Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi Variabel
1. Variabel Manipulasi : Potensiometer Box, R1 (Ω)
2. Variabel Respon : Panjang Kawat, L1 (cm), Panjang Kawat, L2 (cm)
3. Variabel Kontrol : Tegangan, V (Volt)
B. Definisi Operasional Variabel
1. Potensiometer box (R₁) adalah besarnya nilai hambatan yang dimiliki oleh
potensiometer untuk menghambat aliran listrik pada rangkaian Resistansi
potensiometer diperoleh melalui pengukuran menggunakan multimeter
digital sebagai ohmmeter Resistansi memiliki satuan ohm (Ω).
2. Panjang Kawat L1 dan L2, adalah nilai yang diperoleh dari kawat pada saat
praktikum, dengan satuan centimeter (cm).
3. Tegangan, V (Volt), besarnya tegangan yang ditunjukkan pada power
supply yang diukur menggunakan voltmeter dengan satuan volt (V).
C. Alat dan Bahan
1. Galvanometer 1 Buah
2. Potensiometer Box (R1) 1 Buah
3. Sumber Tegangan 1 Buah
4. Resistor Tetap (Rx) 1 Buah
5. Kawat Jembatan + Skala Metrik 100 cm 1 Buah
6. Kabel Penghubung 10 Buah
7. Multimeter Digital 1 Buah
D. Prosedur Kerja
1. Sistem jembatan Wheatstone dirakit seperti pada gambar berikut.

Gambar 3.1.Rangkaian Jembatan Wheatstone


2. Tegangan sumber diatur pada 5 Vdc.
3. Ujung penunjuk posisi disentuhkan pada kawat sambil memperhatikan
penunjukkan jarum pada Galvanometer. Penting: jika yang ditunjukkan
jarum Galvanometer penyimpangan melebihi nilai maksimum kiri atau
kanan, tegangan sumber diturunkan hingga jarum Galvanometer berada
pada posisi antara maksimum dan titik nol.
4. Kemudian, dilakukan langkah pertama untuk pengambilan data pertama
dengan indikator posisi digeser pada sepanjang kawat hingga jarum
Galvanometer menunjukkan angka nol. Posisi ini disebut posisi
kesetimbangan. Posisi ujung indikator mengacu pada titik nol dicatat.
5. Nilai Potensiometer Box diubah dan langkah ke 4 dilakukan hingga
diperoleh 10 trial data.
E. Teknik Analisis Data
1. Untuk skema jembatan wheatstone yang digunakan, memenuhi keadaan
setimbang jika memenuhi hubungan sebagai berikut:
𝑅1 × 𝐿2 = 𝑅𝑥 × 𝐿1 …(3.1)

2. Dari persamaan 3.1 dapat menentukan nilai resistansi tahanan Rx


𝑅1 × 𝐿2 = 𝑅𝑥 × 𝐿1
𝑅1 × 𝐿2
𝑅𝑥 =
𝐿1
𝑅𝑥 = 𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1 …(3.2)

3. Pengukuran ketidakpastian
𝑅𝑥 = 𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1

𝛿𝑅𝑥 𝛿𝑅𝑥 𝛿𝑅𝑥


𝛿𝑅𝑥 = [| | 𝛿𝑅1 + | | 𝛿𝐿2 + | | 𝛿𝐿1 −1 ]
𝛿𝑅1 𝛿𝐿2 𝛿𝐿1

𝛿𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1 𝛿𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1
𝛿𝑅𝑥 = [| | 𝛿𝑅1 + | | 𝛿𝐿2
𝛿𝑅1 𝛿𝐿2
𝛿𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1
+| | 𝛿𝐿1 −1 ]
𝛿𝐿1

Δ𝑅𝑥 = [|𝐿2 𝐿1 −1 |Δ𝑅1 + |𝑅1 𝐿1 −1 |Δ𝐿2 + |𝑅1 𝐿2 𝐿1 −2 |Δ𝐿1 ]


Δ𝑅𝑥 𝐿2 𝐿1 −1 𝑅1 𝐿1 −1 𝑅1 𝐿2 𝐿1 −2
= [| | Δ𝑅1 + | | Δ𝐿2 + | | Δ𝐿1 ]
𝑅𝑥 𝑅𝑥 𝑅𝑥 𝑅𝑥

Δ𝑅𝑥 𝐿2 𝐿1 −1 𝑅1 𝐿1 −1 𝑅1 𝐿2 𝐿1 −2
= [| | Δ𝑅1 + | | Δ𝐿2 + | | Δ𝐿1 ]
𝑅𝑥 𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1 𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1 𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1

Δ𝑅𝑥 1 1 1
= [| | Δ𝑅1 + | | Δ𝐿2 + | 1 | Δ𝐿1 ]
𝑅𝑥 𝑅1 𝐿2 𝐿1

Δ𝑅𝑥 Δ𝑅1 Δ𝐿2 Δ𝐿1


= [| |+| | + | 1 |]
𝑅𝑥 𝑅1 𝐿2 𝐿1

Δ𝑅1 Δ𝐿2 Δ𝐿1


Δ𝑅𝑥 = [| |+| | + | 1 |] 𝑅𝑥
𝑅1 𝐿2 𝐿1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
𝑉𝑆 = │5,00 ± 0,01│𝑉𝑜𝑙𝑡
Rteori = │1200±60│𝛺
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Nilai Hambatan dan Panjang Kawat
No. 𝑹𝟏 (𝛀) 𝑳𝟏 (𝒄𝒎) 𝑳𝟐 (𝒄𝒎)
1. |1010 ± 60| |46,0 ± 0,1| |54,0 ± 0,1|
2. |2030 ± 70| |63,0 ± 0,1| |37,0 ± 0,1|
3. |3000 ± 80| |71,0 ± 0,1| |29,0 ± 0,1|
4. |4200 ± 90| |77,0 ± 0,1| |23,0 ± 0,1|
5. |5010 ± 110| |81,0 ± 0,1| |19,0 ± 0,1|

B. Analisis Data
1. Rteori = │1200±60│𝛺
2. Secara Praktikum
Untuk R x1 = |1010 ± 60| 𝛺

𝐿1 = |46,0 ± 0,1| 𝑐𝑚

𝐿2 = |54,0 ± 0,1| 𝑐𝑚

𝑅1 × 𝑙2 = 𝑅𝑋 × 𝑙1

𝑅1 × 𝑙2
𝑅𝑋 =
𝑙1
(1010 𝛺) × (54 𝑐𝑚)
𝑅𝑋 =
(46 𝑐𝑚)
54.540 𝛺 𝑐𝑚
𝑅𝑋 =
46 𝑐𝑚
𝑅𝑋 = 1.185,652173913 𝛺
𝑅𝑥 = 𝑅1 𝑙2 𝑙1−1
𝛿𝑅𝑥 𝛿𝑅𝑥 𝛿𝑅𝑥
𝛿𝑅𝑥 = [| | 𝛿𝑅1 + | | 𝛿𝐿2 + | | 𝛿𝐿1 −1 ]
𝛿𝑅1 𝛿𝐿2 𝛿𝐿1
𝛿𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1 𝛿𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1
𝛿𝑅𝑥 = [| | 𝛿𝑅1 + | |𝛿
𝛿𝑅1 𝛿𝐿2
𝛿𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1
+| | 𝛿𝐿1 −1 ]
𝛿𝐿1

Δ𝑅𝑥 = [|𝐿2 𝐿1 −1 |Δ𝑅1 + |𝑅1 𝐿1 −1 |Δ𝐿2 + |𝑅1 𝐿2 𝐿1 −2 |Δ𝐿1 ]

Δ𝑅𝑥 𝐿2 𝐿1 −1 𝑅1 𝐿1 −1 𝑅1 𝐿2 𝐿1 −2
= [| | Δ𝑅1 + | | Δ𝐿2 + | | Δ𝐿1 ]
𝑅𝑥 𝑅𝑥 𝑅𝑥 𝑅𝑥

Δ𝑅𝑥 𝐿2 𝐿1 −1 𝑅1 𝐿1 −1 𝑅1 𝐿2 𝐿1 −2
= [| | Δ𝑅1 + | | Δ𝐿2 + | | Δ𝐿1 ]
𝑅𝑥 𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1 𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1 𝑅1 𝐿2 𝐿1 −1

Δ𝑅𝑥 1 1 1
= [| | Δ𝑅1 + | | Δ𝐿2 + | 1 | Δ𝐿1 ]
𝑅𝑥 𝑅1 𝐿2 𝐿1

Δ𝑅𝑥 Δ𝑅1 Δ𝐿2 Δ𝐿1


= [| |+| | + | 1 |]
𝑅𝑥 𝑅1 𝐿2 𝐿1

Δ𝑅1 Δ𝐿2 Δ𝐿1


Δ𝑅𝑥 = [| |+| | + | 1 |] 𝑅𝑥
𝑅1 𝐿2 𝐿1

60 𝛺 0,1 𝑐𝑚 0,1 𝑐𝑚
∆𝑅𝑥 = [| |+| |+| |] 1.185,652173913 𝛺
1010 𝛺 54 𝑐𝑚 46 𝑐𝑚
∆𝑅𝑋 = {|0,059| + |0,001| + |0,002|}1.185,652173913 𝛺
∆𝑅𝑋 = {0,062}1.185,652173913 𝛺
∆𝑅𝑋 = 73,5104347826 𝛺
∆𝑅𝑋
𝐾𝑅 = × 100 %
𝑅𝑋
73,5104347826 𝛺
𝐾𝑅 = × 100 %
1.185,652173913 𝛺
𝐾𝑅 = 6,2%
DK = 100% - KR
DK = 100% - 6,2%
DK = 93,8%
𝑅𝑥𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 − 𝑅𝑥𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = | |
𝑅𝑥𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
1.185,652173913 𝛺 − 1.200 𝛺
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = | |
1.200 𝛺
%error = 0,99
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Nilai Hambatan Menggunakan Sistem Jembatan
Wheatstone
No Hambatan Panjang Panjang Hambatan %
𝑅1 (Ω) kawat 𝑙1 (𝑐𝑚) kawat 𝑙2 (𝑐𝑚) 𝑅𝑥 (Ω) error
1. |1010 ± 60| |46,0 ± 0,1| |54,0 ± 0,1| |1185 ± 73| 0,99
2. |2030 ± 70| |63,0 ± 0,1| |37,0 ± 0,1| |1192 ± 44| 0,01
3. |3000 ± 80| |71,0 ± 0,1| |29,0 ± 0,1| |1225 ± 37| 0,02
4. |4200 ± 90| |77,0 ± 0,1| |23,0 ± 0,1| |1254 ± 32| 0,04
5. |5010 ± 110| |81,0 ± 0,1| |19,0 ± 0,1| |1175 ± 32| 0,02

C. Pembahasan
Praktikum Jembatan Wheatstone kali ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui prinsip kerja/konsep sistem jembatan wheatstone dan
menentukan nilai hambatan sebuah resistor dengan menggunakan metode
Jembatan Wheatstone. Sebagaimana kita ketahui, Jembatan Wheatstone merupakan
sebuah metode pengukuran sebuah tahanan yang tidak diketahui nilainya dengan
membandingkan tahanan yang sudah diketahui nilainya. Percobaan ini
menggunakan galvanometer sebagai indicator yang menunjukkan kesetimbangan
pada saat menentukan nilai hambatan Rx dimana G adalah nol. Galvanometer
merupakan instrument sangat peka dan dapat mengukur arus yang sangat lemah.
Galvanometer terdiri atas sebuah komponen kecil berlilitan banyak yang
ditempatkan dalam sebuah medan magnet begitu rupa sehingga garis-garis medan
akan menimbulkan kopel pada kumparan apabila melalui kumparan ini ada arus.
Selain itu, pada perobaan ini juga dilakukan pengukuran Rx dengan
multimeter untuk mendapatkan hasil yang setara pada metode Jembatan
Wheatstone. Variable-variable yang dicari pada percobaan ini adalah panjang L1
dan panjang L2 serta nilai hambatan Rx dengan R1 sudah diketahui nilainya.
Pengambilan data dilakukan sebanyak lima kali pengulangan untuk masing-masing
variable.
Prinsip kerja dari percobaan ini dengan memanfaatkan Hukum Kirchoff 1
tentang arus masuk sama dengan arus keluar, sehingga dapat diketahui nilai R
(hambatan yang belum diketahui) karena ini sama saja bahwa arus pada kedua
ujung kumparan itu sama besar dan seimbang, sehingga mengakibatkan nilai nol
pada alat tersebut. Prinsip ini dapat dilakukan dengan cara menggeserkan kontak
logam pada kawat. Hukum Kirchoff 2, hukum ini menjelaskan jembatan dalam
keadaan seimbang karena besar arus pada kedua ujung galvanometer sama besar
sehingga saling meniadakan. Pada percobaan ini, galvanometer berperan sebagai
detektor nol.
Pada percobaan yang dilakukan diketahui nilai Rteori yaitu │1200±60│𝛺
dengan tegangan (Vs) sebesar│5,00 ± 0,01│𝑉𝑜𝑙𝑡. Pada percobaan pertama dengan
menggunakan resistor sebesar |1010±60| Ω dan setelah melakukan analisis
diperoleh nilai resistor Rx1 sebesar |1185±73| Ω. Pada resistor kedua yaitu
|2030±70| Ω setelah dianalisis diperoleh nilai Rx2 sebesar |1192±44| Ω. Sama
halnya dengan resistor berikutnya diperoleh nilai Rx yang tidak jauh berbeda
dengan Rteori. Selain itu, persen error yang diperoleh dari hasil analisis yaitu 0,99%.
Persen error ini mengartikan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan tidaklah jauh
dari nilai teori.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Prinsip kerja dari percobaan ini dengan memanfaatkan Hukum Kirchoff 1
tentang arus masuk sama dengan arus keluar, sehingga dapat diketahui nilai
R (hambatan yang belum diketahui) karena ini sama saja bahwa arus pada
kedua ujung kumparan itu sama besar dan seimbang, sehingga
mengakibatkan nilai nol pada alat tersebut. Prinsip ini dapat dilakukan
dengan cara menggeserkan kontak logam pada kawat. Hukum Kirchoff 2,
hukum ini menjelaskan jembatan dalam keadaan seimbang karena besar
arus pada kedua ujung galvanometer sama besar sehingga saling
meniadakan. Percobaan ini menggunakan galvanometer sebagai indicator
yang menunjukkan kesetimbangan pada saat menentukan nilai hambatan Rx
dimana G adalah nol. Galvanometer merupakan instrument sangat peka dan
dapat mengukur arus yang sangat lemah.
2. Untuk nilai Rx yang diperoleh dari persamaan 𝑅1 × 𝐿2 = 𝑅𝑥 × 𝐿1 sehingga
nilai Rx yang diperoleh adalah sebesar |1185±73| Ω, |1192±44| Ω,
|1225±37| Ω, |1254±32| Ω, dan |1175±32| Ω dengan persen error (% error)
sebesar 0,99%.
B. Saran
1. Asisten, agar lebih memperhatikan dan memantau praktikan agar melakukan
pengambilan data dengan benar dan tepat
2. Praktikan, agar lebih konsentrasi dalam mengambil data dengan baik dan
memperhatikan dengan jelas asisten saat menjelaskan saat berlangsungnya
praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan data.
3. Laboran, agar lebih memperhatikan alat-alat yang ada pada laboratorium agar
dapat berfungsi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai