Anda di halaman 1dari 6

Nama : Gian Harsa

NIM : 2230107010

MK : Elektronika Dasar

MULTIMETER

A. Pendahuluan
Multimeter merupakan alat ukur besaran listrik yang bekerja
dengan kumparan putar magnet permanen (permanent moving coil,
PMMC). Alat ukur kumparan putar adalah alat pengubah besaran listrik
menjadi gerakan jarum. Alat ukur kumparan putar (moving coil meter)
juga sering disebut dengan d’Arsonval meter. Alat ukur kumparan putar
hanya digunakan untuk mengukur besaran listrik arus searah. Prinsip kerja
dari pengubahan besaran listrik ke gerakan jarum berdasarkan system
induksi (Setiyo. 2017:34).
B. Rumusan Masalah
1. Multimeter
2. Jenis multimeter
3. Penggunaan multimeter dalam mengukur berbagai parameter listrik
seperti tegangan, arus dan hambatan
C. Pengertian Multimeter
Multimeter adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur besaran resistansi (hambatan), arus listrik, dan tegangan listrik.
Multimeter juga dikenal dengan AVO meter, AVO merupakan singkatan
kata dari Ampere, Volt, dan Ohm. Multimeter dibagi menjadi dua jenis,
yaitu multimeter analog dan digital. Perbedaan kedua multimeter ini dapat
terlihat jelas dari segi bentuk dan juga cara penunjukan hasil pengukuran.
Pada multimeter analog hasil pengukuran ditunjukkan dengan jarum skala
pada papan skala dan hasil penunjukan multimeter digital langsung
ditampilkan pada layar display (Telaumbanua. 2022:74).
Menurut Naim (2022), Multimeter adalah alat yang berfungsi
untuk mengukur Voltage (Tegangan), Ampere (Arus Listrik), dan Ohm
(Hambatan/resistansi) dalam satu unit. Multimeter sering disebut juga
dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere
Volt Ohm Meter).
D. Jenis Multimeter
Jenis multimeter yang banyak digunakan adalah multimeter dengan
penunjuk hasil pengukuran yang masih analog, yaitu dengan jarum
penunjuk. Jenis lainnya adalah digital multimeter yang mampu
mengetahui hasil pengukurannya berbasis digital, sehingga tidak
memerlukan penunjuk anak panah tetapi angka hasil pengukuran dapat
dilihat pada layar monitor multimeter tersebut (Komputer, 2006:52).

Terdapat 2 jenis Multimeter dalam menampilkan hasil


pengukurannya yaitu Analog Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter
(DMM). Multimeter Analog dicirikan dengan jarum penunjuk. Parameter
yang akan diukur dan jangkah ukur dipilih melalui saklar. Bentuk saklar
pemilih mode pengukuran berbentuk lingkaran dengan garis penunjuknya.
Dalam melakukan pengukuran skala ukur yang dibaca adalah sesuai
dengan basaran dan jangkah yang akan ditunjuk oleh saklar pemilih.
Berbeda dengan Multimeter Analog, Multimeter Digital memiliki tampilan
yang lebih sederhana, agar lebih mudah digunakan jika dibandingkan
dengan Multimeter Analog. Multimeter Digital juga disebut DMM
(Digital Multi Meter), atau bahkan DVOM (Digital Volt Ohm Meter).
Multimeter Digital tidak menggunakan jarum penunjuk sebagai penunjuk
nilai, namun menggunakan LCD (Liquid Crystal Display) sebagai
penunjuk hasil pengukurannya.

Sehubungan dengan tuntutan akan keakurasian nilai pengukuran


dan kemudahan pemakaiannya serta didukung dengan harga yang semakin
terjangkau, Digital Multimeter (DMM) menjadi lebih populer dan lebih
banyak dipergunakan oleh para Teknisi Elektronika ataupun penghobi
Elektronika. Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter
atau Multitester tidak hanya dapat mengukur Ampere, Voltage dan Ohm
atau disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga mengukur Kapasitansi,
Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada Multimeter Digital).
Beberapa kemampuan pengukuran Multimeter yang banyak terdapat di
pasaran antara lain:

a. Voltage (Tegangan) AC dan DC satuan pengukuran volt.

b. Current (Arus Listrik) satuan pengukuran Ampere.

c. Resistance (Hambatan) satuan pengukuran Ohm.

d. Capacitance (Kapasitansi) satuan pengukuran Farad.

e. Frequency (Frekuensi) satuan pengukuran Hertz.

f. Inductance (Induktansi) satuan pengukuran Henry.

g. Pengukuran atau Pengujian Dioda.

h. Pengukuran atau Pengujian Transistor.

Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian


penting, yaitu Display, Saklar Selektor, dan Probe. Gambar dibawah ini
adalah bentuk Multimeter Analog dan Multimeter Digital beserta bagian-
bagian pentingnya (Naim, 2022:93-94).

Sumber: teknikelektronika.com
E. Penggunaan Multimeter Dalam Mengukur Berbagai Parameter
Listrik Seperti Tegangan, Arus Dan Hambatan
1. Tegangan
Tegangan listrik dapat diartikan sebagai perbedaan potensial listrik
antara dua titik dalam sebuah rangkaian listrik. Besarnya tegangan
dinyatakan dalam satuan volt (V). Besaran ini mengukur energi
potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran
listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tegangan listrik dapat dibagi
mejadi beberapa kelas yaitu ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra
tinggi berdasarkan beda potensialnya.
Secara definisi tegangan listrik menyebabkan objek bermuatan
listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju tempat
bertegangan lebih tinggi. Sehingga, arah arus listrik konvensional di
dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan
rendah.
Pengukuran tegangan menggunakan piranti multimeter dapat
dilakukan dengan cara:
a. Atur Selektor pada posisi ACV untuk tegangan AC dan DCV
untuk tegangan DC
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang
akan dicek. Pilih nilai skala pengukuran dengan nilai yang lebih
besar dari nilai tegangan yang akan diukur. Apabila tegangan yang
dicek sekitar 12, maka atur posisi skala di batas ukur 50V
c. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya, maka
atur batas ukur pada posisi tertinggi agar multimeter tidak rusak;
d. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan
yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik;
e. Baca hasil ukur pada multimeter.
2. Arus
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional. Satuan internasional untuk arus listrik adalah ampere
(A). Secara formal satuan ampere didefinisikan sebagai arus konstan
yang apabila dipertahankan akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7
newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar dengan luas
penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1meter satu sama lain
dalam ruang hampa udara.
Pengukuran arus searah dengan multimeter digital dapat
dilakuakan dengan cara sebagai berikut.

a. Atur selektor pada posisi DCA (untuk pengukuran arus DC).


b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan
dicek, misal arus yang di cek sekitar 100 mA maka atur posisi
skala di batas ukur 250mA atau 500 mA. Jika pemilihan skala
terlampau kecil dari arus yang akan diukur, maka hasil pengukuran
akan menunjukkan hasil 1. Jika skala terlampau besar maka hasil
bacaan akan menghasilkan angka G.
c. Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu
daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian
yang akan dicek pemakaian arusnya. Pemasangan probe
multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan
AC karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu
hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu
menjadikan multimeter sebagai penghubung
d. Baca hasil ukur pada multimeter
3. Hambatan/Resistansi
Resistansi (resistance) adalah kemampuan suatu bahan benda.
untuk menghambat atau mencegah aliran arus listrik. Seperti yang
telah kita bahas sebelumnya, arus listrik adalah banyaknya muatan
listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron- elektron, mengalir
melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Oleh sebab
itu, resistansi listrik atau sering disebut dengan hambatan listrik juga
diartikan sebagai penghambat aliran elektron dalam konduktor.
Komponen elektronik yang berfungsi sebagai penghambat arus
listrik ini adalah resistor. Resistor dalam suatu rangkaian elektronika
dapat berfungsi untuk menghambat atau mengurangi aliran listrik dan
sekaligus bertindak untuk menurunkan level tegangan listrik di dalam
rangkaian.
Pengukuran nilai resistansi dapat dilakukan dengan multimeter
dengan cara:
a. Atur selektor pada posisi ohmmeter;
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai yang akan diukur
c. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali).
Artinya, hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan
angka pengali sesuai batas ukur
d. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor
(boleh terbalik)
e. Baca hasil ukur pada multimeter yang tertera (Darmawan,
2018:88-92).

Anda mungkin juga menyukai