatan maxwell digunakan untuk mengukur sebuah induktansi yang tidak
diketahui dinyatakan dalam kapasitansi yang diketahui. Salah satu lengan
perbandingan mempunyai sebuah tahanan dan sebuah kapasitansi dalam
hubungan paralel,dan untuk hal ini adalah lebih mudah untuk menuliskan
persamaan kesetimbangan dengan menggunakan admitansi lengan 1 sebagai
pengganti im-pendansi.
5.2 JEMBATAN HAY
JEMBATAN HAY berbeda dari jembatan maxwell yaitu mempunyai tahanan R1
yang seri dengan kapasitor standar c1 sebagai pengganti tahanan paralel.
Persamaan-persamaan setimbang juga diturunkan dengan memasukkan nilai
impe-dansi lengan-lengan jembatan kedalam persamaan umum kesetimbangan
jembatan.
5.3 JEMBATAN WIEN
Jembatan wien bukan hanya untuk pemakainnya sebagai jembatan arus bolak-
balik guna mengukur frekuensi ,tetapi juga untuk berbagai rangkaian
bermanfaat lainnya.

RINGKASAN ISI BUKU PEMBANDING

BAB I – Macam Macam Asas Alat Ukur

Sebagai pengaruh ,aliran listrik merupakan salah satu faktor dominan yang harus di
ketahui antara lain :

a. Pengaruh yang berjenis ilmu kimia


b. Pengaruh yang berjenis magnetis
c. Pengaruh yang berjenis thermis (panas)

Menurut asas asas nya alat ukur listrik yang sering di jumpain

a. Asas magnetis
b. Asas gulungan primer
c. Asas elektrodinais
d. Asas besi putar
e. Asas induksi atau ferraris

Alat ukur dengan asas ini mempunyai beberapa sifat diantaranya adalah :

a. Mudah terpengaruh oleh adanya medan magnet dari luar.


b. Daya yang digunakan terlalu besar,hal ini diperlukan untuk pemanasan .
c. Terhadap muatan lebih sangat peka sekali ,sehingga kalau arusnya terlalu
besar kawat itu dapat terbakar.
d. Penunjukannya lambat untuk suatu harga yang akan diukur
e. Setelah beberapa lama digunakan akan terjadi “sisa pemuaian “ karena masih
panas , sehingga kalau dalam waktu yang dekat digunakan akan terjadi
penunjukan yang salah .
f. Tidak terpengaruh oleh frekuensi dan bentuk gelombang arus bolak balik

BAB II – Pemakaian Asas Ferraris


Secara konstruksi , pada poros roda satuan menerima kopel putar dari
sebagian daya listrik dari alat penghitung .Prinsip kerja bagian listrik ini
berdasarkan asas ferraris atau asas induksi
Asas ini juga dinamakan asas lapangan putar.Pada poros itu,dipasangkan
sebuah teromol berbentuk silinder yang terbuat dari aluminium dan
terpasang antara 4 kutub dari 4 buah elektromagnet yang dilalui oleh arus
bolak balik dengan sudut pergeseran fasa 90 derajat satu sama lain.
Alat penghitung yang menggunakan terobol berputar sudah tidak banyak
digunakan lagi karena memiliki beberapa keburukan .
Dewasa ini alat penghitung yang banyak digunakan adaalha alat hitung yang
dilengkapi dengan piringan berputar dengan bekerja secara induksi

BAB III – Macam macam skala

Ditinjau dari segi macam dan sifatnya arus listrik yang ada maka skala ini dapat di
bedakan atas :

1. Skala Linier
Garis skala antara yang satu dengan yang lain nya mempunyai jarak yang
sama.Dengan demikian , Pembacaan harga yang terletak antara dua garisnya pun
mudah untuk dibaca
2. Skala kuadratis
Dimana garis skala pada permulaanya lebih kecil dari pada garis skala
berikutnya.Jadi tidak sama rata .
Dengan demikian apabila, penunjukan dari jarum itu terletak di tengah tengah
antara dua buah garis skalanya,maka ini akan menyebabkan kesulitan di dalam
pembacaan yang merupakan hasil dari penu jukan semua besaran yang akan di
ukur
3. Skala yang berawal besar dan berakhir sempit
Skala semacam ini igunakan pada motor motor listrik.Hal ini di maksudkan agar
kita dapat membaca besarnya arus listrik dari mesin penggerak melalui sebuah
amper meter

BAB IV – Bentuk Jarum Penunjuk


Pada umunya,bentuk jarum penunjuk dari setiap alat ukur itu sangat
menentukan ketepatan dan ketelitian di dalam penunjukan yaitu yang
merupakan hasil pengukuran terhadap suatu besaran yang diukur.
Jarum penunjuk yang berbentuk pisau atau tampak dari saming menyerupai
pisau.Bentuk ini kalau dilihat dari atas akan tampak sebagai jarum sehingga
pembacaan skalanya akan lebih teliti.

BAB V – Gerakan Jarum Penunjuk

Variasi gerakan dari jarum penunjuk dari sebuah alat ukur antara lain :

a. Gerakan periodik
Jika besarnya momen kelembaman dari peralatan bergerak lebih besar dari
pada redaman yang ada ,Maka jarum penunjuk akan menjadi goyang disekitar
titik seimbangnya
b. Gerakan hampir periodik
Gerakan ini akan terjadi apabila gaya geser hampir seimbang dengan besar
gaya kelembaman nya,sehingga jarum penunjuknya menyimpang.
c. Gerakan aperiodik
Jika gaya geser selalu dapat mengimbangi besarnya gaya kelembamannya dari
peralatan yang bergerak untuk setiap besaran listrik, maka simpangan jarum
penunjuknya tidak akan menimbulkan amplitudo sampai kedudukan
seimbang.

d. Gerakan merambat
Jika gaya geser kelembamannya bekerja pada peralatan yang bergerak lebih
kuat dibandingkan dengan gaya penggeraknya,sehingga gerakan ini tidak akan
menimbulkan amplitudo.

BAB VI – Mengukur Frekuensi Arus Bolak Balik

Pada umumnya ,frekuensi meter itu bekerja dengan asas resonansi listrik atau
resonansi mekanik. Asas resonansi listrik digunakan pada frekuensi meter yang
jarum penunjuknya langsung menunjukkan angka dari frekuensi dengan
menggunakan satuan Hz. Alat ini mempunyai batas ukur yang sangat
sempit,umumnya di sekitar nilai 48 Hz dan 52 Hz , sehingga lapangan pemakaiannya
sangat terbatas.

BAB VII – Mengukur Besarnya kuat arus dan tegangan listrik

Sistem Pemasangan Amper – meter dan volt meter

Untuk mengukur besarnya jumlah kuat arus listrik yang mengalir di dalam suatu
rangkaian listrik,pada umumnya menggunakan sebuah alat ukur yang disebut
Amper-meter.

Pada alat pengukur ini ,biasanya harus dilalui oleh arus listrik yang hendak diukur
.Oleh sebab itu pengukur di dalam rangkaian ini harus di sambung secara langsung
(seri) baik yang terletak di muka ataupun di belakang alat pemakai

BAB VIII – Ohm - Meters

Sebuah ohm meter digunakan untuk mengukur sebuah tahanan di dalam rangkaian
listrik atau tahanan yang merupakan komponen dalam rangkaian tersebut . Pada
ohm-meters ini tersedia sejumlah tegangan dan tahanan yang nilainya telah diketahui
.Komponen tahanan atau tangkaian yang sedang dalam pengukuran ,dapat diukur
dengan cara di bandingkan.

BAB IX – Papan Skala dari Ohm Meter Seri

Papan skala yang digunakan dalam ohm-meter ini jauh berbeda dengan papan skala
yang digunakan pada am-meter dan volt-meter.Pada ohm-meter papan skalanya
mempunyai skala yang tidak inear.

Oleh karena itu,pembagian skala ini menggambarkan kenaikan harga tahanan dari
tahanan dari harga yang kecil sampai dengan harga yang besar atau harga tak
terhingga pada akhir skala.

BAB X – Papan Skala dari Ohm Meter Paralel

Papan skala yang terdapat atau yang dipasang pada ohm – meter paralel ini adalah
terbalik dengan papan skala yang dipasang pada ohm-meter seri.
Pada ohm – meter shunt (paralel) garis skala untuk angka 0 terletak di sebelah kiri
skala dan harga maksimum nya terletak di sebelah kanan.

BAB XI-Pengukuran kuat arus pada jaringan

Apabila kita hendak mengukur sejumlah kuat arus yang mengalir melalui suatu
jaringan listrik yang sedag dalam keadaan mengalir , maka hal ini tidak mungkin kita
lakukan dengan memotong jaringan tersebut untuk memasangkan sebuah alat
pengukur arus atau melalui sebuah transformator arus.

Adapun sistem penguurannya dilakukan dengan menggunakan transformator tang ,


Biasanya pesawat (alat) ini disebut tang amper/meter.

BAB XII-Mengukur tahanan isolasi memakai ohm meter

Dengan alat ini dapat langsung menunjukkan harga tahanan isoslasi yang diharapkan.

Prinsip bekerjanya alat ini hampir sama dengan ohm meter

Perbedaaan antara ohm meter dan mgohm meter ini hanya terletak pada besarnya
tegangan ukur

Dalam rangkaian pengukuran ini, Tahanan isolasinya dipasang antara jepitan A dan
E ,dimana E harus dihubungkan pada tanah.Generator tangan dari megger ini
biasanya dilengkapi dengan sebuah roda penggerak untuk memindahakan pemutaran
secara sama dan rata , ini dimaksudkan untuk membangkitkan tegangan ukur yang
tertentu harganya.

BAB XIII Mengukur kapasitas dari sebuah kondensator

Cara pengukuran kapasitas dari sebuah kondensator “C” dengan menggunaan sistem
sambungan jembatan searah dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Keterangan gambar :

G = Galvano/meter

S = sakelar

E = sumber tegangan DC

Cx = kondensator dengan nilai yang akan ditentukan

Cn = kondensator dengan nilai yang telah ditentukan

BAB XIV Metode jembatan kohlrauss untuk mengukur induktansi

Apabila pada pengukuran induktansi (Lx ) digunakan induktansi standar yang


variabelnya tidak ada,maka dapat dilakukan /dilaksanakan sambungan kohlraluss

Keterangan gambar :

Lx = Induktansi yang diukur

Ln = Induktansi standar tidak variabel

C=D = Kontak geser

I = Kawat ukur
T = headphone

E = Sumber tegangan arus bolak balik

Suatu induktansi standar atau Ln dipasang seri dengan R1 dan induktansi yang akan
diukur L x di seri dengan L4.

R2
Pada keadaan seimbang berlaku :Lx = ln
R1

BAB XV Metode jembatan praktis untuk mengukur kapasitas

Sumber tegangan yang digunakan dalam sistem sambungan menggunakan sumber


arus bolak balik

Untuk menentukan keseimbangan , kotak geser D diatur setelah T tidak terdengar


suara maka berlaku :
BAB XVI- Mengukur induksi diri dari kapasitet

Untuk mengetahui besarnya nilai induksi diri sebuah kumparan dapat ditentukan
atau diukur dengan menggunakan sistem sambungan jembatan wheatstone

Hal hal yang berhubungan dengan induksi diri

Tiap gulungan itu mempunyai 2 jenis tahanan , yaitu :

a. Penahanan kuat arus rata “R” yang merupakan tahanan ohm dari kawat
kawat gulungan
b. Penahanan kuat arus putar XL yang merupakan sebuah koefisien
induksi diri L dari gulungan induksi.

BAB XVII-Pengukuran induksi diri dengan metode jembatan Maxwell


Ketika sakelar “S” ditutup dalam jembatan , maka akan dialiri oleh arus bolak
balik.Untuk memperoleh keseimbangannya diaturlah induktansi standar Ln dan
tahanan standar .

Maka setelah dicapai keseimbangan itu berlakulah :

R Rx+ 2 π FLx
=
Rn R 1+ 2 π FLn

BAB XVIII Jembatan arus bolak balik untuk mengukur kapasitas

Sambungan jembatan untuk pengukuran kapasitas kondensator yang belum di


ketahui Cx dengan sambungan jembatan arus bolak balik sama dengan untuk
jembatan searah

Perhatikan gambar dibawah ini


BAB XIX Pengukuran Induktivitas dengan kapasitas

Untuk pengukuran induktansi dari suatu kumparan , banyak menggunakan hubungan


jembatan dengan sumber arus bolak balik

Pada suatu kondensator dengan kapasitas (farad) di hubungkan pada sumber arus ,
maka pada platnya akan terjadi pengisian dan bila di putuskan hubungan dari
sumbernya ,maka akan terjadi pengosongan atau pelepasan muatan.

BAB XX Mengukur tahanan tanah

Jika tegangan tegangan tanah Ea dan Eb dibagi oleh kuat arus I , maka terdapat harga
harga tahanan Ra dan Rb

Tahanan tahanan inilah yang dinamakan tahanan tanah dari bola A dan tahanan
tanah dari bola B

Ea
Ra =
I

Eb
Rb =
I

Tahanan tanah yang diukur sebagai tahanan total antara kedua sambungan
tahanan ,benar benar akan merupakan R jumlah dari Ra + Rb

BAB XXI - Mengukur besarnya tahanan tanah


Sambungan tanah atau grounding ,sistem ini terbuat dari plat besi atau plat tembaga
yang ditanam dalam tanah dan di usahakan agar penanamannya sampai kedap air
tanah .Dimana pelat tanah tadi disambungkan kawat tembaga tanpa di bungkus
isolasi (B,C,Draad) atau kawat besi tebal yang kemudian di pasangkan pada alat listrik
yang hendak”ditanahkan”

BAB XXII- Jembatan Wheatstone

Pada umumnya,sambungan jembatan ini terdiri dari empat(4) buah tahan yang
masing masing R1,R2,Rx dan Rn, sebuah galvanometer dan sebuah sumber tegangan .

Sumber tegangan E akan mengeluarkan sejumlah kuat arus i yang akan mengalir ke
dalam tahanan tahanan tadi.Asas utama pengukuran dengan menggunakan jembatan
wheat stone ini adalah:

Mengatur R1,R2,Rxdan Rn sedemikian sehingga sambungan jembatan tadi berada


dalam keadaan seimbang / ballance,di mana pada kawat cabang CD tidak akan dilalui
arus listrik

BAB 4
PENUTUP

 KESIMPULAN

Pengukuran listrik sangat di perlukan sangat kita bekerja dalam dunia kelistrikan
karena dengan cara mengukur kita dapat memahami dan mengetahui kecocokan dari
apa yang ingin kita selesaikan. Dengan adanya pengukuran listrik juga membantu
dalam pengaplikasisan dalam dunia kerja juga membuat kita mudah mengetahui
kerusakan dari problem yang kita selesaikan

 SARAN
Semoga penulisan CBR ini dapat berguna bagi para pembaca sebagai ulasan sebelum
membeli/memilih buku sesuai dengan topik yang diperlukan terkhusus dalam buku
yang bertopik pengukuran listrik .
DAFTAR PUSTAKA

 Cooper,W,D.(1994). Instrumentansi Elektronik dan teknik


pengukuran, jakarta. Erlangga
 Suryatmo f.2003.Teknik Pengukuran Listrik dan
Elektronika.Jakarta:Bumi aksara

Anda mungkin juga menyukai