Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Listrik merupakan suatu hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan
manusia. Hampir semua orang membutuhkan listrik dalam menjalani aktivitas
sehari-hari. Contoh sederhananya adalah penggunaan barang-barang
elektronik dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam sistem kelistrikan, kita
mengenal beberapa besaran listrik seperti tegangan, kuat arus, resistansi, dan
besaran lainnya. Besaran-besaran listrik tersebut dapat diukur dengan
menggunakan suatu instrumen atau lebih dikenal dengan alat ukur. Salah satu
alat ukur yang sangat mudah untuk digunakan yaitu multimeter digital.

Alat ukur listrik digunakan untuk mengukur besaran listrik dalam suatu
rangkaian yang umumnya multimeter. digunakan untuk mengukur besaran
istrik, seperti kuat arus listrik (), beda potensial listrik (V), dan hambatan
listrik (R). Multimeter sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu multimeter
analog menggunakan pointer bergerak untuk pembacaannya dan multimeter
digital memiliki tampilan menggunakan alat ukur.

Pada zaman yang sudah serba canggih seperti yang kita alami saat ini
sangat banyak sekali orang yang tidak bisa lagi menggunakan alat ukur listrik
multimeter sebagaimana mestinya, padahal fungsi dan kegunaan dari
multimeter itu sendiri bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di rumah
pada peralatan-peralatan elektronika yang dipergunakan, seperti kipas angin,
mixer, blender, dan lain-lainnya. Multimeter merupakan alat ukur listrik yang
banyak digunakan oleh teknisi di laboratorium dan bengkel lektronika. Fungsi
utama dari multimeter ini ialah mengukur resistansi, kapasitansi, arus listrik,
tegangan AC maupun DC, menguji baik atau tidaknya suatu komponen,
mengetahui sambungan rangkaian, dan sebagainya.

Mengingat pentingnya keterampilan dalam menggunakan alat ukur


litrik, khususnya multimeter digital untuk mengetahui besaran-besaran yang
terdapat dalam suatu peralatan elektronik, maka perlu dilakukan praktikum
Pengukuran Dasar dengan Multimeter Digital ini agar menambah
keterampilan kita dalam penggunaan multimeter digital dalam kehidupan
sehari-hari, terlebih bagi mahasiswa.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan I ini adalah :
1. Memahami prinsip dasar pengukuran tegangan, kuat arus dan resistansi
dengan multimeter digital.
2. Memahami cara menentukan resistansi sebuah resistor beserta
toleransinya berdasarkan nilai tertera, pembacaan langsung multimeter
digital dan pengukuran dengan hukum Ohm.
C. Manfaat Praktikum
Praktikum ini memiliki beberapa manfaat, baik itu manfaat praktis maupun
teoritis, di antaranya:
1. Manfaat Praktis
a. Dengan melaksanakan praktikum ini, maka kita dapat meningkatkan
pemahaman kita mengenai prinsip dasar pengukuran besaran listrik
menggunakan multimeter digital.
b. Dengan melaksanakan praktikum ini, maka kita mampu mengetahui
cara menentukan resistansi suatu resistor melalui tiga metode yang
berbeda-beda.
2. Manfaat Teoritis
Hasil dari praktikum ini dapat dijadikan dasar pengembangan
pengetahuan mengenai penggunaan multimeter digital dalam mengukur
besaran listrik dan menjadi dasar penelitian lebih lanjut mengenai
kelistrikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Alat ukur listrik digunakan untuk mengukur besaran listrik dalam suatu
rangkaian. Alat ukur yang umumnya digunakan disebut multimeter. Multimeter
adalah alat yang pembacaannya numerik. Multimeter sendiri dibagi menjadi dua
jenis, yaitu multimeter analog yang menggunakan pointer bergerak untuk
pembacaannya dan multimeter digital yang memiliki tampilan menggunakan alat
ukur (Abdul, Endah, dan Kholiq, 2018).1

