2022
MESIN ATWOOD (PULLEY)
Abstrak
Mesin atwood adalah suatu sistem mekanis paling sederhana yang dapat digunakan dalam berbagai
bidang .Dalam kehidupan sehari hari kita bisa menemui penerapan prinsip mesin atwood pada kerja lift.
Sederhananya alat ini terusun atas seutas tali yang dihubungkan dengan sebuah katrol, dimana pada
ujung tali dikaitkan massa beban m1 dan m2. Jika massa benda m1 dan m2 sama (m1=m2), maka
keduanya akan diam. Akan tetapi jika massa benda m2 lebih besar dari pada massa benda m1 (m2>m1),
maka massa m1 akan tertarik oleh massa benda
BAB I
PENDAHULUAN
Mekanika Netwon sering disebut sebagai mekanika klasik karena perintis berbagai prinsip
dasar dalam mempelajari kinematika, khususnya dinamika, kinematika hingga prinsip usaha,
energi dan momentum kesemuanya menggunakan prinsip Hukum Newton. Mekanika Newton
atau mekanika klasik adalah teori tentang gerak yang didasarkan pada konsep massa dan gaya
dan hukum-hukum yang menghubungkan konsep-konsep fisis ini dengan besaran kinematika
dan dinamika. (Putra, V, G, V & Purnomosari E, 2015).
Mekanika newton atau mekanika klasik adalah bagian dari ilmu fisika mengenai gaya yang
bekerja pada suatu benda.dan jugasebagai prinsip dasar untuk mempelajari kinematika (benda
bergerak),dinamika(benda yang terpengaruh gaya)dan statika (benda diam) dengan
menggunakan hukum newton. Mekanika klasik ini menghasilkan hasil yang sangat akurat
dalam kehidupan sehari hari.
Bagian mekanika klasik yang akan dibahas saat ini adalah kinematika dan dinamika serta
prinsip usaha, energi dan momentum yang berkerja pada mesin atwood.
BAB II
DASAR TEORI
Mesin Atwood
Mesin atwood adalah suatu sistem mekanis paling sederhana yang dapat digunakan dalam
berbagai bidang. Dalam menganalisis mesin atwood, dapat digunakan rumus sebagai berikut
(Putra, V.G.V dan Purnomosari E, 2015)
ΣF = (m + M1 )α = Mα … (1)
𝑀𝑔 − 𝑇1 = 𝑀𝛼 … (2)
ΣF = M2 α … (3)
𝑇2 − 𝑀2 𝑔 = 𝑀2 𝛼 … (4)
lα
Σr = … (5)
r
lα
𝑇2 − 𝑇2 = … (6)
r2
Substitusi persamaan (6), (4) ke persamaan (2) maka didapatkan bahwa
𝑚
𝑎= 𝑔 … (7)
𝑙𝑎
𝑀1 + 𝑚 + 𝑀2 + 2
𝑟
Untuk menentukan momen inersia silinder pejal, maka dapat digunakan rumus seperti berikut.
1
𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚 = ∬ 𝑟 2 𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃 = 𝑚𝑟 2 … (8)
2
Untuk menentukan percepatan secara eksperimen dapat digunakan persamaan gerak jatuh
bebas yaitu
1 2
ℎ= 𝑎𝑡 … (9)
2
2ℎ
𝑎= … (10)
𝑡2
𝜕𝑎 𝜕𝑎 2 4
∆𝑎 = | ∆ℎ| + | ∆𝑡| = | 2 ∆ℎ| + | 3 ∆𝑡| … (11)
𝜕ℎ 𝜕𝑡 𝑡 𝑡
Pesawat Atwood merupakan alat peraga Praktikum Fisika yang memodelkan gerak
lurus dengan bantuan katrol dan beban. Nama Pesawat Atwood ditemukan oleh saintis
berkebangsaan Inggris yaitu George Atwood (1746-1807). Pesawat Atwood terdiri atas dua
buah beban dengan massa yang sama, dan dihubungkan dengan tali bermassa kecil. Tali
dihubungkan dengan katrol bermassa kecil dan hampir bebas gesekan.Alat ini awalnya
digunakan untuk mempelajari konsep gerak dan mengukur percepatan gravitasi bumi (g).
Percobaan fisika menggunakan Pesawat Atwood, gerak benda relatif lambat, gerak beban
dipercepat, digunakan untuk memahami hukum Newton II tentang gerak. Percepatan sistem
pada Pesawat Atwood bergantung pada dua peubah gaya (gaya F, dan massa M, dengan a =
F/M). satu peubah dijaga dengan besaran tetap, sementara besaran lainnya besarnya diubah-
ubah. Dengan membuat berat yang tidak seimbang, beban akan bergerak dipercepat, satu beban
bergerak ke atas dan satu beban yang diberi beban tambahan bergerak ke bawah. Resultan
percepatan diukur dari data percobaan dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan
menggunakan hukum Newton II tentang gerak.
TUJUAN
METODE EKSPERIMEN
CARA KERJA
Hasil Pengamatan:
Keterangan Data
l tali ± Δl 21 ± 0,001 cm
T ± ΔT 0,98 ± 0,05 detik
Ms ± ΔMs 70,5 ± 0,5 gram
m ± Δm 4 ± 0,5 gram
M1 ± ΔM1 2,0 ± 0,5 gram
M2 ± ΔM2 7,6 ± 0,5 gram
h ± Δh 10 ± 0,001 cm
t ± Δt 1,4 ± 0,05 detik
Perhitungan:
• Percepatan Gravitasi
𝑙
𝑔=
𝑇
( )2
2𝜋
0,21
𝑔=
0,98 2
( )
2.3,14
0,21
𝑔=
(0,156)2
0,21
𝑔=
0,024
𝑔 = 8,75 𝑚/𝑠 2
1 2
∆𝑔 = | 2 ∆𝑙| + |𝑙 (2𝜋 2 ) ∆𝑇|
𝑇 𝑇3
(2𝜋)
1
∆𝑔 = | 0,001| + |0,21 (2. 3,142 ), 0,05|
0,98 2
(2.3,14)
∆𝑔 = |0,04| + |0,88|
∆𝑔 = 0,921 𝑚/𝑠 2
𝑚
𝑎=
1
𝑀1 + 𝑚 + 𝑀2 + 2 𝑀𝑠
4
𝑎=
70,5
2,0 + 4 + 7,6 + 2
4
𝑎= 9,5
48,85
𝑎 = 0,769 𝑚⁄ 2
𝑠
Ralat Percepatan Secara Teori
𝑚
∆𝑎 = ∆𝑔
𝑀𝑠
𝑀1 + 𝑚 + 𝑀2 + 2
4
∆𝑎 = 0,921
70,5
2,0 + 4 + 7,6 +
2
4
∆𝑎 = 0,921
48,85
∆𝑎 = 0,081 𝑋 0,921
∆𝑎 = 0,0746 𝑚⁄ 2
𝑠
2.0,1
𝑎=
(1,4)2
𝑎 = 0,102 𝑚⁄ 2
𝑠
2 4ℎ
∆𝑎 = | 2
∆ℎ| + | 3 ∆𝑡|
𝑡 𝑡
2 4.0,1
∆𝑎 = | 0,001| + | 0,05|
(1,4)2 (1,4)3
∆𝑎 = |0,001| + |0,007|
∆𝑎 = 0,008
BAB V
KESIMPULAN
Hasil dari eksperimen yang telah saya lakukan ini memperlihatkan bahwa data yang saya
peroleh yaitu :
Pengukuran tunggal
Hasil pengukuran eksperimen dan hasil teori memperlihatkan hasil yang tidak jauh berbeda.
SARAN
Kesabaran, ketelitian dan ketekunan ketika praktikum sangat diperlukan karena mempengaruhi
hasil data. Dalam melakukan eksperimen berulang atau tidak hanya satu kali untuk
menghasilkan data yang lebih akurat.
BAB VI
DAFTAR PUSAKA
1. Putra V.G.V dan Purnomosari E. Pengantar Eksperimen Fisika (untuk SMA/SI). CV.
Mulia Jaya, Yogyakarta 2015
2. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=203316