Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

“JENIS-JENIS DAN KARAKTERISTIK ALAT UKUR”

OLEH :

I MADE DWI ANDIKA SAPUTRA

F1B018026

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MATARAM

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran
dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Mataram, 3 September 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...2

BAB I……………………………………………………………………………………………..3

A. Latar belakang……………………………………………………………………………3
B. Tujuan……………………………………………………………………………………3
C. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..3

BAB II……………………………………………………………………………………………4

A. Pengertian………………………………………………………………………………..4
B. Alat ukur…………………………………………………………………………………4
C. Karakteristik alat ukur……………………………………………………………………

KESIMPULAN…………………………………………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek
dan kejadian dunia-nyata. Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur
benda atau kejadian tersebut. Pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik
atau industri. Sedangkan alat ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya, tergantung dari
banyak faktor, misalnya objek yang diukur serta hasil yang di inginkan.
Mengetahui karakteristik alat ukur adalah penting agar pekerjaan pengukuran
secara menyeluruh (persiapan, pelaksanaan dan analisis) dapat diandalkan
keberhasilannya. Seseorang tidak akan dapat merancang pengukuran dengan benar tanpa
mengetahui arti karakteristik dari alat ukur.

B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengukuran Besaran Listrik.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan karakteristik daripada alat ukur.

C. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis alat ukur listrik ?
2. Bagaimana karakteristik dari alat ukur?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap
suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian angka
tehadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau
objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas dan disepakati. Pengukuran dapat
dilakukan pada apapun yang dibayangkan, namun dengan tingkat kompleksitas yang
berbeda.

B. Alat Ukur
Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan / mengetahui hasil
perbandingan antara suatu besaran / ukuran yang ingin diketahui dengan standar yang
dipakai. Fungsi penting dari alat ukur baik alat ukur listrik maupun mekanik adalah untuk
mengetahui nilai yang telah ditentukan sebagai batasan laik atau tidaknya peralatan /
jaringan akan dioperasikan. Dalam pengukuran kita membandingkan suatu
besaran dengan besaran standard. Sehingga dalam pengukuran perlu mengetahui besaran,
satuan dan dimensi.
Alat ukur listrik adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran – besaran
listrik yang mengalir seperti hambatan listrik (R), Kuat Arus listrik (I), Beda Potensial
listrik (V), Daya listrik (P), dan lainnya. Terdapat dua jenis alat ukur yang digunakan yaitu
alat ukur analog dan alat ukur digital.

4
Berikut adalah alat-alat ukur listrik dan fungsinya yang sering digunakan :
1. Amperemeter

Amperemeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik
baik untuk arus DC maupun AC yang terdapat dalam rangkaian tertutup.
Amperemeter biasa dipasang berderet dengan elemen listrik. Jika Anda akan
mengukur arus yang mengalir pada sebuah penghantar dengan memakai
Amperemeter maka wajib Anda pasang secara seri dengan cara memotong
penghantar agar arus mengalir melalui Amperemeter.

2. Ohmmeter

Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik pada
rangkaian tertutup atau daya untuk menahan mengalirnya arus listik pada sebuah
konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam
ohm. Alat Ohm meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya
arus listrik yang lewat atau mengalir pada sebuah hambatan listrik (R) , yang
kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.

5
3. Voltmeter

Voltmeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik pada
sebuah rangkaian listrik tertutup. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak
komponen yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan
tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung
kaca atau plastik. Lempengan luar berfungsi sebagai Anode sedangkan yang di
tengah sebagai Katode.
4. Wattmeter

Wattmeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur power listrik (atau rate suplai
energi listrik) dalam satuan watt untuk rangkaian atau sirkuit apapun.
5. Multimeter
Multimeter ialah alat yang digunakan untuk mengukur listrik tegangan (Voltmeter),
hambatan listrik (Ohm meter), juga arus listrik (Ampere).Ada dua jenis multimeter
, yaitu multimeter digital atau DMM (Digital Multi Meter) , dan multimeter analog.
Kelebihan dari multimeter digital daripada multimeter analog adalah tingkat

6
ketelitian lebih tinggi dalam pengukuran. Namun, dari kedua jenis multimeter
tersebut dapat mengukur listrik AC maupun DC.
6. Megger

Megger berfungsi sebagai pengukur tahanan isolasi dari alat – alat listrik maupun
instalasi – instalasi. Output dari alat ukur ini umumnya merupakan tegangan tinggi
arus searah. Megger ini sering digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi
antara lain untuk:
a. Kabel instalasi pada rumah-rumah atau bangunan.
b. Kabel tegangan tinggi dan rendah
c. Transformator.