Multimeter juga sering disebut dengan nama multitester atau AVOmeter


yang memiliki beberapa bagian penting dengan fungsi dan kegunaannya masing-
masing. Multimeter ini merupakan alat ukur dasar yang umum digunakan oleh
para teknisi, pratikan dan juga orang awam di rumah-rumah. Alat ini sangat
mudah sekali kita temui di toko elektronik dengan berbagai merk dan tipe serta
dan dapat dibeli dengan harga yang sangat terjangkau (Martias, 2017).
Multimeter digital merupakan alat ukur besaran listrik seperti tegangan, kuat
arus, hambatan atau tahanan, dan sebagainya. Multimeter digital akan
menghasilkan pembacaan berupa angka. Alat ukur ini memiliki akurasi yang
tinggi dan banyak digunakan para teknisi maupun pelajar dan mahasiswa.
Multimeter ini pada saat melakukan pengukuran akan langsung terbaca besaran
nilai dalam bentuk angka hingga beberapa desimal (Fathun, 2020).
Multimeter digital biasanya đipakai pada penelitian atau pekerjaan
mengukur yang memeriukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini barnyak juga
bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital
(Fathun, 2020). Penggunaan multimeter digital dalam pengukuran sendiri
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan multimeter digital adalah
memiliki rentang pengukruan otomatis sehingga pengukuran dapat dengan mudah
dilakukan dengan memilih variabel yang diukur dan menekan tombol. Karena
multimeter digital langsung memperagakan nilai hasil pengukuran dalam bentuk
angka, sehingga kesalahan paralaks dapat dihindari. Multimeter digital
mempunyai ketepatan yang jauh lebih tinggi ketimbang multimeter analog.
Umumnya multimeter analog untuk laboratorium dapat mempunyai ketepatan
sampai 0,5%, sedangkan multimeter digital dapat mcncapai ukuran dalam
bilangan per juta (Budiono, 2011).

Meskipun penggunaan multimeter digital lebih praktis dibandingkan dengan


multimeter analog, namun multimeter digital masih memiliki kekurangan. Adapun
kekurangan dalam penggunaan multimeter digital sebagai alat ukur adalah
susahnya untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi, bila melakukan
pengukuran legangan yang bergerak naik turun, sebaiknya menggunakan
multimeter analog (Henje, 2018).

Bagian-bagian Multimeter digital terdiri dari:

 Konfigurasi Multimeter dan kontrol indikator yang terdapat pada sebuah


multimeter diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 1. Bagian-bagian multimeter

Gambar 2. Penunjukan jarum pada papan skala

 Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) terdiri dari angka 10, 50, 250,
500, 1000 AC V/DC V. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal
yang dapat diukur adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan
maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya. Bila
tegangan yang diukur sama sekali tidak diketahui dan tidak dapat diprediksi,
maka dipilih batas ukur tertinggi, jika hasil pengukuran tidak terbaca dapat
diturunkan ke batas ukur yang lebih rendah
 Batas Ukur (Range) Ohm yang terdiri dari angka dan kilo Ohm ( k Ω).Untuk
batas ukur (range) xl, semua hasil pengukuran dapat. Untuk batas ukur
(range) x10, semua hasil pengukuran dibaca langsung dibaca pada papan
skala (pada satuan S). pada papan skala dan dikali dengan 10 (pada satuan
S2). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (k2), semua hasil pengukuran dapat
langsung dibaca pada papan skala (pada satuan k), dan seterusnya (Ratih,
2018).

Dalam menentukan multimeter yang baik, terdapat beberapa kriteria


pemilihan multimeter yang bergantung pada kekhususan kepekaan, fungsi
tambahannya sebagai penguji (tester) transistor untuk menentukan h transistor
(kemampuan transistor menguatkan arus listrik scarah sampai beberapa kali),
penguji dioda, dan kapasitas kapasitor dalam hubungannya dengan pekerjaan
perbaikan (repair) alat-alat elektronik (Ratih, 2018).

Adapun beberapa cara penggunaan multimeter digital sebagai alat ukur di


antaranya:

1. Mengukur kuat arus listrik


Langkah-langkah pengukurannya yaitu: Putar dan atur saklar selektor
dan letakkan ke posisi DC A sesuai dugaan besaran arus yang akan diukur,
misalnya yang akan diukur sekitar 100 mA (0,1 A) letakkan selektor pada 300
mA. Apabila yang diukur lebih besar dari skala yang ditentukan akan
beresiko sehingga sckering multimeter akan rusak/putus. Selanjutnya open
circuit (putuskan) jalur catu daya (power supply) yang terhubung dengan
beban, lalu hubungkan probe multimeter ke terminal pada jalur yang
diputuskan sebelumnya. Probe warna merah hubungkan ke tegangan positif
dan probe warna hitam hubungkan pada tegangan input negatif beban sebagai
rangkaian yang akan diukur. Terakhir, amati dan baca hasil pengukuran yang
tertera pada display multimeter.

2. Mengukur tegangan bolak-balik (AC)


Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengukur tegangan AC, yaitu:
Putar/atur saklar selektor dan letakkan pada AC V. Hubungkan probe
(tungkai) ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk tegangan AC tidak
ada polaritas positif (+) dan negatif (-). Terakhir, baca dengan cara
mengamati hasil pengukuran yang tertera pada display multimeter.
3. Mengukur tegangan searah (DC)
Untuk mengukur DC hampir sama dengan mengukur tegangan pada arus
bolak-balik,yang meliputi: Putar dan atur saklar selektor dan letakkan pada
posisi DC V. Posisi DC V (Volt DC) yang berarti alat ukur ini berfungsi
sebagai voltmeter tegangan bolak-balik yang terdiri dari batas ukur, yaitu 10,
8 50, 250, dan 1.000. selanjutnya, hubungkan probe ke terminal tegangan
yang akan diukur. Probe yang berwarna merah letakkan pada terminal positif
dan probe hitam pada terminal negatif. Hal ini jangan sampai terbalik.
Terakhir, baca dengan melakukan pengamatan hasil pengukuran pada display
multimeter.
4. Mengukur nilai hambatan resistor variabel (Ohm)
Langkah-langkah pengukurannya yaitu: Putar pengatur saklar selektor
dan letakkan pada posisi 2 (ohm). Hubungkan probe positif dan negatif ke
dua terminal elemen resistor (hambatan) tanpa memperhatikan polaritas.
Terakhir, amati atau baca hasil pengukuran pada display multimeter, jika
multimeter digital langsung tertera nilai resistor kecuali multimeter analog
perlu perkalian seperti dikemukakan pada langka ke-2, selanjutnya putar atau
geser posisi variabel dari resistor dan perhatikan jarum penunjuk apakah
berubah sesuai dengan putaran variabel tersebut (Hentje, 2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
1. Variabel Terukur : Resistansi tertera, R (𝛀)
2. Variabel Terhitung : 1. Nilai Toleransi (𝛀)
2. Nilai Maksimum (𝛀)
3. Nilai Minimum (𝛀)
Kegiatan 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran
1. Variabel Terukur : Resistansi Terukur, R (𝛀)
2. Variabel Terhitung : 1. Nilai Toleransi (𝛀)
2. Nilai Maksimum (𝛀)
3. Nilai Minimum (𝛀)
Kegiatan 3. Penentuan Resistansi Metode Ammmeter-Voltmeter
1. Variabel Terukur : 1. Tegangan, V (volt)
2. Arus, I (mA)
2. Variabel Terhitung : 1. Perubahan tegangan, ∆V (volt)
2. Perubahan arus, ∆I (volt)
3. Resistansi, R (𝛀)
4. Perubahan resistansi, ∆R (𝛀)
