Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

MESIN ATWOOD (PULLEY) & TEORI RALAT

Nama : Ayu Nabila Faiqoh


NPM : 22410054
Group : 1T3
Dosen : Dr. Valentinus Galih V.P

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2022
MESIN ATWOOD (PULLEY)

Ayu Nabila Faiqoh(22410054), Teknik Tekstil, Politeknik STTTekstil Bandung


E-mail : ayunabilafaiqoh@gmail.com
Phone : 085871113992

Abstrak

Mesin atwood adalah suatu sistem mekanis paling sederhana yang dapat digunakan dalam berbagai
bidang .Dalam kehidupan sehari hari kita bisa menemui penerapan prinsip mesin atwood pada kerja lift.
Sederhananya alat ini terusun atas seutas tali yang dihubungkan dengan sebuah katrol, dimana pada
ujung tali dikaitkan massa beban m1 dan m2. Jika massa benda m1 dan m2 sama (m1=m2), maka
keduanya akan diam. Akan tetapi jika massa benda m2 lebih besar dari pada massa benda m1 (m2>m1),
maka massa m1 akan tertarik oleh massa benda
BAB I

PENDAHULUAN

Mekanika Netwon sering disebut sebagai mekanika klasik karena perintis berbagai prinsip
dasar dalam mempelajari kinematika, khususnya dinamika, kinematika hingga prinsip usaha,
energi dan momentum kesemuanya menggunakan prinsip Hukum Newton. Mekanika Newton
atau mekanika klasik adalah teori tentang gerak yang didasarkan pada konsep massa dan gaya
dan hukum-hukum yang menghubungkan konsep-konsep fisis ini dengan besaran kinematika
dan dinamika. (Putra, V, G, V & Purnomosari E, 2015).

Mekanika newton atau mekanika klasik adalah bagian dari ilmu fisika mengenai gaya yang
bekerja pada suatu benda.dan jugasebagai prinsip dasar untuk mempelajari kinematika (benda
bergerak),dinamika(benda yang terpengaruh gaya)dan statika (benda diam) dengan
menggunakan hukum newton. Mekanika klasik ini menghasilkan hasil yang sangat akurat
dalam kehidupan sehari hari.

Bagian mekanika klasik yang akan dibahas saat ini adalah kinematika dan dinamika serta
prinsip usaha, energi dan momentum yang berkerja pada mesin atwood.
BAB II

DASAR TEORI

Mesin Atwood

Mesin atwood adalah suatu sistem mekanis paling sederhana yang dapat digunakan dalam
berbagai bidang. Dalam menganalisis mesin atwood, dapat digunakan rumus sebagai berikut
(Putra, V.G.V dan Purnomosari E, 2015)

Gambar-1 Mesin Atwood


(Putra, V.G.V dan Purnomosari,E.2015.)

Ditinjau pergerakan pada massa m dan M1

ΣF = (m + M1 )α = Mα … (1)

𝑀𝑔 − 𝑇1 = 𝑀𝛼 … (2)

Tinjau pergerakan massa M2

ΣF = M2 α … (3)

𝑇2 − 𝑀2 𝑔 = 𝑀2 𝛼 … (4)


Σr = … (5)
r


𝑇2 − 𝑇2 = … (6)
r2
Substitusi persamaan (6), (4) ke persamaan (2) maka didapatkan bahwa

𝑚
𝑎= 𝑔 … (7)
𝑙𝑎
𝑀1 + 𝑚 + 𝑀2 + 2
𝑟

Untuk menentukan momen inersia silinder pejal, maka dapat digunakan rumus seperti berikut.

1
𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚 = ∬ 𝑟 2 𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃 = 𝑚𝑟 2 … (8)
2

Untuk menentukan percepatan secara eksperimen dapat digunakan persamaan gerak jatuh
bebas yaitu

1 2
ℎ= 𝑎𝑡 … (9)
2

2ℎ
𝑎= … (10)
𝑡2

Dengan ralat percepatan adalah

𝜕𝑎 𝜕𝑎 2 4
∆𝑎 = | ∆ℎ| + | ∆𝑡| = | 2 ∆ℎ| + | 3 ∆𝑡| … (11)
𝜕ℎ 𝜕𝑡 𝑡 𝑡

Pesawat Atwood merupakan alat peraga Praktikum Fisika yang memodelkan gerak
lurus dengan bantuan katrol dan beban. Nama Pesawat Atwood ditemukan oleh saintis
berkebangsaan Inggris yaitu George Atwood (1746-1807). Pesawat Atwood terdiri atas dua
buah beban dengan massa yang sama, dan dihubungkan dengan tali bermassa kecil. Tali
dihubungkan dengan katrol bermassa kecil dan hampir bebas gesekan.Alat ini awalnya
digunakan untuk mempelajari konsep gerak dan mengukur percepatan gravitasi bumi (g).
Percobaan fisika menggunakan Pesawat Atwood, gerak benda relatif lambat, gerak beban
dipercepat, digunakan untuk memahami hukum Newton II tentang gerak. Percepatan sistem
pada Pesawat Atwood bergantung pada dua peubah gaya (gaya F, dan massa M, dengan a =
F/M). satu peubah dijaga dengan besaran tetap, sementara besaran lainnya besarnya diubah-
ubah. Dengan membuat berat yang tidak seimbang, beban akan bergerak dipercepat, satu beban
bergerak ke atas dan satu beban yang diberi beban tambahan bergerak ke bawah. Resultan
percepatan diukur dari data percobaan dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan
menggunakan hukum Newton II tentang gerak.

TUJUAN

1. Mampu menggunakan teori ralat dalam melakukan eksperimen


2. Mampu menggunakan percobaan mesin atwood untuk menentukan percepatan sistem.
3. Mampu menyusun penulisan ilmiah.
BAB III

METODE EKSPERIMEN

ALAT DAN BAHAN

1. Seperangkat mesin atwood


2. Massa beban
3. Stopwatch
4. Penggaris
5. Timbangan neraca ohaus
6. Bandul
7. Alat tulis

CARA KERJA

1. Ditentukan percepatan gravitasi.


2. Ditentukan ketinggian awal ho sebelum diberikan massa m.
3. Ditentukan massa waktu dengan stopwatch dan ketinggian h (pengukuran tunggal).
4. Untuk pengukuran menggunakan metode grafik, maka ditentukan ketinggian awal ho
sebelum diberikan massa m.
5. Ditentukan waktu dengan stopwatch saat ketinggian h dan ketinggian divariasi dan
ditentukan waktu.
6. Diplot grafik ketinggian terhadap waktu t.
7. Diukur massa m, Mkatrol dan juga M1, M2.
8. Dicobakan untuk jenis batang lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan:

Keterangan Data
l tali ± Δl 21 ± 0,001 cm
T ± ΔT 0,98 ± 0,05 detik
Ms ± ΔMs 70,5 ± 0,5 gram
m ± Δm 4 ± 0,5 gram
M1 ± ΔM1 2,0 ± 0,5 gram
M2 ± ΔM2 7,6 ± 0,5 gram
h ± Δh 10 ± 0,001 cm
t ± Δt 1,4 ± 0,05 detik

Perhitungan:

• Percepatan Gravitasi
𝑙
𝑔=
𝑇
( )2
2𝜋

0,21
𝑔=
0,98 2
( )
2.3,14

0,21
𝑔=
(0,156)2

0,21
𝑔=
0,024
𝑔 = 8,75 𝑚/𝑠 2

Ralat Percepatan Gravitasi

1 2
∆𝑔 = | 2 ∆𝑙| + |𝑙 (2𝜋 2 ) ∆𝑇|
𝑇 𝑇3
(2𝜋)

1
∆𝑔 = | 0,001| + |0,21 (2. 3,142 ), 0,05|
0,98 2
(2.3,14)

∆𝑔 = |0,04| + |0,88|

∆𝑔 = 0,921 𝑚/𝑠 2

• Percepatan Secara Teori

𝑚
𝑎=
1
𝑀1 + 𝑚 + 𝑀2 + 2 𝑀𝑠

4
𝑎=
70,5
2,0 + 4 + 7,6 + 2

4
𝑎= 9,5
48,85

𝑎 = 0,769 𝑚⁄ 2
𝑠
Ralat Percepatan Secara Teori

𝑚
∆𝑎 = ∆𝑔
𝑀𝑠
𝑀1 + 𝑚 + 𝑀2 + 2

4
∆𝑎 = 0,921
70,5
2,0 + 4 + 7,6 +
2

4
∆𝑎 = 0,921
48,85
∆𝑎 = 0,081 𝑋 0,921
∆𝑎 = 0,0746 𝑚⁄ 2
𝑠

• Percepatan Secara Eksperimen


2ℎ
𝑎=
𝑡2

2.0,1
𝑎=
(1,4)2

𝑎 = 0,102 𝑚⁄ 2
𝑠

Ralat Percepatan Secara Eksperimen

2 4ℎ
∆𝑎 = | 2
∆ℎ| + | 3 ∆𝑡|
𝑡 𝑡

2 4.0,1
∆𝑎 = | 0,001| + | 0,05|
(1,4)2 (1,4)3

∆𝑎 = |0,001| + |0,007|

∆𝑎 = 0,008
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Hasil dari eksperimen yang telah saya lakukan ini memperlihatkan bahwa data yang saya
peroleh yaitu :

Pengukuran tunggal

(𝑎 ± ∆𝑎)𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 = (0,102 ± 0,008) m⁄ 2


s

(𝑎 ± ∆𝑎𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖) = (0,769 ± 0,0746) m⁄ 2


s

Hasil pengukuran eksperimen dan hasil teori memperlihatkan hasil yang tidak jauh berbeda.

SARAN
Kesabaran, ketelitian dan ketekunan ketika praktikum sangat diperlukan karena mempengaruhi
hasil data. Dalam melakukan eksperimen berulang atau tidak hanya satu kali untuk
menghasilkan data yang lebih akurat.
BAB VI

DAFTAR PUSAKA

1. Putra V.G.V dan Purnomosari E. Pengantar Eksperimen Fisika (untuk SMA/SI). CV.
Mulia Jaya, Yogyakarta 2015
2. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=203316

Anda mungkin juga menyukai