Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi secara langsung telah membantu umat manusia lebih
mudah melakukan hal yang dianggap sulit. Semakin berkembangnya zaman,
semakin berkembang pula teknologi yang menjadi acuan bagi masyarakat yang
mendunia. Teknologi yang ada sekarang ini sangatlah membantu meringankan
pekerjaan manusia. Setiap yang ada di sekitar kita sekarang ini hampir semuanya
menggunakan sistem kontrol. Bukan hanya dalam hal besar, tetapi juga dalam hal
kecil sekalipun.
Dalam melakukan eksperimen pengukuran diperlukan alat yang digunakan
didalam pengukuran yang disebut alat ukur. Di dalam kehidupan sehari hari, alat
ukur listrik merupakan peralatan yang diperlukan oleh banyak orang karena
besaran listrik seperti daya, tegangan, arus dan frekuensi ataupun sebagainya tidak
dapat langsung ditanggapi oleh indera kita. Oleh karena itu, besaran listrik
tersebut di tranformasikan melalui fenomena fisis yang akan memungkinkan
pengamatan melalui indera kita.
Multitester lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena simpel dan
bisa digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya dengan
satu alat yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multitester selalu
mengalami perubahan, tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa
multitester menuju ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam
penggunaannya. Pada dasarnya multimeter merupakan gabungan alat ukur dari
voltmeter, ohmmeter dan amperemeter.
Tetapi sekarang ternyata multitester masih diciptakan lagi dengan versi
terbarunya. Jika dahulu orang hanya mengenal multitester analog maka akhir-
akhir ini perkembangan multitester menunjukkan multitester versi yang terbaru
yakni multimeter digital. multitester digital tentunya lebih baik dari multitester
analog, dengan akurasi pengukuran yang tinggi dan kemudahan dalam
penggunaan serta pembacaan data hasil ukur membuat multimeter digital mulai
disenangi dan menyebabkan multitester analog ditinggalkan. Meskipun demikian
masih banyak pula orang yang menggunakan multitester digital karena merasa
sudah terbiasa dan selainn itu harganya lebih murah daripada harus membeli
multitester versi digital.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah :
1. Memahami prinsip dasar pengukuran tegangan, kuat arus dan resistansi
dengan multimeter digital.
2. Memahami cara menentukan resistansi sebuah resistor beserta toleransinya
berdasarkan nilai tertera, pembacaan langsung multimeter digital dan
pengukuran dengan hukum ohm.
C. Manfaat Praktikum
1. Secara teoritis
a. Mahasiswa dapat memahami prinsip dasar pengukuran tegangan,
kuat arus dan resistansi dengan multimeter digital.
b. Mahasiswa dapat memahami cara menentukan resistansi sebuah
resistor beserta toleransinya berdasarkan nilai tertera, pembacaan
langsung multimeter digital dan pengukuran dengan hukum Ohm.
2. Secara praktis
Dilakukannya praktikum ini agar mahasiswa dapat memahami tentang
multimeter digital secara lebih baik dan mengetahui cara menggunakan
alat tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI

Pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar dan penting,
sebab suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran.
Pengukuran dilakukan dengan suatu alat ukur, dan setiap alat ukur memiliki nilai
skala terkecil (nst). Salah satu pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran
sistem listrik, dimana tegangan merupakan salah satu besaran listrik yang diukur.
Pengukuran besaran tegangan listrik diukur dengan alat ukur yang disebut
Voltmeter (Uli, 2016).
Alat ukur tegangan, arus dan frekuensi adalah alat ukur yang sering
digunakan disegala bidang antara lain industri maupun pada bidang elektronika
praktis. Alat ukur ini mengalami perkembangan yang sangat luar biasa dalam hal
teknologi alat ukurnya maupun secara pengunaannya dalam beberapa tahun ini.
Pada umumnya implementasi pengukuran tegangan, arus dan frekuensi listrik
banyak dipakai oleh penggunanya, menggunakan alat ukur standar dengan jenis
alat ukur analog maupun digital yang bersifat portable sehingga hasil data hasil
pengukuran dapat diketahui secara mudah dan praktis tetapi tidak dapat di monitor
secara real-time. Dalam bidang industri, beberapa aplikasi membutuhkan
instrumen yang dapat mengukur dan merekam data hasil pengukuran secara real-
time, misalnya untuk mengetahui kualitas listrik yang digunakan, mengetahui
tingkat tegangan hilang (drop-voltage) dan daya pada sumber listrik yang
digunakan (Hidayat, 2014).
Alat ukur dasar listrik salah satunya adalah multimeter.Multimeter atau
multitester adalah alat ukur elektronik yang memiliki beberapa fungsi dalam ssatu
unit alat.Umumnya multimeter dasar terdiri atas ammeter, voltmeter, dan
ohmmeter.Sementara itu, multimeter analog sering juga disebut sebagai “volt-
ohm-meters” atau VOM. Multimeter digital biasanya dikenal dengan “digital-
multi-meters” atau DMM (Yohandri, 2016).
Multimeter merupakan alat ukur listrik yang banyak digunakan oleh
teknisi dilaboratorium dan bengkel elektronika. Fungsi utama dari multimeter ini
ialah mengukur resistansi, kapasitansi, arus listrik, tegangan AC maupun DC,
menguji baik atau tidaknya suatu komponen, mengetahui sambungan rangkaian,
dan sebagainya. Alat ukur multimeter merupakan suatu alat ukur elektronika yang
sangat sederhana, tapi masih banyak yang tidak bisa menggunakannya secara
benar sesuai dengan fungsi alat tersebut. Alat ukur multimeter yang sering disebut
juga dengan nama multitester atau AVOmeter memiliki beberapa bagian penting
dengan fungsi dan kegunaan berbeda-beda juga (Martias, 2017)
Multimeter dibagi menjadi dua bagian yaitu multimeter analog dan
multimeter digital. Multimeter analog adalah alat ukur yang digunakan sebagai
penunjuk bergerak dan skala tercetak. Seperti DMM, multimeter analog dapat
mengukur tegangan, arus, dan hambatan. Salah satu kelemahan multimeter
analog, bagaimanapun, adalah bahwa pembacaan meteran harus diinterpretasikan
berdasarkan di mana penunjuk bergerak berada di sepanjang skala yang
dicetak.Adapun multimeter digital (DMM) adalah alat ukur yang paling umum
digunakan oleh teknisi elektronik. Semua DMM dapat mengukur tegangan, arus,
dan resistansi, dan beberapa bahkan dapat mengukur dan menguji komponen
elektronik seperti kapasitor, dioda, dan transistor. DMM menggunakan tampilan
numerik untuk menunjukkan nilai kuantitas yang diukur (Mitchel, 2007).
Gambaran umum dari sebuat alat ukur multimeter analog dapat dilihat dari
gambar berikut:

Keterangan bagian-bagian multimeter dan fungsinya :