5. Nilai minimum (𝛀)
6. Nilai Maksimum (𝛀)
B. Definisi Operasional Variabel
1. Resistansi tertera adalah nilai yang dihasilkan dengan melihat warna pada
resistor cincin yang digunakan, dengan simbol R dan satuan ohm (𝛀).
2. Resistansi terukur adalah nilai yang dihasilkan dari pengukuran resistor
menggunakan multimeter digital, dengan simbol R dan satuan ohm (𝛀).
3. Toleransi adalah nilai yang dihasilkan dari toleransi kode warna pada resistor
cincin kemudian mengalikannya dengan resistansi (𝛀), dengan simbol (%) dan
satuan ohm (𝛀).
4. Tegangan adalah komponen yang dengan dari terminal atau kutub ke
terminal/kutub lainnya yang dapat menggerakan muatan listrik, tegangan ini
diukur dengan alat ukur voltmeter dengan simbol V dan satuan (volt)
5. Arus adalah banyaknya muatan yang mengalir setiap saat, arus ini diukur
dengan alat ukur Amperemeter dengan simbol I dan satuan (mA).
6. Nilai minimum adalah hasil yang diperoleh dari pengurangan resistansi (𝛀)
dengan nilai toleransi (𝛀), dengan satuan ohm (𝛀).
7. Nilai maksimum adalah hasil yang diperoleh dari penjumlahan resistansi yang
tertera dengan nilai toleransi, dengan satuan ohm (𝛀)
C. Alat dan Bahan
1. Variabel Power Supply 1 Buah
2. Multimeter 2 Buah
3. Hambatan 3 Buah
4. Kabel Penghubung 5 Buah
D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan 3 (tiga) buah resistor toleransi 5% dengan resistansi masing-
masing1 kΩ, 5 kΩ dan10 kΩ (optional).
2. Dihitung masing-masing toleransi resistansi (dari 5%), resistansi minimum dan
maksimum. Kemudian dicatat pada Tabel 1.
3. Diukur resistansi tiapresistor secara langsung dengan DMM sebagai
Ohmmeter. Lalu dihitung toleransi, resistansi minimum dan maksimum setiap
pengukuran berdasarkan ketelitian instrument seperti pada contoh yang telah
diberikan pada bagian Pengantar. Kemudian dicatat hasilnya pada Tabel 2.
(Ketelitian Ohmmeter untuk DMM SANWA 771 dapat dilihat pada Tabel 2).
4. Dibuat rangkaian seperti pada Gambar 3.1 untuk masing-masing resistor.
Menetapkan tegangan sumber sebesar 10 volt lalu mengukur tegangan dan kuat
arus rangkaian dengan menggunakan DMM. Selanjutnya, dicatat hasil
pengukuran tegangan dan kuat arus tersebut beserta toleransinya masing-
masing. Berdasarkan nilai tegangan dan kuat arus beserta toleransinya,
dihitung resistansi resistor yang Anda gunakan (R = V/I) beserta toleransi, nilai
minimum dan maksimumnya. dicatat semua hasil pengukuran dan perhitungan
Anda pada Tabel 3. (Ketelitian Voltmeter dan Ammeter untuk DMM Tipe
SANWA 771 dapat dilihat pada Tabel 3).

Gambar 3.1 Rangkaian Pengukuran Langkah Ke 4


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
R1 = 1000 𝛀
R2 = 1.500 𝛀
R3 = 22.000 𝛀
Tabel 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
Resistansi Tertera (Ω) Nilai Toleransi (Ω) Nilai Min.(Ω) Nilai Mak.(Ω)
1.000 50 950 1.050
1.500 75 1.425 1.575
22.000 1.100 20.900 23.100
Tabel 4. 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran
Ketelitian Ohmmeter DMM (SANWA CD711) = ± (1,2% + 5 digit)
Resistansi Resistansi Nilai Nilai Min.(Ω) Nilai Mak.(Ω)
Tertera (Ω) Terukur (Ω) Toleransi (Ω)
1.000 990 4,98 985 995
1.500 1.503 7,518 1.495 1.511
22.000 22.100 110,6 21.989 22.211

Tabel 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter – Voltmeter


Ketelitian Voltmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (0,9% + 2 digit)
Ketelitian Ammeter DMM (SANWA CD711) = ± (1,4 % + 3 digit)
Tegangan ∆V Arus ∆I Resistansi (Ω)
(V) (V) (mA) (mA) R = V/I ∆R Min. Mak.
9,87 0,08885 10,03 0,1404 984,0478 25,578 958,4694 1009,626
5 564 40834 481 265
9,87 0,08885 6,59 0,0922 1497,723 41,268 1456,454 1538,992
9 824 84897 975 673
9,88 0,08894 0,44 0,0061 22454,54 2047,4 20407,05 24502,03
9 545 91736 372 719

B. Analisis Data
Kegiatan 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
Untuk Data 1
Resistor 1 = 1000 Ω
Toleransi = 5%
∆ R=Toleransi× R
∆ R=5 % ×1000 Ω
∆ R=50 Ω
Nilai Min. = R – ΔR
= 1.000 Ω – 50 Ω
= 950 Ω
Nilai Min. = R + ΔR
= 1000 Ω + 50 Ω
= 1.050 Ω

Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh:


Tabel 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
Resistansi Tertera (Ω) Nilai Toleransi (Ω) Nilai Min.(Ω) Nilai Mak.(Ω)
1.000 50 950 1.050
1.500 75 1.425 1.575
22.000 1.100 20.900 23.100

Kegiatan 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran


Ketelitian Ohmmeter DMM (SANWA CD771) =|0,5 % +3 digit|
Untuk Data 1
Resistansi tertera = 1.000 Ω
Resistansi terukur = 990 Ω
Nilai toleransi = R1 × 0,5 % + Nilai terkecil × digit
= 990 Ω × 0,5 % + 0,01 × 3
= 12,252 Ω + 0,03
ΔR 1 = 4,98 Ω
Nilai Minimum = R1 – ΔR 1
= 990 Ω - 4,98 Ω
= 985 Ω
Nilai Maksimum = R1 + ΔR 1
= 990 Ω + 4,98 Ω
= 995 Ω
Dengan analisis yang sama, maka diperoleh:
Tabel 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran
Resistansi Resistansi Nilai Nilai Min.(Ω) Nilai Mak.(Ω)
Tertera (Ω) Terukur (Ω) Toleransi (Ω)
1.000 990 4,98 985 995
1.500 1.503 7,518 1.495 1.511
22.000 22.100 110,6 21.989 22.211

Kegiatan 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter – Voltmeter


Ketelitian Voltmeter DMM (SANWA CD771) = |0,9 % +2 digit|
Keterlitian Ammeter DMM (SANWA CD771) = |1,4 %+3 digit|
Untuk Data 1
1. Tegangan
 Tegangan (V) = 9,57 volt
ΔV = V × 0,9 %
ΔV = 9,87 volt × 0,9 %
ΔV = 0,08883 volt + (Nilai terkecil × 2)
ΔV = 0,08883 volt + (0,00001 × 2)
ΔV = 0,08883 volt + 0,00002
ΔV = 0,08885 volt
2. Kuat Arus (I)
 Kuat arus (I) = 10,03 mA
ΔI = I × 1,4 %
ΔI = 10,03 mA × 1,4 %
ΔI = 0,14042 mA
ΔI = 0,14042 mA + (Nilai terkecil × 3)
ΔI = 0,14042 mA + (0,00001 × 3)
ΔI = 0,14042 mA + 0,00003
ΔI = 0,14045 mA
3. Kuat arus (R)
V
 R=
I
9,87 volt
R=
10,03 mA
9,57 volt
R=
0,01003 A
R=984,0478564 Ω
 ΔR
V
R=
I
−1
¿V .I

