PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Listrik merupakan suatu hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan
manusia. Hampir semua orang membutuhkan listrik dalam menjalani aktivitas
sehari-hari. Contoh sederhananya adalah penggunaan barang-barang
elektronik dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam sistem kelistrikan, kita
mengenal beberapa besaran listrik seperti tegangan, kuat arus, resistansi, dan
besaran lainnya. Besaran-besaran listrik tersebut dapat diukur dengan
menggunakan suatu instrumen atau lebih dikenal dengan alat ukur. Salah satu
alat ukur yang sangat mudah untuk digunakan yaitu multimeter digital.
Alat ukur listrik digunakan untuk mengukur besaran listrik dalam suatu
rangkaian yang umumnya multimeter. digunakan untuk mengukur besaran
istrik, seperti kuat arus listrik (), beda potensial listrik (V), dan hambatan
listrik (R). Multimeter sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu multimeter
analog menggunakan pointer bergerak untuk pembacaannya dan multimeter
digital memiliki tampilan menggunakan alat ukur.
Pada zaman yang sudah serba canggih seperti yang kita alami saat ini
sangat banyak sekali orang yang tidak bisa lagi menggunakan alat ukur listrik
multimeter sebagaimana mestinya, padahal fungsi dan kegunaan dari
multimeter itu sendiri bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di rumah
pada peralatan-peralatan elektronika yang dipergunakan, seperti kipas angin,
mixer, blender, dan lain-lainnya. Multimeter merupakan alat ukur listrik yang
banyak digunakan oleh teknisi di laboratorium dan bengkel lektronika. Fungsi
utama dari multimeter ini ialah mengukur resistansi, kapasitansi, arus listrik,
tegangan AC maupun DC, menguji baik atau tidaknya suatu komponen,
mengetahui sambungan rangkaian, dan sebagainya.
Alat ukur listrik digunakan untuk mengukur besaran listrik dalam suatu
rangkaian. Alat ukur yang umumnya digunakan disebut multimeter. Multimeter
adalah alat yang pembacaannya numerik. Multimeter sendiri dibagi menjadi dua
jenis, yaitu multimeter analog yang menggunakan pointer bergerak untuk
pembacaannya dan multimeter digital yang memiliki tampilan menggunakan alat
ukur (Abdul, Endah, dan Kholiq, 2018).1
Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) terdiri dari angka 10, 50, 250,
500, 1000 AC V/DC V. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal
yang dapat diukur adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan
maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya. Bila
tegangan yang diukur sama sekali tidak diketahui dan tidak dapat diprediksi,
maka dipilih batas ukur tertinggi, jika hasil pengukuran tidak terbaca dapat
diturunkan ke batas ukur yang lebih rendah
Batas Ukur (Range) Ohm yang terdiri dari angka dan kilo Ohm ( k Ω).Untuk
batas ukur (range) xl, semua hasil pengukuran dapat. Untuk batas ukur
(range) x10, semua hasil pengukuran dibaca langsung dibaca pada papan
skala (pada satuan S). pada papan skala dan dikali dengan 10 (pada satuan
S2). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (k2), semua hasil pengukuran dapat
langsung dibaca pada papan skala (pada satuan k), dan seterusnya (Ratih,
2018).
A. Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
1. Variabel Terukur : Resistansi tertera, R (𝛀)
2. Variabel Terhitung : 1. Nilai Toleransi (𝛀)
2. Nilai Maksimum (𝛀)
3. Nilai Minimum (𝛀)
Kegiatan 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran
1. Variabel Terukur : Resistansi Terukur, R (𝛀)
2. Variabel Terhitung : 1. Nilai Toleransi (𝛀)
2. Nilai Maksimum (𝛀)
3. Nilai Minimum (𝛀)
Kegiatan 3. Penentuan Resistansi Metode Ammmeter-Voltmeter
1. Variabel Terukur : 1. Tegangan, V (volt)
2. Arus, I (mA)
2. Variabel Terhitung : 1. Perubahan tegangan, ∆V (volt)
2. Perubahan arus, ∆I (volt)
3. Resistansi, R (𝛀)
4. Perubahan resistansi, ∆R (𝛀)
5. Nilai minimum (𝛀)
6. Nilai Maksimum (𝛀)
B. Definisi Operasional Variabel
1. Resistansi tertera adalah nilai yang dihasilkan dengan melihat warna pada
resistor cincin yang digunakan, dengan simbol R dan satuan ohm (𝛀).
2. Resistansi terukur adalah nilai yang dihasilkan dari pengukuran resistor
menggunakan multimeter digital, dengan simbol R dan satuan ohm (𝛀).
3. Toleransi adalah nilai yang dihasilkan dari toleransi kode warna pada resistor
cincin kemudian mengalikannya dengan resistansi (𝛀), dengan simbol (%) dan
satuan ohm (𝛀).
4. Tegangan adalah komponen yang dengan dari terminal atau kutub ke
terminal/kutub lainnya yang dapat menggerakan muatan listrik, tegangan ini
diukur dengan alat ukur voltmeter dengan simbol V dan satuan (volt)
5. Arus adalah banyaknya muatan yang mengalir setiap saat, arus ini diukur
dengan alat ukur Amperemeter dengan simbol I dan satuan (mA).
6. Nilai minimum adalah hasil yang diperoleh dari pengurangan resistansi (𝛀)
dengan nilai toleransi (𝛀), dengan satuan ohm (𝛀).
7. Nilai maksimum adalah hasil yang diperoleh dari penjumlahan resistansi yang
tertera dengan nilai toleransi, dengan satuan ohm (𝛀)
C. Alat dan Bahan
1. Variabel Power Supply 1 Buah
2. Multimeter 2 Buah
3. Hambatan 3 Buah
4. Kabel Penghubung 5 Buah
D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan 3 (tiga) buah resistor toleransi 5% dengan resistansi masing-
masing1 kΩ, 5 kΩ dan10 kΩ (optional).
2. Dihitung masing-masing toleransi resistansi (dari 5%), resistansi minimum dan
maksimum. Kemudian dicatat pada Tabel 1.
3. Diukur resistansi tiapresistor secara langsung dengan DMM sebagai
Ohmmeter. Lalu dihitung toleransi, resistansi minimum dan maksimum setiap
pengukuran berdasarkan ketelitian instrument seperti pada contoh yang telah
diberikan pada bagian Pengantar. Kemudian dicatat hasilnya pada Tabel 2.
(Ketelitian Ohmmeter untuk DMM SANWA 771 dapat dilihat pada Tabel 2).
4. Dibuat rangkaian seperti pada Gambar 3.1 untuk masing-masing resistor.
Menetapkan tegangan sumber sebesar 10 volt lalu mengukur tegangan dan kuat
arus rangkaian dengan menggunakan DMM. Selanjutnya, dicatat hasil
pengukuran tegangan dan kuat arus tersebut beserta toleransinya masing-
masing. Berdasarkan nilai tegangan dan kuat arus beserta toleransinya,
dihitung resistansi resistor yang Anda gunakan (R = V/I) beserta toleransi, nilai
minimum dan maksimumnya. dicatat semua hasil pengukuran dan perhitungan
Anda pada Tabel 3. (Ketelitian Voltmeter dan Ammeter untuk DMM Tipe
SANWA 771 dapat dilihat pada Tabel 3).
A. Hasil Pengamatan
R1 = 1000 𝛀
R2 = 1.500 𝛀
R3 = 22.000 𝛀
Tabel 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
Resistansi Tertera (Ω) Nilai Toleransi (Ω) Nilai Min.(Ω) Nilai Mak.(Ω)
1.000 50 950 1.050
1.500 75 1.425 1.575
22.000 1.100 20.900 23.100
Tabel 4. 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran
Ketelitian Ohmmeter DMM (SANWA CD711) = ± (1,2% + 5 digit)
Resistansi Resistansi Nilai Nilai Min.(Ω) Nilai Mak.(Ω)
Tertera (Ω) Terukur (Ω) Toleransi (Ω)
1.000 990 4,98 985 995
1.500 1.503 7,518 1.495 1.511
22.000 22.100 110,6 21.989 22.211
B. Analisis Data
Kegiatan 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
Untuk Data 1
Resistor 1 = 1000 Ω
Toleransi = 5%
∆ R=Toleransi× R
∆ R=5 % ×1000 Ω
∆ R=50 Ω
Nilai Min. = R – ΔR
= 1.000 Ω – 50 Ω
= 950 Ω
Nilai Min. = R + ΔR
= 1000 Ω + 50 Ω
= 1.050 Ω
dR
R
=
| | | |
I −1
V I −1
dV +
V I −2
V I −1
dI
R | |
dR dV dI
=
V
+
I
R
ΔR=| + |R
ΔV ΔI
V I
ΔR=|
0,01003 |
0,08885 0,00017042
+ 984,0478564 Ω
9,87
ΔR=25,57840834 Ω
Nilai Minimun = R ΔR
= 984,0478564 Ω 25,57840834 Ω
= 958,4694481 Ω
Nilai Maksimum = R + ΔR
= 984,0478564 Ω + 25,57840834 Ω
= 1009,626265 Ω
Tabel 4. 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter – Voltmeter
Tegangan ∆V Arus ∆I Resistansi (Ω)
(V) (V) (mA) (mA) R = V/I ∆R Min. Mak.
9,87 0,08885 10,03 0,1404 984,0478 25,578 958,4694 1009,626
5 564 40834 481 265
9,87 0,08885 6,59 0,0922 1497,723 41,268 1456,454 1538,992
9 824 84897 975 673
9,88 0,08894 0,44 0,0061 22454,54 2047,4 20407,05 24502,03
9 545 91736 372 719
A. Pembahasan
Judul percobaan ini adalah Pengukuran Dasar Dengan Menggunakan
Multimeter Digital. Pada percobaan ini, dengan menggunakan tiga buah
resistor berbeda yaitu R1=|1.000± 5 %| Ω, R2=|1.5 00± 5 %| Ω, dan
R3=|22.0 00 ±5 %|Ω. Pada praktikum ini memiliki tiga kegiatan yaitu
penentuan resistansi secara langsung, penentuan resistansi secara pengukuran,
dan penentuan resistansi secara metode ammeter-voltmeter.
Pada kegiatan pertama dengan penentuan resistansi secara langsung, untuk
resistansi tertera R1=|1.0 00± 5 %| Ω diperoleh nilai toleransi 50 Ω, nilai
minimum 950 Ω dan nilai maksimum 1.050 Ω. Untuk resistansi tertera
R2=|1.5 00± 5 %| Ω diperoleh nilai toleransi 75 Ω, nilai minimum 1.425 Ω dan
nilai maksimum 1575 Ω. Dan untuk resistansi tertera R3=|22.0 00 ±5 %|Ω
diperoleh nilai toleransi 1.100 Ω, nilai minimum 20.900 Ω dan nilai
maksimum 23.100 Ω.
Pada kegiatan kedua dengan penentuan resistansi secara pengukuran
dengan ketelitian ohmmeter DMM = ± (0,5% + 3 digit), untuk resistansi
tertera R1=|1.000± 5 %| Ω diperoleh resistansi terukur sebesar 990 Ω, nilai
toleransi 4,98 Ω, nilai minimum 985 Ω dan nilai maksimum 995 Ω. Untuk
resistansi tertera R2=|1.500± 5 %| Ω diperoleh resistansi terukur 1.503 Ω, nilai
toleransi 7,518 Ω, nilai minimum 1.495 Ω dan nilai maksimum 1.511 Ω. Dan
untuk resistansi tertera R3=|22.000 ±5 %|Ω diperoleh resistansi terukur 22.100
Ω, nilai toleransi 110,6 Ω, nilai minimum 21.989 Ω dan nilai maksimum
22.211 Ω.
Pada kegiatan ketiga dengan penentuan resistansi secara pengukuran
dengan ketelitian voltmeter DMM (SANWA CD771) = ± (0,9% + 2digit) dan
ketelitian ammeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,4% + 3 digit), untuk
R1=¿ 1.000 ± 5 %∨Ω diperoleh tegangan sebesar 9,87 volt, ∆V sebesar
0,08885 volt, arus sebesar 0,01003 A, dan ∆I sebesar 0,00017042 A. Sehingga
resistansi (R = V/I ) sebesar 984,0478564 Ω, ∆R sebesar 25,57840834 Ω, nilai
minimum 958,4694481 Ω dan nilai maksimum 1009,626265 Ω. Untuk
R2=¿1.500 ± 5 %∨Ω diperoleh tegangan sebesar 9,87 volt, ∆V sebesar
0,08885 volt, arus sebesar 0,00659 A, dan ∆I sebesar 0,00012226 A. Sehingga
resistansi (R = V/I) sebesar 1497,723824 Ω, ∆R sebesar 41,26884897 Ω, nilai
minimum 1456,454975 Ω dan nilai maksimum 1538,992673 Ω. Dan untuk
R3=|22.000 ±5 %|Ω diperoleh tegangan sebesar 9,88 volt, ∆V sebesar 0,08894
volt, arus sebesar 0,00044 A, dan ∆I sebesar 0,00003616 A. Sehingga
resistansi (R = V/I ) sebesar 22454,54545 Ω, ∆R sebesar 2047,491736 Ω, nilai
minimum 20407,05372 Ω dan nilai maksimum 24502,03719 Ω.
Sehingga dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi dari sebuah
resistor adalah sebagai penghambat laju aliran muatan atau kuat arus dalam
sebuah rangkaian listrik. Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai resistansi
sebuah resistor berbanding lurus dengan tegangan yang mengalir pada suatu
rangkaian dan akan berbanding terbalik dengan nilai kuat arus. Semakin besar
nilai resistansi sebuah resistor maka nilai kuat arus yang mengalir pada suatu
rangkaian akan semakin kecil, sebaliknya jika semakin besar nilai resistansi
sebuah resistansi sebuah resistor maka nilai kuat arus yang engalir pada suatu
rangkaian akan semakin besar. Dan untuk nilai tegangan adalah semakin
besar resistansi suatu resistor maka nilai tegangannya semakin besar, dan
sebaliknya untuk nilai resistansi yang kecil maka tegangannya akan semakin
kecil pula.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
Multimeter atau multitester merupakan suatu alat ukur sederhana yang
di gunakan untuk mengukur beberapa besaran listrik yang diperlukan seperti
tegangan, kuat arus dan resistansi suatu resistor, atau sebuah alat yang dapat
digunakan sebagai Amperemeter,Voltmeter dan Ohmmeter.
Menentukan sebuah resistansi dari resistor dapat dilakukan dengan
menggunakan `beberapa cara seperti, dengan melihat spesifikasi yang tertera
pada badan resistor, atau mengukurnya secara langsung dengan menggunakan
multimeter digital, bisa juga dengan menggunakan prinsip hukum Ohm yaitu
R = V/I dengan menentukan tegangan dan kuat arusnya terlebih dahulu.
B. Saran
1. Untuk praktikan
Diharapkan berhati-hati dalam pengambilan data karena beberapa
alat sangat sensitif dan mudah berubah nilai sehingga dapat mempengaruhi
data yang diperoleh.
2. Untuk laboran
Diharapkan menyediakan alat yang memadai terutama kabel yang
bagus agar pengambilan data berjalan dengan baik.
3. Untuk asisten
Cara membimbingnya sudah cukup baik. Kedepannya agar tetap
dipertahankan dan ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Adhiem, Abdul, Endah Rahmawati, Abdul Kholik. 2018. Rancang Bangun
Amperemeter Digital Berbasis Metode Induksi Elektromagnetik. Jurnal
Inovasi Fisika Indonesia (JIFI). 7(2):36-42
Listiyarini, Ratih. 2018. Dasar Listrik dan Elektronika. Sleman: CV Budi Utama
Mismail, Budiono. 2011. Dasar Teknik Elektro. Malang: Universitas Brawijaya
Press (UB Press)
Fathun. 2020. Seri Otomotif SMK: Keterampilan Dasar Teknologi Otomotif.
Bandung: Nilacakra
Martias. 2017. Penerapan Dan Penggunaan Alat Ukur Multimeter pada
Pengukuran Komponen Elektronika. Konferensi Nasional Ilmu Sosial &
Teknologi (KNiST). ISBN: 978-602-61242-0-3
LITERATUR