 Papan skala, berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
 Jarum penunjuk, berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
 Sekrup pengatur posisi jarum penunjuk, berfungsi untuk mengatur
kedudukan jarum penunjuk. Hal ini bisa dilakukan dengan cara bantuan
menggunakan obeng.
 Saklar pengatur posisi jarum penunjuk, berfungsi untuk mengatur jarum
penunjuk pada posisi nol. Caranya: saklar pemilih diputar pada posisi
(Ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian
tombol pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan sehingga
menunjuk pada kedudukan 0.
 Saklar pemilih jangkauan alat ukur (selector), berfungsi untuk memilih
posisi pengukuran dan batas ukurannya (Martias, 2017).
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Resistor bersifat
resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui,
resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya.
Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan
simbol ω(Omega). Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua
kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk
gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa
mengukur besarnya dengan Ohmmeter (Hariyanto, 2009).
Hukum Ohm yang dikemukakan oleh Georg Ohm menyatakan bahwa,
beda tegangan yang terjadi antara dua ujung tahanan sebanding dengan nilai arus
yang mengalir melaluinya dengan asumsi semua faktor lainnya seperti
temperature dianggap konstan. Dalam matematis hukum Ohm ini dapat ditulis.
V ∝I ….(1)
Untuk membuat sebuah persamaan, maka ditambahkan sebuah konstanta
kesebandingan.Konstanta ini adalah nilai resistansi dari resistor yang nilainya
berbanding terbalik dengan arus dalam rangkaian.Sehingga dapat ditulis.
V =I . R ….(2)
(Yohandri, 2016)
Resistor dapat berbentuk fixed resistor (nilai resistansi tetap) atau variable
resistor (nilai resistansi dapat diubah) dengan nilai resistansi yang diekspresikan
dalam Ohm atau Ω. Hukum Ohm yang dapat diterapkan pada resistor, V = I × R
atau tegangan jepit (V dalam satuan volt) pada sebuah resistor akan sama dengan
perkalian antara arus (atau I dalam Amper) yang mengalir pada resistor tersebut
dengan nilai resistansi dari sebuah resistor, sehingga nilai resistansi sebuah
resistor dapat diekspresikan atau dapat dihitung menggunakan persamaan
V
R= ....(3)
I
(Djatmiko, 2017)
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang
toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang
toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar
yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke
dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi
dari resistor tersebut. Resistor dapat berbentuk fixed resistor (nilai resistansi tetap)
atau variable resistor (nilai resistansi tdapat diubah) atau dengan nilai resistansi
yang diekspresikan dalam Ohm atau Ω (Hariyanto, 2009).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
1. Variabel Terukur : Resistansi tertera, R (𝛀)
2. Variabel Terhitung : 1. Nilai Toleransi (𝛀)
2. Nilai Maksimum (𝛀)
3. Nilai Minimum (𝛀)
Kegiatan 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran
1. Variabel Terukur : Resistansi Terukur, R (𝛀)
2. Variabel Terhitung : 1. Nilai Toleransi (𝛀)
2. Nilai Maksimum (𝛀)
3. Nilai Minimum (𝛀)
Kegiatan 3. Penentuan Resistansi Metode Ammmeter-Voltmeter
1. Variabel Terukur : 1. Tegangan, V (volt)
2. Arus, I (mA)
2. Variabel Terhitung : 1. Perubahan tegangan, ∆V (volt)
2. Perubahan arus, ∆I (volt)
3. Resistansi, R (𝛀)
4. Perubahan resistansi, ∆R (𝛀)
5. Nilai minimum (𝛀)
6. Nilai Maksimum (𝛀)
B. Definisi Operasional Variabel
1. Resistansi tertera adalah nilai yang dihasilkan dengan melihat warna pada
resistor cincin yang digunakan, dengan simbol R dan satuan ohm (𝛀).
2. Resistansi terukur adalah nilai yang dihasilkan dari pengukuran resistor
menggunakan multimeter digital, dengan simbol R dan satuan ohm (𝛀).
3. Toleransi adalah nilai yang dihasilkan dari toleransi kode warna pada
resistor cincin kemudian mengalikannya dengan resistansi (𝛀), dengan
simbol (%) dan satuan ohm (𝛀).
4. Tegangan adalah komponen yang dengan dari terminal atau kutub ke
terminal/kutub lainnya yang dapat menggerakan muatan listrik, tegangan
ini diukur dengan alat ukur voltmeter dengan simbol V dan satuan (volt)
5. Arus adalah banyaknya muatan yang mengalir setiap saat, arus ini diukur
dengan alat ukur Amperemeter dengan simbol I dan satuan (mA).
6. Nilai minimum adalah hasil yang diperoleh dari pengurangan resistansi
(𝛀) dengan nilai toleransi (𝛀), dengan satuan ohm (𝛀).
7. Nilai maksimum adalah hasil yang diperoleh dari penjumlahan resistansi
yang tertera dengan nilai toleransi, dengan satuan ohm (𝛀)
C. Alat dan Bahan
1. Variabel Power Supply 1 Buah
2. Multimeter 2 Buah
3. Hambatan 3 Buah
4. Kabel Penghubung Secukupnya
D. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan 3 (tiga) buah resistor toleransi 5% dengan resistansi masing-
masing1 kΩ, 5 kΩ dan10 kΩ (optional).
2. Menghitung masing-masing toleransi resistansi (dari 5%), resistansi
minimum dan maksimum. Kemudian dicatat pada Tabel 1.
3. Mengukur resistansi tiapresistor secara langsung dengan DMM sebagai
Ohmmeter. Lalu dihitung toleransi, resistansi minimum dan maksimum
setiap pengukuran berdasarkan ketelitian instrument seperti pada contoh
yang telah diberikan pada bagian Pengantar. Kemudian dicatat hasilnya
pada Tabel 2. (Ketelitian Ohmmeter untuk DMM SANWA 771 dapat
dilihat pada Tabel 2).
4. Membuat rangkaian seperti pada Gambar1.1 untuk masing-masing
resistor. Menetapkan tegangan sumber sebesar 10 volt lalu mengukur
tegangan dan kuat arus rangkaian dengan menggunakan DMM.
Selanjutnya, mencatat hasil pengukuran tegangan dan kuat arus tersebut
beserta toleransinya masing-masing. Berdasarkan nilai tegangan dan kuat
arus beserta toleransinya, hitung resistansi resistor yang Anda gunakan (R
= V/I) beserta toleransi, nilai minimum dan maksimumnya. Catat semua
hasil pengukuran dan perhitungan Anda pada Tabel 3. (Ketelitian
Voltmeter dan Ammeter untuk DMM Tipe SANWA 771 dapatdilihat
pada Tabel 3).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
R1 = 1500 𝛀
R2 = 3300 𝛀
R3 = 10000 𝛀
Tabel 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung

Resistansi Tertera Nilai Toleransi


Nilai Min. (𝛀) Nilai Maks. (𝛀)
(𝛀) (𝛀)
1500 75 1425 1575
3300 165 3135 3465
10000 500 9500 10500

Tabel 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran


Ketelitian Ohmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,2 % + 5 digit)
Resistansi Resistansi Nilai Nilai Min. Nilai Maks.
Tertera (𝛀) Terukur (𝛀) Toleransi (𝛀) (𝛀) (𝛀)
1500 1460 17,57 1442,43 1477,57
3300 3260 39,17 3220,83 3299,17
10000 9930 119,21 9810,79 10049,21

Tabel 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter – Voltmeter


Ketelitian Voltmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (0,9% + 2 digit)
Ketelitian Ammeter DMM (SANWA CD711) = ± (1,4 % + 3 digit)
Teganga ∆V Arus ∆I Resitansi (𝛀)
n (V) (V) (mA) (mA) R = V/I ∆R Min. Maks.
9,94 0,11 6,77 0,12 1470 42,32 1427,68 1512,32
9,94 0,11 3,05 0,06 3260 100,21 3159,79 3360,21
9,94 0,11 0,99 0,03 10040 415,35 9624,65 10455,35

B. Analisis Data
1. Kegiatan 1 Penentuan Resistansi Secara Langsung
Untuk data 1
R1 = 1500 𝛀→ Resistansi Tertera
Toleransi tertera = 75%
Maka, Nilai toleransi = Toleransi Tertera x Resistansi Tertera
= 75% x 1500 𝛀
= 1125 𝛀
Nilai Min. = Resistansi tertera – Nilai Toleransi
= 1500 𝛀 – 75 𝛀
= 1425 𝛀
Nilai Maks. =Resistansi tertera + Nilai Toleransi
= 1500 𝛀 + 75 𝛀
= 1575 𝛀
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh nilai minimum
dan maksimum untuk data selanjutnya adalah seperti pada tabel berikut.
Tabel 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung

Resistansi Nilai Nilai Nilai


Tertera Toleransi Min. Maks.
(𝛀) (𝛀) (𝛀) (𝛀)
1500 75 1425 1575
3300 165 3135 3465
10000 500 9500 10500

2. Kegiatan 2 Penentuan Resistansi Secara Pengukuran


Ketelitian Ohmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,2 % + 5
digit)
Data 1
Resistansi Tertera (R1) = 1500 𝛀
Resistansi Terukur = 1460 𝛀
Maka, nilai toleransi = 1,2 % x 1460 𝛀
= 17,52 𝛀
Nilai terkecil dari kolom pembacaaan adalah 0,001 𝛀, sehingga
nilai toleransi dari suatu pengukuran adalah :
∆R = ± [17,52 + (0,001 x 5)] 𝛀
= ± [17,52 + 0,005] 𝛀
= ± 17,525 𝛀
Sehingga, dapat diperoleh nilai minimum dan nilai maksimum
yaitu:
Nilai minimal =Nilai Resistansi Terukur – Nilai Toleransi
= 1460 𝛀 – 17,525 𝛀
= 1442,475 𝛀
Nilai Maksimal =Nilai Resistansi Terukur +Nilai Toleransi
= 1460 𝛀 + 17,525 𝛀
= 1447,525 𝛀
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh hasil nilai
minimum dan nilai maksimum berdasarkan pengukuran dengan menggunakan
multimeter digital untuk data selanjutnya adalah seperti pada tabel berikut.
Tabel 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran

Resist Nilai Nilai


Resistansi Nilai
ansi Toler Mak
Tertera Min.
Teruk ansi s.
(𝛀) (𝛀)
ur (𝛀) (𝛀) (𝛀)
15 1442, 1447
1460 17,52
00 475 ,525
33 3220, 3299
3260 39,12
00 875 ,125
10 1004
119,1 9810,
00 9930 9,16
65 835
0 5

3. Kegiatan 3 Penentuan Resistansi Metode Ammeter – Voltmeter


Ketelitian Voltmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (0,9% +
2 digit)
Ketelitian Ammeter DMM (SANWA CD711) = ± (1,4 % +
3 digit)
Untuk data 1
R1=1500 Ω → Resistansi Tertera
Tegangan ¿ 9,94 V
Maka, ∆ V =Tegangan × ketelitian persentasi Voltmeter
¿ 9,94 V × 0,9 %
¿ 0,08946 V →0,089 V
Nilai terkecil dari kolom pembacaan adalah : 0,001 volt , sehingga
∆ V menjadi ¿ ± [ 0,089+ ( 0,001× 2 ) ] =0,091 mA
Arus ¿ 6,77 mA
Maka, ∆ I = Arus × Ketelitian persentasi Ammeter
¿ 6,77 mA ×1,4 %
¿ 0,09478 → 0,095
Nilai terkecil dari kolom pembacaan adalah : 0,001 volt , sehingga ∆ I
menjadi ¿ ± [ 0,095+ ( 0,001× 3 ) ] =0,098 mA
Resistansi
V 9,94 V
R= = =1,490 kΩ
I 6,67 mA
Rambat ralat
V
R=
I
−1
R=V I

dR= |[ ∂∂VR |dV +|∂∂IR |dI ]


−1

dR=
[| | | | ]
∂ V I −1
∂V
dV +
∂ V I −1
∂ I −1
dI

dR=[|I −1|dV +|V I −2|dI ]

∆ R=[|I −1|∆ V +|V I −2|∆ I ]

[| | | | ]
−1 −2
∆R I VI
= ∆V + ∆I
R R R

[| | | | ]
−1 −2
∆R I VI
= −1
∆V + −1
∆I
R VI VI

∆R
R
=
1
V [| | | | ]
1
∆V + ∆I
I

∆ R=
[| | | |]
∆V ∆ I
V
+
I
R

Sehingga, Untuk mencari ∆R1 adalah :


∆ R 1= |[ 0,091
9,94 |+|
6,77 |]
0,098
1,490

¿ [|0,0091549295774|+|0,0144756277695|] 1,490
¿ [|0,0236305573469|] 1,490
¿ 0,0352095304469 →0,035 Ω
Sehingga,
Nilai minimum ¿ R−∆ R
¿ 1,490 Ω−0,035 Ω
¿ 1,455 Ω
Nilai maksimum ¿ R+ ∆ R
¿ 1,490 Ω+0,035 Ω
¿ 1,525𝛀
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh nilai
resistansi, nilai toleransi, nilai minimum dan nilai maksimum untuk data
ke-2 dan ke-3 yang dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter – Voltmeter
T
e Resitansi (𝛀)
A
g
r ∆
a ∆
u I R
n V
s M
g M
( = a
a ( ∆ i
( m k
n V R n
m A V s
) .
A ) / .
(
) I
V
)
1 0 1 1
9 0 6 0
, , , ,
, , , ,
4 0 4 5
9 1 7 1
9 3 5 2
4 1 7 2
0 5 5 5
3 0 3
9 0 3 0 3
, , ,
, , , , ,
2 0 3
9 1 0 0 1
5 7 3
4 1 5 6 8
9 9 8
9 0 0 0 1 0 9 1
, , , , 0 , , 0
, ,
2 7
9 1 9 0 0 3
6 7
4 1 9 3 4 0
4 6
0 4

C. Pembahasan
Multimeter merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan
oleh para praktisi hobist dan orang yang bekerja berkaitan dengan
rangkaian listrik dan elektronika. Multimeter dapat dipergunakan untuk
mengukur besaran listrik. Seperti hambatan,arus,tegangan, karena
dirancang untuk mengukur ketiga besaran tersebut. Maka multimeter
sering disebut Avometer (Amper, Voltmeter, Ohm). Pengukuran
resistensi suatu resistor bias diukur secara langsung pada pembacaan
skala multimeter. Perlu diperhatikan untuk setiap pengukuran resistensi
pada resistor dengan menggunakan multimeter analog maupun
multimeter digital posisi saklar multimeter berada pada posisi Ohm (Ω).
Cara pengukuran tegangan DC, letakkan posisi saklar volt meter
pada posisi DC volt pada range tertentu, hasilnya dapat dilihat pada
jarum penunjuk. Begitu pula ketika kita menginginkan untuk mengukur
tegangan AC, maka letakkan posisi saklar voltmeter pada posisi AC volt.
Tegangan adalah suatu beda potensial antara dua titik yang mempunyai
perbedaan jumlah muatan dengan sat uan volt (V). Satu volt adalah
perubahan energi sebesar 1 Joule yang dialami oleh 1 coulomb muatan
listrik. Multimeter juga dapat digunakan sebagai alat ukur arus
listrik/amperemeter. Cara pemasangan amperemeter ada secara seri
terhadap beban yang akan diukur arusnya. Alat ukur amperemeter juga
mempunyai tahanan dalam seperti halnya voltmeter yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran arus suatu rangkaian. Arus listrik timbul
karena ada gerakan elektron satu arah dari suatu bahan atau zat akibat
pengaruh gaya luar, dengan satuan ampere. Satu ampere adalah jumlah
muatan listrik dari 6,24 x 1018 elektron yang mengalir melalui suatu titik
tertentu selama 1 detik. Dalam percobaan ini akan diukur arus searah
(Direct Current).
Pada praktikum ini dilakukan 3 kegiatan dengan menggunakan 3
resistor. Tujuan yang harus dipenuhi dalam percobaan ini, yakni
memahami prinsip dasar pengukuran tegangan, kuat arus dan resistansi
dengan multimeter digital dan memahami cara menentukan resistansi
sebuah resistor beserta toleransinya berdasarkan nilai tertera, pembacaan
langsung multimeter digital dan pengukuran dengan hukum Ohm. Pada
kegiatan pertama penentuan resistansi secara langsung diperoleh hasil
dari resistor secara teori, yaitu R1 = Coklat-Hijau-Merah maka diperoleh
hasil 1500 𝛀; kemudian R2 = Orange-Orange-merah-emas maka
diperoleh hasil 3300 𝛀;dan R3 = Coklat-Hitam-Orange-Emas maka
diperoleh hasil 10000 𝛀. Nilai toleransi yang dimiliki oleh masing-
masing resistansi menunjukkan kualitas dari resistor itu sendiri. Semakin
kecil nilai toleransinya maka kualitas resistor tersebut akan semakin
bagus. Adapun batas minimum dan maksimum yang diperoleh dari data
tersebut menunjukkan batas-batas untuk menggunakan resistor dalam
keadaan baik. Dari hasil yang diperoleh resistor tersebut masih layak
digunakan karena masih masuk dalam rentang nilai minimum dan
maksimumnya.
Pada kegiatan kedua, yaitu penentuan resistansi secara
pengukuran, di mana kita mengukur resistansinya menggunakan
ohmmeter, sehingga kita mendapatkan nilai untuk 𝑅1=1460 Ω, 𝑅2=3260
Ω, dan 𝑅3=9930 Ω, sedangkan untuk mencari nilai toleransinya maka
nilai pada resistor terukur dikalikan dengan nilai ketelitian ohmmeter
yaitu ± (1,2% + 5 digit ). Untuk mendapatkan nilai minimumnya yaitu
mengurangkan nilai resistansi terukur dnegan nilai toleransi, sedangkan
untuk nilai mekasimum yaitu menjumlahkan nilai resistansi terukur
dengan nilai toleransinya.
Pada kegiatan ketiga, dilakukan pengukuran terhadap tegangan
dan arus yang bertujuan untuk menentukan besarnya resistansi pada
masing-masing resistor yang digunakan. Dengan menggunakan tegangan
sumber sebesar 10 Volt maka diperoleh besarnya tegangan masing-
masing resistor adalah sama, yaitu 9,94 Volt sementara besarnya arus
yang diperoleh masing-masing 6,77 mA, 3,05 mA, dan 0,99 mA. Adapun
resistansi resistor yang diperoleh dengan menerapkan hukum ohm yaitu
R= V/I yaitu masing-masing sebesar 1,490 ohm, 3,259 ohm, dan 10,040
ohm. Sementara nilai toleransi yang diperoleh masing-masing 0,035
ohm, 0,079 ohm, dan 0,264 ohm. Persamaan dari hambatan dirambat
ralatkan, dan untuk nilai minimum yaitu nilai resistansi dikurang dengan
nilai ΔR, dan untuk nilai maksimum nilai resistansi dijumlahkan dengan
nilai ΔR. Dari hasil pengukuran tersebut dapat dilihat bahwa semakin
tinggi nilai resistansi/ hambatan yang digunakan maka besarnya tegangan
dan kuat arus akan semakin kecil. Besarnya hambatan yang diperoleh
dengan hukum ohm sudah mendekati nilai resistansi yang tertera
sehingga layak untuk digunakan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Multimeter dapat dipergunakan untuk mengukur besaran listrik. Seperti
hambatan,arus,tegangan, karena dirancang untuk mengukur ketiga besaran
tersebut. Maka multimeter sering disebut Avometer (Amper, Voltmeter,
Ohm). Untuk pengukuran tegangan (v) dipasang secara parallel dengan
komponen atau rangkaian yang akan diukur tegangannya. Untuk
mengukur kuat arus maka digunakan amperemeter yang dipasang secara
seri dengan rangkaian yang besarnya arus akan diukur. Sementara untuk
pengukuran resistansi yaitu besar resistansi yang dimiliki oleh masing-
masing resistor sebagai dasar untuk membatasi arus listrik dalam
rangkaian.
2. Menentukan resistansi sebuah resistor beserta toleransinya berdasarkan
nilai tertera, pembacaan langsung multimeter digital dan pengukuran
dengan hukum Ohm dengan menghitung gelang-gelang warna pada
resistor berdasarkan ketentuan yang berlaku dan pembacaan langsung
multimeter digital dan pengukuran dengan hukum Ohm (R=V/I).
B. Saran
1. Asisten, agar lebih memperhatikan dan memantau praktikan agar
melakukan pengambilan data dengan benar dan tepat sehingga kesalahan
yang diperoleh tidak terlalu besar.
2. Praktikan, agar lebih konsentrasi dalam mengambil data dengan baik dan
memperhatikan dengan jelas asisten saat menjelaskan saat berlangsungnya
praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA

Hariyanto, Didik. 2009. Studi Penentuan Nilai Resistor Menggunakan Seleksi


Warna Model Hsi Pada Citra 2D. Jurnal Telkomnika :7 (1). ISSN: 1693-
6930.
Hidayat K, Itmi., dan Latiful H. 2014. Perancangan dan Implementasi Alat Ukur
Tegangan, Arus Dan Frekuensi Listrik Arus Bolak-Balik Satu Fasa
Berbasis Personal Komputer. Techno, ISSN 1410 – 8607, Volume 15 (1):
21 – 31.
Martias. 2017. Penerapan Dan Penggunaan Alat Ukur Multimeter Pada
Pengukuran Komponen Elektronika. Jurnal Konferensi Nasional Ilmu
Sosial & Teknologi (Knist), 3(1): 222-226.
Schultz, Mitchel E. (2007). Grob’s Basic Electronics. New York: McGraw-Hill, a
business unit of The McGraw-Hill Companies.
Uli, R., M. Delina., B. Heryanto. (2016). Pengukuran Dan Analisa Data Kalibrasi
Voltmeter Dengan Multi Product Calibrator. Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fisika, 5(1): 157-158.
Yohandri., dan Asrizal. 2016. Eleltronika Dasar 1 : Komponen, Rangkaian, dan
Aplikasi. Jakarta : Kencana.

Anda mungkin juga menyukai