dR= |∂∂VR |dV +|∂∂RI |dI


| | | |
−1 −1
∂(V I ) ∂(V I )
¿ dV + dI
∂V ∂I

¿|I |dV +|V I −2| dI


−1

dR
R
=
| | | |
I −1
V I −1
dV +
V I −2
V I −1
dI

R | |
dR dV dI
=
V
+
I
R

ΔR=| + |R
ΔV ΔI
V I

ΔR=|
0,01003 |
0,08885 0,00017042
+ 984,0478564 Ω
9,87
ΔR=25,57840834 Ω
 Nilai Minimun = R  ΔR
= 984,0478564 Ω  25,57840834 Ω
= 958,4694481 Ω
 Nilai Maksimum = R + ΔR
= 984,0478564 Ω + 25,57840834 Ω
= 1009,626265 Ω
Tabel 4. 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter – Voltmeter
Tegangan ∆V Arus ∆I Resistansi (Ω)
(V) (V) (mA) (mA) R = V/I ∆R Min. Mak.
9,87 0,08885 10,03 0,1404 984,0478 25,578 958,4694 1009,626
5 564 40834 481 265
9,87 0,08885 6,59 0,0922 1497,723 41,268 1456,454 1538,992
9 824 84897 975 673
9,88 0,08894 0,44 0,0061 22454,54 2047,4 20407,05 24502,03
9 545 91736 372 719

A. Pembahasan
Judul percobaan ini adalah Pengukuran Dasar Dengan Menggunakan
Multimeter Digital. Pada percobaan ini, dengan menggunakan tiga buah
resistor berbeda yaitu R1=|1.000± 5 %| Ω, R2=|1.5 00± 5 %| Ω, dan
R3=|22.0 00 ±5 %|Ω. Pada praktikum ini memiliki tiga kegiatan yaitu
penentuan resistansi secara langsung, penentuan resistansi secara pengukuran,
dan penentuan resistansi secara metode ammeter-voltmeter.
Pada kegiatan pertama dengan penentuan resistansi secara langsung, untuk
resistansi tertera R1=|1.0 00± 5 %| Ω diperoleh nilai toleransi 50 Ω, nilai
minimum 950 Ω dan nilai maksimum 1.050 Ω. Untuk resistansi tertera
R2=|1.5 00± 5 %| Ω diperoleh nilai toleransi 75 Ω, nilai minimum 1.425 Ω dan
nilai maksimum 1575 Ω. Dan untuk resistansi tertera R3=|22.0 00 ±5 %|Ω
diperoleh nilai toleransi 1.100 Ω, nilai minimum 20.900 Ω dan nilai
maksimum 23.100 Ω.
Pada kegiatan kedua dengan penentuan resistansi secara pengukuran
dengan ketelitian ohmmeter DMM = ± (0,5% + 3 digit), untuk resistansi
tertera R1=|1.000± 5 %| Ω diperoleh resistansi terukur sebesar 990 Ω, nilai
toleransi 4,98 Ω, nilai minimum 985 Ω dan nilai maksimum 995 Ω. Untuk
resistansi tertera R2=|1.500± 5 %| Ω diperoleh resistansi terukur 1.503 Ω, nilai
toleransi 7,518 Ω, nilai minimum 1.495 Ω dan nilai maksimum 1.511 Ω. Dan
untuk resistansi tertera R3=|22.000 ±5 %|Ω diperoleh resistansi terukur 22.100
Ω, nilai toleransi 110,6 Ω, nilai minimum 21.989 Ω dan nilai maksimum
22.211 Ω.
Pada kegiatan ketiga dengan penentuan resistansi secara pengukuran
dengan ketelitian voltmeter DMM (SANWA CD771) = ± (0,9% + 2digit) dan
ketelitian ammeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,4% + 3 digit), untuk
R1=¿ 1.000 ± 5 %∨Ω diperoleh tegangan sebesar 9,87 volt, ∆V sebesar
0,08885 volt, arus sebesar 0,01003 A, dan ∆I sebesar 0,00017042 A. Sehingga
resistansi (R = V/I ) sebesar 984,0478564 Ω, ∆R sebesar 25,57840834 Ω, nilai
minimum 958,4694481 Ω dan nilai maksimum 1009,626265 Ω. Untuk
R2=¿1.500 ± 5 %∨Ω diperoleh tegangan sebesar 9,87 volt, ∆V sebesar
0,08885 volt, arus sebesar 0,00659 A, dan ∆I sebesar 0,00012226 A. Sehingga
resistansi (R = V/I) sebesar 1497,723824 Ω, ∆R sebesar 41,26884897 Ω, nilai
minimum 1456,454975 Ω dan nilai maksimum 1538,992673 Ω. Dan untuk
R3=|22.000 ±5 %|Ω diperoleh tegangan sebesar 9,88 volt, ∆V sebesar 0,08894
volt, arus sebesar 0,00044 A, dan ∆I sebesar 0,00003616 A. Sehingga
resistansi (R = V/I ) sebesar 22454,54545 Ω, ∆R sebesar 2047,491736 Ω, nilai
minimum 20407,05372 Ω dan nilai maksimum 24502,03719 Ω.
Sehingga dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi dari sebuah
resistor adalah sebagai penghambat laju aliran muatan atau kuat arus dalam
sebuah rangkaian listrik. Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai resistansi
sebuah resistor berbanding lurus dengan tegangan yang mengalir pada suatu
rangkaian dan akan berbanding terbalik dengan nilai kuat arus. Semakin besar
nilai resistansi sebuah resistor maka nilai kuat arus yang mengalir pada suatu
rangkaian akan semakin kecil, sebaliknya jika semakin besar nilai resistansi
sebuah resistansi sebuah resistor maka nilai kuat arus yang engalir pada suatu
rangkaian akan semakin besar. Dan untuk nilai tegangan adalah semakin
besar resistansi suatu resistor maka nilai tegangannya semakin besar, dan
sebaliknya untuk nilai resistansi yang kecil maka tegangannya akan semakin
kecil pula.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
Multimeter atau multitester merupakan suatu alat ukur sederhana yang
di gunakan untuk mengukur beberapa besaran listrik yang diperlukan seperti
tegangan, kuat arus dan resistansi suatu resistor, atau sebuah alat yang dapat
digunakan sebagai Amperemeter,Voltmeter dan Ohmmeter.
Menentukan sebuah resistansi dari resistor dapat dilakukan dengan
menggunakan `beberapa cara seperti, dengan melihat spesifikasi yang tertera
pada badan resistor, atau mengukurnya secara langsung dengan menggunakan
multimeter digital, bisa juga dengan menggunakan prinsip hukum Ohm yaitu
R = V/I dengan menentukan tegangan dan kuat arusnya terlebih dahulu.

B. Saran
1. Untuk praktikan
Diharapkan berhati-hati dalam pengambilan data karena beberapa
alat sangat sensitif dan mudah berubah nilai sehingga dapat mempengaruhi
data yang diperoleh.
2. Untuk laboran
Diharapkan menyediakan alat yang memadai terutama kabel yang
bagus agar pengambilan data berjalan dengan baik.
3. Untuk asisten
Cara membimbingnya sudah cukup baik. Kedepannya agar tetap
dipertahankan dan ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Adhiem, Abdul, Endah Rahmawati, Abdul Kholik. 2018. Rancang Bangun
Amperemeter Digital Berbasis Metode Induksi Elektromagnetik. Jurnal
Inovasi Fisika Indonesia (JIFI). 7(2):36-42
Listiyarini, Ratih. 2018. Dasar Listrik dan Elektronika. Sleman: CV Budi Utama
Mismail, Budiono. 2011. Dasar Teknik Elektro. Malang: Universitas Brawijaya
Press (UB Press)
Fathun. 2020. Seri Otomotif SMK: Keterampilan Dasar Teknologi Otomotif.
Bandung: Nilacakra
Martias. 2017. Penerapan Dan Penggunaan Alat Ukur Multimeter pada
Pengukuran Komponen Elektronika. Konferensi Nasional Ilmu Sosial &
Teknologi (KNiST). ISBN: 978-602-61242-0-3
LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai