Anda di halaman 1dari 45

Panduan Penggunaan Alat-Alat

Ukur Elektronika

Muhammad Aris Syafi’I (I0723048)


Muhammad Tsaqifur Rizal (I0723053)
Tofa Aditya Putra (I0723076)
Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala


karunia dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan
penyusunan buku yang berjudul “Panduan Penggunaan Alat-
Alat ukur Elektronik”.

Buku ini ditujukan sebagai media pembelajaran dan panduan


untuk menggunakan alat – alat ukur elektronik. Dan
diharapkan juga buku ini dapat menjadi referensi dalam
pembelajaran.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat


dalam proses penyusunan buku dari awal sampai akhir buku
tersusun.

Tentunya buku ini masih terdapat kekurangan dan belum


sempurna. Untuk itu, kami menerima segala kritikan dan saran
yang ditujukan kepada buku ini agar kedepannya dapat
dikembangkan dan ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.

penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................. ii
Pendahuluan ........................................................................... 1
Bab 1 Multimeter .............................................................. 4
1.1 Sejarah Dan Pengertian Multimeter ....................... 4
1.2 Multimeter Analog .................................................. 6
1.3 Multimeter Digital ................................................. 13
Bab 2 Tespen ................................................................... 24
2.1 Pengertian Tespen ................................................. 24
2.2 Bagian – bagian tespen ......................................... 25
2.3 Jenis – jenis Tespen ............................................... 28
2.4 Prinsip kerja dan cara penggunaan Tespen ........... 36
Bab 3 Wattmeter ............................................................. 37
3.1 Pengertian Wattmeter .......................................... 37
3.2 jenis – jenis Wattmeter ......................................... 40
Daftar Pustaka ....................................................................... 41

ii
Pendahuluan

Untuk memahami bagaimana cara kerja alat ukur elektronik


dengan baik, maka akan lebih jelas apabila dapat memahami
tentang dasar-dasar kelistrikan. Listrik dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu listrik statis dan listrik dinamis. Listrik statis
mempelajari sifat kelistrikan suatu benda tanpa
memperhatikan pergerakan atau aliran Listrik. Sedangkan
Listrik dinamis merupakan listrik yang berpindah atau
melakukan pergerakan bahkan dapat juga menghambat
pergerakan, contohnya arus dan hambatan. Kejadian tersebut
dikarenakan adanya pergerakan elektron. Elektron merupakan
unsur pembentuk atom yang terletak pada sebuah lintasan
atau orbit terluar yang mengakibatkan elektron dapat
bergerak bebas berpindah ke lintasan atom lainnya.
Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lainnya disebut
dengan aliran Listrik. Aliran Listrik mengakibatkan adanya
sebuah arus Listrik. Arus Listrik dapat dikatakan sebagai jumlah
muatan yang mengalir melalui suatu material.[1]

Listrik yang melewati sebuah konduktor mirip dengan air


yang mengalir melalui pipa. Setiap pipa memiliki gaya yang
menciptakan tekanan tertentu dan hal tersebut dapat
menyebabkan air mengalir. Dalam kasus listrik, gaya tersebut
dapat berasal dari generator, baterai, panel surya atau
pasokan daya lainnya.[2]

1
- Tekanan yang dihasilkan oleh sumber energi disebut
tegangan.
- Tegangan adalah tekanan yang diberikan pada sebuah
rangkaian atau sirkuit.
- Arus adalah aliran listrik dalam konduktor.
- Resistensi adalah hambatan terhadap aliran arus
dalam konduktor.

Gambar 0.1 contoh aliran listrik pada sebuah konduktor

Tegangan merupakan tekanan yang diterapkan pada sebuah


konduktor. Secara umum terdapat dua jenis tegangan,
tegangan bolak balik (Alternating Current atau AC) dan
tegangan Searah (Direct Current atau DC). Tegangan Bolak-
balik adalah bentuk listrik yang paling umum digunakan dalam
kehidupan manusia. Tegangan AC dipasok oleh utilitas atau
generator, setelah itu aliran listrik tersebut didistribusikan ke
setiap bangunan,rumah ataupun gedung. [2]

Tegangan DC adalah tingkat energi yang tersimpan secara


konstan. Energi tersebut tersimpan didalam baterai atau juga
dapat dikonversi dari tegangan bolak-balik melalui sebuah alat
penyearah elektronik. Tegangan DC dapat ditemui pada
produk elektronik seperti TV, Radio, dan peralatan komputer.
Secara umum tgangan disimbolkan dengan (V).[2]

2
Arus merupakan aliran listrik yang melalui konduktor.
Seperti halnya tegangan, ada dua jenis arus, AC dan DC. Simbol
untuk arus adalah huruf (A).[2]

tegangan,kuat arus,dan hambatan merupakan dasar


pemahaman mengenai sebuah Listrik. Tegangan diukur dalam
volt, arus dalam ampere, dan resistansi dalam ohm. Dengan
memahami dasar-dasar kelistrikan diharapkan dapat
memperdalam dan dapat mengaplikasikan atau menggunakan
alat-alat ukur elektronik dengan baik dan benar.