7. KWHmeter

Kwh Meter ialah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung besarnya
penggunaan daya oleh konsumen. Alat ini sangat umum dijumpai di masyarakat.
Bagian utama dari suatu KWH Meter merupakan kumparan tegangan , kumparan
arus , piringan aluminium , magnet tetap yang bertugas menetralkan piringan

7
aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah
perputaran piringan aluminium
8. Osiloskop

Osioloskop ialah alat ukur yang dapat menunjukkan terhadap Anda ‘gambaran atau
bentuk’ dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu
pada layarnya. Ini sama halnya dengan penggambaran pada layar televisi.
Osioloskop terdiri dari tabung vacuum dengan sebuah katode ( electrode negative
) pada satu sisi yang menghasilkan pancaran elektron dan sebuah anode ( electrode
positive ) untuk mempercepat gerakannya sehingga terdeteksi menuju layar tabung.
Susunan ini disebut dengan Electrone Gun. Elektron – elektron disebut pancaran
sinar katode karena mereka dibangkitkan oleh Cathode dan ini menyebabkan
osioloskop disebut secara lengkap dengan Cathode Ray Oscilloscope atau CRO.

C. Karakteristik Alat Ukur


Karakteristik dari suatu alat ukur dibedakan menjadi dua yaitu karakteristik statis dan
karakteristik dinamis.
1. Karakteristik statis.
Karakteristik statis suatu alat ukur adalah karakteristik yang harus diperhatikan
apabila alat tersebut digunakan untuk mengukur suatu kondisi yang tidak berubah
karena waktu atau hanya berubah secara lambat laun. Karakteristik statis adalah
hal-hal yang harus diperhitungkan bila alat ukur dipergunakan untuk mengukur
suatu keadaan yang tidak bergantung pada waktu, yaitu :

8
a. Ketelitian (Accuracy)
Ketelitian atau accuracy didefinisikan sebagai ukuran seberapa jauh hasil
pengukuran mendekati harga sebenarnya dari pada besaran yang diukur.
Ukuran ketelitian sering dinyatakan dengan dua cara, atas dasar perbedaan
atau kesalahan (error) terhadap harga yang sebenarnya, yaitu:
- 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 − ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
𝑒ℎ = × 100%
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
- 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ, 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 ∶
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 − ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
𝑒𝑘 = × 100%
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

Contoh :
Sebuah amperemeter menunjukkan arus sebesar 10A sedangkan accuracy
1% maka kesalahan pengukurannya adalah 1% X 10A = 0,1A sehingga
harga sebenarnya dari hasil pengukurannya adalah (10 + 0,1)A.
Berdasarkan ketelitian tersebut, alat ukur terdiri dari :
1. Alat cermat atau alat presisi, adalah alat ukur dengan ketelitian tinggi
(<0,5%)
2. Alat kerja adalah alat ukur dengan ketelitian menengah (±1%-2%)
3. Alat ukur dengan ketelitian rendah (3%-5%)

b. Presisi (precision)
Presisi adalah yang menyatakan seberapa jauh alat ukur dapat mengulangi
hasilnya untuk harga yang sama. Atau derajat dekat tidaknya hasil
pengukuran satu terhadap yang lain. Dengan kata lain, alat ukur belum tentu
akan dapat memberikan hasil yang sama jika diulang, meskipun harga
besaran yang diukur tidak berubah. Hal diatas berarti bahwa jika suatu
mikrometer menghasilkan angka 0,0002 mm, dan hasil yang hampir sama
akan diperoleh kembali meskipun pengukuran diulang-ulang, dikatakan
bahwa mikrometer tersebut sangat cermat dan ketepatannya (presisi) tinggi.

9
c. Kepekaan (sensitivitas)
Sensitivitas adalah rasio antara perubahan pada output terhadap
perubahan pada input. Pada alat ukur yang linier, sensitivitas adalah tetap.
Dalam beberapa hal harga sensitivitas yang besar menyatakan pula
keunggulan dari alat ukur yang bersangkutan. Alat ukur yang terlalu sensitif
adalah sangat mahal, sementara belum tentu bermanfaat untuk maksud yang
kita inginkan.
Kepekaan (sensitivitas) menyatakan berapa besarnya harga
pengukuranuntuk setiap satuan harga sinyal input. Sinyal input yang paling
kecil yang memberikan sinyal output dan dapat diukur dinamakan
sensitivitas alat ukur.

d. Resolusi
Adalah kemampuan sistem pengukur termasuk pengamatnya, untuk
membedakan harga-harga yang hampir sama. Resolusi adalah nilai
perubahan terkecil yang dapat dirasakan oleh alat ukur. Contoh : suatu
timbangan pada jarum penunjuk yang menunjukkan perubahan 0,1 gram
(terkecil yang dapat dilihat) maka dikatakan bahwa resolusi dari timbangan
tersebut adalah 0,1 gram. Harga resolusi sering dinyatakan pula dalam
persen skala penuh.
Kemudahan pembacaan skala adalah sifat yang tergantung pada
instrumen dan pengamatnya. Ini menyatakan angka yang signifikan (mudah
diamati) dan dapat direkam/dicatat sebagai data. Pada meter analog, ini
tergantung pada ketebalan tanda skala dan jarum penunjuknya. Pada meter
digital, digit terakhir (least significant) dapat dipakai sebagai ukuran
kemudahan pembacaan skala.

e. Repeatibility
Repeatibility adalah suatu sifat alat ukur yang mana hasilnya memiliki
tendensi karena adanya suatu pergeseran dengan suatu nilai yang sama.
Repeatibility disebabkan antara lain :

10
1. Adanya pengaruh fluks medan magnet disekitar alat ukur tersebut.
Untuk mengatasinya dipasang suatu alat pelindung.
2. Terjadinya suatu getaran, untuk menghindarinya digunakan suatu alat
peredan getaran.
3. Adanya perubahan temperature, untuk menghindarinya digunakan suatu
alat pendingin.
f. Kesalahan (Error)
Error dalam pengukuran dapat diartikan sebagai beda aljabar antara
nilai ukuran yang terbaca dengan nilai“sebenarnya “ dari obyek yang
diukur. Tidak ada komponen atau alat ukur yang sempurna, semuanya
mempunyai kesalahan atau ketidak-telitian. Setiap hasil pengukuran selalu
mengandung error. Tidak ada pengukuran yang bebas error, ini merupakan
sifat alamia, kecuali jika yang diukur/dihitung adalah jumlah barang atau
jumlah kejadian. Error dalam pengukuran dikelompokan menjadi 3 jenis,
yaitu spurious error, systematic error dan random error.
Persamaan error dapat ditulis sebagai berikut :
𝐸 = 𝐼 − 𝑇 , atau dalam persentase dapat ditulis :
1−𝑇
𝐸= × 100%,
𝑇

Dimana,
E = kesalahan (Error)
I = nilai pembacaan
T = nilai sebenarnya.
g. Realibilitas
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur
dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran
yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable.
Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur
di dalam pengukur gejala yang sama.
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa

11
pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan
memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif,
apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar
penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang
dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes
tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam
kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan
hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan
bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda.

2. Karakteristik dinamis
Karakteristik dinamik dari suatu alat ukur menyatakan bagaimana kecepatan
mengadakan perubahan dari suatu kedudukan ke kedudukan yang baru. Yang
termasuk kedalam karakteristik dinamik yaitu :
1. Kecepatan atau Respon
Kecepatan tanggapan (respon) adalah kecepatan alat ukur dalam memberi
tangapan terhadap perubahan kuantitas yang diukur.Keterlambatan dalam
pengukuran yang berkaitan dengan kecepatan tanggapan adalah
perlambatan atau penundaan tanggapan suatu alat ukur terhadap perubahan
kontinuitas yang diukur. Perlambatan demikian merupakan karakteristik
yang tidak dikehendaki
2. Kecermatan
Kecermatan adalah tingkat yang memberikan gambar apakah alat
ukur menunjukkan perubahan peubah yang diukur tanpa kesalahan
dinamis. Kesalahan dinamis adalah perbedaan antara kuantitas nilai
sebenarnya yang berubah menurut waktu, dan nilai yang ditunjukkan alat
ukur jika diasumsikan tidak ada kesalahan statis. Waktu mati (Dead time)
yang berkaitan dengan retardasi dalam pengukuran kesenjangan hanya
mengubah tanggapan alat ukur sepanjang skala waktu dan menyebabkan

12
kesalahan dinamis. Secara umum, kesenjangan pengukuran jenis ini sangat
kecil dapat dinyatakan dalam sepersekian detik. Waktu mati disebabkan
oleh daerah mati (dead zone) dalam alat ukur oleh gesekan awal atau
pengaruh yang serupa.

13
KESIMPULAN

1. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian angka
tehadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau
objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas dan disepakati.
2. Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan / mengetahui hasil
perbandingan antara suatu besaran / ukuran yang ingin diketahui dengan standar yang
dipakai.
3. Alat ukur listrik digunakan untuk mengukur arus, tegangan, hambatan, dan sebagainya.
Jenis-jenis alat ukur listrik antara lain : amperemeter, voltmeter, ohmmeter, wattmeter,
megger, multimeter, KWHmeter, dan osiloskop
4. Karakteristik dari suatu alat ukur dibedakan menjadi dua yaitu karakteristik statis dan
karakteristik dinamis. Karakter statis meliputi : accuracy, error, resolusi, realibility, dsb.
Sedangkan karakteristik dinamis meliputi : kecermatan dan kecepatan respon.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://diaryfisika.blogspot.com/2012/01/karakteristik-alat-ukur.html

https://elektrojaya.wordpress.com/2018/01/05/jenis-jenis-alat-ukur-listrik-dan-fungsinya/

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran

http://ilhamalifnz.blogspot.com/2015/12/makalah-pengukuran-listrik.html

15

Anda mungkin juga menyukai