3
Bab 1 Multimeter

1.1 Sejarah Dan Pengertian Multimeter

Sejarah penemuan multimeter

Sebenarnya alat untuk mengukur keberadaan arus listrik


telah ada pada tahun 1820. Alat tersebut dinamakan
Galvanometer. Galvanometer merupakan alat yang digunakan
untuk mendeteksi keberadaan arus listrik melalui pergerakan
jarum kompas. Pada dasarnya cara kerja galvanometer sama
dengan multimeter

Pada tahun 1920, seorang teknisi dari British Post Office


yang bernama Donald Macadie telah menemukan alat yang
dapat mengukur sebuah tegangan,kuat arus,dan hambatan
dalam satu alat saja. Ceritanya bermula dari Donald Macadie
yang bekerja di saluran telekomunikasi yang mengharuskan
untuk membawa berbagai alat ukur untuk mengukur
tegangan,kuat arus, dan hambatan. Hal tersebut dinilai tidak
praktis, sehingga Donald Macadie menciptakan suatu alat
untuk mengukur, kuat arus (Ampere), tegangan (volt), dan
hambatan (ohm) dalam satu alat saja. Maka terciptalah alat
yang bernama AVOmeter atau biasa dikenal multimeter.

4
Gambar 1.1 Versi awal AVOmeter oleh Liftarn, CC BY-SA 3.0
(sc: www.fluke.com)

Pengertian multimeter

Multimeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk


mengukur keberadaan suatu aliran listrik seperti tegangan,
kuat arus, dan hambatan. Multimeter terdiri dari dua macam,
yaitu multimeter analog (AMM) dan multimeter digital
(DMM). Perbedaan antara multimeter analog dan multimeter
digital terletak pada komponen penunjuk untuk nilai-nilainya.
Multimeter analog menggunakan jarum penunjuk sebagai
penunjuk nilai ukurnya. Sedangkan multimeter digital
menampilkan hasil dari nilai ukur dalam bentuk angka. [3]

5
Gambar 1.2 Multimeter Analog Gambar 1.3 Multimeter Digital
(sc: elecena.pl) (sc: www.indiamart.com)

Multimeter dapat digunakan untuk :

• Mengukur tegangan (v) (baik tegangan AC atau DC)


• Mengukur kuat arus (I) (baik tegangan AC atau DC)
• Mengukur hambatan (R)

1.2 Multimeter Analog

Multimeter analog merupakan jenis multimeter yang


menggunakan jarum penunjuk untuk mengukur nilai dari
suatu Listrik seperti tegangan, kuat arus, dan hambatan. Nilai
ukur yang dihasilkan oleh multimeter akan terlihat Ketika
sebuah pointer jarum telah bergerak dan berhenti pada suatu
nilai tertentu. Pointer jarum pada multimeter analog tidak bisa
berhenti secara tepat pada sebuah nilai, namun pointer jarum
akan tetap bergerak pada rentang yang sangat kecil diarea nilai

6
tersebut. Hal itu membuat keakuratan nilai yang dihasilkan
oleh multimeter analog relatif rendah apabila dibandingkan
dengan multimeter digital.

Gambar 1.4 Multimeter analog (sumber : https://roelectro.ro )

7
Bagian-bagian multimeter analog dan fungsinya:

Gambar 1.5 Bagian multimeter analog (sc: www.pinhome.id)

Gambar 1.6 test lead (+) merah, test lead (-) hitam
(sc: www.ebay.ch)

8
1. jam penunjuk meter, berfungsi sebagai penunjuk suatu
besaran
2. Skala, berfungsi sebagai skala pembacaan meter, misalnya
skala tegangan,skala arus,dan skala hambatan
3. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (zero adjust
screw ), berfungsi mengatur kedudukan sebuah jarum
penunjuk, yaitu dengan cara memutar sekrupnya kea rah
kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
4. Zero ohm adjust knob, berfungsi untuk mengatus jarum
penunjuk ke posisi nol. Dengan cara memutar saklar
pemilih ke posisi (ohm), menghubungkan test lead +
(merah) dengan test lead – (hitam), setelah itu putarlah
tombol pengatur ke kiri ke kanan supaya jarum
menunjukkan pada 0 (ohm).
5. Lubang kutub (+), berfungsi untuk tempat masuknya test
lead kutub positif (merah).
6. Positive terminal (20 A DC only), berfungsi sebagai tempat
masuknya test lead kutub (+) (merah), apabila ingin
mengukur arus DC dari rentang 0-20 Ampere.
7. Range Selector Switch, berfungsi untuk melakukan
pemilihan posisi ukuran dan batas ukuran. Terdapat 4 yaitu
DCV,DCmA,ACV,dan Ohm.
o Posisi DCV (Volt DC), multimeter berfungsi sebagai
voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur yaitu
10, 50, 250, 500, dan 1000.
o Posisi DCmA (milliampere DC), multimeter
berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang
terdiri dari tiga batas ukur yaitu 0, 25, dan 500.
o Posisi ACV (volt AC), multimeter berfungsi sebagai
volt meter AC yang terdiri dari lima batas ukur yaitu
10, 50, 250, 500, dan 1000.

9
o Posisi (Ohm), multimeter berfungsi sebagai
ohmmeter yang terdiri dari tiga batas ukur yaitu x1,
x10, dan K.

8. Lubang kutub (-), berfungsi sebagai tempat masuknya lead


test kutub (-) (hitam).

Langkah – Langkah menggunakan multimeter analog :

A. Mengukur tegangan DC

o Aturlah Selektor pada posisi DCV / (Arus searah,


mengukur baterai).
o Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar
tegangan yang akan dicek, jika tegangan yang di cek
sekitar 12 Volt, maka aturlah posisi skala di batas ukur
50V.
o Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui
besarnya, maka atur batas ukur pada posisi tertinggi
supaya multimeter tidak rusak.
o Hubungkan atau tempelkan probe atau test lead
multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe
warna merah pada posisi (+) dan probe atau test lead
warna hitam pada titik (-) dan tidak boleh terbalik.
o Baca hasil ukur pada multimeter.

B. Mengukur tegangan AC

10
o Atur Selektor pada posisi ACV / (Arus Bolak-balik,
mengukur listrik).
o Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar
tegangan yang akan diuji, jika tegangan yang di cek
sekitar 12 Volt, maka atur posisi skala di batas ukur
50V.
o untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui
besarnya, maka atur batas ukur pada posisi tertinggi
supaya multimeter tidak rusak.
o Hubungkan atau tempelkan probe atau test lead
multimeter ke titik tegangan yang akan dicek.
Pemasangan probe atau test lead multimeter boleh
terbalik.
o Baca hasil ukur pada multimeter.

C. Mengukur kuat arus DC

o Atur Selektor pada posisi DCA/ (Arus searah,


mengukur baterey).
o Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar
arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar
100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA
atau 500mA.
o Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus
yang mampu diukur oleh multimeter karena jika
melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter
akan putus dan multimeter sementara tidak bisa
dipakai dan fuse (sekring) harus diganti terlebih
dahulu.

11
o Pemasangan probe atau test lead multimeter tidak
sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC,
karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu
hubungan catu daya ke beban yang akan dicek
arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai
penghubung.
o Hubungkan probe atau test lead multimeter merah
pada output tegangan (+) catu daya dan probe atau
test lead (+) pada input tegangan (+) dari
beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
o Baca hasil ukur pada multimeter.

D. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)

o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


o Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel
resistor (VR)yang akan diukur.
o Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali),
artinya hasil yang ditunjukkan oleh jarum nantinya
dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
o Hubungkan kedua probe atau test lead multimeter
pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
o Sambil membaca hasil ukur pada multimeter,
putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan
penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan
putaran variable resistor (VR). [4]

12
1.3 Multimeter Digital

Multimeter digital merupakan alat ukur Listrik (tegangan,


arus, dan hambatan) yang menampilkan hasil pengukuran
berupa tampilan digital. Berbeda dengan multimeter analog,
multimeter digital memiliki fitur layar liquid crystal display
(LCD). Layar LCD berfungsi sebagai media tampilan hasil
pengukuran yang berupa nilai numerik. Selain itu, layer LCD
juga dapat menampilkan beberapa symbol dan peringatan
tertentu terkait pengukuran.[2]

A. Fasilitas Multimeter Digital (DMM)

Multimeter digital dapat digunakan untuk mengukur :

• Current (DC)

• Current (AC)

• Voltage (DC)

• Voltage (AC)

• Resistance

Namun, dengan menggunakan teknologi sirkuit terintegrasi,


sebagian besar DMM dapat menawarkan fasilitas tambahan.
Hal tersebut mencakup beberapa hal tergantung dari
multimeter digital (DMM) :

13
• Capacitance

• Temperature

• Frequency

• Transistor test - hfe, etc

• Continuity (buzzer)

B. Multimeter safety

Saat ingin melakukan pengukuran, carilah penguji yang


memiliki sertifikasi independen untuk beberapa standar
keselamatan, UL, IEC, CSA. Perhatikan dengan seksama
bagaimana dan di mana penggunaan peralatan tersebut.
Jangan pernah menggunakan peralatan yang berada di luar
rentang pengukuran yang ditentukan oleh produsennya atau
di luar kategorinya peringkatnya.[2]

Gambar 1.7multimeter safety (category rating)

14
C. Komponen multimeter digital (DMM)

The dial (tombol putar), berfungsi untuk :

o Mengatur Fungsi
Dial DMM memungkinkan untuk pemilihan fungsi
yang ingin diukur. Terdapat tiga elemen yaitu
hambatan,tegangan, dan arus.
Selain itu, terdapat fungsi lanjutan seperti frekuensi
atau kapasitansi, sebelum mengukur tentukan
terlebih dahulu fungsi yang sesuai dan aturlah tombol
putar.

Mengatur Jangkauan (range)

o Tombol putar juga memainkan peran penting lainnya


dalam mengukur listrik yaitu menentukan
rentang pengukuran. Rentang yang akan dipilih pada
dial menentukan penempatan
titik desimal seperti yang muncul pada LCD.
Selanjutnya, posisi titik desimal
menentukan seberapa tepat atau akurat suatu hasil
pengukuran. Hal itu disebut resolusi.

15
Gambar 1.8 Symbol dan pengaturan jangkauan (range)

Catatan teknis :

Misal ,apabila ingin mengukur 120V AC pada (range )


rentang manual, maka putarlah tombol putar (dial) ke bagian
VAC dan pilihlah rentang (range) 200V. hal ini dapat
memberikan rentang pengukuran yang cukup dann resolusi
yang maksimal pada pengukuran. Apabila tegangannya tidak
diketahui, maka aturlah rentang ke posisi maksimum atau
tertinggi dan turunkan untuk mencapai resolusi maksimum
pada layer. Perlu diperhatikan apabila muncul “OL (over Loud)”
atau kelebihan beban, maka untuk mengatasi hal tersebut
aturlah rentang (range) ke posisi yang lebih tinggi. Hal tersebut
dilakukan untuk pencegahan kerusakann pada multimeter.

16
Catatan Teknis: Multimeter rentang otomatis, Sirkuit
multimeter akan "secara otomatis" memilih rentang terbaik
untuk melakukan pengukuran. Ada dua hal yang perlu diingat
mengenai pengukur rentang otomatis. Satu adalah untuk
mencapai dan menetapkan suatu rentang , multimeter dapat
memakan waktu beberapa detik.

Kedua adalah simbol dan ekspresi numerik yang digunakan


pada layar. Apabila tidak teliti dalam membaca hasil
pengukuran pada layer LCD, maka besar kemungkinan akan
terjadi kesalahan dalam pengukuran. kesalahan dapat terjadi
pada interpretasi sebuah nilai yang ditampilkan. contoh,
240mV dapat ditafsirkan sebagai 240V. hal tersebut dapat
terjadi apabila pengguna tidak memperhatikan huruf "m" kecil
di ikon "mV" pada tampilan LCD.

Data Hold, Auto Hold and Max Hold

o Penahanan data (data hold) dan penahanan otomatis


(auto hold) mengunci pengukuran pada layar.
o Fitur-fitur ini berguna ketika melakukan pengukuran
yang sulit dilakukan seperti di panel
o Fitur tersebut juga memungkinkan pengguna
menaruh perhatian pada sirkuit yang sedang diuji,
bukan pada tampilan multimeter.
o Max hold, berfungsi untuk menampilkan nilai tertinggi
yang pernah dilihat oleh meteran selama pengukuran.

17
Min/Max or Min/Max/Avg

o Tombol min/max, berfungsi mengambil nilai terendah,


tertinggi, dan rata-rata yang dimiliki pengukur selama
durasi pengukuran.

Notasi angka pada layar (Numerical Display notation)

Gambar 1.9 contoh hasil pengukuran (2.800 M Ohm atau 2.800.000 Ohm)

18
Instrument Input Jacks or Ports

Langkah-langkah pengukuran :

Pengukuran Tegangan DC:

o Tempatkan atau colokkan kabel Merah ke dalam


V Ω port COM.
o Putar tombol putar atau alihkan ke VDC
o Jika menggunakan pengukur rentang (range) manual,
maka tetapkan untuk rentang yang tepat
o Contoh apabila ingin mengukur baterai 9V, maka
rentang (range) terbaik adalah rentang 20 V
o Apabila menggunakan pengukur rentang (range)
otomatis, pengguna hanya perlu mengatur fungsi
pada tombol putar ke VDC.

19
Pengukuran Tegangan AC:

o Tempatkan atau colokkan kabel Merah ke port V Ω


kabel hitam ke port COM.
o Setelah itu, Putarlah tombol putar atau alihkan ke
bagian VAC
o Apabila menggunakan pengukur rentang (range)
manual, maka tetapkan untuk rentang yang tepat.
o Sebagai contoh, apabila ingin mengukur stop kontak
120V, maka untuk rentang (range) bisa diatur ke
rentang (range) 200V.
o Apabila menggunakan pengukur rentang (range)
otomatis
o Pengguna hanya perlu mengatur fungsi ke VAC
o Perlu diingat untuk selalu melakukan praktek
pengukuran yang baik untuk menghubungkan kabel
hitam terlebih dahulu, setelah itu kabel merah.

20
Pengukuran Arus

Arus adalah aliran elektron yang menyebabkan peralatan


listrik beroperasi. Ketika peralatan dihidupkan, peralatan
tersebut dianggap sebagai beban pada sirkuit. Contoh beban
adalah komponen listrik, seperti lampu, stereo, motor atau
elemen pemanas. Arus diukur dalam ampere, atau amp.

Setiap beban memiliki batas arus tertentu yang tidak boleh


dilampaui. Jika beban menerima arus terlalu banyak, Maka
dapat menyebabkan panas yang berlebihan, dapat
menyebabkan kerusakan insulasi, kegagalan komponen dan
kemungkinan bahaya kebakaran. Jika beban berada di bawah
batas arus normal yang diperlukan oleh beban, maka beban
tidak dapat berfungsi dengan optimal.

Pengujian arus dapat dilakukan dengan beberapa cara,


tetapi metode yang paling umum, dan yang paling sederhana
menggunakan clamp meter. Tetapi dalam konteks ini hanya
akan dilakukan menggunakan multimeter digital yang akan
dirangkai seri pada beban.[2]

21
Untuk mengukur menggunakan meteran (multimeter),

o Tempatkan atau colokkan kabel Merah ke port A,


kabel hitam ke port COM
o Setelah itu, Putarlah tombol putar atau alihkan ke
bagian A
o Gunakanlah rentang (range) yang tepat
o Sebelumnya, matikan daya pada pemutus sedekat
mungkin dengan sumber daya
o Setelah itu, Putuskan sirkuit dan sambungkan
multimeter secara seri dengan rangkaian,
o Kemudian nyalakan kembali daya
o Maka, nilai ukur akan muncul pada layar LCD.

22
catatan teknis :

Pengguna harus membuka rangkaian dan melakukan


pengukuran secara Seri dengan beban.

Pengukuran arus adalah pengukuran yang paling berpotensi


berbahaya yang dilakukan dengan multimeter karena
multimeter sekarang merupakan bagian dari rangkaian.

Pengukuran hambatan

o Tempatkan atau colokkan kabel merah ke port


23ymbol Ohm dan kabel hitam ke port COM
o Setelah itu, Putarlah tombol putar atau alihkan ke
bagian simbol Ohm
o Gunakanlah rentang (range) yang tepat
o Setelah itu tempatkan test lead ke setiap sisi dari
beban yang akan diukur hambatannya
o Setelah itu, nilai ukur akan terlihat pada layar LCD.

23
Bab 2 Tespen

2.1 Pengertian Tespen

Tespen atau dalam bahasa inggris disebut "Test Pen"


merupakan salah satu alat penting yang biasa digunakan oleh
para teknisi listrik maupun elektronik di saat melakukan
pekerjaannya. Test berarti menguji atau mengetes sedangkan
pen artinya pena, Jadi Test Pen adalah pena penguji. Seperti
layaknya sebuah pena, tespen bentuknya yang relatif kecil dan
biasanya memiliki jepitan pada bagian atasnya sehingga dapat
diselipkan di saku baju membuatnya sangat mudah untuk
dibawa kemana-mana.

Tespen pada dasarnya merupakan suatu alat ukur yang


digunakan untuk mengecek atau mengetahui apakah sebuah
penghantar listrik terdapat tegangan listrik atau tidak.
Penghantar listrik yang dimaksud disini adalah benda yang
dapat dialiri arus listrik semisal berupa kabel listrik, kawat
listrik, stop kontak dan lain-lain. Tak hanya sampai di sini
kegunaan tespen, Pada bagian ujung tespen biasanya
berbentuk ( - ) min yang dapat difungsikan sebagai obeng
untuk melepaskan dan memasang atau melonggarkan dan
mengetatkan sekrup maupun baut.

24
Gambar 2.1 Tespen

2.2 Bagian – bagian tespen

Suatu tespen terdiri dari beberapa komponen dan bagian


yang memiliki fungsinya masing-masing. Bagian-bagian
tersebut membentuk suatu sistem di dalam tespen sehingga
membuatnya bisa mengecek tegangan pada sebuah objek.
Berikut ini merupakan bagian bagian tespen beserta dengan
fungsinya.

1. Probe
Probe merupakan bagian ujung tespen yang
berfungsi sebagai bidang sentuh / kontak terhadap
bagian listrik yang bertegangan. Bentuk probe yang
menyerupai obeng minus (-) membuatnya sering
digunakan sebagai obeng minus.
Ketika probe melakukan kontak dengan peralatan
listrik yang bertegangan, maka arus listrik akan

25
mengalir melalui probe dan diteruskan ke batang
arang / resistor.
2. Gagang Tespen (Isolator)
Gagang tespen merupakan bagian tespen yang
terbuat dari bahan isolator (tidak menghantarkan
listrik) yang berfungsi sebagai bagian yang boleh
dipegang. Isolator pada tespen terbagi menjadi dua
bagian, yaitu isolator bagian bawah dan isolator
bagian atas.
Isolator bagian bawah berfungsi sebagai sekat
probe dengan tangan agar tidak menghantarkan
listrik. Sedangkan isolator bagian atas berfungsi
sebagai bagian yang aman digenggam / dipegang
karena tidak menghantarkan listrik.
3. Resistor / Batang Arang (Karbon)
Resitor merupakan bagian tespen yang berfungsi
untuk menurunkan nilai arus listrik yang mengalir
melalui probe. Selain resistor, bahan batang arang
(karbon) juga biasa digunakan untuk menurunkan nilai
arus listrik. Arus listrik yang telah diturunkan oleh
resistor selanjutnya diteruskan ke lampu indikator.
4. Lampu Indikator
Lampu indikator merupakan bagian tespen yang
berfungsi sebagai tanda bahwa objek yang dicek
bertegangan atau tidak. Arus listrik yang berasal dari
resistor nilainya sangat kecil dan sesuai dengan rating
arus kerja lampu indicator.
5. Pegas
Pegas merupakan bagian tespen yang berfungsi
sebagai penerus kontak / tekanan dari tutup
konduktor menuju ke lampu indikator. Dengan adanya

26
pegas maka salah satu bagian lampu indikator bagian
atas dapat tertekan / tersentuh.
6. Tutup konduktor
Merupakan bagian tespen yang berada pada
pangkal. Tutup konduktor terbuat dari bahan logam
yang dapat menghantarkan listrik. Bagian tutup inilah
yang disentuh oleh jari manusia yang nantinya akan
berfungsi sebagai ground / netral.

Gambar 2.2 bagian-bagian tespen

27
2.3 Jenis – jenis Tespen

1. Tespen multi functin digital spanning

Gambar 2.3 tespen digital

Jenis tespen Multi function Digital Spanning biasanya


digunakan untuk menguji aliran listrik. Hal ini bisa berlaku baik
itu arus dengan jenis DC maupun AC. Untuk tegangan yang
dapat diuji oleh tespen jenis ini mulai dari 12 – 220 Volt.

Tespen Multi function Digital Spanning ini dilengkapi


dengan 2 tombol untuk penggunaan DC atau AC. Bagian
handle/pegangan tespen juga terbuat dari bahan yang
nyaman dan kuat sehingga mempermudah kita untuk
memegang tespen.

Terdapat pula LED LCD atau layar LCD, yang mana fungsi
utamanya menampilkan hasil uji benda yang sedang di cek
arus listriknya. Bahan dasar LCD adalah engginering plastic
shell sehingga lebih aman dan lebih awet dalam
penggunaanya.

28
2. Tespen voltage detector

Gambar 2.4 tespen voltage detector

Tespen Type Voltage Detector adalah salah satu jenis tespen


yang penggunaannya sebagai pendeteksi kabel listrik yang
putus ditujukan untuk menguji aliran arus listrik AC. Pada
umumnya, tespen jenis ini hanya bisa digunakan pada
tegangan 12-240 VAC.

Tespen Type Voltage Detector ini juga dilengkapi dengan


bizzer dan lampu indicator sehingga dapat lebih mudah dalam
praktik penggunaanya.

29
3. Tespen dc 6v-24v

Gambar 2.5Tespen dc 6v-24v

Tespen dengan Type DC 6V – 24V ini berfungsi untuk deteksi


listrik pada aki. Hal ini berlaku baik itu untu aki kendaraan atau
sejenisnya. Arti dari DC 6V – 24V sebenarnya sekaligus
keterangan bahwa tespen jenis ini hanya dapat digunakan
untuk tegangan listrik kisaran 6-24 Volt.

Bahan atau material dasar tespen jenis ini adalah tembaga


murni. Jadi sudah bisa dipastikan bahwa tespen ini tidak akan
berkarat dalam penggunaan jangka panjang sekalipun. Selain
terbuat dari tembaga murni, tespen ini juga dilengkapi kabeh
berlapis PVC dengan kualitas yang baik di kelasnya.

30
4. Tespen bolak balik apel

Gambar 2.6 Tespen bolak balik apel

Tespen jenis Bolak Balik Apel memiliki komponen yang


sederhana, begitu juga dengan bentuk dan fungsi utamanya.
Tespen ini juga sering disebut tespen bolak balik plus dan
minus apel. Yang menarik, tespen bolak balik plus ini
dilengkapi pegangan dari bahan karet sehingga lebih nyaman
dan aman saat digunakan.

Selain itu, tespen jenis ini juga dilengkapi dengan mata


obeng dan alat pengukur aliran listrik bolak balik. Mata obeng
biasanya dibuat dengan menggunakan tembaga dengan
kualitas yang sangat baik. Itulah mengapa masa pakainya awet
dan bisa berfungsi dengan baik ke depannya.

31
5. Type TL Tergo Obeng taspen

Gambar 2.7 Type TL Tergo Obeng taspen

Jenis obeng tespen ini memiliki bentuk yang sangat simpel


dengan ukuran yang memudahkan untuk dibawa kemanapun.
Tespen ini juga sering kali disebut dengan istilah tespen pensil.

Hal ini karena tespen pensil hanya memiliki ukuran 150 mm


saja. Meskipun mungil, fungsi obeng tespen pensil ini dapat
menahan aliran listrik dari 100-220 Volt.

Pada komponen tespen, terdapat handle tespen yang


sangat kuat sehingga dapat digunakan dengan aman. Selain
handle tespen, terdapat pula LED indikator yang memiliki
fungsi yang sama dengan led indikator pada jenis tespen lain.

32
6. Type MS-18 Volatge Tester AC DC

Gambar 2.8 Type MS-18 Volatge Tester AC DC

Tespen type MS -18 Voltage AC/DC ini bukan merupakan


satu satunya tespen yang dapat berfungsi menguji aliran listrik
AC /DC. Ada beberapa jenis tespen lain yang memiliki fungsi
yang sama. Ada beberapa bagian yang perlu kita ketahui, yakni
seperti 2 tombol AC / DC, dan juga LED indikator.

Fungsi tombol AC/ DC adalah untuk menentukan hasil yang


akan kita uji, ataukah AC maupun berjenis DC. Tombol
tersebut bisa ditekan sesuai yang diinginkan. Setelah tombol
AC / DC ditekan, maka hasil uji akan ditampilkan pada LED
indikator.

Tespen Type MS-18 Voltage Tester AC/DC memiliki fitur self


test functon ( STF) dimana uji tegangan dapat dilakukan baik
secara langsung atau tidak langsung. Untuk kapasitas arus
yang dapat diujikan antara 70-250 VAC untuk AC dan 70-10000
untuk AC.

33
7. Tespen aki 12v

Gambar 2.9 Tespen aki 12v

Tespen AKI 12V berfungsi untuk mengukur aliran arus listrik


DC yang terdapat pada komponen aki. Dilengkapi layar LCD
yang dapat membantu mempermudah kita dalam melihat
hasil uji tegangan listrik yang dihasilkan sehingga lebih
mempermudah pengguna dalam pemakaianya.

34
8. Tespen bunyi nankai

Gambar 2.10 Tespen bunyi nankai

Jenis tespen yang terakhir adalah tespen bunyi nankai,


tespen jenis ini juga dapat digunakan dalam uji tegangan listrik
AC / DC. Tespen type bunyi nankai memiliki kemampuan untuk
mendeteksi tegangan listrik dari 70-250 Volt pada AC dan DC.

Tespen type ini juga memiliki beberapa komponen


penyusun di dalamnya. Misalnya saja seperti buzzer sebagai
indikator tegangan listrik yang diuji dengan tanda bunyi.
Tespen type ini juga menggunakan 2 buah baterai jenis A3.

35
2.4 Prinsip kerja dan cara penggunaan Tespen

Cara kerja tespen sangat sederhana. Ketika ujung probe


tespen bersentuhan dengan benda yang dialiri listrik, arus
listrik akan mengalir dari benda tersebut melalui probe dan ke
tubuh Anda. Arus listrik inilah yang akan memicu lampu neon
pada indikator tespen untuk menyala.Cara menggunakan
tespen dengan aman dan efektif:

1. Pastikan tespen dalam kondisi baik. Sebelum


menggunakan tespen, pastikan lampu neon pada
indikator menyala jika Anda menyentuh ujung
probe dengan ujung logam.
2. Pegang tespen dengan benar. Pegang tespen
dengan ibu jari dan jari tengah, dan pastikan jari
yang lain ataupun bagian tubuh yang lain tidak
menyentuh bagian penghantar listrik.
3. Tempelkan ujung probe ke benda yang ingin diuji.
4. Amati indikator. Jika indikator menyala, maka
benda tersebut dialiri listrik. Jika indikator tidak
menyala, maka benda tersebut tidak dialiri listrik.

36
Bab 3 Wattmeter

3.1 Pengertian Wattmeter

Gambar 3.1 Wattmeter (sumber = www.hoytmeter.com)

Wattmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk


mengukur daya listrik dalam suatu rangkaian listrik. Pada
prinsipnya alat ukur ini ialah gabungan dari alat ukur
amperemeter dan voltmeter untuk mengukur secara langsung
daya listrik yang digunakan oleh peralatan listrik. Konstruksi
wattmeter terdiri dari kumparan arus (kumparan tetap) dan
kumparan tegangan (kumparan putar).

37
Kumparan arus pemasangannya sama dengan alat ukur
amperemeter yaitu dipasang secara seri, sedangkan kumparan
tegangan dipasang secara paralel dengan sumber tegangan.
Alat tersebut dapat mengukur arus searah (DC) arus bolak-
balik (AC) satu fasa serta arus bolak-balik (AC) tiga fasa.

Daya listrik dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu daya


listrik DC dan daya listrik AC.

Daya listrik DC dapat dihitung dengan rumus:

P = V⋅I

di mana:
• P adalah daya dalam watt,
• V adalah tegangan dalam volt,
• I adalah arus dalam ampere.

Sedangkan daya listrik AC terdapat dua macam, yaitu daya


listrik AC untuk satu fasa dan daya listrik AC untuk tigaa fasa.

Daya listrik AC pada sistem satu fasa dapat dihitung dengan


rumus:
P = V ⋅ I ⋅ cos(θ)
di mana:
• P adalah daya dalam watt,
• V adalah tegangan dalam volt,
• I adalah arus dalam ampere, dan

38
• cos(θ) adalah faktor daya (cosinus sudut fase) yang
mencerminkan perbedaan antara tegangan dan arus
dalam sistem AC (arus bolak-balik).

Daya listrik AC pada system tiga fasa dapat dihitung dengan


rumus:

P = 3 ⋅ V ⋅ I ⋅ cos(θ)
di mana:
• P adalah daya dalam watt,
• V adalah tegangan dalam volt,
• I adalah arus dalam ampere, dan
• cos(θ) adalah faktor daya (cosinus sudut fase) yang
mencerminkan perbedaan antara tegangan dan arus
dalam sistem AC (arus bolak-balik).

39
3.2 jenis – jenis Wattmeter

a. Wattmeter Analog
Wattmeter analog sering disebut wattmeter
elektrodinamik atau elektrodinamometer. Alat ukur
ini menggunakan koil amperemeter dan voltmeter
analog.

Gambar 3.2 Wattmeter Analog (sumber = www.meterdigital.com)

Untuk melakukan pengukuran daya listrik, kedua koil


tersebut dihubungkan dengan rangkaian yang berbeda. Koil
tetap (amperemeter) dihubungkan seri dengan rangkaian,
sedangkan koil bergerak (voltmeter) dihubungkan paralel
dengan tegangan dan membawa arus yang proporsional
dengan tegangan. Tahanan non-induktif dihubungkan secara
seri dengan koil bergerak agar dapat membatasi arus yang
bernilai kecil. Akan terjadi tegangan pada koil wattmeter
jika koil bergerak membawa arus proporsional dengan
tegangan.

40
Daftar Pustaka

[1] H. Ponto, Dasar Teknik Listrik. Manado: Penerbit


Deepublish, 2018.

[2] I. Patrick C Elliott Field Sales Engineer IDEAL Industries,


“The Basics of Digital Multimeters A guide to help you
understand the basic Features and Functions of a
Digital Multimeter,” Jan. 2010.

[3] P. Tim Laboratorium Eksperimen, E. Rahmawati, I.


Sucahyo, A. Kholiq, and M. Yantidewi, Panduan
Praktikum ELEKTRONIKA DASAR 1 Penerbit JDS.

[4] Y. Noya, “Multimeter Digital, Multimeter Analog (fungsi


dan kegunaan),” 2013.

Kho, Dickson. Perbedaan Multimeter Analog dan Digital -


Teknik Elektronika. Teknikelektronika.com.

Pamungkas, Pandu.2023.Fungsi Multimeter dan Bagian-


bagian Multimeter Disertai Gambarnya.pinhome.id. 4
Desember 2023.

41
https://www.fluke.com/id-id/pelajari/blog/digital-
multimeter/sejarah-multimeter.

https://hobbytekniklistrik.blogspot.com/2019/04/pengertian-
tespen-dan-cara.html

https://www.carailmu.com/2021/06/bagian-bagian-
tespen.html

https://picgarut.id/apa-itu-tespen-dan-bagaimana-cara-
kerjanya/#:~:text=Bagaimana%20cara%20kerja%20tespen%3
F,pada%20indikator%20tespen%20untuk%20menyala.

https://thecityfoundry.com/tespen/

42

Anda mungkin juga menyukai